Anda di halaman 1dari 16

PENDIDIKAN IPA

(Pembelajaran Literasi Sains)

Dosen Pengampu

I Made Ari Winangun, M.Pd.

Oleh

Ketut Epa Juni Artini (2211031118)


Kadek Ayu Sartika (2211031117)
Gede Mangku Putrawan (2211031114)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN DHARMA ACARYA
STAHN MPU KUTURAN
SINGARAJA 2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada kami sebagai penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas
berkat dan rahmat beliau kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
"Pembelajaran Literasi Sains” tepat waktu. Kami juga tidak lupa
mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak I Made Ari Winangun. M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan IPA, yang telah memberikan
tugas ini kepada kami sebagai penulis.

Kami sadari makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu, kami sebagai penulis mengharapkan kritik, saran
dan masukan dari pembaca mengenai semua kekurangan dari makalah ini baik
dari segi susunan makalah, isi makalah maupun kosakata dari makalah ini, agar
nantinya makalah ini bisa lebih baik lagi.

Semoga makalah sederhana yang kami susun ini dapat bermanfaat dan
meningkatkan wawasan serta pengetahuan kita semua khususnya kami penulis
dan bagi pembaca umum mengenai pembelajaran literasi sains.

ii
Singaraja,31 Maret 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

2.1. Konsep pembelajaran literasi sains..................................................... 3

2.2 Aspek literasi sains.............................................................................. 4

2.3 Implementasi pembelajaran literasi sains di SD.................................. 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 10

3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 10

3.2 Saran ................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada abad ke-21 ini, dunia dituntut berbagai perubahan. Hal ini dipicu
oleh perkembangan teknologi yang sangat pesat, serta perkembangan yang
luar biasa dalam ilmu pengetahuan, psikologi, dan transformasi nilai-nilai
budaya. Perubahan tersebut juga berdampak pada transformasi paradigma
pendidikan khususnya dalam bidang ilmu sains. Transformasi paradigma
berimplikasi pada pergeseran pembelajaran dari pembelajaran yang hanya
berfokus pada penguasaan pengetahuan sains ke pembelajaran holistik yang
berbasis pada keterampilan, keseimbangan nilai untuk memecahkan
permasalahan kehidupan. Hal ini biasa disebut dengan literasi sains yaitu
kemampuan menggunakan pengetahuan sains untuk mengidentifikasi
permasalahan dalam kehidupan. Pada faktanya, di sebagian sekolah-sekolah
diketahui bahwa pembelajaran sains masih ada yang belum diarahkan untuk
menumbuhkan literasi sains. Dengan adanya permasalahan tersebut maka
disusunlah makalah ini yang berjudul “Pembelajaran Literasi Sains” untuk
lebih memberikan pemahaman tentang literasi sains.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut

1) Bagaimana konsep pembelajaran literasi sains?


2) Apa saja aspek literasi sains?
3) Bagaimana implementasi literasi sains di SD?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan tujuan
penulisan sebagai berikut.
1
1. Untuk mengetahui konsep pembelajaran literasi sains
2. Untuk mengetahui aspek literasi sains
3. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran literasi sains di SD

1.4 Manfaat Penulisan.


1. Dapat mengetahui konsep pembelajaran literasi sains
2. Dapat mengetahui aspek literasi sains
3. Dapat mengetahui implementasi pembelajaran literasi sains di SD

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep pembelajaran literasi sains

2.1.1 Definisi Literasi Sains

Literasi sains memiliki makna secara harfiah, literasi berasal dari


kata literacy yang berarti melek huruf/gerakan pemberantasan buta huruf.
Sedangkan istilah sains berasal dari kata Science yang berarti ilmu
pengetahuan. Literasi sains yaitu suatu ilmu pengetahuan, pemahaman
mengenai konsep dan proses sains yang memungkinkan seseorang untuk
membuat suatu keputusan dengan pengetahuan yang dimilikinya, serta
turut terlibat dalam hal kenegaraan, budaya dan pertumbuhan ekonomi.

