Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PENELITIAN

PENTINGNYA PENANAMAN LITERASI PADA


ANAK MASA SEKOLAH DI SURAKARTA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Sosiologi

Disusun Oleh:

Nifta Hasya Aulia

Kelas X.6

SMA BATIK 2 SURAKARTA

SURAKARTA

2023

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Literasi sering diartikan sebagai kemampuan membaca dan menulis. Namun


saat ini literasi bukan hanya membaca dan menulis, melainkan lebih luas dalam
kemampuan literasi di berbagai aspek. Literasi di Indonesia dikenal dengan adanya
budaya literasi. Budaya literasi dimaksudkan sebagai kegiatan untuk membiasakan
berfikir yang diikuti dengan proses membaca, menulis yang pada akhirnya apa yang
dilakukan dalam sebuah proses kegiatan tersebut akan menciptakan karya.1 Literasi
merupakan suatu tahap awal yang penting bagi peserta didik. Dengan menguasai
kompenen literasi, peserta didik mampu mengolah kemampuan membaca dan
mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Literasi pada awalnya diartikan sebagai upaya untuk menjadikan seseorang
alfabet, dimana seseorang dapat membaca dan memahami tulisan. Namun, literasi
saat ini tidak lagi diartikan sebagai pemberatan buta aksara, tetapi sebuah praktik
sosial yang melibatkan kegiatan berbicara, menulis, membaca, menyimak, dalam
proses memprosuksi ide dan mengkonstruksi makna yang terjadi dalamm konteks
budaya yang spesifik. Dalam pendidikan, literasi merupakan hal yang sangat
penting. Selain dijadikan sebagai sarana pengenal tulisan bagi anak, literasi juga
sangat dibutuhkan karena dengan meningkatnya budaya literasi dalam pendidikan
akan meningkatkan pemahaman dan mampu mengkonstruksi informasi atau
pengetahuan-pengetahuan yang didapat dalam kehidupan yang nyata. Rendahnya
kualitas pendidikan di Indonesia ditandai dengan fenomena budaya literasi. Minat
baca berbanding lurus dengan tingkat kemajuan pendidikan suatu bangsa. Dalam
hal ini membaca merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa.
Rendahnya literasi di Indonesia menyebabkan Indonesia menjadi negara paling
rendah dari negara-negara lain. Membaca memberi pengaruh yang kuat terhadap
perkembangan budaya literasi pada peserta didik.
Budaya literasi di Indonesia masih rendah, di bawah rata-rata skor
internasional. Indonesia sangat tertinggal jauh dibanding dengan negara lain.
Berdasarkan studi dari Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan presentase kemampuan anak membaca usia 15 tahun hanya 37,6%
anak membaca tanpa memahami makna dari buku yang dibaca.
Kenyataan yang terjadi, budaya yang ada di masyarakat kurang mendukung
kebiasaan membaca. Masyarakat lebih suka berbicara, menonton dan
mendengarkan. Hal ini menyebabkan minimnya kemampuan membaca yang
dimulai dari masyarakat itu sendiri.
Dalam proses pembelajaran, membaca sering dilakukan untuk menggali
informasi dan pengetahuan-pengetahuan baru dalam menunjang pembelajaran.
membaca sendiri merupakan suatu kegiatan belajar untuk memahami bacaan
melalui media kata-kata berupa teks. Kegiatan membaca menjadi salah satu jenis
kemampuan yang bersifat reseptif. Membaca salah satu keterampilan yang wajib
dikuasai oleh peserta didik untuk membekali peserta didik dalam menggali
pengetahuan dan informasi dalam proses pembelajaran.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui peraturan Menteri nomor
23 tahun 2005 menyelenggarakan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) untuk
menumbuhkan sikap budi pekerti kepada anak-anak dengan bahasa. Gerakan literasi
ini diselenggarakan untuk meningkatkan budaya membaca di masyarakat, terutama
sekolah yang dijadikan sebagai tempat organisasi pembelajaran. Dengan
terlaksananya gerakan literasi ini diharapkan siswa dapat meningkatkan
keterampilan membaca dan memberikan kesadaran kepada siswa tentang
pentingnya literasi membaca di Sekolah Dasar.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka permasalahan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana pentingnya upaya
untuk menanamkan literasi pada anak masa sekolah di Surakarta?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan mengambil judul “Pentingnya Penanaman Literasi Pada Anak Masa Sekolah
di Surakarta” yang bertujuan untuk memahami bagaimana pentingnya
orangtua/guru menanamkan pentingnya literasi pada anak sekolahan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
antara lain:
1. Bagi Subjek
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi subjek agar dapat
meningkatkan kemampuan literasi awal anak secara lebih optimal.
2. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi masyarakat terkait
pentingnya penanaman literasi pada anak masa sekolah. sehingga masyarakat
khususnya ibu mendapatkan pengetahuan secara ilmiah dalam rangka
meningkatkan kemampuan literasi awal pada anak prasekolah.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman dan referensi bagi peneliti
selanjutnya yang ingin meneliti dengan tema serupa. Agar dapat
menyempurnakan penelitian ini, serta dapat menggali permasalahan lain
terkait tema ini agar lebih mendalam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan Pentingnya Literasi


