Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KAIDAH MUAMALAT KE-5

Keterkaitan Antara Sektor Rill Dan Sektor Moneter

Dosen Pengampuh : Ikhsan Gasali, M. S. I

Disusun oleh: Kelompok 10

MUTHIA MUSA (2220203862202063)

CACA DANDI HARJA (2220203862202058)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE

2023 / 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “KAIDAH MUAMALAT
KE-5 (Keterkaitan Antara Sektor Rill Dan Sektor Moneter)”

kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca
tentang bagaimanakah Keterkaitan Antara Sektor Rill Dan Sektor Moneter dalam tinjauannya
terkait kaidah muamalat dalam dunia ekonomi.

Kami berharap, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Serta tak lupa juga Kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi
perbaikan makalah ini selanjutnya.

Parepare, 26 Mei 2023

Kelompok 10

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................................1
B. Rumusan masalah..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Sektor Moneter..................................................................................................................3
B. Sektor Rill..........................................................................................................................5
C. Hubungan Sektor Riil dan Sektor Moneter dalam Perspektif Islam..................................7
BAB III PENUTUP..................................................................................................................10
A. Kesimpulan......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia ekonomi dikenal dua macam sektor, yaitu sektor riil dan sektor
keuangan. Sektor riil dibagi menjadi dua, yaitu barang dan jasa. Sektor riil
yang berupa barang awalnya mendominasi kegiatan ekonomi. Namun belakangan ini
justru sektor riil berupa jasa bisa lebih berperan. Jasa transportasi, jasa komunikasi,
jasa periklanan (advertising), jasa perawatan (maintenance), jasa konsultasi bisnis,
jasa pelatihan, jasa rekruitmen karyawan, jasa penjualan, hingga jasa keamanan
(security) semakin banyak bermunculan mendominasi sektor riil yang berupa barang.
Sektor riil yang berupa baran
Sedang dalam Islam, dasar pemikiran dari kebijakan moneter adalah
terciptanya stabilitas permintaan uang dan mengarahkan permintaan uang tersebut
kepada tujuan yang penting dan produktif. Sehingga, setiap instrument yang
mengarahkan kepada instabilitas dan pengalokasian sumber dana yang tidak produktif
akan ditinggalkan.
Salah satu penyebab krisis ekonomi adalah berawal dari kesalahan system
yang belaku. System yang berlandaskan pada mekanisme bunga telah membawa
peekonomian dunia semangkin tidak menentu. Setidaknya hal ini di tunjukan oleh
terbentuknya pendikotomian antara sector riil dan sector moneter.
Pakar Manajemen berkaliber dunia, Peter Drucker, sebagaimana dikutip Didin
Damanhuri , menyebutkan gejala ketidak seimbangan antara sector meneter dan
sector riil sebagai Decopling , yakni fenomena keterputusan antara maraknya arus
Uang (Moneter) dengan arus barang dan jasa. Ketidakseimbangan tersebut dipicu oleh
maraknya kegiatan bisnis Spekulatif, sehingga dunia terjangkit penyakit Bubble
Economic, yakni sebuah perekonomian yang terlihat sangat besar, namun tidak berisi
apa-apa, dan suatu waktu akan meledak dan beakibat pada krisis ekonomi yang
dahsyat.
Menurut data Morgan Stanley , nilai kredit drivatif pada tahun 1998 hanya
Rp500 trilyun, namun pada Desembar 2002 ditaksir sudah mencapai Rp24.000
Trilyun, suatu kenaikan yang sungguh luar biasa, yakni sebesar 47.000 persen atau

1
4700 kali lipat, hanya dalam empat tahun. Sebuah fenomena yang sangat
mengejutkan, padahal transaksi derivative pada umumnya tidak banyak orang yang
faham, karena transaksi ini hanyalah transaksi “maya” yang dikaitkan dengan aktiva
keuangan. Hal inilah yang menyebabkan penggelembungan ekonomi dunia., namun
sesungguhnya tidak ada isinya karena tidak dilandasi transaksi riil .

