BAB I
PENDAHULUAN
pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
media kata-kata atau bahasa tulis, suatu proses yang menuntut agar kelompok kata
yang akan terlihat dalam suatu pandangan dan makna kata-kata secara individual akan
dapat diketahui. Jika hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersirat tidak akan tertangkap
atau dipahami, dan proses membaca tidak terlaksana dengan baik dalam pembelajaran
Membaca pada hakikatnya suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak
pemahaman kreatif. Menurut Crawley dan Mounain menyatakan bahwa pengenalan kata
bisa berupa aktivitas membaca kata-kata dengan menggunakan kamus, hal ini berarti
membaca merupakan proses berfikir untuk memahami isi yang terdapat dalam teks
bacaan.2 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
2
kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa
dan Negara.3
berkesinambungan.5
peserta didik adalah makhluk yang sedang dalam proses perkembangan dan
dilakukan oleh peserta didik dalam mencapai suatu pembelajaran yang baik,
ada peserta didik yang membaca lambat, sehingga peserta didik memerlukan waktu
startegis karena melalui membaca. orang dapat memahami kata yang diucapkan oleh
buku, surat kabar, majalah dan internet. Karena itu, program pembelajaran membaca
perlu disajikan sejak pendidikan dasar, di TK dan kelas awal di SD/MI kelas 1, 2,
selama ini siswa yang masuk di kelas satu belum semuanya mampu membaca. Rata-
rata 60% sudah mampu membaca, 30% membaca kurang lancar dan 10% belum bisa
membaca sama sekali bahkan belum mengenal huruf sama sekali. Hal ini disebabkan
oleh faktor kemampuan siswa yang berbeda-beda, orang tua yang kurang
siswa maka guru mengambil langkah yang memungkinkan siswa lebih tertarik dan
aktif yaitu dengan menggunakan media level card. Selain itu guru merasa perlu
macamnya. Dua di antara faktor-faktor tersebut adalah faktor yang berasal dari luar diri
pembelajar dan faktor yang berasal dari dalam diri pembelajar. Faktor yang berasal dari
luar diri siswa dapat berupa faktor nonsosial dan faktor dari dalam diri siswa dapat
berupa kondisi fisiologis ataupun psikologis, yakni hal-hal yang mendorong aktivitas
model pembelajaran yang efektif. Dalam PP nomor 19 tahun 2005 tentang standar
peserta didik untuk berparti-sipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakasa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
pengawasan yang efektif dan efisien dalam proses pembelajaran. Berdasarkan standar
yang ditetapkan di atas maka proses pembelajaran yang dilakukan antara peserta didik
dengan pendidik seharusnya dapat menggunakan metode dan media yang sesuai
minat belajar siswa, menghindari atau mengurangi terjadinya salah komunikasi dan
untuk membuat konsep disajikan menjadi konkret sehingga dapat lebih dipahami,
dimengerti dan dapat disajikan sesuai dengan tingkat-tingkat berpikir siswa. Hal ini
kemudahan umpan balik, memberikan kebebasan pada siswa dalam menentukan topik
proses belajar, dapat mengatasi sikap pasif anak didik, memperjelas penyajian pesan
agar tidak terlalu verbal, dan menimbulkan persepsi yang sama pada peserta didik
Level Card berisikan cara membaca yang terdiri dari 9 level dari level 1 berisi
abjad a sampai z,level 2 berisi perbedaan huruf konsonan dan vokal, level 3 berisi
6
huruf konsonan dan vocal seperti ba-dan de-li-ma ber-sih, level 5 berisi memasangkan
kata dengan gambar yang tepat, level 6 sudah diajarkan membaca cerita pendek, level 7
berisi latihan melengkapi huruf pada kata misalnya ma-....,hi-....,level 8 berisi huruf
acak yang kemudian siswa disuruh menyusun untuk menjadi sebuah kata dan level
terakhir level 9 berisi cerita panjang yang terdiri dari 5-10 kalimat. Penggunaan level
card ini sangat menarik perhatian siswa dan sangat mudah digunakan dalam pengajaran
membaca permulaan. Selain itu kartu huruf juga melatih kreatif siswa dalam menyusun
kata-kata sesuai dengan keinginannya. Dengan demikian media ini diharapkan dapat
meningkatkan motivasi belajar membaca siswa sehingga prestasi dan hasil belajar siswa
dapat meningkat pula. Untuk itu peneliti melakukan penelitian yang berjudul: “Upaya
B. Identifikasi Masalah
Area dalam penelitian tindakan kelas ini adalah kelas II SD Negeri Berangas 2
Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala tahun ajaran 2021-2022.. Jumlah siswa dalam kelas
penelitian ini 23 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Secara umum
kemampuan membaca siswa masih relatif rendah karena ada 10 siswa yang tidak bisa membaca .
