Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENDIDIKAN PKN SD

“ Literasi Sekolah ”

Disusun oleh:

KELOMPOK 2 KELAS 4A

1. ADINDA DWI ANGGRAINI A1G022030


2. DEKI TRI PUTRA A1G022060
3. ADILLA RAHMI YONANDA A1G022104
4. TASYA NABILAH A1G022106
5. YAYANG AVRILLIA SISTY A1G022108
6. PUTRI LUFTHIA FIKAR A1G022110
7. FLORA DWIPUTRI HELENA A1G022113

Dosen Pengampu :

Atika Susanti, M. Pd.

Dr. Osa Juarsa, M. Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Literasi Sekolah” dapat kami selesaikan
dengan baik dan tepat waktu.

Pada kesempatan kali ini, tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Atika
Susanti, M.Pd. dan Bapak Dr. Osa Juarsa, M.Pd. selaku dosen pengampu pada Mata Kuliah
Pendidikan PKN SD yang telah membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini.
Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang turut berkontribusi dan membantu
dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi
sistematika maupun isinya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca guna menyempurnakan makalah ini ke depannya. Penulis berharap
agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bengkulu, 31 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan upaya menyeluruh yang melibatkan


semua warga sekolah seperti guru, peserta didik, wali siswa/wali murid dan
masyarakat, sebagai bagian dari ekosistem pendidikan.Mitasari (2017:3) berpendapat
kegiatan literasi ini peran dari beberapa pihak seperti guru, wali siswa, perpustakaan,
dan pemerintah sangat diperlukan sebagai media siswa untuk lebih mengetahui dan
memahami kegiatan literasi tersebut. Sedangkan menurut Sutrianto (2016: 2). Gerakan
Literasi Sekolah adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu
secara cerdas melalui berbagai kegiatan ataupun aktivitas, antara lain membaca,
melihat, menyimak, menulis dan atau berbicara.

Gerakan literasi sekolah menjadi penting dikarenakan dengan adanya era


globalisasi yang semakin canggih. Siswa mencari informasi hanya dengan melalui
gadget. Pengaruh gadget dapat menyebabkan kurangnya minat membaca siswa. Oleh
karena itu di ciptakanlah program pemerintah seperti gerakan literasi sekolah ini. Agar
minat membaca siswa tumbuh kembali tujuan gerakan literasi itu sendiri yakni untuk
memberikan dorongan kepada peserta didik dalam menguasai berbagai mata pelajaran
serta mencapai tujuan setiap mata pelajaran seperti penguasaan ranah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Dengan begitu, gerakan literasi tidak hanya mencakup
kemampuan kognitif saja, tetapi mencakup juga seperti halnya aspek sosial, aspek
kebahasaan, dan psikologis

Pentingnya penerapan literasi ini diharapkan dapat melahirkan mutu siswa yang
memiliki sikap mampu membuat keputusan secara tepat, mampu bekerja baik individu
maupun berkelompok serta mampu mengimplementasikan pengetahuan akademik ke
dalam kehidupan nyata sehingga kedepannya dapat berguna bagi lingkungan sekitar.
Salah satu yang mempengaruhi minat baca siswa adanya terbatasnya jumlah buku yang
ada, kelengkapam fasilitias buku-buku di sekolah menjadi salah satu penyebab siswa
enggan membaca, selain itu dalam pelayanan perpustakan yang kurang memadai.
Sebuah survei menjelaskan bahwa minat baca anak di Indonesia masih sangat rendah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan gerakan literasi sekolah?


2. Bagaimana bentuk kecakapan gerakan literasi sekolah?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari gerakan literasi sekolah.