B. Rumusan masalah

a. Apa yang dimaksud sector rill dan sector moneter?


b. Bagaimana Hubungan Sector Riil Dan Sektor Moneter Dalam Perspektif Islam ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sektor Moneter
1. Kebijakan Moneter
Secara umum Kebijakan moneter diartikan sebagai tindakan pemerintah/Bank
Central untuk mempengaruhi situasi makro yang dilaksanakan oleh pasa uang. Secara
lebih khusus, kebijakan moneter di artikan sebagai tindakan makro pemerintah/bank
central dengan cara mempengaruhi proses penciptaan uang.
Sedang dalam Islam, dasar pemikiran dari kebijakan moneter adalah
terciptanya stabilitas permintaan uang dan mengarahkan permintaan uang tersebut
kepada tujuan yang penting dan produktif. Sehingga, setiap instrument yang
mengarahkan kepada instabilitas dan pengalokasian sumber dana yang tidak produktif
akan ditinggalkan.
Dalam teori kebijakan moneter konvensional, instrument kebijakan moneter
sebagai berikut
1. Politik Diskonto, merupakan suatu kebijakan yang diambil oleh pemerintah/Bank
Central dengan mengambil suatu tindakan merubah-rubah tingkat bunga yang
harus dibayar oleh bank umum yang meminjam.
2. Politik Pasa Terbuka, merupakan kebijakan bank central dalam melakukan suatu
tindakan menjual dan membeli surat-surat berharga.
3. Politik Perubahan Cadangan Minimum, merupakan kebijakan bank central untuk
mempengaruhi jumlah uang yang beredar.
4. Moral Suasion, merupakan kebijakan moneter yang bersifat persuasive moral,
yang bertujuan agar para banker dan pengusaha untuk mematuhi kebijakn bank
central.

2. Fungsi Kebijakan Moneter


Salah satu tujuan kebijakan moneter adalah menjaga kestabilan inflasi. Inflasi
yang stabil menjadi sebuah indikator kestabilan ekonomi makro. Jika ditinjau lebih
dalam mengenai pengertian kebijakan moneter, Anda akan memahami bahwa secara
tidak langsung, kebijakan moneter adalah salah satu jalan dalam meningkatkan
lapangan pekerjaan di masyarakat.

3
Selain itu, kebijakan moneter adalah jalan agar kegiatan produksi perusahaan
melalui kondisi perekonomian dan peredaran uang yang stabil. Tujuan lain dari
kebijakan moneter adalah untuk menjaga stabilitas harga barang dan menjaga
kestabilan neraca pembayaran internasional. Seperti diketahui bahwa terlalu
banyaknya uang yang beredar di masyarakat melebihi yang dibutuhkan adalah
penyebab inflasi. Karena itu, saat menjelaskan instrumen kebijakan moneter, maka
perlu ada upaya di mana pemerintah mengontrol peredaran jumlah uang agar laju
inflasi tetap terkendali.
Cara penerapan kebijakan moneter adalah dua jenis. pemilihan kebijakan
moneter didasari dengan kondisi perekonomian yang ingin dicapai.diantaranya:
1) Kebijakan moneter ekspansif,
kebijakan moneter ekspansif adalah kebijakan yang ditempuh oleh Bank
Indonesia sebagai lembaga yang berwenang menetapkan kebijakan moneter
dalam rangka memulihkan kondisi ekonomi pada saat resesi atau memicu
pertumbuhan ekonomi. instrumen kebijakan moneter ekspansif umumnya
ditandai oleh penurunan tingkat suku bunga acuan, dimana hal ini diharapkan
dapat merangsang aktivitas bisnis dan daya beli masyarakat.
Contoh dari jenis kebijakan moneter ekspansif ini adalah peningkatan
pembelian sekuritas pemerintah oleh Bank Indonesia, penurunan suku bunga,
serta menurunkan persyaratan cadangan untuk bank.
2) Kebijakan moneter kontraktif.
Kebijakan moneter kontraktif adalah kebijakan yang diberlakukan oleh Bank
Indonesia ketika kondisi perekonomian mulai menunjukan gejala inflasi yang di
luar target, sehingga kestabilan perekonomian dapat terjamin.
kebijakan moneter kontraktif ditandai dari naiknya tingkat suku bunga acuan
yang bertujuan mengurangi jumlah uang beredar di masyarakat sehingga aktivitas
ekonomi dan daya beli masyarakat dapat ditahan agar pertumbuhan ekonomi
tidak mengalami overheat yang mengarah pada inflasi yang tidak terkendali atau
di luar target. Contoh dari jenis kebijakan moneter adalah Bank Indonesia yang
melakukan lelang sertifikat atau bisa juga melalui pembelian surat berharga di
pasar modal.

