Anda di halaman 1dari 47

MENINGKATKAN MINAT MEMBACA NYARING

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LITERASI


PADA SISWA KELAS III SDN 347 LAMASI PANTAI

DASNIATI
1701414206

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS COKROAMINOTOPALOPO
2021
MENINGKATKAN MINAT MEMBACA NYARING MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN LITERASI PADA SISWA
KELAS III SDN 347 LAMASI PANTAI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pedidikan
pada program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Cokroaminoto Palopo

DASNIATI
1701414206

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTOPALOPO
2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran kepada siswa agar mereka
memiliki pemahaman terhadap sesuatu dan membuatnyamenjadi seorang manusia
yang kritis dalam berpikir. sesuai dengan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional
yang tercamtum dalam undang-undang No 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional yang menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan
agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kemampuan pengendalian diri, keagaman, kecerdasan, kepribadian, akhlak mulia,
serta keterampilan untuk dirinya, selain itu setiap orang memiliki bakat dan
kemampuan yang berbeda-beda.
Pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri atas menyimak, membaca, berbicara, dan
menulis.Dalam hal ini kemampuan membaca perlu dapat perhatian secara khusus
dari guru.Kemampuan membaca harus dikuasai murid di sekolah dasar karna
kemampuan ini secara langsung berkaitan dengan seluruh proses belajar murid di
kelas. Siswa yang tidak mampu membaca dengan baik akan mengalami kesulitan
dalam mengikuti kegiatan pembelajran untuk semua mata pelajaran. Adapunsalah
satu kemampuan yang harus dikuasaimurid di kelas rendah adalah kemampuan
membaca nyaring.
Membaca adalah salah satu dalam kegiatan berliterasi, salain itu menjadi kunci
bagi kemajuan pendidikan.Iajendela bagi masuknya beragam ilmu pengetahuan.
Keberhailan suatu pendidikan tidak diukur dari banyaknya anak yang
mendapatkannilai tinggi dalam suatu pelajaran, melainkan banyaknya anak yang
gemar membaca di suatu kelas.
2

Bagi siswa atau mahasiswa, membaca memiliki makna penting bagi


pengembangan diri mereka di masa sekarang dan di masa-masa mendatang.Gemar
membaca menjadikan mereka mampu membaca baik.
Kemampuan membaca nyaring merupakan yang harus dimiliki siswa sejak
sekolah dasar, khususnya di kelas rendah.Namun demikian, penggunaan
kemampuan membaca nyaring sangat dibutuhkan hingga jenjang pendidikan dan
karir yang lebih tinggi.membaca nyaring dapat membantu siswa menambah
kosakatanya, serta dapat menambah penguasan intonasi, lafal, jeda, dan
tempoketika membaca.selain itu, guru itu dapat mengetahui kemajuan siswanya
dalam membaca. membaca nyaring bertujuan melatih siswa denga tepat dan
mudah dalam mengubah tulisan menjadi suara dengan memperhatikan
ucapan ,tekanan, dan irama.
Namun pada kenyataannya, masih banyak siswa yang kurang mampu membaca
dengan baik dan sesuai dengan kaidha membaca ketika melakukan kegiatan
membaca nyaring, terutama di kelas III SDN 347 Lamasi Pantai,masalah yang
sering terjadi adalah kurangnya minat siswa untuk membaca.
Penyebab rendahnya minat dalam membaca nyaring kelas III SDN 347 Lamasi
Pantai ditemukan kendala yang menyebabkan prestasi belajar siswa menurun,
diantaranya adalah pertama, siswa masih kurang minat dalam membaca karena
menganggap membaca itu membosankan. Kedua, kurangnya pemanfaatan metode
atau model pembelajaran yang menunjang untuk menumbuhkan minat belajar
siswa, sehingga siswa menjadi tidak semangat yang memberikan efek kurang baik
dalam melaksankan proses pembelajaran dan tidak tercapainya tujuan pendidikan
secara maksimal. Oleh karena itu dalam mengajar membaca nyaring seorang guru
diharapkan mampu membangkitkan minat siswa untuk belajar membaca.
Solusi untuk meningkatkan minat siswa di sekolah, para guru berkewajiban untuk
menciptakan kegiatan belajar yang mampu membangun kemampuan siswa yang
optimal.Minat siswa dapat dimunculkan dengan adanya pembelajaran yang
menarik. Untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang menarik, salah satunya
adalah pendidik perlu menerapkan model pembelajaran yang inofatif. Banyak
model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat
belajar siswa, salah satu adalah model pembelajaran literasi.
3

Pembelajaran gerakan literasi sekolah merupakan salah satu model pembelajaran


yang dapat digunakan sehingga pemebelajaran lebih variatif dan menarik minat
belajar siswa.Pelaksanaan model pembelajaran gerakan literasi sekolah terdiri dari
3 tahapan yaitu tahap pembiasaan, tahap pengembangan,dan tahap pembelajaran
( Dharma, 2013).
Berdasarkan fokus permasalahan dan solusi diatas, maka peneliti akan
berkontribuasi dalam meningkatkan minat membaca siswa melalui penelitian
tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Minat Membaca Nyaring Melalui
Model literasi kelas III SDN 347 Lamasi Pantai.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini:
1. Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran literasidapat meningkatkan
minat belajar membaca nyaring siswa?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran literasi dapat
meningkatkan minat belajar membaca nyaring siswa.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah;
1) Manfaat Teoritis
Menjadi bahan informasi ilmiah bagi praktisi pendidikan mengenai pembelajaran
menggunakan model literasi serta dapat menjadikan refensi dalam upaya
pengoptimalan membaca nyaring
2) Manfaat praktis
Manfaat praaktis yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi siswa
Meningkatkan kemampuan membaca, agar mampu mendorong kemampuan siswa
pada pembelajaran yang lain. Dengan meningkatkan kemampuan membaca, maka
akan memudahkan mereka untuk memahami materi-materi pelajaran yang lain.
Sebagai bahan masukan dan informasi yang dapat menumbuhkan minat belajar
siswa dalam belajar membaca nyaring.
4

Penerapan model pembelajaran yang tepat akan meningkatkan minat belajar


menyuburkan hubungan antar pribadi yang positif, serta meningkatkan
pemahaman terhadap materi pembelajaran.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan informasi bahwa dengan penggunaan
model pembelajaran literasi dapat mengefektifkan pembelajaran di kelas sehingga
dapat meningkatkan minat belajar membaca nyaring di kelas III SDN 347 Lamasi
Pantai.
c. Bagi sekolah
Sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas
pembelajaran dan membantu pihak sekolah untuk menjalin komunikasi yang
positif dan baik, dalam meningkatkana minat membaca siswa menggunakan
model litersi.
d. Bagi Peneliti
Sebagai bahan referensi siswa untuk semua pihak yang membutuhkan dan dapat
dimanfaatkan pengembangan penelitian selanjutnya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Membaca
1.Minat membaca nyaring
a. Pengertian minat
Secara etomologi minat ialah kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu.Sifatberada dalam diri seseorang yang mempengaruhi setiap aktivitas yang
dilakukan karna adanya minat seseorang yang bersungguh-sunggguh dalam
melakukan aktivitas yang digemarinya begitu pula sebaliknya jika tidak ada minat
dalam diri seseorang maka orang tersebut tidak akan melakukan sesuatu. Minat
menurut Hilgard yang dikutip Slameto (2010) adalah kecenderungan untuk
menikmati suatu hal yang dilakukan.
Aktivitas belajar siswa yang merupakan kebiasaan seseorang dinyatakan dalam
berbagai tindakan kerena adanya perhatian terhadap seseorang yang dinyatakan
dalam berbagai tindakan kerena adanya perhatian terhadap proses minat belajar.
Jika siswa memiliki minat yang tinggi terhadap suatu pelajaran maka siswa akan
bersungguh-sungguh dalam belajar karena adanya ketertarikan terhadap suatu
pelajaran.
Minat merupakan kecenderungan untuk dan menyukai beberapa kegiatan, jika
seseorang berminat terhadap suatu kegiatan maka dia akan memperhatikan dan
mengikuti kegiatan tersebut dengan senang (Hendrayanti, 2018). Minat ialah suatu
keinginan kuat yang berasal dari dalam diri seseorang, rasa ingin tahu dan
motivasi yang tinggi.Minat juga dapat dijadikan sebagai gambaran terhadap
sesuatu yang lebih disukai dan tidak disukai, hal tersebut dilakukan tanpa adanya
paksaan dari pihak lainnya.
Beberapa pendapat di atas, dapat diartikan minat adalah suatu dorongan yang
berasal dari dalam diri seseorang yang dilakukan tanpa adanya paksaan,
pendorong siswa dalam belajar agar siswa mempunyai minat yang kuat dalam
belajar.
b. Pengertian membaca nyaring
Rahim (dalaml Rani) mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup:
Pertama, membaca merupakan suatu proses. Maksudnya adalah informasi dari
6

teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang
utama dalam membentuk makna.Kedua, membaca adalah strategi .Pembaca yang
efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan
konteks dalam rangka mengonstruksikan makna ketika membaca.starategi ini
berfariasi sesuai dengan jenis teks dan tujuan membaca. Ketiga, membaca
merupakan interaktif. Keterlibatan pembaca dengan teks bergantung pada konteks.
Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui
beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah
dipahami sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks.
Tarigan (1994:22) berpendapat bahwa “membaca nyaring adalah suatu
aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca
bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta
memahami informasi, pikiran dan perasaan seseorang pengarang”. Membaca
nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya
dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat
menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa pikiran,
perasaan, sikap, ataupun pengalaman peneulis ( Muliastuti dan Sulastri, 2009 :9).
Setiowati (2007 :15) menyatakan bahwa “Membaca nyaring adalah cara
membaca dengan bersuara, yang perlu diperhatikan adalah pelafalan vocal
maupun konsonan, nada atau lagu ucapan, penguasaan tanda-tanda baca,
pengelompokkan kata atau frase ke dalam satuan-satuan ide, kecepatan mata, dan
ekspresi.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca nyaring
adalah suatu kegiatan menyuarakan kalimat dalam bacaan dengan intonasi dan
lafal yang tepat serta dapat memperoleh pesan atau informasi dari bacaan.Aspek
terpenting dalam penilaiaan membaca adalah pemahaman.Oleh karena itu, alat
ukur yang paling tepat digunakan berbentuk tes.Ada dua jenis tes yang dapat
digunakan untuk menguji kemampuan membaca siswa sekolah dasar, yaitu tes
pemahaman kalimat dan tes pemahaman wacana.

1. Tes pemahaman kalimat


7

Jenis ini biasanya diberikan di kelas rendah. Bagi siswa SD kelas rendah, tes
seperti ini terasa cukup sukar karena kemampuan membaca mereka masih
terbatas. Oleh karena itu, dalam menyusun tes pemahaman kalimat, guru harus
memilih carayang tepat agar tidak membuat frustasi karena tidak mampu
mengerjakan tes. Ada dua cara yang dapat ditempuh guru dalam menyusun tes
pemahaman kalimat, yaitu menyajikan gambar dan menyajikan kata atau frase
untuk pilihan jawabannya. Tes pemahaman kalimat biasanya digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa memahami fungsikosakata dan struktur dalam
kalimat.
2.Tes Pemahaman wacana
Tes pemahaman wacana bersifat integrative.Artinya, banyak aspek yang dapat
diukur dengan menggunakan tes ini, misalnya, penguasaan kosakata, penggunaan
struktur, dan pemahaman isi wacana.Tes ini dapat diberikan di kelas tinggi dan
rendah. Dengan sendirinya, bahan dan tingkat keterbacaan serta teknik
penyajiannya harus disesuaikan tingkat kelas siswa yang akan dijadikan sasaran
penelitian.
2. Unsur-unsur minat
a. Perhatian
Perhatian adalah aktivitas yang dilakukan secara sadar yang memusatkan tenaga
dan pikiran terhadap suatu objek atau menggunakan kesadaran untuk setiap
aktivitas.
b. Perasaan
Setiap kegiatan dan hal dilakukan yang melibatkan perasaan positif maupun
negative, perasaan positif akan menimbulkan keinginan yang kuat dengan perilaku
yang baik. sedangkan perasaan negative akan menghambat minat dalam belajar.
c. Motivasi
Motivasi merupakan kekuatan pendorong untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini
motivasi sebagai pendorong seseorang untuk belajar, proses belajar tanpa adanya
motivasi seseorang tidak akan melakukan aktivitas belajar. Jadi motivasi
merupakan langkah awal seseorang untuk melakukan aktivitas belajar sehingga ia
berminat terhadap sesuatu objek, karena minat adalah alat motivasi dalam belajar.
3. Indikator dalam mengukur minat belajar siswa
8

Menurut Slameto (2010:180) minat belajar memiliki indikator seperti perasaan


senang, ketertarian, perhatian, dan keterlibatan siswa. Beberapa penjelasan
mengenai indikator minat belajar di atas, dalam penelitian ini menggunakan
indikator minat yaitu:
a. Perasaan senang
Siswa yang merasa terpaksa dalam belajar tidak akan memiliki rasa senang dalam.
Contohnya: seperti gembira saat belajar, tidak mudah bosan, disiplin, dan tepat
waktu
b. Keterlibatan siswa
Menariknya suatu meteri akan menimbulkan perasaan senang sehingga siswa
tertarik mengikuti aktivitas belajar. Contohnya: antusias dalam belajar, disiplin,
dan tepat waktu.
c. Ketertarikan
Berhubungan dengan daya dorong siswa terhadap minatnya pada sesuatu benda,
orang, kegiatan atau biasa berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh
kegiatan itu sendiri. Contohnya:antusias dalam mengikuti pelajaran, tidak
menunda tugas dari guru.
d. Perhatian siswa
Siswa yang memiliki minat yang tinggi pada suatu pelajaran maka siswa tersebut
akan bersungguh-sungguh mengikuti pelajaran tersebut. Minat dan perhatian
adalah dua hal dianggap sama dalam kehidupan dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya: memperhatikan guru pada saat pembelajaran berlangsung dan
mencatat materi.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat
Berikut ini merupakan faktor minat belajar siswa yang terdiri dari tiga, yaitu:
a. Faktor internal siswa
Faktor internal merupakan faktor dari dalam diri siswa yang terdiri dari dua aspek,
yakni: aspek fisologis dan aspek psikologis.
1) Aspek Fisologis
Aspek disini ditandai disini ditandai dengan kondisi jasmani dari siswa yang
memperlihatkan tingkat kebugaran tubuhnya, sehingga mempengaruhi semangat
9

atau minat siswa untuk belajar, untuk mempertahankan kondisi jasmani siswa
diperlukan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat dan bergizi.
Selain mengkomsumsi makanan bergizi, tubuh yang bugar juga memerlukan
istirahat yang cukup, olahraga yang ringan dan istrahat yang cukup harus menjadi
satu kesatuan untuk siswa.Hal ini sangat mendukung terbentuknya minat atau
semangat siswa dalam melakukan aktivitasnya seperti belajar.
2) Aspek Psikologis
Aspek psikologis disini adalah aspek rohaniah yang mempengaruhi proses belajar
siswa. Adapun beberapa faktor tersebut:
a) Intelegensi siswa
Menurut Raber (1988) intelegensi merupakan kemampan fisik untuk mampu
member reaksi diri terhadap lingkungan disekitarnya.Intelegensiwatak menjadi
faktor penentu keberhasilan siswa. Sehingga dapat dikatakan apabila tingkat
intelegensi siswa tinggi maka peluang siswa dapat berhasil dimasa depan menjadi
besar. Namun jika tingkat intelegensi siswa rendah maka peluang siswa dapat
berhasil dimasa depan menjadi kecil.
b) Sikap Siswa
Sikap siswa adalah gejaa atau respon siswa baik secara negative maupun positif
terhadap objek, orang, barang, dan lainnya.
c) Bakat siswa
Bakat merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang yang berupa potensi
khusus yang sudah melekat dalam dirinya.
d) Minat siswa
Minat adalah dorongan atau keinginan dari yang tinggi terhadap sesuatu. Menurut
Rober (1988), minat bukanlah istilah popular dalam psikologis karena
hubungannya pada faktor-faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian,
keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.
e) Motivasi belajar
Motovasi merupakan keadaan diri manusia maupun hewan yang mendorong untuk
melakukan sesuatu
b. Faktor eksternal siswa
10

Faktor eksternal adalah faktor dari luar siswa yaitu dapat juga dikatakan faktor
dari lingkungan siswa itu sendiri, Faktoer eksternal siswa terdpat dua macam
yakni lingkungan sosial dan nonsosial.
1. lingkungan sosial
Lingkungan sosial siswa merupakan keluarga baik yang inti maupun besar,
tetangga, teman sepermainan, dan masyarakat umum.Adapunlingkungan sosial
yang paling utama dalam mempengaruhi kegiatan belajar siswa yakni keluarga
inti yaitu orang tua.
2. lingkungan nonsosial
Lingkungan nonsosial siswa disini yang dimaksud adalah rumah tempat tinggal
siswa, gedung sekolah, cuaca, waktu belajar siswa, serta alat-alat yang digunakan
belajar, beberapa faktor tersebut dikatakan ikut menentukan keberhasilan siswa
dalam belajar.
Adapun mengenai waktu yang disukai untuk belajar seperti pada pagi dan siang
hari.
c. Faktor Pendekatan Belajar
Faktor pendekatan belajar adalah hal-hal yang mempengaruhi upaya belajar siswa
yang meliputi strategi dan metode pembelajaran untuk mempelajari materi-materi
pelajaran. Menurut Lawsan (1911) strategi dalam hal ini yang dimaksud adalah
langkah atau seperangkat alat mengajar yang disusun sedemikian rupa agar
tercapainya tujuan belajar dalam artian untuk menarik minat belajar siswa maka
diperlukan strategi belajar yang menarik menurut siswa seperti salah satunya
menggunakan metode diskusi, Tanya jawab atau metode bermain sambil belajar,
dan metode bermain dapat memberikan perasaan bahagia dan memberikan siswa
kepuasan dalam belajar.
2. Model Pembelajaran Literasi
a. Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Joyce (dalam Trianto, 2007:5) Model pembelajaran merupakan model
yang dipakai untuk dasar pada saat membuat pelajaran di ruangan dan menetapkan
perangkat pelajaran agar membantu siswa dalam menggapai tujuan pelajaran yang
telah ditetapkan. Menurut Joyce dan Weil (dalam Prastowo,2013:69) model
pembelajaran merupakan sebuah contoh digunakan pada saat pembuatan
11