Definisi Literasi
Secara sederhana, literasi memang dipahami
sebagai kemampuan dalam membaca dan menulis. Membaca dapat
diartikan sebagai proses menerjemahkan lambang-lambang bahasa
hingga diproses menjadi suatu pengertian. Sementara itu, menulis adalah
mengungkapkan pemikiran dengan mengukirkan lambang-lambang
bahasa hingga membentuk suatu pengertian.
Dewasa ini, pemaknaan literasi dan gerakan literasi semakin
berkembang. Sampai-sampai kemampuan literasi juga difokuskan
menjadi parameter penilaian terhadap peserta didik dan guru. Nah, ada
beberapa alasan yang sangat penting dan ini wajib kamu ketahui.
Pertama, munculnya kesadaran yang mendasar tentang pentingnya
kemajuan dan masa depan bangsa Indonesia. Kalau kita lihat secara
historis dan sosiologis, tingkat literasi yang tinggi adalah faktor yang
paling mendukung sebuah bangsa dengan masyarakatnya menjadi unggul
dan maju. Kedua, masyarakat dan pemerintah Indonesia semakin sadar
bahwa kemajuan dan keunggulan individu, masyarakat, dan juga bangsa,
ditentukan oleh adanya tradisi dan budaya literasi yang baik.
Ketiga, adanya faktor pendukung dari komunitas-komunitas yang peduli
dan punya semangat untuk menumbuhkan dan menyebarluaskan
kegiatan, tradisi, dan budaya literasi di lingkungan masyarakat dan
lingkungan pendidikan.
Tujuan Literasi
Di tengah gempuran informasi yang masif pada saat ini, literasi memiliki
peran yang lebih penting lagi. Mengapa literasi menjadi begitu
penting? Yuk simak tujuan literasi di bawah ini:
a. Dengan literasi, tingkat pemahaman seseorang dalam mengambil
kesimpulan dari informasi yang diterima menjadi lebih baik.
b. Membantu orang berpikir secara kritis, dengan tidak mudah terlalu
cepat bereaksi.
c. Membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan cara
membaca.
d. Membantu menumbuhkan serta mengembangkan nilai budi pekerti
yang baik dalam diri seseorang.
Manfaat Literasi
Belajar literasi tentu memiliki manfaat yang sangat banyak,
terutama di tengah gempuran informasi di era digital seperti saat ini.
Berikut beberapa manfaat yang bisa kita dapat dari belajar literasi:
a. Memperkaya kosa kata.
b. Memperluas wawasan dan pengetahuan.
c. Membantu berpikir kritis untuk membantu dalam mengambil
keputusan.
d. Membuat otak bekerja lebih optimal.
e. Mengasah kemampuan dalam menangkap dan memahami informasi
dari bacaan.
f. Mengasah kemampuan menulis dan merangkai kata dengan lebih
baik.
g. Melatih konsentrasi dan fokus.
h. Mengembangkan kemampuan verbal.
i. Meningkatkan kepekaan terhadap informasi yang ada di platform
media terutama digital.
j. Meningkatkan kreativitas dalam memilih dan menyusun kata.

2. Jenis-jenis Literasi
Setelah kita paham pengertian dan pentingnya literasi, sekarang kita akan
membahas jenis-jenis literasi. Ternyata, literasi itu pembagiannya
luas guys, tidak hanya satu. Ada beberapa jenis literasi yang dibedakan
berdasarkan objek yang harus dipahami. Berikut penjelasannya!

a. Literasi Media
Literasi media adalah kemampuan seseorang dalam memahami berbagai bentuk
media. Selain memahami bentuk media, literasi media juga membuat orang
mampu menyerap informasi yang disampaikan media secara baik, bisa memilah
mana yang baik dan mana yang buruk.
b. Literasi Dasar
Literasi dasar adalah kemampuan dasar dalam membaca, menulis,
mendengarkan, dan juga berhitung. Nah, tujuan dari literasi dasar adalah untuk
mengoptimalkan kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, berhitung,
dan juga berkomunikasi dengan dengan sesama.
c. Literasi Teknologi
Literasi teknologi adalah suatu kemampuan dalam mengetahui sekaligus
memahami hal-hal yang berhubungan dengan teknologi, seperti software dan
hardware. Selain itu, dapat memahami cara menggunakan internet yang baik
dan benar serta etika dalam penggunaan teknologi.
d. Literasi Perpustakaan
Literasi perpustakaan adalah kemampuan dalam memahami dan membedakan
karya tulis yang berbentuk fiksi maupun non-fiksi. Kemudian memahami cara
menggunakan katalog dan indeks, juga kemampuan memahami informasi
ketika membuat suatu karya tulis dan karya ilmiah.
e. Literasi Visual
Literasi visual adalah pemahaman yang lebih dalam menginterpretasi dan
menangkap suatu makna dari informasi yang berbentuk visual atau gambar.
Literasi visual ada, karena muncul pemikiran bahwa sebuah gambar itu dapat
dibaca. Artinya, bisa dikomunikasikan dari proses membaca.

