Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu aspek penentu upaya peningkatan standar mutu bagi guru
adalah wawasan intelektual guru yang menopang kompetensi mengajar. Ini
merupakan syarat guru dalam melakukan inovasi diri guna meningkatkan
kinerja sebagai seorang pendidik dan pengajar di kelas. Dalam hal ini
penulis selaku peneliti adalah kepala sekolah memberikan apresiasi
terhadap kemajuan sekolah terutama aspek kemampuan pengetahuan guru
dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas
Tujuan Pendidikan Nasional Indonesia tertuang dalam Garis-Garis
Besar Haluan 2004 adalah :
Untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
kecerdasan, keterampilan mengerti budi pekerti, memperkuat kepribadian
dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia
pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri bersama-sama
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. (Lapasila IKIP Malang,
2004 :56).
Hal tersebut diperjelas dalam Undang-Undang Republik Indoneia
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 2 :
Pendidikan Nasional mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. (Sisdiknas ,
2003 :56).
Sesuai dengan tujuan pendidikan tersebut, khususnya dalam usaha
menyiapkan guru dalam meningkatkan kompetensi dan etos kerja
mengajar di kelas maka diperlukan motivasi dan binaan secara positif dan
simultan serta berkelanjutan dari Kepala sekolah, hal ini diharapkan para

1
guru memiliki kemandirian serta kemampuan akademik untuk mengajar
serta mendidik para anak didiknya di lembaga pendidikan tingkat dasar
yakni sekolah dasar.
Salah satu faktor pendukung guna meningkatkan motivasi
mengajar guru wajib membekali dirinya ilmu kependidikan dan usaha-
usaha yang memacu peningkatan intelektual akademik dalam keselarasan
mengajar terutama upaya meningkatkan g minat membaca pengetahuan
kependidikan di luar rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas secara
kesadaran dan kemandirian guru tersebut .
Menurut R. Widodo al, (1999:308) dijelaskan bahwa : Minat
membaca, gemar membaca dan kebiasaan membaca yang baik merupakan
dasar untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Dengan
banyak membaca guru akan dapat memahami, mencerna serta dapat
mengamalkan ilmunya di kelas serta memiliki kapabilitas berbagai ilmu
pengetahuan, kaya pengalaman dan wawasan.
Lebih lanjut dijelaskan Sowarno (1982:5) menambahkan bahwa :
Membaca buku-buku referensial kependidikan dan berkerativitas untuk
menulis ataupun mengarang merupakan kegiatan yang penting dalam
kehidupan guru. Dengan membaca seorang guru dapat mengenal dan
memahami beragam kenyataan nilai yang diungkapkan dalam materi
buku, dan bahasa serta dapat memadukan pengalaman pribadi dalam usaha
menghadapi masa kini dan masa mendatang.
Untuk menumbuhkan minat baca yang tinggi di kalangan guru
terutama guru-guru di level pendidikan tingkat dasar yakni sekolah dasar
diperlukan beberapa sarana dan prasarana yang harus tersedia dan menjadi
kelengkapan di sekolah salah satu diantaranya adalah eksistensi
perpustakaan sekolah.
Dalam sistem pendidikan yang modern baik di negara maju maupun
di negara yang sedang berkembang, keberadaan perpustakaan memegang
peranan sangat penting. Sebab perpustakaan merupakan salah satu sumber

2
ilmu atau sumber informasi, dengan mengoptimalkan fungsi perpustakaan
maka cakrawala pengetahuan kita semakin luas.
Perpustakaan yang tersedia haruslah diusahakan untuk melengkapi
koleksi-koleksi bukunya dan diusahakan untuk menyediakan buku-buku
yang dapat menarik minat siswa untuk membacanya. Dengan cara
demikian maka sedikit demi sedikit dapat menumbuhkan minat baca,
gemar baca dan kebiasaan membaca.
Di dalam lingkungan pendidikan untuk keperluan studinya orang
lebih banyak membaca dari pada menulis. Untuk guru-guru di level
lembaga formal pendidikan dasar membaca referensi kependidikan
menjadi masalah yang penting karena guru akan dihadapkan oleh variasi
probematika dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Dengan demikian keberadaan perpustakaan sangat membantu,
karena kegiatan belajar mengajar dapat lebih efektif dan dapat menambah
materi pelajaran dengan cara banyak membaca sumber-sumber buku non
paket di perpustakaan.
Mengingat pentingnya peranan buku bacaan, maka sudah
selayaknya minat membaca buku kajian-kajian kependidikan berupa
artikel kependidikan, majalah kependidikan, serta buku-buku penunjang
pembelajaran di kelas sudah harus ditanamkan pada diri guru sedini
mungkin. Di sisi lain perpustakaan harus pula berbenah diri untuk lebih
meningkatkan pelayanan dengan mengupayakan kelengkapan buku-buku
dari berbagai bidang ilmu.
Bertitik tolak dari uraian di atas, maka penulis selaku peneliti
dalam Kegiatan Penelitian Tindakan sekolah tertarik untuk mengadakan
penelitian mengenai pengaruh pembinaan program kegiatan gemar
membaca buku-buku referensi kependidikan di perpustakaan sekolah bila
dihubungkan dengan kemampuan guru dalam mengajar di kelas . Adapun
judul yang penulis ambil untuk penelitian ini adalah Meningkatkan
kompetensi profesional guru melalui program gemar membaca buku

3
referensi pendidikan di SDN Ngampel 3 Kecamatan Mojoroto Kota Kediri
Tahun pelajaran 2017/2018

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah program minat membaca buku referensi pendidikan dapat
meningkatkan kompetensi profesional guru di SDN Ngampel 3
Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Tahun Pelajaran 2017/2018?
2. Bagaimanakah meningkatkan kompetensi profesional di SDN
Ngampel 3 Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Tahun Pelajaran
2017/2018 ?

C. Tujuan
Dalam penelitian ini tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan
langsung, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk meningkatkan kompetensi profesional guru di SDN Ngampel
3 Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Tahun pelajaran 2017/2018
2. Meningkatan kompetensi profesional guru dengan program Minat
Membaca di SDN Ngampel 3 Kcamatan Mojoroto Kota Kediri
Tahun Pelajaran 2017/2018.

