DASNIATI
1701414206
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pedidikan
pada program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Cokroaminoto Palopo
DASNIATI
1701414206
PENDAHULUAN
teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang
utama dalam membentuk makna.Kedua, membaca adalah strategi .Pembaca yang
efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan
konteks dalam rangka mengonstruksikan makna ketika membaca.starategi ini
berfariasi sesuai dengan jenis teks dan tujuan membaca. Ketiga, membaca
merupakan interaktif. Keterlibatan pembaca dengan teks bergantung pada konteks.
Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui
beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah
dipahami sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks.
Tarigan (1994:22) berpendapat bahwa membaca nyaring adalah suatu
aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca
bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta
memahami informasi, pikiran dan perasaan seseorang pengarang. Membaca
nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya
dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat
menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa pikiran,
perasaan, sikap, ataupun pengalaman peneulis ( Muliastuti dan Sulastri, 2009 :9).
Setiowati (2007 :15) menyatakan bahwa Membaca nyaring adalah cara
membaca dengan bersuara, yang perlu diperhatikan adalah pelafalan vocal
maupun konsonan, nada atau lagu ucapan, penguasaan tanda-tanda baca,
pengelompokkan kata atau frase ke dalam satuan-satuan ide, kecepatan mata, dan
ekspresi.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca nyaring
adalah suatu kegiatan menyuarakan kalimat dalam bacaan dengan intonasi dan
lafal yang tepat serta dapat memperoleh pesan atau informasi dari bacaan.Aspek
terpenting dalam penilaiaan membaca adalah pemahaman.Oleh karena itu, alat
ukur yang paling tepat digunakan berbentuk tes.Ada dua jenis tes yang dapat
digunakan untuk menguji kemampuan membaca siswa sekolah dasar, yaitu tes
pemahaman kalimat dan tes pemahaman wacana.
Jenis ini biasanya diberikan di kelas rendah. Bagi siswa SD kelas rendah, tes
seperti ini terasa cukup sukar karena kemampuan membaca mereka masih
terbatas. Oleh karena itu, dalam menyusun tes pemahaman kalimat, guru harus
memilih carayang tepat agar tidak membuat frustasi karena tidak mampu
mengerjakan tes. Ada dua cara yang dapat ditempuh guru dalam menyusun tes
pemahaman kalimat, yaitu menyajikan gambar dan menyajikan kata atau frase
untuk pilihan jawabannya. Tes pemahaman kalimat biasanya digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa memahami fungsikosakata dan struktur dalam
kalimat.
2.Tes Pemahaman wacana
Tes pemahaman wacana bersifat integrative.Artinya, banyak aspek yang dapat
diukur dengan menggunakan tes ini, misalnya, penguasaan kosakata, penggunaan
struktur, dan pemahaman isi wacana.Tes ini dapat diberikan di kelas tinggi dan
rendah. Dengan sendirinya, bahan dan tingkat keterbacaan serta teknik
penyajiannya harus disesuaikan tingkat kelas siswa yang akan dijadikan sasaran
penelitian.
2. Unsur-unsur minat
a. Perhatian
Perhatian adalah aktivitas yang dilakukan secara sadar yang memusatkan tenaga
dan pikiran terhadap suatu objek atau menggunakan kesadaran untuk setiap
aktivitas.
b. Perasaan
Setiap kegiatan dan hal dilakukan yang melibatkan perasaan positif maupun
negative, perasaan positif akan menimbulkan keinginan yang kuat dengan perilaku
yang baik. sedangkan perasaan negative akan menghambat minat dalam belajar.
c. Motivasi
Motivasi merupakan kekuatan pendorong untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini
motivasi sebagai pendorong seseorang untuk belajar, proses belajar tanpa adanya
motivasi seseorang tidak akan melakukan aktivitas belajar. Jadi motivasi
merupakan langkah awal seseorang untuk melakukan aktivitas belajar sehingga ia
berminat terhadap sesuatu objek, karena minat adalah alat motivasi dalam belajar.