kurikulum pelajaran pada waktu lama, menyusun alat pelajaran, serta membina
pelajaran diluar ruangan dan di dalam ruangan.
Suprijono (2009:46) menyebutkan model pembelajaran merupakan penyusunan
contoh perangkat pelajaran di kelas yang digunakan sebagai dasar.Arends (dalam
Suprijono, 2012:46) mengungkapkan model pembelajaran merupakan model
pembelajaran yang berpatokan pada pendekatan yang sebagai digunakan dalam
mengelolah suatu ruang kelas.Model pembelajaran diartikan sebagai kondisi
abstrak yang menggambarkan langkah terpadu untuk menggapai tujuan belajar.
Dalam memberikan informasi, ide, cara berpikir, dan keterampilan guru dapat
membantu siswa dengan menggunakan model pembelajaran.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
adalah suatu pola yang dipilih guru sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Apabila dalam proses pembelajaran guru
menggunakan model pembelajran yang inovatif maka proses pembelajaran akan
berlangsung secara efektif sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
3. Pengertian Literasi
Secara bahasa literasi berasal dari bahasa inggris literacy yang berarti melek
huruf.Literasi diartikan sebagai kemampuan keberaksaraan atau melek huruf yang
didalamnya terdapat kegiatan membaca dan menulis.Namun, literasi juga
bermakna melek visual yakni mengenai dan memahami konsep yang disampaikan
secara visual tersebut baik berupa adegan, video, dan gambar.
Menurut Sulzby “2006” Literasi ialah suatu kemampuan dalam diri seseorang
untuk menulis dan membaca.
4.Pengertian literasi sekolah
Pengertian literasi sekolah dalam konteks gerakan literasi sekolah (GLS)
adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara
cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak,
menulis, dan atau berbicara.
Peraturan Menteri pendidikan dan kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun
2015 tentang penumbuhan budi Pekerti memperkuat upaya pembentukan budaya
literasi.Salahsatu hal yang di atur dalam Permendikbud itu adalah kegiatan 15
menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai.
12

Pembiasaan membaca buku ini dianggap dapat menumbuhkan minat baca serta
meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara
lebih baik.Selaindalam bentuk Permendikbud, upaya pemerintah menumbuhkan
masyarakat gemar membaca diimplementasikan dalam bentuk gerakan literasi
sekolah (GLS).
GLS adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen.Salah
satunya yang ditempuh untuk mewujudkan sekolah sebagai organisasi
pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat adalah pembiasaan membaca
peserta didik.pembiasa ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca.Literasi
juga dapat diintegrasikan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah sehingga
menjadi bagian tidak terpisahkan dari semua rangkaian kegiatan siswa dan
pendidik, baik di dalam maupun di luar kelas. Pendidik dan tenaga kependidikan
tentu memiliki kewajiban moral sebagi teladan dalam hal berliterasi.
5. Tujuan gerakan literasi sekolah
Tujuan dalam gerakan literasi sekolah terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Tujuan Umum
Menumbuhkan budi pekerti siswa melalui pembudayaan ekosistem literasi
sekolah yang diwujudkan dalam gerakan literasi sekolah, agar mereka menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
2) Tujuan Khusus
a. Menumbuh kembangkan budaya literasi di sekolah.
b. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkunagn sekolah agar literat.
c. Menjadikan sekolah sebagaiteman belajar yang menyenangkan dan ramah
anak, agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
d. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkanberagam buku
bacaan dan mewadahu berbagai strategi membaca.
e.Komponenliterasi
Literasi lebih dari sekedar membaca dan menulis,namun mencakup keterampilan
berfikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak,
visual,digital,dan auditori.Diabad ke-21 kemampuan ini disebut sebagai literasi
informasi.
13

Clay dan Ferguson menjabarkan bahwa komponen literasi informasi terdiri atas
literasi dini,literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi media, literasi teknologi
dan literasi visual. Komponen literasi tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1) Literasi Dini (Early Literacy)
Literasi dini (early literacy)yaitu kemampuan untuk menyimak,memahami bahasa
lisan,dan berkomunikasi melalui gambar dan lisan yang dibentuk oleh
pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya dirumah.Pengalaman
peserta didik dalam berkomukasi dengan bahasa ibu menjadi fondasi
perkembangan literasi dasar.
2) Literasi Dasar (Basic Literacy)
Literasi dasar (basicliteracy),yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara,
membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan
analisis untuk memperhitungkan(calculating), mempersepsikan informasi
(perceiving), mengomunikasikan,serta menggambarkan informasi(drawing)
berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.
3) Literasi Perpustakaan (LibraryLiteracy)
Literasi perpustakaan(library literacy), antara lain, memberikan pemahaman cara
membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan
periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan
yang memudahkan dalam menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan
katalog dan pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan dalam memahami
informasi ketika sedang menyelesaikan sebuaht ulisan, penelitian, pekerjaan, atau
mengatasi masalah.
4) Literasi Media (Media Literacy)
Literasi media (medialiteracy),yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai
bentuk media yang berbeda,seperti media cetak,media elektronik (media radio,
media televisi),media digital (media internet), dan memahami tujuan
penggunaannya.
5) Literasi Teknologi(Technology Literacy)
Literasi teknologi (technology literacy), yaitu kemampuan memahami
kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti
lunak(software),serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi.Berikutnya,
14

kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan,dan


mengakses internet.Dalam praktiknya, juga pemahaman menggunakan komputer
(computer literacy) yang didalamnya mencakup menghidupkan dan mematikan
komputer, menyimpan dan mengelola data, serta mengoperasikan program
perangkat lunak. Sejalan dengan membanjirnya informasi karena perkembangan
teknologi saat ini, diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola informasi
yang dibutuhkan masyarakat.
6) Literasi Visual (Visual Literacy)
Literasi visual(visualliteracy),adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi
media dan literasi teknologi,yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan
belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audio-visual secara kritis dan
bermartabat.Tafsir terhadap materi visual yang tidak terbendung, baik dalam
bentuk cetak, auditori,maupun digital (perpaduan ketiganya disebut teks
multimodal),perlu dikelola dengan baik.Bagaimanapun didalamnya banyak
manipulasi dan hiburan yang benar-benar perlu disaring berdasarkan etika dan
kepatutan.
6. Ruang Lingkup Gerakan Literasi Sekolah
Dalam buku panduangerakan literasi sekolah di SD, meliputi:
1) Kondisi fisik sekolah (ketersediaan fasilitas, sarana prasaran literasi).
2) Lingkungan sosial dana fektif(dukungan dan partisipasi aktif semua warga
sekolah) dalam melaksanakan kegiatan literasi sekolah.
3) Lingkungan akademik(adanya progam literasi yang nyata dan bisa
dilkasanakan oleh seluruh warga sekolah).
7.Prinsip-prinsip Gerakan Literasi Sekolah
Gerakan Literasi Sekolah yang digagas oleh kementrian pendidikan dan
kebudayaan didasarkan atas pandangan Brees (Kementrian pendidikan dan
Kebudayaan, 2016) yang menjelaskan bahwa praktik-praktik yang baik dalam
gerakan literasi sekolah menekankan prinsip-prinsip sebagai berikut.
1.) Perkembangan literasiberjalan sesuai tahap perkembangan yang dapat
diprediksi.
Tahap perkembangan anak dalam belajar membaca dan menulis saling beriringan
antar tahap perkembangan.Memahami tahap perkembangan literasi peserta didik
15

dapat membantu sekolah untuk memilih strategi pembiasaan dan pembelajaran


literasiyang tepat sesuai kebutuhan perkembangan mereka.
2.) Progam literasi yang baik bersifat berimbang.
Sekolah yang menerapkan progam literasi berimbang menyadari bahwa tiap
peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda.Oleh sebab itu,strategi membaca
dan jenis teks yang dibaca perlu divariasikan, serta disesuiakan dengan jenjang
pedidikan. Progam literasi yang bermakna dapat dilakukan dengan memanfaatkan
bahan bacaan kayaragam teks,seperti karya sastra untuk anak dan remaja.
3.) Progam literasi terintegrasi dengan kurikulum.
Pembiasaan dan pembelajaran literasi disekolah adalah tanggung jawab semua
guru disemua mata pelajaran karena pembelajaran mata pelajaran apapun
membutuhkan bahasa, terutama membaca dan menulis.Dengan demikian,
pengembangan profesional guru dalam hal literasi perlu diberikan kepada guru
semua mata pelajaran.
4.) Kegiatan membaca dan menulis dapat dilakukan kapan pun.
Sebagai contoh“menulis surat kepada presiden” atau “membaca untuk ibu”
Merupakan contoh-contoh literasi yang bermakna.
5.) Kegiatan literasi mengembangkan budaya lisan.
Kelas berbasis literasi yang kuat diharapkan memunculkan berbagai kegiatan lisan
berupa diskusi tentang buku selama pembelajaran dikelas.Kegiatan diskusi ini
yang juga perlu membuka kemungkinan untuk perbedaan agar kemampuan
berpikir kritis dapat diasah.Peserta didik perlu belajar untuk menyampaikan
perasaan dan pendapatnya, saling mendengarkan, dan menghormati perbedaan
pandangan.
6.) Kegiatan literasi perlu mengembangkan kesadaran terhadap keberagaman
Warga sekolah perlu menghargai perbedaan melalui kegiatan literasi
disekolah.Bahan bacaan untuk peserta didik perlu merefleksikan kekayaan budaya
Indonesia,agar mereka dapat terpajang pada pengalaman multicultural.
8. TahapPelaksaanGerakanLiterasi Sekolah
Progam Gerakan Literasi Sekolah dilaksanakan dengan mempertimbangkan
kesiapan sekolah diseluruh Indonesia.kesiapan ini mencangkup kesiapan kapasitas
sekolah (ketersediaan fasilitas, bahan bacaan,sarana,prasarana literasi),kesiapan
16

