Anda di halaman 1dari 63

SKRIPSI

ANALISIS IMPLEMENTASI GERAKAN LITERASI SEKOLAH


SEBAGAI.UPAYA MELATIH KETERAMPILAN MENULIS SISWA
KELAS 3 SDN 02 PANDEAN

AGUS BUDIONO

15141.086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

2018

1
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dilihat dari sudut pandang secarastradisional, pengertian literasi hanya

sebatas sebagai kemampuan mambaca dan menulis. Orang dapat dikatakan

seseorang yang literat adalah bagi mereka yang mampu mambaca dan

menulis atau bebas buta huruf. Dengan seiring perkembangan jaman yang

semakin maju dan pesat pengertian literasi tidak hanya sebagai kemampuan

membaca dan menulis, namun berkembang menjadi kemampuan untuk

membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Sejalan,dengan pengertian

tersebut definisi literasi telah berubah dari pengartian yang sempit menjadi

yang lebih luas cangkupannya dan meliputi dari berbagai aspek bidang. Pada

masa perkembang awal, literasi didefinisikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan bahasa dan gambar dalam bentuk yang kaya dan beragam untuk

membaca, menulis, melihat, mendengar dan berbicara. Dengan berbagai

kemampuan yang kita miliki tersebut dapat memungkinkan kita untuk saling

berbagi dan bertukar informasi yang kita dapat kepada orang lain.

Oleh sebab itu pada era globalisasi seperti sekarang ini keterampilan

dalam .berliterasi seseorang adalah..syarat penting dan kunci utama seseorang

dalam memperoleh suatu informasi, informasi yang didapat seseorang

sangatlah berpengaruh kepada keterampilan berbahasa seseorang.

Keterampilan berbahasa biasanya dapat terbagi menjadi empat poin penting

yang harus dikuasai oleh seseorang tersebut, yaitu meliputi keterampilan

membaca, keterampilan menyimak, keterampilan berkomunikasi dan


3

keterampilan menulis. Dari keempat poin keterampilan tersebut,memiliki

kaitan erat antara satu dengan yang lain serta mempunyai peran masing-

masing. Kemampuan membaca memiliki peran yaitu sebagai salah satu kunci

kesuksesan dalam diri seseorang, karena informasi dan pengetahuan seseorang

yang dimilikinya tidak terlepas dari kegiatan membaca. Semakin sering orang

tersebut membaca maka semakin banyak pula ilmu pengetahuan yang akan

dimilikinya, begitu juga sebaliknya ketika semakin jarang seseorang untuk

melakukan kegiatan membaca maka akan semakin sedikit pula ilmu

pengetahuan yang dimiliki orang tersebut.

Tidak beda halnya dengan membaca,,kegiatan menulis pun juga tidak

terlepas dari perannya sendiri di dalam ruang lingkup kehidupan manusia.

Menulis adalah kegiatan sosial tempat ide didialogkan oleh penulis kepada

audiens, menulis bukanlah kegiatan soliter Dewayani, (dlm Dewayani

2017:17). Sependapat dengan gagasan di atas Sebranek, (dlm Alwasih, dlm

Sutanto Leo, 2010 : 2) menyampaikan, ada beberapa alasan mengapa menulis

itu sangat dianjurkan,,di antaranya menulis dapat mendorong kita agar dapat

berfikir secara, sistematis. Selain itu, kegiatan menulis juga dapat menuangkan

gagasan-gagasan baru dan membantu kita untuk memahami hal-hal tersebut

dengan baik.

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan menulis

memiliki fungsi dan manfaat sama halnya dengan membaca, karena ketika

seseorang melakukan kegiatan untuk menulis maka secara tidak langsung

seseorang tersebut juga mampu untuk membaca hasil dari tulisannya tersebut.

Hal inilah yang mendorong seseorang dari sejak lahir untuk melakukan

kegiatan belajar membaca dan menulis dari orang tua bahkan dari lingkungn
4

sekitarnya. Sejalan dengan berkembangnya teknologi informasi dan

komunikasi yang semakin maju menjadikan sebuah tuntutan mengapa setiap

orang harus memiliki kegemaran untuk membaca dan menulis, hal ini

dilakukan karena tidak terlepas dari bagaimana seseorang tersebut

memperoleh informasi baik dari segi pengetahuan dan wawasan yang luas

guna meningkatkan kecerdasannya.

Pada zaman seperti sekarang ini, perkembangan teknologi dan ilmu

pengetahuan sangat menjadi tuntutan bahkan tidak dapat dihindari. karena hal

tersebut merupakan dampak dari perkembangan dan perubahan zaman yang

dapat berpengaruh di dalam kehidupan masyarakat. Salah satu pegaruhnya

yaitu di dalam dunia pendidikan, di mana lembaga-lembaga pendidikan

dituntut untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara terus menerus

mengikuti arus globalisasi dan perkembangan zaman. Oleh karena itu penting

bagi diri seseorang untuk dapat menguasai informasi dan literasi..Pesatnya

perkembangan dan kemajuan teknologi merupakan salah satu tantangan

tersendiri di dalam dunia pendidikan. Maka dari itu bangsa Indonesia harus

segera untuk berbenah dan melakukan antisipasi sejak dini untuk

menghadapi perkembangan dan perubahan zaman, yaitu dengan cara

meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan agar tercipta generasi muda yang

cerdas serta memiliki budi pekerti luhur yang baik sebagai generasi penerus

bangsa. Di era zaman seperti sekarang ini keterampilan akan literasi sangat

berpengaruh besar tehadap keberhasilan generasi muda Indonesia. Salah satu

cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan meningkatkan

kualitas diri sendiri, kualitas diri seseorang dapat ditingkatkan melalui cara

bagaimana orang tersebut mengumpulkan informasi dan wawasan yang


5

dimilikinya, sehingga dapat menjadikan orang tersebut literat. Di.dalam

konsep literasi, menulis merupakan salah satu kegiatan mengulang serta

proses penulis untuk mengumpulkan ide yang dia miliki hingga mampu

menuangkan ide dan gagasan tersebut ke dalam sebuah paragraf tulisan yang

sesuai dengan pokok ide dan gagasan yang telah mereka kembangkan. Cara

ini dilakukan agar penulis dapat menemukan cara yang paling tepat dalam

menulis. Karena menurut penulis, hal ini dilakukan agar dapat menghasilkan

tulisan yang sesuai dengan tujuan penulisan tersebut. Oleh karena itu upaya

penulis untuk menghasilkan sebuah tulisan yang baik juga harus

mempertimbangkan beberapa aspek poin penting seperti, masyarakat

pembaca tulisan tersebut, tujuan dari penulisan tersebut, dan topik yang

dimuat dalam tulisan tersebut. Faktor terpenting yang harus diperhatikan

penulis adalah makna isi dari tulisan tersebut yang ingin disampaikan kepada

pembaca.

Menulis merupakan rangkaian kegiatan seseorang untuk dapat

mengungkapkan gagasan dan penyampaian informasi yang didapatnya

melalui sebuah paragraf tulisan kepada masyarakat khususnya pada pembaca.

Melalui keterampilan menulis, penulis dapat melaporkan, menyampaikan,

serta memberitahukan kepada orang lain melalui sebuah tulisan. keterampilan

menulis juga termasuk ke dalam keterampilan kognitif yaitu memahami,

mengetahui dan mengapersepsikan kedalam hal yang lebih kompleks, menulis

juga sebagai salah satu strategi yang paling tepat dalam proses belajar.

Berkaiatan dengan pemaparan topik diatas maka dapat disimpulkan

bahwa literasi dapat menjadikan diri seseorang menjadi cerdas, di samping itu

pula literasi juga dapat menjadikan diri seseorang menjadi penulis yang hebat,
6

selain itu menulis adalah kegiatan yang positif untuk mengasah kemampuan

otak seseorang di dalam menuangkan ide dan gagasan yang mereka miliki

karena setiap orang memiliki bakat menulis, maka dari itu kemampuan

menulis seseorang haruslah sering diasah agar sebuah karya tulisan yang

dihasilkan oleh seseorang tersebut mampu membuahkan hasil yang positif

untuk orang lain dan juga untuk masyarakat, karena masyarakat sangat

berperan besar selain sebagai pembaca.

Dalam beberapa kasus di dalam dunia pendidikan yang terjadi pada era

seperti sekarang ini khususnya pada kurangnya pemahaman tentang literasi

pada siswa sekolah dasar yang masih menjadi tugas pemerintah untuk dapat

segera mengatasi permasalahan tersebut terlebih lagi kurangnya keterampilan

siswa dalam bidang menulis menjadikan permasalahan tersendiri bagi

pemerintah untuk segera dapat mengatasinya. Maka dari itu sesuai dengan

latar permasalahan di atas peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi

dan menarik pokok permasalahan melalui penelitian kualitatif dengan judul

Analisis Implementasi Gerakan Literasi Sekolah sebagai upaya ’’Melatih

Keterampilan Menulis Dalam DirisSiswa Kelas III di SDN 02 Pandean’’.

B. Fokus Penelitian

Agar dapat mempermudah bagi ipenulis untuk menganalisis hasil dari

permasalahan tersebut, maka penelitian ini berfokus terhadap

1. Gerakan Literasi Sekolah sebagai upaya Melatih Keterampilan Menulis

Siswa Kelas III di SDN 02 Pandean Kota Madiun.

2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi Gerakan

Literasi Sekolah.
7

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana implementasi

GLS (gerakan literasi sekolah ) terhadap keterampilan menulis siswa-siswi

SDN 02 Pandean Jl. Serayu timur No.14 Kabupaten Madiun.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi

peneliti sendiri dan terutama bagi pembacanya antara lain :

1. Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah serta

memperkaya wawasan dan memperkuat teori- teori yang telah ada

sebelumnya khususnya dalam bidang gerakan literasi sekolah. Selaian itu

penelitian ini diharapkan juga dapat melatih keterampilan siswa

khususnya dalam bidang keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

1. Dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan siswa terhadap

manfaat-manfaat dari gerakan literasi sekolah khususnya dalam

bidang keterampilan menulis, sehingga diharapkan ke depannya

siswa dapat menjadi seorang yang kreatif serta dapat menuangkan

ide-ide yang mereka miliki ke dalam bentuk tulisan.

2. Membiasakan dan melatih skill keterampilan siswa dalam hal

menulis, dan diharapkan dapat menjadikan siswa seorang yang

literat dan memiliki kecerdasan yang tinggi.

b. Bagi Guru

Yaitu sebagai pedoman dan referensi guru dalam hal melatih dan

mengasah keterampilan siswa-siswinya dalam bidang menulis agar


8

menjadikan peserta didiknya menjadi anak yang kreatif, inovatif dan

cerdas berwawasan luas.

c. Bagi Lembaga Sekolah

Untuk memberikan informasi kepada pihak sekolah yang berfokus

pada tujuan untuk mengasah keterampilan peserta didiknya agar

menjadi sebuah lembaga yang memiliki kualitas dan akreditisi yang

tinggi.

d. Bagi Penulis

Dapat memberikan pengalaman yang sangat berharga dan bermanfaat

di masa mendatang, selain itu juga dapat memberikan pengalaman

secara langsung saat terjun di lapangan terkait dengan berbagai

macam permasalah tentang karakteristik peserta didik dan cara-cara

untuk mengatasinya.

E. Definisi Istilah

Berdasarkan pemamaparan. dari permasalahan di atas maka peneliti

berfokus kepada uraian definisi sebagai berikut :

1. Literasi dalam kegiatan menulis

Literasi dan menulis sudah menjadi satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan lagi, karena di dalam suatu kegiatan menulis secara tidak

langsung seorang penulis mengekpresikan atau mengungkapkan semua

ide-ide dan gagasan yang mereka peroleh melalui literasi, oleh sebab itu

mengapa menulis sangat berkaitan erat hubungannya dengan literasi.

Kecakapan seseorang dalam hal menulis bukan hanya milik para penulis

yang konon terlahir dengan bakat tersebut, akan tetapi bakat dan potensi
9

dalam diri seseorang dalam hal menulis dapat diasah agar dapat

menguasai kecakapan menulis.

2. Keterampilan Menulis

Alat komunikasi yang digunakan oleh manusia sangatlah beragam

jenisnya. Namun yang paling utama adalah bahasa, baik melalui lisan

maupun tulisan. untuk mewujutkan komunikasi menggunakan tulisan, ada

empat unsur yang wajib terpenuhi, yakni pelaku dalam komunikasi atau

penulis, tulisan (media), isi tulisan (maksud dan tujuan yang akan

disampaikan) dan pembaca (sebagai penerima informasi). Belajar

menulis sama dengan belajar keterampilan lainya yang tingkat

keberhasilannya dipengaruhi oleh intensitas berlatih, karena sebanyak

apapun pengetahuan dan wawasan yang kita miliki tentang teori menulis,

jika tidak pernah mencobanya untuk menulis maka sia-sia dan tidak akan

pernah bisa. Maka dari itu ilmu yang sudah kita peroleh wajib diimbangi

dengan latihan yang intensif agar semuanya dapat berjalan dengan

seimbang. Belajar menulis juga dapat meningkatkan kecerdasan, pada

saat kita melakukan kegiatan menulis daya dan nalar kita berjalan, selain

mengungkapkan ide kita juga mengingat-ingat informasi yang telah kita

peroleh sebelumnya untuk dituangkan ke dalam bentuk tulisan. hal seperti

ini sama saja dengan kita melatih ketajaman daya tangkap otak.
10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Literasi

Dewasa ini, istilah literasi di Indonesia sudah sering dikenal di dalam

lingkup berbagai kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk pengaplikasian

kegiatan literasi yakni pada berada setiap jenjang lembaga pendidikan, mulai dari

pendidikan usia dini hingga di perguruan tinggi. Seiring dengan berjalannya

perkembangan literasi yang begitu pesat tentunya diperlukan pemahaman yang

mendalam terkait dengan literasi itu sendiri (Malawi dkk, 2017: 6).