3. Indikator dalam mengukur minat belajar siswa
8
atau minat siswa untuk belajar, untuk mempertahankan kondisi jasmani siswa
diperlukan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat dan bergizi.
Selain mengkomsumsi makanan bergizi, tubuh yang bugar juga memerlukan
istirahat yang cukup, olahraga yang ringan dan istrahat yang cukup harus menjadi
satu kesatuan untuk siswa.Hal ini sangat mendukung terbentuknya minat atau
semangat siswa dalam melakukan aktivitasnya seperti belajar.
2) Aspek Psikologis
Aspek psikologis disini adalah aspek rohaniah yang mempengaruhi proses belajar
siswa. Adapun beberapa faktor tersebut:
a) Intelegensi siswa
Menurut Raber (1988) intelegensi merupakan kemampan fisik untuk mampu
member reaksi diri terhadap lingkungan disekitarnya.Intelegensiwatak menjadi
faktor penentu keberhasilan siswa. Sehingga dapat dikatakan apabila tingkat
intelegensi siswa tinggi maka peluang siswa dapat berhasil dimasa depan menjadi
besar. Namun jika tingkat intelegensi siswa rendah maka peluang siswa dapat
berhasil dimasa depan menjadi kecil.
b) Sikap Siswa
Sikap siswa adalah gejaa atau respon siswa baik secara negative maupun positif
terhadap objek, orang, barang, dan lainnya.
c) Bakat siswa
Bakat merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang yang berupa potensi
khusus yang sudah melekat dalam dirinya.
d) Minat siswa
Minat adalah dorongan atau keinginan dari yang tinggi terhadap sesuatu. Menurut
Rober (1988), minat bukanlah istilah popular dalam psikologis karena
hubungannya pada faktor-faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian,
keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.
e) Motivasi belajar
Motovasi merupakan keadaan diri manusia maupun hewan yang mendorong untuk
melakukan sesuatu
b. Faktor eksternal siswa
10
Faktor eksternal adalah faktor dari luar siswa yaitu dapat juga dikatakan faktor
dari lingkungan siswa itu sendiri, Faktoer eksternal siswa terdpat dua macam
yakni lingkungan sosial dan nonsosial.
1. lingkungan sosial
Lingkungan sosial siswa merupakan keluarga baik yang inti maupun besar,
tetangga, teman sepermainan, dan masyarakat umum.Adapunlingkungan sosial
yang paling utama dalam mempengaruhi kegiatan belajar siswa yakni keluarga
inti yaitu orang tua.
2. lingkungan nonsosial
Lingkungan nonsosial siswa disini yang dimaksud adalah rumah tempat tinggal
siswa, gedung sekolah, cuaca, waktu belajar siswa, serta alat-alat yang digunakan
belajar, beberapa faktor tersebut dikatakan ikut menentukan keberhasilan siswa
dalam belajar.
Adapun mengenai waktu yang disukai untuk belajar seperti pada pagi dan siang
hari.
c. Faktor Pendekatan Belajar
Faktor pendekatan belajar adalah hal-hal yang mempengaruhi upaya belajar siswa
yang meliputi strategi dan metode pembelajaran untuk mempelajari materi-materi
pelajaran. Menurut Lawsan (1911) strategi dalam hal ini yang dimaksud adalah
langkah atau seperangkat alat mengajar yang disusun sedemikian rupa agar
tercapainya tujuan belajar dalam artian untuk menarik minat belajar siswa maka
diperlukan strategi belajar yang menarik menurut siswa seperti salah satunya
menggunakan metode diskusi, Tanya jawab atau metode bermain sambil belajar,
dan metode bermain dapat memberikan perasaan bahagia dan memberikan siswa
kepuasan dalam belajar.
