Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA SISWA


(Penelitian di SDN 4 Sukamanah Desa Sukamanah, Kecamatan Bayongbong,
Garut)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh gelar Sarjana


Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)-S1

Oleh :

Resti Alisa
P.2.20.0045

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ARQAM


(STAIDA) MUHAMMADIYAH GARUT
2023 M/1444 H
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Hampir semua orang harus mengenyam pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah
terpisah dengan kehidupan manusia. Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya
dan manakala anak-anak sudah dewasa dan berkeluarga mereka juga akan mendidik
anak-anaknya. Begitu pula di sekolah dan di perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa
dididik oleh guru dan dosen. Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam
pengembangan dirinya, pengembangan semua potensi, kecakapan serta karakteristik
pribadinya ke arah yang positif.

Pendidikan berfungsi mengembangkan apa yang secara potensial dan aktual telah
dimiliki peserta didik, sebab peserta didik bukanlah gelas kosong yang harus diisi dari
luar. Dunia pendidikan dewasa ini berkembang semakin pesat dan semakin kompleksnya
persoalan pendidikan yang dihadapi bukanlah tantangan yang dibiarkan begitu saja,
tetapi memerlukan pemikiran yang konstruktif demi tercapainya kualitas yang baik.
Persoalan yang dimaksud diantaranya adalah kompetensi mengajar guru. Karena guru
sebagai tenaga pendidik yang paling banyak berhubungan dengan peserta didik
diharuskan mempunyai kompetensi yang baik dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran. Karena Guru sebagai orang yang berwenang dan bertanggung jawab
terhadap pendidikan siswa, baik secara individual maupun secara klasikal baik di sekolah
maupun diluar sekolah minimal harus memiliki dasar-dasar kompetensi sebagai
wewenang dalam menjalankan tugasnya.

Seorang guru perlu memiliki kepribadian, menguasai bahan pelajaran dan menguasai
cara-cara mengajar sebagai kompetensinya. Tanpa hal tersebut guru akan gagal dalam
melaksanakan tugasnya. Jadi kompetensi mengajar harus dimilki oleh seorang guru yang
merupakan keterampilan dalam mengelola kegiatan pendidikan. Dengan demikian guru
yang mempunyai kompetensi mengajar mampu menciptakan lingkungan belajar yang
efektif dan menyenangkan serta lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar
siswa berada pada tingkat optimal. Disamping hal tersebut di atas, “Kompetensi dalam
proses interaksi belajar mengajar dapat pula menjadi alat motivasi ekstrinsik, guna
memberikan dorongan dari luar diri siswa”. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional mengatakan bahwa, Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didikh secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Membaca merupakan suatu keterampilan berbahasa yang sangat penting peranannya
dalam kehidupan. Membaca mempunyai peranan penting dalam melahirkan generasi
penerus bangsa yang cerdas, kreatif, dan kritis, dengan membaca seseorang mendapat
pengetahuan dan informasi dari berbagai penjuru dunia. Menurut Poerwadarminta (1984:
71) membaca merupakan suatu kegiatan melihat tulisan dan mengerti atau dapat
melisankan apa yang tertulis. Tulisan menjadi aspek penting dalam membaca karena
tanpa tulisan seseorang tidak dapat dikatakan sedang membaca. Tulisan tersebut dapat
berupa kata yang terdiri dari beberapa huruf, kalimat yang terdiri dari beberapa kata atau
paragraf. Membaca menjadi sebuah keharusan yang dilakoni oleh pribadi yang
menamakan dirinya seorang intelektual. Manusia yang berbudaya dan berpendidikan
menjadikan membaca menjadi suatu kebutuhan dalam berkomunikasi.

