Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENAWARAN UANG DAN KEGIATAN EKONOMI NEGARA

Disusun untuk memenuhi UAS mata kuliah Ekonomi Makro

Dosen Pengampu : Diyah Ariyani, S.E.I., M.A.

Disusun Oleh :

Muhammad Najmudin Nailul Author (63020220167)

Rofiatul Ulya (63020220178)

PRODI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA

2023

1
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat, karunia, dan petunjuk-Nya. Karenanya kami dapat menyelesaikan tugas
penyusunan Makalah yang berjudul “Penawaran Uang dan Kegiatan Ekonomi Negara”.

Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan wawasan yang berguna
bagi pembaca dalam memahami topik yang dibahas, semoga makalah ini dapat menjadi
kontribusi dalam memperluas pengetahuan dan pemahaman kita tentang Penawaran Uang
dan Kegiatan Ekonomi Negara.

Harapan kami, dengan adanya makalah ini, dapat memberikan inspirasi dan pemikiran
baru dalam upaya memajukan bidang ekonomi makro. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, dengan segala kerendahan hati saran dan kritik sangat kami
harapkan dari para pembaca demi meningkatkan kualitas penyusunan makalah dimasa
mendatang.

Salatiga, 03 Juli 2023

Penyusun

2
Daftar isi

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2

Daftar isi.....................................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................4

C. TUJUAN PENULISAN..................................................................................................5

BAB II........................................................................................................................................6

PEMBAHASAN........................................................................................................................6

A. Konsep Penawaran Uang................................................................................................6

B. PENAWARAN UANG DAN HARGA MENURUT PANDANGAN KLASIK............7

C. KRITIK-KRITIK KEATAS TEORI KUANTITAS UANG..........................................11

D. TEORI KEUANGAN KEYNES...................................................................................12

E. UANG DAN KEGIATAN EKONOMI MENURUT PANDANGAN KEYNES.........16

F. KEBIJAKAN MONETER DAN KEGIATAN EKONOMI..........................................18

BAB III.....................................................................................................................................20

PENUTUP................................................................................................................................20

A. KESIMPULAN.............................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................21

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penawaran uang adalah jumlah uang yang tersedia di dalam perekonomian
sutau negara pada suatu waktu tertentu. Konsep ini menjadi dasar dalam pengaturan
kebijakan moneter oleh bank sentral, yang berperan penting dalam mengendalikan
inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas keuangan. Penawaran uang yang tidak
seimbang dapat mengakibatkan dampak negatif pada perekonomian, seperti inflasi
yang tinggi, ketidakstabilan haga, dan ketidakppstian ekonomi.

Kaitannya dengan kegiatan ekonnoomi negara, penawaran uang memiliki


peran yang signifikan. Perubahan dalam penawaran uang dapat mempengaruhi tingkat
suku bunga, pengeluaran konsumen, investasii perusahaan, dan permintaan agregat
secara keseluruhan. Dalam konteks ini, pemahaman yang mendalam tentang
penawaran uang dan kegiatan ekonomi negara menjadi kunci dalam mengambil
keputusan ekonomi yang tepat guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Konsep Penawaran Uang?


2. Bagaimana penawaran uang dan harga menurut pandangan klasik?
3. Bagaimana Kritik-Kritik Keatas Teori Kuantitas Uang
4. Bagaimana teori keuangan keynes?
5. Bagaimana uang dan kegiatan ekonomi menurut pandangan keynes?
6. Bagaimana kebijakan moneter dan kegiatan ekonomi?

4
C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui bagaimana penawaran uang dan harga menurut pandangan klasik.
2. Mengetahui Bagaimana Konsep Penawaran Uang
3. mengetahui Kritik-Kritik Keatas Teori Kuantitas Uang
4. Untuk mengetahui bagaiman teori keuangan keynes.
5. Untuk mengetahui bagaimana uang dan kegiatan ekonomi menurut pandangan
keynes.
6. Untuk mengetahui kebijakan moneter dan kegiatan ekonomi.

