Anda di halaman 1dari 9

Laporan Kemajuan

Pemahaman Literasi Dasar Selama Perkuliahan

Oleh :

Mutiara Rosalina

GKSD-A

952022G41

PPG PRAJABATAN GELOMBANG 2

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

TAHUN 2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Literasi dasar terdiri dari baca, tulis, numerisasi, sains, digital,


finansial, budaya dan kewargaan adalah bagian dari kecakapan
pembelajaran abad 21. Bersamaan beserta kompetensi serta karakter,
ketiga hal tersebut akan bermuara pada pembelajaran sepanjang hayat.
Data yang diperoleh dari Word’s Most Literate yang dilaksanakan oleh
UNESCO pada tahun 2016, Indonesia menempati urutan ke-60 dari 61
negara partisipan survai dalam kemampuan literasi (Wandasari:2017).
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh PISA pada tahun 2015
menunjukan bahwa indonesia menempati urutan ke-60 dari 61 negera
partisipan survei (OECD:2018). Berdasarkan hal tersebut, hal ini
menandakan jika literasi adalah masalah yang penting di dalam dunia
pendidikan Indonesia.

Konsep literasi dibahas dalam enam kategori yaitu literasi dini,


literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, dan
literasi visual. Pemahaman literasi dini sangat penting untuk dipahami oleh
siswa karena hal tersebut akan berlanjut pada literasi dasar. Dalam
pendidikan formal, peran kepala sekolah dan guru memiliki pengaruh yang
besar untuk memfasilitasi pembangunan komponen literasi siswa. Sebagai
langkah awal, maka diperlukanya perubahan paradigma dari semua
pemangku kepentingan untuk terciptanya lingkungan literaasi ini.

Gerakan Literasi Sekolah bukan hanya sekedar membaca buku.


Pada pendidikan formal khususnya pada kurikulum 2013, gerakan ini
dilakukan menggunakan pendekatan saintifik (5M) yaitu mengamati,
menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Dengan demikian
Gerakan Literasi Sekolah ini tidak hanya identik dengan aktivitas
membaca, akan tetapi juga akan berpengaruh pada keterampilan
memproduksi arus sisem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak,
kebutuhan perasaan, dan kegiatan kepada orang lain. Kegiatan berbicara
juga meliputi beberapa jenis yaitu berdialog, menyampaikan pengumuman,
argumentasi, bercerita, diskusi, serta berpiato (Mulyati, 2008). Dalam hal
ini tentunya akan berpengaruh pada pelaksanaan pembelajaran siswa
khususnya pada pendidikan sekolah dasar.

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah sebuah upaya yang


dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan
sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat
sepanjang hayat melalui pelibatan publik (Antasari, 2017). Hal yang urgen
ini menekankan keterlibatan semua pihak yang terkait di dalam dunia
pendidikan, mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga
satuan pendidikan yaitu sekolah (Nurdiyanti, 2010). Sekolah berperan
penting sebagai wahana memperteguh nilai budaya dan karakter bangsa
(Triyanto, Fauziyah, & Hadi, 2019). Hal ini dapat diwujudkan apabila
kegiatan pembelajaran di sekolah mampu mendukung terbentuknya siswa
yang memiliki wawasan yang luas dan mempunyai cara pandang yang
internasional. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan
mengembangkan budaya literasi di sekolah (Wulandari, 2017).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang Anda ketahui sebelumnya mengenai literasi?


2. Apa yang Anda ketahui tentang literasi setelah mengikuti
perkuliahan?
3. Kegiatan literasi apakah yang Anda temukan di lapangan?
4. Tuliskan refleksi Anda terkait perkuliahan literasi!