Pada dasarnya kemampuan dan keterampilan membaca menjadi suatu kebutuhan yang
harus dipenuhi, sehingga kemampuan membaca harus dilatih sejak dini. Kegiatan
membaca permulaan dimulai dari taman kanak-kanak atau sekolah dasar tingkat awal.
Namun pada kenyataannya kegiatan membaca kurang disukai anak-anak khususnya siswa
sekolah dasar yang pada dasarnya masih suka bermain, belum fokus dan memusatkan
perhatian, dalam satu kelas saja dapat dihitung siswa yang gemar membaca tanpa dipaksa
dari pihak lain seperti orang tua atau guru. Ditemukan pula fakta di lapangan pada kelas
tingkat atas sekolah dasar terdapat siswa yang belum bisa membaca dan kurang lancar
membaca. Apabila seorang siswa belum bisa membaca siswa tersebut akan kesulitan
dalam memahami pelajaran khususnya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, di
samping itu, kegiatan membaca tidak hanya sekedar membaca sekilas saja, tetapi juga
dapat memahami isi yang terkandung di dalam bahan bacaan yang dibaca.

Faktor yang menjadi penghambat siswa kurang berminat untuk berlatih membaca sangat
banyak, beberapa diantaranya adalah lingkungan. Anak berada di lingkungan yang
kurang baik seperti lingkungan anak-anak yang suka bermain, lingkungan keluarga yang
tidak mendukung karena orang tua sibuk bekerja, kurang pengawasan dan kasih sayang
orang tua. Faktor keterbatasan buku bacaan yang baik dan menarik serta keterbatasan
penyebarannya juga menjadi titik pemicu rendahnya minat membaca. Untuk
menumbuhkan minat baca pada siapapun akan mudah bila ada sarananya yaitu buku yang
dibaca menarik.

Usaha-usaha untuk menumbuhkan minat baca pada anak-anak dilakukan dengan berbagai
macam upaya. Berbagai kalangan utamanya pendidik dengan menggunakan berbagai
metode dan media dikembangkan melalui berbagai forum. Alternatif pengembangan
minat baca menjadi penting dibicarakan mengingat membaca menjadi jembatan untuk
menguasai informasi yang paling mutakhir. Komik menjadi alternatif untuk menarik
siswa melatih kemampuan membaca dan minat dalam membaca. Komik tidak hanya
berisikan tulisan saja, tetapi juga berisi gambar-gambar yang lucu. Dimana anak-anak
sangat menyukai gambar-gambar sebagai tiruan bentuk nyata dari suatu benda Di Jepang,
komik digunakan secara meluas sebagai buku pelajaran di Sekolah. Buku pelajaran dalam
bentuk komik dapat menjadi sarana pendidikan efektif untuk membangkitkan motivasi
membaca dan belajar bagi siswa sekolah, mengingat komik sebagai media yang paling
banyak digemari dan paling tinggi peringkatnya dalam memberi motivasi anak untuk
gemar membaca. Guru merupakan jembatan atau profesi yang memerlukan keahlian
khusus, sesuai dengan Undang-undang RI No 14 tahun 2005, tentang Bab I Pasal I
dijelaskan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan usia dini dijalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan
menengah. Sedangkan menurut Zakiah Darajat guru adalah “pendidik professional,
karena telah merelakan dirinya dan menerima sebagai tanggung jawab yang terpikul
dipundak para orang tuanya”.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti terdorong untuk melakukan Penelitian


Tindakan Kelas ( PTK) dengan judul “PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL
GURU TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA SISWA”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan
masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1) Bagaimana kompetensi professional guru?
2) Bagaimana kemampuan membaca siswa?
3) Bagaimana pengaruh kompetensi professional guru terhadap kemampuan
membaca siswa?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kompetensi professional guru.
2. Untuk mengetahui kemampuan membaca siswa.
3. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi professional guru terhadap
kemampuan membaca siswa.