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. Konsep Penawaran Uang

Penawaran uang merujuk pada jumlah uang yang tersedia dalam perekonomian suatu
negara pada suatu waktu tertentu. Konsep penawaran uang sangat penting dalam analisis
ekonomi karena dapat mempengaruhi berbagai aspek kegiatan ekonomi, seperti inflasi,
pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas moneter.
Ada beberapa komponen yang membentuk penawaran uang, yaitu:
1. Uang tunai (base money): Merupakan uang yang berada dalam bentuk fisik, seperti
koin dan kertas mata uang, dan beredar di masyarakat.
2. Deposito berjangka (time deposits): Merupakan simpanan yang ditempatkan pada
lembaga keuangan dengan jangka waktu tertentu dan biasanya memiliki tingkat suku
bunga yang lebih tinggi daripada simpanan giro.
3. Simpanan giro (demand deposits): Merupakan simpanan yang dapat ditarik setiap saat
oleh pemiliknya. Simpanan giro umumnya ditempatkan pada lembaga perbankan dan
dapat digunakan untuk melakukan transaksi sehari-hari melalui cek, kartu debit, atau
transfer elektronik.
Penawaran uang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Kebijakan moneter: Tindakan yang diambil oleh bank sentral dalam mengatur
pasokan uang melalui kebijakan suku bunga, pembelian dan penjualan surat berharga,
atau perubahan persyaratan cadangan bank.
2. Aktivitas perbankan: Aktivitas pemberian kredit oleh bank dan keputusan nasabah
untuk menyimpan uang dalam bentuk deposito atau simpanan giro dapat
mempengaruhi penawaran uang.
3. Kebijakan fiskal: Kebijakan pemerintah terkait pengeluaran dan pendapatan, seperti
perubahan dalam anggaran belanja atau pajak, dapat berdampak pada penawaran
uang.
4. Kondisi ekonomi dan tingkat suku bunga: Tingkat pertumbuhan ekonomi, inflasi,
tingkat suku bunga, dan ekspektasi inflasi juga dapat mempengaruhi keputusan
individu dan lembaga dalam memegang uang tunai atau menyimpannya dalam bentuk
deposito.

6
Penting untuk memantau penawaran uang dalam perekonomian karena perubahan dalam
penawaran uang dapat berdampak pada berbagai variabel ekonomi, seperti tingkat inflasi,
tingkat suku bunga, tingkat pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas keuangan. Bank sentral
biasanya menggunakan instrumen kebijakan moneter untuk mengendalikan penawaran
uang agar sesuai dengan target inflasi dan tujuan kebijakan ekonomi negara.

B. PENAWARAN UANG DAN HARGA MENURUT PANDANGAN KLASIK

Menurut pandangan klasik, penawaran uang tidak memiliki pengaruh langsung


terhadap tingkat harga dalam jangka panjang. Pandangan klasik didasarkan pada konsep
"neutrality of money," yang menyatakan bahwa perubahan dalam penawaran uang hanya
mempengaruhi variabel ekonomi nyata (real) seperti tingkat output dan lapangan kerja,
bukan tingkat harga.
Argumen utama di balik pandangan klasik tentang netralitas uang adalah sebagai
berikut:
a. Hukum Harga: Pandangan klasik meyakini bahwa harga barang dan jasa
ditentukan oleh pertemuan antara penawaran dan permintaan di pasar. Jika
penawaran uang meningkat secara umum di seluruh perekonomian, hal itu akan
menyebabkan kenaikan harga semua barang dan jasa dalam jumlah yang
proporsional, sehingga daya beli uang akan tetap tidak berubah. Dalam pandangan
ini, peningkatan harga disebabkan oleh perubahan dalam penawaran dan
permintaan riil (output dan barang), bukan karena perubahan dalam penawaran
uang.
b. Fleksibilitas Harga: Klasik percaya bahwa harga dan upah akan beradaptasi dengan
cepat dan fleksibel untuk mencapai keseimbangan pasar dalam jangka panjang.
Jika penawaran uang meningkat, harga-harga akan naik, tetapi dalam jangka
panjang, kenaikan ini akan dikompensasi oleh penyesuaian harga dan upah,
sehingga tingkat harga kembali ke tingkat semula.
c. Ketenangan Ekspektasi: Pandangan klasik berasumsi bahwa para agen ekonomi
memiliki ekspektasi yang rasional dan menyesuaikan perilaku mereka dengan
perubahan dalam lingkungan ekonomi. Dengan demikian, ketika penawaran uang
meningkat, orang akan mengantisipasi kenaikan harga dan menyesuaikan perilaku
dan ekspektasi mereka, sehingga efek jangka panjang pada harga menjadi netral.