3. Kerangka Berpikir

Menurut Kemendikbud (2016) Gerakan Literasi Sekolah adalah sebuah upaya


yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi
pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
Menurut Teguh (2017: 21): Berpendapat bahwa Gerakan Literasi Sekolah
merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat partisipatif dengan melibatkan
warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan,
pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali murid peserta didik),
akademisi, penerbit, media massa, masyarakat dan pemangku kepentingan di
bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lingkungan SMA Batik 2 Surakarta.
Pemilihan tempat ini dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa:
a. Adanya keterbukaan dari pihak sekolah sehingga memudahkan
peneliti dalam mengumpulkan data yang diperlukan dengan
permasalahan yang diteliti.
b. Pertimbangan metodologis penelitian, dimana peneliti dapat
terlibat dalam kegiatan observasi secara partisipatif terhadap
subyek penelitian. Sehingga peneliti dapat melakukan
pengumpulan data secara lebih mendalam.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini diawali dengan penyusunan proposal, penyusunan
desain penelitian, pengumpulan data, analisis data, penulisan laporan
sampai penulisan laporan akhir.
Adapun rincian waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Jadwal Penelitian.
Oktober November
September
Jadwal
No
Kegiatam 2018 2018 2018
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan
1
Proposal
Pengumpulan data
dan analisis data
2
analisis data
Penyusunan
3
laporan akhir
B. Bentuk dan Strategi penelitian
1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. “Penelitian
deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena
alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa
berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan,
dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena
lainnya” (Sukmadinata, 2006:72). Penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan
sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, proses yang sedang
berlangsung, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung.
Peneltian kualitatif merupakan jenis peneltiain yang menggambarkan
dan mendeskripsikan fenomena yang dialami subyek penelitian
dalam bentuk kata-kata. Jadi penelitian deskriptif kualitatif ini
memiliki tujuan untuk mengangkat fakta, keadaan, fenomena yang
terjadi ketika penelitian berlangsung dan menyajikannya apa adanya.
C. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi
langsung, wawancara dan dokumentasi.
1. Observasi Langsung
Teknik observasi merupakan teknik untuk menggali data dari
sumber data berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda, dan rekaman
gambar (Sutopo, 2002:64). Spradley dalam (Sutopo, 2002:64)
menjelaskan bahwa “teknik observasi dibagi menjadi (1) tak berperan
sama sekali, (2) observasi berperan, yang terdiri dari (1) berperan pasif,
(2) berperan aktif, (3) berperan penuh”. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan jenis observasi berperan aktif. Peneliti terlibat secara
langsung dalam kegiatan yang dilakukan oleh subyek penelitian di
lingkungan sekolah.
2. Wawancara Mendalam
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui
percakapan atau tanya jawab (Satori dan Komariah. 2012:130).
Dalam penelitian kualitatif, wawancara harus dilakukan secara
mendalam karena informasi harus dieksplorasi secara holistik dan jelas
dari informan. Wawancara mendalam atau indepth interview adalah
wawancara tanpa alternatif pilihan jawaban dan dilakukan untuk
mendalami informasi dari seorang informan (Afrizal. 2014:136).
Pendapat Patton menyatakan bahwa “cara utama yang dilakukan
oleh para ahli metodologi kualitatif untuk memahami persepsi,
perasaan, dan pengetahuan orang-orang adalah wawancara mendalam
dan intensif” (Ahmadi, 2014:119). Dalam penelitian ini wawancara
dilakukan dengan pihak sekolah yang diwakili oleh Kepala Sekolah,
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, dan Guru Bimbingan
Konseling selaku stakeholder sekolah yang merumuskan tata tertib
sekolah.
3. Dokumen
Dokumen yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian-
penelitian serupa yang telah dilakukan di tempat yang berbeda, dapat
juga data dari buku, surat kabar, majalah, internet, beragam foto dan
catatan lapangan. Sutopo (2002:54) menjelaskan “dokumen dan
arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu
peristiwa atau aktivitas tertentu”.
D. Validitas Data
Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek
penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono.
2013:117). “Dalam penelitian kualitatif, validitas data tidak dapat
ditangkap secara pasti dan banyak peneliti meragukan keabsahan hasil
penelitian kualitatif (Bungin, 2005:57)”. Salah satu cara untuk memperoleh
data yang valid dalam penelitian kualitatif adalah dengan menggunakan
teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong. 2011:330). Artinya
untuk menarik simpulan yang mantap, diperlukan tidak cukup dengan hanya
satu cara pandang namun beberapa cara pandang. “Dari beberapa cara
pandang tersebut akan bisa dipertimbangkan beragam fenomena yang
muncul, dan selanjutnya bisa ditarik simpulan yang lebih mantap dan lebih
bisa diterima kebenarannya” (Patton dalam Sutopo (2002:78).
E. Prosedur Penelitian
Menurut Sutopo (2002: 187-190) prosedur penelitian adalah rangkaian
tahap demi tahap kegitan dari awal sampai akhir penelitian. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan prosedur atau langkah-langkah dari
persiapan, pengumpulan data, analisis data dan penyusunan laporan
penelitian. Lebih jelasnya diuraikan sebagai berkut:
1. Persiapan
a. Menyusun proposal penelitian yang meliputi pengajuan judul dan
proposal penelitian kepada dosen pembimbing .
b. Membuat desain penelitian yaitu dengan mengumpulkan
bahan/sumber materi penelitian yang berasal dari lapangan berupa data
dan pengamatan awal serta menyiapkan instrumen penelitian atau alat
observasi.
c. Mengurus perizinan penelitian.
2. Pengumpulan Data
a. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam
dan pengamatan berperan serta atau observasi partisipan.
b. Membuat fieldnote (catatan lapangan) dan transkrip hasil
wawancara.
c. Memilah dan mengatur data sesuai kebutuhan.
3. Analisis Data
a. Menentukan teknik analisis data yang tepat sesuai desain penelitian
yang meliputi reduksi data (pembuatan matriks hasil penelitian
lapangan), penyajian data (pembuatan matriks hasil lapangan
dengan matriks teori) dan penarikan kesimpulan (verifikasi).
b. Mengembangkan hasil intepretasi data dengan analisis lanjut
kemudian disesuaikan dengan hasil temuan di lapangan.
c. Melakukan pengayaan dalam menganalisis data yang sudah ada
dengan dosen pembimbing.
d. Membuat simpulan akhir sebagai temuan penelitian.
4. Penyusunan Laporan Penelitian
a. Penyusunan laporan awal.
b. Review laporan yaitu mendiskusikan laporan yang telah disusun dengan
dosen pembimbing.
c. Melakukan perbaikan laporan sesuai hasil diskusi d. Penyusunan laporan akhir
Giddens, Anthony. (1985). Kapitalisme dan Teori Sosial Madern : Suatu Analisis
Terhadap Karya Tulis Marx Durkheim dan Max Weber,
CapitalismandModernSocialTheory:anAnalysisofWritingofMax,
DurkheimandMaxWeber.Jakarta : UI Press

