Anda di halaman 1dari 24

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui

media kata-kata atau bahasa tulis, suatu proses yang menuntut agar kelompok kata

yang akan terlihat dalam suatu pandangan dan makna kata-kata secara individual akan

dapat diketahui. Jika hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersirat tidak akan tertangkap

atau dipahami, dan proses membaca tidak terlaksana dengan baik dalam pembelajaran

membaca itu sendiri.1

Membaca pada hakikatnya suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak

hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas, berfikir,

psikolingustik, dan metakognitif. Sebagai suatu proses berfikir membaca sebagai

aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interprestasi, membaca kritis, dan

pemahaman kreatif. Menurut Crawley dan Mounain menyatakan bahwa pengenalan kata

bisa berupa aktivitas membaca kata-kata dengan menggunakan kamus, hal ini berarti

membaca merupakan proses berfikir untuk memahami isi yang terdapat dalam teks

bacaan.2 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
2

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa

dan Negara.3

Menurut Dictionary of Education menyebutkan bahwa pendidikan

adalah proses dimana sesorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk

bentuk tingkah laku di masyarakat.4 Dalam undang-undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan harus

mampu menjamin peningkatan mutu dan efisiensi manajemen pendidikan, untuk

menghadapi tantangan sesuai dengan perubahan kehidupan lokal, nasional, global,

sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan

berkesinambungan.5

Peserta didik salah satu komponen manusia yang menempati posisi

sentral dalam proses pendidikan. Dipandang dalam segi kedudukannya

peserta didik adalah makhluk yang sedang dalam proses perkembangan dan

pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing dalam perspektif peserta

didik makhluk yang pertumbuhannya dan perkembangannya diragukan

perwujudannya tanpa adanya pendidik yang professional.6 Dari beberapa

pengertian pendidikan dapat disimpulkan pendidikan adalah usaha yang

dilakukan oleh peserta didik dalam mencapai suatu pembelajaran yang baik,

baik disekolah maupun dilingkungan sekitar. Dan dapat menciptakan suatu

keadaan dan situasi tertentu yang dikehendaki oleh masyarakat, mampu


3

membentuk suatu kepribadian untuk menuju dewasa.

Pada dasarnya pentingnya kemampuan membaca seperti yang telah

diuraikan, seharusnya pembelajaran membaca mendapat perhatian besar oleh

pendidik bahasa Indonesia. Berdasarkan pengamatan pendidik dalam mengajarkan

membaca di sekolah dasar, pembelajaran cenderung terfokus pada pengenalan

lambang-lambang tulisan, tetapi kurang memperhatikan kecepatan dan kemampuan

membaca.7 Keberhasilan membaca hanya berdasarkan kemampuan peserta didik

mengenal lambang-lambang tulisan tanpa memperhatikan kecepatan membaca yang

diperlukan peserta didik dalam menyelesaikan kegiatan membacanya. Bahkan masih

ada peserta didik yang membaca lambat, sehingga peserta didik memerlukan waktu

untuk membaca suatu bacaan.

Menurut Syafi‟ie menyatakan bahwa sebagai bagian dari keterampilan

berbahasa, keterampilan membaca mempunyai kedudukan yang sangat penting dan

startegis karena melalui membaca. orang dapat memahami kata yang diucapkan oleh

sesorang. Selain itu, melalui membaca, seseorang dapat mengetahui berbagai

peristiwa-peristiwa yang terjadi di suatu daerah dapat dietahui melalui membaca

buku, surat kabar, majalah dan internet. Karena itu, program pembelajaran membaca

perlu disajikan sejak pendidikan dasar, di TK dan kelas awal di SD/MI kelas 1, 2,