7
Meskipun pandangan klasik menekankan netralitas uang dalam jangka panjang,
penting untuk diingat bahwa dalam jangka pendek, perubahan dalam penawaran uang
dapat memiliki dampak pada variabel ekonomi seperti output riil, tingkat suku bunga, dan
tingkat pengangguran. Selain itu, beberapa ekonom modern berpendapat bahwa netralitas
uang mungkin tidak selalu berlaku, terutama dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil atau
ketika ekonomi menghadapi ketidakseimbangan agregat.

Dalam konteks teori keuangan klasik, terdapat dua bentuk teori yang dibedakan: Teori
Kuantitas Uang (Quantity Theory of Money) dan Teori Sisa Tunai (Cash Balance
Theory).

1. Teori Kuantitas Uang (Quantity Theory of Money):


Teori Kuantitas Uang, juga dikenal sebagai Quantity Theory of Money, adalah sebuah
teori dalam ekonomi yang menghubungkan penawaran uang dengan tingkat harga dalam
perekonomian. Teori ini memiliki asal-usul yang panjang dan telah diperdebatkan oleh
berbagai ekonom selama bertahun-tahun. Dalam pandangan klasik, Teori Kuantitas Uang
menyatakan bahwa terdapat hubungan langsung dan proporsional antara penawaran uang
yang beredar dan tingkat harga.
Teori Kuantitas Uang dapat dirumuskan sebagai berikut:
MV = PT
Di mana:
M merupakan penawaran uang dalam perekonomian.
V merupakan kecepatan sirkulasi uang, yaitu frekuensi uang digunakan dalam transaksi.
P merupakan tingkat harga rata-rata dalam perekonomian.
T merupakan jumlah transaksi yang terjadi dalam perekonomian

Rumus tersebut menyatakan bahwa penawaran uang yang beredar (M) dikalikan dengan
kecepatan sirkulasi uang (V) akan sama dengan tingkat harga rata-rata (P) dikalikan
dengan jumlah transaksi yang terjadi (T).

Dalam teori ini, diasumsikan bahwa kecepatan sirkulasi uang dan jumlah transaksi adalah
konstan dalam jangka pendek. Oleh karena itu, jika penawaran uang meningkat tanpa
perubahan signifikan pada kecepatan sirkulasi uang dan jumlah transaksi, maka tingkat
harga secara proporsional akan naik.

8
Dalam pandangan klasik, penawaran uang dianggap sebagai faktor penentu utama inflasi
dalam jangka panjang. Meningkatnya penawaran uang secara berlebihan akan
menyebabkan terlalu banyak uang beredar dibandingkan dengan barang dan jasa yang
tersedia, yang pada gilirannya akan menyebabkan kenaikan harga. Dalam hal ini,
penawaran uang dianggap sebagai faktor pendorong inflasi dan perubahan harga.

Contoh:
Misalkan dalam suatu perekonomian T =500
Penawaran uang 200 dan laju peredaran uang adalah 5.
Berdasarkan teori kuantiras, tingkat harga adalah Rp.2
MV=PT
200 X 5 = 500P
1000=500P
P=1000/500
P=2
Aakah akan terjadi kepada tingkat harga apabila penawaran uang meningkat sebanyak
25%, yaitu dari 200 menjadi 250?
Dengan menggunakan persamaan teori kuantitas akan dapat dilihat bahwa tingkat harga
akan mengalami kenaikan sebanyak 25%, yaitu dari RP.2 menjadi Rp.2,50
MV=PT
250x5=500P
1250=500p
P= 1250/500
P=2,5
Terdapat variasi dari persamaan yang disebut sebagai persamaan kuantitas uang atau
persamaan Fisher. Persamaan tersebut sering dinyatakan sebagai MVP = Y
di mana:
M adalah penawaran uang dalam perekonomian,
V adalah kecepatan sirkulasi uang (velocity of money), yaitu frekuensi uang digunakan
dalam transaksi,
P adalah tingkat harga rata-rata dalam perekonomian,
Y adalah output atau pendapatan riil dalam perekonomian.

9
Persamaan tersebut menyatakan bahwa penawaran uang (M) dikalikan dengan kecepatan
sirkulasi uang (V) akan sama dengan tingkat harga rata-rata (P) dikalikan dengan output
riil (Y). Dalam interpretasi yang sederhana, persamaan ini menggambarkan bahwa nilai
uang yang beredar (M x V) setara dengan nilai total barang dan jasa yang diproduksi (P x
Y) dalam perekonomian.

