Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR BIOLOGI


“LITERASI SAINS”
DOSEN PENGAMPUH:
Nur Zakiyah R. S.Pd.,MPd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah degan judul
“Literasi Sains” tanpa halangan yang berarti.
Adapun maksud dan tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk membahas mengenai
definisi literasi sains, aspek-aspek, karakteristik serta implementasi literasi sains.
Keberhasilan dalam pembuatan makalah ini tentunya tidak akan terwujud tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing, teman–teman anggota kelompok, teman-teman kelas, dan semua
pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan. Kritik dan
saran penulis harapkan agar kedepannya penulis dapat lebih baik dalam menyusun makalah.
Semoga makalah literasi sains ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Sekian dan terima kasih.

Parepare, 23 november 2023

oktavia

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. latar belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
1. Defenisi literasi sains............................................................................................................3
2. Komponen dan aspek aspek literasi sains.............................................................................4
3. karakteristik pembelajaran literasi sains...............................................................................6
4. literasi sains dalam pembelajaran biologi.............................................................................8
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................10
1. Kesimpulan.........................................................................................................................10
2. Saran...................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. latar belakang
Literasi sains merupakan kemampuan menggunakan pengetahuan,
mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti dalam
rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan alam. Oleh karena itu,
berbagai upaya untuk meningkatkan penguasaan literasi sains sangat diperlukan
(Maturradiyah, 2015). Literasi sains merupakan kunci utama untuk menghadapi berbagai
tantangan pada abad XXI untuk mencukupi kebutuhan air dan makanan, pengendalian
penyakit, menghasilkan energi yang cukup, dan menghadapi perubahan iklim (UNEP,
2012).
Fakta hasil PISA 2015 menunjukkan rata-rata nilai sains negara OECD adalah
493, sedangkan Indonesia baru mencapai skor 403. Hal ini menunjukkan bahwa ada
kesenjangan dalam memperlakukan pendidikan sains. Dalam sistem pendidikan nasional,
konsep dan pola pikir pendidikan sains sudah tersurat dan menggunakan pendekatan
saintifik dan inkuiri. Namun, faktanya hal tersebut belum diterapkan di kelas-kelas
pembelajaran.
Oleh karena itu, perlu ditelusuri menegnai literasi sains, indikator, dan cara
mengembangkan atau membiasakan menjadi literat sains. Demikian, makalah ini disusun
demi memenuhi tujuan tersebut diatas.
B. Rumusan masalah
1. Apa defenisi dari literasi sains?
2. Apa saja komponen dan aspek-aspek dari literasi sains
3. Apa saja dimensi dari literasi sains?
4. Apa karakteristik pembelajaran literasi sains
5. Jelaskan literasi sains dalam pembelajaran biologi
C. Tujuan
1. mengetahui defenisi dari literasi sains
2. mengetahui komponen dan aspek-aspek dari literasi sains
3. mengetahui dimensi dari literasi sains

1
4. mengetahui karakteristik pembelajaran literasi sains
5. mengetahui literasi sain dalam pembelajaran biologi

2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Defenisi literasi sains
Literasi sains berasal dari gabungan dua kata Latin yaitu literatus artinya ditandai dengan
huruf, melek huruf, atau berpendidikan dan scientia, yang artinya memiliki pengetahuan.
Menurut Program of International Science Assessment (PISA) literasi sains diartikan
sebagai “ the capacity to use scientific knowledge , to identify questions and to draw
evidence-based conclusions in order to understand and help make decisions about the
natural world and the changes made to it through human activity”. Literasi sains
didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi
pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dalam rangka memahami
serta membuat keputusan berkenaan dengan alam dan perubahan yang dilakukan
terhadap alam melalui aktivitas manusia. Definisi literasi sains ini memandang literasi
sains bersifat multidimensional, bukan hanya pemahaman terhadap pengetahuan sains,
melainkan lebih dari itu.
Literasi sains dibedakan dalam tiga dimensi yaitu: konten (pengetahuan sains),
proses (kompetensi sains), dan konteks (aplikasi sains) (PISA, 2000 & 2003).
1. Dimensi Konten
Konten sains merujuk pada konsep-konsep kunci dari sains yang diperlukan untuk
memahami fenomena alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui
aktivitas manusia. Dalam hal ini PISA tidak secara khusus membatasi cakupan konten
sains hanya pada pengetahuan yang menjadi kurikulum sains sekolah, namun termasuk
pula pengetahuan yang diperoleh melalui sumber-sumber informasi lain yang tersedia
2. Dimensi Proses
Dimensi proses mencakup komponen kompetensi sains. Ada tiga fokus penilaian
dalam dimensi proses literasi sains yakni meliputi kegiatan: mengidentifikasi pertanyaan
ilmiah, menjelaskan fenomena secara ilmiah dan menggunakan bukti ilmiah. Proses
kognitif yang terlibat dalam kompetensi sains antara lain penalaran induktif/deduktif,
berfikir kritis dan terpadu, pengubahan representasi, mengkonstruksi eksplanasi
berdasarkan data, berfikir dengan menggunakan model dan menggunakan matematika.
Kompetensi ilmiah yang diukur dalam dimensi proses literasi sains meliputi:

3
Mengidentifikasi pertanyaan ilmiah berhubungan dengan pertanyaan ilmiah
Menjelaskan fenomena secara ilmiah yaitu kemampuan menjelaskan fenomena secara
ilmiah mencakup kompetensi dalam mengaplikasikan pengetahuan sains dalam situasi
yang diberikan, mendeskripsikan fenomena, memprediksi perubahan, pengenalan dan
identifikasi deskripsi, eksplanasi dan prediksi yang sesuai.
Menggunakan bukti ilmiah, yaitu kompetensi ini menuntut peserta didik memaknai
temuan ilmiah sebagai bukti untuk suatu kesimpulan. Selain itu juga menyatakan bukti
dan keputusan dengan kata-kata, diagram atau bentuk representasi lainnya.
3. Dimensi Konteks
Dimensi konteks literasi sains menurut PISA mencakup berbagai bidang diantaranya:
bidang aplikasi sains meliputi penerapan sains dalam setting personal, sosial dan global
seperti bidang: kesehatan; sumber daya alam; mutu lingkungan; bahaya; perkembangan
mutakhir sains dan teknologi;
bidang penilaian (assessment) dimana butir-butir soal pada penilaian pembelajaran sains,
menurut PISA berfokus pada situasi yang terkait pada diri individu, keluarga dan
kelompok individu (personal), terkait pada komunitas (social), serta terkait pada
kehidupan lintas negara (global).

2. Komponen dan aspek aspek literasi sains


Proses sains merujuk pada proses mental yang terlibat ketikamenjawab suatu
pertanyaan atau memecahkan masalah, sepertimengidentifikasi dan menginterpretasi
bukti serta menerangkan kesimpulan(Rustaman PISA (2000) menetapkan lima komponen
proses sainsdalam penilaian literasi sains, yaitu
1. Mengenal pertanyaan ilmiah, yaitu pertanyaan yang dapat diselidiki secarailmiah,
seperti mengidentifikasi pertanyaan yang dapat dijawab oleh sains.
2. Mengidentifikasi bukti yang diperlukan dalam penyelidikan ilmiah. Prosesini
melibatkan identifikasi atau pengajuan bukti yang diperlukan untukmenjawab
pertanyaan dalam suatu penyelidikan sains, atau prosedur yangdiperlukan untuk
memperoleh bukti itu.

4
3. Menarik dan mengevaluasi kesimpulan. Proses ini melibatkan
kemampuanmenghubungkan kesimpulan dengan bukti yang mendasari
atauseharusnya mendasari kesimpulan itu.
4. Mengkomunikasikan kesimpulan yang valid, yakni mengungkapkan secaratepat
kesimpulan yang dapat ditarik dari bukti yang tersedia.
5. Mendemonstrasikan pemahaman terhadap konsep-konsep sains, yaknikemampuan
menggunakan konsep-konsep dalam situasi yang berbeda dariapa yang telah
dipelajarinya.Dari hasil akhir proses sains ini, siswa diharapkan dapat
menggunakankonsep-konsep sains dalam konteks yang berbeda dari yang telah
dipelajarinya.PISA memandang pendidikan sains untuk mempersiapkan warga
negara masadepan, yang mampu berpartisipasi dalam masyarakat yang akan
semakinterpengaruh oleh kemajuan sains dan teknologi, perlu
mengembangkankemampuan anak untuk memahami hakekat sains, prosedur
sains, sertakekuatan dan keterbatasan sains. Termasuk di dalamnya kemampuan
untukmenggunakan pengetahuan sains, kemampuan untuk memperoleh
pemahamansains dan kemampuan untuk menginterpretasikan dan mematuhi
fakta. Alasanini yang menyebabkan PISA tahun 2003 menetapkan 3 komponen
proses sains berikut ini dalam penilaian literasi sains.
 Mendiskripsikan, menjelaskan, memprediksi gejala sains.
 Memahami penyelidikan sains
 Menginterpretasikan bukti dan kesimpulan sains.
Pandangan terhadap literasi sains yang dilakukan oleh PISA 2003 yangmembagi
literasi sains dalam tiga dimensi besar literasi sains dalam pengukurannya, yakni
kompetensi/proses sains, konten/pengetahuan sainsdan konteks aplikasi sains, yaitu:
1. Dimensi Konten
Konten sains merujuk pada konsep-konsep kunci dari sains yang diperlukan untuk
memahami fenomena alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui
aktivitas manusia. Dalam hal ini PISA tidak secara khusus membatasi cakupan konten
sains hanya pada pengetahuan yang menjadi kurikulum sains sekolah, namun termasuk
pula pengetahuan yang diperoleh melalui sumber-sumber informasi lain yang tersedia
2. Dimensi Proses

5
Dimensi proses mencakup komponen kompetensi sains. Ada tiga fokus penilaian
dalam dimensi proses literasi sains yakni meliputi kegiatan: mengidentifikasi pertanyaan
ilmiah, menjelaskan fenomena secara ilmiah dan menggunakan bukti ilmiah. Proses
kognitif yang terlibat dalam kompetensi sains antara lain penalaran induktif/deduktif,
berfikir kritis dan terpadu, pengubahan representasi, mengkonstruksi eksplanasi
berdasarkan data, berfikir dengan menggunakan model dan menggunakan matematika.
Kompetensi ilmiah yang diukur dalam dimensi proses literasi sains meliputi:
- Mengidentifikasi pertanyaan ilmiah berhubungan dengan pertanyaan ilmiah
-Menjelaskan fenomena secara ilmiah yaitu kemampuan menjelaskan fenomena secara
ilmiah mencakup kompetensi dalam mengaplikasikan pengetahuan sains dalam situasi
yang diberikan, mendeskripsikan fenomena, memprediksi perubahan, pengenalan dan
identifikasi deskripsi, eksplanasi dan prediksi yang sesuai.
-Menggunakan bukti ilmiah, yaitu kompetensi ini menuntut peserta didik memaknai
temuan ilmiah sebagai bukti untuk suatu kesimpulan. Selain itu juga menyatakan bukti
dan keputusan dengan kata-kata, diagram atau bentuk representasi lainnya
3. Dimensi Konteks
Dimensi konteks literasi sains menurut PISA mencakup berbagai bidang
diantaranya:
bidang aplikasi sains meliputi penerapan sains dalam setting personal, sosial dan global
seperti bidang: kesehatan; sumber daya alam; mutu lingkungan; bahaya; perkembangan
mutakhir sains dan teknologi;
bidang penilaian (assessment) dimana butir-butir soal pada penilaian pembelajaran sains,
menurut PISA berfokus pada situasi yang terkait pada diri individu, keluarga dan
kelompok individu (personal), terkait pada komunitas (social), serta terkait pada
kehidupan lintas negara (global).

3. karakteristik pembelajaran literasi sains


a. Kemampuan Dasar yang Diukur
Kemampuan yang diukur dalam PISA adalah kemampuan pengetahuan dan
keterampilan dalam tiga domain kognitif, yaitumembaca, matematika, dan ilmu
pengetahuan alam. Untuk memperolehdata yang dimaksud, disusun dua kategori bentuk

6
soal, yaitu bentuk soal pilihan ganda yang memungkinkan siswa memilih salah satu
jawaban yang paling benar dari beberapa alternatif jawaban yang diberikan
(sebanyak44.7% dari keseluruhan soal) dan bentuk soal uraian (constructedresponse)
yang menuntut siswa untuk dapat menjawab dalam bentuktulisan atau uraian (sisanya
atau 55.3%).Kemampuan yang diukur itu berjenjang dari tingkat kesulitanyang paling
rendah kepada tingkat yang lebih sulit. Soal-soal yang harusdijawab pada bentuk pilihan
ganda dimulai dari memilih salah satu jawaban alternatif yang sederhana, seperti
menjawab ya/tidak, sampaikepada jawaban alternatif yang agak kompleks, seperti
merespons beberapa pilihan yang disajikan. Pada soal-soal yang memerlukan
jawabanuraian, siswa diminta untuk menjawab dengan jawaban yang singkatdalam
bentuk kata atau frase, kemudian jawaban agak panjang dalam bentuk uraian yang
dibatasi jumlah kalimatnya, dan jawaban dalam bentukuraian yang terbuka.
b. Sampel dan Variabel
Sebanyak 290 sekolah di Indonesia telah dijadikan sampel untukstudi ini, dengan
jumlah siswa dalam sampel ini sebanyak 7.355 siswa darikeseluruhan siswa yang berusia
15 tahun dan berada dalam sistem pendidikan. Sekolah tersebut dipilih berdasarkan status
sekolah dan jenissekolah, yang mencakup SLTP (38%), MTs (27.6%), SMU (15.9%),
MA(8.5%), dan SMK (9.7%). Data yang dikumpulkan dalam PISA ini terdiriatas tiga
kategori data, yaitu literasi siswa, latar belakang siswa, dan latar belakang sekolah. Aspek
literasi adalah aspek utama dari data yangdikumpulkan yang terdiri atas pengetahuan dan
keterampilan dalammembaca, matematika, dan ilmu pengetahuan alam.
c. Desain Tes Literasi Membaca
Soal-soal PISA yang didesain untuk mengukur literasi membacadapat dibagi menjadi
tiga aspek utama, yaitu aspek struktur dan jeniswacana, aspek proses membaca, dan
aspek konteks pemanfaatan pengetahuan dan keterampilan membaca.
d. Struktur dan Jenis Wacana
Struktur dan jenis wacana di dalam PISA dibagi menjadi dua jenis yaitu struktur
wacana berkelanjutan (continuous texts) dan wacanatak-berkelanjutan (non-continuous
texts). Seperti telah dijelaskan di atas,wacana berkelanjutan adalah jenis wacana yang
terdiri atas rangkaiankalimat yang diatur dalam paragraf dalam bentuk deskripsi,
narasi,eksposisi, argumentasi atau injungsi; sementara wacana tak-berkelanjutanadalah

7
wacana yang dirancang dalam format matrik, termasuk di dalamnya pengumuman,
grafik, gambar, peta, skema, tabel, dan aneka bentuk penyampaian informasi.Sementara
jenis soal PISA juga mengukur tiga proses membaca,yaitu kemampuan mencari dan
menemukan informasi, kemampuanmengembangkan makna dan menafsirkan isi bacaan,
dan kemampuanmelakukan refleksi dan evaluasi terhadap isi bacaan dalam
kaitannyadengan pengalaman sehari-hari, pengetahuan yang sudah didapatsebelumnya,
dan pengembangan gagasan dari informasi yangdiperolehnya. Soal-soal itu berhubungan
dengan konteks membaca yangmencakup konteks membaca untuk kepentingan pribadi,
untukkepentingan umum, untuk kepentingan bekerja, dan untuk kepentingan pendidikan.
Aspek struktur, proses, dan konteks membaca ini selanjutnyadiwujudkan dalam
serangkaian wacana yang berjumlah 48 wacana.Sebanyak 141 soal kemudian
dikembangkan berdasarkan wacana tersebut.

4. literasi sains dalam pembelajaran biologi


Dalam menyikapi tantangan pendidikana abad21 dapat dilakukan dengan
meningkatkan kemampuan literasi sains peserta didik yang digunakan sebagai acuan pada
kompetensi eksklusif seperti komunikasi, kolaborasi, pemikirankritis, kecakapan
teknologi dan penyelesaian masalah. Adanya konsepsi literasi sains saat ini telah menjadi
salah satu target yang hendak dicapai dalam pembelajaran dengan menerapkan kurikulum
yang dapat mendukung keterlaksanaannya, hal ini tidak hanya dimanca negara tetapi juga
sudah mulai diterapkan di Indonesia.
Hasil dari implementasi literasi sains pada pembelajaran biologi dapat dilihat dari
segi pengintegrasiannya dengan beberapa perangkat pembelajaran, model
pembelajaran,media pembelajaran pendukung dan pendekatan dalam pembelajaran
biologi.
secara keseluruhan, pembelajaran biologi disekolah harus meningkatkan literasi biologi
peserta didik sehingga mereka diharapkan dapat menjadi peserta didik yang
berkemampuan dalam memecahkan masalah biologi yang terjadi dimasyarakat. Konsep
literasi biologi mencakup dimensi berikut:pengetahuan biologis, pemahaman konseptual
mengenai konsep inti biologi, kemampuan kognitif, penyelesaian masalah, pengambilan
keputusan, penalaran, argumentasi, dan kreativitas ilmiah.

8
Keterampilan literasi sains dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi
lebih optimal untuk menyelesaikan permasalahan. Implementasi literasi sains dalam
pembelajaran biologi berpengaruh terhadap hasil kognitif peserta didik karena
menjabarkan fenomena ilmiah, serta mengambil kesimpulan berdasarkan fakta-fakta
yang ada.
Peningkatan kemampuan literasi sains dalam pembelajaran biologi dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti: model pembelajaran yang diterapkan, pendekatan atau
metode pembelajaran sains yang diterapkan oleh guru dalam membangun konsep
pembelajaran, kurikulum yang diterapkan, serta cara/peran guru dalam mengajarkan
suatu topik pelajaran. Proses belajar yang mampu mendorong keingintahuan peserta didik
terkait materi pembelajaran dan merangsang semangat peserta didik untuk menyelesaikan
masalah yang disajikan guru, diharapkan dapat membangun keterampilan proses sains
sebagai bagian dari indikator kompetensi literasi sains. Literasi sains dipandang sebagai
suatu kemampuan dalam pengetahuan sains yang wajib dimiliki oleh peserta didik dalam
belajar sains, agar pembelajaran berlangsung lebih menyenangkan dan bermakna.

9
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Literasi sains yaitu pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu
mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena
ilmiah, serta mengambil simpulan berdasar fakta, memahami karakteristik sains,
kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual, dan
budaya, serta kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains.
Pandangan terhadap literasi sains yang dilakukan oleh PISA 2003 yangmembagi
literasi sains dalam tiga dimensi besar literasi sains dalam pengukurannya, yakni
kompetensi/proses sains, konten/pengetahuan sainsdan konteks aplikasi sains.
PISA tahun 2003 menetapkan 3 komponen proses sains berikut ini dalam penilaian
literasi sains.
 Mendiskripsikan, menjelaskan, memprediksi gejala sains.
 Memahami penyelidikan sains
 Menginterpretasikan bukti dan kesimpulan sains
Implementasi literasi sains pada pembelajaran biologi dapat dilihat dari diterapkannya
literasi sains dalam pembelajaran biologi dengan berbagai model pembelajaran
penunjang yang digunakan, media pembelajaran dan pendekatan pembelajaran yang
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, seperti menumbuhkan kemampuan
berpikir kritis, penemuan dan pemecahan masalah, komunikasi serta kolaborasi peserta
didik.

2. Saran
Diperlukan upaya dari berbagai pihak untuk meningkatkan budaya literasi sains di
Indonesia, khususnya dari bidang kependidikan. Kurikulum pendidikan harus didesain
agar siswa terbiasa dengan literasi sains dan tidak hanya mendapatkan transfer ilmu dari
guru. Tenaga pendidik juga harus mampu mengembangkan pembelajaran dalam kelas
yang mampu meningkatkan kemampuan literasi sains siswa salah satu langkah yaitu

10
dengan student center learning, dimana siswa yang aktif dalam pembelajaran, tidak hanya
mendengar dan mencatat materi yang disampaikan guru.

11
DAFTAR PUSTAKA

Aini nur fajar, dkk. 2019. Literasi sains.Surakarta:spada.uns.ac.id.


https://spada.umc.ac.id/mod/resource/view.php?id=11875
Ariwibowo, aldila, litasari. 2017.literasi sains.semarang:scribd.
https://id.scribd.com/document/367225675/makalah-literasi-sains
Novita, dian, dkk. 2018. Literasi sains.Malang:academia.edu.
https://www.academia.edu/40010944/LITERASI_IPA
Gustina,arsya dkk.2022.implementasi literasi sains dalam pembelajaran biologi SMA.
Jakarta. https://semnas.niologi.fmipa.unp.ac.id/index.php/prosiding/article/down;oad/
685/646/2481

12

Anda mungkin juga menyukai