4
3. Pasar Uang
Pasar uang adalah tempat bertemunya permintaan akan dan penawaran akan
uang. Pertemuan antara permintaan dan penawaran akan uang akan menghasilkan
harga dari uang itu sendiri. Menurut Keyness, harga dari uang tersebut adalah tingkat
bunga. Penawaran akan uang dianggap ditentukan oleh pengatur kebijakan moneter
(Bank central). Sedang permintaan akan uang menurut Keynes akan ditentukan oleh
tiga motif, yaitu:
a.Motif transaksi
b.Motif berjaga-jaga
c.Motif spekulasi
Manajemen permintaan uang dalam Islam adalah manajemen moneter yang
efisien dan adil yang tidak berdasarkan mekanisme suku bunga, tapi menggunakan
tiga instrument utama yaitu:
1. Value jugmement, yang dapat menciptakan suasana yang memungkinkan bagi
alokasi dan distribusi sumber daya keuangan yang sesuai dengan ajaran Islam.
2. Kelembagaan yang terkait dengan kesejahteraan sosial, ekonomi, dan politik.
3. Financial I

ntermediation yang berdasarkan profit and loss Sharing .

B. Sektor Rill
Sektor riil atau disebut juga real sector, adalah sektor yang sesungguhnya., yaitu
sektor yang bersentuhan langsung dengan kegiatan ekonomi di masyarakat yang sangat
mempengaruhi atau yang keberadaannya dapat dijadikan tolak ukur untuk mengetahui
pertumbuhan ekonomi. Kalau diperusahaan sektor riil adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan wujud penunjang pabrik itu sendiri seperti mesin, bahan baku,tenaga
kerja dan ada kegiatan memproduksi.
Sektor riil adalah sektor ekonomi yang ditumpukan pada sektor manufaktur dan
jasa. Menurut Direktorat keuangan Negara-BAPENAS , sector Riil adalah segala bentuk
kegiatan perekonomian yang terkait dengan permintaan agregat (aggregate demand) dan
penawaran agrerat (aggregate supply). Dengan kata lain sector riil adalah kegiatan yang
mengacu pada sector yang memproduksi barang dan jasa melalui pemanfaatan bahan baku
dan factor-faktor produksi lainnya seperti tenaga kerja, tanah, modal, atau peralatan
produksi lainnya.