warga sekolah, dan kesiapan sistem pendukung lainya (partisipasi publik,


dukungan kelembagaan,dan perangkat kebijakanyang relevan).
1) Pembiasaan Kegiatan Membacam yang Menyenangkan diEkosistem Sekolah.
Pembiasaan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat terhadap bacaan dan
terhadap kegiatan membaca dalam diri warga sekolah.Penumbuhan minat baca
merupakan hal funda mental bagi pengembangan kemampuan literasi peserta
didik.Salah satu cara untuk menumbuhkan baca adalah membiasakan warga
sekolah membaca buku selama 15 menit setiap hari.Menetapkan jamwajib
membaca bagi siswa selama 15 menit,yang dilaksanakan sebelum jam pelajaran
berlangsung merupakan salah satu kegiatan yang penting untuk membiasakan
anak gemar membaca.
Dalam kegiatan membaca ini dukung oleh penumbuhan iklim literasi sekolahyang
baik.Dalam tahap pembiasaan,iklim literasi sekolah diarahkan pada pengadaan
pengembangan lingkungan fisik, seperti:
a) Buku-buku nonpelajaran(novel, kumpulan cerpen, buku ilmiah popular,
majalah,komik, dsb).
b) Sudut bacakelas untuk tempat koleksi bahan bacaan
c) Poster-poster tentang motivasi pentingnya membaca.
Pinsip-prinsip kegiatan membaca di dalam tahap pembiasaan dipaparkan berikut
ini:
a) Guru menetapkan waktu 15 menit membaca setiap hari.
Sekolah bisa memilih menjadwalkan waktu membaca di awal,tengah,atau akhir
pelajaran,bergantung pada jadwal dan kondisi sekolah masing-masing. Kegiatan
membaca dalam waktu pendek,namun sering dan berkala lebih efektif dari pada
satu waktu yang panjang namun jarang(misalnya1 jam/minggu pada hari tertentu).
b) Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku nonpelajaran
c) Peserta didik dapat diminta membawa bukunya sendiri dari rumah.
d) Bukuyang dibaca/dibacakan adalah pilihan peserta didik sesuai minat dan
kesenangannya.
e) Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini tidak diikuti oleh tugas-
tugas yang bersifat tagihan/penilaian.
17

f) Kegiatan membaca/membacakan buku ditahap ini dapat diikuti oleh diskusi


informal tentang buku yang dibaca/dibacakan. Meskipun begitu, tanggapan
peserta didik bersifat opsional dan tidak dinilai.
g) Kegiatan membaca/membacakan buku ditahap ini berlangsung dalam suasana
yang santai,tenang, dan menyenangkan.Suasana ini dapat dibangun melalui
pengaturan tempat duduk, pencahayaan yang cukup terang dan nyaman untuk
membaca, poster-poster tentang pentingnya membaca.
h) Dalam kegiatan membaca dalam hati, guru sebagai pendidik juga ikut
membaca buku selama 15 menit
2)Pengembangan minat baca untuk meningkatkan kemampuan literasi.
Kegiatan literasi pada fase ini bertujuan mengembangkan kemampuan memahami
bacaan dan mengaitkanya dengan pengalaman pribadi,berpikir kritis,dan
mengolah komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi buku
pengayaan. Pengembangan minat baca yang berdasarkan pada kegiatan membaca
15menit setiap hari mengembangkan kecakapan literasi melalui kegiatan non
akademis(tagihan non akademis yang tidak terkait dengan nilai dapat dilakukan).
3) Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Literasi
Guru menggunakan strategi literasi dalam melaksanakan pembelajaran (dalam
semua mata pembelajaran). Pelaksanaan strategi literasi didukung dengan
mengatur penggunaan pengatur grafis.Selain itu semua mata pelajaran sebaiknya
menggunakan ragam teks(cetak/ visual/ digital) yang tersedia dalam buku-
buku pengayaan atau informasi lain di luar buku pelajaran.Guru diharapkan
bersikap kreatif dan proaktif mencari referensi pembelajaran yang
relevan.Pelaksaan pembelajaran berbasis literasi ini mendukung pelaksaan
krikulum 2013 yang mensyaratkan peserta didik membaca buku nonteks pelajaran
berupa buku tentang pengetahuan umum,kegemaran,minat,khusus,atau teks
multimodal,danjuga dapat dikaitkan dengan mata pelajaran tertentu sebanyak
enam buku bagi siswa SD,dua belas buku bagi siswa SMP, dan delapan belas
buku bagi siswa SMA/SMK. Buku laporan kegiatan membaca ini disediakan
oleh wali kelas. Judul dan jumlah buku yang telah dibaca dijadikan bahan
pertimbangan pada saat kenaikan kelas atau kelulusan jenjangt ertentu.
9. Pembelajaran Bahasa Indonesia
18

Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang selalu dilakukan


disetiap sekolah diIndonesia.Pembelajaran Bahasa Indonesia harus ada dalam
pendidikan,agar peserta didik diIndonesia mampu memahami bahasa
Indonesia.Pembelajaran bahasa Indonesia perlu untuk dipelajarai dan dipahami
secara baik dan benar, karena pembelajaran ini mempunyai empat aspek
keterampilan berbahasa yang perlu dimiliki siswa diantaranya kemapuan
mendengar, berbicara, membaca, dan menulis.
Menurut Purwanto (1997:4) metodologi mengajar bahasa Indonesia menyatakan
bahasa sebagai alat komunikasi, saling berbagi pengalaman, memahami perasaan
orang lain, dan sebagai sarana mengekspresikan diri.Menurut Alfianto(2006)
Pendidikan bahasa Indonesia yaitu salah satu mata pelajaran penting yang harus
diajarkan pada siswa di sekolah dasar karena mata pelajaran bahasa Indonesia
diumpamakan seperti ulat yang berproses menjadi kupu-kupu
19

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran bahasa


Indonesia adalah mata pelajaran yang penting diajarkan pada siswa karena
berfungsi sarana komunikasi,salingberbagai pengalaman,memahami perasaan
orang lain, dan sebagai sarana mengekspresikan diri.
2.2. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Hasil penelitian Faradina (2017) tentang” Pengaruh Program Gerakan
Literasi Sekolah terhadap minat baca siswa di sekolah dasar islam terpadu
muhammadiyah An-Najah Jatinom Klaten, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh dan hambatan program literasi sekolah terhadap minat baca
siswa. Metode penelitian yang dilakukan adalah pendekatan kuantitatif. Sampel
penelitian siswa kelas 4 dan 5 berjumlah 126 siswa. pengumpulan data dengan
metode angket, wawancara, dan dokumentasi.
2. Hasil penelitian Yunitha Fajarwati (2020) tentang “Pengaruh Kemampuan
Literasi Informasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa SAM N 1 Depok”, Penelitiam
ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan literasi informasi, prestasi belajar
siswa SMA N 1 Depok, dan pengaruh kemampuan literasi informasi terhadap
prestasi belajar. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan
metode penelitian survey. Pada penelitian ini, model literasi yang digunakan
adalah model The Big6 Skills.Penelitian ini membahas kemampuan literasi
informasi siswa terhadap prestasi belajar siswa. hasil penelitian menunjukkan
bahwa kemampuan literasi informasi siswa adalah cukup dan terdapat pengaruh
kemampuan literasi informasi terhadap prestasi belajar siswa.
2.3.Kerangka Pikir
Sekolah sebagai lembaga pendidikan berkewajiban memberi keluasan belajar pada
siswa untuk mengembangkan dirinya seoptimal mungkin. Akan tetapi,
kenyataannya sering didapatkan sejumlah siswa yang prestasi belajarnya jauh
dibawah ukuran rata-rata yang ditetapkan.Adapula siswa yang mempunyai
prestasi belajar yang gemilang. Hal ini tentu diperahuri oleh faktor- faktor belajar
yang mungkin secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada prestasi
belajar khususnya mata pelejaran Bahasa Indonesia yaitu membaca nyaring siswa
kelas III 347 Lamasi Pantai. Oleh sebab itu dibutuhkan sebuah model dan minat
yang efektif kepada seluruh siswa kelas III SDN347 Lamasi Pantai utamanya
20

dalam Membaca Nyaring penelitian ini akan mengkaji tentang meningkatkan


minat membaca nyaring menggunakan model pembelajaran Literasi kelas III di
SDN 007 TeteUri . Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis untuk menjawab
permasalahan penelitian ini. Untuk lebih jelasnya, digambarkan pada bagan
berikut ini:

Minat Belajar Membaca Nyaring Siswa Rendah

Minat siswa kurang


Bosan
Tidak antusias
Cenderung bermain

Tahap (pembiasaan) membaca 15 menit yang


menyenangkan
Tahap (Pengembangan) memahami bacaan, mengaitkan
dengan pengelaman pribadi, berpikir kritis.
Tahap (Pembelajaran)
Gambar 1semua mata pelajaran
: Kerangka Pikir menggunakan
ragam teks (cetak/visual/digital)

Minat Membaca Nyaring Siswa Meningkat


BAB III
METODEPENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini mengunakan PenelitanTindakanKelas(PTK).Menurut Arikuntu
(2013:3), menyatakan bahwa penelitian tindakan tindakan kelas adalah suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah tindakan , yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama. Penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi
pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam proses
pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah yang
terjadi dilaksanakan di SD Negeri 347 Lamasi pantai.
3.2. Lokasi danWaktu Penelitan
Penelitian ini dilakukan diSDN 347 Lamasi Pantai yang terletak diKec.
Walendrang timur,Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan Lokasi penelitian
ini ditetapkan karena diSDN 347 Lamasi Pantai peneliti menemukan masalah
yang dianggap berpengaruh terhadap kurangnya minat membacapada proses
pembelajaran khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini dilakukan
padat ahun ajaran 2021/2022.
3.3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN 347 Lamasi Pantai yang
berjumlah 18 orang. Siswa berjenis kelamin laki-laki berjumlah 9 orang
sedangkan siswa berjenis kelamin perempuan berjumlah 9 orang.
22