Secara umum tujuan awal diadakannya gerakan literasi di sekolah yaitu

untuk menumbuhkan budi pekerti perseta didik melalui budaya literasi yang

diwujudkan dengan gerakan literasi sekolah agar dapat menjadikan peserta didik

pembelajar sepanjang hayat. Menurut (Kurniawan dkk, 2017: 3) menyampaikan

bahwa secara khusus ada beberapa tujuan utama diadakannya gerakan literasi

antara lain adalah (1). Menumbuh kembangkan budaya literasi membaca dan

menulis,di sekolah, (2). Meningkatkan kualitas dan kapasitas warganya serta

lingkungan,sekolah agar menjadi menusia yang literat, (3). Menjadikan

lingkungan sekolah sebagai teman belajar yang menyenangkan bagi anak agar

dapat mengelola pengatahuan yang mereka miliki, (4). Menjaga keberlanjutan

pembelajaran dengan di dukung oleh buku bacaan dan mewadahi berbagai

strategi membaca.
11

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat di pahami bahwa pengertian

literasi tidak hanya sekedar kemampuan seseorang membaca dan menulis saja

akan tetapi mencangkup kemampuan seseorang tersebut dalam memperoleh

informasi berupa pengetahuan dan wawasan serta mencangkup keterampilan

seseorang dalam mengungkapkan ide dan gagasan yang telah ia peroleh.

2. Konsep dasar literasi dalam kegiatan menulis

Menulis merupakan sebuah kegiatan seseorang dalam mengungkap dan

menuangkan ide gagasan yang akan disampaikannya melalui bahasa tulisan

kepada masyarakat pembacanya. Dengan demikian menulis juga dapat sebagai

media informasi yang akan disampaikan oleh pembacanya untuk dipahami dan di

mengerti maksud dan tujuan dari penulisan tersebut.

Menulis merupakan sebuah kegiatan dalam proses berulang yang

dilakukan penulis untuk dapat mengungkapkan ide-idenya, mengulangi tahapan-

tahapan menulis, hingga mampu menuangkan ide dan gagasannya kedalam

sebuah bentuk tulisan, yang sesuai dengan ide dan gagasan-gagasan yang telah

dikembangkannya Yunus Abidin dkk, (2017:206).

Sejalan dengan konsep menulis dalam lingkup literasi di atas, proses

menulis juga menjadi suatu alat dimana seseorang dapat mengungkapakan ide

gagasan dan menyampaikan informasi melalui tata bahasa yang berbentuk

paragraf tulisan kepada masyarakat pembaca agar dimengerti dan difahami

maknanya. Keterampilan menulis juga merupakan keterampilan yang mengasah

kognitif, maksudnya adalah dengan menulis seseorang juga dapat memahami,

mengetahui, dan mengekspresikan dirinya kedalam sebuah paragraf tulisan yang

kompleks, yang menghendaki strategi kognitif yang tepat, keterampilan


12

intelektual, informasi verbal, ataupun motivasi yang tepat (Suandi dkk, 2018:

195)

Secara umum, proses literasi menulis memiliki prosedur dan tahapan-

tahapan yang sama dengan menulis pada umumnya. Hal ini sangat sesuai dengan

fakta yang membenarkan bahwa produk tulisan yang dihasilkan dari seorang

penulis diproduksi melalui tahapan-tahapan. Tahapan pertama yaitu dimulai dari

bagaimana seseorang tersebut memperoleh ide hingga sampai orang tersebut

mengolah idenya.

a. Prosedur menulis dalam konteks literasi.

Dalam konteks literasi menulis hal- hal yang perlu dilakukan adalah

dengan menggunakan tahapan-tahapan penulisan yang tepat. Tahapan-tahapan

tersebut yang dimaksud adalah harus memiliki hubungan yang eratidengan hal

yang perlu diperhatikan dalam kegiatan menulis sebagaimana diungkapkan oleh

(Suandi dkk, 2018: 208) diantaranya.

1. Tahap Pramenulis

Tahap ini adalah tahap persiapan, terdapat duaekegiatan yang harus

dilakukan pada tahapan ini. Pertama, menulis topik dan selanjutnya

menentukan tujuan dari menulis. Penentuan tujuan ini berkaitan dengan

pemilihan bentuk karangan, yang berupa narasi, deskripsi, eksposisi,

argumentasi, dan persuasi. Selain itu penentuan topik juga menjadi hal utama

yang harus dimiliki penulis sebelum memulai sebuah penulisan. Topik adalah

bagian inti segala hal yang akan dibahas dalam tulisan nantinya.

2. Tahap Perencanaan Penulisan

Perencanaan menulis, pada tahap ini seorang penulis sudah mulai

membuat membuat konsep awal sebuah tulisan. konsep awal tulisan ini berupa
13

garis-garis besar setiap informasi yang akan dimuat ke dalam tulisan dan

cenderung menggambarkan isis dari tulisan yang akan ditulis. Sering dijumpai

terkadang banyak para penulis yang pemula secara langsung menulis inti tanpa

membuat konsep terlebih dahulu, hal inilah yang mentbabkan tulisan merekan

tidak terarah dan akhirnya menyimpang dari tujuan penulisan karena penulis

tidak memiliki pedoman dalam mengembangkan tulisannya.

3. Tahap menulis

pada tahap ini, dilakukan pengembangan dari gagasan-gagasan yang

ada. Setiapngagasan yang telah didapat sebelumnya lalu kemudian

dikembangkan mnejadi paragraf. Semua sumber informasi yang diperoleh

ditulis secara rinci pada tahap ini. Banyak penulis pemula terkadang kesulitan

untuk dapat mengembangkan konsep awal tulisannya sehingga terjadilah

kmacetan didalm menulis

4. Tahap Revisi

Pada proses merevisispenulis secara menyeluruh harus sesering mungkin

mengecek kosa kata, ejaan, tanda baca yang telah dipilihnya dalam proses

menulis. Karena melalui kegiatan ini, kosa kata yang telah disusun oleh

penulis dapat menjadi lebih tepat baik dari segi perbakuan maupun dari segi

peristilahan yang selanjutnya akan dilakun pengeditan. Pengeditan dilakukan

untuk memperluas dan mengembangkan kalimat-klimat yang sudah ada

sehingga kalimat-kalimatnya menjadi lebih panjang dan tersisipkan suatu

informasi tertentu.

5. Publikasi

Setelah melalui dari beberapa proses tadi maka kegiatan pempublikasian

tulisan yang dihasilkan..Publikasi dapat dilakukan dengan menyampaikan hasil


14

karya tulisan yang telah dibuat kapada khalayak umum. Publikasi diperlukan

agar orang lain tahu informasi yang akan disampaikan oleh penulis, di sinilah

terjadi komunikasi secara tidak langsung antara penulis dengan masyarakat

pembaca.

b. Menyusun Paragraf

1. Pengertian paragraf

Paragraf merupakan bagian karangan tulis yang membentuk sastu

kesatuan ide, pikiran serta gagasan (Damayanti & Indrayanti, 2015: 118).

Adapun dari semua unsur-unsur tersebut yang telah dilisankan disebut

paratone atau padu. Sehingga paratone memiliki keterkaitan yang erat dengan

paragraf, dan merujuk pada hal yang sama, yakni menjadi kesatuan dalam

pengungkapan pikiran, ide maupun gagasan yang akan dituangkan dalam

tulisan. setiap paragraf dan paratone dikenalikan oleh satu ide pokok, yang

kemudian harus dikemas dalam susunan kalimat,.yaitu kalimat topik dan

kalimat utama. nya

2. Syarat-syarat Paragraf yang Baik

Menurut (Damayanti & Indrayanti, 2015: 118) menyampaikan terdapat

beberapat syarat penting agar kalimat yang dihasilkan oleh para penulis dapat

menjadi suatu paragraf yang baik, diantaranya adalah:

a. Penggunaan pengulangan kata atau kata kunci. Kata kunci atau yang

sering di kenal sebagai (keyword).merupakan kata yang diulang untuk

dapat mengeitkan antara kalimat satu dengan kalimat yang lainnya.

Sehingga saling memiliki kaitan yang rasional antar kalimat di dalam

sebuah paragraf.
15

b. Penggunaan kata ganti. Kata ganti dapat diartikan sebagai kata yang

dapat menggantikan nominal atau frase nominal, sehingga dapat

memudahkan pembaca untuk mengetahui latar, tokoh atau tempat yang

ada di dalam paragraf. Dan memahami maksud dari isi paragraf yang

sedang dibacanya.

3. Unsur-unsur Dalam Paragraf

Unsur paragraf lahiriah juga berupa kalimat, frasa, kata, dan lain-lain

(Damayanti & Indrayanti, 2015: 119). Sedangkan unsur nonlahiriah paragraf

berupa makna atau maksud yang terkandung di dalam seluh isi paragraf

tersebut..Di dalam unsur paragraf naratif, ide pokok paragraf tersebar merata

dalam seluruh kalimat-kalimat yang menjadi penyusun paragraf naratif. Unsur-

unsur lahiriah yang terkandung dalam paragraf haruslah padu, sedangkan

unsur paragraf nonlahiriah juga harus satu kesatuan.

3. Pengertian keterampilan menulis

Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa ketiga setelah

menyimak, berbicara, dan kemudian membaca. Menurut (Jauhari 2018:16)

Keterampilan menulis ialah keterampilan proses, karena hampir semua orang yang

membuat tulisn, baik karya ilmiah, nonilmiah, maupun hanya catatn pribadi

sesederhana pun pasti memiliki rancangan dan perencanaan yang matang sebelum

perencanaan tersebut dikerjakan hingga menjadi sebuah tulisan yang baik.

Dalam membuat sebuah karangan,.baik karangan ilmiah maupun

nonilmiah, menulis bukan hanya sekedar menuangkan gagasan ide, akan tetapi ada

beberapa proses dan tahapan-tahapan yang harus dilalui, yakni persiapan (proses

mengungkapkan gagasan dan ide-ide yang akan dituangkan kedalam tulisan), dan

perbaikan (merevisi serta mengedit tulisan). Menurut (Dewayani 2017: 133)


16

menulis adalah kegiatan yang identik dengan kemampuan khusus atau bahkan bakat.

Artinya setiap orang adalah penulis, sebagian besar orang lebih mudah menulis atau

memerlukan waktu yang relatif sangat singkat untuk dapat mengungkapkan ide-ide

yang dimiliki kedalam bentuk tulisan. hal ini umumnya berlaku pada seseorang yang

berprofesi sebagai penulis. Menulis tidak hanyatuntuk mengungkapkan keindahan,

akan tetapi juga untuk menyampaikan pesan untuk dipahami. Manusia melakukan

kegiatan menulis untuk berkomunikasi. Menulis merupakan keterampilan hidup dan

sama halnya dengan berbicara. Keterampilan menulis tidak hanya milik para penulis

yang terlahir dengan bakat tersebut, namun setiap manusia perlu berlatih agar dapat

memiliki bakat tersebut.

4. Tujuan Menulis

Kegiatan menulis adalah hasil kerja dari pemikiran (Deni Damayanti, 2017:

15). Seperti yang telah disampaikan sebelumnya menulis merupakan ungkapan dari

apa yang telah dipikirkan. Kegiatan menulis memilki tujuan yang hendak dicapai,

yaitu untuk menginformasikan sesuatu, mendidik, menghibur dan lain sebagainya.

Untuk dapat mengetahui secara jelas dan rinciidari tujuan menulis berikut adalah

beberapa uraian mengenai tujuan dari menulis diantaranya adalah:

a. Menginformasikan Sesuatu

Banyak yang menyampaikan bahawa kegiatan menulis adalah kegiatan

dimana seseorang bertujuan untuk menyampaikan suatu informasi

kepadaaorang alain melalui bentuk paragraf tulisan. informasi tersebut dapat

berupa fakta, peristiwa, pendapat, pandangan maupun data. Informasi yang telah

disampaikan tersebut diharapka dapat bermanfaat dan untuk menambah

pengetahuan atau pemahaman dari pembacanya.

b. Membujuk
17

Menulis juga dapat bertujuan untuk membujuk dan mengajak seseorang

agar mau menuruti apa yang diinginkan oleh penulisnya. Selain itu menulis juga

dapat menarik simpati seseorang dan dapat menyentuh perasaan seseorang yang

membacanya.

c. Hiburan

Novel dan cerpen adalah salah satu hasil dari bentuk tulisan yang

bertujuan untuk menghibur. Bacaan novel dan cerpen yang memang

mengandung nilai-nilai pendidikan, akan tetapi dalam penyampaiannya dikemas

dengan cara yang menyenangkan sehingga dapat memberikan hiburan tersendiri

kepada pembacanya.

d. Mendidik Bangsa

Menulis merupakan sebuah kegiatan usaha untuk membarikan

penegtahuan kepada pembaca sehingga dapat memperbaiki perilaku seseorang,

hal inilah yang merupakan tujuan dari kegiatan menulis selain itu juga kegiatan

menulis dapat menciptakn pemikiran yang terbuka, menghargai para pendapat

orang lain dan lebih cenderung pada sesuatu hal yang sifatnya rasional.