Literasi sains menurut Programme for International Student


Assessment (PISA) diartikan sebagai sebagai kemampuan/kapasitas individu
menggunakan pengetahuan tentang sains, mengidentifikasi masalah, dan
membangun kesimpulan berdasarkan bukti-bukti sains mengenai isu-isu
sains, dalam rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan
alam dan interaksi manusia dengan alam. Dalam konteks PISA,
kemampuan literasi sains merupakan kemampuan seseorang dalam
menggunakan pengetahuan sains, menganalisis pertanyaan dan mengambil
kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, untuk memahami dan membuat
keputusan yang berhubungan dengan alam dan aktivitasnya dengan manusia.

2.1.2 Ruang Lingkup

Literasi Sains yang dikembangkan dalam modul ini mencakup


pengembangan pembelajaran dalam kelas dan luar kelas (ekstrakurikuler).
Literasi sains merupakan pencapaian pembelajaran sains berbasis literasi.
Literasi sains berkaitan erat dengan literasi baca tulis. Semua bidang atau
literasi dasar lainnnya seperti numerasi, digital, finansial, budaya dan

3
kewargaan juga menggunakan kemampuan membaca dan menulis sebagai
kemampuan dasarnya.
Ada dua fokus dalam kegiatan pengembangan kemampuan literasi
sains, yaitu kegiatan mengembangkan kemampuan membaca dan menulis
serta membaca dan menulis hal yang berkaitan dengan bidang sains.
2.1.3 Prinsip Dasar Literasi Sains

a. Kontekstual, sesuai dengan kearifan lokal dan perkembangan zaman.


Stimulus atau isu yang dibahas dapat diambil dari permasalahan yang
nyata ditemukan dalam kehidupan sekitar peserta didik, menyesuaikan
dengan lokasi daerah, serta memilih isu yang sedang berkembang misalnya
saja tentang pandemi COVID-19.
b. Pemenuhan kebutuhan sosial, budaya, dan kenegaraan. Langkah
yang disajikan dalam aktivitas sains diharapkan mampu meningkatkan
keterampilan proses sains peserta didik. Pembiasaan cara berpikir yang
sistematis dan terstruktur diharapkan mampu membentuk karakter ilmiah
pada diri peserta didik yang solutif terhadap. Mengacu pada Kemendikbud
(2017:5) prinsip dasar literasi sains untuk peserta didik sekolah dasar
adalah: permasalahan sosial dan budaya yang sedang berkembang.
Kemampuan memecahkan permasalahan ini harapannya akan ikut
membantu meningkatkan taraf hidup bangsa.
c. Sesuai dengan standar mutu pembelajaran yang sudah selaras
dengan pembelajaran abad 21. Beragam aktivitas yang dikembangkan
untuk mewujudkan profil pelajar yang literat khususnya dalam sains dapat
dilakukan melalui pendekatan saintifik. Langkah dalam pendekatan
saintifik dikenal dengan istilah 5M yakni mengamati, menanya, mencoba,
menalar, dan mengomunikasikan. Langkah-langkah tersebut bermuara
pada tercapainya pembelajaran yang mampu mengembangkan
keterampilan abad 21 yakni berpikir kritis dan memecahkan masalah,
kreatif, komunikasi, dan kolaborasi.
d. Holistik dan terintegrasi dengan beragam literasi lainnya
Pembelajaran sains yang optimal terjadi jika peserta didik diarahkan untuk
mencari tahu melalui serangkaian proses penemuan sehingga membantu
mereka memperoleh pemahaman yang lebih mendalam (Listiyani, 2015).
Serangkaian proses penemuan yang identik dalam pembelajaran sains
dapat saling beririsan dengan konsep literasi. Secara paralel peserta didik
mengalami perkembangan keterampilan untuk membaca, menulis,
menggunakan bahasa lisan yang akuntabel, serta terlibat dalam proses
penalaran yang ilmiah.
e. Kolaboratif dan partisipatif. Diperlukan dukungan kerja sama dan
partisipasi yang baik dari warga sekolah dan orang tua dalam
melaksanakan aktivitas sains agar kegiatan dapat optimal. Sinergi yang
tercipta dari pihak yang terkait diharapkan mampu membantu
mewujudkan individu yang literat.
4
2.2 Aspek Literasi Sains