2. Untuk mengetahui bentuk kecakapan gerakan literasi sekolah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian dari gerakan literasi sekolah

Literasi, dalam bahasa Inggris literacy, berasal dari bahasa Latin littera (huruf) yang
pengertiannya melibatkan penguasaan sistem-sistem tulisan dan konvensi-konvensi yang
menyertainya (Cooper, 1993). Kegiatan literasi selama ini identik dengan aktivitas membaca
dan menulis. Namun, Deklarasi Praha pada tahun 2003 menyebutkan bahwa literasi juga
mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat. Literasi juga bermakna
praktik dan hubungan sosial yang terkait dengan pengatahuan, bahasa, dan budaya
(UNESCO,2003) Dalam Deklarasi UNESCO menyebutkan bahwa literasi informasi terkait pula
dengan kemampuan untuk mengidentifkasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi,
menciptakan secara efektif dan terorganisasi, menggunakan dan mengomunikasikan informasi
untuk mengatasi berbagai persoalan. Kemampuan- kemampuan itu perlu dimiliki tiap individu
sebagai syarat untuk berpartisipasi dalam masyarakat informasi, dan itu bagian dari hak dasar
manusia menyangkut pembelajaran sepanjang hayat (Kemendikbud, 2016).

Literasi tentu sebuah istilah yang tidak asing lagi di Indonesia gerakan dan kegiatan
yang berkaitan dengan literasi dewasa ini sudah banyak. Bahkan, bisa dikatakan pula bahwa
literasi adalah sesuatu yang dapat mengukur tingkat intelijensi seseorang. Literasi secara umum
dapat diartikan sebagai kemampuan individu dalam berbahasa. kegiatan berbahasa, baik
membaca atau pun menulis, memang tidak bisa dipisahkan sepenuhnya dari literasi. Karena,
literasi juga dapat diartikan sebagai keterampilan seseorang dalam membaca, berbicara,
menulis, dan memecahkan masalah.

Jadi literasi sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami,
dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca,
melihat, menyimak, menulis, dan atau berbicara. GLS (Gerakan Literasi Sekolah) merupakan
sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi
pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.

A.Tujuan dari gerakan literasi sekolah

1. Tujuan Umum:

Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem


literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi
pembelajar sepanjang hayat.

2. Tujuan Khusus:

a. Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.

b. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.

c. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak
agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
2
d. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku
bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.

B. Kompetensi dari gerakan literasi sekolah

Menurut dari Clay dan Ferguson (2001) menjabarkan bahwa komponen literasi
informasi terdiri atas (1) literasi dini, (2) literasi dasar, (3) literasi perpustakaan, (4) literasi
media, (5) literasi teknologi, dan (6) literasivisual. Komponen literasi tersebut dijelaskan
sebagai berikut.

1. Literasi Dini (Early Literacy), yaitu kemampuan untuk menyimak, memahami bahasa
lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan lisan yang dibentuk oleh pengalamannya
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di rumah.
2. Literasi Dasar (BasicLiteracy), yaitu kemampuan untuk menyimak, berbicara,
membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan analisis
untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving).
mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi (drawing) berdasarkan
pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.
3. Literasi Perpustakaan (Library Literacy) antara lain memberikan pemahaman cara
membedakan bacaan fiksi dan nonfksi, memanfaatkan. koleksi referensi dan periodikal,
memahami Dewey Decimal System sebagai klasifkasi pengetahuan yang memudahkan
dalam menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan pengindeksan,
hingga memiliki pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang menyelesaikan
sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah.
4. Literasi Media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk
media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio, media televisi),
media digital (media internet, dan memahamitujuan penggunaannya.
5. Literasi Teknologi (Technology Literacy), yaitu kemampuan memahami kelengkapan
yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), perantilunak (software) serta
etika dan etiket dalam memahamiteknologi untukmencetak, mempresentasikan, dan
mengakses internet. Dalam praktiknya juga pemahaman menggunakan komputer
(Computer Literacy)
6. Literasi Visual (Visual Literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi media
dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuandan kebutuhan belajar dengan
memanfaatkan materi visual dan audio visual secara kritis dan bermartabat.

C.Target Pencapaian Pelaksanaan GLS di SD

GLS di SD menciptakan ekosistem pendidikan di SD yang literat. Ekosistem pendidikan


yang literat adalah lingkungan yang:

1. menyenangkan dan ramah peserta didik, sehingga menumbuhkan semangat warganya


dalam belajar;

2. semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama;

3. menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan;

4. memampukan warganya cakap berkomunikasi dan dapat berkontribusi kepada


lingkungan sosialnya; dan

3
5. mengakomodasi partisipasi seluruh warga sekolah dan lingkungan eksternal SD.