Persamaan ini memberikan dasar teoretis untuk hubungan antara penawaran uang, tingkat
harga, dan output riil dalam teori kuantitas uang. Jika penawaran uang meningkat, tetapi
kecepatan sirkulasi uang dan output riil tidak berubah, maka tingkat harga cenderung naik.
Sebaliknya, jika penawaran uang menurun, ceteris paribus, tingkat harga akan cenderung
menurun juga.

Persamaan ini membantu menjelaskan hubungan antara variabel ekonomi utama dalam
konteks teori kuantitas uang. Namun, perlu dicatat bahwa persamaan ini merupakan
simplifikasi dan tidak memasukkan faktor-faktor kompleks yang mempengaruhi
perekonomian sebenarnya.

2. Teori Sisa Tunai (Cash Balance Theory):


Teori Sisa Tunai, juga dikenal sebagai Cash Balance Theory, merupakan sebuah teori
yang menjelaskan preferensi individu terhadap memegang uang tunai sebagai bagian dari
portofolio kekayaan mereka. Teori ini berfokus pada pertimbangan individu terhadap sisa
uang tunai yang mereka pegang setelah memenuhi kebutuhan transaksi sehari-hari.

Menurut Teori Sisa Tunai, individu memiliki keinginan untuk memegang sejumlah
uang tunai sebagai likuiditas yang tersedia untuk keperluan mendesak atau transaksi yang
akan datang. Preferensi ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tingkat pendapatan,
tingkat suku bunga, dan tingkat harga barang.

Dalam konteks teori ini, terdapat dua konsep utama yang terkait:
a) Permintaan Sisa Tunai: Permintaan sisa tunai merujuk pada jumlah uang tunai
yang diinginkan oleh individu setelah memenuhi kebutuhan transaksi sehari-hari.
Permintaan ini dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor ekonomi seperti
tingkat pendapatan dan tingkat suku bunga. Jika individu memiliki lebih banyak

10
pendapatan atau jika suku bunga lebih rendah, maka mereka cenderung memiliki
permintaan sisa tunai yang lebih tinggi.
b) Keseimbangan Sisa Tunai: Keseimbangan sisa tunai tercapai ketika jumlah uang
tunai yang dipegang oleh individu sesuai dengan preferensi mereka. Dalam kondisi
keseimbangan, individu merasa nyaman dengan jumlah uang tunai yang mereka
pegang dan tidak ada dorongan untuk menambah atau mengurangi jumlah tersebut.
Teori Sisa Tunai menyatakan bahwa perubahan dalam penawaran uang dapat
mempengaruhi tingkat harga melalui pengaruhnya terhadap preferensi individu terhadap
memegang uang tunai. Jika penawaran uang meningkat, individu akan memiliki lebih
banyak uang tunai relatif terhadap aset lainnya. Hal ini dapat mendorong individu untuk
meningkatkan pengeluaran dan permintaan, yang pada gilirannya dapat menyebabkan
peningkatan harga.

C. KRITIK-KRITIK KEATAS TEORI KUANTITAS UANG

1. Pemisalan Bahwa T Adalah Tetap Kurang Tepat


Asumsi ini erat hubunganya dengan keyakinan bahwa perekonomian selalu
mencapai tingkat kesempatan kerja penuh
2. Laju Peredaran Uang Tidak Selalu Tetap Dalam Jangka Pendek Dan Jangka
Panjang
3. Hubungan Diantara Penawaran Uang Dan Harga Adalah Lebuh Rumit Dari Yang
Di Terangkan Oleh Teori Kuantitas.
Apabila ekonomi menghadapi masalah pengangguran, persamaan MV=PT
tidak dapat digunakan untuk menerangkan bagaimana perubahan penawaran
uang akan mempengaruhi harga dan jumlah produksi barang dan jasa.
Adakah harga tetap dan jumlah produksi bertambah menguikuti pertumbuhan
penawaran uang?
Adakah P dan T akan bertambah? Atau, Adakah T tetap tidak berubah dan P
bertambah?
4. Teori kuantitas hanya memperhatikan fungsi uang sebahgai alat untuk melicinkan
kegiatan tukar- menukar dan transaksi dengan menggunakan uang.
Dalam persamaan MV=PT masyarakat dianggap meminta uang untuk tujuan
membiayai transaksi saja berdasarkan persamaan MV=PT harga-harga akan

11
tetap stabil apabila kenaikan T sebanyak 5% diikuti oleh pertambahan M
sebanyak 5% juga. Ini menunjukan persamaan MV=PT menganggap uang
hanya digunakan untuk tujuan transaksi jual beli barang. Dalam teori kynes
uang digunakan juga untuk tujuan berjaga-jaga dan spekulasi.
5. Teori kuantitas mengabaikan efek perubahan penawaran uang keatas suku bunga.