5. Jenis-jenis Menulis karangan

Berdasarkan pokok pembahasan tentang keterampilan menulis yang

sebelumnya, kita sudah memahami bahwa menulis merupakan proses menuangkan

ide dan gagasan. Gagasan adalan pesan yang berada dalam batin seseorang berupa

pengetahuan,,perasaan, pendapat, pendirian, keinginan, dan emosi (Jauhari,

2018:43). Semua tadi diperoleh melalui pengalaman, pengamatan yang muncul dari

dalam batin seseorang karena adanya rangsangan dari luar.

Terdapat beberapa jenis-jenis karangan yang mungkin sering kita baca, akan

tetapi Akan tetapi kita mungkin belum mengetahui karakteristik sehingga tidak
18

terpikirkan di dalam benak kita jenis karangan apakah yang sedang anda baca. Bisa

jadi karangan yang telah dibaca tadi termasuk kedalam karangan yang berjenis

deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi dan bahkan tergolong dalam karangan

persuasi. Karena setiap jenis karangan yang mungkin di baca tentunya memiliki

tujuan masing- masing,.sesuai dengan isi yang telah dikembangkan oleh penulisnya

(Jauhari, 2018: 44). Untuk mengetahui lebih jelas dari berbagai jenis karangan

tersebut maka terbagi sebagai berikut :

a. Karangan Deskripsi

Deskripsi berasal dari kata deskription yang berarti menggambarkan ,

jadi Karangan deskripsi adalah karangan menggambarkan sebuah obyek

tertentu yang dimana sustu obyek tersebut dijelaskan kembali melalui sebuah

paragraf karangan yang menceritakan dari obyek itu sendiri kepada

pembacanya. Sehingga pembacanya seolah-olah dapat mengetahui secara

langsung bahkan dengan membacanya saja.contoh dari karangan skripsi adalah

misalnay menceritakan tentang suasana alam pegunungan, mencerikan sebuah

benda, bahkan hingga sampai lukisan dan patung secara cara mengidentail

sehingga pembaca seolah-olah dapat merasakan, melihat, mencium bahkan

sampai mendengarnya secara langsung .

b. Karangan Narasi.

Karangan narasi adalah suatu karangan yang menceritakan sebuah

tragedi atau kejadian peristiwa hingga kronologi terjadinya sebuah peristiwa.

Karena menceritakan serangkaian sebuah peristiwa, maka karangan narasi

sangat berkaitan erat dengan waktu kejadian, tempat dan peristiwa yang telah

terjadi kepada para pembacanya. Karangan narasi dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu karangan narasi ekspositoris dan karangan narasi sugestif. Karangan narasi
19

ekspositoris yaitu karangan yang memberi tahu atau menginformasikan kepada

pembaca yang bersifat faktual dan rasional, maksudnya informasi yang

disampaikan kepada pembaca harus berdasarkan realita dan fakta yang ada serta

masuk akal. Ciri utama karangan narasi eksplorasi maupun narasi sugestif

adalah adanya peristiwa yang bersifat dinamis.

c. Karangan Eksposisi

Dalam kehidupan sehari-hari mungkin pernah membaca karangan

berjenis eksposisi. Karena keterbatasan pengetahuan tentang jenis-jenis

karangan beserta karakteristiknya maka kemudian anda tidak terlalu

memikirkannya. Perlu diketahui jenis karangan eksposisi adalah karangan yang

bermaksud untuk memberitahukan, menerangkan, mengupas dan menguraikan

sesuatu kepada pemabaca. agar dapat memperluas pengetahuan dari para

pembacanya namun juga demikian, karangan eksposisi tidak memaksa pembaca

untuk lebih mempercayai isi dari karangan tersebut.

d. Karangan Argumentasi

Karangannargumentasi merupakan sebuah karangan tulis yang

disampaikan kepada pembacanya. Agar kemudian dapat diterima atau dipercaya

oleh pendengan maupun pembacanya, karangan argumentasi haruslah

menyertakan data-data dan alasan-alasan yang rasional, sehingga karangan

argumentasi adalah karangan yang memaksa pmbacanya untuk

mempercayainya. Jenis karanga argumentasi dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu bentuk deduktif dan induktif. Jenis karangan argumentasi deduktif dimuali

dari menyatakan pendapat sesuatu yang kemudian dikembangkan dan dijelaskan

kedalam bentuk karangan dengan data-data yang valid dan rasional. Sedangkan

karangan argumentasi induktif dimulai dengan mengungkapkan fakta-fakta


20

yang rasional yang kemudian disimpulkan. Simpulan itulah yang merupakan

pendapat yang berdasarkan fakta-fakta yang telah dikembangkan sebelumnya..

e. Karangan Persuasi

Karangan jenis persuasi adalah karangan yang menggunakan pendekatan

emosiaonal kepada pembacanya, sehingga dapat menyentuh perasaan orang

yang membacanya. jenis dari karangan ini mempunyai sifat untuk membujuk,

memperdaya, merayu sehingga dapat menuruti semua apa yang diinginkan oleh

penulisnya. Berdasarkan dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa

pemilihan kosa kata yang tepat sangat memiliki kaitan yang sangat penting

dalam penyusunan dari karangan ini, selain itu topik dan isi dari karangan juga

sangat berpengaruh terhadap baik atau tidaknya sebuah tulisan karangan.

6. Rambu-rambu Penulisan Kreatif

Agar dapat menghasilkan tulisan yang apik dan berkualitas, maka pula

rambu-rambu dalam menulis (Kurniasih & Sani 2018: 41). Dalam menyusun tulisan

terdapat enam asas menulis untuk menyempurnakan sebuah tulisan yang akan kita

hasilkan diantara lain sebagai berikut:

a. Kejelasan (Clarity)

Tulisan yang dihasilkan harus jelas serta penggunaan kata dan istilah

harus dapat mudah dipahami oleh pembaca..Sehingga dapat memberikan makna

yang jelas dan tidak ambigu, terlebih lagi jika penulis akan memberikan

wawasan yang di bidaang pendidikan dan non fiksi.

b. Keringkasan Tulisan

Yang dimaksud dalam keringkasan tulisan bukan berati penggunaan

kata-kataa yang singkat, hanya saja menggunakan bahasa yang tidak berlebihan
21

dan mengulangi kalimat-kalimat yang sama akan dapat membuat pembaca

merasa bosan untuk melanjutkan membaca tulisan.

c. Ketepatan...

Ketepatan dalam penulisan yaitu penulis dapat menginformasikan atau

menyampaikan gagasan pembaca dengan kecocokan apa yang dimaksud oleh

penulisnya. Ketepatan yang dimaksud di sisni adalah mengurasi terjadinya

kesalahan asumsi sehingga dapat menimbulkan kesalah pahaman antara

maksud dari penulis dengan pembaca.

d. Kesatupaduan

Kesatupaduan ide pokok dari setiap paragraf yang sedang ditulis harus

perlu diperhatikan, hal ini dimaksudkan agar dapat memudahkan pembaca

dalam menangkap ide-ide yang disampaikan oleh penulis.

e. Pertautan

Tautan dapat diartikan sebagai lampiran tambahan yang bertujuan

untuk dapat memudahkan pembaca dalam menangkap gagasan yang sedang

disampaikan . misalnya adalah gambar yang mengilustrasikan kejadian dari

suatu peristiwa.

f. Penegasan

Penegasan atau penonjolan merupakan perbedaan antara bagia-bagian

yang menjadi penyusun dalam sebuah tulisan, yang berfungsi sebagai pemberi

kemudahan pada pembaca untuk memahami ide-ide yang dimuat oleh penulis

ke dalam tulisan.
22

7. Menentukan Calon Pembaca

Setiap penulis pastinya akan mempertimbangkan dan menentukan

konsumennya terlebih dahulu sebelum nantiny hasil dari tulisan yang ia buat

dipublikasikan kepada khalay umum. Pertimbangan tersebut yaitu menyangkut usia

pembacanya, status sosial, pendidikan serta profesi lainya. Tujuannya adalah agar

dapat tepat sasaran sesuai dengan rencana awal penulisan. Kalau dirasa sudah

diketahui calon pembacanya, langkah selanjutnya kita dapat menentukan isi dan

bahasa yang akan digunakan dalam penulisan selain itu juga tingkat pendidikan dari

masyarakat pembacanya pun juga harus diperhatikan agar nantinya tulisan yang

yang akan kita produksi dapat diterima dan dipahami dengan baik. Menurut Wardani

dkk, (dlm Heri Jauhari, 2018:73) menyampaikan bahwa di dalam menentukan calon

pembaca terbagi menjadi empat kelompok masyarakat. Pertama masyarakat umum,

kedua masyarakat akademik, ketiga masyarakat ilmiah, dan keempat penyandang

dana. Dari berbagai masyarakat tersebut pastinya memiliki ciri khas dan

karakteristik masing-masing sehingga kita sebagai penulis harus memperhatikan dari

keempat kelompok pembaca tersebut. Untuk lebih jelas terkait hal-hal diatas mari

kita bahas satu persatu.

a. Masyarakat Umum

Masyarakat dalam hal ini adalah masyarakat yang bukan akademik,

para ilmiah dan juga para penyandang dana. Melainkan masyarakat umum

yang dijadikan target pembaca surat kabar, majalah, dan bacan-bacaan

lainya. Sealin hal tersebut juga mempertimbangkan dari segi usia, tingkatan

pendidikan, profesi dan status sosial lainya.


23

b. Segi Usia

Tingkatan usia dari seseorang juga dapat mempengaruhi

perkembangan kematangan otak. Tingkat kematangan seseorang

menentukan kemampuan dalam memahami tulisan. dengan demukian

sebelum kita melakukan penulisan, kita harus mengetahui usia dan target

pembaca tulisan kita, dengan demikian dalam proses menulis pun kita juga

harus memikirkan apakan nantinya tulisan yang kita tulis mudah dipahami

oleh pembaca sesuai dengan usia mereka.

c. Tingkat Peendidikan

Seperti yang telah dibahs sebelunya, semua tingkat pendidikan

seseorang juga dapat mempengaruhi seseorang dalam memahami tulisan.

dalam tingkatan pendidikan seseorang dapat terbagi menjadi lima tingkatan

pendidikan, mulai dari taman kanak-kana, sekolah dasar, hingga pada

perguruan tinggi. Dari kelima tingkatan tersebut merupakan target dari

masyarakat pembaca bagi para penulis, jadi selama kita dalam proses

penulisan berlangsung kita harus berorientasi kepada terget pembaca atau

calon pembaca tulisan kita..,

d. Profesi

Keahlian seseorang sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang

mereka peroleh. Hal tersebut sangat berpengaruh dan menjadi penentu

bahan bacaan seseorang. Sebagai misalnya kita membeli sebuah bacaan

berupa koran, namun belum tentu semua bacaan yang ada pada koran

tersebut kita baca semuanya. Bahkan kita sebelum membacanya kita sudah

terlebih dahulu memilih topik bacaan yang nantinya akan kita baca sesuai

dengan pengetahuan yang kita ketahui sebelum berpinda ke topik yang lain.
24

Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa jika kita hendak melakukan

proses menulis kita terlebih dahulu mengatahui target dari pembacanya

dengan jelas agar mudah dimengerti oleh pelaku pembacanya.

e. Status Sosial

Status sosial di era jamanssekarang ini bukan lagi ditentukan dari

keturunan bangsawannya,,melainkan dari tingkan pendidikan dan juga

perekonomiannya. Tingkatan dalam statusssosial di masyarakat berdampak

kepada pemroduksian sebuah karya tulisan. sebagai contoh koran, koran

tidak hanya dapat dimiliki oleh orang yang memiliki perekonomian yang

tinggi saja akan tetapi merata dari semua tingkatan status masyarakat. Oleh

karena itu tata bahasa dan isi dari topik berita yang dimuat di dalam koran

disesuaikan dengan tingkatan pembacanya.