D. Manfaat
1. Bagi Guru
Sebagai instrument kompetensi standart mutu mengajar dan
pengembangan wawasan pengetahuan sekitar dunia pendidikan.
Sehingga penelitan dapat membandingkan antara ilmu yang di dapat
secara tekstual melalui RPP dan buku pegangan mengajar dengan
gemar membaca referensial lain guna bekal dan tambahan wawasan
juga untuk menunjang efektifitas gaya mengajar di kelas.
2. Bagi Sekolah

4
- Sebagai masukan untuk meningkatkan pelaksanaan tugasnya dalam
membina dan meningkatkan minat membaca siswa.
- Sebagai masukan dalam rangka lebih meningkatkan taraf
kemampuan siswa membaca buku-buku perpustakaan.
- Berguna untuk lebih meningkatkan minat baca buku-buku
perpustakaan khususnya buku-buku mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
- Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan masukan bagi sekolah
untuk lebih menumbuhkan minat baca buku-buku perpustakaan dan
lebih meningkatkan mutu pendidikan sehingga prestasi menjadi
lebih baik.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Minat Membaca


1. Pengertian
“ Motivasi dapat diartikan sebagai perhatian, kesenangan
untuk sesuatu hal”. (Wojowasito, 1972:191). Lebih lanjut Nasution
(1981:3) menambahkan pengertian minat sebagai berikut : Suatu
yang sangat penting bagi seseorang untuk melakukan kegiatan
dengan baik, sebagai aspek kejiwaan, minat bukan saja mewarnai
perilaku seseorang akan tetapi lebih dari itu adalah untuk
mendorong seseorang menaruh perhatian serta merelakan dirinya
terlihat pada suatu kegiatan tersebut.
Minat tidak bisa dikelompokkan sebagai pembawaan tetapi
sifatnya bisa diusahakan, dipelajari, dan dikembangkan. Hal itu
diperjelas oleh Utoyo (1979:31-32) yang menyatakan bahwa :
“Minat merupakan faktor yang penting dalam kesiapan. Seorang
guru mengalami “kedangkalan wawasan mengajar”, dapat belajar
membaca bahan-bahan materi mengajar sebagai bacaan refrensial
tambahan itu dapat merangsang timbulnya minat membaca”.
Minat merupakan perhatian yang diberikan apabila
seseorang senang terhadap sesuatu. Dan apabila seseorang berminat
maka mendorong seseorang untuk menekuni dan selalu ingin
terlibat dalam kegiatan tersebut. Melihat kecenderungan di atas
maka minat tersebut dapat dipupuk dan diarahkan kepada hal yang
positif misalnya membaca.
Apabila seseorang tertarik terhadap buku yang dibacanya
maka orang tersebut akan lebih berminat untuk membaca dan
mengerti isi buku yang dibacanya. Hal inipun berlaku pula dalam
kegiatan belajar mengajar, semakin menarik seorang guru memilih

6
bahan dan menarik pula cara mengajarnya maka minat siswa akan
semakin tinggi untuk memahaminya.
1. Minat bukan hasil bawaan manusia tetapi dapat dibentuk atau
diusahakan, dipelajari dan dikembangkan.
2. Minat itu bisa dihubungkan dengan maksud-maksud tertentu
untuk bertindak.
3. Secara sempit, minat itu diasosiasikan dengan keadaan sosial
seseorang dan emosi seseorang.
4. Minat itu biasanya membawa inisiatif dan mengarah kepada
kelakuan atau tabiat manusia.
Mengenai pengertian membaca, banyak ahli yang
mengemukakan pendapatnya untuk mendefinisikan arti kata
membaca. Menurut kamus bahasa Indonesia, pengertian membaca
adalah : “Melihat serta memahami apa yang tertulis dengan
melisankan atau melafalkan apa yang tertulis serta mengeja atau
mengucapkan apa yang tertulis baik dengan suara ataupun di dalam
hati”. (KBBI, 1989:62).
Ada beberapa ahli yang memberikan pendapat tentang
pengertian membaca bahwa membaca itu merupakan kegiatan
melisankan kata-kata atau paparan tertulis ( Reading is pronouncing
words). Pendapat orang tersebut berdasarkan pada kenyataan bahwa
banyak orang yang membaca itu menyuarakan kata-kata yang
terdapat dalam bacaan. Selain itu ada juga beberapa orang yang
menyatakan bahwa membaca itu selain mengucapkan atau
menyuarakan kata-kata juga memahami setiap kata (reading is
pronouncing and recognizing individual words). Definisi tersebut
didasarkan pada kenyataan bahwa pada waktu membaca sang
pembaca selain menyuarakan kata-kata, juga harus memahami arti
setiap kata sehingga dapat memahami arti setiap kata sehingga
dapat memahami isi bacaan secara keseluruhan.

7
Membaca itu merupakan kegiatan melisankan kata-kata
atau paparan tertulis. Banyak orang yang membaca itu menyuarakan
kata-kata yang terdapat pada bacaan, selain mengucapkan juga
memahami setiap kata. Membaca merupakan kegiatan yang
kompleks dan disengaja, dalam hal itu berupa proses berpikir yang
mana di dalamnya terdiri dari berbagai aksi pikir yang bekerja
secara terpadu mengarah kepada satu tujuan yaitu memahami makna
paparan tertulis secara keseluruhan.
Membaca merupakan suatu konsep manangkap atau
memperoleh konsep-konsep yang dimaksud oleh pengarangnya
menginterpretasi, mengevaluasi konsep-konsep pengarang dan
merefleksikan atau bertindak sebagaimana yang dimaksud dari
konsep-konsep itu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
kemampuan membaca tidak hanya mengoperasikan berbagai
keterampilan untuk memahami kata-kata dan kalimat tetapi juga
kemampuan menginterpretasi, mengevaluasi, sehingga memperoleh
pemahaman yang komprehensif.
Untuk membina dan mengembangkan minat baca guru
sekolah dasar tidak bisa terlepas dari pembinaan kemampuan
supervise kependidikan sebagai pengarah untuk pengadaan ide atau
konsep sarana tempat guna sebagai mediasi membaca yakni
eksistensi perpustakaan, sebab orang yang senang membaca
tentunya harus mampu membaca dengan fasilitas yang kondusif.
Tanpa memiliki kemampuan daya nalar yang tinggi serta
keberadaan perpustakaan mustahil membaca sebagai suatu kegiatan
yang bias membuat atau merasa senang membaca.
Sudah barang tentu pembinaan kemampuan membaca
secara kontinuitas serta pengadaan pelbagai buku-buku secara
lengkap adalah persyaratan yang mestinya dan selayaknya ada,
sebagai upaya rangka pembinaan dan pengembangan minat baca
bagi guru-guru di lingkungan lembaga pendidikan formal di tingkat

8
sekolah dasar. Semakin tinggi tingkatan pengetahuan maka
semakin ringan pula pembinaannya, sebab semakin tinggi
pengetahuan seorang guru dalam berwawasan yang luas tentu akan
lebih mampu membaca.
Dalam pengembangan minat baca para guru di sekolah
dasar perlu ditunjang adanya buku-buku yang lengkap dan menarik.
Untuk itu diperlukan adanya perpustakaan yang mempunyai
literatur dan buku-buku yang lengkap sehingga minat baca para
guru dapat lebih ditingkatkan.