D. TEORI KEUANGAN KEYNES

Sebenarnya, Teori Keuangan Keynes, atau lebih tepatnya dikenal sebagai Teori
Kehilangan Kekuasaan Beli (Theory of Liquidity Preference), lebih menekankan pada dua
aspek utama, yaitu tujuan masyarakat untuk memegang uang (likuiditas) dan pengaruh
tingkat bunga terhadap preferensi likuiditas. Namun, teori ini juga memberikan
pemahaman tentang hubungan antara perubahan penawaran uang dan kegiatan ekonomi
secara keseluruhan. Berikut adalah penjelasan singkat tentang ketiga hal tersebut:
a) Tujuan Masyarakat untuk Memegang Uang (Likuiditas): Teori Keuangan
Keynes menjelaskan bahwa masyarakat memiliki keinginan untuk memegang
uang tunai sebagai cadangan likuiditas untuk memenuhi kebutuhan transaksi
sehari-hari dan menghadapi ketidakpastian masa depan. Keinginan untuk
memegang uang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pendapatan, tingkat suku
bunga, ekspektasi ekonomi, dan ketidakpastian.
Tujuan-tujuan memegang uang
dalam analisis Keynes, masyarakat meminta (memegang) uang untuk tiga
tujuan yang berbeda. Berikut adalah penjelasan singkat tentang tiga tujuan
permintaan uang tersebut:

1) Permintaan Uang untuk Transaksi: Permintaan uang untuk transaksi


mencakup kebutuhan masyarakat akan uang tunai untuk memenuhi
pembelian barang dan jasa sehari-hari. Ini termasuk pembayaran rutin
seperti membeli makanan, membayar tagihan, atau melakukan transaksi
harian lainnya. Permintaan uang untuk transaksi bergantung pada tingkat
pengeluaran konsumen dan pendapatan individu. Semakin tinggi
pengeluaran konsumen, semakin besar permintaan uang untuk transaksi.

12
2) Permintaan Uang untuk Berjaga-Jaga: Permintaan uang untuk berjaga-
jaga terkait dengan keinginan individu untuk memegang uang tunai
sebagai cadangan untuk menghadapi ketidakpastian dan kejadian tak
terduga di masa depan. Ini mencakup situasi darurat, pengeluaran yang
tidak terduga, atau ketidakpastian ekonomi yang membuat individu ingin
memiliki cadangan likuiditas. Permintaan uang untuk berjaga-jaga
cenderung meningkat ketika masyarakat merasa tidak aman atau
khawatir tentang masa depan.
3) Permintaan Uang untuk Spekulasi: Permintaan uang untuk spekulasi
terkait dengan keinginan individu untuk memegang uang tunai sebagai
bentuk investasi atau spekulasi. Ini terjadi ketika individu percaya bahwa
nilai aset seperti saham, obligasi, atau properti akan turun nilainya di
masa depan. Dalam hal ini, mereka memilih untuk memegang uang tunai
daripada berinvestasi dalam aset yang dianggap berisiko. Permintaan
uang untuk spekulasi berkaitan erat dengan tingkat suku bunga dan
harapan pengembalian investasi alternatif.

b) Faktor-Faktor yang Menentukan Tingkat Bunga: Teori Keuangan Keynes


mengemukakan bahwa tingkat suku bunga memainkan peran penting dalam
menentukan preferensi likuiditas individu. Semakin tinggi tingkat suku bunga,
semakin rendah keinginan individu untuk memegang uang tunai, karena mereka
cenderung lebih memilih untuk menginvestasikan dana mereka dalam aset yang
memberikan pengembalian yang lebih tinggi. Dalam teori Keynesian, faktor-faktor
seperti keinginan untuk menghindari risiko, ekspektasi tentang perubahan suku
bunga, dan preferensi likuiditas mempengaruhi tingkat suku bunga.

c) Efek Perubahan Penawaran Uang terhadap Kegiatan Ekonomi: Teori


Keuangan Keynes juga mengakui pengaruh perubahan dalam penawaran uang
terhadap kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Jika penawaran uang meningkat,
hal ini dapat mempengaruhi tingkat suku bunga dan likuiditas dalam
perekonomian. Perubahan suku bunga dan likuiditas ini, pada gilirannya, dapat
mempengaruhi pengeluaran konsumen, investasi perusahaan, dan permintaan
agregat secara keseluruhan. Keynes berpendapat bahwa kebijakan moneter, yang
melibatkan pengaruh penawaran uang dan suku bunga oleh bank sentral, dapat
13
digunakan untuk merangsang atau mengendalikan kegiatan ekonomi dan
pengangguran.