2. Model Pembelajaran Literasi
a. Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Joyce (dalam Trianto, 2007:5) Model pembelajaran merupakan model
yang dipakai untuk dasar pada saat membuat pelajaran di ruangan dan menetapkan
perangkat pelajaran agar membantu siswa dalam menggapai tujuan pelajaran yang
telah ditetapkan. Menurut Joyce dan Weil (dalam Prastowo,2013:69) model
pembelajaran merupakan sebuah contoh digunakan pada saat pembuatan
11
kurikulum pelajaran pada waktu lama, menyusun alat pelajaran, serta membina
pelajaran diluar ruangan dan di dalam ruangan.
Suprijono (2009:46) menyebutkan model pembelajaran merupakan penyusunan
contoh perangkat pelajaran di kelas yang digunakan sebagai dasar.Arends (dalam
Suprijono, 2012:46) mengungkapkan model pembelajaran merupakan model
pembelajaran yang berpatokan pada pendekatan yang sebagai digunakan dalam
mengelolah suatu ruang kelas.Model pembelajaran diartikan sebagai kondisi
abstrak yang menggambarkan langkah terpadu untuk menggapai tujuan belajar.
Dalam memberikan informasi, ide, cara berpikir, dan keterampilan guru dapat
membantu siswa dengan menggunakan model pembelajaran.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
adalah suatu pola yang dipilih guru sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Apabila dalam proses pembelajaran guru
menggunakan model pembelajran yang inovatif maka proses pembelajaran akan
berlangsung secara efektif sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
3. Pengertian Literasi
Secara bahasa literasi berasal dari bahasa inggris literacy yang berarti melek
huruf.Literasi diartikan sebagai kemampuan keberaksaraan atau melek huruf yang
didalamnya terdapat kegiatan membaca dan menulis.Namun, literasi juga
bermakna melek visual yakni mengenai dan memahami konsep yang disampaikan
secara visual tersebut baik berupa adegan, video, dan gambar.
Menurut Sulzby 2006 Literasi ialah suatu kemampuan dalam diri seseorang
untuk menulis dan membaca.
4.Pengertian literasi sekolah
Pengertian literasi sekolah dalam konteks gerakan literasi sekolah (GLS)
adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara
cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak,
menulis, dan atau berbicara.
Peraturan Menteri pendidikan dan kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun
2015 tentang penumbuhan budi Pekerti memperkuat upaya pembentukan budaya
literasi.Salahsatu hal yang di atur dalam Permendikbud itu adalah kegiatan 15
menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai.
12
Pembiasaan membaca buku ini dianggap dapat menumbuhkan minat baca serta
meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara
lebih baik.Selaindalam bentuk Permendikbud, upaya pemerintah menumbuhkan
masyarakat gemar membaca diimplementasikan dalam bentuk gerakan literasi
sekolah (GLS).
GLS adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen.Salah
satunya yang ditempuh untuk mewujudkan sekolah sebagai organisasi
pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat adalah pembiasaan membaca
peserta didik.pembiasa ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca.Literasi
juga dapat diintegrasikan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah sehingga
menjadi bagian tidak terpisahkan dari semua rangkaian kegiatan siswa dan
pendidik, baik di dalam maupun di luar kelas. Pendidik dan tenaga kependidikan
tentu memiliki kewajiban moral sebagi teladan dalam hal berliterasi.
5. Tujuan gerakan literasi sekolah
Tujuan dalam gerakan literasi sekolah terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Tujuan Umum
Menumbuhkan budi pekerti siswa melalui pembudayaan ekosistem literasi
sekolah yang diwujudkan dalam gerakan literasi sekolah, agar mereka menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
2) Tujuan Khusus
a. Menumbuh kembangkan budaya literasi di sekolah.
b. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkunagn sekolah agar literat.
c. Menjadikan sekolah sebagaiteman belajar yang menyenangkan dan ramah
anak, agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
d. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkanberagam buku
bacaan dan mewadahu berbagai strategi membaca.
e.Komponenliterasi
Literasi lebih dari sekedar membaca dan menulis,namun mencakup keterampilan
berfikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak,
visual,digital,dan auditori.Diabad ke-21 kemampuan ini disebut sebagai literasi
informasi.
13
Clay dan Ferguson menjabarkan bahwa komponen literasi informasi terdiri atas
literasi dini,literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi media, literasi teknologi
dan literasi visual. Komponen literasi tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1) Literasi Dini (Early Literacy)
Literasi dini (early literacy)yaitu kemampuan untuk menyimak,memahami bahasa
lisan,dan berkomunikasi melalui gambar dan lisan yang dibentuk oleh
pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya dirumah.Pengalaman
peserta didik dalam berkomukasi dengan bahasa ibu menjadi fondasi
perkembangan literasi dasar.
2) Literasi Dasar (Basic Literacy)
Literasi dasar (basicliteracy),yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara,
membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan
analisis untuk memperhitungkan(calculating), mempersepsikan informasi
(perceiving), mengomunikasikan,serta menggambarkan informasi(drawing)
berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.
3) Literasi Perpustakaan (LibraryLiteracy)
Literasi perpustakaan(library literacy), antara lain, memberikan pemahaman cara
membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan
periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan
yang memudahkan dalam menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan
katalog dan pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan dalam memahami
informasi ketika sedang menyelesaikan sebuaht ulisan, penelitian, pekerjaan, atau
mengatasi masalah.
4) Literasi Media (Media Literacy)
Literasi media (medialiteracy),yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai
bentuk media yang berbeda,seperti media cetak,media elektronik (media radio,
media televisi),media digital (media internet), dan memahami tujuan
penggunaannya.
5) Literasi Teknologi(Technology Literacy)
Literasi teknologi (technology literacy), yaitu kemampuan memahami
kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti
lunak(software),serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi.Berikutnya,
14
Planning
Reflecting Action
Observing
Keterangan:
a. Tahap awal tindakan(planning)yaitu penyusunan perangkat pembelajarn
sesuai dengan prapenelitian.
b. Tahap pelaksanaan tindakan (acting) yaitu melaksanakan perangkat
pembelajaran yang dibuat sebelumnya.
c. Tahap pengamatan langsung (observing) yaitu pengamatan langsung di
Kelas dimana yang diamati adalah tingkahlang siswa dengan menggunakan
instrumen penelitian.
d. Refleksi (reflecting) yaitu data yang diperoleh dijadikan sebagai bahan
pertimbangan untuk siklus selanjutnya
penelitian ini observasi digunakan peneliti untuk mengukur model Literasi pada
pembelajaran membaca siswa kelas III serta dapat mengetahui minat belajar
siswa. Penelitin pelaksanaa npembelajaran diberikan dalam bentuk centang atau
ceklis antara instrument yang sama.
2. Angket
Angke tatau questioner adalah seperangkat pertanyaan yang disusun secara logis,
sistematis tentang konsep yang menerangkan tentang variabel-variabel yang
diteliti.Angket diberikan kepada siswa,diperlukan untuk membantu melengkapi
lembar observasi dalam hal mengukur partisipasi siswa dan masukan untuk
perbaikan mengajar guru dalam menerapkan model pembelajaran Literasi.Angket
biasanya digunakan untuk mendapatkan data subyek dalam penelitian.
3. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai kegiatan siswa
kelas III selama proses pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung.
Dokumentasi berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), jumlah
guru dan siswa, alat atau media yang digunakan, nilai siswa sebelum dan sesudah
penelitian, foto yang dapat memperkuat penelitian.
3.6. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang terdapat dalam penelitian inia dalah:
1.Lembar observasi
a. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran
Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran Literasi terhadap minat
belajar siswa yang bertujuan untuk mengetahui seberapa baik keterlaksanaan
model pembelajaran pada saat proses belajar diberjalan. Lembar observasi
keterlaksanaan pembelajaran terlampir di lampiran 1.
b. Lembar observasi aktivitas belajar siswa
Lembar observasi aktivitas belajar siswa digunakan untuk melihat,mendata,dan
mengukur aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran.Data lembar hasil
observasi aktifitas belajar siswa digunakan untuk melihat sejauh mana efektivitas
dan produktivitas siswa melaksanakan pembelajaran yang akan diisi oleh
observer.Lembar observasi aktivitas belajar siswa terlampir di lampiran 2.
24
2 . Angket minatsiswa
Angket digunakan untuk mengetahui minat siswa terhadap model pembelajaran
Literasi. Angket diberikan setelah pelaksanaan pembelajaran, angket dibuat
dengan memperhatikan indikator yang ingin dicapai, yaitu: perasaan senang,
keterlibatan siswa, ketertarikan, dan perhatian siswa. Lembar angket minat siswa
terlampir di lampiran 3.
Tabel 2. Kisi-kisi lembar angket minat siswa
No. Uraian No butir Jumlah butir
1. Perasaan senang 1,2,3,4 4
2. Kelompok belajar 5,6,7,8 4
3. Katertarikan 9,10,11,12,13,14 6
4. Perhatian siswa 15,16,17,18,19,20 6
Jumlah 20
Keterangan :
P: Presentase
F : Frekuensi
N : Jumlah Keseluruhan Siswa
Setiap pertanyaan diberi bobot nilai,hasil penjumlahan skor setiap pertanyaan
akan dibagi dengan jumlah responden sehingga diperoleh rata-rata skor setiap
pertanyaan.Pola kategori sasi yang digunakan dalam menentukan pengaruh model
pembelajaran kooperatif dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar menurut
Iskandar(NurAini, 2013:53). Secara kontinum, dapat dibuat kategori sebagai
berikut :
Tabel3, Kategori ketercapaian keberhasilan hasil observasi dan angket minat belajar siswa
Tingkat kategori keberhasilan Predikat keberhasilan
81%-100% Sangat tinggi
61%-80% Tinggi
41%-60% Sedang
21%- 40% Rendah
0%- 20% Sangat rendah
Sumber.iskandar (Nur Aini,2013:53)
mengecek kehadiran siswa, setelah itu siswa membaca 15 menit sebelum pelajaran
dimulai. sebelum membacakan buku guru menjelaskan tujuan kegiatan literasi.
b. Kegiatan inti
Kegiatan pertama yangdilakukan adalah memberikan pemahaman kepada siswa
seputar materi dan siswa menyimak penjelasan tersebut. Kedua, memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membaca dongengtentangPetani dan Anak
Harimau, setelah siswa memahami dongeng guru memberikan pertanyaan
seputar dongeng tentang Petani dan Anak Harimau,Ketiga,guru meminta kepada
siswa untuk menanggapi dongeng tersebut.Keempat, guru meminta 1 persatu
siswa untu membaca dongeng tersebut dengan suara nyaring. Kelima, siswa dan
guru saling berdiskusi terkait dongeng tersebut. Keenam, guru memberikan
penguatan tentang pentingnya sikap saling menghargai dan saling membantu.
c. Kegiatan akhir
Kegiatan pertama yang dilakukan adalah guru melakukan penilaian dengan suara
nyaring yang memperoleh poin tertinggi mendapat julukan good. Kedua,guru
bersama siswa melakukan refleksi kegiatan pembelajaran dan mengakhiri
pembelajaran dengan doa dan salam
3) Pertemuan III
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari tanggal 18 Oktober 2021 dengan alokasi
waktu2 × 35menit,yang diikuti oleh 18 siswa. Kegiatan yang dilakukan antara lain
sebagai berikut:
a. Kegiatan awal
Kegiatan awal yang dilaksanakan yaitu membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam,mengajak semuasiswa berdoa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing sebelum mengawali pelajaran,menanyakan kabar dan
mengecek kehadiran siswa, setelah itu siswa membaca 15 menit dimulai dengan
menceritakan tentang kisah masa kecil salah satu tokoh dunia, kesehatan,
kebersihan, makanan/minuman sehat, cerita inspirasi dan motivasi. sebelum
membacakan buku guru menjelaskan tujuan kegiatan literasi..
b. Kegiatan inti
29
Kegiatan pertama yang dilakukan adalah semua siswa berkumpul di pojok baca .