1. Prinsip-prinsip membaca
Ada beberapa prinsip membaca yang merupakan perpaduan
dari hasil penelitian, seperti antropologi, pendidikan, bimbingan,
psikologi dan sosiologi. Beberapa prinsip membaca yang perlu
diperhatikan dalam rangka membina dan mengembangkan minat
baca para guru adalah sebagai berikut :
a. Membaca merupakan proses berpikir yang kompleks
Membaca merupakan proses berpikir yang kompleks karena
terdiri dari sejumlah kegiatan seperti menangkap atau
memahami kata-kata yang ditulis pengarang,
menginterpretasikan dan mengevaluasi pada akhirnya dapat
menyimpulkan isi bacaan sebagai landasan mengjar kelak.
Oleh sebab itu untuk dapat membaca secara efisien dalam arti
cepat dan memiliki persepsi yang akurat diperlukan
keterampilan-keterampilan tertentu seperti keterampilan
mengungkap atau memahami kata-kata atau kalimat-kalimat,
keterampilan menginterpretasikan dan mengevaluasi konsep-
konsep pengarang dengan pengetahuan, fakta-fakta atau
informasi yang telah dimiliki sebelumnya, dan akhirnya
memiliki keterampilan menyimpulkan.

9
Dalam membaca, pembaca perlu memiliki kondisi fisik yang
lebih baik sehingga konsentrasi tercurahkan sepenuhnya kepada
teks atau tulisan yang sedang dibaca.
b. Kemampuan membaca setiap guru berbeda-beda
Pada dasarnya kemampuan membaca seseorang berbeda-beda
dan tergantung pada beberapa faktor antara lain : tingkat kelas,
kecerdasan, keadaan fisik, keadaan emosi seseorang, hubungan
sosial seseorang dan latar belakang pengalaman yang
dimilikinya, sikap, aspirasi dan sebagainya.
Faktor-faktor tersebut harus diketahui sehingga pembinaan dan
pengembangan minat baca siswa dapat disesuaikan dengan
sifat-sifat yang dimiliki oleh setiap siswa.
c. Pembinaan kemampuan membaca atas dasar evaluasi
Pembinaan dan pengembangan kemampuan minat baca
seseorang harus dimulai atas dasar hasil evaluasi kemampuan
membaca orang tersebut. Apakah siswa mampu membaca teks
tanpa bantuan guru atau tidak, serta sejauh mana hasil yang
diperoleh setiap kali membaca dan sebagainya.
d. Membaca harus menjadi pengalaman yang memuaskan
Seseorang akan senang sekai apabila setelah membaca suatu
bacaan maka ia merasa bahwa ia telah mempergunakan
waktunya sebaik mungkin dan merasa bahwa dirinya merasa
puas karena telah mempelajari sesuatu yang baik.
e. Membaca merupakan syarat mutlak keberhasilan belajar
Agar mempunyai kemahiran membaca, keterampilan yang
dibutuhkan dalam membaca perlu dilatih secara kontinyu sejak
seseorang pertama kali masuk sekolah. Dan dengan tingkat
kemahiran yang tinggi, kemungkinan besar tingkat
keberhasilannya dalam belajar akan tinggi pula.

10
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca
Untuk mencapai kesuksesan membaca dan belajar
diperlukan kesiapan untuk membaca. Kesiapan adalah sesuatu
keadaan atau kondisi yang dapat meningkatkan keberhasilan
membaca dan belajar. Oleh karena itu kita harus menumbuhkan
minat atau rasa senang membaca.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi miat baca antara
lain karena tahu manfaat membaca, dan menyadari bahwa buku-
buku dan bahan pustaka lainnya yang baik dapat memperluas
pengetahuannya. Di samping itu juga diperlukan motivasi yang
mendorong untuk gemar membaca. Apabila guru merasa senang
membaca ia akan memanfaatkan perpustakaan sekolah semaksimal
mungkin.

B. Kompetensi Guru
Guru memiliki beban tugas yang sangat berat, tidak hanya
bertanggung jawab kepada para anak didiknya, tapi juga pada negara. Guru
bahkan memiliki peran sentral dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Sesuai dengan UU No. 14 Th. 2005 Pasal 8 guru harus memiliki 4
kompetensi diantaranya :

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi Pedagogik Guru adalah kemampuan atau keterampilan


guru yang bisa mengelola suatu proses pembelajaran atau interaksi belajar
mengajar dengan peserta didik. Ada 7 aspek dalam kompetensi Pedagogik
yang harus dikuasai, yaitu:

 Karakteristik para peserta didik. Dari informasi mengenai karakteristik


peserta didik, guru harus bisa menyesuaikan diri untuk membantu

11
pembelajaran pada tiap-tiap peserta didik. Karakteristik yang perlu
dilihat meliputi aspek intelektual, emosional, sosial, moral, fisik, dll.
 Teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik. Guru harus
bisa menerangkan teori pelajaran secara jelas pada peserta didik.
Menggunakan pendekatan tertentu dengan menerapkan strategi, teknik
atau metode yang kreatif.
 Pengembangan kurikulum. Guru harus bisa menyusun silabus dan
RPP sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan. Mengembangkan
kurikulum mengacu pada relevansi, efisiensi, efektivitas, kontinuitas,
integritas, dan fleksibilitas.
 Pembelajaran yang mendidik. Guru tidak sekedar menyampaikan
materi pelajaran, namun juga melakukan pendampingan. Materi
pelajaran dan sumber materi harus bisa dioptimalkan untuk mencapai
tujuan tersebut.
 Pengembangan potensi para peserta didik. Setiap peserta didik
memiliki potensi yang berbeda-beda. Guru harus mampu menganalisis
hal tersebut dan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai,
supaya setiap peserta didik bisa mengaktualisasikan potensinya.
 Cara berkomunikasi. Sebagai guru harus bisa berkomunikasi dengan
efektif saat menyampaikan pengajaran. Guru juga harus
berkomunikasi dengan santun dan penuh empati pada peserta didik.
 Penilaian dan evaluasi belajar. Penilaiannya meliputi hasil dan proses
belajar. Dilakukan secara berkesinambungan. Evaluasi terhadap
efektivitas pembelajaran juga harus bisa dilakukan.