3,untuk itu kita harus memperhatikan peserta didik sejak dini.8

Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan proses belajar mengajar di

kelas satu adalah kemampuan siswa dalam membaca. Pada kenyataannya


4

selama ini siswa yang masuk di kelas satu belum semuanya mampu membaca. Rata-

rata 60% sudah mampu membaca, 30% membaca kurang lancar dan 10% belum bisa

membaca sama sekali bahkan belum mengenal huruf sama sekali. Hal ini disebabkan

oleh faktor kemampuan siswa yang berbeda-beda, orang tua yang kurang

mendukung dan siswa tidak seluruhnya berasal dari TK

Bertumpu pada kenyataan ini, untuk meningkatkan kemampuan membaca

siswa maka guru mengambil langkah yang memungkinkan siswa lebih tertarik dan

aktif yaitu dengan menggunakan media level card. Selain itu guru merasa perlu

meminta peran serta orang tua untuk membimbing siswa di rumah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa banyak sekali

macamnya. Dua di antara faktor-faktor tersebut adalah faktor yang berasal dari luar diri

pembelajar dan faktor yang berasal dari dalam diri pembelajar. Faktor yang berasal dari

luar diri siswa dapat berupa faktor nonsosial dan faktor dari dalam diri siswa dapat

berupa kondisi fisiologis ataupun psikologis, yakni hal-hal yang mendorong aktivitas

belajar misalnya, motivasi belajar siswa.

Pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah-sekolah selama ini masih

menyelenggarakan pendidikan dengan segala keterbatasan yang ada. Hal ini

dipengaruhi oleh ketersediaan dana, serta kemampuan guru untuk mengembangkan

model pembelajaran yang efektif. Dalam PP nomor 19 tahun 2005 tentang standar

nasional pendidikan disebutkan dalam pasal 19 sampai dengan 22 tentang standar

proses pendidikan, bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan


5

diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi

peserta didik untuk berparti-sipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakasa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan

fisik serta psikologis peserta didik.2

Adanya keteladanan pendidik, adanya perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan

pengawasan yang efektif dan efisien dalam proses pembelajaran. Berdasarkan standar

yang ditetapkan di atas maka proses pembelajaran yang dilakukan antara peserta didik

dengan pendidik seharusnya dapat menggunakan metode dan media yang sesuai

sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Fungsi khusus media dalam pembelajaran diantaranya untuk membangkitkan

minat belajar siswa, menghindari atau mengurangi terjadinya salah komunikasi dan

untuk membuat konsep disajikan menjadi konkret sehingga dapat lebih dipahami,

dimengerti dan dapat disajikan sesuai dengan tingkat-tingkat berpikir siswa. Hal ini

juga didukung dengan kelebihan memotivasi sebagai media pembelajaran di antaranya

dengan menyediakan kartu huruf sebagai media pembelajaran dan memberikan

kemudahan umpan balik, memberikan kebebasan pada siswa dalam menentukan topik

proses belajar, dapat mengatasi sikap pasif anak didik, memperjelas penyajian pesan

agar tidak terlalu verbal, dan menimbulkan persepsi yang sama pada peserta didik

tentang materi yang diajarkan.

Level Card berisikan cara membaca yang terdiri dari 9 level dari level 1 berisi

abjad a sampai z,level 2 berisi perbedaan huruf konsonan dan vokal, level 3 berisi
6

penggabungan huruf konsonan dan vokal misalnya ba-ca,level 4 berisi penggabungan

huruf konsonan dan vocal seperti ba-dan de-li-ma ber-sih, level 5 berisi memasangkan

kata dengan gambar yang tepat, level 6 sudah diajarkan membaca cerita pendek, level 7

berisi latihan melengkapi huruf pada kata misalnya ma-....,hi-....,level 8 berisi huruf

acak yang kemudian siswa disuruh menyusun untuk menjadi sebuah kata dan level

terakhir level 9 berisi cerita panjang yang terdiri dari 5-10 kalimat. Penggunaan level

card ini sangat menarik perhatian siswa dan sangat mudah digunakan dalam pengajaran

membaca permulaan. Selain itu kartu huruf juga melatih kreatif siswa dalam menyusun

kata-kata sesuai dengan keinginannya. Dengan demikian media ini diharapkan dapat

meningkatkan motivasi belajar membaca siswa sehingga prestasi dan hasil belajar siswa

dapat meningkat pula. Untuk itu peneliti melakukan penelitian yang berjudul: “Upaya

Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas II Melalui Media Level Card

di SD Negeri Berangas 2 Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala.”