Kedua, memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dongeng tentang
Kisah Semut dan Merpati, setelah siswa memahami teks guru memberikan
pertanyaan seputar teks tentang Kisah Semut dan Merpati.Ketiga, guru membagi
siswa kedalam kelompok,setiap kelompok beranggotakan 3-4 siswa.
Keempat,guru memberikan soal.Kelima, setelahs iswa paham dengan bacaan dan
telah mendiskusikan dengan teman kelompoknya kemudian guru mempersilahkan
setiap perwakilan kelompok untuk berdiri dan menceritakan kembali dongeng
tersebut dengan suara nyaring.
c. Kegiatan akhir
Kegiatan penutup yang dilakukan adalah bersama siswa melakukan refleksi
kegiatan pembelajaran dan mengakhiri pembelajaran sebelum siswa keluar untuk
istirahat.
c. Pengamatan (observasi)
Pengamatan dilakukan secara bersamaan pada saat pelaksanaan tindakan. Pada
tahapini,peneliti dibantu obsever melakukan pengamatan dan mencatat semua hal
yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Aspek
yang dinilai yaitu aktivitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung.Observasi ini digunakan untuk mengamati secara cermat terhadap
penggunaan model Literasi dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Hasil
observasi yang telah direkap didapatkan hasil sebagai berikut.
1. Hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran
Tabel 4. Nilai observasi keterlaksanaan pembelajaran siklus I
No Jumlah nilai Presentase(%) Kategori
1. 4 25 Sedang
2. 8 50 Tinggi
3. 10 62 Tinggi
Rata-rata keterlaksanaan siklus I 46% Sedang
Sumber : Data primer diolah (2021)
Tabel 4 menunjukkan bahwa siklus I observasi keterlaksanaan pembelajaran
selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pada pertemuan pertama nilai 4
dengan persentase 25%(sedang),pertemuan kedua nilai 8 dengan persentase 50%
(tinggi), dan pada pertemuan ketiga nilai 10 dengan persentase 50%(tinggi).
2. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa siklus I
30
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai rata-rata angket minat membaca
siswa kelas III SDN 347 Lamasi Pantai yaitu 58,1% dalam kategori sedang. Hasil
angket siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas III SDN 347 Lamasi
Pantai pada siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan yaitu 75%.
d. Refleksi
Tahap selanjutnya adalah tahap refleksi, refleksi yang dilakukan pada akhir siklus
untuk membahas dan memperbaiki tindakan yang telah dilakukan. kegiatan
refleksi ini berdasarkan hasil observasi aktifitas guru dan siswa pada pembelajaran
bahasa Indonesia menggunakan model literasi. Hasil observasi menunjukkan
bahwa keterlaksanaan model literasi pada pembelajaran bahasa Indonesia belum
semuanya dilakukan, sedangkan hasil lembar skala minat membaca siswa siklus I
menunjukkan bahwa rata-rata minat membaca nyaring kelas III SDN 347 Lamasi
Pantai sebesar 58,1% belum mencapai keberhasilan yaitu 75%.
Faktor penyebab minat membaca nyaring siswa kelas III SDN 347 Lamasi Pantai
sehingga tidak mencapai indicator keberhasilan adalah sebagai berikut:
1) Rasa malas siswa dalam membaca buku
2) Siswa kurang aktif disaat guru memberi kesempatan dalam mengajukan
pertanyaan mengenai pemahaman mereka tentang materi yang diajarkan
peneliti
3) Siswa lebih banyak bemain daripada membaca
4) Pembagian kelompok yang masih berantakan dikarenakan siswa ada yang
tidak ingin pisah dengan teman sebangkunya
Untuk mengatasi masalah di atas peneliti akan melakukan perbaikan dan
menindak lanjutinya dengan memberikan perbaikan pada siklus II
1. Pembagian kelompok diskusi berdasarkan prestasi sehingga terjadi transfer
dan kontruksi pengetahuan antara siswa yang belum paham dapat bertanya
langsung kepada langsung kepada temannya sehingga adanya proses
kerjasama yang terjalin.
2. Setiap kelompok diminta maju secara bergantian untuk memaparkan hasil
diskusinya
3. Setiap siswa diberikan 1 petanyaan agar kembali focus dalam belajar
32
a. Perencanaan
1) Menyusun rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP)RPP untuk II disusun
sebelum kegiatan penelitian tindakan kelas dilakukan dan berdasarkan hasil
refleksi pada siklus I. RPP berisi tentang perencanaan kegiatan pembelajaran yang
akan disampaikan yang sesuai dengan langkah-langkah model literasi yang
digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran bahasa
Indonesia di kelas III SDN 347 Lamasi Pantai II
2) Menyiapkan media pembelajaran yang digunakan Siklus II ini menggunakan
media seperti gambar, poster-poster.
3) Menyusun lembar observasi
Menyusun lembar observasi yang digunakan untuk mengamati kegiatan guru
dan siswa dalam pelaksaan pembelajaran dengan menggunakan literasi.
b. pembelajaran
Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan untuk melaksanakan pembelajaran atau
penelitian dengan menggunakan perangkat pembelajaran sesuai scenario
pembelajaran dalam rencana pembelajaran (RPP) melalui tahap kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. tahap pelaksanaan tindakan ini peneliti
menggunakan model literasi dalam pembelajaran. Siklus II dilaksanakan dalam
tiga kali pertemuan yaitu pada tanggal 27 oktober, 01 dan 03 November 2021.
33
3) Pertemuan III
Pertemuan ketiga yang dilaksanakan pada hari rabu tanggal 3November 2021
dengan alokasi waktu 2 35 menit, yang diikuti oleh 18siswa. Materi yang dibahas
pada pertemuan ketiga siklus II adalah tokoh utama dalam cerita pendek.Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan pada pertemuan ketiga ini sama dengan yang dilakukan
pada pertemuan sebelumnya sebagai berikut :
a) Kegiatan awal
Langkah awal yang dilakukan adalah proses pembelajaran dengan mengucapkan
salam, mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing untuk mengawali pelajaran. Ketua kelas memimpin untuk
menyanyikan lagu nasional sebagai bagian dari upaya menumbuhkan semangat
dan wawasankebangsaan pada generasi muda dan pelajar.
b) Kegiatan inti
Guru mulai mengabsen dan mengecek kesiapan belajar siswa.Guru bertanya
tentang pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. Siswa berani mengangkat
tangan menjawab pertanyaan. Setelah itu gurupun menuruh siswa menjelaskan
materi menggunakan media gambar pada buku pelajaran dengan suara nyaring.
Memberikan pengenalan luasa tentang materi
c) Observasi
Tahap observasi dilakukan dengan mengamati aktivitas guru dan siswa selama
proses pembelajaran bahasa indonesia dengan menggunakan model Literasi.
pelaksanaan observasi berpedoman pada lembar observasi yang telah disediakan
yaitu angket respon minat membaca siswa, lembar observasi aktivitas guru dan
siswa. Hasil observasi dirakap didapatkan hasil sebagai berikut.
1) Hasil pengamatan terhadap guru selama kegiatan belajar mengajar
36
Tabel 11 diatas, diketahui bahwa nilai rata-rata observasi aktivitas siswa kelas
III SDN 347 Lamasi Pantai terjadi peningkatan dimana nilai siklus I yaitu 55%
kategori sedang sedang dan siklus II 82% kategori sangat tinggi.
Persentase
Siklus I Siklus II
58,1 82,6
Sumber : Data primer setelah diolah (2021)
Tabel 12 diatas, diketahui bahwa nilai rat-rata minat belajar siswa kelas III
SDN 347 Lamasi Pantai terjadi peningkatan dimana nilai siklus I yaitu 58,1
kategori sedang sedang dan siklus II 82,6% kategori sangat tinggi.
