Dosen Pengampu
Oleh
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada kami sebagai penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas
berkat dan rahmat beliau kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
"Pembelajaran Literasi Sains” tepat waktu. Kami juga tidak lupa
mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak I Made Ari Winangun. M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan IPA, yang telah memberikan
tugas ini kepada kami sebagai penulis.
Kami sadari makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu, kami sebagai penulis mengharapkan kritik, saran
dan masukan dari pembaca mengenai semua kekurangan dari makalah ini baik
dari segi susunan makalah, isi makalah maupun kosakata dari makalah ini, agar
nantinya makalah ini bisa lebih baik lagi.
Semoga makalah sederhana yang kami susun ini dapat bermanfaat dan
meningkatkan wawasan serta pengetahuan kita semua khususnya kami penulis
dan bagi pembaca umum mengenai pembelajaran literasi sains.
ii
Singaraja,31 Maret 2023
Penulis
iii
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kewargaan juga menggunakan kemampuan membaca dan menulis sebagai
kemampuan dasarnya.
Ada dua fokus dalam kegiatan pengembangan kemampuan literasi
sains, yaitu kegiatan mengembangkan kemampuan membaca dan menulis
serta membaca dan menulis hal yang berkaitan dengan bidang sains.
2.1.3 Prinsip Dasar Literasi Sains
a) Aspek konteks
Program International Student Assesment (PISA) menilai
pengetahuan sains relevan dengan kurikulum pendidikan sains di negara
partisipan tanpa membatasi diri pada aspek-aspek umum kurikulum
Nasional tiap negara. Penilaian Program International Student Assesment
(PISA) dibingkai dalam situasi kehidupan umum yang lebih luas dan tidak
terbatas pada kehidupan di sekolah saja. Butir-butir soal pada penilaian
Program International Student Assesment (PISA) berfokus pada situasi
yang terkait pada diri individu, keluarga dan kelompok individu
(personal), terkait pada komunitas (social), serta terkait pada kehidupan
lintas negara (global). Konteks Program International Student Assesment
(PISA) mencakup bidang-bidang aplikasi sains dalam seting personal,
sosial dan global, yaitu: (1) Kesehatan; (2) sumber daya alam; (3) mutu
lingkungan; (4) bahaya; (5) perkembangan mutakhir sains dan teknologi.
Selain itu aspek konteks merupakan dimensi dari literasi sains yang
mengandung pengertian situasi yang ada hubunganya dengan penerapan
sains dalam kehidupan sehari-hari, yang digunakan menjadi bahan bagi
penerapan proses dan pemahaman konsep sains.
b) Aspek konten
Konten sains merujuk pada konsep-konsep kunci dari sains yang
diperlukan untuk memahami fenomena alam dan perubahan yang
dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia. Kaitan dengan konten
sains ini Program International Student Assesment (PISA) tidak secara
khusus membatasi cakupan konten sains hanya pada pengetahuan yang
menjadi kurikulum sains sekolah, namun termasuk pula pengetahuan yang
diperoleh melalui sumber-sumber informasi lain yang tersedia. Kriteria
5
pemilihan konten sains adalah relevan dengan situasi nyata, merupakan
pengetahuan penting sehingga penggunaannya berjangka panjang, sesuai
untuk tingkat perkembangan anak usia 115 tahun. Berdasarkan kriteria
tersebut, maka dipilih pengetahuan yang sesuai untuk memahami alam
dan memaknai pengalaman dalam konteks personal, sosial dan global,
yang diambil dari bidang studi biologi, fisika, kimia serta ilmu
pengetahuan bumi dan antariksa.
c) Aspek kompetisi/proses
Program International Student Assesment (PISA) memandang
pendidikan sains berfungsi untuk mempersiapkan warga negara masa
depan, yakni warga negara yang mampu berpartisipasi dalam masyarakat
yang semakin terpengaruh oleh kemajuan sains dan teknologi. Oleh
karenanya, pendidikan sains perlu mengembangkan kemampuan peserta
didik memahami hakikat sains, prosedur sains, serta kekuatan dan limitasi
sains. Peserta didik perlu memahami bagaimana ilmuwan sains mengambil
data dan mengusulkan eksplanasi-eksplanasi terhadap fenomena alam,
mengenal karakteristik utama penyelidikan ilmiah, serta tipe jawaban yang
dapat diharapkan dari sains. Program International Student Assesment
(PISA) menetapkan tiga aspek dari komponen kompetensi/proses sains
berikut dalam penilaian literasi sains, yakni mengidentifikasi pertanyaan
ilmiah, menjelaskan fenomena secara ilmiah dan menggunakan bukti
ilmiah. Proses kognitif yang terlibat dalam kompetensi sains antara lain
penalaran induktif/deduktif, berfikir kritis dan terpadu, pengubahan
representasi, mengkonstruksi eksplanasi berdasarkan data, berfikir
dengan menggunakan model dan menggunakan matematika.