Kompetensi Pedagogik bisa diperoleh melalui proses belajar masing-


masing guru secara terus menerus dan tersistematis, baik sebelum menjadi
guru maupun setelah menjadi guru.

12
2. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi Kepribadian berkaitan dengan karakter personal. Ada


indikator yang mencerminkan kepribadian positif seorang guru yaitu: supel,
sabar, disiplin, jujur, rendah hati, berwibawa, santun, empati, ikhlas,
berakhlak mulia, bertindak sesuai norma sosial & hukum, dll. Kepribadian
positif wajib dimiliki seorang guru karena para guru harus bisa jadi teladan
bagi para siswanya. Selain itu, guru juga harus mampu mendidik para
siswanya supaya memiliki attitude yang baik.

3.Kompetensi Profesional

Kompetensi Profesional Guru adalah kemampuan atau keterampilan


yang wajib dimiliki supaya tugas-tugas keguruan bisa diselesaikan dengan
baik. Keterampilannya berkaitan dengan hal-hal yang cukup teknis, dan
akan berkaitan langsung dengan kinerja guru. Adapun indikator Kompetensi
Profesional Guru diantaranya adalah:

 Menguasai materi pelajaran yang diampu, berikut struktur, konsep,


dan pola pikir keilmuannya.
 Menguasai Standar Kompetensi (SK) pelajaran, Kompetensi Dasar
(KD) pelajaran, dan tujuan pembelajaran dari suatu pelajaran yang
diampu.
 Mampu mengembangkan materi pelajaran dengan kreatif sehingga
bisa memberi pengetahuan dengan lebih luas dan mendalam bagi
peserta didik.
 Mampu bertindak reflektif demi mengembangkan keprofesionalan
secara kontinu.
 Mampu memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam proses pembelajaran dan juga pengembangan diri.

13
Dengan menguasai kemampuan dan keahlian khusus seperti yang
sudah dijelaskan di atas, diharapkan fungsi dan tugas guru bisa dilaksanakan
dengan baik.

Dengan demikian, guru mampu membimbing seluruh peserta didiknya


untuk mencapai standar kompetensi yang sudah ditentukan dalam Standar
Nasional Pendidikan.

4. Kompetensi Sosial

Kompetensi Sosial berkaitan dengan keterampilan komunikasi,


bersikap dan berinteraksi secara umum, baik itu dengan peserta didik,
sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua siswa, hingga masyarakat
secara luas. Indikator dari Kompetensi Sosial Guru diantaranya:

 Mampu bersikap inklusif, objektif, dan tidak melakukan diskriminasi


terkait latar belakang seseorang, baik itu berkaitan dengan kondisi fisik,
status sosial, jenis kelamin, ras, latar belakang keluarga, dll.
 Mampu berkomunikasi dengan efektif, menggunakan bahasa yang santun
dan empatik.
 Mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan.
 Mampu beradaptasi dan menjalankan tugas sebagai guru di berbagai
lingkungan dengan bermacam-macam ciri sosial budaya masing-masing.

C. Manfaat Membaca Buku

Buku adalah jendela ilmu. Dengan membaca buku kita mendapakan


transfer informasi tentang berbagai hal. Secara umum manfaat membaca buku
adalah sebagai berikut :

1. Stimulasi mental Studi menunjukkan bahwa membaca setiap hari dapat


mencegah Alzheimer dan Demensia, karena dengan membaca, otak terjaga

14
tetap aktif dan membuatnya tidak mudah kehilangan ingatan. Sama seperti
otot lain di dalam tubuh, otak membutuhkan latihan agar tetap kuat dan
sehat.

2. Mengurangi stres Anda mungkin menghadapi stres di tempat kerja ataupun


dalam hubungan pribadi. Belum ditambah masalah lain yang tak terhitung
jumlahnya dalam kehidupan sehari-hari. Karenanya Anda perlu
meninggalkan ketegangan itu sejenak. Nah, novel yang ditulis dengan baik
dapat membawa Anda ke alam lain, sementara sebuah artikel menarik
akan mengalihkan perhatian Anda dari rutinitas yang membosankan. Maka
jika Anda ingin lebih rileks, cobalah untuk membaca, terutama hal-hal
yang menggembirakan dan inspiratif.

3. Pengetahuan Semua yang Anda baca akan mengisi kepala Anda dengan
informasi baru, dan suatu saat hal-hal itu akan berguna. Semakin banyak
pengetahuan yang Anda miliki, semakin baik Anda menghadapi tantangan
yang datang.

4. Memperbanyak kosakata Semakin banyak Anda baca, semakin banyak kata


yang Anda dapatkan. Ini membantu Anda berbicara dan mengekspresikan
banyak hal dengan baik, sehingga sangat membantu dalam profesi apa
pun. Selain itu, menyadari bahwa Anda dapat berbicara dengan orang lain
dengan rasa percaya diri bisa menjadi dorongan besar untuk kehidupan
Anda. Mereka yang membaca dengan baik, akan berbicara dengan baik,
dan memiliki pengetahuan luas tentang berbagai topik. Mereka ini
cenderung mendapat promosi lebih cepat dari pada orang yang memiliki
sedikit kosakata dan kurang memahami sastra, terobosan ilmiah, dan
kejadian global.

5. Memperbaiki memori Saat membaca novel, Anda harus mengingat


berbagai karakter, latar belakang, ambisi, maupun sejarah untuk
memahami cerita. Memang ini terdengar sulit untuk diingat, tapi otak kita

15
adalah benda menakjubkan yang bisa mengingat hal-hal ini dengan relatif
mudah

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian
l. Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan pada bulan Agustus 2017 untuk siklus 1 dan siklus
2 pada bulan September 2017
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di ruang perpustakaan SDN Ngampel 3 Kota Kediri.
3. Alasan Penelitian Dilakukan di Tempat itu
Sesuai dengan dengan karakteristik Penelitian Tindakan Sekolah antara lain
bahwa penelitian dilakukan dalam upaya menyelesaikan masalah rendahnya minat
baca pada guru guru di SDN Ngampel 3 . Berdasar dari uraian yang dipaparkan
pada latar belakang alasan mengapa penelitian dilakukan di perpustakaan, karena
ruang perpustakaan menyediakan berbagai macam buku sebagai sumber bacaan
dalam penelitian meningkatkan kegemaran membaca untuk menambah
kompetensi professional guru.