39
Hasil penelitian di atas pada keterlaksanaan pembelajaran yaitu 46% pada siklus
I dan telah terjadi peningkatan pada siklus II yaitu 81,2%, hasil observasi aktivitas
siswa padaiklus I yaitu 55% dan terjadi peningkatan pada siklus II yaitu 82%, dan
hasil minat siswa pada siklus I yaitu 58,1% dan telah terjadi peningkatan pada
iklus II yaitu 82,6%.
4.2 Pembahasan
Pada siklus II selama 3 kali pertemuan dan telah terjadi peningkatan adapun
hasil dari keterlaksanaan pembelajaran 81,2% observasi aktivitas siswa 82% dan
minat membaca yaitu 82,6%, dengan kategori sangat tinggi dan telah mencapai
indeks keberhasilan minat belajar siswa yaitu 75% jadi indeks keberhasilan siklus
II telah tercapai atau 13 siswa telah berhasil.
Kelemahan pada siklus I antara lain Siswa masih merasa asing dengan model
pembelajaran literasi, Siswa masih ada yang kurang fokus mengerjakan
tugas ,Siswa masi ada yang bosan ketika pelajaran berlangsung Cara mengatasinya
yaitu Peneliti perlahan-lahan memberikan pemahaman kepada siswa tentang
literasi, peneliti harus tegas dalam mengajar agar siswa tetap fokus dalam
belajar ,peneliti harus membuat suasana kelas menjadi yang di sukai siswa seperti
bermain sambil belajar sehingga siswa tidak cepat bosan, oleh karena itu peneliti
40
Peneliti lihat ini sama sejalan dengan meningkatnya minat membaca pada
hasil penelitian yang dilakukan oleh (Hendrayanti, 2018 ), minat merupakan
kecenderungan untuk menyukai beberapa kegiatan, jika seseorang berminat
terhadap suatu kegiatan maka dia akan meperhatikan dan mengikuti kegiatan
tersebut dengan senang.
Adapun kekurangan dari literasi yaitu kebiasaan membaca belum dimulai dari
rumah,tenaga kerja yang kurang terlatih, sarana dan prasarana yang kurang
memadai, kelebihan dari literasi yaitu meningkatkan pengetahuan akan kosa kata,
menambah wawasan, melatih diri untuk bisa menulis dan merangkai kata dengan
baik, mempertajam diri dalam menangkap suatu informasi dari sebuah bacaan.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II menggunakan model pembelajaran Literasi pada pembelajaran bahasa Indonesia
dikelas III SDN 347 Lamasi Pantai. Keterlaksanaan pembelajaran pembelajaran dengan menggunakan model Literasi mengalami peningkatan.
Kesimpulan peneliti yaitu selama pemebelajaran dapat diketahui bahwa minat membaca siswa mengalami peningkatan dilihat dari rata-rata minat belajar
siswa secara keseluruhan pada siklus I yaitu 58,1% pada kategori sedang, dan rata-rata minat membaca nyaring siswa pada siklus II secara keseluruhan diperoleh
adalah 82,6 % pada kategori sangat tinggi. Hal ini terjadi karena adanya perbaikan yang terus dilakukan oleh peneliti, sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan
sesuai waktu yang telah ditetapkan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang telah dilaksanakan pada guru yang ada disekolah
2. Bagi guru
Guru perlu menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa kerjasama.guru di sarankan untuk menggunakan model pembelajaran literasi dalam
proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan minat membaca siswa dan kondisi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Serta bagi guru
kelas lain dapat mencoba penerapan model pembelajaran literasi pada proses pembelajaran bahasa Indonesia.
3. Bagi peneliti
Sebaiknya penelitian seperti ini harus lebih dimajukan baik dari segi pembelajaran yang lain ataupun dengan penerapan model pembelajaran yang beda.