Dalam perkembangannya, PISA pada tahun 2015 menetapkan literasi


sains terdiri atas empat dimensi (aspek) besar yang saling berhubungan yaitu
aspek konteks, aspek konten, aspek kompetisi/proses, aspek sikap.

a) Aspek konteks
Program International Student Assesment (PISA) menilai
pengetahuan sains relevan dengan kurikulum pendidikan sains di negara
partisipan tanpa membatasi diri pada aspek-aspek umum kurikulum
Nasional tiap negara. Penilaian Program International Student Assesment
(PISA) dibingkai dalam situasi kehidupan umum yang lebih luas dan tidak
terbatas pada kehidupan di sekolah saja. Butir-butir soal pada penilaian
Program International Student Assesment (PISA) berfokus pada situasi
yang terkait pada diri individu, keluarga dan kelompok individu
(personal), terkait pada komunitas (social), serta terkait pada kehidupan
lintas negara (global). Konteks Program International Student Assesment
(PISA) mencakup bidang-bidang aplikasi sains dalam seting personal,
sosial dan global, yaitu: (1) Kesehatan; (2) sumber daya alam; (3) mutu
lingkungan; (4) bahaya; (5) perkembangan mutakhir sains dan teknologi.
Selain itu aspek konteks merupakan dimensi dari literasi sains yang
mengandung pengertian situasi yang ada hubunganya dengan penerapan
sains dalam kehidupan sehari-hari, yang digunakan menjadi bahan bagi
penerapan proses dan pemahaman konsep sains.
b) Aspek konten
Konten sains merujuk pada konsep-konsep kunci dari sains yang
diperlukan untuk memahami fenomena alam dan perubahan yang
dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia. Kaitan dengan konten
sains ini Program International Student Assesment (PISA) tidak secara
khusus membatasi cakupan konten sains hanya pada pengetahuan yang
menjadi kurikulum sains sekolah, namun termasuk pula pengetahuan yang
diperoleh melalui sumber-sumber informasi lain yang tersedia. Kriteria