5
Sektor riil diambil dari Jurnal Ekonomi Asian Insider. Dari definisi di atas, dapt
dismpulkan bahwa Sektor riil terdiri dari dua macam pasar, yaitu:
Pasar Faktor Produksi, dimana hal ini terdiri dari :
a. Labour atau Tenaga Kerja Manusia
b. Land, bisa diartikan sebagai Sumber Daya alam
c. Capital atau Modal itu sendiri.
Sektor moneter atau lebih dikenal dengan sektor keuangan memegang peranan
yang relatif signifikan dalam memicu pertumbuhan ekonomi suatu negara
karena sektor keuangan dapat menjadi lokomotif pertumbuhan sektor riil via
akumulasi kapital dan inovasi teknologi. Lebih tepatnya, sektor keuangan mampu
memobilisasi tabungan. Mereka menyediakan para peminjam berbagai
instrumen keuangan dengan kualitas tinggi dan risiko rendah. Hal ini akan menambah
investasi dan akhirnya mempercepat pertumbuhan ekonomi. Di lain pihak,
terjadinya asymmetric information, yang dimanifestasikan dalam bentuk
tingginya biaya-biaya transaksi dan biaya-biaya informasi dalam pasar keuangan
dapat diminimalisasi, jika sektor keuangan berfungsi secara efisien. Pendalaman
sektor keuangan (financial deepening) merupakan sebuah termin yang digunakan
untuk menunjukkan terjadinya peningkatan peranan dan kegiatan dari jasa-jasa
keuangan terhadap ekonomi. Maksud dari terminologi ini juga mengarah kepada
makin beragamnya pilihan – pilihan jasa keuangan yang dapatdiakses oleh
masyarakat dengan cakupan yang semakin luas. Dengan pendalamansektor keuangan
diharapkan dapat berfungsi untuk menurunkan risiko dankerentanan dari salah satu
sub sektor keuangan (diversifikasi risiko).Pendalaman sektor keuangan secara tidak
langsung akan meningkatan aksesindividu dan rumah tangga terhadap kebutuhan
utama seperti kebutuhan primer,kesehatan, dan pendidikan. Pendalaman sektor
keuangan akan berlanjut kepadaturunnya angka kemiskinan. Terlebih lagi lembaga-
lembaga keuangan yang lebihkuat dan risiko yang semakin terdiversifikasi akan dapat
memperkuat ketahananekonomi suatu negara terhadap gejolak ekonomi (economic
shocks). Namundemikian, fleksibilitas, fungsi pengaturan yang lebih kuat, dan tata
kelolaperusahaan yang lebih baik tetap dibutuhkan untuk dapat mendorong inovasi
dalam bidang keuangan.Kedalaman sistem keuangan suatu negara aka
meningkatkan pertumbuhanekonomi karena dapat mengalokasikan dana secara efektif ke
sektor-sektor yangpotensial, meminimalkan risiko dengan diversifikasi produk keuangan,
meningkatnya jumlah faktor produksi atau meningkatnya efisiensi dari

6
penggunaan faktor produksi tersebut, dan meningkatnya tingkat investasi atau
marginal produktifitas akumulasi modal dengan penggunaan yang semakin
efisien. Suatu perekonomian yang sehat dan dinamis membutuhkan sistem
keuangan yang mampu menyalurkan dana secara efisien dari masyarakat yang
memiliki dana lebih ke masyarakat yang memiliki peluang-peluang investasi
produktif (Mishkin, 2008).

C. Hubungan Sektor Riil dan Sektor Moneter dalam Perspektif Islam


Pendikotomian antara sektor moneter dan sector Riil memang bukan lagi menjadi
isu hangat saat ini, karena hal ini telah terjadi secara tidak disadari oleh banyak kalangan.
Bahkan beberapa pakar ekonomi konvensional telah mengakui bahwa antara sector
moneter dan sector riil tidak ada keterkaitan antara keduanya. Nopirin (1984) disebutkan
bahwa golongan klasik konvensional telah percaya bahwa arus uang (moneter) tidak
memiliki hubungan dengan sector Riil. Artinya penambahan uang beredar hanya akan
meningkatkan harga saja, tanpa mempengaruhi jumlah transaksi riil. Jadi, menurut
pemahaman klasik konvensional tak ada hubungan antara sector riil dengan sector
moneter, antara keduanya berjalan secara sendiri-sendiri.

Sedang menurut Golongan Neo-Klasik yang lebih dikenal dengan golongan


monetaris memiliki pandangan yang berbeda dengan pendahulu mereka. Golongan
Monetaris berpandangan bahwa antara sector riil dan sector moneter ada keterkaitan antara
keduanya selama keadaan ekonomi belum mencapai full employment .
Golongan keynessian Konvensional pun memiliki pandangan yang berbeda, mereka
percaya bahwa arus uang (moneter) memiliki pengaruh terhadap sector Riil. Golongan ini
merumuskan bahwa Keterkaitan antara kedua sector tersebut di hubungkan oleh variabel
bunga. Lantaskan lahir sebuah teori ekonomi keseimbangan umum (general equilibrium),
dimana bunga yang menjadi variabel inti dalam menentukan keseimbangan antara sector
riil dan moneter .