B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru-guru di SDN Ngampel 3 yang
berjumlah 7 orang terdiri dari 3 guru PNS dan 4 GTT.. Dari 7 orang guru tersebut
6 diantaranya adalah guru kelas dan 1 orang guru mata pelajaran

C. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh peneliti adalah berdasarkan data observasi yang
berupa checklist dan anecdotal record tentang pengetahuan guru tentang berbagai

16
informasi yang menunjang kompetensi professionalnya dalam melaksanakan
pembelajaran.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data


1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik observasi
Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan lembar observasi yang dibuat untuk digunakan sebagai perangkat
pengumpul data. Adapun hal-hal yang diobservasi antara lain:
1) Observasi terhadap pengetahuan guru terhadap berbagai informasi
kependidikan
2) Observasi terhadap proses pembelajaran setelah program gemar membaca.
2. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Checklist yang berisi 10 pernyataan
b. Lembar Observasi, yaitu:
1) Observasi terhadap buku/ informasi yang dibaca
2) Observasi terhadap pengetahuan yang didapat setelah membaca
3) Observasi terhadap pembelajaran setelah mendapatkan informasi melalui gemar
membaca

E. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan ada yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif. Data yang diperoleh dikatagorikan dan diklasifikasikan berdasarkan
analisis kaitan logisnya, kemudian disajikan secara aktual dan sistematis dalam
keseluruhan permasalahan dan kegiatan penelitian.
Selanjutnya untuk menganalisis data, hasil tindakan yang dilakukan penulis
disajikan secara bertahap sesuai urutan siklus yang telah dilaksanakan, adapun
prosedur pengolahan data adalah sebagai berikut :

17
a. Seleksi Data
Data yang telah terkumpul dari hasil observasi selama kegiatan penelitian
maka diadakan penyeleksian data yang ada kaitannya dengan tujuan penelitian.

b. Klasifikasi Data
Data yang terkumpul berdasarkan penyeleksian, diklasifikasikan
berdasarkan urutan logis untuk disajikan secara sistematis berdasarkan urutan
siklus.
c. Prosentase Data
Tahap akhir dari teknik analisis data, dilakukan prosentase data bagi data
yang telah terkumpul beradasarkan klasifikasi.

F. Indikator Kinerja
Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti
jika 80 % dari guru-guru di SDN Ngampel 3 dapt meningkatkan kreativitas
pembelajaran/ meningkatkan kompetensi profesionalnya setelah program gemar
membaca.

G. Prosedur Penelitian
Kegiatan penelitian ditempuh melalui prosedur yang ditentukan, yaitu
melalui empat tahap, yaitu perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, observasi
dan pencatatan , dan analisis serta refleksi kegiatan. Proseduru penelitian dapat
digambarkan sebagai berikut :

18
Prosedur Pelaksanaan Penelitian

MASALAH Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

Siklus II

Pengamatan

1. Perencanaan Tindakan Penelitian

19
Perencanaan tindakan penelitian dilakukan berdasarkan hasil orientasi dan
identifikasi masalah kompetensi professional guru. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam tahap ini adalah :
(1) Menyusun Rencana Pelaksanaan program gemar membaca
(2) Mempersiapkan literature bacaan dalam bentuk file dan buku.
(4) Membuat prosedur pelaksanaan program gemar membaca.
(5) Menyusun instrument yang digunakan dalam penelitian.

2. Pelaksanaan Tindakan Penelitian


Empat tahap kegiatan yang dilakukan pada setiap siklus penelitian adalah
seperti di bawah ini.
a. Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan tindakan meliputi tahapan sebagai berikut :
1) Membuat Rencana Pelaksanaan program gemar membaca untuk guru-
guru SDN Ngampel 3 Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.
2) Mempersiapkan buku dan file referensi pendidikan yang menunjang
kompetensi professional guru
3) Membicarakan prosedur pelaksanaan program gemar membaca buku
dan file referensi kependidikan.
4) Menyusun instrumen-instrumen yang akan digunakan.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menyampaikan kepada
semua guru dan mencatat berbagai temuan selama kegiatan penelitian
sebagai bahan refleksi pada pelaksanaan pada siklus l khususnya yang
berhubungan dengan fokus penelitian.
c. Observasi Pelaksanaan Penelitian
Peneliti dengan berkolaborasi dengan tenaga administrasi sekolah
Sdri Aulia Akbar ,melakukan analisis dan refleksi terhadap pelaksanaan
penelitian, untuk keperluan analisis dilakukan pemeriksaan lembar
pengamatan dan catatan-catatan tentang data yang terkumpul. Hasil

20
observasi sebagai temuan dijadikan sebagai rekomendasi hasil penelitian
dan rencana tindakan selanjutnya.
d. Analisis dan Refleksi
Peneliti melakukan analisis dan refleksi data yang terkumpul
selama kegiatan penelitian. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi
dijadikan bahan untuk melakukan tindakan penelitian.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembahasan Pra Siklus

Kondisi awal sebelum dilaksanakannya program gemar membaca buku


referensi pendidikan merupakan data yang digunakan sebagai latar belakang
dilakukannya penelitian dan perbandingan untuk mengetahui tercapainya tujuan
penelitian. Pada pra siklus ini, peneliti menunjukkan data pendidik di SDN
Ngampel 3 yang digunakan sebagai subyek penelitian adalah sebagai berikut :

No Nama NIP Mengajar

1 Gayatri,S.Pd - Kelas I

2 Saiful Prihantoro,S.Pd - Kelas II

3 Neni Erawati,S.Pd - Kelas III

4 Anis Yusuf Amroyan,S.Pd 197204192006041012 Kelas IV

5 Subekti Krisdianto,S.Pd 197012152010011017 Kelas V

6 Siti Mu’awanah,S.Pd 197206271997042007 Kelas VI

7 M.Rendi Bagus Yahya,S.Pd.I - PAI Kelas I-VI

21
Tabel 4.1 Data Guru di SDN Ngampel 3

Pada kondisi sebelum dilakukannya penelitian , peneliti melakukan


observasi tentang minat membaca dengan melakukan wawancara dan mengisi
angket terhadap semua guru dan mendapatkan catatan sebagai berikut :

No Pertanyaan Prosentase

1 Guru suka membaca buku referensi pendidikan 64,3 %

2 Guru membaca intensif 5 buku referensi pendidikan 64,3 %


dalam seminggu

3 Guru membaca dari berbagai sumber belajar dalam 50 %


melakukan pembelajaran

4 Guru menggunakan media pembelajaran yang 42,8 %


kreatif dan inovatif yang didapat dari buku

5 Guru mengembangkan pembelajaran dengan 64,3 %


informasi yang relevan

6 Guru memperluas wawasan tentang macam macam 50 %


metode pembelajaran

7 Guru suka meminjam atau membeli buku referensi 50 %


pendidikan

Tabel 4.2 Hasil observasi minat membaca pra siklus

Kondisi awal menunjukkan bahwa minat baca yang rendah ditunjukkan


oleh data yang dihimpun peneliti, sedangkan hasil penelitian awal tentang
kompetensi profesional guru adalah sebagai berikut :

22
No Indikator Hasil

1 Menguasai materi pelajaran yang diampu, berikut 64,2 %


struktur, konsep, dan pola pikir keilmuannya.