14
Gambar: Permintaan uang untuk transaksi, bejaga-jaga dan Spekulasi.

Mrp (a) (b)


Y.b r.0

Y.a
r.1
Msp

0 Msp
0 M.a M.b Mrp M0 M1

(a). Permintaan uang untuk transaksi dan (b). Permintaan uang untuk spekulasi.
berjaga-jaga.
Dipengaruhi oleh suku bunga, kurva yang
Dipengaruhi oleh pendapatan Nasional, mengarak keatas adalah suku bunga
yang keatas menggambarkan atau r.
pendapatan nasional, dan kesamping
adalah jumlah permintaan uang (mrp). Apabila suku bunga rendah berada di r1
maka permintaan uang untuk spekuasi
Bisa dilihat apabila Y.a atau pendapatan tinggi atau di M1.
nasional rendah maka permintaan uang
juga rendah, bila pendapatan nasional Kemudian kalua suku bunga naik ke r0
naik menjadi Y.b maka permintaan uang maka permintaan uang untuk spekulasi
juga naik sebesar Mb akan menurun

15
PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG, DAN SUKU BUNGA
Gambar: Permintaan uang untuk dalam ekonomi

(a). r adalah suku bunga dan yang kesamping adalah Mrp, bentuk vertical ataun in elastis
sempurna, artinya apabila suku bunga r0 maka permintaan uang tetap walaupun suku
bunga naik.suku bunga tidak mempengaruhi permintaan uang untuk spekulasi dan
berjaga-jaga

(b)Msp, permintaan uang untuk spekulasi, berbanding terbalik dengansuku bunga.


Apabila suku bunga tinggi r0, maka permintaan uang akan menurun, dan apabila suku
bunga tunun r1, maka permmintaan uang akan naik

(c)Gabungan permintaan uang total yang terdiri dari permintaan uang untuk Transaksi
dan berjaga-jaga juga pemintaan uang untuk spekulasi. Apabila keduanya di gabungkan
maka semua itu apabila di jumlahkan akan menjadi permintaan uang total atau MD,
artinya permintaan uang total dipengaruhi suku bunga.
Pengaruhnya negative jika suku bunga tinggi maka permintaan uang rendah, apabila
suku bunga turun maka permintaan uang akan meningkat

16
Grafik Permintaan Uang, Penawaran uang dan suku bunga

Ms = penawaran uang
DM= permintaan uang
Ms0 menggambarkan kurva penawaran uang bentuknya in elastis sempurna, artinya naik ataupun
turun penawaran uang maka permintaan akan tetap, artinya Penawaran uang tidak dipengaruhi oleh
suku bunga. Yang adapat merubah penawaan uang itu bertambah atau erkurang adalah bank central
salah satunya dengan kebijakan moneter yaitu memngurangi suku bunga.

E. UANG DAN KEGIATAN EKONOMI MENURUT PANDANGAN KEYNES

Menurut pandangan Keynes, uang memainkan peran yang penting dalam kegiatan
ekonomi dan memiliki dampak yang signifikan terhadap tingkat pengeluaran, investasi,
dan output dalam perekonomian. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai
pandangan Keynes tentang uang dan kegiatan ekonomi:
 Uang sebagai Faktor Penentu Pengeluaran Agregat: Keynes mengemukakan bahwa
pengeluaran agregat (total pengeluaran dalam perekonomian) merupakan faktor
kunci dalam menentukan tingkat output dan aktivitas ekonomi. Uang memainkan
peran penting dalam menggerakkan pengeluaran agregat, baik melalui konsumsi
maupun investasi.