Hal ini terlihat dari nilai ujian semester siswa pada semester genap kelas 1, di mana masih
banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah kriteria ketuntasan belajar (KKM) yang
7
ditetapkan sekolah.
C. Pembatasan Masalah
2. Apakah metode level card dapat meningkatkan kemampuan membaca Siswa Kelas II
Melalui Media Level Card di SD Negeri Berangas 2 Kecamatan Alalak Kabupaten Barito
E. Tujuan Penelitian
A. PEMBAHASAN
1. Pengertian Membaca
Membaca menuru Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Ahmad Susanto
adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melinsankan atau hanya dalam
hati).
Membaca adalah aktivitas memahami isi bacaan. Berlainan dengan siswa kelas
rendah yang belajar membaca dan menulis permulaan hanya bertujuan supaya dapat
merangkaikan huruf menjadi kata, kata menjadi kalimat, membaca bagi mahasiswa dan
kaum intelektual lainnya bertujuan supaya dapat memahami isi bacaan itu.
dilaksanakan sesuai dengan pembedaan atas kelas-kelas awal dan kelas-kelas tinggi.
merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa
menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran
Membaca adalah salah satu proses kejiwaan yang sangat rumit yang berlangsung
pada diri pembaca. Pada dasarnya pembaca merekonstruksi amanat atau isi yang tersurat
kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat . Pada tingkatan membaca
mengenal bahasa tulis. Melalui tulisan itulah siswa dituntut dapat menyuarakan
diperlukan tiga syarat, yaitu kemampuan membunyikan (a) lambang-lambang tulis, (b)
penguasaan kosakata untuk memberi arti, dan (c) memasukkan makna dalam kemahiran
bahasa. Membaca permulaan merupakan suatu proses keterampilan dan kognitif. Proses
permulaan adalah kesanggupan siswa membaca dengan lafal dan intonasi yang jelas,
benar dan wajar serta memperhatikan tanda baca. Pengajaran membaca permulaan lebih
ditekankan pada pengembangan kemampuan dasar membaca. Anak tidak akan dapat
memulai membaca bila ia belum menyadari bahwa apa yang telah dapat dia ucapkan bisa
dikaitkan dengan corat coret pada secarik kertas. 16 Tujuan pengajaran membaca dan
menulis adalah agar siswa dapat membaca dan menulis kata-kata dan kalimat sederhana
untuk menguasai tehnik-tehnik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik
dan benar. Seperti yang di ungkap oleh M. Ngalim Purwanto dalam bukunya
keterampilan membaca dititik beratkan pada aspek yang bersifat teknis, seperti
ketepan menyuarakan tulisan, lapal dan intonasi yang wajar, kelancaran dan
kejelasan suara.
B. Kerangka Berpikir
Negeri Berangas 2 Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala masih rendah, hal
media yang menarik perhatian siswa sehingga siswa pasif dan hanya menerima
Alalak Kabupaten Barito Kuala adalah melalui penerapan media kongkret berupa
level card, karena media tersebut memiliki beberapa keuntungan yaitu berperan
meningkat.
Berikut ini merupakan bagan yang menjadi kerangka berfikir pada penelitian
Hasil Belajar
Tes Tertulis Setiap
Tahap Siklus
Maksudnya adalah siswa sebagai objek yang akan diberi pelajaran bahasa
sebagai media untuk menjelaskan kepada siswa cara membaca yang efektif
hingga memiliki hasil yang sangat memuaskan karena dengan menggunakan kartu
huruf tersebut terdapat keunggulan yaitu lebih efisien, lebih efektif dan mudah
dimengerti. Guru melaksanakan tes pada setiap akhir siklus yang diadakan.
C. Hipotesis Tindakan
maka hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah melalui Media Level
METODOLOGI PENELITIAN
a. Tempat Penelitian
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan, yaitu bulan Juli sampai
Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas atau classroom action
research, yaitu penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau
meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Metode penelitian kelas ini dilakukan pada
pembelajaran membaca dengan menggunakan media kartu huruf guna meningkatkan belajar
membaca siswa dengan pokok bahasan membaca pada pelajaran Bahasa Indonesia
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menggunakan beberapa siklus, dimana tiap-tiap
1. Perencanaan (Planning).
2. Tindakan (Acting)
3. Pengamatan (Observation)
4. Refleksi (Reflecting)
perlu dilanjutkan atau tidak. Sedangkan penelitian akan diakhiri atau dihentikan dengan
1). Hasil pengamatan telah menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran sesuai
rencana dan siswa memperlihatkan motivasi yang tinggi dalam belajar membaca.