2 Menguasai Standar Kompetensi (SK) pelajaran, 64,2 %


Kompetensi Dasar (KD) pelajaran, dan tujuan
pembelajaran dari suatu pelajaran yang diampu.

3 Mampu mengembangkan materi pelajaran dengan 57,1 %


kreatif sehingga bisa memberi pengetahuan dengan
lebih luas dan mendalam bagi peserta didik

4 Mampu bertindak reflektif demi mengembangkan 57,1 %


keprofesionalan secara kontinu

5 Mampu memanfaatkan Teknologi Informasi dan 53,5 %


Komunikasi dalam proses pembelajaran dan juga
pengembangan diri

Tabel 4.3 Hasil observasi kompetensi profesional pra siklus

Dari hasil kondisi pra siklus diatas tentang kompetensi profesional guru
tentang pembelajaran yang menunjukkan nilai dibawah 70 % , maka peneliti
mempersiapkan tindakan penelitian untuk siklus 1.

B. Pembahasan Siklus 1

Pada siklus 1, peneliti mulai melakukan tahapan-tahapan penelitian sesuai


dengan alur yang telah ditentukan, yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut :
1. Perencanaan Tindakan

23
a) Peneliti menyampaikan gagasannya kepada guru kelas dan guru mapel
tentang program minat membaca buku referensi pendidikan untuk
meningkatkan kompetensi profesional guru.
b) Menyiapkan buku referensi pendidikan yang dibutuhkan di
perpustakaan sekolah.
c) Membuat angket yang harus diisi oleh responden.
d) Menentukan jadwal baca dan jumlah buku yang harus dibaca.
e) Menuangkan ilmu yang didapat dari bacaan ke RPP
f) Melaksanakan pembelajaran dengan kreatif dan inovatif sesuai dengan
RPP yang telah dibuat.
2. Pelaksanaan Tindakan

Menerapkan tindakan sesuai dengan rencana, dengan langkah-langkah:

1. Kepala sekolah melakukan rapat intern dengan guru kelas dan guru
mapel , melakukan wawancara, merefleksi pembelajaran yang
dilakukan oleh guru, dan menyampaikan gagasan program menambah
minat membaca buku referensi pendidikan untuk menambah
kompetensi profesional guru.
2. Kepala Sekolah menyiapkan buku-buku referensi pendidikan di
perpustakaan sekolah yang bisa dibaca dan dipinjam oleh guru setiap
saat. Kepala sekolah juga menambah buku referensi pembelajaran di
setiap kelas yang bisa digunakan guru sebagai sumber belajar dalam
melaksanakan pembelajaran.
3. Melaksanakan kegiatan program menambah minat membaca buku
referensi pendidikan dengan jadwal guru membaca intensif buku
yang sesuai dengan pembelajaran yang sedang berlangsung minimal 3
buku dalam seminggu dan memasukkan sebagai sumber belajar pada
RPP yang dibuat.
4. Peneliti melihat guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP
yang telah dibuat.

24
5. Peneliti mengamati pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan
sumber belajar yang bervariasi yang telah dibacanya.
3. Pengamatan (observasi)

Dari hasil pengamatan pada siklus 1 yang dilakukan oleh peneliti


dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan, peneliti dapat
menyajikan tabel sebagai berikut :

No Pertanyaan Prosentase

1 Guru suka membaca buku referensi pendidikan 75 %

2 Guru membaca intensif 5 buku referensi pendidikan 67,8 %


dalam seminggu

3 Guru membaca dari berbagai sumber belajar dalam 71,4 %


melakukan pembelajaran

4 Guru menggunakan media pembelajaran yang kreatif 53,5 %


dan inovatif yang didapat dari buku

5 Guru mengembangkan pembelajaran dengan 75 %


informasi yang relevan

6 Guru memperluas wawasan tentang macam macam 60,7 %


metode pembelajaran

7 Guru suka meminjam atau membeli buku referensi 75 %


pendidikan

Tabel 4.4 Hasil observasi minat membaca siklus 1

Dari hasil data yang didapat pada siklus 1 tentang minat membaca
buku referensi pendidikan, peneliti memperoleh hasil yang menunjukkan

25
peningkatan dibandingkan pra siklus. Peningkatan dalam setiap indicator
dapat dibandingkan sesuai tabel di bawah ini :

No Indikator Pra Siklus


siklus 1

1 Guru suka membaca buku referensi pendidikan 64,3 % 75 %

2 Guru membaca intensif 5 buku referensi 64,3 % 67,8 %


pendidikan dalam seminggu

3 Guru membaca dari berbagai sumber belajar 50 % 71,4 %


dalam melakukan pembelajaran

4 Guru menggunakan media pembelajaran yang 42,8 % 53,5 %


kreatif dan inovatif yang didapat dari buku

5 Guru mengembangkan pembelajaran dengan 64,3 % 75 %


informasi yang relevan

6 Guru memperluas wawasan tentang macam 50 % 60,7 %


macam metode pembelajaran

7 Guru suka meminjam atau membeli buku referensi 50 % 75 %


pendidikan

Tabel 4.4 Perbandingan minat membaca pra siklus dan siklus 1

Pada indicator ke 1 guru suka membaca buku referensi


pendidikan terjadi peningkatan 10,7 %, membaca intensif 5 buku
referensi pendidikan dalam seminggu terjadi peningkatan 3,5 %, pada
indicator 3 guru membaca dari berbagai sumber belajar meningkat
21,4 %, menggunakan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif
meningkat 10,7 %. Pada indicator mengembangkan pembelajaran
dengan informasi yang relevan naik 10,7 %, pada indicator guru

26
memperluas wawasan tentang macam macam metode pembelajaran
meningkat 10,7 % dan pada kegemaran meminjam atau membeli
buku referensi pendidikan meningkat 25 %.
Untuk observasi tentang kompetensi profesional guru dapat
dibuat tabel hasil observasi siklus 1 seperti dibawah ini :

No Indikator Hasil

1 Menguasai materi pelajaran yang diampu, berikut 89,2 %


struktur, konsep, dan pola pikir keilmuannya.