17
 Konsumsi Ditentukan oleh Pendapatan dan Tingkat Kepercayaan: Keynes
menekankan bahwa konsumsi dipengaruhi oleh pendapatan aktual individu dan
tingkat kepercayaan mereka tentang masa depan. Kenaikan pendapatan akan
mendorong konsumsi yang lebih tinggi. Uang berperan sebagai medium transaksi
untuk memfasilitasi konsumsi.
 Investasi dan Tingkat Suku Bunga: Keynes melihat investasi sebagai faktor kunci
dalam mempengaruhi tingkat output dan pertumbuhan ekonomi. Menurut Keynes,
tingkat suku bunga memainkan peran penting dalam menentukan keputusan
investasi. Jika suku bunga rendah, investasi akan cenderung meningkat karena
biaya pinjaman yang lebih rendah. Uang berperan sebagai alat untuk memfasilitasi
transaksi dan pembiayaan investasi.

Teori Keuangan Keynes dan Tingkat Harga

 Perangkap Likuiditas terhadap Keputusan Investasi: Keynes mengemukakan


konsep "preferensi likuiditas" yang mengacu pada keinginan individu untuk
memegang uang tunai sebagai bentuk likuiditas dan cadangan dana. Preferensi
likuiditas ini mempengaruhi keputusan individu dalam berinvestasi. Jika likuiditas
dianggap lebih berharga atau kepercayaan terhadap masa depan merosot, individu
mungkin cenderung memegang lebih banyak uang tunai dan kurang berinvestasi,
yang dapat mempengaruhi tingkat aktivitas ekonomi.

 Peran Kebijakan Moneter dan Fiskal: Keynes berpendapat bahwa kebijakan


moneter dan fiskal dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan
ekonomi, termasuk pengangguran dan depresi ekonomi. Kebijakan moneter, seperti
pengendalian suku bunga dan penawaran uang oleh bank sentral, dapat
mempengaruhi tingkat investasi dan kegiatan ekonomi. Kebijakan fiskal, seperti
pengeluaran pemerintah dan kebijakan pajak, juga dapat digunakan untuk
menggerakkan pengeluaran agregat dan mempengaruhi kegiatan ekonomi.

Dalam pandangan Keynes, uang bukan hanya sebagai alat tukar dan penyimpan nilai,
tetapi juga memiliki dampak penting dalam menentukan tingkat aktivitas ekonomi dan
stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

18
F. KEBIJAKAN MONETER DAN KEGIATAN EKONOMI

Kebijakan moneter dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu kebijakan moneter
kuantitatif dan kebijakan moneter kualitatif. Berikut penjelasan singkat mengenai kedua
jenis kebijakan moneter tersebut:
1. Kebijakan Moneter Kuantitatif: Kebijakan moneter kuantitatif fokus pada
pengaruh terhadap penawaran uang dalam perekonomian. Tujuan utama dari
kebijakan ini adalah mengendalikan inflasi, mempengaruhi tingkat suku bunga,
dan meningkatkan likuiditas keuangan. Beberapa instrumen kebijakan yang
digunakan dalam kebijakan moneter kuantitatif antara lain:

a. Pengendalian Penawaran Uang: Bank sentral menggunakan instrumen seperti


operasi pasar terbuka (open market operations) untuk mempengaruhi jumlah uang
yang beredar di pasar. Mereka dapat membeli atau menjual surat berharga
pemerintah untuk mengatur penawaran uang.

b. Suku Bunga: Bank sentral dapat mempengaruhi suku bunga dengan mengubah
suku bunga acuan atau suku bunga intervensi. Melalui perubahan suku bunga, bank
sentral dapat mempengaruhi pinjaman dan investasi, yang pada gilirannya dapat
mempengaruhi tingkat pengeluaran dan inflasi.

c. Reservasi Wajib: Bank sentral dapat menetapkan tingkat reservasi wajib yang harus
dipenuhi oleh bank komersial. Dengan mengubah tingkat reservasi wajib, bank
sentral dapat mengendalikan likuiditas dan penawaran uang di pasar.

2. Kebijakan Moneter Kualitatif: Kebijakan moneter kualitatif melibatkan tindakan


yang lebih spesifik dan berfokus pada sektor-sektor atau lembaga-lembaga tertentu
dalam perekonomian. Tujuan utama dari kebijakan ini adalah memperbaiki kualitas
kredit dan meningkatkan kesehatan sektor keuangan. Beberapa contoh kebijakan
moneter kualitatif termasuk:

19
a. Pengaturan Kualitas Kredit: Bank sentral dapat memberlakukan persyaratan yang
ketat terkait kualitas kredit yang harus dipenuhi oleh bank komersial. Ini bertujuan
untuk mengurangi risiko kredit yang dapat mempengaruhi stabilitas keuangan.

b. Stimulus Kredit: Bank sentral dapat memberikan insentif atau stimulus kredit
kepada sektor-sektor yang dianggap penting bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini
dapat dilakukan melalui program kredit dengan suku bunga yang lebih rendah atau
insentif lainnya untuk mendorong investasi dan pertumbuhan sektor-sektor
tertentu.

c. Pengawasan Makroprudensial: Bank sentral juga dapat menggunakan kebijakan


pengawasan makroprudensial untuk mengendalikan risiko sistemik dalam sektor
keuangan. Ini melibatkan pengawasan terhadap risiko-risiko seperti risiko kredit,
risiko likuiditas, dan risiko pasar untuk menjaga stabilitas keuangan secara
keseluruhan.