5
pemilihan konten sains adalah relevan dengan situasi nyata, merupakan
pengetahuan penting sehingga penggunaannya berjangka panjang, sesuai
untuk tingkat perkembangan anak usia 115 tahun. Berdasarkan kriteria
tersebut, maka dipilih pengetahuan yang sesuai untuk memahami alam
dan memaknai pengalaman dalam konteks personal, sosial dan global,
yang diambil dari bidang studi biologi, fisika, kimia serta ilmu
pengetahuan bumi dan antariksa.
c) Aspek kompetisi/proses
Program International Student Assesment (PISA) memandang
pendidikan sains berfungsi untuk mempersiapkan warga negara masa
depan, yakni warga negara yang mampu berpartisipasi dalam masyarakat
yang semakin terpengaruh oleh kemajuan sains dan teknologi. Oleh
karenanya, pendidikan sains perlu mengembangkan kemampuan peserta
didik memahami hakikat sains, prosedur sains, serta kekuatan dan limitasi
sains. Peserta didik perlu memahami bagaimana ilmuwan sains mengambil
data dan mengusulkan eksplanasi-eksplanasi terhadap fenomena alam,
mengenal karakteristik utama penyelidikan ilmiah, serta tipe jawaban yang
dapat diharapkan dari sains. Program International Student Assesment
(PISA) menetapkan tiga aspek dari komponen kompetensi/proses sains
berikut dalam penilaian literasi sains, yakni mengidentifikasi pertanyaan
ilmiah, menjelaskan fenomena secara ilmiah dan menggunakan bukti
ilmiah. Proses kognitif yang terlibat dalam kompetensi sains antara lain
penalaran induktif/deduktif, berfikir kritis dan terpadu, pengubahan
representasi, mengkonstruksi eksplanasi berdasarkan data, berfikir
dengan menggunakan model dan menggunakan matematika.
Kemampuan inkuiri ilmiah pada diri peserta didik dibangun
berlandaskan pada logika, penalaran dan analisis kritis, maka kompetensi
sains dalam Program International Student Assesment (PISA) dibagi
menjadi tiga aspek berikut:
1) Mengidentifikasi pertanyaan ilmiah, pertanyaan ilmiah adalah
pertanyaan yang meminta jawaban berlandaskan bukti ilmiah, yang
didalamnya mencakup juga mengenal pertanyaan yang mungkin diselidiki
6
secara ilmiah dalam situasi yang diberikan, mencari informasi dan
mengidentifikasi kata kunci serta mengenal fitur penyelidikan ilmiah,
misalnya hal-hal apa yang harus dibandingkan, variabel apa yang harus
diubah-ubah dan dikendalikan, informasi tambahan apa yang diperlukan
atau tindakan apa yang harus dilakukan agar data relevan dapat
dikumpulkan.
2) Menjelaskan fenomena secara ilmiah, kompetensi ini mencakup
pengaplikasian pengetahuan sains dalam situasi yang diberikan,
mendeskripsikan fenomena, memprediksi perubahan, pengenalan dan
identifikasi deskripsi, eksplanasi dan prediksi yang sesuai.
3) Menggunakan bukti ilmiah, kompetensi ini menuntut peserta didik
memaknai temuan ilmiah sebagai bukti untuk suatu kesimpulan. Selain itu
juga menyatakan bukti dan keputusan dengan kata-kata, diagram atau
bentuk representasi lainnya. Dengan kata lain, peserta didik harus mampu
menggambarkan hubungan yang jelas dan logis antara bukti dan
kesimpulan atau keputusan.
d) Aspek sikap
Tujuan suatu proses dalam membantu peserta didik mendapatkan
pengetahuan teknik dan sains, tujuan utama pendidikan sains adalah untuk
membantu peserta didik mengembangkan minat dalam sains dan
mendukung penyelidikan ilmiah. Sikap-sikap akan sains berperan penting
dalam keputusan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan sains
lebih lanjut, mengejar karir dalam sains, dan menggunakan konsep dan
metode ilmiah dalam kehidupan mereka. Dengan begitu, pandangan
Program International Student Assesment (PISA) akan kemampuan sains
tidak hanya kecakapan dalam sains, juga bagaimana sifat mereka akan
sains. Kemampuan sains seseorang di dalamnya memuat sikap-sikap
tertentu, seperti kepercayaan, termotivasi, pemahaman diri, dan nilai-nilai.
Komponen sikap pada literasi sainsdiantaranya adalah rasa ingin tahu,kem
ampuan aplikatif, kemampuan berpikir ilmiah dan kritis,kemandirian
pengembangan sikap peduli dan tanggung jawab terhadap lingkungan
alam dan sosial.
7
2.3 Implementasi pembelajaran Literasi Sains di SD

Implementasi literasi sains di sekolah dasar sangat penting untuk


membantu siswa memahami dan mengaplikasikan sains dalam kehidupan
sehari-hari. Literasi sains juga dapat membantu siswa mengembangkan
keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan inovatif. Sekolah dasar adalah tahap
awal pendidikan formal bagi anak-anak. Oleh karena itu, implementasi
literasi sains di sekolah dasar sangat penting untuk membentuk dasar yang
kuat bagi siswa dalam memahami sains.

Ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk


mengimplementasikan literasi sains di sekolah dasar. Salah satunya adalah
dengan menggunakan metode pembelajaran yang interaktif dan partisipatif
seperti eksperimen, diskusi kelompok, dan proyek kolaboratif. Selain itu,
guru juga dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan literasi sains
siswa. Misalnya, menggunakan video animasi atau simulasi komputer untuk
membantu siswa memvisualisasikan konsep-konsep sains yang abstrak.