2 Menguasai Standar Kompetensi (SK) pelajaran, 78,5 %


Kompetensi Dasar (KD) pelajaran, dan tujuan
pembelajaran dari suatu pelajaran yang diampu.

3 Mampu mengembangkan materi pelajaran dengan kreatif 75 %


sehingga bisa memberi pengetahuan dengan lebih luas
dan mendalam bagi peserta didik

4 Mampu bertindak reflektif demi mengembangkan 75 %


keprofesionalan secara kontinu

5 Mampu memanfaatkan Teknologi Informasi dan 82,1 %


Komunikasi dalam proses pembelajaran dan juga
pengembangan diri

Tabel 4.4 Hasil observasi kompetensi profesional siklus 1


Dari hasil observasi kompetensi profesional guru pada siklus
1 dapat dibandingkan dengan pra siklus untuk melihat seberapa
peningkatan kompetensi profesional guru setelah dilakukannya
penelitian sesuai tabel berikut :

No Indikator Pra Siklus

27
siklus 1
1 Menguasai materi pelajaran yang diampu, berikut 64,2 % 89,2 %
struktur, konsep, dan pola pikir keilmuannya.

2 Menguasai Standar Kompetensi (SK) pelajaran, 64,2 % 78,5 %


Kompetensi Dasar (KD) pelajaran, dan tujuan
pembelajaran dari suatu pelajaran yang diampu.

3 Mampu mengembangkan materi pelajaran dengan 57,1 % 75 %


kreatif sehingga bisa memberi pengetahuan dengan
lebih luas dan mendalam bagi peserta didik

4 Mampu bertindak reflektif demi mengembangkan 57,1 % 75 %


keprofesionalan secara kontinu

5 Mampu memanfaatkan Teknologi Informasi dan 53,5 % 82,1 %


Komunikasi dalam proses pembelajaran dan juga
pengembangan diri

Tabel 4.5 Perbandingan hasil kompetensi profesional pra siklus dan siklus 1
Tabel diatas menunjukkan peningkatan sebesar 25 % pada
indicator ke 1, pada indicator menguasai SK,KD pelajaran, dan
tujuan pembelajaran dari suatu pelajaran yang diampu meningkat
14,3 %, indicator ketiga dan keempat naik 17,9 %, dan untuk
indicator mampu memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi dalam proses pembelajaran dan pengembangan diri
naik 28,6 %.
Dari hasil tersebut sudah menunjukkan peningkatan kearah
yang lebih baik, tetapi belum sesuai dengan target yang ingin
dicapai oleh peneliti, yaitu semua indicator minimal 80 % baik
untuk minat membaca dan kompetensi profesional guru, sehingga
peneliti akan melaksanakan penelitian siklus ke 2 dengan
pelaksanaan program yang lebih intensif dan minat membaca bisa

28
menjadi budaya bagi guru-guru di SDN Ngampel 3.

C. Pembahasan Siklus kedua


Pada siklus 2, peneliti mulai melakukan tahapan-tahapan penelitian
sesuai dengan alur yang telah ditentukan dengan perbaikan dan penekanan pada
membaca buku referensi pendidikan yang lebih intensif, yaitu mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan tersebut diuraikan
sebagai berikut :
1. Perencanaan Tindakan

g) Peneliti menyampaikan gagasannya kepada guru kelas dan guru mapel


tentang program minat membaca buku referensi pendidikan secara
intensif untuk meningkatkan kompetensi profesional guru.
h) Menyiapkan buku dan file referensi pendidikan yang dibutuhkan di
perpustakaan sekolah sesuai kondisi saat ini .
i) Membuat angket minat baca buku referensi pendidikan dan
kompetensi profesional guru siklus 2 yang harus diisi oleh responden.
j) Menentukan jadwal baca dan jumlah buku yang harus dibaca.
k) Menuangkan ilmu yang didapat dari bacaan ke RPP
l) Melaksanakan pembelajaran dengan kreatif dan inovatif sesuai dengan
RPP yang telah dibuat.
2. Pelaksanaan Tindakan

Menerapkan tindakan sesuai dengan rencana, dengan langkah-langkah:

6. Kepala sekolah melakukan rapat intern ke 2 dengan guru kelas dan


guru mapel , melakukan wawancara, merefleksi pembelajaran yang
dilakukan oleh guru pada siklus 1 , dan menyampaikan gagasan
program menambah minat membaca buku referensi pendidikan secara
intensif untuk menambah kompetensi profesional guru.

29
7. Kepala Sekolah menyiapkan file lewat gadget dan buku buku referensi
pendidikan di perpustakaan sekolah yang bisa dibaca dan dipinjam
oleh guru setiap saat. Kepala sekolah juga menambah buku referensi
pembelajaran di setiap kelas yang bisa digunakan guru sebagai sumber
belajar dalam melaksanakan pembelajaran.
8. Melaksanakan kegiatan program menambah minat membaca buku
referensi pendidikan dengan jadwal guru membaca intensif buku
yang sesuai dengan pembelajaran yang sedang berlangsung minimal 3
buku dalam seminggu dan memasukkan sebagai sumber belajar pada
RPP yang dibuat.
9. Peneliti melihat guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP
yang telah dibuat.
10. Peneliti mengamati pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan
sumber belajar yang bervariasi yang telah dibacanya.
3. Pengamatan (observasi)

Dari hasil pengamatan pada siklus 2 yang dilakukan oleh peneliti


dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan, peneliti dapat
menyajikan tabel sebagai berikut :

No Pertanyaan Prosentase

1 Guru suka membaca buku referensi pendidikan 100 %

2 Guru membaca intensif 5 buku referensi pendidikan 89,3 %


dalam seminggu

3 Guru membaca dari berbagai sumber belajar dalam 85,7 %


melakukan pembelajaran

4 Guru menggunakan media pembelajaran yang kreatif 64,3 %


dan inovatif yang didapat dari buku

5 Guru mengembangkan pembelajaran dengan 100 %

30
informasi yang relevan

6 Guru memperluas wawasan tentang macam macam 92,8 %


metode pembelajaran

7 Guru suka meminjam atau membeli buku referensi 100 %


pendidikan

Tabel 4.6 Hasil observasi minat membaca siklus 2

Dari hasil data yang didapat pada siklus 2 tentang minat membaca
buku referensi pendidikan, peneliti memperoleh hasil yang menunjukkan
peningkatan dari siklus 1. Peningkatan dalam setiap indicator dapat
dibandingkan sesuai tabel di bawah ini :