Mujahidah. (2009). Perilaku Menyontek Laki-Laki dan Perempuan Studi Meta


Analisis. Diperoleh 10 September 2018, dari
http://digilib.uinsuka.ac.id/8860/1/MUJAHIDAH%20%MENYONTEK%
20LAKI-LAKIDAN%20PEREMPUAN%20STUDIMETA%20ANALISIS.pdf

Moleong, Lexy J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung:


REMAJA ROSDAKARYA

Satori, Djam’an dan Komariah, Aan. (2012).MetodologiPenelitianKualitatif.


Bandung: ALFABET,

Sugiyono.(2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif,danR&D).Bandung:Alfabeta.

Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta:Sebelas Maret


University Press.

Yin, Robert k. 1997. StudiKasusDesaindanMetode. Terjemahan M.Djauzi


Mudzakir. Jakarta:PT Grafindo Persada

Zalnur (2012), Plagiarisme Di Kalangan Mahasiswa Dalam Membuat


Tugas-Tugas Perkuliahan Pada Fakultas Tarbiyah Iain Imam Bonjol
Padang. Diperoleh 10 September 2018

Zeitlin, Irving. (1995). MemahamiKembaliSosiologi:KritikTerhadapTeori


SosiologiKontemporer.Yogyakarta : Gajah Mada University Press

https://news.okezone.com/read/2010/02/10/65/302135/plagiat-unpar-
copot-guru-besar

https://news.okezone.com/read/2017/08/28/65/1764450/duh-disertasi-
doktor-unj-terindikasi-plagiat

Anda mungkin juga menyukai