B. Identifikasi Masalah

Area dalam penelitian tindakan kelas ini adalah kelas II SD Negeri Berangas 2

Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala tahun ajaran 2021-2022.. Jumlah siswa dalam kelas

penelitian ini 23 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Secara umum

kemampuan membaca siswa masih relatif rendah karena ada 10 siswa yang tidak bisa membaca .

Hal ini terlihat dari nilai ujian semester siswa pada semester genap kelas 1, di mana masih

banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah kriteria ketuntasan belajar (KKM) yang
7

ditetapkan sekolah.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan penelitian ini adalah meningkatkan belajar membaca siswa kelas

II dengan menggunakan media Level Card. Penelitian ini dilaksanakan di kelas II SD

Negeri Berangas 2 Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala.

D. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dibatasi sebagaimana di atas, maka perumusan

masalah yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas II Melalui Media

Level Card di SD Negeri Berangas 2 Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala ?

2. Apakah metode level card dapat meningkatkan kemampuan membaca Siswa Kelas II

Melalui Media Level Card di SD Negeri Berangas 2 Kecamatan Alalak Kabupaten Barito

Kuala Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian

E. Tujuan Penelitian

Untuk meningkatkan keterampilan membaca melalui penggunaan media

level card pada siswa kelas II di SD Negeri Berangas 2 Kecamatan Alalak

Kabupaten Barito Kuala

F. Kegunaan Hasil Penelitian

a. Manfaat bagi guru


8

• untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melakukan proses

pembelajaran menggunkan kartu huruf.

• Pertimbangan guru dalam mengajar menggunakan media kartu huruf baik

dari segi persiapan mengajar maupun kendala-kendala yang dihadapi.

b. Manfaat bagi siswa

1) untuk meningkatkan kemampuan membaca

2) untuk memotivasi belajar membaca siswa


3) Media Kartu huruf dapat meningkatkan motivasi belajar membaca siswa,
mudah menyerap materi, meningkatkan keaktifan siswa dan memberikan
suasana belajar baru dalam belajar membaca
c. Manfaat bagi sekolah
Sebagai bahan masukan bagi sekolah tentang peranan media kartu huruf
dalam rangka perbaikan mutu pendidikan.
BAB II   

PEMBAHASAN, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. PEMBAHASAN

1. Pengertian Membaca

Membaca menuru Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Ahmad Susanto

adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melinsankan atau hanya dalam

hati).

Membaca adalah aktivitas memahami isi bacaan. Berlainan dengan siswa kelas

rendah yang belajar membaca dan menulis permulaan hanya bertujuan supaya dapat

merangkaikan huruf menjadi kata, kata menjadi kalimat, membaca bagi mahasiswa dan

kaum intelektual lainnya bertujuan supaya dapat memahami isi bacaan itu.

Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang diajarkan dalam

pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Pembelajaran membaca di Sekolah Dasar

dilaksanakan sesuai dengan pembedaan atas kelas-kelas awal dan kelas-kelas tinggi.

Pelajaran membaca di kelas-kelas awal disebut pelajaran membaca permulaan,

sedangkan di kelas-kelas tinggi disebut pelajaran membaca lanjut. Membaca permulaan

merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa

belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan

menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran

membaca dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasan membaca sebagai

suatu yang menyenangkan.

Membaca adalah salah satu proses kejiwaan yang sangat rumit yang berlangsung

pada diri pembaca. Pada dasarnya pembaca merekonstruksi amanat atau isi yang tersurat

dan yang tersirat dalam bacaan yang dihadapinya.