D. Kegunaan Penelitian
Penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah dan memberikan manfaat
untuk semua pihak. Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi praktisi
pendidikan dalam mendesain pembelajaran dan sebagai alternatif untuk
memilih dan menggunakan media pembelajaran yang tepat dalam
pembelajaran keterampilan membaca.
b. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi dalam penelitian
selanjutnya khususnya dalam kompetensi professional guru.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Kemampuan dan minat membaca siswa meningkat sehingga lebih
bermanfaat.
2) Menambah pemahaman siswa dalam memahami suatu bacaan, teks atau
cerita.
b. Bagi guru
1) Sebagai sumber bahan dalam upaya meningkatkan kemampuan dan
minat membaca siswa.
2) Mendapatkan pemahaman yang benar tentang pembelajaran
keterampilan membaca, sehingga mampu menggunakan media komik
dengan tepat dalam pembelajaran.
c. Bagi sekolah
1) Memberi motivasi bagi sekolah untuk menggunakan media komik
dalam merangsang minat membaca siswa-siswanya.
2) Memberi masukan bagi sekolah untuk mensosialisasikan dan
memfasilitasi penggunaan media komik dalam meningkatkan mutu
pendidik dan peserta didik.
E. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan
Untuk memperkuat landasan teori tentang “PENGARUH KOMPETENSI
PROPESIONAL GURU TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA
SISWA”, beberapa referensi pustaka pokok yang dipergunakan penulis dalam
penelitian ini adalah:
1. Skripsi yang ditulis oleh Isna Fachriani, yang berjudul “Pengaruh
Kompetensi Professional Guru terhadap Kemandirian Murid dalam
Membaca Al-Qur’an di Taman Pendidikan Al-Qur’an Tarbiyatul Athfal
Dukuhmojo Mojoagung Jombang” Universitas Pesantren Tinggi Darul
‘Ulum pada Tahun 2019. Dimana dari peneliti ini menghasilkan kesimpulan,
yaitu : :pertama Penerapan metode Qiraati, dikategorikan cukup, karena
prosentase sebesar 46,5% kedua kemampuan membaca al-Qur`an
dikategorikan cukup. karena prosentase sebesar 44%, ketiga hasil penelitian
pengaruh metode Qiraati terhadap kemampuan membaca al-Qur`an,
menunjukan bahwa nilai F_hitung sebesar 78.060 dengan nilai sig. (p. Value)
sebsar 0,000. Karena nilai sig. (p. Value) <0,05, maka Ha diterima dan Ho
ditolak atau 0,000 > 0,05. Maka keptusannya Ho ditolak dan Ha diterima.
Jadi terdapat pengaruh yang signifikan antara pengaruh kompetensi
professional guru terhadap kemandirian murid dalam membaca al-Qur’an di
Taman Pendidikan al-Qur’an Tarbiyatul Athfal Dukuhmojo Mojoagung
Jombang.
2. Skripsi yang ditulis oleh Dafit Febrina, yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Multiliterasi terhadap Kemampuan Membaca Siswa Sekolah
Dasar” pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas
Islam Riau, pada Tahun 2017. Dimana dari peneliti ini menghasilkan
kesimpulan, yaitu: Data hasil pretest dan posttest kemampuan membaca dari
siswa kelas eksperimen dan kelas control, teknik pemberian tes yaitu tes
obyektif pendekatan pilihan ganda (multiple choice) dan essai. Perlakukan
(treatment) yang diberikan adalah model pembelajaran multiliterasi pada
kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol tidak belajar dengan model
pembelajaran multiliterasi. Hasil skor rata-rata posttest kelas eksperimen
adalah 18,76, sedangkan skor rata-rata posttest siswa kelas kontrol adalah
16,04. Dari hasil penulisan tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran
multiliterasi memberikan pengaruh pada kemampuan membaca siswa SD.
Tabel 1.1
Persamaan dan perbedaan antara para peneliti yang relevan dengan penulis

Penelitian Terdahulu I Penelitian Terdahulu II Penelitian Penulis


Nama Peneliti: Nama Peneliti: Nama Peneliti:
Isna Fachrian Dafit Febrina Resti Alisa
Program Sarjana Program Sarjana Program Sarjana
Universitas Pesantren Universitas Islam Riau Sekolah Tinggi Agama
Tinggi Darul ‘Ulum Islam Darul Arqam

Judul: Pengaruh Judul: Pengaruh Model Judul: Pengaruh


Kompetensi Professional Pembelajaran Kompetensi Profesional
Guru terhadap Multiliterasi terhadap Guru terhadap
Kemandirian Murid dalam Kemampuan Membaca Kemampuan Membaca
Membaca Al-Qur’an di Siswa Sekolah Dasar Siswa
Taman Pendidikan Al-
Qur’an Tarbiyatul Athfal
Dukuhmojo Mojoagung
Jombang
Lokasi Penelitian: Lokasi Penelitian: Lokasi Penelitian:
Taman Pendidikan Al- SDN 4 Sukamanah
Qur’an Tarbiyatul Athfal Bayongbong Garut
Dukuhmojo Mojoagung
Jombang
Variabel Penelitian: Variabel Penelitian: Variabel Penelitian:
Dimensi Penelitian: Dimensi Penelitian: Dimensi Penelitian:
Metode Penelitian: Metode Penelitian: Metode Penelitian:

F. Kerangka Pemikiran
1. Pengertian Kompetensi Guru
Kompetensi dalam bahasa Inggris adalah competency atau competence
yang berarti “kemampuan, wewenang, atau kecakapan”.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia yang dikutip oleh Akmal Hawi,
kompetensi adalah keweangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan)
sesuatu. Jika kompetensi berarti kemampuan atau kecakapan, maka hal ini
erat kaitannya dengan pemilikan pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan
guru.
Makna kompetensi dinyatakan sebagai perangkat tindakan cerdas yang
penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap
mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang tertentu,
di dalam pembelajaran kompetensi merupakan kemampuan dasar serta sikap
dan nilai penting yang dimiliki siswa yang telah mengalami pendidikan dan
latihan sebagai pengalaman belajar yang dilakukan secara berkesinambungan.
Istilah kompetensi memiliki banyak pengertian dikemukakan sebagai
berikut:
1) Menurut Mc. Ashan sebagaimana dikutip oleh Akmal Hawi
”Competency is a knowledge, skill and abilities that a person achieves,
which become part of his or her being to the exent he or she can
satisfactorily perform, cognitif, afektif, psikomotor behavior”.
Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari
dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif
dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Hal ini menjelaskan bahwa
seseorang yang berkompetensi bukan hanya berdasarkan ilmu
pengetahuan yang dimiliki dan ketarampilan serta melakukan pelatihan,
tapi juga membutuhkan aspek-aspek lain dalam individu yang akan
menjadi kekuatan yang baik.
2) Menurut Syaiful Sagala “Kompetensi merupakan peleburan pengetahuan
(daya pikir), sikap (daya kalbu) dan keterampilan (daya fisik), yang
terwujud dalam satu perbuatan.
3) Menurut UU No. 14 Tahun 2005, Pasal 1, Ayat 10, “Kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam melakukan
tugas keprofesionalan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi
adalah suatu kesatuan yang utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dinilai, yang terkait dengan profesi tertentu
berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan dan diwujudkan
dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk melakukan profesi tertentu.
2. Macam-Macam Kompetensi Guru
Dalam Undang-Undang No. 14 tahun 2005. Macam-macam kompetensi
adalah:
a. Bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya
mencerdaskan
kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang
beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dalam mewujudkan masyarakat maju, adil,
makmur dan beradab berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar
Negara Republik Indonesia.
b. Bahwa untuk menjamin perluasan dan pemerataan akses, peningkatan mutu
dan relavansi, serta tata pemerintahan yang baik dan akuntabilitas
pendidikan yang mampu menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan
perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global perlu dilakukan
pemberdayaan dan peningkatan guru dan dosen secara terencana, terarah
dan berkesinambungan. Dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang standar
Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 disebutkan bahwa seorang pendidik
ataupun pengajar harus memiliki 4 kompetensi yaitu:
1) Kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
2) Kompetensi kepribadian, adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif, berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia.
3) Kompetensi Profesional, adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran yang luas dan mendalam dapat memungkinkan
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan dalam SNP.
4) Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektof dengan
peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat sekitar.
Suatu pendidikan, macam-macam kompetensi guru menurut beberapa para
ahli berbeda-beda. Menurut Muhibbin Syah sebagaimana yang dikutip Pupuh
Faturrohman dan M. Sobry membagi kompetensi menjadi sepuluh bagian, yaitu:
a. Menguasai bahan, yang meliputi:
1) Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah.
2) Menguasai bahan pendalaman/aplikasi bidang studi.
b. Mengelola program belajar mengajar, yang meliputi:
1) Merumuskan tujuan instruksional.
2) Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar.
3) Memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat.
4) Melaksanakan program belajar mengajar.
5) Mengenal kemampuan (entry behavior) anak didik.
6) Merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial.
c. Mengelola kelas, meliputi:
1) Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran.
2) Menciptakan iklim belajar mengajar yang sesuai.
d. Menggunakan media atau sumber belajar, yang meliputi:
1) Mengenal, memilih dan menggunakan media.
2) Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana.
3) Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar
mengajar.
4) Menggunakan micro-teaching unit dalam program pengalaman lapangan.
e. Menguasai landasan-landasan kependidikan.
f. Mengelola interaksi belajar mengajar.
g. Menilai prestasi siswa untuk pendidikan dan pengajaran.
h. Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan meliputi:
1) Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan konseling di sekolah.
2) Menyelenggarakan program layanan dan bimbingan disekolah.
i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah:
1) Mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah.
2) Menyelenggarakan administrasi sekolah.
j. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil pendidikan guna
keperluan pengajaran.
Kompetensi keguruan dalam pendidikan Islam sebenarnya sama dengan
kompetensi keguruan pada umumnya. Namun dalam pendidikan Islam semua
kompetensi yang dimiliki oleh pendidik (guru) harus in heren dengan ke Islaman.
Ada beberapa prinsip dalam ajaran agama Islam yang melandasi profesionalitas
pendidik (guru):
a) Ajaran Islam memberikan motivasi bagi pendidik (guru) agar bekerja sesuai
dengan keahlian. Suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh orang yang tidak
profesional akan mengelami kegagalan. Sabda Rasulullah Saw
b) Ajaran Islam menekankan pentingnya keikhlasan dalam bekerja.
Sebagaimana Firman Allah SWT:

َ ‫ولِٓئ َك ُه ْم َخ ْي ُر ا ْلبَ ِريَّ ِة‬


‫ج َزٓا ُؤ ُه ْم ِع ْن َد َربِّ ِه ْم‬, ٰ ُ‫ت ۙ ا‬ ّ ٰ ‫اِنَّ الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا َو َع ِملُوا ال‬
ِ ‫صلِ ٰح‬
‫هّٰللا‬
ُ ‫ض َي ُ َع ْن ُه ْم َو َر‬
‫ض ْوا‬ ْ ‫َج ٰنّتُ َع ْد ٍن ت َْج ِر‬
ِ ‫ي ِمنْ ت َْحتِ َها ااْل َ ْن ٰه ُر ٰخلِ ِديْنَ فِ ْي َه ۤا اَبَدًا ۗ َر‬

ِ ‫َع ْنهُ ۗ ٰذلِكَ ِل َمنْ َخ‬


‫ش َي َربَّه‬

“Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu


adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah Surga
‘And yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya.
Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.
(Q.S. Al-Bayyinah:7-8)
c) Ajaran Islam memberikan motivasi agar selalu berusaha dalam meningkatkan
dan mengembangkan profesionalitasnya. Firman Allah:
‫هّٰللا‬
ِ ُ‫……اِنَّ َ اَل يُ َغيِّ ُر َما بِقَ ْو ٍم َح ٰتّى يُ َغيِّ ُر ْوا َما بِا َ ْنف‬
‫س ِه ْم‬

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah seseuatu kaum sampai mereka mengubah


keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. (Q.S.Al-Ra’d: 11)
d) Pekerjaan mendidik yang dilakukan oleh guru, salah satu bentuk ubudiyah
kepada Allah (ibadah non ritual). Firman Allah:

َ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ا ْل ِجنَّ َوا اْل ِ ْن‬


‫س اِاَّل لِيَ ْعبُد ُْو ِن‬

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku”.(Q.S. Al-Dzhariat: 56)
Al-Ghazali seperti yang dikutip oleh Abuddin Nata menjelaskan tentang ciri
pendidik yang boleh melaksanakan pendidikan sebagai berikut:
1) Guru harus mencintai murid-muridnya sebagaimana dia mencintai anak
kandungnya
sendiri.
2) Guru jangan mengharap materi (upah) sebagai tujuan utama dari
pekerjaannya
(mengajar), karena mengajar adalah pekerjaan yang diwariskan oleh Nabi
Muhammad SAW. sedangkan upahnya terletak pada terbentuknya anak didik
yang mengamalkan ilmu yang diajarkannya.
3) Guru harus mengingatkan kepada murid-muridnya agar tujuannya mencari
ilmu bukan untuk membanggakan diri atau mencari keuntungan pribadi,
tetapi untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
4) Guru harus mendorong muridnya untuk mencari ilmu yang bermanfaat, yakni
ilmu yang
membawa pada kebahagiaan dunia dan akhirat.
5) Guru harus memberi contoh yang baik kepada muridya.
6) Guru harus mengajarkan pelajaran yang sesuai dengan tingkat intelektual dan
daya tangkap anak didiknya.
7) Guru harus mengamalkan apa yang diajarkannya.
8) Guru harus memahami minat, bakat dan jiwa anak didiknya, sehingga di
samping tidak salah dalam mendidik, juga akan terjalin hubungan yang akrab,
baik anatra guru dan anak didiknya.
9) Guru harus menanamkan keimanan ke dalam pribadi anak didiknya, sehingga
akal pikiran anak tersebut dijiwai oleh keimanan itu.
Anggapan dasar pada penelitian ini adalah:

1.

2.

Untuk memudahkan pemahaman tentang keterkaitan di antara variable-variabel


yang dikaji dalam pembahasan ini maka kerangka pemikiran pada penelitian ini
dapat digambarkan ke dalam model penelitian sebagai berikut.
Peroses Belajar

Kompetensi Profesional Guru Kemampuan Membaca


siswa

Hasil Belajar

Gambar 1.2
Model Penelitian

G. Definisi Operasional
Untuk menghindari perbedaan persepsi terhadap variable-variabel yang
digunakan, penelitian akan memaparkan istilah yang digunakan, yaitu:
1. Kompetensi professional guru
2. Kemampuan membaca siswa
a. Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan.
b. Menurut Zamroni (2001: 60), guru adalah orang yang memegang peran
penting dalam merancang strategi pembelajaran yang akan dilakukan.
c. Menurut Nana Sudjana (2002: 17), “Kompetensi guru merupkan kemampuan

dasar yang harus dimiliki guru”.

H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya perlu diuji, Menurut Cik Hasan Bisri ( 2003:56 ) menyatakan
bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara atas penelitian yang diajukan
terhadap masalah yang telah dirumuskan. Berdasarkan rumusan masalah,
kerangka berpikir, dan beberapa penelitian terdahulu, maka hipotesis yang
dibentuk untuk penelitian ini adalah:
H0: Tidak terdapat pengaruh kompetensi professional guru terhadap
kemampuan membaca siswa.
Ha: Terdapat pengaruh kompetensi professional guru terhadap kemampuan
membaca siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya dengan transliterasi, Departemen


Agama RI, Semarang: PT. Karya Toha Putra,t.t.

Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers,
2014.

Al-Ghazali yang dikutip oleh Abuddin Nata dalam bukunya, Pemikiran Para
TokohPendidikan islam,Rajawali Perss, Jakarta, 2000, h.82

Bisri, Cik Hasan. Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan


Skripsi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.

Daradjat, Zakiah, 2012, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. X, Jakarta: Bumi Aksara.

Dafit Febrina, 2017 “pengaruh model pembelajaran multiliterasi terhadap


kemampuan membaca siswa sekolah dasar” (Program studi pendidikan guru
sekolah dasar, universitas islam Riau)

Isna Fachriani, 2019 “pengaruh kompetensi professional guru terhadap


kemandirian murid dalam membaca al-qur’an di taman pendidikan al-qur’an
tarbiyatul athfal dukuhmojo mojoagung jombang” (universitas pesantren tinggi
darul ‘ulum )

Menurut Zamroni, (2001) Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta:


BIGRAF

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,(Bandung:PT


Remaja Rosdakarya, 2003)
Nana Sudjana, (2002) Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah.
Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Poerwadarminta, W.J.S. (1984) Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional


Pendidikan.

Sagala, Syaiful, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,


(Bandung: Alfabeta CV, 2009).

UU. No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen. Bandung: PT. Citra Umbara.

Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai