Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEBIJAKAN MONETER SELAMA TAHUN 1997-2003

DOSEN PENGAMPU : Rizki Febri Eka Pradini M.Pd

Disusun oleh :
Muheimin (2042400017)
Ghufron Ar-Rahman (2042400006)

FAKULTAS SOSIAL HUMANIORA


PROGRAM STUDI EKONOMI
UNIVERSITAS NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO
Jln. PP Nurul Jadid, Dusun Tj. Lor, Karanganyar, Kec. Paiton, Probolinggo, Jawa Timur
67291
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas hadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan
dan bantuan dari pihak lain, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Karena itu, sudah
sepantasnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan dan bimbingan kepada kami setiap saat.
Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan
makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi.
Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini dapat berguna bagi kita semua.
Paiton, 28 Mei 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4

A. Latar Belakang.........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5
A. Pengertian................................................................................................................5
B. Tujuan......................................................................................................................6
C. Jenis-Jenis Kebijakan Moneter................................................................................7
D. Instrumen Kebijakan Moneter.................................................................................8
E. Kebijakan moneter selama 1997-2003....................................................................9
BAB III PENUTUP...........................................................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cepatnya proses integrasi perekonomian Indonesia ke dalam perekonomian
global ternyata tidak mampu diikuti oleh infrastruktur perekonomian (sektor usaha,
sektor keuangan/perbankan, perangkat hukum dan pemerintahan) Indonesia.
Perangkat kelembagaan bagi bekerjanya ekonomi pasar yang efisien ternyata belum
tertata dengan baik. Konsekuensinya, ekonomi Indonesia menjadi sangat rentan
terhadap gejolak eksternal sebagaimana telah terjadipada pertengahan tahun 1997.
Di satu sisi, keterbukaan perekonomian dengan sistem devisa bebas dan
berbagai langkah deregrdasi yang ditempuh pemerintah telah memberikan manfaat
yang besar bagi perkembangan perekonomian domestik. Dalam beberapa tahun
sebelum krisis, dinamisme perekonomian Indonesia cukup tinggi dengan laju inflasi
yang cenderung menurun dan surplus neraca pembayaran dalam jumlah besar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kebijakan moneter?
2. Apa tujuan dari kebijakan moneter?
3. Apa saja jenis kebijakan moneter?
4. Instrumen apa saja dalam kebijakan moneter?
5. Bagaimana keadaan ekonomi dalam krisis moneter tahun 1997 hingga 2003?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian kebijakan moneter
2. Mengetahui tujuan kebijakan moneter
3. Tahu jenis-jenis dari kebijakan moneter
4. Paham intrumen kebijakan moneter
5. Mengetahui keadaan ekonomi dalam krisis moneter pada tahun 1997 hingga 2003

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kebijakan moneter merupakan proses mengatur persediaan uang sebuah
negara untuk mencapai tujuan tertentu misalnya menahan inflasi, mencapai pekerja
penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan pengaturan standar
bunga pinjaman, “margin requirement“, kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak
sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan
pemerintah lain. Kebijakan ini diambil oleh pemerintah dalam rangka menunjang
aktivitas ekonomi melalui berbagai hal yang berkaitan dengan penetapan jumlah
peredaran uang di masyarakat. Singkatnya Kebijakan moneter adalah suatu kebijakan
yang diambil oleh bank sentral dengan tujuan memelihara dan menstabilkan mata
uang agar perekonomian negara tersebut tidak anjlok dengan penetapan suku bunga.
Adapun pengertian kebijakan moneter menurut para ahli ialah :
 Muana Nanga
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh otoritas moneter
dengan mengendalikan jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga untuk
mempengaruhi tingkat permintaan agregat dan mengurangi ketidakstabilan
ekonomi.
 Boediono Moneter
Kebijakan moneter adalah tindakan pemerintah melalui Bank Sentral untuk
mempengaruhi dalam situasi makro yang dilaksanakan yaitu dengan
menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan penawaran barang sehingga
inflasi dapat dikendalikan, tercapainya kesempatan kerja penuh dan
kelancaran suplai atau distribusi barang.
 M. Natsir
Monetary policy adalah segala tindakan atau upaya bank sentral untuk
mempengaruhi perkembangan variabel moneter (uang beredar, nilai tukar,
suku bunga, dan suku bunga kredit) untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
 Perry Warjiyo
Kebijakan moneter adalah kebijakan otoritas moneter atau bank sentral dalam
bentuk agregat moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan ekonomi
yang dilakukan dengan memperhatikan siklus aktivitas ekonomi, sifat
ekonomi suatu negara dan faktor ekonomi fundamental lainnya.
5
B. Tujuan
Sebagaimana yang dijelaskan dalam UU No. 3 Tahun 2004 tentang Kebijakan
Moneter Bank Indonesia, tujuan kebijakan moneter yang utama yakni menjaga
kestabilan nilai rupiah. Demi mewujudkan hal tersebut, banyak aspek yang
berpengaruh dalam pengambilan keputusan kebijakan moneter Bank Indonesia.
Tetapi tidak selalu terpaku dengan satu tujuan karena tujuan kebijakan moneter tidak
statis, namun bersifat dinamis karena selalu disesuaikan dengan kebutuhan
perekonomian suatu negara. Adapun beberapa tujuan dari kebijakan moneter sebagai
berikut :
1. Stabilitas Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi suatu negara harus berjalan dengan terkontrol
dan berkelanjutan. Hal ini dapat diwujudkan melalui keseimbangan arus
barang/jasa dengan peredaran uang. Oleh karena itu, tujuan kebijakan moneter
adalah menjaga stabilitas ekonomi melalui pengaturan dan penetapan terkait
peredaran uang di masyarakat.
2. Mengendalikan Inflasi
Agar inflasi dapat ditekan, maka Bank Indonesia menetapkan
kebijakan bertujuan mengurangi uang yang beredar di masyarakat dan
menjaga ketersediaan uang di bank. Sehingga, salah satu tujuan kebijakan
moneter adalah mengendalikan inflasi.
3. Meningkatkan Lapangan Pekerjaan
Tujuan kebijakan moneter Bank Indonesia berikutnya yaitu
meningkatkan lapangan pekerjaan. Kestabilan peredaran uang membuat
aktivitas produksi meningkat. Dengan naiknya kegiatan produksi, maka
diperlukan sumber daya manusia dalam pengelolaannya. Sehingga hal ini
mampu menyerap tenaga kerja dengan ketersediaan lapangan pekerjaan.
Peningkatan produksi biasanya diikuti dengan perbaikan nasib para
karyawan ditinjau dari segi upah maupun keselamatan kerja. Perbaikan upah
dan keselamatan kerja akan meningkatkan taraf hidup karyawan dan pada
akhirnya kemakmuran dapat tercapai.
4. Kestabilan harga
Ketika harga stabil maka menumbuhkan rasa percaya masyarakat
terhadap tingkat harga sekarang dan di masa mendatang. Sehingga tingkat

6
daya beli antar periode tetap sama. Kestabilan harga ini bisa diatur melalui
keseimbangan peredaran uang, permintaan barang, dan produksi barang.
5. Menjaga Keseimbangan Neraca Pembayaran Internasional
Kebijakan moneter tidak hanya berpengaruh terhadap aktivitas
ekonomi dalam negeri saja, namun juga luar negeri. Salah satu tujuan
kebijakan moneter adalah menjaga keseimbangan neraca pembayaran
Internasional. Hal ini dapat diwujudkan melalui kestabilan jumlah barang
ekspor dan impor sama besarnya. Oleh sebab itu, tak heran pemerintah sering
melakukan devaluasi dalam hal ini.
6. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Seluruh dampak atas kebijakan moneter diharapkan mampu
mendorong pertumbuhan ekonomi. Sebab demi mencapai tujuan tersebut,
diperlukan berbagai kesuksesan tiap komponen. Misalnya seperti, tersedia
lapangan pekerjaan, kontrol tingkat inflasi, aktivitas produksi dan permintaan
barang, dan lainnya.
C. Jenis-Jenis Kebijakan Moneter
Terdapat dua jenis kebijakan moneter yang dapat diambil sebagai langkah
untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar. Kebijakan tersebut adalah kebijakan
moneter ekspansif dan kebijakan moneter kontraktif :
1. Kebijakan moneter ekspansif
Kebijakan Moneter Ekspansif sering disebut kebijakan uang Longgar
(easy money policy) ialah jenis kebijakan moneter yang melakukan
pengelolaan dan pengaturan peredaran uang dalam aktivitas ekonomi disebut
sebagai kebijakan moneter ekspansif. Dalam hal ini, tujuan utamanya
meningkatkan peredaran uang di masyarakat sehingga roda perekonomian
meningkat.
Caranya dengan menurunkan suku bunga, membeli sekuritas
pemerintah oleh bank sentral, dan menurunkan persyaratan cadangan untuk
bank. Kebijakan ekspansif juga akan menurunkan tingkat pengangguran dan
merangsang aktivitas bisnis atau kegiatan belanja konsumen. Kebijakan ini
mampu meningkatkan daya beli (permintaan) masyarakat dan mengurangi
jumlah pengangguran pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi.
Kebijakan moneter ekspansif juga mempengaruhi tingkat pengangguran di
suatu negara.

7
2. Kebijakan Moneter Kontraktif
Kebijakan ini diambil sebagai langkah mengurangi peredaran uang di
masyarakat saat terjadi inflasi. Hal ini diwujudkan melalui penjualan obligasi
pemerintah, peningkatan suku bunga bank, dan meningkatkan persyaratan
cadangan untuk bank.
D. Instrumen Kebijakan Moneter
Ukuran utama sebagai variabel makro ekonomi yaitu tingkat pengangguran
dan inflasi, terdapat beberapa instrumen kebijakan moneter, diantaranya adalah :
1. Kebijakan Diskonto (Discount Rate)
Kebijakan diskonto merupakan instrumen kebijakan moneter yang
mengukur melalui tingkat suku bunga bank. Kondisi dimana bank-bank umum
meminjamkan dana kepada bank Indonesia selaku bank sentral membuat
peredaran jumlah uang teratur. Ketika peredaran uang harus ditingkatkan,
maka bank Indonesia menurunkan suku bunga pinjaman. Sebaliknya, suku
bunga kredit bank akan dinaikkan ketika peredaran uang harus dikurangi.
2. Operasi Pasar Terbuka
Ketika pemerintah mengontrol peredaran uang melalui penjualan atau
pembelian surat-surat berharga milik pemerintah, maka yang dijadikan
instrumen kebijakan moneter adalah operasi terbuka. Saat bank Indonesia
ingin mengurangi peredaran uang, maka pemerintah menjual surat berharga.
Sebaliknya, ketika peredaran uang harus ditingkatkan, maka pemerintah
membeli surat berharga.
3. Kebijakan Rasio Cadangan Wajib
Selanjutnya, instrumen kebijakan moneter adalah rasio cadangan
wajib. Saat Bank Indonesia ingin mengurangi cadangan kas uang bank, maka
uang diedarkan di masyarakat melalui pinjaman. Sementara, bila cadangan kas
uang bank harus ditambah, uang yang beredar di masyarakat ditarik dengan
peningkatan suku bunga tabungan.
4. Penetapan Suku Bunga Acuan
Dalam mencapai tujuan kebijakan moneter, maka bank Indonesia
memiliki wewenang dalam mengendalikan peredaran uang melalui suku
bunga. Besaran suku bunga yang ditetapkan oleh bank Indonesia akan menjadi
acuan bank umum di seluruh Indonesia dalam menjalankan aktivitasnya. Oleh
karena itu, instrumen kebijakan moneter adalah penetapan suku bunga acuan.