Kebijakan moneter kuantitatif dan kualitatif dapat digunakan secara bersama-sama atau
terpisah, tergantung pada kondisi ekonomi dan tujuan kebijakan yang ingin dicapai oleh
bank sentral.

20
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
dapat disimpulkan bahwa penawaran uang dan kegiatan ekonomi negara saling
berhubungan dan memiliki dampak yang signifikan terhadap stabilitas ekonomi dan
pertumbuhan. Konsep penawaran uang melibatkan jumlah uang yang tersedia dalam
perekonomian suatu negara pada suatu waktu tertentu. Teori klasik, seperti teori kuantitas
uang dan teori sisa tunai, memberikan pemahaman tentang hubungan antara penawaran uang,
harga, dan permintaan uang untuk berbagai tujuan.

Teori keuangan Keynes menjelaskan bahwa masyarakat meminta uang untuk tiga
tujuan utama, yaitu untuk transaksi, berjaga-jaga, dan spekulasi. Faktor-faktor seperti tingkat
suku bunga dan perubahan penawaran uang memengaruhi permintaan uang dan dapat
berdampak pada kegiatan ekonomi seperti konsumsi, investasi, dan tingkat pengangguran.

Kebijakan moneter memiliki peran penting dalam mengatur penawaran uang dan
tingkat suku bunga guna mencapai stabilitas ekonomi. Kebijakan moneter dapat mengadopsi
pendekatan kuantitatif dan kualitatif, tergantung pada kondisi ekonomi dan tujuan yang ingin
dicapai oleh bank sentral. Melalui instrumen kebijakan seperti operasi pasar terbuka,
pengaturan suku bunga, dan pengawasan makroprudensial, bank sentral dapat mempengaruhi
aktivitas ekonomi secara keseluruhan.

Pemahaman yang mendalam tentang penawaran uang, teori keuangan, dan kebijakan
moneter sangat penting bagi pengambilan keputusan ekonomi yang tepat. Dengan
pemahaman yang baik, pemerintah dan bank sentral dapat mengimplementasikan kebijakan
moneter yang efektif untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, stabilitas
moneter, dan kesejahteraan masyarakat.

21
DAFTAR PUSTAKA
Mankiw, N. G. (2014). Macroeconomics. Boston: Cengage Learning. (Buku)
Blinder, A. S., & Solow, R. M. (1973). Does Fiscal Policy Matter? Journal of Public
Economics, 2(4), 319-337. (Jurnal)
Romer, P. M. (1990). Endogenous Technological Change. Journal of Political Economy,
98(5, Part 2), S71-S102. (Jurnal)
Bernanke, B. S., Laubach, T., Mishkin, F. S., & Posen, A. S. (1999). Inflation Targeting:
Lessons from the International Experience. Princeton: Princeton University Press.
(Buku)
Woodford, M. (2011). Interest and Prices: Foundations of a Theory of Monetary Policy
(2nd ed.). Princeton: Princeton University Press. (Buku)
Fischer, S. (1993). The Role of Macroeconomic Factors in Growth. Journal of Monetary
Economics, 32(3), 485-512. (Jurnal)
Akerlof, G. A., & Shiller, R. J. (2015). Phishing for Phools: The Economics of Manipulation
and Deception. Princeton: Princeton University Press. (Buku)
Svensson, L. E. (1999). Inflation Targeting as a Monetary Policy Rule. Journal of Monetary
Economics, 43(3), 607-654. (Jurnal)
Mishkin, F. S. (2010). The Economics of Money, Banking, and Financial Markets (10th ed.).
Boston: Pearson Education. (Buku)
Romer, D. (1994). New Goods, Old Theory, and the Welfare Costs of Trade Restrictions.
Journal of Development Economics, 43(1), 5-38. (Jurnal)

22

Anda mungkin juga menyukai