3). Tes yang diberikan pada setiap akhir siklus 60% dari jumlah siswa mendapatkan skor
Adapun desain penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan digambarkan sebagai
berikut :
SIKLUS I SIKLUS II
Permasalahan Permasalaha n
Kurangnya minat baru hasil
m\embaca Refleksi I
Perencanaan Perencanaan
tindakan 1 tindakan II
Pelaksanaan
tindakan 1 Pelaksanaan
tindakan II
Pengamatan/
pengumpulan data Pengamatan/
pengumpulan data
Refleksi 1
Refleksi II
2. C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dimaksud mengarah pada objek yang menjadikan sasaran
penelitian ini, subjek penelitian ini adalah siswa kelas I MI. Al Huda Sakti Ciputat tahun
pelajaran 2013/2014. Dengan jumlah 22 siswa dan guru yang mengajar kelas I yaitu ibu
Supriyatinah, Penelitian ini bersifat kolaboratif, maka selain peneliti juga melibatkan guru
Tahap Perencanaan
Tahap Observasi
Refleksi
Hasil penelitian yang diharapkan adalah sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai yaitu meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas II SDN Berangas 2
Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala semester kedua dengan menggunakan
media Kartu huruf dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Data dan Sumber data
Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif: hasil observasi proses pembelajaran, catatan lapangan,
hasil wawancara terhadap guru dan siswa, hasil keterampilan membaca siswa, hasil
antuasias siswa terhadap media Kartu huruf, hasil dokumentasi (berupa foto
kegiatan pembelajaran). Data kuantitatif: nilai raport siswa, nilai tes akhir siklus dan
nilai ulangan harian siswa.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri
atas dua jenis yaitu tes dan non-tes. Untuk tes digunakan tes formatif yaitu tes yang
dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Tes Ini dilakukan untuk mengetahui tingkat hasil
belajar siswa sehingga dapat mengukur keterampilan membaca siswa. Sedangkan untuk
nontes instrumen yang digunakan berupa lembar observasi, angket, wawancara, catatan
lapangan dan dokumentasi.
Lembar observasi digunakan untuk melihat proses pembelajaran pemanfaatan
media Kartu huruf. Catatan lapangan digunakan untuk melihat kejadian-kejadian penting
dalam proses pembelajaran pemanfaatan media Kartu huruf. Angket dan wawancara
digunakan untuk melihat motivasi dan persepsi siswa terhadap pemanfaatan media Kartu
huruf dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mewawancarai guru dan siswa,
siswa menyelesaikan soal tes tiap akhir siklus, memberikan angket keterampilan
membaca pada siswa diawal dan diakhir siklus 3, melakukan observasi ketika proses
belajar mengajar berlangsung dan untuk melengkapi hasil
penelitian pengumpulan data juga dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada siswa
terhadap pembelajaran membaca dengan menggunakan media kartu huruf. Hasil setiap
pengamatan didiskusikan oleh peneliti bersama guru kolaborator pada saat menganalisis data
untuk membuat tindakan pada siklus berikutnya.
8. J. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Data
Proses analisis data terdiri atas analisis data pada saat di lapangan yaitu pada saat
pelaksanaan kegiatan dan analisis data yang sudah terkumpul. Data yang sudah terkumpul
berupa hasil wawancara, hasil skor motivasi belajar, hasil observasi, hasil tes siswa dan catatan
lapangan. Semua data di analisis dengan menggunakan analisis deskriptif.
Tahap analisis data dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagai
sumber, kemudian mengadakan reduksi data, menyusunnya dalam satuan-satuan, dan
mengkategorikannya. Data yang diperoleh berupa kalimat- kalimat dan aktivitas-aktivitas
siswa diubah menjadi kalimat yang bermakna dan alamiah. Kriteria keberhasilan peningkatan
keterampilan membaca siswa adalah
terjadinya peningkatan keterampilan membaca yang terlihat dari hasil pengamatan telah
menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran sesuai rencana dan siswa
memperlihatkan keterampilan membaca yang tinggi dalam belajar membaca dan skor
keterampilan membaca menunjukkan angka yang signifikan serta hasil tes menunjukkan
60% dari jumlah siswa kelas subjek penelitian mendapatkan nilai ≥ nilai rata-rata tes
keseluruhan.
Data di peroleh dari hasil observasi peneliti kemudian di rangkum. Data ini di pakai
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran membacakan teks bacaan.
Untuk mengukur kemampuan siswa saat membacakan teks bacaan melalui media
kartu huruf menggunakan nilai rata-rata dari artikulsi, intonasi dan volume suara. Skala
yang digunakan adalah sebagai berikut :
10 – 50 = Kurang mampu
51 – 70 = Cukup mampu
Oleh :