2.2 Bentuk kecakapan dari gerakan literasi sekolah

Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran meningkatkan kemampuan berbahasa reseptif


(membaca dan menyimak) dan aktif (berbicara dan menulis) yang dijelaskan secara rinci
dalam konteks dua kegiatan utama di tahap ini, yaitu membaca dan menulis. Kemampuan
membaca dan menulis dijenjangkan agar peningkatan kecakapan di empat area berbahasa
tersebut (membaca, menyimak, berbicara, dan menulis) dapat dilakukan secara terukur dan
berkelanjutan. Jenjang kemampuan membaca dan menulis dibagi dalam tiga tingkatan:
awal, pemula, dan madya, yang merentang dari SD kelas rendah ke kelas tinggi.

a. Jenjang Kemampuan Membaca di SD


Jenjang Kelompok Kemampuan Kemampuan
Pembaca Awal Kemampuan Fonetik Dapat mengidentifikasi
(emergent) SD bunyi huruf-huruf.
kelas rendah Belum dapat mengeja
kombinasi huruf-huruf.
Pemahaman Kosa Kata Memahami sebagian
kata-kata.
Pemahaman Tata Bahasa Memahami arti intonasi
ketika dibacakan cerita.
Kemampuan Menggunakan Konteks Menggunakan ilustrasi
Untuk Memahami Bacaan untuk memahami cerita.
Kemampuan Menginterpretasi dan Dapat menjawab sebagian
Merespons Bacaan pertanyaan terkait cerita
yang telah dibacakan.
Dapat memberikan respons
yang menunjukkan
pemahaman (mengangguk,
mata mengikuti gerak
tangan pembaca, dll)
Perilaku Membaca Mendengar dan menyimak
dengan baik hampir
sepanjang waktu ketika
dibacakan
Pembaca Kemampuan Fonetik Dapat mengeja sebagian
Pemula kombinasi huruf-huruf
Sebagian SD (konsonan + vokal/KV)
kelas rendah secara mandiri.
dan tinggi Dapat mengeja kombinasi
huruf-huruf lain dengan
4
bantuan.
Pemahaman Kosa Kata Memahami hampir
sebagian besar kata-kata
yang dibaca dengan atau
tanpa bantuan.
Pemahaman Tata Bahasa Memah.ami fungsi tanda
baca titik, koma, dan tanya
Kemampuan Menggunakan Konteks Mampu menggunakan
ilustrasi untuk memahami
bacaan.
Kemampuan Menginterpretasi dan Dapat menjawab hampir
Merespons Bacaan semua pertanyaan terkait
bacaan.
Perilaku Membaca Mendengar dan menyimak
sepanjang waktu ketika
membaca dengan
panduan/dibacakan.
Pembaca Kemampuan Fonetik Dapat mengeja semua
Madya SD kombinasi huruf-huruf
kelas tinggi (KV, VK, KKV) dengan
baik.
Pemahaman Kosa Kata Memahami sebagian besar
kata-kata tanpa bantuan.
Pemahaman Tata Bahasa Memahami fungsi hampir
semua tanda baca; titik,
koma, tanda tanya, tanda
seru, tanda kutip, dll.
Membaca dengan intonasi
yang sesuai dengan tanda
baca (titik, koma, tanda
tanya dan seru)
Pembaca Kemampuan Menggunakan Konteks Memahami arti kalimat
Madya SD dengan menggunakan
kelas tinggi pemahaman terhadap kata-
kata yang telah diketahui.
Kemampuan Menginterpretasi dan Menjawab semua
Merespons Bacaan pertanyaan terkait bacaan
Menjelaskan ulang
informasi umum dan
sebagian informasi spesifik
terkait bacaan.
Mampu melakukan
inferensi dan prediksi
terkait isi bacaan.
5
Perilaku Membaca Menunjukkan minat
terhadap bacaan.
Memilih buku secara
mandiri sesuai dengan
minatnya dengan atau
tanpa bimbingan

b. Jenjang Kemampuan Menulis di SD


Seperti halnya kemampuan membaca, kemampuan menulis dapat bervariasi di
jenjang SD. Pemeringkatan kemampuan menulis adalah sebagai berikut
Penulis bercerita melalui simbol gambar,
Penulis Awal huruf, kata, atau kalimat sederhana. Kosa
kata tulis masih bercampur dengan kosa
kata lisan
Penulis sudah berusaha memenuhi standar
konvensi bahasa tulis, yaitu kosa kata,
ejaan, dan tata bahasa. Penulis sudah
Penulis Pemuda dapat menulis kosa kata tulis (misalnya
kata kerja dengan imbuhan) dan tanda
baca (titik, tanda seru, dan tanda tanya).
Penulis juga dapat menulis kalimat utuh.
Penulis dapat mengekspresikan ide
melalui karangan dengan kosa kata tulis,
Penulis Madya menggabungkan narasi dan dialog dengan
tanda baca yang benar dan kalimat yang
bervariasi.

Bagan 7. Kecakapan Menulis di Tahap Pembelajaran

Jenjang kemampuan membaca dan menulis tersebut hendaknya dipertimbangkan


dalam merancang kegiatan literasi pada tahap pembelajaran. Beberapa alternatif
kegiatan yang sesuai dengan jenjang kemampuan membaca dan menulis disajikan dalam
tabel berikut ini

Jenjang Kemampuan Alternatif Kegiatan Media


Membaca dan Menulis
Awal • Guru membacakan buku • Buku cerita bergambar.
cerita bergambar dengan • Buku cerita bergambar
nyaring dan mengajak berukuran besar (big
6
peserta didik untuk book).
memperhatikan ilustrasi
dan kata-kata dalam cerita.
• Guru membaca buku
besar (big book) bersama
peserta didik.
• Peserta didik
menggambar tokoh atau
kejadian dalam cerita, atau
menulis beberapa kata
dalam cerita.
Pemula • Guru membacakan buku • Buku cerita bergambar.
cerita bergambar atau buku • Buku cerita berilustrasi.
cerita berilustrasi dengan • Buku besar (big book).
nyaring. • Novel anak sederhana.
• Guru membaca buku • Buku teks pelajaran.
bergambar atau buku
berilustrasi bersama
peserta didik.
• Guru memandu peserta
didik membaca buku cerita
bergambar atau
berilustrasi.
• Peserta didik membaca
buku berilustrasi dalam
hati.
• Peserta didik mengisi
graphic organizer untuk
menanggapi bacaan.
• Peserta didik menuliskan
tanggapan atau kesan
terhadap bacaan dengan
kalimat sederhana.
Madya • Guru membacakan • Buku cerita berilustrasi.

7
kutipan novel anak dengan • Novel anak/ remaja yang
nyaring. sesuai.
• Guru meminta peserta • Cerita pendek untuk
didik untuk bergantian anak.
membaca buku dengan • Cerita rakyat/
nyaring. legenda/hikayat yang
• Guru memandu peserta sesuai untuk jenjang SD.
didik untuk membaca. • Puisi dan pantun yang
• Peserta didik membaca sesuai dengan jenjang SD.
buku dalam hati. • Buku teks pelajaran
• Peserta didik menuliskan
tanggapan atau kesannya
terhadap bacaan

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Dengan terselesaikannya makalah ini, semoga dapat bermanfaat dan bisa


dijadikan sumber pengetahuan baru oleh semua pihak dan dapat dimanfaatkan serta
diaplikasikan dalam kehidupan di masyarakat. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam menyusun makalah ini karena keterbatasan materi yang kami
miliki. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar kami
bisa menjadi lebih baik dalam menyusun makalah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Hamid Muhammad, P. (2016). Panduan Gerakan Literasi Sekolah Di SD. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Dasar Direktorat Jenderal.

Hernisa Tianotak, L. s. (2022). Peran Literasi untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam
Pembelajaran PKn di MAN 3 Seram Bagian Timur. Jurnal Pendidikan Tambusai, 3-6.

10

Anda mungkin juga menyukai