Masyarakat Akademik dan Ilmiah

Masyarakat akademik adalah masyarakat pendidikan dari semua

jenjang mulai dari sekolah dasarrhingga di perguruan tinggi. Dalam dunia

pendidikan sering kita mendapatkan tugas-tugas membuatykarya tulis, baik

karangan bebas, artikel dan lain sebagainya. Sehubungan dengan tugas-

tugas tersebut target dari pembacanya terutama kepada pemberi tugas atau

guru dan juga teman-teman kita. Selama kita dalam proses menulis pastinya

kita selalu memikirkan apakahggagasan yang hendak disampaikan dapat

mudah dipahami atau tidak. Oleh karena itu wajib bagi kita untuk

mempertimbangkan beberapa hal terpenting sebelum kita

menyampaikannya kepada pembaca.

f. Penyandang Dana
25

Penyandang dana adalah sebuah lembaga yang membiayai

seseoranggdalam melakukan penelitian. Lembaga-lembaga tersebut

mengadakan penelitian kompertitif dengan tema dan topik tertentu yang

nantinya hasil dari penelitian-penelitian tersebut dapat dimanfaatkan oleh

lembaga itu sendiri.. Dari semua peserta yang proposalnya telah diterima

maka penelitian yang akan dilakukan oleh peserta tersebut akan dibiayai

oleh lembaga tersebut. Selama melakukan proses penelitian peserta

berorientasi terhadap hasil penelitian yang sesuai dengan harapan lembaga

tersebut.

Dari beberapa hasil pembahasan di atas maka dapat kita tarik

kesimpulan bahwa penting bagi kita untuk dapat mengetahui terlebih dahulu

sebelum melakukan proses penulisan, mengetahui targetppembaca untuk

menentukan isi tulisan yang hendak kita sampaikan dan yang terpenting adalah

susunan tata bahasa dan pokok bahasan yang sesuai dengan target pembacanya.

Dengan demikian, tulisan yang jelas dan mudah dipahami akan dapat diterima

dengan baik kepada pembacanya dan tulisan yang kita buat tidak akan sia-sia.

8. Manfaat Menulis.

Menurut (Leo, 2010: 2) menjelaskan bahwa menulis selain termasuk dalam

kegiatan posistif dan menguntungkan, menulis juga dapat membawa manfaat bagi

kita para penulisnya di antara lain manfaatrdari menulis adalah sebagai berikut:

a. Membiasakan diri untuk berpikir secara sistematis

Pada saat menulis seorang penulis dan sekaligus berperan sebagai editor

akan membaca secara terus berulang-ulang hingga bahasa dan susunan subtansi

karangan dapat mudah dipahami oleh pembaca. Artinya, bila ada ketidak

jelasan arti maupun makna dalam tulisan pembaca tidak akan bisa
26

mengkonfirmasikan tulisan secara langsung kepada penulisnyaddengan cara

bertatap muka secara langsung, maka dari itu menulis jauh lebih sulit dari pada

berkomunikasi langsung secara lisan.

b. Menulis adalah Membagikan Keahlian

Seorang ahli dapat menebak keahlian pengetahuan, keterampilan dan

sikap seseorang dengan hanya melihat dari hasil tulisannya. Pengetahuan dan

keterampilan seseorangan pastinya memiliki keunikan dan ketidaksamaan

dengan orang lain, yang bila diungkapkankke dalam bentuk tulisan pasti akan

bermanfaat bagi orang lain. Sebagai ahli dan memiliki pengalaman yang elbih di

bidang menulis, selayaknya kita dengan senang hati membagikan pengetahuan

dan mewariskan ilmu yang sudah kita dapat agarrbermanfaat kepada orang lain

dalam bentuk tulisan karena jika tidak dengan bentuk tulisan, kita hanya bisa

berbagi ilmu kepada orang lain melalui bertatap muka saja dan melakukan

pelatihan, pengajaran, seminar dan sebagainya.

c. Menulis adalah Aktifitas yang Menyehatkan

Terkadang kita pernah mengalami sesuatu di.mana kita merasa depresi,

stres, kekecewaan dan kemurungan dalam hidup. Maka dari itu dengan

mengungkapkan bentuk dari rasa kekecewan kita dapat mengekspresikannya

melalui bentuk sebuah tulisan. sebagai contoh,.jika anda sedang marah kepada

seseorang atau pada suatu situasi, anda dapat mengungkapkan perasaan yang

sedang anda alami tersebut kedalam buku harian anda, dengan menulis dalam

buku tersebut setidaknya dapat mengurangi rasa kekecewaan yang sedang anda

alami karena dengan menulis dapat mengeluarkan energi negatif dari dalam

tubuh anda. Jadi, marilah kita cegah stees,yang dapat menimbulkan berbagai

penyakit dengan cara menulis.


27

d. Menulis Menghindarkan Kita dari Aktifitas Negatif

Seorang penulis dituntut untuk banyak membaca, meringkas,

menimpulkan dan mengungkapkan kembali hasil dari apa yang sudah mereka

baca. Kesibukan mencari informasi dalam bacaan dan menuangkannya kembali

kedalam bentuk tulisan sangatlah menyita waktu dan bahkan jika seorang

penulis yang ide-idenya sedang mengalir deras mereka dapat keasyikan hingga

sampai lupa dengan waktu, akan tetapi tidak melupakan kewajibannya. Jadi,

dapat dipahami jika kehidupan dari seorang penulis tidak akan pernah

membuang-buang dan menyia-nyiakan waktunya dengan hal-hal yang negatif

seperti menggunjing orang lain dan sebagainya,.mereka lebih dapat menghargai

waktu untuk hal-hal yang positif dan bermanfaat seperti menulis, membacaddan

mengumpulkan informasi dibidang ilmu pengetahuan.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan menjadikan sebuah referensi untuk memperkuat

sekaligusadapat menunjukkan bahwa topik yang sedang dibahas ini merupakan

sebuah topik yang sangat menarik untuk dikaji lebih dalam lagi,nnamun tidak

memiliki kesamaan yang persis dengan hasil dari para peneliti yang lain sehingga

dapat menembah pembahasan mengenai latar permasalahan tersebut. Adapun

penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain yaitu:

1. Penelitian oleh Eny Purwatiningsih..(2009) Peningkatan Keterampilan Menulis

Deskripsi Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa SDN 2 Dlingo. Yang

menyimpulkan bahwa keterampilan siswa dalam hal menulis dipengaruhi

kepada bagaimana siswa tersebut memperoleh informasi dan dapat

menuangkannya dalam bentuk gagasan paragraf tulisan. selain itu siswa juga

lebih dapat berpikir secara kritis dalam setiap menerima materi pelajaran di
28

kelas. Perbedaan dari penelitian ini terletak pada metode dan pendekatan yang

dilakukannya.

2. Penelitian oleh Rantika Enggar Prabhasiwi..(2018) Penggunaan Media

Pembelajaran Komik untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Eksposisi

Siswa Kelas V SDN Tempelan Kab Blora. Penelitian ini sama-sama membahas

tentang keterampilan menulis pada siswa, namun perbedaan dari penelitian ini

adalah pada media yang digunakan yaitu menggunakan media komik sebagai

media pembelajarannya. Yang menyimpulkan bahwa keterampilan siswa

meningkat setelah siswa banyak membaca komik yang artinya siswa itu juga

melakukan kegiatan literasi dengan membaca agar memperoleh informasi dan

ide-ide kemudian mereka menuangkannya ke dalam bentuk tulisan.

3. Penelitian oleh Kurrotu’aini Nurul Ma’rifah (2017) Implementasi Gerakan

Literasi Melalui Pembiasaan Membaca pada Siswa di SDN Muhammadiyah

Wirobrajan 3 Yogyakarta. Penelitian ini relevan karena juga membahas tentang

gerakan literasi di sekolah melalui pembiasaan membaca. Perbedaannya yaitu

jika penelitian ini berfokus pada menumbuhakan minat membaca siswanya agar

menjadi seorang yang literat. Kesimpulannyaa adalah minat membaca pada

siswa di SDN tersebut dapat mningkat melalui kegiatan pembiasaan membaca

yang diterapkan oleh pihak sekolah hal ini menunjukan bahwa seoarang yang

literat sangat berupaya sekali untuk mengumpulkan informasi yang sebanyak-

banyaknya dengan cara membaca, karena dengan membaca maka kita akan

memiliki pengetahuan yang luas serta dapat mengasak otak kita untuk dapat

berpikir secara kritis.

Berdasarkan dari berbagai sumber yang relevan diatas maka kita ketahui

bahwa untuk melatih kemampuan menulis siswasdapat dilakukan dengan berbagai


29

macam cara, salah satunya yaitu dengan cara membaca atau yang sering kita sebut

dengan literasi selain banyak memiliki manfaat yang menguntungkan bagi kita

literasi juga dapat mengasah kemampuan dan keterampilan kita khususnya dalam

bidang menulis hal inilah yang mengdorong kita agar kita dapat,merubah kebiasaan

kita serta memperbaiki kualitas dari dalam diri kita.

C. Kerangka Berpikir.

Gerakan literasi sekolah dapat dikatakan sebagai pedoman yang

palinguutama dalam melatih keterampilan siswa dalam bidang menulis, dengan

diwujudkannya gerakan tersebut diharapkan kedepannya siswa-siswi dapat menjadi

lebih terampil dalam hal menulis. Tanpa adanya proses latihan, keterampilan serta

kemampuan siswa tidak akan dapat dilakukan. Agar dapat mewujudkan tujuan dari

gerakan literasi tersebut, maka adanya pihak-pihak terkait agar dapat merealisasikan

wujud dari kegiatan tersebut. Salah satunya adalah kegiatan budaya literasi yang

diadakan oleh pihak sekolah-sekolah. Kegiatan ini adalah wujud dari implementasi

dari gerakan literasi sekolah yang telah direncanakan olehepemerintah, upaya ini

dilakukan, untuk mendorong agar siswa-siswinya dapat membiasakan diri dengan

membaca minimal 15 menit sebelum pembelajaran di kelas dimulai. Tujuan dari

kegiatan ini adalah menjadikan sekolah sebagai lingkungan yang literat dengan

warganya yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, selain itu juga

lingkungan sekolah yang literasi dapat melatih keterampilan siswa dalam bidang

menulis. Sering kita ketahui bahwa tujuan awal dari gerakan literasi sekolah adalah

membiasakan siswa untuk dapat memperoleh informasi,pengetahuan sebanyak-

banyaknya dan membekali siswa-siswainya dengan ilmu pengetahuan wawasan yang

luas. Dengan ilmu pengetahuan yang mereka miliki dapat mereka dapat

mengekspresikannya ke dalam bentuk paragraf tulisan hal inilah yang menaik


30

peneliti untuk dapat mengkaji lebih dalam lagi tentang keterampilan dalam bidang

menulis siswa lebih dalam lagi.

Rendahnya minat
Kurang terampilnya siswa Siswa kurang terlatih
siswa dalam bidang
saatsmenulis karangan dalam bidang menulis
menulis.

Solusi mengatasi Peran gerakan literasi


permasalahan. sekolah
tersebut

Siswa terlatih
mengungkapkan.gagasan
Hasil akhir
dengan bentuk tulisan

Kemampuan siswa dalam


bidang menulis menjadi
meningkat dan
terampilan..

Gambar 2.1 Analisis GLS terhadap keterampilan menulis siswa.

Dari gambar tabel di atas diketahui bahwa minat siswa dalam bidang menulis

sangatlah rendah,,disamping itu juga kurang terlatihnya siswa menambah dampak

buruk bagi siswa. Pada saat peneliti melakukan penelitian peran gerakan literasi

sekolah yang ada di sekolah.dimanfaatkan peneliti untuk kegiatan-kegiatan yang dapat

melatih kecerdasan serta keterampilan siswa dalam bidang menulis, sebagai contoh

kegiatan ‘’Capari’’ yang dilaksanakan pagi hariddi sekolah. Melalui kegiatan tersebut

siswa dituntut untuk dapat mebawakan sebuah karangan cerita kepada semua teman-

temannya setiap hari secara bergiliran, hal inilah yang mendorong dan memotivasi
31

siswa agar dapat menulis karangan, Secara tidak langsung juga melatih keterampilan

siswa dalam hal menulis


32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Sebagaimana penelitian ilmiah lainnyappenelitian ini dilakukan untuk

menganalisis implementasi gerakan literasi sekolah sebagai upaya melatih

keterampilan siswa kelas III di SDN 02 Pandean Madiun. Dalam metode penelitian

ini peneliti menggunakan jenis deskriptif kualitatif. Yang artinya yaitu data yang

dikumpulkan tertuang ke dalam bentuk kalimatddan paragraf dari berbagai suku kata

kata atau gambaran-gambaran yang terjadi secara langsung di lokasi penelitian. Pada

penelitian kualitatif disini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang analisis

implementasi gerakan literasi sekolah terhadap keterampilan siswa kelas III SDN 02

Panden kota Madiun. Selain itu juga dalam penelitian ini peneliti memaparkan dan

mendeskripsikan secara langsung suatu keadaan yang sebenarnya (real). Dalam

metode kualitatif, metode yang digunakan ini adalah untuk meneliti suatu keadaan

atau obyeklyang nyata dan alamiah. Yang mana penelitian ini berlandaskan kepada

filsafat postpositivismeaatau interpretatif, artinya data yang diperoleh adalah data

kualitatif yang masih perlu diberi interprestasi sehingga maknanya dapat dipahami

Sugiyono, (2018:1).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan bertempat di SDN 02 Pandean Jl, Serayu

Timur No. 14 Kota Madiun. Subjek yang dijadikan sumber penelitian adalah

siswa-siswi kelas III, alasannya, adalah karena peneliti ingin mengetahui sejauh
33

mana keterampilan siswa kelas III dalam bidang menulis, dikarenakan masih

terdapat kurangnya kemampuan siswa khususnya keterampilan di bidang

menulis,oleh sebab itu perlu adanya motivasi dan pelatihan lagi terhadap siswa-

siswi tersebut melalui kegiatan-kegiatan yang berfokus kepada gerakan literasi

sekolah agar keterampilan siswa di bidang menulis dapat terasah dengan baik.