Dalam ekonomi Islam tidak di kenal adanya pendikotomian antara sector Moneter
dan sector Riil. Sebagaimana dalam teori endegeus money, kebijakan moneter hanyalah
representasi dari sector riil (Chouwdury,1986). Sector Moneter dalam definisi ekonomi
islam diartikan sebagai mekanisme pembiayaan transaksi atau produksi di pasar Riil. Jadi,
perekonomian Islam adalah perekonomian yang berbasis pada sector Riil, Khususnya
perdagangan. Oleh karenanya, sector moneter dan sector Riil saling berkaitan dan
berhubungan. Penghapusan bunga disatu sisi dan penerapan loss profit sharing (LPS)

7
disisi lain merupakan built in system yang akan menghubungkan kedua sector ini. Return
on investment (ROI) disektor moneter merupakan representasi dari ROI di sector riil . Hal
ini senada dengan perintah Allah SWT, Sebagaimana firman Allah: “Allah menghalalkan
jual-beli dan mengharamkan Riba” . Dari ayat tersebut telah tergambar bahwa transaksi
jual-beli atau perdagangan merupakan instrument yang ditekankan dalam ekonomi Islam.
Artinya perekonomian Islam adalah perekonomian riil. Sementara yang dimaksud dengan
sector moneter dalam perekonomian Islam, hanyalah aktivitas yang lebih lebih didominasi
oleh kegiatan pengaturan arus kas oleh Negara sebagai penopang sector riil.
Dalam ekonomi Kapitalis, bunga merupakan jantung dari sector Moneternya, sedang
dalam ekonomi islam, jantung dari sector moneternya adalah sistem bagi-hasil (profit and
loss sharing). Dalam konsep ekonomi syari’ah, jumlah uang yang beredar bukanlah
variabel yang dapat ditentukan begitu saja oleh pemerintah sebagai variabel eksogen.
Dalam ekonomi syari’ah, jumlah uang yang beredar ditentukan dalam perekonomian
sebagai variabel endogen, yakni ditentukan oleh banyaknya permintaan akan uang di
sektor riil. Atau dengan kata lain, jumlah uang yang beredar sama banyaknya dengan nilai
barang dan jasa dalam perekonomian.

Kebijakan Moneter dalam Islam akan sangat menentukan hubungan antara sector riil
dan sector Moneter, agar keduanya saling beriringan dan saling menopang sebuah
perekonomian. Dalam sistem moneter konvensional, instrument moneter merupakan alat
kebijakan moneter, yang pada dasarnya ditujukan untuk mengatur uang beredar di
masyarakat. instrument bunga yang dijadikan sebagai pengendali preferensi jumlah uang
yang beredar di pasar keuangan. Ekonomi Islam tidak mengenal istilah Bunga (riba) dalam
setiap kebijakannya. oleh karena itu, dalam kebijakan moneter pun bunga akan absen.

Umar Chapra (1985) mengungkapkan tiga sasaran utama dari kebijakan moneter yang ada
dalam sistem ekonomi Islam.
1. Tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi (full employment and economic growth)
2. Keadilan sosio-ekonomi dan ditribusi pendapatan kekayaan yang merata (socio-
economic justice and equtable distributin income and wealth)
3. Stabilitas nilai uang (stability in the value of money)
Fokus dari arah kebijakan moneter Islam lebih tertuju pada pemeliharaan stabilitas
perputaran sumber daya ekonomi. Sederhananya, para regulator harus memastikan
ketersediaan produk-produk keuangan untuk menyerap potensi-potensi Investasi

8
masyarakat. arah dari kebijakan moneter Islam adalah sebagai pelengkap dan
penyempurna sistem ekonomi Islam yang berbasis pada perdagangan atau produksi (riil).
Aktivitas yang tinggi di bidang perdagangan dan produksi nantinya akan meningkatkan
jumlah uang yang beredar. Dengan inilah antara sector riil dan moneter saling berkaitan
dan berbanding lurus.

Aplikasi dari penerapan kebijakan moneter Islam temporer memang masih hanya
sebatas isu-isu para akademisi. Menurut Ali Sakti (2007) sulitnya penerapan moneter
Islam, disebabka: pertama, sector moneter islam memang masih belum berkembang, atau
dengan kata lain sector keuangan Islam masih belum pada tingkat signifikan dan sector
keuangan nasional. Kedua, dikarenakan perkembangan keuangan Islam yang masih ada
pada tahap awal, maka para pakar keuangan Islam masih terus mengembangkannya.
Keuangan Islam pada hakikatnya merupakan gambaran dari aktivitas ekonomi sector riil.
Berikut ini merupakan gambaran Struktur Ekonomi Islam Kontemporer yang menunjukan
adanya hubungan yang sangat kuat antara sector moneter dan sector riil dalam sebuah
perekonomian Islam.