3.4. Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom
Action Research.Setiap siklus dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari empat
komponen yaitu perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (action),
observasi/pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting) dalam suatu spiral
yang saling terkait.Hubungan keempat component tersebut dipandang sebagai
siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Planning

Reflecting Action

Observing
Keterangan:
a. Tahap awal tindakan(planning)yaitu penyusunan perangkat pembelajarn
sesuai dengan prapenelitian.
b. Tahap pelaksanaan tindakan (acting) yaitu melaksanakan perangkat
pembelajaran yang dibuat sebelumnya.
c. Tahap pengamatan langsung (observing) yaitu pengamatan langsung di
Kelas dimana yang diamati adalah tingkahlang siswa dengan menggunakan
instrumen penelitian.
d. Refleksi (reflecting) yaitu data yang diperoleh dijadikan sebagai bahan
pertimbangan untuk siklus selanjutnya

3.5. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah berupa observasi, angket,
dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi adalah suatu kegiatan pengamatan(pengambilan data) untuk memotret
seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.Kegiatan observasi dilakukan
selama kegiatan pembelajaran berlangsung,sehingga perubahan- perubahan yang
terjadi setelah dilakukan tindakanakan dapat diketahui dalam observasi ini. Pada
23

penelitian ini observasi digunakan peneliti untuk mengukur model Literasi pada
pembelajaran membaca siswa kelas III serta dapat mengetahui minat belajar
siswa. Penelitin pelaksanaa npembelajaran diberikan dalam bentuk centang atau
ceklis antara instrument yang sama.
2. Angket
Angke tatau questioner adalah seperangkat pertanyaan yang disusun secara logis,
sistematis tentang konsep yang menerangkan tentang variabel-variabel yang
diteliti.Angket diberikan kepada siswa,diperlukan untuk membantu melengkapi
lembar observasi dalam hal mengukur partisipasi siswa dan masukan untuk
perbaikan mengajar guru dalam menerapkan model pembelajaran Literasi.Angket
biasanya digunakan untuk mendapatkan data subyek dalam penelitian.
3. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai kegiatan siswa
kelas III selama proses pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung.
Dokumentasi berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), jumlah
guru dan siswa, alat atau media yang digunakan, nilai siswa sebelum dan sesudah
penelitian, foto yang dapat memperkuat penelitian.
3.6. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang terdapat dalam penelitian inia dalah:
1.Lembar observasi
a. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran
Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran Literasi terhadap minat
belajar siswa yang bertujuan untuk mengetahui seberapa baik keterlaksanaan
model pembelajaran pada saat proses belajar diberjalan. Lembar observasi
keterlaksanaan pembelajaran terlampir di lampiran 1.
b. Lembar observasi aktivitas belajar siswa
Lembar observasi aktivitas belajar siswa digunakan untuk melihat,mendata,dan
mengukur aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran.Data lembar hasil
observasi aktifitas belajar siswa digunakan untuk melihat sejauh mana efektivitas
dan produktivitas siswa melaksanakan pembelajaran yang akan diisi oleh
observer.Lembar observasi aktivitas belajar siswa terlampir di lampiran 2.
24

Tabel 1. Kisi-kisi lembar observasi aktivitas siswa


No. Uraian No butir Jumlah butir
1. Materi pembelajaran 1,2,3,4 4
2. Kelompok belajar 5,6,8 3
3. Proses pembelajaran 7,9,10 3
Jumlah 10

2 . Angket minatsiswa
Angket digunakan untuk mengetahui minat siswa terhadap model pembelajaran
Literasi. Angket diberikan setelah pelaksanaan pembelajaran, angket dibuat
dengan memperhatikan indikator yang ingin dicapai, yaitu: perasaan senang,
keterlibatan siswa, ketertarikan, dan perhatian siswa. Lembar angket minat siswa
terlampir di lampiran 3.
Tabel 2. Kisi-kisi lembar angket minat siswa
No. Uraian No butir Jumlah butir
1. Perasaan senang 1,2,3,4 4
2. Kelompok belajar 5,6,7,8 4
3. Katertarikan 9,10,11,12,13,14 6
4. Perhatian siswa 15,16,17,18,19,20 6
Jumlah 20

3.7. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data dalam rangka menyusun dan mengelola data yang terkumpul
sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung
jawabkan maka digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi
digunakan data kualitatif. Cara perhitungan untuk mengetahui ketuntasan belajar
siswa dalam proses belajar mengaja rsebagai berikut:
1.Merekapitulasi hasil dari angket.
2. Menghitung jumlah skor yang tercapai dan persentasenya untuk masing-
masing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan.
3. Menganalisis hasil obserasi yang dilakukan oleh teman sejawat pada
keterlaksanaan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar
mengajar belangsung.
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian,maka teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis data secara kuantitatif dengan penyajian hasil temuan
25

dan kesimpulan serta analisis dalam deskriptif naratif menggunakan rumus


sebagai berikut:

Keterangan :
P: Presentase
F : Frekuensi
N : Jumlah Keseluruhan Siswa
Setiap pertanyaan diberi bobot nilai,hasil penjumlahan skor setiap pertanyaan
akan dibagi dengan jumlah responden sehingga diperoleh rata-rata skor setiap
pertanyaan.Pola kategori sasi yang digunakan dalam menentukan pengaruh model
pembelajaran kooperatif dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar menurut
Iskandar(Nur’Aini, 2013:53). Secara kontinum, dapat dibuat kategori sebagai
berikut :

Tabel3, Kategori ketercapaian keberhasilan hasil observasi dan angket minat belajar siswa
Tingkat kategori keberhasilan Predikat keberhasilan
81%-100% Sangat tinggi
61%-80% Tinggi
41%-60% Sedang
21%- 40% Rendah
0%- 20% Sangat rendah
Sumber.iskandar (Nur’ Aini,2013:53)

3.8. Indikator Keberhasilan


Indikator keberhasilan ini yaitu apabila 75% telah mencapai nilai minat
membaca ≥ 70. Secara klasikal, dikatakan tuntas apabila terjadi peningkatan minat
membaca siswa, yaitu dari siklus I ke siklus II mencapai kategori tinggi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian tindakan
kelas(PTK) yang dilaksanakan dikelas III SDN 347 Lamasi Pantai Kota Palopo.
Penelitian ini menggunakan 2 siklus yang dilakukan untuk memperoleh data
tentang minat belajar. Setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan,masing- masing
siklus menggunakan model pembelaran Literasi. Sebelum melakukan penelitian
penulis melakukan pra siklus terlebih dahulu untuk mendapatkan data awal siswa
kelas III SDN 347 Lamasi Pantai yang dilaksanakan pada tanggal 08 Oktober
2021.
1. Deskripsi Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran siklus I terdiri atas empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaaan (tindakan), hasil pengamatan (observasi), dan refleksi.
Keempat tahap tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Perencanaan dilakukan untuk menyusun perangkat pembelajaran selama kegiatan
pembelajaran bahasa Indonesia dilaksanakan meliputi komponen sebagai berikut:
1. Silabus mata pelajaran bahasa Indonesia
2. Melakukan analisis kurikulum dengan Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar(KD) yang sesuai dengan pembelajaran yang disampaikan.
3. Berkalaborasi bersama guru kelas menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran(RPP)tema 2 menyayangi tumbuhan dan hewan subtema 2 manfaat
tumbuhan bagi kehidupan manusia pembelajaran 6.
4. Menyusun lembar observasi dan lembar penilaian mengenai minat membaca
siswa.
b . Pelaksanaan (tindakan)
1) PertemuanI
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin tanggal 11 Oktober 2021 dengan
mengalokasi waktu 2× 35 menit,yang diikuti oleh 15 siswa. Kegiatan yang
dilaksanakan adalah :
a) Kegatanawal
27

Kegiatan awal yang dilaksanakan yaitu membuka pembelajaran dengan


mengucapkan salam,mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing sebelum mengawali pelajaran,menanyakan kabar dan
mengecek kehadiran siswa, setelah itu siswa membaca 15 menit dimulai dengan
menceritakan tentang kisah masa kecil salah satu tokoh dunia, kesehatan,
kebersihan, makanan/minuman sehat, cerita inspirasi dan motivasi.
b) Kegiatan inti
Kegiatan pertama yang dilakukan adalah memberikan pemahaman kepada siswa
seputar materi dan siswa menyimak penjelasan tersebut,walaupun masih ada
beberapa siswa yang tidak menyimak penjelasan.Kedua,memberikan kesempatan
kepada siswa untuk membaca dongeng,setelah siswa memahami guru
memberikan pertanyaan seputar dongeng tentang melaksanakan sikap yang baik
atau moral yang baik. Ketiga,guru membagi siswa kedalam kelompok, setiap
kelompok beranggotakan 3-4 siswa. Keempat, siswa berdiskusi terkait pesan
moral apa yang ada pada dongeng tersebut. Kelima, setiap siswa maju kedepan
mewakili kelompoknya membacakan dongeng tersebut dengan suara yang
nyaring dan menyampaikan moral apa yang terdapat pada dongeng tersebut.
Ketujuh, guru memberikan penguatan tentang pentingnya sikap saling
menghargai dan saling membantu.
c) Kegiatan akhir
Kegiatan penutup yang dilakukan adalah bersama siswa melakukan refleksi
kegiatan pembelajaran dan mengakhiri pembelajaran sebelum siswa keluar untuk
istirahat.
2) PertemuanII
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 13 Oktober 2021 dengan
alokasi yang diikuti oleh 16 siswa. Kegiatan yang dilakukan antara lain sebagai
berikut:
a. Kegiatan awal
Kegiatan awal yang dilaksanakan yaitu membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam,mengajak semuasiswa berdoa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing sebelum mengawali pelajaran,menanyakan kabar dan
28