2. Waktu Penelitian

Untuk waktu penelitian ini dilaksanakan kurang lebih selama 5 bulan,,

Dimulai dari bulan maret hingga bulan juli. Adapun jadwal pelaksanaan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

Bulan /Tahun (2019)


No. Jadwal Kegiatan
Maret April Mei Juni Juli
1 Pengajuan Judul
2 Pengajuan Bab
I, II, III
3 Observasi Awal
4 Mengurus Surat
Izin Penelitian
5 Konsultasi draft
wawancara
penelitian
dengan
pembimbing
6 Pelaksanaan
penelitian
7 Penyusunan
draff laporan
8 Penyempurnaan
laporan

C. Sumber Data

Dalam proses pengumpulan data pada penelitian ini dapat dilakukan dalam

berbagai sumber, adapun cara untuk mengumpulkan data dilakukan dengan

menggunakan sumber primer dan sumber sekunder (Sugiyono, 2018:104). Sumber


34

data primer adalah sumber data yang langsung data kepada pengumpul data dan

sumber sekunder adalah sumber.Yang.secara tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data. Data-data yang dibutuhkan oleh pengumpul data yaitu berkaitan

dengan seberapa banyak informasi yang diketahui siswa melalui kegiatan-kegiatan

sekolah yang berfokus pada gerakan literasi sekolah. Adapun data yang didapat dari

informan sebagai data pendukung dalam penelitian ini adalah,.Guru kelas III dan

Siswa-siswi kelas III SD. sedangkan data sekunder dari penelitian ini diperoleh dari

dokumentasi kegiatan capari, pojok baca kelas dan data-data yang bersifat umum

lainnya..

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, adapun instrumen yang digunakan dalam pengumpulan

data yang akan digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut meliputi :

1. Lembar Observasi

Lembar observasi disusun guna untuk mengetahui sejauh mana perkembangan

siswa terhadap keterampilnya dalam menulis cerita. Lembar observasi ini

dilakukan pada saat siswa kelas III menyusun materi cerita yang akan

disampaikan pada saat kegiatan capari pagi.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara dilakukan secara langsung terhadapiinforman dengan bertatap muka

untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang apa yang menjadi bahan penelitian.

agar peneliti mendapatkan data yang benar-benar valid dari informan maka

peneliti melakukan wawancara yang ditujukan kepada,.guru kelas III, dan siswa

kelas III Sd Negeri 02Pandean kota Madiun.


35

3. Dokumentasi

Sebagai pendukung dalam penelitian ini, maka perlu adanya bukti-bukti untuk

memperkuat hasil dari penelitian ini. Selain menjadi bahan pelengkap dalam

pengumpulan data, data yang diperoleh pun dapat memiliki tingkat keaslian dan

keakuratan yang tidak diragukan lagi. Pada teknik dokumentasi di sini, yang

dimaksud yaitu berupa hasil karya yang telah dibuat,oleh siswa dalam kegiatan

capari sekolah sebagai implementasi gerakan literasi sekolah sebagai upaya

melatih kemampuan keterampilan menulis siswa kelas 3 Sd.

4. Angket siswa

Angket siswa digunakan untuk mengetahui sejauh mana minat siswa terhadap

budaya literasi yang ada di sekolah yang diwujudkan kedalam kegitan-kegiatan

sekolah sebagai upaya melatih keterampilan siswa dalam bidang menulis

karangan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Cara yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh gerakan literasi

sekolah,melalui kegiatan-kegiatan sekolah terhadap keterampilan siswa kelas III

dalam bidang menulis. Observasi juga dilakukan secara langsung dan pengamatan

kepada objek atau siswa yang akan menjadi bahan penelitian ini.

2. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan sebagai penyempurna dari berbagai data-data yang

diperoleh, adapun dokumentasi yang diambil oleh peneliti adalah hasil dari

karangan sebagai karya tulis yang telah dibuat oleh siswa-siswi kelas 3 SDN 02
36

pandean pada saat kegiatan capari berlangsung. dokumen tadi dilakukan untuk

mendapatkan data atau bukti secara langsung tentang keterampilan menulis siswa

yang nantinya akan disampaikan peda kegiatan capari di sekolah.

3. Wawancara

Wawancara adalah percakapan antara kedua pihak atau lebih dengan maksud dan

tujuan tertentu. Yang tediri dari penanya atau interviewer dan penjawab yang

memberikan penjelasan tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Dalam

penelitian ini wawancara dilakukan untuk mendapatkan data dari pihak sekolah

yang lansung ditujukan kepada, guru kelas III dan siswa-siswi kelas III yang

berkaitan dengan gerakan literasi sekolah terhadap keterampilan menulis siswa.

4. Angket siswa

Angket yang diberikan siswa berisi tentang berbagai macam pertanyaan-

pertanyaan yang mengarah pada respon minat siswa dalam bedaya literasi yang

ada disekolah mereka sekaligus untuk mengetahui sejauh mana antusiasme siswa

dalam mengikuti kegiatan-kegiatan wujud dari implementasi gerakan literasi

sekolah sebagai upaya melatih keterampilan mereka dalam bidang menulis.

Angket ini nantinya akan diisi oleh siswa-siswa kelas 3 SDN 02 Pandean untuk

mengetahui seberapa tinggi antusisme serta minat siswa dalam mengikuti kegiatan

capari yang diadakan oleh pihak sekolah.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data yaitu suatu proses untuk mencari data dari catatan-catatan yang

diperoleh di lapangan, dan pendukung lainnya yang telah melalui proses

penampungan data sehingga dapat memberikan hasil dari apa yang telah ditemukan

dan memiliki kesinkronisasian terhadap permasalahan yang ada di lapangan. Analisis

data dilakukan pada saat pengumpulan data dilapangan, dan setelah selesai pada
37

jangka waktu yang telah ditentukan. Adapun cara yang digunakan oleh peneliti untuk

menganalisis data yaitu sebagai berikut :

1. Reduksi data (prose pemilihan data)

Kemungkinan besar data yang akan diperoleh di lapangan cukup banyak

jumlahnya dan berbagai macam jenisnya, dari data yang diperoleh di lapangan

pastinya memiliki jumlah yang tidak sedikit seperti halnya hasil dari observasi,

wawancara, dan juga dokumentasi, maka dari itu perlu adanya pencatatan secara

rinci dan setelah itu dilakukan analisis data melalui reduksi data melalui

perangkuman dan memilih data-data yang pokok dan fokus terhadap hal-hal yang

dianggap penting. Sehinggaddengan demikian data yang telah melalui tahapan

reduksi data akan memberikan gambaran yang lebih jelas serta mempermudah

peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya.

2. Penyajian data (Data Display)

Setelah melalui proses reduksi data,,selanjutnya data-data yang dihasilkan tadi

disajikan agar dapat memudahkan peneliti untuk dapat mengetahui gambaran

secara keseluruhan dan bagian-bagian dari masalah-masalah yang telah diteliti.

Penyajian data dilakukan ke dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan

antar kategori dan lainnya. Dalam penelitian kualitatif untuk penyajian data

yang paling digunakan adalah lampiran teks berbentuk paragraf narasi agar

dapat mempermudah peneliti untuk memahaminya.

3. Penarikan kesimpulan

Langkah berikutnya dalam analisis data kualitatif yaitu penarikan kesimpulan

dan verifikasi. Kesimpulan awal yang telah dikemukankan sebelumnya bisa

jadi dapat berubah-ubah jika tidak disertai penemuan bukti-bukti yang otentik

yang kuat sabagai pendukung kepada tahap pengumpulan data berikutnya.


38

Akan tetapi jika di tahap awal pengumpulan data sudah didukung dengan

adanya bukti-bukti yang kuat dan valid maka kesimpulan yang dikemukankan

adalah kesimpulan yang kredibilitas.

Proses
pengumpulan,data,

Proses reduksi
data (pemilihan
datayyang Penyajian data
diperoleh)

Penarikan
kesimpulan dari
data-data yang
diperoleh

Gambar 3.1 bagan analisis data

G. Prosedur Penelitian

Dalam posedur penelitian ini ada beberapa langkah yang harus peneliti

lakukan. Dan dari langkah-langkah tersebut sangat memiliki kaitan erat dengan

program kerja untuk selanjutnya yang akan dilakukan oleh peneliti diantaranya.yaitu.

Tahap awal penelitian, pada tahap awal penelitian peneliti sudah mulai melakukan

pengamatan dan observasi sekolah dan menemukan suatu permasalahan yang ada

pada sekolah tersebut, selanjutnya dengan suatu permasalah yang ditemukan oleh

peneliti selanjutnya peneliti mengajukan proposal penelitian terkait dengan masalah

yang telah ditemukan oleh peneliti yang selanjutnya membuat pedoman-pedoman


39

untuk penelitian. Selanjutnya masuk ke dalam tahap persiapan, disini peneliti kembali

ke sekolah.untuk meminta izin terlebih dahulu dan berkoordinasi dengan pihak

sekolah sebagai tempat dijadikan lokasi penelitian. Setelah tahap persiapan penelitian

selesai selanjutnya tahapan pelaksanaan, pada tahap pelaksanaan penelitian peneliti

terjun langsung ke lapangan guna meneliti dari permaslahan yang telah ditemukannya

tadi, yang berkaitan dengan observasi, wawancara kepada informan.,dan

mendokumentasikan dari hasil yang ditemukan saat dilapangan sabagai proses

pengumpulan data..Setelah itu peneliti mengkaji dan menganalisa dari temuan-temuan

data yang diperoleh dan menarik kesimpulan dari semua data-data yang telah peneliti

peroleh. Adapun langkah-langkah prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.
40

1. Observasi sekolah
Tahap Awal 2. Memukan masalah
3. Mengajukanrmasalah
Penelitian..
4. Menyusun pedoman penelitian

1. Mengajukan permohonan izin


Tahap Persiapan tempat penelitian
2. Koordinasi dengan pihak
Penelitian
sekolah yang akan di teliti

Melakukan observasi,
Tahap Pelaksanaan wawancara dan,dokumentasi
dengan narasumber dan
Penelitian informan.penelitian

1. Mengkaji dan menganalisa hasil


Tahap dari temuan temuan penelitian
2. Menarik keimpulan dari hail
Penelitian,. penelitian

Tahap Akhir
Penyusunan laporan penelitian
Penelitian

Gambar 3.2 Prosedur penelitian


41

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Paparan Data.,,

1. Deskripsi Lokasi Penelitian,.

Sebagaimana seperti. yang telah dibahas sebelumnya, penelitian ini

dilaksanakan bertempat di SDN 02 PANDEAN Jl, Serayu Timur No. 14 Kota

madiun. Peneliti memilih lokasi tersebut karena di Sd tersebut telah

menggalakkan kegiatan yang berfokus pada gerakan literasi sekolah yang salah

satunya sebagai upaya untuk melatih keterampilan siswa dalam hal menulis.

Adapun subjek yang akan dijadikan bahan penelitian adalah siswa/siswi kelas III.

Alasannya adalah peneliti ingin mengetahui sejauh mana keterampilan siswa kelas

III dalam bidang menulis,.dikarenakan masih terdapat kurangnya kemampuan

isswa khususnya dalam hal menulis, oleh sebab itu dengan adanya kegiatan-

kegiatan wujud dari implementasi gerakan literasi sekolah diharapkan

kedepannya keterampilan-keterampilan siswa dalam bidang menulis dapat terasah

dengan baik

a. Kondisi dan Tata Letak Sekolah SDN 02 Pandean kota Madiun

SDN 02 pandean berada di wilayah kota Madiun, tepatnya terletak di Jl.