Berdasarkan gambar, terlihat bahwa terdapat perbedaan lingkungan operasional


keuangan Islam, dengan apa yang berlaku di keuangan konvensional. Keuangan Islam
akan menggambarkan aktivitas ekonomi riil yang menggunakan berbagai jenis transaksi
seperti perdagangan dan investasi serta jasa-jasa keuangan. Terlihat bahwa dalam dual
economic System , keuangan Islam menjadi penguat aktivitas sector riil yang
menyeimbangi sector moneter. Sedang sector social economi yang di aplikasikan melalui
Zakat, Infak, Shadaqah, dan Waqaf akan semangkin menjadi penguat struktur
perekonomian riil. Dari gambar juga dapat dilihat bahwa bentuk instrument moneter Islam
berisi berbagai kebijakan-kebijakan yang akan memperlancar arus uang ke sector riil atau
dengan kata lain akan menekan uang beredar yang menganggur untuk masuk kesektor riil.
Namun perlu disadari juga bahwa penerapan dual economic system dalam sistem
keuangan dapat saja terjadi fenomena dilematis atau trade off antara keuangan Islam dan
keuangan konvensional terutama ketika porsi keuangan Islam masih sedikit. Sebagai
contoh adalah ketika bank central menaikan suku bunga diatas tingkat bagi hasil di
perbankan syariah. Hal ini akan membuat kontraksi yang cukup berarti di sisi
penghimpunan bank syariah jika para nasabah masih sensitive terhadap kenaikan tingkat
suku bunga.

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem perekonomian terbagi kedalam dua sektor, yaitu sektor Moneter dan
Sektor Riil. Disaat sistem bunga belum eksis, sektor riil lah yang mendominasi sistem
perekonomian sebuah Negara, yang direpresentasikan dengan pasar Barang dan Jasa.
Namun di saat sistem bunga sudah menjadi instrument mutlak dari sebuah
perekonomian, maka lahirlah sektor moneter (keuangan) yang direpresentasikan
melalui Pasar Uang, dengan bunga sebagai harganya. Lahirnya pasar uang telah
membawa perekonomian dunia pada situasi yang tidak menentu. Betapa tidak, pasar
Uang dengan bunga sebagai Instrumen pentingnya telah membuat Pasar Barang dan
Jasa menjadi lesu, karena aliran uang menumpuk pada sektor Moneter. Sehingga
antara sektor Riil dan Sektor Moneter tejadi pemisahan dan pendikotomian.
Dalam perekonomian Islam tidak memandang bunga dalam seluruh
aktivitasnya. Absenya bunga digantikan oleh sistem berbasis profit and loss sharing
(PLS). mekanisme kerja PLS adalah representasi dari aktivitas usaha kemitraan yang
berbasis sektor Riil. Oleh karena itu, dalam ekonomi Islam seluruh kegiatan
ekonominya selalu berdasarkan pada kondisi riil. Namun bukan berarti Islam
menafikan sektor Moneter. Sektor Moneter tidaklah independen terhadap perubahan-
perubahan di sektor riil. Keduanya akan berintegrasi dalam satu kesatuan, sektor riil
akan menentukan level keseimbangan sektor moneter, namun bukan berarti
pergerakan sektor riil disebabkan oleh sektor moneter. Oleh karena itu antara
keduanya akan saling menguatkan dan saling berhubungan, sehingga sektor moneter
bukanlah variable bebas yang berdiri sendiri.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://kumparan.com/meson-digital/konsep-dasar-seo-search-engine-optimization

https://id.m.wikipedia.org/wiki/
Optimisasi_mesin_pencari#:~:text=7%20Referensi-,Sejarah,terlalu%20kompleks
%20sehingga%20mudah%20dimanipulasi.

https://meson-digital.com/blog/jenis-jenis-seo/

https://www.bluwave.id/seo-content-marketing/manfaat-seo-dalam-digital-marketing

11

Anda mungkin juga menyukai