Tujuan membaca permulaan di kelas I adalah agar “Siswa dapat membaca kata-

kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat . Pada tingkatan membaca

permulaan, pembaca belum memiliki keterampilan kemampuan membaca yang

sesungguhnya, tetapi masih dalam tahap belajar untuk memperoleh keterampilan /

kemampuan membaca. Membaca pada tingkatan ini merupakan kegiatan belajar

mengenal bahasa tulis. Melalui tulisan itulah siswa dituntut dapat menyuarakan

lambang-lambang bunyi bahasa tersebut, untuk memperoleh kemampuan membaca

diperlukan tiga syarat, yaitu kemampuan membunyikan (a) lambang-lambang tulis, (b)

penguasaan kosakata untuk memberi arti, dan (c) memasukkan makna dalam kemahiran

bahasa. Membaca permulaan merupakan suatu proses keterampilan dan kognitif. Proses

keterampilan menunjuk pada pengenalan dan penguasaan lambang-lambang fonem,

sedangkan proses kognitif menunjuk pada penggunaan lambang-lambang fonem yang

sudah dikenal untuk memahami makna suatu kata atau kalimat

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca

permulaan adalah kesanggupan siswa membaca dengan lafal dan intonasi yang jelas,

benar dan wajar serta memperhatikan tanda baca. Pengajaran membaca permulaan lebih

ditekankan pada pengembangan kemampuan dasar membaca. Anak tidak akan dapat

memulai membaca bila ia belum menyadari bahwa apa yang telah dapat dia ucapkan bisa

dikaitkan dengan corat coret pada secarik kertas. 16 Tujuan pengajaran membaca dan

menulis adalah agar siswa dapat membaca dan menulis kata-kata dan kalimat sederhana

dengan benar dan tepat.


2. Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca

Upaya meningkatkan membaca tidak terlepas dari tujuan pendidikan pada

umumnya dan tujuan pengajaran pada khususnya. Upaya pengajaran membaca

pada dasarnya adalah memberikan bekal pengetahuan dan kemampuan siswa

untuk menguasai tehnik-tehnik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik

dan benar. Seperti yang di ungkap oleh M. Ngalim Purwanto dalam bukunya

Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, dalam pengajaran

membaca tugas kita adalah:

1. Mengajarkan tekhnik membaca, dan

2. Mengajarkan membaca yang sebenarnya, yaitu menangkap pikiran dan perasaan

orang lain melalui bahasa tulisan.

Dalam ungkapan diatas dapat kita ambil simpulan bahwa pembelajaran

keterampilan membaca dititik beratkan pada aspek yang bersifat teknis, seperti

ketepan menyuarakan tulisan, lapal dan intonasi yang wajar, kelancaran dan

kejelasan suara.

B. Kerangka Berpikir

Kemampuan membaca Siswa Kelas II Melalui Media Level Card di SD

Negeri Berangas 2 Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala masih rendah, hal

ini disebabkan proses pembelajaran yang dilakukan guru belum menggunakan

media yang menarik perhatian siswa sehingga siswa pasif dan hanya menerima

apa yang diberikan guru.

Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan membaca

Siswa Kelas II Melalui Media Level Card di SD Negeri Berangas 2 Kecamatan

Alalak Kabupaten Barito Kuala adalah melalui penerapan media kongkret berupa
level card, karena media tersebut memiliki beberapa keuntungan yaitu berperan

sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga

siswa tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar. Dengan

penggunaan media level card dalam pembelajaran bahasa Indonesia (membaca

permulaan) kemampuan membaca permulaan Siswa Kelas II Melalui Media Level

Card di SD Negeri Berangas 2 Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala dapat

meningkat.

Berikut ini merupakan bagan yang menjadi kerangka berfikir pada penelitian

tindakan kelas, sebagai berikut :


K
E Lebih Efisien
Siswa U
N
G Lebih Efektif
G
Pembelajaran U
Menggunakan L Lebih Mudah
A
Level Card N

Hasil Belajar
Tes Tertulis Setiap
Tahap Siklus

Maksudnya adalah siswa sebagai objek yang akan diberi pelajaran bahasa

Indonesia dengan materi membaca permulaan, guru menggunakan kartu huruf

sebagai media untuk menjelaskan kepada siswa cara membaca yang efektif

hingga memiliki hasil yang sangat memuaskan karena dengan menggunakan kartu

huruf tersebut terdapat keunggulan yaitu lebih efisien, lebih efektif dan mudah

dimengerti. Guru melaksanakan tes pada setiap akhir siklus yang diadakan.
C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan beberapa teori pendukung dan kerangka berfikir di atas

maka hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah melalui Media Level

Card dapat meningkatkan kemampuan membaca Siswa Kelas II di SD Negeri

Berangas 2 Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelas II SD Negeri Berangas 2

Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan, yaitu bulan Juli sampai

dengan bulan November 2021. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam

rangka penelitian ini meliputi : (1) persiapan penelitian, (2) pelaksanaan

penelitian, (3) penyelesaian penelitian dan penyusunan laporan.