Kemampuan inkuiri ilmiah pada diri peserta didik dibangun
berlandaskan pada logika, penalaran dan analisis kritis, maka kompetensi
sains dalam Program International Student Assesment (PISA) dibagi
menjadi tiga aspek berikut:
1) Mengidentifikasi pertanyaan ilmiah, pertanyaan ilmiah adalah
pertanyaan yang meminta jawaban berlandaskan bukti ilmiah, yang
didalamnya mencakup juga mengenal pertanyaan yang mungkin diselidiki
6
secara ilmiah dalam situasi yang diberikan, mencari informasi dan
mengidentifikasi kata kunci serta mengenal fitur penyelidikan ilmiah,
misalnya hal-hal apa yang harus dibandingkan, variabel apa yang harus
diubah-ubah dan dikendalikan, informasi tambahan apa yang diperlukan
atau tindakan apa yang harus dilakukan agar data relevan dapat
dikumpulkan.
2) Menjelaskan fenomena secara ilmiah, kompetensi ini mencakup
pengaplikasian pengetahuan sains dalam situasi yang diberikan,
mendeskripsikan fenomena, memprediksi perubahan, pengenalan dan
identifikasi deskripsi, eksplanasi dan prediksi yang sesuai.
3) Menggunakan bukti ilmiah, kompetensi ini menuntut peserta didik
memaknai temuan ilmiah sebagai bukti untuk suatu kesimpulan. Selain itu
juga menyatakan bukti dan keputusan dengan kata-kata, diagram atau
bentuk representasi lainnya. Dengan kata lain, peserta didik harus mampu
menggambarkan hubungan yang jelas dan logis antara bukti dan
kesimpulan atau keputusan.
d) Aspek sikap
Tujuan suatu proses dalam membantu peserta didik mendapatkan
pengetahuan teknik dan sains, tujuan utama pendidikan sains adalah untuk
membantu peserta didik mengembangkan minat dalam sains dan
mendukung penyelidikan ilmiah. Sikap-sikap akan sains berperan penting
dalam keputusan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan sains
lebih lanjut, mengejar karir dalam sains, dan menggunakan konsep dan
metode ilmiah dalam kehidupan mereka. Dengan begitu, pandangan
Program International Student Assesment (PISA) akan kemampuan sains
tidak hanya kecakapan dalam sains, juga bagaimana sifat mereka akan
sains. Kemampuan sains seseorang di dalamnya memuat sikap-sikap
tertentu, seperti kepercayaan, termotivasi, pemahaman diri, dan nilai-nilai.
Komponen sikap pada literasi sainsdiantaranya adalah rasa ingin tahu,kem
ampuan aplikatif, kemampuan berpikir ilmiah dan kritis,kemandirian
pengembangan sikap peduli dan tanggung jawab terhadap lingkungan
alam dan sosial.
7
2.3 Implementasi pembelajaran Literasi Sains di SD
8
mengembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, komunikasi, dan
kepemimpinan. Selain itu, literasi sains juga dapat membantu siswa
mempersiapkan diri untuk masa depan yang semakin tergantung pada
teknologi dan sains. Dengan memahami konsep-konsep sains, siswa dapat
menjadi lebih siap untuk menghadapi tantangan masa depan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kegiatan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar saat ini
menekankan proses pembelajaran berpusat pada peserta didik yang dapat
dikembangkan melalui implementasi pembelajaran literasi sains.
Dalam hal ini keberhasilan pembelajaran ditunjukkan apabila peserta
didik memahami apa yang dipelajari serta dapat mengaplikasikannya
dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, pembelajaran literasi sains penting bagi peserta didik
untuk memahami apa yang dipelajari. Literasi sains dapat dijadikan
acuan sebagai pengembangan pembelajaran IPA karena literasi sains
dinilai efektif dalam mengembangkan pembelajaran IPA. Implementasi
literasi sains dapat mengembangkan pola pikir dan prilaku siswa
serta membangun karakter manusia untuk peduli, bertanggungjawab
terhadap dirinya, masyarakat, alam semesta serta terhadap masalah yang
dihadapi masyarakat modern saat ini. Siswa yang mampu
mengembangkan literasi sains dapat membuat keputusan yang mendasar
dan mampu mengenali sumber solusi yaitu sains dan teknologi.
Pada tingkat sekolah dasar, pembelajaran IPA atau sains
merupakan salah satu pembelajaran yang menduduki peranan yang
sangat penting karena sains dapat memberikan bekal peserta
didik dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam era digital. Oleh sebab itu, pembelajaran IPA yang ada di
sekolah-sekolah diharapkan mampu menerapkan atau
mengimplementasikan literasi sains dalam pembelajaran. Pembelajaran di
sekolah melalui pembelajaran IPA diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menghadapi kemajuan
IPTEK melalui pembelajaran literasi sains.
10
3.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas, adapun saran dalam penulisan
makalah ini adalah sebagi berikut:
Kita sebagi mahasiswa perlu mengetahui dan mengacknowlegde
Pembelajaran Literasi Sains karena Literasi sains dapat dijadikan
acuan sebagai pengembangan pembelajaran IPA karena literasi
sains dinilai efektif dalam mengembangkan pembelajaran IPA.
11
DAFTAR PUSTAKA
Bagasta, A.R., dkk. (2018). Profil Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik di
Salah Satu SMA Negeri Kota Sragen. Pedagogia: Jurnal Pendidikan. Vol. 7, No.
2, Agustus 2018, hlmn. 121-129.
12