mengecek kehadiran siswa, setelah itu siswa membaca 15 menit sebelum pelajaran
dimulai. sebelum membacakan buku guru menjelaskan tujuan kegiatan literasi.
b. Kegiatan inti
Kegiatan pertama yangdilakukan adalah memberikan pemahaman kepada siswa
seputar materi dan siswa menyimak penjelasan tersebut. Kedua, memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membaca dongengtentang“Petani dan Anak
Harimau”, setelah siswa memahami dongeng guru memberikan pertanyaan
seputar dongeng tentang Petani dan Anak Harimau,Ketiga,guru meminta kepada
siswa untuk menanggapi dongeng tersebut.Keempat, guru meminta 1 persatu
siswa untu membaca dongeng tersebut dengan suara nyaring. Kelima, siswa dan
guru saling berdiskusi terkait dongeng tersebut. Keenam, guru memberikan
penguatan tentang pentingnya sikap saling menghargai dan saling membantu.
c. Kegiatan akhir
Kegiatan pertama yang dilakukan adalah guru melakukan penilaian dengan suara
nyaring yang memperoleh poin tertinggi mendapat julukan good. Kedua,guru
bersama siswa melakukan refleksi kegiatan pembelajaran dan mengakhiri
pembelajaran dengan doa dan salam
3) Pertemuan III
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari tanggal 18 Oktober 2021 dengan alokasi
waktu2 × 35menit,yang diikuti oleh 18 siswa. Kegiatan yang dilakukan antara lain
sebagai berikut:
a. Kegiatan awal
Kegiatan awal yang dilaksanakan yaitu membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam,mengajak semuasiswa berdoa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing sebelum mengawali pelajaran,menanyakan kabar dan
mengecek kehadiran siswa, setelah itu siswa membaca 15 menit dimulai dengan
menceritakan tentang kisah masa kecil salah satu tokoh dunia, kesehatan,
kebersihan, makanan/minuman sehat, cerita inspirasi dan motivasi. sebelum
membacakan buku guru menjelaskan tujuan kegiatan literasi..

b. Kegiatan inti
29

Kegiatan pertama yang dilakukan adalah semua siswa berkumpul di pojok baca .
Kedua, memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dongeng tentang
Kisah Semut dan Merpati, setelah siswa memahami teks guru memberikan
pertanyaan seputar teks tentang Kisah Semut dan Merpati.Ketiga, guru membagi
siswa kedalam kelompok,setiap kelompok beranggotakan 3-4 siswa.
Keempat,guru memberikan soal.Kelima, setelahs iswa paham dengan bacaan dan
telah mendiskusikan dengan teman kelompoknya kemudian guru mempersilahkan
setiap perwakilan kelompok untuk berdiri dan menceritakan kembali dongeng
tersebut dengan suara nyaring.
c. Kegiatan akhir
Kegiatan penutup yang dilakukan adalah bersama siswa melakukan refleksi
kegiatan pembelajaran dan mengakhiri pembelajaran sebelum siswa keluar untuk
istirahat.
c. Pengamatan (observasi)
Pengamatan dilakukan secara bersamaan pada saat pelaksanaan tindakan. Pada
tahapini,peneliti dibantu obsever melakukan pengamatan dan mencatat semua hal
yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Aspek
yang dinilai yaitu aktivitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung.Observasi ini digunakan untuk mengamati secara cermat terhadap
penggunaan model Literasi dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Hasil
observasi yang telah direkap didapatkan hasil sebagai berikut.
1. Hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran
Tabel 4. Nilai observasi keterlaksanaan pembelajaran siklus I
No Jumlah nilai Presentase(%) Kategori
1. 4 25 Sedang
2. 8 50 Tinggi
3. 10 62 Tinggi
Rata-rata keterlaksanaan siklus I 46% Sedang
Sumber : Data primer diolah (2021)
Tabel 4 menunjukkan bahwa siklus I observasi keterlaksanaan pembelajaran
selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pada pertemuan pertama nilai 4
dengan persentase 25%(sedang),pertemuan kedua nilai 8 dengan persentase 50%
(tinggi), dan pada pertemuan ketiga nilai 10 dengan persentase 50%(tinggi).
2. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa siklus I
30

Tabel 5. Nilai observasi aktivitas siswa siklus I


Pertemuan Jumlah nilai Pesentase(%) Kategori
Pertama 18 45 Sedang
Kedua 22 55 Sedang
Ketiga 26 65 Tinggi
Rata-rata minat membaca siswa 55% Sedang
Sumber: data primer setelah diolah (2021)
Tabel 5 menunjukkan bahwa pada siklus I observasi aktivitas siswa selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan jumlah nilai akhir. Pertemuan
pertama nilai 18 dengan persentase 45% (sedang),pertemuan kedua nilai 22
dengan persentase 55%(sedang), dan pertemuan ketiga nilai 26 dengan presentasi
65%(tinggi).
3. Angket minat belajarsiswa selama pembelajaran
Angket minat belajar siswa selama pembelajaran menggunakan model
pembelajaran literasi dapat dilihat hasilnya pada tabel 8 di bawah ini
Tabel 6. Hasil angket minat belajar siswa siklus 1
No. Nama siswa Persentase(%) Kategori

1. AAA 51,2 Sedang


2. AY 56,2 Sedang
3. AAS 60 Sedang
4. FI 73,7 Tinggi
5. F 63,7 Tinggi
6. HNA 51,2 Sedang
7. MIH 51,2 Sedang
8. MIA 53,2 Sedang
9. MFL 51,2 Sedang

10. MZM 55 Sedang


11. NA 53,7 Sedang
12. NS 57,5 Sedang
13. NI 58,7 Sedang
PS 67,5 Tinggi
15. RF 50 Sedang

16. R 66,2 Tinggi


17. S 63,7 Tinggi
18. SS 61,2 Tinggi
Nilai rata-rata 58,125 Sedang
Sumber : Data primer setelah diolah (2021)
31

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai rata-rata angket minat membaca
siswa kelas III SDN 347 Lamasi Pantai yaitu 58,1% dalam kategori sedang. Hasil
angket siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas III SDN 347 Lamasi
Pantai pada siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan yaitu 75%.
d. Refleksi
Tahap selanjutnya adalah tahap refleksi, refleksi yang dilakukan pada akhir siklus
untuk membahas dan memperbaiki tindakan yang telah dilakukan. kegiatan
refleksi ini berdasarkan hasil observasi aktifitas guru dan siswa pada pembelajaran
bahasa Indonesia menggunakan model literasi. Hasil observasi menunjukkan
bahwa keterlaksanaan model literasi pada pembelajaran bahasa Indonesia belum
semuanya dilakukan, sedangkan hasil lembar skala minat membaca siswa siklus I
menunjukkan bahwa rata-rata minat membaca nyaring kelas III SDN 347 Lamasi
Pantai sebesar 58,1% belum mencapai keberhasilan yaitu 75%.
Faktor penyebab minat membaca nyaring siswa kelas III SDN 347 Lamasi Pantai
sehingga tidak mencapai indicator keberhasilan adalah sebagai berikut:
1) Rasa malas siswa dalam membaca buku
2) Siswa kurang aktif disaat guru memberi kesempatan dalam mengajukan
pertanyaan mengenai pemahaman mereka tentang materi yang diajarkan
peneliti
3) Siswa lebih banyak bemain daripada membaca
4) Pembagian kelompok yang masih berantakan dikarenakan siswa ada yang
tidak ingin pisah dengan teman sebangkunya
Untuk mengatasi masalah di atas peneliti akan melakukan perbaikan dan
menindak lanjutinya dengan memberikan perbaikan pada siklus II
1. Pembagian kelompok diskusi berdasarkan prestasi sehingga terjadi transfer
dan kontruksi pengetahuan antara siswa yang belum paham dapat bertanya
langsung kepada langsung kepada temannya sehingga adanya proses
kerjasama yang terjalin.
2. Setiap kelompok diminta maju secara bergantian untuk memaparkan hasil
diskusinya
3. Setiap siswa diberikan 1 petanyaan agar kembali focus dalam belajar
32

4. Setiap kelompok yang berani maju kedepan memaparkan hasil diskusi


kelompok diberikan pujian dengan tepuk tangan sebagai bentuk motivasi.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Penelitian ini dilaksanakan dengan cara mengikuti alur penelitian tindakan
kelas.Langkah kerja dalam penelitian ini terdiri atas tahap perencanaan,tahap
pelaksanaan, tahap observasi,dan refleksi.Data yang disajikan merupakan hasil
pengamatan dengan menggunakan lembar angket respon siswa,lembar observasi
aktivitas guru dan siswa.Siklus kedua dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan
dengan memperhatikan hal-hal yang telah dilakukan pada siklus pertama.
Melengkapi kekurangan-kekurangan yangditemui pada siklus pertama dan siklus
kedua dilakukan berdasarkan refleksi siklus pertama. Hal-hal yang akan diuraikan
meliputi deskripsi tiap siklus dan hasil dari penelitian

a. Perencanaan
1) Menyusun rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP)RPP untuk II disusun
sebelum kegiatan penelitian tindakan kelas dilakukan dan berdasarkan hasil
refleksi pada siklus I. RPP berisi tentang perencanaan kegiatan pembelajaran yang
akan disampaikan yang sesuai dengan langkah-langkah model literasi yang
digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran bahasa
Indonesia di kelas III SDN 347 Lamasi Pantai II
2) Menyiapkan media pembelajaran yang digunakan Siklus II ini menggunakan
media seperti gambar, poster-poster.
3) Menyusun lembar observasi
Menyusun lembar observasi yang digunakan untuk mengamati kegiatan guru
dan siswa dalam pelaksaan pembelajaran dengan menggunakan literasi.
b. pembelajaran
Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan untuk melaksanakan pembelajaran atau
penelitian dengan menggunakan perangkat pembelajaran sesuai scenario
pembelajaran dalam rencana pembelajaran (RPP) melalui tahap kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. tahap pelaksanaan tindakan ini peneliti
menggunakan model literasi dalam pembelajaran. Siklus II dilaksanakan dalam
tiga kali pertemuan yaitu pada tanggal 27 oktober, 01 dan 03 November 2021.
33