1. B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas atau classroom action

research, yaitu penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau

meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Metode penelitian kelas ini dilakukan pada

pembelajaran membaca dengan menggunakan media kartu huruf guna meningkatkan belajar

membaca siswa dengan pokok bahasan membaca pada pelajaran Bahasa Indonesia

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menggunakan beberapa siklus, dimana tiap-tiap

siklus terdiri dari empat tahapan, diantaranya:

1. Perencanaan (Planning).

2. Tindakan (Acting)

3. Pengamatan (Observation)
4. Refleksi (Reflecting)

Berdasarkan analisis tersebut maka dapat ditentukan apakah siklus selanjutnya

perlu dilanjutkan atau tidak. Sedangkan penelitian akan diakhiri atau dihentikan dengan

kriteria sebagai berikut :

1). Hasil pengamatan telah menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran sesuai

rencana dan siswa memperlihatkan motivasi yang tinggi dalam belajar membaca.

3). Tes yang diberikan pada setiap akhir siklus 60% dari jumlah siswa mendapatkan skor

≥ nilai rata-rata tes keseluruhan siswa.

Adapun desain penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan digambarkan sebagai

berikut :

SIKLUS I SIKLUS II

Permasalahan Permasalaha n
Kurangnya minat baru hasil
m\embaca Refleksi I

Perencanaan Perencanaan
tindakan 1 tindakan II

Pelaksanaan
tindakan 1 Pelaksanaan
tindakan II

Pengamatan/
pengumpulan data Pengamatan/
pengumpulan data

Refleksi 1
Refleksi II
2. C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dimaksud mengarah pada objek yang menjadikan sasaran

penelitian ini, subjek penelitian ini adalah siswa kelas I MI. Al Huda Sakti Ciputat tahun

pelajaran 2013/2014. Dengan jumlah 22 siswa dan guru yang mengajar kelas I yaitu ibu

Supriyatinah, Penelitian ini bersifat kolaboratif, maka selain peneliti juga melibatkan guru

kelas sebagai kolaborator.

3. D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian


Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai perancang dan pelaksana
kegiatan. Peneliti membuat perencanaan kegiatan, melaksanakan kegiatan,
melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan
hasil penelitian. Dalam penelitian ini peneliti dibantu seorang guru, guru ini
adalah guru Kelas I yang bertindak sebagai observer (pengamat).

4. E. Tahapan Intervensi Tindakan


Tahap penelitian ini dimulai dengan tahap prapenelitian yang akan dilanjutkan
dengan siklus 1, setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus 1 penelitian akan
dilanjutkan dengan siklus 2 dan seterusnya.
Adapun tahapan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan digambarkan
sebagai berikut :

Tahapan Penelitian Kegiatan Pendahuluan


Kegiatan Pendahuluan

Membuat instrumen penelitian


1. Mempersiapkan media Level Card
2. Menentukan subjek penelitian
3. Memberi angket motivasi belajar membaca pada kelas subjek penelitian untuk
mengetahui skor motivasi belajar awal
4. Observasi proses pembelajaran di kelas penelitian
5. Mensosialisasikan kemampuan membaca dengan menggunakan media kartu
huruf pada siswa yang menjadi subjek penelitian
Tahap Penelitian Siklus I