No Indikator Pra Siklus Siklus


siklus 1 2

1 Guru suka membaca buku referensi 64,3 75 % 100


pendidikan % %

2 Guru membaca intensif 5 buku referensi 64,3 67,8 89,3


pendidikan dalam seminggu % % %

3 Guru membaca dari berbagai sumber belajar 50 % 71,4 85,7


dalam melakukan pembelajaran % %

4 Guru menggunakan media pembelajaran 42,8 53,5 64,3


yang kreatif dan inovatif yang didapat dari % % %

buku

5 Guru mengembangkan pembelajaran dengan 64,3 75 % 100 %


informasi yang relevan %

6 Guru memperluas wawasan tentang macam 50 % 60,7 92,8

31
macam metode pembelajaran % %

7 Guru suka meminjam atau membeli buku 50 % 75 % 100 %


referensi pendidikan

Tabel 4.7 Perbandingan minat membaca pra siklus ,siklus 1, dan siklus 2

Pada indicator ke 1 guru suka membaca buku referensi


pendidikan terjadi peningkatan 25 %, membaca intensif 5 buku
referensi pendidikan dalam seminggu terjadi peningkatan 21,5 %,
pada indicator 3 guru membaca dari berbagai sumber belajar
meningkat 14,3 %, menggunakan media pembelajaran yang kreatif
dan inovatif meningkat 10,8 %. Pada indicator mengembangkan
pembelajaran dengan informasi yang relevan naik 25 %, pada
indicator guru memperluas wawasan tentang macam macam metode
pembelajaran meningkat 32,1 % dan pada kegemaran meminjam atau
membeli buku referensi pendidikan meningkat 25 %.
Untuk observasi tentang kompetensi profesional guru dapat
dibuat tabel hasil observasi siklus 2 seperti dibawah ini :

No Indikator Hasil

1 Menguasai materi pelajaran yang diampu, berikut 100 %


struktur, konsep, dan pola pikir keilmuannya.

2 Menguasai Standar Kompetensi (SK) pelajaran, 85,7 %


Kompetensi Dasar (KD) pelajaran, dan tujuan
pembelajaran dari suatu pelajaran yang diampu.

3 Mampu mengembangkan materi pelajaran dengan kreatif 75 %


sehingga bisa memberi pengetahuan dengan lebih luas
dan mendalam bagi peserta didik

4 Mampu bertindak reflektif demi mengembangkan 75 %

32
keprofesionalan secara kontinu

5 Mampu memanfaatkan Teknologi Informasi dan 82,1 %


Komunikasi dalam proses pembelajaran dan juga
pengembangan diri

Tabel 4.8 Hasil observasi kompetensi profesional siklus 2


Dari hasil observasi kompetensi profesional guru pada siklus
2 dapat dibandingkan dengan pra siklus dan siklus 1 untuk melihat
seberapa peningkatan kompetensi profesional guru setelah
dilakukannya penelitian sesuai tabel berikut :

No Indikator Pra Siklus Siklus


siklus 1 2
1 Menguasai materi pelajaran yang diampu, 64,2 89,2 100 %
berikut struktur, konsep, dan pola pikir % %

keilmuannya.

2 Menguasai Standar Kompetensi (SK) 64,2 78,5 85,7


pelajaran, Kompetensi Dasar (KD) % % %

pelajaran, dan tujuan pembelajaran dari


suatu pelajaran yang diampu.

3 Mampu mengembangkan materi pelajaran 57,1 75 % 82,1


dengan kreatif sehingga bisa memberi % %

pengetahuan dengan lebih luas dan


mendalam bagi peserta didik

4 Mampu bertindak reflektif demi 57,1 75 % 82,1


mengembangkan keprofesionalan secara % %

kontinu

5 Mampu memanfaatkan Teknologi 53,5 82,1 82,1


% % %

33
Informasi dan Komunikasi dalam proses
pembelajaran dan juga pengembangan diri

Tabel 4.9 Perbandingan hasil kompetensi profesional pra siklus, siklus 1,


dan siklus 2
Tabel diatas menunjukkan peningkatan sebesar 10,8 % pada
indicator ke 1, pada indicator menguasai SK,KD pelajaran, dan
tujuan pembelajaran dari suatu pelajaran yang diampu meningkat
7,2 %, indicator ketiga dan keempat mengalami peningkatan 7,1 %
dan pada indicator kelima peningkatan ditunjukkan pada pra siklus
ke siklus 1, sementara dari siklus 1 ke siklus 2 tetap.
Dari hasil penelitian siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan
peningkatan yang signifikan baik pada minat membaca buku
referensi pendidikan dan kompetensi profesional guru guru SDN
Ngampel 3. Penelitian sudah mencapai target yang ditentukan oleh
peneliti, dan hasil untuk beberapa indicator lebih dari 80 %.

BAB V

34
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Penelitian yang dilakukan adalah meningkatkan minat membaca
buku referensi pendidikan pada guru-guru di SDN Ngampel 3 yang
tujuannya untuk meningkatkan kompetensi profesional guru. Ada 2
pengamatan yang dilakukan yaitu tentang minat baca buku referensi
pendidikan dan kompetensi profesional guru. Secara umum terdapat
peningkatan sebesar 36,1 % dari pra siklus ke siklus kedua pada minat
membaca buku. Pada kompetensi profesional guru terjadi peningkatan
sebesar 27,18 dari pra siklus 59,22 menjadi 86,4 secara umum.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa program menambah
minat membaca buku referensi pendidikan dapat meningkatkan
kompetensi profesional guru. Hal ini sejalan dengan gerakan literasi
sekolah yang sedang digalakkan pemerintah. Guru sebagai tauladan bagi
siswa dapat memulai dari diri sendiri untuk gemar membaca sehingga bisa
dilanjutkan kepada peserta didiknya.

B. Saran
Setelah melakukan penelitian tindakan sekolah ini, peneliti dapat
memberi saran kepada teman sejawat kepala sekolah untuk melakukan
program kegiatan menambah minat membaca buku referensi pendidikan
agar kompetensi profesional guru dapat meningkat. Diharapkan budaya
membaca ini bisa menjadi budaya di kalangan tenaga pendidik dan peserta
didik.

DAFTAR PUSTAKA

35
36

Anda mungkin juga menyukai