1.3 Tujuan Laporan Kemajuan


Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka dapat
diketahui tujuan penelitian ini, antara lain:
1. Untuk mengetahui mengenai literasi sebelumnya.
2. Untuk mengetahui mengenai literasi setelah mengikuti perkuliahan
literasi.
3. Untuk mengetahui kegiatan literasi yang pernah di temukan di
lapangan.
4. Untuk mengetahui refleksi terkait perkuliahan literasi.
BAB II

HASIL LAPORAN

2.1 . Pengetahuan yang didapat sebelum mengenal literasi

Yang saya ketahui sebelumnya mengenai literasi adalah menulis,


membaca, dan berhitung. Pengertian Literasi Secara sederhana, literasi
memang dipahami sebagai kemampuan dalam membaca dan menulis.
Membaca dapat diartikan sebagai proses menerjemahkan lambang-
lambang bahasa hingga diproses menjadi suatu pengertian. Sementara itu,
menulis adalah mengungkapkan pemikiran dengan mengukirkan
lambang-lambang bahasa hingga membentuk suatu pengertian. Jadi,
kalau literasi hanya dipahami sesederhana itu, artinya bangsa kita ini
punya sejarah panjang terhadap aktivitas-aktivitas literasi lhoo. Tapi,
seiring dengan perkembangannya, pemaknaan terhadap literasi pun
menjadi lebih luas. Bahkan di Indonesia, kata literasi sudah lebih populer
dibandingkan kemahirwacanaan, melek aksara, dan keberaksaraan.
Bukan hanya sekedar kata, tapi literasi juga menjadi gerakan bagi pegiat
pendidikan, baik informal dan juga nonformal.

2.2 Pengetahuan yang didapat setelah mengenal literasi

Setelah saya mempelajari mata kuliah literasi dasar di program


PPG ini saya mendapat banyak ilmu dan pengetahuan mengenai literasi
secara luas. Ternyata literasi bukan hanya menulis dan membaca saja
tetapi masih banyak yang lainnya. Dengan belajar mata kuliah literasi saya
mengetahui macam-macam literasi yaitu ada literasi teknologi adalah
kemampuan dalam mengetahui dan memahami hal-hal yang
berhubungan dengan teknologi misalnya hardware dan software, mengerti
cara menggunakan internet serta memahami etika dalam menggunakan
teknologi, Literasi media adalah kemampuan dalam mengetahui dan
memahami berbagai bentuk media “media elektronik, media cetak dan
lain-lain” dan memahami cara penggunaan setiap media tersebut, Literasi
visual adalah pemahaman yang lebih kemampuan dalam menginterpretasi
dan memberi makna dari suatu informasi yang berbentuk gambar atau
visual. Literasi visual hadir dari pemikiran bahwa suatu gambar bisa
“dibaca” dan artinya bisa dikomunikasikan dari proses membaca, literasi
numerasi adalah kecakapan untuk menggunakan berbagai macam angka
dan simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan
masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari,
literasi sains kecakapan untuk memahami fenomena alam dan sosial di
sekitar kita serta mengambil keputusan yang tepat secara ilmiah, literasi
digital adalah kecakapan menggunakan media digital dengan beretika dan
bertanggung jawab untuk memperoleh informasi dan komunikasi, literasi
finansial adalah kecakapan untuk mengaplikasikan tentang konsep, resiko,
keterampilan, dan motivasi dalam konteks finansial, literasi
kewarganegaraan dan budaya adalah kecakapan dalam memahami dan
bersikap kebudayaan Indonesia sebagai indentitas bangsa serta
memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara, literasi komunikasi
adalah kecakapan dalam penyampaian komunikasi dengan orang, literasi
informasi adalah kecakapan dalam mendapatkan informasi yang
dibutuhkan dan kecakapan dalam penyampaian informasi kepada orang
lain, literasi kosakata adalah kecakapan dalam penggunaan beberapa
kata untuk menjadi sebuah kalimat dan disampaikan kepada orang lain.