Tahap Perencanaan

1. Menyiapkan kelas tempat penelitian (kelas II SDN Berangas 2)


2. Membuat rencana pengajaran
3. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator
4. Menyiapkan materi ajar untuk setiap
Tahap pertemuan
Observasi
5. Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru, wawancara, catatan
Tahap ini berlangsung
lapangan bersamaan
serta keperluan dengan
observasi pelaksanaan yang terdiri dari
lainnya
6.observasi terhadap
Menyiapkan soal siswa
latihandan
danguru, mencatat
PR pada setiapsemua hal yang terjadi
pertemuan
7.selama proses pembelajaran.
Menyiapkan soal akhir siklus
8. Menyiapkan alat dokumentasi
Refleksi
Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus 1
yang akan dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya.
Tahap Pelaksanaan
SIKLUS I

1. Menyampaikan langkah-langkah menggunakan


Tabel 3.4 media Level Cardpada siswa
2. Guru mempelajari materi statistika
Tahap yang meliputi:
Penelitian Siklus II pengertian- pengertian
dasar statistika, penyajian data dalam bentuk tabel dan diagram
Tahap Perencanaan
3. Guru membimbing siswa mempelajari materi melalui media Level Card
4. Mengerjakan soal-soal latihan yang ada dalam media Level card
1. Menyiapkan media
5. Memberikan soal latihan dan PR
2. Menyiapkan kelas tempat penelitian (Kelas II)
6. Penilaian hasil tes siklus 1
3. Membuat rencana pengajaran
7. Mewawancarai guru dan siswa
4. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan
8. Dokumentasi
5. Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru, wawancara, catatan
lapangan serta keperluan observasi lainnya
SIKLUS II

6. Menyiapkan soal latihan dan PR pada setiap pertemuan


7. Menyiapkan soal akhir siklus
8. Menyiapkan alat dokumentasi
Tahap Pelaksanaan

1. Memberikan pengarahan bagi siswa yang masih kesulitan


menggunakan media Level Card
2. Guru mempelajari materi statistika yang meliputi: mean, median, modus dan
kuartil untuk data tunggal dan kelompok
3. Guru membimbing siswa mempelajari materi melalui media Level
Card Mengerjakan soal-soal latihan yang ada dalam media Level Card
4. Memberikan soal latihan dan PR
5. Penilaian hasil tes siklus 2
6. Dokumentasi

Tahap Observasi

Menganalisis data yang telah terkumpul pada setiap pertemuan.

Refleksi

Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus 2.


5. F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil penelitian yang diharapkan adalah sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai yaitu meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas II SDN Berangas 2
Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala semester kedua dengan menggunakan
media Kartu huruf dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Data dan Sumber data

Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif: hasil observasi proses pembelajaran, catatan lapangan,
hasil wawancara terhadap guru dan siswa, hasil keterampilan membaca siswa, hasil
antuasias siswa terhadap media Kartu huruf, hasil dokumentasi (berupa foto
kegiatan pembelajaran). Data kuantitatif: nilai raport siswa, nilai tes akhir siklus dan
nilai ulangan harian siswa.

6. G. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri
atas dua jenis yaitu tes dan non-tes. Untuk tes digunakan tes formatif yaitu tes yang
dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Tes Ini dilakukan untuk mengetahui tingkat hasil
belajar siswa sehingga dapat mengukur keterampilan membaca siswa. Sedangkan untuk
nontes instrumen yang digunakan berupa lembar observasi, angket, wawancara, catatan
lapangan dan dokumentasi.
Lembar observasi digunakan untuk melihat proses pembelajaran pemanfaatan
media Kartu huruf. Catatan lapangan digunakan untuk melihat kejadian-kejadian penting
dalam proses pembelajaran pemanfaatan media Kartu huruf. Angket dan wawancara
digunakan untuk melihat motivasi dan persepsi siswa terhadap pemanfaatan media Kartu
huruf dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

7. H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mewawancarai guru dan siswa,
siswa menyelesaikan soal tes tiap akhir siklus, memberikan angket keterampilan
membaca pada siswa diawal dan diakhir siklus 3, melakukan observasi ketika proses
belajar mengajar berlangsung dan untuk melengkapi hasil
penelitian pengumpulan data juga dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada siswa
terhadap pembelajaran membaca dengan menggunakan media kartu huruf. Hasil setiap
pengamatan didiskusikan oleh peneliti bersama guru kolaborator pada saat menganalisis data
untuk membuat tindakan pada siklus berikutnya.
8. J. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Data