Penulis pada pelaksanaannya bertugas sebagai pengajar, pendidik, dan


pembimbing siswa dan dibantu rekan penulis yaitu S untuk mengamati
berlangsungnya proses pembelajaran dari awal hingga akhir kegiatan
pembelajaran. Uraian kegiatan yang dilakukan pada siklus II sebagai berikut.
1) Pertemuan I
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari rabu tanggal 27 Oktober dengan
alokasi waktu 2× 35 menit, yang diikuti oleh 18 siswa.Materi yang dibahas pada
pertemuan pertama siklu sII ini adalah memahami informasi tentang cara
perawatan tumbuhan.
a) Kegiatan awal
Langkah awal yang dilakukan penulis adalah memulai proses pembelajaran
dengan mengucapkan salam,mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing untuk mengawali pembelajaran. Peneliti
bertanya tentang pembelajaran sebelumnya. seperi biasanya sebelum pelajaran
dimulai siswa membaca buku 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Setelah itu
Siswa menyimak guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan
hari ini
b) Kegiatan inti
Siswa diminta berkumpul di pojok baca setelah itu proses belajar di mulai
siswapun menyimak penjelasanguru yangmenyampaikan informasiatau garis
besarmaterimengenaiHutan Bakau, Sisambuk hijau dan pelindung pantai. Siswa
yang ramai sendiri diberikan pertanyaan oleh guru, agar siswa kembali fokus
memperhatikan guru. Setelah itu siswa membentuk menjadi 4 kelompok,membaca
teks Hutan Bakau, Sisambuk hijau dan Pelindung pantai dan masing-masing
kelompok mewakili setiap kelompoknya untuk membacakan teks tersebut. Guru
memberikan apresiasi kepada kelompok yang bersuara nyaring dan jelasdan
semua kelompok yang telah mempresentasikan hasil kerja mereka di depan kelas
sebagai pujian untuk siswa lebih semangat lagi dalam belajar.
c ) Kegiatan akhir
Kegiatan pertama yang dilakukan guru bersama siswa melakukan refleksi
mengenai pelejaran sudah berlangsung tentang kesulitan dan kemudahan dalam
34

proses membaca. Selanjutnya guru mengakhiri pembelajaran dengan doa dan


salam.
2) Pertemuan II
Pertemuan kedua dilaksankan pada hari Senin tanggal 1 November2020 dengan
alokasi waktu 2× 35menit,yang diikuti oleh 17 siswa. Sebelum memulai
pembelajaran guru terlebih dahulu mengkondisikan siswa menyanyi lagu-lagu
nasional. Materi yang dibahas pada pertemuan kedua siklus II ini adalah cerita
pendek.Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua ini sama
dengan yang dilakukan pada pertemuan pertama sebagai berikut:
a) kegiatan awal
Langkah awal yang dilakukan adalah memulai proses pembelajaran dengan
mengucap salam mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing untuk mengawali pelajaran seperti biasa siswa harus
membaca buku selama 15 menit.Setelah itu guru bertanya tentang pembelajaran
pada pertemuan sebelumnya. siswa berani untuk mengangkat tangan dan
menjawab pertnyaan dan setiap siswa yang menjawab diberikan tepuk tangan.
guru memberikan apreseasi definisi cerita pendek dan ciri-ciri cerita pendek.
b) Kegiatan inti
Kegiatan inti, yang dilakukan adalah materi dan siswa menyimak penjelasan
tersebut. siswa yang ramai sendiri diberikan pertanyaan oleh guru, agar siswa
kembali fokus memperhatikan guru. Kemudian, siswa dan guru berdiskusi tentang
pengalaman melaksanakan tugas sehari-hari, setelah itu guru menyuruh siswa
membaca teks kegiatan dihari minggu. Kemudian guru menunjukkan satu persatu
menceritakan kegiatan apa saja yang dia lakukan selama di rumah dengan
bersuara nyaring agar siswa lebih semangat membaca siswa diberikan hadiah
seperti buku atau pulpen.
c) Kegiatan akhir
Kegiatan pertama yang dilakukan adalah guru bersama siswa melakukan refleksi
mengenai pelajaran yang telah berlangsung tentang kesulitan dan kemudahan
dalam proses membaca. kedua guru memberikan penguatan dan kesimpulan
seputar materi yang dipelajari hari ini. Ketiga guru mengakhiri pembelajaran
dengan doa dan salam.
35

3) Pertemuan III
Pertemuan ketiga yang dilaksanakan pada hari rabu tanggal 3November 2021

dengan alokasi waktu 2 35 menit, yang diikuti oleh 18siswa. Materi yang dibahas

pada pertemuan ketiga siklus II adalah tokoh utama dalam cerita pendek.Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan pada pertemuan ketiga ini sama dengan yang dilakukan
pada pertemuan sebelumnya sebagai berikut :
a) Kegiatan awal
Langkah awal yang dilakukan adalah proses pembelajaran dengan mengucapkan
salam, mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing untuk mengawali pelajaran. Ketua kelas memimpin untuk
menyanyikan lagu nasional sebagai bagian dari upaya menumbuhkan semangat
dan wawasankebangsaan pada generasi muda dan pelajar.
b) Kegiatan inti
Guru mulai mengabsen dan mengecek kesiapan belajar siswa.Guru bertanya
tentang pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. Siswa berani mengangkat
tangan menjawab pertanyaan. Setelah itu gurupun menuruh siswa menjelaskan
materi menggunakan media gambar pada buku pelajaran dengan suara nyaring.
Memberikan pengenalan luasa tentang materi
c) Observasi
Tahap observasi dilakukan dengan mengamati aktivitas guru dan siswa selama
proses pembelajaran bahasa indonesia dengan menggunakan model Literasi.
pelaksanaan observasi berpedoman pada lembar observasi yang telah disediakan
yaitu angket respon minat membaca siswa, lembar observasi aktivitas guru dan
siswa. Hasil observasi dirakap didapatkan hasil sebagai berikut.
1) Hasil pengamatan terhadap guru selama kegiatan belajar mengajar
36

Tabel 7. Nilai observasi keterlaksanaan pembelajaran siklus II


No. Pertemuan jumlah nilai Kategori
1. 12 75 Tinggi
2. 13 81 Sangat tinggi
3. 14 87 Sangat tinggi
Nilai rata-rata keterlaksanaan siklus II 81,2% Sangat tinngi
Sumber : Data primer setelah diolah (2021)
Tabel 7 menunjukkan bahwa siklus II observasi keterlaksanaan pembelajaran
selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pada pertemuan pertama nilai 12
dengan persentase 75% kategori(tinggi),pertemuan kedua nilai 13 dengan
persentase 81% kategori (sangat tinggi),dan pertemuan ketiga,nilai 14 dengan
persentase 87% persentase (sangat tinggi).
2) Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung.
Tabel8. Nilai observasi aktivitas siswa siklusII
No. Pertemuan Jumlah nilai Presentase(%) Kategori
1. Pertama 30 75 Tinggi
2. Kedua 32 80 Sangat tinggi
3. ketiga 36 90 Sangat tinggi
Nilai rata-rata minat membaca siswa 82% Sangat tinggi
Sumber : Data primer setelah diolah(2021)
Tabel 8 munjukkan bahwa terjadi peningkatan persentase minat belajar siswa
pada setiap pertemuan pada siklus II.Adapun rata-rata persentase untuk
keseluruhan minat siswa dari pertemuan pertama hingga pertemuan terakir adalah
sebesar 82% termasuk dalam kategori sangat tinggi.Minat belajar siswa kelas III
SDN 347 Lamasi Pantai saat diterapkan model pembelajaran literasi pada siklus
II dalam pembelajan bahasa Indonesia telah meningkat yaitu dalam kategori
sangat tinggi dan telah mencapai indikator keberhasilan yaitu 75%.
3) Angket minat belajar siswa selama pembelajaran
Angket minat belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan
model pembelajaran Literasi dapat dilihat hasilnya pada tabel 13 di bawah ini.
37

Tabel9. Hasil angket minat belajar siswasiklusII


NO Nama Siswa Persentase(%) Kategori
1. AAA 78,7 Tinggi
2. A 77,5 Tinggi
3. AAS 81,2 Sangat Tinggi
4 FI 85 Sangat Tinggi
5. F 91,2 Sangat Tinggi
6. HNA 82,5 Sangat Tinggi
7. MIH 76,2 Tinggi
8 MIA 85 Sangat Tinggi
9. MFL 80 Sangat Tinggi
10. MZM 83,7 Sangat Tinggi
11. NA 78,7 Tinggi
12. NS 78,7 Tinggi
13. NI 87,5 Sangat Tinggi
14. PS 78,7 Tinggi
15. RF 90 Sangat Tinggi
16. R 86,2 Sangat Tinggi
17. S 85 Sangat Tinggi
18. SS 81,2 Sangat Tinggi
Nilai rata-rata 82,6 Sangat Tinggi
Sumber : data primer setelah diolah (2021)
Tabel 9 diatas, diketahui bahwa nilai rata-rata angket minat belajar siswa kelas
III SDN 347 Lamasi Pantai yaitu 82,6% dalam kategori sangat tinggi. Hasil angket
siswa pada pelajaran bahasa Indonesia kelas III SDN 347 Lamasi Pantai pada
siklus II telah mencapai indikator keberhasilan yaitu 75%.
d. Refleksi
Paparan data dan temuan-temuan pada siklus II, diperoleh hal sebagai berikut:
1) Peneliti telah melaksanakan pembelajaran dengan keterlaksanaan
pembelajaran 82% dengan kategori sangat tinggi. Hal ini sesuai dengan indikator
keberhasilan proses pembelajaran yaitu 75%.
2) Rata-rata minat membaca siswa selama pembelajaran siklus II dengan
menggunakan model pembelajaran Literasi adalah 82% dengan kategori sangat
tinggi dan telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapan yaitu
75%.
3) Hasil angket minat belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia
menggunakan model Literasi adalah 82,6% dan telah mencapai indikator
keberhasilan 75%.

e. Perbandingan siklus I dan siklus II


38

Tabel 10. Hasil perbandingan keterlaksanaan pembelajaran siklus I dan II

No. Pertemuan Persentase (%)


Siklus I Siklus II
1. Pertama 25 75
2. Kedua 50 81
3. Ketiga 62 87
Rata-rata keterlaksanaan pembelajaran 46% 81,2%
Sumber : Data primer setelah diolah (2021)

Tabel 10 diatas, diketahui bahwa nilai rata-rata keterlaksanaan pembelajaran


siswa kelas III SDN 347 Lamasi Pantai terjadi peningkatan dimana nilai siklus I
yaitu 46% kategori sedang sedang dan siklus II 81% kategori sangat tinggi.

Tabel 11. Hasil perbandingan observasi aktivitas siswa siklus I dan II

No. Pertemuan Persentase (%)


Siklus I Siklus II
1. Pertama 45 75
2. Kedua 55 80
3. Ketiga 65 90
Rata-rata obsevasi aktivitas siswa 55% 82%
Sumber : Data primer setelah diolah (2021)

Tabel 11 diatas, diketahui bahwa nilai rata-rata observasi aktivitas siswa kelas
III SDN 347 Lamasi Pantai terjadi peningkatan dimana nilai siklus I yaitu 55%
kategori sedang sedang dan siklus II 82% kategori sangat tinggi.

Tabel 12. Hasil perbandingan minat siklus Idan siklus II

Persentase
Siklus I Siklus II
58,1 82,6
Sumber : Data primer setelah diolah (2021)

Tabel 12 diatas, diketahui bahwa nilai rat-rata minat belajar siswa kelas III
SDN 347 Lamasi Pantai terjadi peningkatan dimana nilai siklus I yaitu 58,1
kategori sedang sedang dan siklus II 82,6% kategori sangat tinggi.
39

Hasil penelitian di atas pada keterlaksanaan pembelajaran yaitu 46% pada siklus
I dan telah terjadi peningkatan pada siklus II yaitu 81,2%, hasil observasi aktivitas
siswa padaiklus I yaitu 55% dan terjadi peningkatan pada siklus II yaitu 82%, dan
hasil minat siswa pada siklus I yaitu 58,1% dan telah terjadi peningkatan pada
iklus II yaitu 82,6%.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pada penelitian siklus 1, hasil keterlaksanan pembelajaran


46% , hasil observasi aktivitas siswa 55% dan hasil minat membaca siswa yaitu
58,1%, berdasarkan hasil perolehan tersebut pada siklus I belum memenuhi
standar yang telah ditetapkan yaitu 75% dari 13 siswa.

Pada siklus II selama 3 kali pertemuan dan telah terjadi peningkatan adapun
hasil dari keterlaksanaan pembelajaran 81,2% observasi aktivitas siswa 82% dan
minat membaca yaitu 82,6%, dengan kategori sangat tinggi dan telah mencapai
indeks keberhasilan minat belajar siswa yaitu 75% jadi indeks keberhasilan siklus
II telah tercapai atau 13 siswa telah berhasil.

Kelemahan pada siklus I antara lain Siswa masih merasa asing dengan model
pembelajaran literasi, Siswa masih ada yang kurang fokus mengerjakan
tugas ,Siswa masi ada yang bosan ketika pelajaran berlangsung Cara mengatasinya
yaitu Peneliti perlahan-lahan memberikan pemahaman kepada siswa tentang
literasi, peneliti harus tegas dalam mengajar agar siswa tetap fokus dalam
belajar ,peneliti harus membuat suasana kelas menjadi yang di sukai siswa seperti
bermain sambil belajar sehingga siswa tidak cepat bosan, oleh karena itu peneliti
40

melakukan beberapa perbaikan yaitu peneliti membuat suasana kelas menjadi


menarik sehingga siswa tidak cepat bosan saat proses pembelajaran berlangsung

Hasil penelitian (Santoso dkk, 2018) Pengaruh Program Literasi Terhadap


Minat Membaca. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian di SMAN 2
Gadingrejo pada tahun pelajaran 2017/2018, dengan jumlah sampel penelitian
berjumlah 65 responden, mengatakan bahwa pelaksanaan gerakan literasi sekolah
di SMAN 2 Gadingrejo telah berjalan dengan baik. terbukti hasil sebar angket dan
wawancara kepada beberapa peserta didik dan guru di SMAN 2 Gadingrejo,
mengatakan bahwa terjadi peningkatan frekuensi membaca pada peserta didik
SMAN 2 Gadingrejo.Adapun hasil angket yang dianalis oleh peneliti bahwa
terdapat 33,85% atau 22 responden termasuk dalam kategori tinggi .adapun hasil
penelitian sebelumnya yaitu memiliki kesamaan hal ini didasarkan pada hasil
angket yang disebar pada peserta didik dimana sebagian besar menjawab denga
skor 3 dan 4 yang artinya sebagian besar responden memiliki pemahaman tentang
program literasi yang tinggi sehingga dapat diasumsikan bahwa semakin
meningkatnya program literasi semakin meningkat pula prestasi belajar peserta
didik.

Peneliti lihat ini sama sejalan dengan meningkatnya minat membaca pada
hasil penelitian yang dilakukan oleh (Hendrayanti, 2018 ), minat merupakan
kecenderungan untuk menyukai beberapa kegiatan, jika seseorang berminat
terhadap suatu kegiatan maka dia akan meperhatikan dan mengikuti kegiatan
tersebut dengan senang.

Adapun kekurangan dari literasi yaitu kebiasaan membaca belum dimulai dari
rumah,tenaga kerja yang kurang terlatih, sarana dan prasarana yang kurang
memadai, kelebihan dari literasi yaitu meningkatkan pengetahuan akan kosa kata,
menambah wawasan, melatih diri untuk bisa menulis dan merangkai kata dengan
baik, mempertajam diri dalam menangkap suatu informasi dari sebuah bacaan.

Untuk itu dapat diberikan rekomendasi-rekomendasi sebagai berikut pegadaan


sarana prsarana membaca seperti sudut baca atau pojok baca perlu diperkaya lagi
di sekolah-sekolah sehingga referensi siswa dalam membaca semakin banyak dan
variatif, perlu semakin banyak diadakan event-event literasi seperti lomba
membaca puisi maupun menulis kreatif agar jiwa literasi siswa selalu terangsang
41

untuk berkembang, memperkaya koleksi perpustakaan seperti buku, kamus,


dengan bahan bacaan yang kaya dan menarik, siswa akan semakin suka
keperpustakaan.

Berdasarkan analisis pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa


minat membaca semakin menarik cara pelaksanaan literasi tersebut dilaksanakan,
maka program literasi sekolah tersebut berhasil dan untuk penugasan perlu di
tingkatkan, artinya sarana dan prasarana dalam gerakan literasi sekolah sangat
mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan program tersebut, antara lain fasilitas
baca berupa perpustakaan dan bahan bacaannya, area baca di lingkungan sekolah
merupakan fasilitas pendukung keberhasilan pelaksanaan gerakan literasi sekolah.
42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II menggunakan model pembelajaran Literasi pada pembelajaran bahasa Indonesia
dikelas III SDN 347 Lamasi Pantai. Keterlaksanaan pembelajaran pembelajaran dengan menggunakan model Literasi mengalami peningkatan.
Kesimpulan peneliti yaitu selama pemebelajaran dapat diketahui bahwa minat membaca siswa mengalami peningkatan dilihat dari rata-rata minat belajar
siswa secara keseluruhan pada siklus I yaitu 58,1% pada kategori sedang, dan rata-rata minat membaca nyaring siswa pada siklus II secara keseluruhan diperoleh
adalah 82,6 % pada kategori sangat tinggi. Hal ini terjadi karena adanya perbaikan yang terus dilakukan oleh peneliti, sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan
sesuai waktu yang telah ditetapkan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang telah dilaksanakan pada guru yang ada disekolah
2. Bagi guru
Guru perlu menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa kerjasama.guru di sarankan untuk menggunakan model pembelajaran literasi dalam
proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan minat membaca siswa dan kondisi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Serta bagi guru
kelas lain dapat mencoba penerapan model pembelajaran literasi pada proses pembelajaran bahasa Indonesia.
3. Bagi peneliti
Sebaiknya penelitian seperti ini harus lebih dimajukan baik dari segi pembelajaran yang lain ataupun dengan penerapan model pembelajaran yang beda.

Anda mungkin juga menyukai