2.3 Kegiatan literasi yang pernah di temukan di lapangan

Kegiatan literasi yang saya temukan di lapangan adalah kegiatan


GLS (Gerakan Literasi Sekolah) seperti adanya perpustakaan yaitu
perpustakaan merupakan sarana yang ada di sekolah, dengan tujuan
untuk melayani peserta didik dalam peminjaman buku pelajaran dan buku
umum. Peserta didik dapat mencari sumber bacaan ataupun referensi
sesuai dengan minat peserta didik. Buku dikembalikan sesuai dengan
aturan yang berlaku di perpustakaan tersebut.Beragamnya jenis buku
dapat memberikan manfaat berupa kecintaan, kesadaraan, dan kebiasaan
peserta didik terhadap literasi membaca juga memperkaya pengalaman
belajar dan menambah wawasan peserta didik. Adanya perpustakaan
dapat melatih rasa tanggung jawab peserta didikpojok baca, bacaan
dinding, perpustakaan keliling. Pada saat saya masih duduk di bangku
sekolah saya melihat dan mengalami. Pojok Baca adalah suatu kegiatan
yang dilakukan siswa di setiap waktu luang disela-sela jam pelajaran
untuk membaca buku yang telah tersedia di rak yang terletak di setiap
pojok kelas. Sayangnya pojok baca juga hanya berada di kelas tinggi saja.
Pojok baca ini juga. Tujuan dibuatnya Pojok Baca adalah untuk
mendukung gerakan membaca 15 menit sebelum KBM, pada saat saya
masih duduk di bangku sekolah SMA kelas saya menyepakati untuk
membuat pojok baca yang buku-buku bacaan dari sisswa sendiri dengan
ketentuan membawa buku minimal 2 buah buku.Dilingkungan sekolah
terdapat beberapa bacaan dinding seperti aturan tata tertib sekolah, visi
misi sekolah, poster untuk selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan
sekitar, ada juga karya karya kaligrafi siswa dan beberapa poster karya
siswa atau cerpen, puisi yang ditempel di ruang kelas.

2.4 Refleksi terkait perkuliahan literasi

Refleksi saya mengenai perkuliahan literasi antara lain: saya


merasa bahwa pengetahuan saya mengenai literasi meningkat, yang awal
saya tidak tahu dan beranggapan bahwa literasi hanya ada menulis dan
membaca. Tapi dengan belajar mata kuliah ini saya dapat mengetahui
macam-macam literasi dan kegunaannya. Saya dapat mengetahui
mengenai literasi. Melalui mata kuliah ini juga saya dapat menerapkan
literasi yang cocok untuk anak sekolah dasar ketika saya menjadi
guru.saya mampu memahami tentang budaya literasi yang dapat
diterapkan disekolah dan di lingkungan masyarakat. Kegiatan literasi tidak
hanya mencangkup membaca saja tetapi ada juga mengenai literasi
numerasi, budaya, visual, teknologi dsb. Setelah mempelajari mata kuliah
ini saya akan menerapkan budaya literasi baik di lingkungan sekolah
maupun di lingkungan masyarakat.
BAB III

PENUTUP

Simpulan

Sebelumnya saya hanya mengetahui literasi mencangkup menulis


dan membaca saja, tetapi dengan mengikuti program PPG dan
mendapatkan mata kuliah literasi dasar saya dapat mengetahui berbagai
ilmu dan pengetahuan terkait dengan literasi banyak ilmu yang saya
dapatkan stelah belajar literasi ini diantaranya belajar menciptakan kelas
yang literat dan menciptakan sarana dan prasarana yang menunjang
untuk Buya literasi yang berkelanjutan. Saya juga menerapkan literasi baik
literasi di lingkungan sekolah dan literasi di lingkungan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Wiratsiwi, W. (2020). Penerapan gerakan literasi sekolah di sekolah


dasar. Refleksi Edukatika: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 10(2), 230-
238.

Tahmidaten, L., & Krismanto, W. (2020). Permasalahan budaya


membaca di Indonesia (Studi pustaka tentang problematika &
solusinya). Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 10(1),
22-33.

Saadati, B. A., & Sadli, M. (2019). Analisis pengembangan budaya


literasi dalam meningkatkan minat membaca siswa di sekolah
dasar. TERAMPIL: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar,
6(2), 151-164.

Anda mungkin juga menyukai