Proses analisis data terdiri atas analisis data pada saat di lapangan yaitu pada saat
pelaksanaan kegiatan dan analisis data yang sudah terkumpul. Data yang sudah terkumpul
berupa hasil wawancara, hasil skor motivasi belajar, hasil observasi, hasil tes siswa dan catatan
lapangan. Semua data di analisis dengan menggunakan analisis deskriptif.
Tahap analisis data dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagai
sumber, kemudian mengadakan reduksi data, menyusunnya dalam satuan-satuan, dan
mengkategorikannya. Data yang diperoleh berupa kalimat- kalimat dan aktivitas-aktivitas
siswa diubah menjadi kalimat yang bermakna dan alamiah. Kriteria keberhasilan peningkatan
keterampilan membaca siswa adalah
terjadinya peningkatan keterampilan membaca yang terlihat dari hasil pengamatan telah
menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran sesuai rencana dan siswa
memperlihatkan keterampilan membaca yang tinggi dalam belajar membaca dan skor
keterampilan membaca menunjukkan angka yang signifikan serta hasil tes menunjukkan
60% dari jumlah siswa kelas subjek penelitian mendapatkan nilai ≥ nilai rata-rata tes
keseluruhan.

Data di peroleh dari hasil observasi peneliti kemudian di rangkum. Data ini di pakai
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran membacakan teks bacaan.
Untuk mengukur kemampuan siswa saat membacakan teks bacaan melalui media
kartu huruf menggunakan nilai rata-rata dari artikulsi, intonasi dan volume suara. Skala
yang digunakan adalah sebagai berikut :

Skala penilaian keterampilan membaca

No Keterampilan Membaca yang diamati Sekala Penilaian


1 Intonasi 1-100
2 Artikulasi 1-100
3 Volume 1-100
4 Jeda 1-100
Skala Penilaian :

10 – 50 = Kurang mampu

51 – 70 = Cukup mampu

71 – 100 = Sangat mampu/baik

Sebagai patokan keberhasilan siswa dalam kemampuan membacakan teks bacaan


dengan intonasi yang tepat, artikulasi dan volume suara yang jelas adalah:
200 – 250 = Siswa kurang mampu membacakan teks berita
. 251 – 300 = Siswa cukup mampu membacakan teks berita.
301 – 400 = Siswa sangat mampu membacakan teks berita.
K. Rekapitulasi data
Data-data hasil penelitian dapat dilakukan analisis dengan menggunakan Nilai
Gain. Nilai Gain adalah selisih antara nilai postest dengan nilai pretest, dan nilai ini
menunjukkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
Nilai Gain tersebut dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡


𝑁 − 𝐺𝑎i𝑛 =
𝑠𝑘𝑜𝑟 i𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡
Dengan kategori :
 N-Gain rendah = N-Gain <0,30
 N-Gain sedang = 0,30 < N Gain
< 0,70
 N-Gain tinggi = N-Gain > 0,70
Keterangan : Skor
ideal = 100
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah tindakan pertama (siklus 1) selesai dilakukan dan hasil yang
diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu peningkatan motivasi
belajar membaca maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan
selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran.
Penelitian ini berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini
telah berhasil menguji penggunaan media Level Card dalam meningkatkan belajar
membaca siswa dengan pokok bahasan statistika. Banyak faktor lain yang ikut
mempengaruhi motivasi belajar membaca siswa, untuk itu masih diperlukan
penelitian lebih lanjut untuk menemukan faktor-faktor lain tersebut.
PROPOSAL PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS II MELALUI
MEDIA LEVEL CARD DI SD NEGERI BERANGAS 2 KECAMATAN ALALAK
KABUPATEN BARITO KUALA.

Oleh :

Fitriani (NIM 858298688)

UNIVERSITAS TERBUKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU


PENDIDIKAN PROGRAM S1 PGSD
2021

Anda mungkin juga menyukai