Serayu timur No. 14 kota Madiun. Karenattata letak yang strategis sehingga cukup

mudah untuk kita dalam menjangkaunya, karena letaknya yang berada di kota dan

di pinggir jalan raya. Serta fasilitas sekolah yang memadai menjadikan penunjang

di dalam proses belajar mengajar, tersedianya ruang perpustakaan bagi siswa

untuk menambah wawasan dan sebagai sumber refrensi siswa pada saat

dibutuhkan. Dengan koleksi dari berbagai macam-macam buku, tidak hanya buku
42

pelajaran namun juga tersedia buku-buku cerita anak, sampai pada jenis-jenis

karangan. Banyak siswa yang datang..keperpustakaan hanya untuk sekedar

membaca ataupun mencari buku cerita yang mereka inginkan. Tidak hanya

perpustakaan sekolah saja masih terdapat juga perpustakaan kelas hal ini

memudahkan siswa-siswi untuk mencari sumber buku-buku yang mereka

inginkan. Biasanya siswa lebih senang pada perpustakaan yang berada di ruang

kelas, sebagian besar siswa menggunakan falsilitas tersebut untuk mencari buku-

buku cerita ataupun karangan bebas, pada saat kegiatan capari pagi biasanya para

siswa-siswa akan memenuhi ruangan tersebut untuk menulis cerita yang nantinya

akan disampaikan pada keesokan harinyaspada saat kegiatan capari.

b. Visi dan Misi SDN 02 Pandean Kota Madiun

1. Visi Sekolah :

“Terwujudnya.generasi yang berprestasi, berbudi pekerti luhur, bertakwa, peduli

dan berbudaya lingkungan“

2. Misi Sekolah :

a. Melaksanakan.pembelajaran dan bimbingan secara aktif, kreatif, inofatif,

efektif, dan menyenangkan.

b. Mewujudkan semangat keunggulan pada semua warga sekolah untuk

mencapai prestasi.

c. Mewujudkan sarana dan prasarana yang memadai dan mendukung sekolah

berbasis lingkungan.

d. Mewujudkan kegiatan keagamaan dengan baik.

e. Melaksanakan kegiatan pembiasaan sebagai budaya sekolah dalam upaya

pengelolaan, pelestarian, pencegahan pencemaran dan kerusakan lingkungan,

melalui kedisiplinan dan keteladanan.


43

f. Melaksanakan kegiatan kebersihan, kerapian, Keindahan, kerindangan,

ketertiban, keamanan, ketentraman, kekeluargaan dan ketakwaan (9 K).

g. Menerapkan manajemen partisipasi.

c. Cita-cita SDN 02 pandean

a. Siswa memiliki dasar sikap, pengetahuan, dan keterampilan untuk

melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.

b. Siswa kreatif dan terampil untuk mengembangkan diri secara terus menerus.

c. Siswa unggul dalam prestasi dan berbudi pekerti luhur.

d. Warga sekolah disiplin, sehat jasmani dan rohani.

e. Warga sekolah beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

beraklak mulia.

f. Siswa mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat, dan kebudayaannya.

g. Lingkungan sekolah sehat dengan upaya pengelolaan, pelestarian, pencegahan

pencemaran dan kerusakan lingkungan.

d. Tenaga Pendidik SDN 02 Pandean Kota Madiun

Disekolah tersebut memiliki jumlah guru yang sesuai dengan jumlah siswa

yang ada di sekolah tersebut yang terbilang lumayan banyak, tenaga pendidik yang

dimiliki SDN 02 Pandean yakni berjumlah 19 orang yang diantaranya sudah menjadi

pegawai negeri sipil namun juga ada beberapa orang yang masih honorer. Hubungan

kekeluargaan sangat terasa ketika peneliti melakukan penelitian di sekolah tersebut.

Yakni terjalinnya komunikasi yang baik antara siswa dengan tenaga pendidik/guru.

Selain itu kedisiplinan guru dalam bekerja sangatlah baik. Hal ini dapat dilihat dari

kegiatan rutinitas pagi hari sebelum dimulainya pembelajaran di kelas yaitu adanya

pembiasaan capari pagi yang dilakukan oleh pihak sekolah sebagai wujud dari

gerakan literasi sekolah yang tengah digalakan oleh pihak sekolah.


44

e. Siswa-siswi SDN 02 Pandean Kota madiun

Siswa-siswi di SDN 02 Pandean cukuplah banyak sekali jumlahnya akan

tetapi dari sekian jumlah yang ada siswa-siswi SDN 02 Pandean juga memiliki

banyak prestasi yang telah diraih hal ini terlihat dari berbagai piala yang sudah

mereka peroleh. Hal ini membuktikan bahwa sekolah tersebut layak dikatakan

sebagai sekolah unggulan di kota madiun. Selain itu kemampuan siswa dalam hal

keterampilan tidak diragukan lagi hal ini terbukti ketika siswa-siswa tersebut pada

kegiatan capari pagi, siswa-siswa yang telah mendapatkan tugas dari kegiatan

tersebut tanpa disuruh siswa tersebut sudah sadar akan sendirinya. Mereka segera

bergegas untuk mengambil tempat dan memimpin atas mulainya kegiatan tersebut.

3. Deskripsi Data

Berdasarkan kegiatan observasi yang dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa

kegiatan capari dapat membawa...dampak dan pengaruh positif terhadap

keterampilan siswa kelas 3 khususnya dalam bidang menulis, sealin itu dengn

adanya kegiatan tersebut siswa sangatlah antusias sekali dalam mengikuti kegiatan

tersebut karena pada saat kegiatan capari siswa lebih senang untuk bercerita atau

menyampaikan karangan cerita yang sebelumnya mereka buat. Di samping itu guru

juga menjelaskan dengan adanya kegiatan capari sebagai wujud dari implementasi

gerakan literasi sekolah siswa-siswa lebih terampil dalam hal membuat karangan

cerita dan dalam menulis pastinya, selain itu prestasi siswa didalam kelas juga

lumayan cenderung meningkat. Siswa yang semulanya kurang terampil dengan

adanya kegiatan tersebut lebih dapat mengembangkan keterampilan yang mereka

miliki dalam hal menulis. Berikut hasil dari observasi yang dilakukan oleh peneliti
45

a. Lembar Observasi

Tabel 4.4 Hasil Observasi

Tidak
No Aspek Ada Keterangan
ada
1. Sekolah mengadakan √ Kegiatan capari adalah
kegiatan capari sebagai kegiatan rutin yang
wujud dari gerakan literasi dilakukan oleh pihak
sekolah sekolah sebagai wujud dari
implementasi (Gerakan
Literasi Sekolah)
2. Adanya tempat atau ruang √ Kegiatan capari dilakukan
untuk diadakannya kegiatan di halam sekolah dan diikuti
tersebut. oleh semua siswa-siswi
sekolah tanpa terkecuali
para ibu dan bapak guru.
3. Adanya teks cerita yang √ Teks cerita yang dibuat oleh
dibuat siswa sebagai siswa adalah salah satu hasil
penunjang untuk kegiatan dari karangan yang telah
capari dibuat sebelumnya oleh
siswa untuk disampaikan
kepada seluruh teman-
temannya
4. Buku-buku penunjang sebagai √ adanya pojok baca atau
refrensi siswa untuk membuat perpus kelas sebagai sarana
teks cerita yang disitu berisi banyak
sumber dan refrensi tentang
buku-buku non fiksi yang
nantinya dapat digunakan
oleh siswa untuk dapat
menulis karangan yang
kemudian disampaikan pada
kegiatan capari
5. Respon siswa saat mengikuti √ Siswa sangatlah antusias
kegiatan capari sekali dalam mengikuti
kegiatan capari apalagi
ketika siswa tersebut
mendapat giliran untuk
membacakan hasil dari
karangan cerita yang telah
mereka buat mereka akan
jauh lebih semangat lagi.

Dari gambar observasi 4.4 dapat diketahui bahwa kegiatan capari merupakan

kegiatan yang dapat mendorong siswa untuk lebih giat lagi dalam mengembangkan

kemampuan yang mereka meiliki khususnya dalam keterampilan menulis. Selain itu
46

siswa juga dapat bebas menuangkan ide-ide yanga mereka miliki kedalam bentuk

tulisan paragraf ide-ide tersebut bisa diperoleh dari buku-buku sumber dan juga

pengalaman-pengalaman yang telah mereka alami sebelumnya, sehingga dengan

adanya kegiatan tersebut sebagai ajang bagi para siswa untuk dapat mengembangkan

kemempuan yang ada dalam dirinya khususnya dalam hal menulis karangan.

b. Hasil Wawancara

Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap kegiatan capari sekolah. Dalam

kegiatan wawancara, peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas 3 SDN 02

Pandean untuk mengetahui sejauh mana keterampilan siswa dalam bidang menulis

karangan. Adapun hasil dari wawancara peneliti kepada guru kelas 3 SDN 02 Pandean

adalah sebagai berikut.

Tabel 4.5 Hasil Wawancara Guru Kelas 3

No. Indikator Pertanyaan Keterangan Jawaban

1. Apakah yang anda ketahui Gerakan literasi..sekolah adalah salah satu upaya
tentang gerakan literasi pemerintah yang dicanangkan oleh pemkot madiun
sekolah ? untuk membudayakan anak agar suka menulis dan
membaca sejak dini apalagi di lingkungan sekolah
dasar.
2. Kegiatan apa sajakah yang Kegiatan yang dilakukan oleh sekolah antara lain
dilakukan sekolah sebagai adalah kegiatan capari atau kegiatan pagi hari dan
implementasi gerakan literasi mengadakan pojok baca/ pojok literasi kelas dan
sekolah ? bersifat wajib bagi setiap kelas.,
3. Apa tujuan dari diadakannya Untuk menambah kesadaran anak terhadap budaya
kegiatan tersebut ? literasi sejak dini.
4. Apakah kegiatan tersebut Tentunya iya, dari siswa yang semula tidak gemar
juga mengandung unsur membaca, setelah anak itu gemar membacara
untuk melatih keterampilan otomatis mereka akan dapat mengembangkan
menulis siswa ? keterampilan menulis dan lebih mudah untuk
menulis cerita ataupu meringkas cerita
5. Bagaimanakah perkembangan Siswa lebih mudah memahami alur cerita sehingga
keterampilan siswa dalam ketika siswa itu menulis karanga mereka tau isi dari
bidang menulis setelah cerita karangan telah mereka tulis tersebut, selain
47

diadakannya kegiatan tersebut itu siswa juga faham unsur-unsur dari cerita dan
? mudah untuk.mengungkapkan ide-ide yang mereka
miliki.
6. Apakah siswa sangat antusias Tergantung dari individu siswa, akan tetapi kembali
sekali dalam mengikuti lagi ke budaya literasi ketika kita membudayakan
kegiatan tersebut ? sejak dini dengan kebiasaan literasi maka mau tidak
mau kebiasaan tadi akan dapat membiasakan siswa
dengan budaya literasi.
7. Apa nama dari kegiatan CAPARI (Cerita Pagi Hari)
literasi yang di adakan oleh
pihak sekolah ?
8. Apa yang anda lakukan untuk Biasanya guru meminta siswa untuk mengunjungi
mengimplementasikan perpustakaan baik itu perpustakaan sekolah maupun
kegiatan tersebut kepada perpustakaan kelas setelah itu siswa memilih satu
siswa saat di dalam kelas? buku bacaan lalu kemudian siswa tersebut diminta
untuk menuliskan kembali dari apa yang telah
mereka baca sebelumnya.
9. Bagaimanakah peran anda Pada kurikulum k 13 ini guru hanyalah sebagai
sebagai guru dalam fasilitator saja dan menjembatani anatara siswa
melaksanakan kegiatan dengan materi.
tersebut ?
10. Apa saja hambatan yang anda Relatif, karena setiap anak memiliki karakter yang
dihadapi dalam melaksanakan berbeda-bedaada yang minat dalam membacanya
kegiatan tersebut ? kurang sehingga.akan berdampak pada kurangnya
keterampilan siswa dalam bidang menulis
11. Apa yang anda lakukan untuk Biasanya guru mencari sumber cerita leawat
mengatasi hambatan- internet yng berupa video dan gambar setelah itu
hambatan tersebut ? guru menampilkan pad layar proyektor dan siswa
menyimak video yang telah disampaikan oleh guru
setelah itu siswa diminta guru untuk menuliskan
kembali hasil dari video gambar.tadi
12. Apakah ada peningkatan Kalau dalam hal menulis siswa sudah bisa namun
terhadap siswa khususnya akan kerapian dari tulisan yang mereka buat masih
dalam keterampilan menulis relatif kurang.
siswa setelah diadakannya
kegiatan tersebut ?
13. Apakah masih ada siswa yang relatif sedikit jumlahnya
masih mengalami kesulitan
dalam hal menulis setelah di
adakannya kegiatan tersebut ?
14. Ada berapa siswa yang masih Anatara 2 sampai 3 orang siswa
mengalami kesulitan dalam
hal menulis ?
48

15. Bagaimana solusi yang bisa Biasanya guru memberikan jam tambahan kepada
ditawarkan bagi siswa yang siswa tersebut atas seizin orangtua dan guru
kesulitan dalam menulis? memberikan jam tambahan tentang keterampilan
menulis.

Dari pemaparan hasil wawancara diapat dapat disimpulkan bahwa kegiatan

‘’capari yang diadakan oleh pihak sekolah sangatlah membawa dampak yang sangat

positif bagi siswa dalam hal keterampilan menulis, selain itu siswa juga lebih dapat

mengembangkan ide-ide yang mereka miliki ke dalam bentuk tulisan. keteramilan

siswa dalam hal menulis sedikit demi sedikit dapat terasah dengan baik. Selain wujud

dari implementasi kegiatan yang diadakan pihak sekolah capari juga sebagai sarana

budaya literasi siswa.

c. Angket Siswa

Angket ini digunakan peneliti untuk mengetahui respon siswa terhadap

implementasi kegiatan sekolah yang berfokus..kepada gerakan literasi sekolah untuk

melatih keterampilan menulis siswa kelas 3 SDN 02 Pandean Kota Madiun. Dalam

kegiatan yaitu peneliti melakuakan pengambilan data melalui angket yang kemudian

membagikan lembar angket ke setiap siswa kelas 3 yang berjumlah 24 siswa.

Berikut adalah hasil dari angket siswa:

Tabel 4.6 Angket Data

No Nama Kelas Nilai Ketrangan

1 A.A.R.P 3A 85 A
2 A.T.M 3A 85 A
3 A.P.S 3A 85 A
4 C.G.M 3A 85 A
5 D.R.P 3A 78,3333 B
6 D.V.R 3A 80 A
7 E.T.P 3A 78,3333 B
49

8 F.A.F 3A 88,3333 A
9 I.P.W 3A 90 A
10 M.S.A 3A 78,3333 B
11 M.Z.L 3A 78,3333 B
12 N.K.H 3A 83,3333 A
13 N.W.I 3A 86,6667 A
14 S.Y.A 3A 86,6667 A
15 T.B.W 3A 85 A
16 V.M.S 3A 85 A
17 Z.Z.P.A 3A 81,6667 A
18 M.E.D.P 3A 88.3333 A
19 N.A.P 3A 85 A
20 K.H.P.R 3A 85 A
21 I.A.A.P 3A 81,6667 A
22 C.A.P.C 3A 80 A
23 R.M.P.P 3A 81,6667 A
24 M.A 3A 78,3333 B

Konversi Frekuensi
Nilai
Predikat Klasifikasi
(Skala 0-
100) Jumlah Persen
4 (Sangat
81-100 A
baik) 22 0,956522
66-80 B 3 (baik) 1 0,043478
51-65 C 2 (cukup) 0 0
0-50 D 1 (kurang) 0 0

Dari tabel angket di atas dapat diketahui bahwa hampir sebagian besar siswa

mendapatkan kategori nilai yang tinggi hal ini juga berdasarkan dari minat dan

antusisame siswa terhadap kegiatan pembiasan capari yang ada disekolah. dari

sebagian besar siswa yang mendapatkan nilai diatas rata memiliki keterampilan

cukup baik dalam hal menulis. Hal ini telah membuktikan bahwa dengan adanya

kegiatan capari dapat membawa dampak yang positif terhadap keterampilan

menulis siswa.
50

d. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu berisikan tentang foto.proses penngambilan data siswa

yang dibutuhkan selain itu ada juga hasil dari cerita karangan yang di buat oleh siswa

sebagai penunjang kegiatan capari di SDN 02 Pandean . Dokumentasi dilakukan oleh

peneliti sebagai penguat dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan juga sebagai

kevalidan dalam sebuah penelitian.

B. Validasi Data

Validasi data adalah proses mengambangkan dan menguraikan data untuk

mendapatkan sebuah data yang valid. Teknik untuk mnguraikan dan mendapatkan data

yang valid yaitu dengan menggunakan triangulasi data. Adapun triangulasi data adalah

sebagai berikut.

Tabel 4.7 Triangulasi sumber data

Sumber data
Aspek yang
dinilai Kesimpulan Kesimpulan Kesimpulan Kesimpulan
Observasi Wawancara angket
Kegiatan Menurut dari hasil Dengan Dari data Dari hasil semua
capari observasi yang adanya angket yang data yang telah
sebagai telah peneliti kegiatan capari telah diambil diambil oleh
upaya lakukan maka sebagai wujud menunjukan peneliti maka
melatih dapat di ambil dari bahwa respon peneliti
keterampilan kesimpulan implementasi siswa terhadap menyimpulkan
siswa kelas 3 bahwa. Kegiatan gerakan literasi adanya bahwa kegiatan
dalam hal capari yang sekolah maka kegiatan capari sebagai
menulis dilakukan oleh kemampuan capari sebagai wujud dari
karangan pihak sekolah siswa sedikit wujud dari implementasi
cerita. dapat membawa demi sedikit implementasi gerakan literasi
dampak yang dapat mulai kegiatan sekolah dapat
positif terhadap terasah dengan literasi membawa dampak
51

peningkatan baik, hal inilah sekolah yang positif


keterampilan yang menujukan terhadap siswa
siswa dalam hal mendorong hasil yang khususnya dalam
menulis. Siswa pihak sekolah meningkat bidang menulis
sangat antusias dan guru untuk secara hal ini terlihat dari
sekali dalam selalu signifikan. meningkatnya
mengikuti menggalakan Maka dengan nilai prestasi
kegiatan tersebut, kegiatan ini dapat siswa khususnya
selain itu siswa tersebut, selain ditarik dalam bidang
juga dapat dengan itu juga kesimpulan keterampilan
mudah dorongan dari bahwa menulis, selain itu
menuangkat ide dalam diri kegiatan kegiatan tersebut
atapu gagasan siswa perlu literasi dapat dapat
yang mereka juga dipupuk membawa membiasakan
miliki kedalam agar siswa dampak yang siswa terhadap
bentuk karangan mau dengan positif budaya literasi
cerita. Selain itu sendirinya terhadap siswa yanga ada di
juga dapat sadar dengan sekaligus sekolah siswa di
membiasakan budaya literasi. dapat biasakan dan
siswa terhadap meningkatkan mendapat
budaya literasi keterampilan dorongan agar
yang ada di siswa dalam memiliki rasa
sekolah. hal menulis. budaya literasi
sejak dini.

Dari gambar tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan capari dapat

membantu siswa dalam mengasah kemampuannya dalam bidang menulis. Tentunya

peran guru sangatlah penting dalam memotivasi siswa agar dapat terus berkambang

dan menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Selain itu juga dapat membiasakan diri

siswa terhadap budaya literasi yang ada di sekolah.


52

C. Analisis Data

Penelitian yang dilakukan bertempat di SDN 02 Pandean Kota Madiun

memperoleh data dati observasi, wawancara, serta angket siswa. Dari semua hasil data

yang telah peneliti peroleh dapat menjawab dari berbagai permasalahan dalam

penelitian. Hasil dari triangulas..data untuk menggali tentang analisis implementasi

gerakan sekolah sebagai upaya melatih keterampilan menulis siswa kelas 3 SDN 02

Pandean. Dengan adanya wujud implementasi dari kegiatan ini diharapkan

kedepannya siswa dapat lebih terampil lagi dan dapat mengembangkan potensi yang

ada di dalam diri siswa khususnya dalam hal menulis sehingga dapat menjadikan

siswa yang kreatif, inovatif dan mandiri. Secara tidak langsung dengan berjalannya

pembiasaan kegiatan tersebut dapat mengasah kemampuan siswa serta membiasakan

siswa dengan budaya-budaya literasi yang ada di sekolah.


53

BAB V

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti telah dipaparkan

pada bab sebelumnya. Kemudian pada bab V ini peneliti menguraikan hasil dari

penemuan-penemuan tersebut berdasarkan teori yang ada. Hal tersebut sudah sesuai

dengan fokus masalah yang sudah ditentukan oleh peneliti yaitu mengenai analisis

implementasi gerakan literasi sekolah sebagai upaya melatih keterampilan menulis

siswa kelas 3 SDN 02 Pandean Kota Madiun. Dalam hal ini kemudian dijabarkan

sebagai berikut: 1). Implementasi kegiatan sekolah sebagai upaya melatih

keterampilan menulis siswa kelas 3 SDN 02 Pandean; 2). Hasil.dari implementasi

kegiatan gerakan literasi sekolah sebagai upaya melatih keterampilan menulis siswa.

dan 3). Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam implementasi

Gerakan Literasi Sekolah.

Berikut adalah hasil dari pembahasannya:

1. Implementasi Kegiatan Sekolah Sebagai Upaya Melatih Keterampilan

Menulis Siswa

Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh ( Jauhari Heri, 2018 : 16)

yang menyampaikan bahwa menulis sebagai kegiatan proses. Artinya, menulis

merupakan salah satu aspek keterampilan ketiga setelah menyimak dan berbicara

yang kemudian membaca. Dalam membuat.karangan, baik itu karangan ilmiah

maupun karangan non ilmiah, menulis tidak sekedar hanya menuangkan ide atau

gagasan, akan tetapi ada fase-fase yang harus dilewati mulai dari tahap persiapan,
54

perencanaan hingga akhirnya ke tahap pelaksanaan penulisan. Setiap orang

tentunya memiliki cara-cara tersendiri sebelum memulai pelaksanaan tulisan

tergantung dari individu masing-masing orang tersebut.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa,

adapun implementasi kegiatan yang dilaksanakan di SDN 02 Pandean yaitu adalah

adanya penerapan kegiatan CAPARI.pagi yang diadakan rutin setiap harinya.

Kegiatan tersebut sengaja dilakukan agar dapat membiasakan siswa dengan

budaya literasi yang ada di sekolah tersebut, selain itu juga dengan adanya

kegiatan tersebut dapat melatih keterampilan siswa dalam hal menulis karangan,

penerapan kegiatan tersebut memiliki unsur mendidik siswa terhadap budaya

literasi yang ada disekolah dan menanamkan kepada diri siswa tentang kebiasaan

literasi. Penerapan kegiatan tersebut juga mengacu kepada pemahaman siswa dan

sesuai dengan tujuan yang telah diharapkan oleh guru, dengan adanya kegiatan

tersebut membuat siswa semakin berminat dalam menulis karangan serta

mempermudah siswa dalam menuangkan ide dan gagasan yang mereka miliki.

Seperti halnya tujuan utama dari kegiatan menulis yaitu memberitahukan,

meyakinkan serta dapat mengekspresikan perasaan kepada pembaca sehingga

pembaca tahu mengenai segala sesuatu yang tengah disampaikan oleh penulis.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti,.saat kegiatan

capari berlangsung, guru juga ikut mendampingi siswa dalam kegiatan menulis

karangan, baik secara langsung ataupun secara monitoring, hal ini bertujuan

memberikan masukan atau gambaran kepada siswa tentang segala sesuatu yang

akan dismpaikannya melalui bentuk tulisan. setelah memberikan gambaran

terhadap siswa dan menuntunnya dalam hal menulis karangan selanjutnya guru

tidak hanya diam saja, melainkan juga meneliti dan mengoreksi lagi tentang apa
55

yang tengah ditulis oleh siswa hal ini menunjukan betapa sangat pedulinya

seorang guru dalam menanamkan budaya literasi kepada peserta didiknya. Selain

siswa juga dituntut untuk kreatif sedemikian rupa dalam menyampaikan isi dari

tulisan karangan yang mereka buat, mereka juga dituntut untuk dapat membuat

tulisan karangan yang baik sesuai tahapan-tahapan yang telah diajarkan oleh

gurunya masing-masing sehingga siswa dapat menghasilkan karangan yang

mereka buat secara maksimal. Adapun untuk lebih jelasnya mengenai kegiatan

capari yang ada di SDN 02 Pandean diketahui bahwa :

Pertama, perencanaan kegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan rencana

dan tujuan sekolah yang disusun oleh staf dan guru yang di sepakati oleh pihak

kepala sekolah. Perencanaan tersebut telah dipikirkan secara matang,oleh guru

dan juga memperhatikan dari segi aspek kemampuan siswa yang mereka miliki.

Selain itu dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan kedepannya siswa dapat

mengerti dan paham akan budaya literasi yang ada di sekolah mereka disamping

juga dapat melatih keterampilan mereka dalam bidang menulis.

Kedua, penerapan implementasi kegiatan capari tersebut disesuaikan

dengan tujuan awal sekolah yakni menanamkan budaya literasi sekolah sejak dini

kepada siswa- siswi di sekolah tersebut, tujuan awal diadakannya kegiatan capari

tersebut karena pihak sekolah ingin mengajarkan kepada siswa tentang budaya

literasi di sekolah mereka, selain ituimembiasakan siswa dengan buku-buku

bacaan yang disediakan oleh pihak sekolah termasuk kedalam unsur keterampilan

dalam menulis karangan.

Ketiga, penerapan kegiatan tersebut juga ditunjang oleh fasilitas-fasilitas

yang ada di sekolah, mulai dari perpustakaan lengkap, pojok baca kelas dan lain

sebagainya, dari semua fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah tersebut siswa dapat
56

memanfaatkannya untuk mencari sumber refrensi dan menemukan informasi serta

gagasan dalam mempersiapkan membuat.karya tulis karangan yang akan

disampaikan kepada teman-teman mereka di waktu kegiatan capari berlangsung

Keempat, kegiatan yang berfokus/pada gerakan literasi sekolah tersebut

dikelola secara langsung oleh semua guru-guru yang ada di SDN 02 Pandean.

Tidak hanya kepla sekolah seluruh staf dan guru yang ada di sekolah tersebut juga

ikut memantau proses berlangsung kegiatan literasi yang ada di sekolah mereka.

Guru berperan sabagai pembimbing siswa dalam kegiatan tersebut, hal itulah yang

dapat memotivasi siswa dalam berkarya membuat tulisan karangan yang akan

mereka sampai pada kegiatan tersebut berlangsung,

2. Hasil Dari Implementasi Kegiatan Gerakan Literasi Sekolah Sebagai Upaya

Melatih Keterampilan Menulis Siswa.