8
5. Imbauan Moral
Terakhir instrumen kebijakan moneter adalah imbauan moral. Dalam
hal ini, Bank Indonesia selaku bank sentral menghimbau seluruh bank umum
untuk menjalankan kebijakan penurunan atau peningkatan suku bunga
pinjaman.
E. Kebijakan moneter selama 1997-2003
Krisis moneter yang melanda Indonesia pada awal Juli 1997, yakni lumpuhnya
kegiatan ekonomi karena semakin banyak perusahaan yang tutup dan meningkatnya
jumlah pekerja yang menganggur. Memang krisis ini tidak seluruhnya disebabkan
karena terjadinya krisis moneter saja, karena sebagian diperberat oleh berbagai
musibah nasional yang datang secara bertubi-tubi di tengah kesulitan ekonomi seperti
kegagalan panen padi di banyak tempat karena musim kering yang panjang dan
terparah selama 50 tahun terakhir, hama, kebakaran hutan secara besar-besaran di
Kalimantan dan peristiwa kerusuhan yang melanda banyak kota pada pertengahan
Mei 1998. Kajian yang dilakukan Bank Dunia “Indonesia: Rapid Growth, Weak
Institutions” (2004) menyebutkan bahwa enam tahun setelah krisis, PDB Indonesia
belum sepenuhnya pulih dari level sebelum krisis. PDB per kapita masih 10% di
bawah level 1997. “Hingga akhir 2003, lebih dari enam tahun setelah krisis Asia,
Indonesia menjadi eks negara krisis terakhir yang berhasil lulus dari program
stabilisasi yang didukung IMF,” tulis laporan Bank Dunia tersebut.
1. Krisis 1997 -1998
a. Penyebab Krisis Moneter
Beberapa penyebab terjadinya krisis moneter pada tahun 1997 sampai
1998 :
 Sistem devisa yang bebas tanpa pengawasan memadai. Ketika itu
Indonesia menganut devisa bebas, sehingga nilai rupiah konvertibel.
 Masyarakat bebas membuka rekening valas untuk luar negeri dan
dalam negeri.
 Perusahaan tidak dapat membayar utang jatuh tempo beserta bunganya.
 Nilai mata uang rupiah relatif melemah terhadap dolar AS, dan
membuat nilainya terlalu tinggi.
 Sistem bank di Indonesia saat itu lemah, sehingga berdampak pada
meningkatnya utang luar negeri.

9
 Situasi politik yang memanas pada 1998, turut berdampak pada kondisi
ekonomi.
b. Dampak Krisis Moneter
Krisis moneter mengakibatkan nilai mata uang rupiah melemah pada
1998. Selain itu, krisis moneter juga berdampak pada berbagai bidang
kehidupan. Berikut dampak krisis moneter pada Indonesia:
 Harga Bahan Pokok Naik
Turunnya nilai tukar mata uang rupiah, mengakibatkan harga
bahan pokok naik. Kenaikan bahan pokok membuat masyarakat
kehilangan daya beli. Beberapa barang sulit ditemukan hingga
harganya melambung tinggi. Kenaikan harga ini membuat protes
masyarakat terjadi di mana saja. Advertisement.
 Banyak Perusahaan Bangkrut
Krisis moneter mengakibatkan perusahaan tidak mampu
membayar dan memakai bahan baku impor. Beberapa perusahaan tidak
mampu membayar utang. Akhirnya mereka membutuhkan mata uang
dolar Amerika Serikat untuk membeli bahan baku karena rupiah
menurun. Hal ini berdampak pada pengurangan pekerja di perusahaan.
Akhirnya berdampak pada kemiskinan dan pengangguran tinggi.
Naiknya kebutuhan bahan pokok membuat kebutuhan biaya hidup
semakin tinggi.
 Bank di Indonesia Mengalami Kredit Macet
Mengutip dari Gramedia.com, bank di Indonesia mengalami
kredit macet karena turunnya nilai tukar rupiah. Kredit ini berdampak
pada kegagalan bisnis dan utang. Pemerintah memutuskan untuk
menyelamatkan perekonomian dengan cara menggabungkan beberapa
bank. Pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional
(BPPN). Tujuan pembentukan ini untuk mengawasi bank yang
bermasalah.
 Terjadi Demo Besar-besaran
Tahun 1998, mahasiswa di seluruh Indonesia menggelar protes
hingga terjadi bentrokan. Aksi protes ini terjadi di pertengahan 1998
sampai akhir tahun. Aksi demonstrasi menuntut Presiden Soeharto
untuk mengundurkan diri. Pada 21 Mei 1998, Presiden Soeharto
10
mengumumkan undur diri menjadi presiden. Setelah pengumuman
tersebut, jabatan presiden digantikan oleh B.J. Habibie.
 Hilangnya Kepercayaan Negara Asing
Krisis moneter membuat investor asing kehilangan
kepercayaan. Investor asing ini dapat menanamkan modal di
perusahaan dalam negeri, apabila nilai tukar rupiah sesuai dengan
harga pasar. Tetapi, menurunnya nilai mata uang mengakibatkan
investor tidak lagi percaya. Mengakibatkan beberapa perusahaan
gulung tikar.
 Kerusakan dan Penjarahan
Order baru dan krisis moneter mengakibatkan kerusuhan
warga, mahasiswa, dan aparat. Aksi protes mengakibatkan
pertumpahan darah hingga menewaskan beberapa mahasiswa.
Kemarahan masyarakat mengakibatkan penjarahan barang besar-
besaran. Terjadi perampokan di beberapa daerah. Selain itu terjadi
kasus pelanggaran HAM dan isu rasisme.
c. Upaya pemerintah
 1 November 1997, pencabutan izin usaha 16 bank
 26 Januari 1998, penerapan program penjaminan pemerintah dan
pendirian badan penyehatanperbankan nasional
 13 maret 1998, penghentian kegiatan usaha tertentu bank-bank
 Mei, pengambil alihan bank-bank oleh pemerintah
 Mei dan agustus, pembekuan operasional sejumlah bank
 4 juni 1998, tercapai kesepakatan Frankfurt untuk restukturisasi utang
swasta
 Akhir 1998, identifikasi bank-bank berdasarkan kriteria rekapitalisasi
2. Pasca moneter 1998 sampai 2003
Awalnya pada 31 Oktober 1997, Indonesia menandatangani Letter of Intent
atau LoI yang pertama dengan IMF sebagai wujud kesepakatan IMF untuk
membantu memulihkan Indonesia. Kesepakatan itu berujung keputusan IMF
untuk memberikan bantuan senilai SpecialDrawingRights atau SDR 7.338 juta
kepada pemerintah Indonesia pada 5 November 1997. Pencairan pertama senilai
SDR 2.200 juta atau sekitar 3.040 dolar AS. Dengan LoI yang pertama, keadaan