Adapun pendekatan yang digunakan dalam mengimplementasikan


literasi sains yaitu berupa pendekatan saintifik ataupun pendekatan
kontekstual dan model pembelajaran tersebut salah satunya adalah
pembelajaran berbasis masalah (PBM), pembelajaran berbasis masalah
merupakan salah satu model pembelajaran yang beriorentasi pada siswa aktif.
Mengingat begitu pesatnya perkembangan sains dan teknologi di era modern,
dapat berdampak pada munculnya berbagai permasalah global sehingga
peserta didik senantiasa harus dilatih dalam memecahan berbagai
permesalahan yang bersifat autentik. Pada pembelajarn berbasis masalah,
masalah dijadikan sebagai stimulus dan focus bagi aktivitas belajar siswa.
Sehingga proses penerapan literasi sainsakan melahirkan siswa yang mampu
berfikir kritis
Implementasi literasi sains di sekolah dasar memiliki manfaat yang
besar bagi siswa. Selain dapat membantu siswa memahami konsep-konsep
sains dengan lebih baik, literasi sains juga dapat membantu siswa

8
mengembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, komunikasi, dan
kepemimpinan. Selain itu, literasi sains juga dapat membantu siswa
mempersiapkan diri untuk masa depan yang semakin tergantung pada
teknologi dan sains. Dengan memahami konsep-konsep sains, siswa dapat
menjadi lebih siap untuk menghadapi tantangan masa depan.

Mengimplementasikan literasi sains dalam pembelajaran IPA di


Sekolah Dasar siswa diharapkan memiliki kemampuan dalam hal
pengetahuan dan pemahaman tentang konsep-konsep ilmiah dan proses yang
diperlukan untuk partisipasi dalam masyarakat di era digital dan siswa juga
diharapkan mampu mengidentifikasi serta mengatasi segala problematika
yang ditemui siswa dalam pembelajaran di kehidupan sehari-hari. Dengan
adanya literasi sains, siswa diharapkan mampu memenuhi berbagai tuntutan
zaman yaitu dengan menjadi problem solver (pemecah masalah) dengan
pribadi yang kompetitif, inovatif, kreatif,kolaboratif serta berkarakter sesuai
dengan perkembangan kompetensi abad 21.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kegiatan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar saat ini
menekankan proses pembelajaran berpusat pada peserta didik yang dapat
dikembangkan melalui implementasi pembelajaran literasi sains.
Dalam hal ini keberhasilan pembelajaran ditunjukkan apabila peserta
didik memahami apa yang dipelajari serta dapat mengaplikasikannya
dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, pembelajaran literasi sains penting bagi peserta didik
untuk memahami apa yang dipelajari. Literasi sains dapat dijadikan
acuan sebagai pengembangan pembelajaran IPA karena literasi sains
dinilai efektif dalam mengembangkan pembelajaran IPA. Implementasi
literasi sains dapat mengembangkan pola pikir dan prilaku siswa
serta membangun karakter manusia untuk peduli, bertanggungjawab
terhadap dirinya, masyarakat, alam semesta serta terhadap masalah yang
dihadapi masyarakat modern saat ini. Siswa yang mampu
mengembangkan literasi sains dapat membuat keputusan yang mendasar
dan mampu mengenali sumber solusi yaitu sains dan teknologi.
Pada tingkat sekolah dasar, pembelajaran IPA atau sains
merupakan salah satu pembelajaran yang menduduki peranan yang
sangat penting karena sains dapat memberikan bekal peserta
didik dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam era digital. Oleh sebab itu, pembelajaran IPA yang ada di
sekolah-sekolah diharapkan mampu menerapkan atau
mengimplementasikan literasi sains dalam pembelajaran. Pembelajaran di
sekolah melalui pembelajaran IPA diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menghadapi kemajuan
IPTEK melalui pembelajaran literasi sains.

10
3.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas, adapun saran dalam penulisan
makalah ini adalah sebagi berikut:
Kita sebagi mahasiswa perlu mengetahui dan mengacknowlegde
Pembelajaran Literasi Sains karena Literasi sains dapat dijadikan
acuan sebagai pengembangan pembelajaran IPA karena literasi
sains dinilai efektif dalam mengembangkan pembelajaran IPA.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bagasta, A.R., dkk. (2018). Profil Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik di
Salah Satu SMA Negeri Kota Sragen. Pedagogia: Jurnal Pendidikan. Vol. 7, No.
2, Agustus 2018, hlmn. 121-129.

Budiarti, I.S., (2021). Analysis on Students’ Scientific Literacy of Newton’s Law


and Motion System in Living Things. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia
(Indonesian Journal of Science Education). Vol. 9, No. 1, hlmn.36-51.

12

Anda mungkin juga menyukai