Berdasarkan pendapat ( Abidin Yunus dkk, 2017: 279) Menyatakan

bahwa, Gerakan literasi sekolah merupakan gerakan sosial dengan kolaboratif

didukungan dari berbagaihpihak elemen. Upaya ini dilakukan semata-mata hanya

untuk mewujudkan berupa pembiasaan literasi kepada peserta didik.

Dari hasil penelitian tentang penerapan kegiatan literasi sekolah termasuk

hasil dari karya tulis yang telah dibuat oleh siswa menunjukan bahwa kemampuan

siswa dalam keterampilan menulis meningkat secara signifikan berkat adanya

kegiatan capari yang tengah dilakukan oleh pihak sekolah. Kemampuan menulis

tersebut dapat dilihat dari hasil yang dibuat oleh siswa yang memperoleh hasil

yang maksimal berdasarkan hasil dari dokumentasi, observasi dan wawancara

yang dilakukan oleh peneliti.

Keterampilan siswa dalam menulis karangan cerita dengan penerapan

kegitan capari yang dilakukan oleh pihak sekolah dapat menuntun siswa agar
57

dapat memperoleh hasil yang maksimal. Salah satu faktor yang mempengaruhi

keberhasilan siswa dalam hal keterampilan menulis yaitu tercapainya tujuan dari

kegiatan-kegiatan literasi sekolah salah satu contohnya adalah kegiatan capari

yang diadakan oleh pihak sekolah.

3. Faktor-faktor2Pendukung dan Penghambat Dalam Implementasi Gerakan

Literasi Sekolah

Dalam mengimplentasikan gerakan literasi sekolah pastinya terdapat

faktor-faktor yang menjadi penunjang ataupun faktor-faktor penghambat dalam

penerapan gerakan literasi sekolah hal ini wajar terjadi, karena setiap suatu

rencana yang mungkin telah kita rencanakan secara matangpun akan menemui

hambatan ataupun pendukung adapun faktor-faktor tersebut diantaranya sebagai

berikut:

1. Faktor Pendukung Implementasi Gerakan Literasi Sekolah di SDN 02

Pandean Kota Madiun antara lain :

a. Fasilitas yang memadai seperti didukungnyasperpustakaan yang lengkap

serta pojok baca kelas yang memuat beraneka ragam buku-buku sebagai

refrensi siswa

b. Antusiasme guru dan wargajsekolah dalam keterlibatan guru dalam

pengelolaan kegiatan capari ( cerita pagi hari) di sekolah cukuplah tinggi

c. Terdapat banyaknya kegiatan-kegitan sekolah yang berfokus kepda

gerakan literasi sekolah yang salah satunya adalah kegiatan ‘’capari’

d. Sarana dan prasarana sekolah yang lengkap untuk menunjang

keberhasilan siswa dalam kegiatan tersebut.


58

2. Selain itu terdapat pula faktor-faktor penghambat keberhasilan siswa dalam

kegiatan tersebut yaitu antara lain adalah :

a. Yaitu dari lingkungan tempat tinggal siswa / keluarga sehingga dapat

mempengaruhi keterampilan siswa.

b. Kurangnyaaminat budaya literasi pada diri siswa, hal ini juga dapat

mempengaruhi siswa dalam menggali informasi dan memperoleh ide-

ide.

c. Penulisan kosa kata dalam. ejaan / EYD.yang masih terpengaruh pada

kemajuan zaman, tidak dipungkiri atas perkembangan yang semakin

pesat dan maju dapat pula berpengaruh kepada gaya bahasa yang

digunakan oleh siswa dalam menulis karangan.

Dari beberapa faktor penghambat yang telah dipaparkan diatas tentunya dapat

diminimalisir yaitu dengan adanya kegiatan-kegiatan dan juga pembiasaan-pembiasaan

khusus yang berfokus’kepada budaya literasi kepada siswa, yang salah satunya adalah

dengan kegiatan literasi yang ada di sekolah. Dengan adanya kegiatan-kegiatan dan

pembiasaan- pembiasaan dari kegiatan tersebut diharapkan kedepannya siswa akan

lebih meningkatkan kususnya dalam mengasah ketermpilan menulis siswa. Berdasarkan

dari hasil dokumentasi yang telah dilakukan oleh peneliti, peneliti dapat

menjabarkannya sebagai berikut. terdapat beberapa hasil dari tulisan karangan yang

telah di buat oleh siswa yang dapat digolongkan kedalam beberapa kategori yaitu

karangan siswa dengan hasil nilai tinggi, sedang dan kurang

Berdasarkan dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti karangan siswa

dengan katergori nilai tinggi menunjukan bahwa dengan adanya pembiasaan kegiatan

capari oleh sekolah diketahui bahwa secara kriteria dalam penulisan, siswa hanya

melakukan sedikit sekali kesalahan, yaitu pada struktuk awal alinea yang kurang
59

menjorok kedalam sehingga kuraan terlihatnya awal paragraf. Kemudian dalam isi

karangan siswa sudah dapat memaparkan atau penjelasan secara rinci sehingga dapat

memudahkan pembaca untuk memahami dari apa yang disampaikan oleh siswa tersebut

serta topik yang diangkatpun sudah sesuai dengan tema yang mereka tentukan.

Berdasarkan dari kategori nilai sedang bahwa siswa sudah dapat menentukan

topik dan isi yang telaah mereka tentukan hanya saja ada beberapa yang kurang dari

hasil karang siswa pada gambar tersebut, diantaranya 1. Siswa tidak menuliskan judul

dari karangan yang sedang dibuatnya. 2. Dalam penulisan kalimat siswa kurang begitu

terampil dalam pemilihan kata dan penggunaan kosa kata yang tepat selain itu juga

belum begitu nampaknya alenia di wala paragraf sehingga pembaca tidak dapat

membedakan antara paragraf yang satu dengan yang lain dan penulisannya pun

terbilang kurang rapi.

Siswa masih kurang teliti karena masih kita temui banyak sekali kekurangan

pada tulisan tersebut yang diantaranya adalah seperti tidak disertakannya judul dalam

karangan tersebut, penyusunan paragraf yang masih kurang, kurang jelasnya tanda baca

pada akhir kalimat, penulisan huruf kapital yang masih kurang rapi dan kata

penghubung antar kalimat yang masih belum sesuai. Sedangkan karangan yang baik

adalah karangan mencangkup dari semua aspek yang menjadi unsur penentu di dalam

penulisan karangan.

Dari semua yang telah dibahas di atas dapat di ketahui bahwa, setelah adanya

pembiasaan kegiatan capari sebagai wujud dari gerakan literasi sekolah dapat melatih

keterampilan siswa dalam hal menulis karangan baik dari berbagai aspek dan hampir

dari keseluruhan siswa sudah mampu untuk membuat sebuah karangan sesuai dengan

ide-ide atau gagasan yang mereka miliki. Meskipun masih terdapat beberapa siswa

yang memiliki kekurangan di dalam penulisan. Hal ini wajar terjadi pada siswa sd
60

khususnya pada kelas rendah, namun dengan seiring berjalannya waktu kekurangan-

kekurangan yang ada di dalam diri siswa lambat laun sedikit demi sedikit pasti akan

terasah dengan baik. Karena menulis adalah suatu proses dimana siswa sedang

berimajinasi dan menuangkan ide-ide ataupun gagasan-gagasan yang mereka miliki

yang tujuannya akan disampaikan kepada pembacanya. Gagasan -gagasan tersebut

berupa pesan dalam tulisan yang mengungkapkan apa yang telah mereka alami maupun

pengetahuan yang dimilikinya. Seperti yang telah dimuat dalam beberapa gambar hasil

dari karangan siswa diatas, dari semua contoh gambar-gambar tersebut dapat diketahui

bahwa dari berbagai siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda hal ini terlihat dari

kemampuan keterampilan siswa saat menulis karangan cerita.

Bardasarkan dari berbagai temuan peneliti tingkat keterampilan siswa dalam

hal menulis yang di dapat dari observasi peserta didik, wawancra dengan guru kelas,

serta dokumentasi dan pengisian angket siswa didapat temuan yaitu : kemaumpuan

anak dibidang keterampilan khususnya keterampilan menulis sangat berpengaruh besar

terhadap adanya pembiasaan kegiatan capari yang diadakan oleh pihak sekolah, selain

itu siswa juga diberi kebebasan untuk dapat mengungkapkan ide-ide yang dimiliki ke

dalam bentuk tulisan sehingga dapat mengasah keterampilan siswa dalam menulis,

tidak hanya menulis siswa juga dapat mengembangkan ide dan gagasan yang telah

diperoleh baik dari pengalaman secara langsung atupun dari berbagai sumbber refrensi

buku-buku bacaan. Dalam hasil dari lembar observasi kegiatan dapat disimpulkan juga

minat dan antusiasme dari dalam diri peserta didik sangat tinggi hal ini dapat terlihat

pul dari hasil angket peserta didik yang menunjukkan bahwa minat siswa dan

pemahaman siswa pada kegiatan capari dapat digolongkan ke dalam kategori yang

sangat baik.
61

B. Simpulan Hasil Pembahasan

Dari berbagai teknik pengambilan data yang telah dilakukan oleh peneliti,

peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan pembiasaan capari secara tidak langsung

dapat melatih kemampuan siswa dalam hal menulis, selain itu juga melalui kegiatan

tersebut dapat membiasakan siswa paham dengan budaya literasi yang ada disekolah.

Serta dari beberapa kategori hasil karya tulis yang telah dibuat oleh siswa

menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan keterampilan yang terasah, hanya

saja masih terdapat kesalahan-kesalahan kecil dalam hal susunan penulisan. Maka

dari itu dengan adanya kegiatan yang berfokus pada gerakan literasi sekolah di SDN

tersebut diharapkan kedepannya dapat melatih kemampuan siswa dalam memahami

teks dan merangkainya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis dan mengolah

keterampilan yang mereka miliki khususnya dalam bidang menulis melalui karangan-

karangan cerita yang telah mereka tulis. Selain itu peran guru juga sangat penting

demi tercapainya suatu cita-cita yang telah direncanakan. Guru tidak hanya sebagai

tenaga pendidik di sekolah akan tetapi guru juga memiliki peran penting terhadap

memotivasi siswa agar siswa dapat berkembang dengan keterampilan-keterampilan

yang mereka miliki khususnya dalam bidang menulis.


62

BAB VI

PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang pemaparan simpulan berdasarkan dari semua

temuan-temuan dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan. Adapun isi dari

kesimpulan penelitian yang telah dilakukan oleh penelititi dalah sebagai berikut.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penelitian

menemukan bahwa pembiasaan implementasi kegiatan capari sebagai wujud dari

gerakan literasi sekolah mampu melatih keterampilan siswa dalam hal menulis, selain

itu juga memberikan pemahaman terhadap siswa tentang budaya literasi karena

melalui kegiatan tersebut siswa diberi kebebasan untuk dapat menuangkan dan

menyampaikan informasi yang dimilikinya kepada orang lain melalui bentuk tulisan

karangan yang dibuat melalui sebuah tulisan. keterampilan menulis juga termasuk

kedalam keterampilan kognitif yaitu proses memahami, mengetahui dan

mengapersepsikan kedalam hal yang lebih komplek, menulis juga sebagai salah satu

upaya untuk dapat melatih keterampilan psikomotor yang dimiliki oleh siswa. Siswa

yang kreatif adalah siswa yang mampu menyalurkan hobi baik berupa ide-ide ataupun

gagasan yang dimilikinya ke dalam bentuk tulisan yang nantinya akan difahami oleh

pembacanya. Selain itu dengan menulis siswa juga terlatih sebagai penyampai

informasi secara tidak langsung kepada khalayak umum ataupun teman sebayanya.

Keterampilan menulis yang dimiliki oleh siswa tidak hanya didapat secara langsung

dimilikinya melainkan melalui proses latihan yang cukup panjang agar siswa dapat

dikatakan terampil dalam hal menulis.


63

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian meunjukkan bahwa perlu adanya

inovasi baru dan mengembangkan kegiatan-kegiatan yang berfokus pada gerakan

literasi sekolah. Namun terdapat masukan-masukan kepada pihak terkait agar lebih

dapat menjadi motivasi untuk kedepannya diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi kepala sekolah hendanknya memaksimalkan lagi dan selalu memotivasi atas

kemampuan siswa-siswinya dalam meningkatkan.keterampilan menulis karangan,

kepala sekolah haruslah.memperhatikan secara betul atas apa yang dibutuhkan

oleh guru serta siswanya guna meunjang keberhasilan sebuah tujuan yang hendak

dicapai.

2. Bagi guru khususnya sabagianttenaga pendidik yang ada disekolah sudah

sewajarnya selalu membimbing dan melatih siswa-siswinya agar dapat

berkembang lebih baik lagi kedepan. Selain itu juga guru perlu memberi dorongn

motivasi terhadap peserta didiknya agar mereka lebih giat lagi dan bersemangat

dalam berlatih serta mampu menjadi anak yang mampu memiliki daya kreatifitas

yang tinggi dan mampu meenghasilkan ide-ide yang cemerlang khususnya dalam

hal menulis.

Anda mungkin juga menyukai