11
keuangan Indonesia masih belum pulih. Lalu terjadilah LoI kedua yang
ditandatangani Presiden Soeharto pada 15 Januari 1998. Pinjaman IMF tersebut
kemudian dicairkan secara bertahap hingga 2003. Semua utang tersebut sudah
lunas pada Oktober 2006 di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Krisis moneter pada tahun 1997 hingga 1998, terjadi karena beberapa
penyebab diantaranya, sistem devisa yang bebas tanpa pengawasan memadai,
masyarakat bebas membuka rekening valas untuk luar negeri dan dalam negeri,
perusahaan tidak dapat membayar utang jatuh tempo beserta bunganya, nilai mata
uang rupiah relatif melemah terhadap dolar AS, sistem bank di Indonesia saat itu
lemah, dan situasi politik yang memanas pada 1998.
Bermula pada tanggal 31 Oktober 1997, Indonesia menandatangani Letter of
Intent atau LoI. LoI yang pertama, keadaan keuangan Indonesia masih belum pulih.
Pinjaman IMF tersebut kemudian dicairkan secara bertahap hingga 2003. Pada tahun
1999 hingga 2003 adalah masa-masa pemulihan pasca krisis moneter.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/kebijakan-moneter/
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/07/27/kebijakan-moneter-adalah
https://money.kompas.com/read/2022/04/09/094811226/kebijakan-moneter-definisi-jenis-
tujuan-dan-istrumennya?page=all
https://www.bmeb-bi.org/index.php/BEMP/article/view/183
https://tirto.id/bagaimana-sulitnya-indonesia-keluar-dari-krisis-moneter-1997-1998-f7aP
file:///C:/Users/acer/Downloads/183-Article%20Text-311-1-10-20150715.pdf
https://fiskal.kemenkeu.go.id/files/berita-kajian/file/Pola%20Krisis%20Ekonomi.pdf
https://www.researchgate.net/publication/
228723786_Krisis_Moneter_Indonesia_Sebab_Dampak_Peran_IMF_dan_Saran
https://katadata.co.id/intan/berita/620b718b6068c/penyebab-dan-dampak-krisis-moneter-
masa-reformasi-1998
file:///C:/Users/acer/Downloads/Erma%20Idayanti.pdf
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/03/07/berapa-utang-indonesia-ke-imf-saat-
krisis-1998

14

Anda mungkin juga menyukai