Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah


       Kurikulum yang terus berkembang yaitu untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan berorientasi pada kemajuan, sistem pendidikan nasional
tampaknya belum dilaksanakan secara optimal. Salah satu permasalahan dalam
dunia pendidikan di Indonesia adalah lemahnya pembelajaran. 
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor  32 Tahun
2013 Kurikulum yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
serta bahan pelajaran, cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kemampuan
guru dalam mengelola pembelajaran di kelas merupakan harapan dan kebutuhan
dari setiap perubahan kurikulum.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan
Nasional merumuskan tujuan Pendidikan Nasional yang berfungsi
“mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”. Untuk mencapai tujuan tersebut, sekolah dasar sebagai penyelenggara
layanan pendidikan formal berperan dalam mendorong pertumbuhan dan
perkembangan anak, termasuk meningkatkan kemampuan berbahasa, khususnya
membaca dan menulis sejak dini. 
Lahirnya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah
membawa dampak bagi pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini tercermin dengan
diangkatnya membaca dan menulis sebagai kemampuan dasar berbahasa yang
secara dini dan berkesinambungan menjadi perhatian dan kegiatan di Sekolah
Dasar dari Kelas I sampai dengan Kelas III.

1
Inti dari belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,
pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan yaitu untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam berkomunikasi dalam bahasa Indonesia baik secara lisan maupun
tulisan. Proses belajar mengajar berlangsung melalui komunikasi dua arah, dan
tidak hanya sekedar memberikan informasi satu arah tanpa mengembangkan ide,
kreativitas, nilai dan keterampilan baik secara mandiri maupun kolektif. Siswa
menjadi begitu aktif dalam belajar sehingga dapat berkembang baik dalam bentuk
pengetahuan sikap dan nilai maupun dalam bentuk keterampilan serta mengetahui
cara menerapkan pembelajaran yang mengikuti metode pembelajaran aktif yang
berorientasi. para siswa itu sendiri. Ini memberdayakan siswa untuk berpikir,
bertindak dan bertindak kreatif untuk mengatasi perubahan sosial di masa depan
dan berkontribusi pada pembangunan bangsa. Pembelajaran bahasa Indonesia
melibatkan empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Literasi memegang peranan yang sangat penting.  Keberhasilan belajar siswa
dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di sekolah sangat ditentukan
oleh penguasaan kemampuan membaca mereka. Siswa yang tidak mampu
membaca dan menulis dengan baik akan mengalami kesulitan dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Siswa akan mengalami
kesulitan dalam menangkap dan memahami informasi yang disajikan dalam
berbagai buku pelajaran, buku-buku bahan penunjang dan sumber- sumber belajar
tertulis yang lain. Akibatnya, kemajuan belajarnya juga lamban jika dibandingkan
dengan teman-temannya yang tidak mengalami kesulitan dalam membaca dan
menulis.
Hal pertama yang diajarkan kepada anak pada awal – awal masa persekolahan
adalah kemampuan membaca dan menulis. Kedua kemampuan ini akan menjadi
landasan dasar bagi pemerolehan bidang – bidang ilmu lainnya disekolah.
Kelancaran dan ketepatan anak membaca pada tahap belajar membaca
permulaan dipengaruhi oleh keaktifan dan kreativitas guru yang mengajar di kelas
I. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam meningkatkan
ketrampilan membaca dan menulis  siswa. Peranan strategis tersebut menyangkut
peran guru sebagai fasilitator, motivator, sumber belajar, dan organisator dalam

2
proses pembelajaran. guru yang berkompetensi tinggi akan sanggup
menyelenggarakan tugas untuk mencerdaskan bangsa, mengembangkan pribadi
manusia Indonesia seutuhnya dan membentuk ilmuwan dan tenaga ahli.
Sedangkan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau tanpa tatap muka dengan orang
lain, Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Dalam kegiatan menulis, seorang penulis harus terampil memanfaatkan
grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis tidak akan
dimiliki seseorang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik
secara terus-menerus. Dengan menulis secara terus-menerus dan latihan yang
sungguh-sungguh, keterampilan tersebut dapat dimiliki oleh siapa saja.
Keterampilan itu juga bukanlah suatu keterampilan yang sederhana, melainkan
menuntut sejumlah kemampuan. Betapapun sederhananya tulisan yang dibuat,
penulis tetap dituntut memenuhi persyaratan seperti yang dituntut apabila menulis
tulisan yang rumit.
Di kelas 1 SD, pengajaran membaca dan menulis diberikan dengan
sederhana. Siswa belajar membaca dan menulis secara bertahap. Pengenalan
dimulai dari huruf demi huruf yang kemudian dirangkai menjadi kata. Pengajaran
ini dikenal dengan Membaca Menulis Permulaan dengan tujuan memperkenalkan
cara membaca dan menulis dengan teknik-teknik tertentu sampai dengan anak
mampu mengungkapkan gagasan dalam bentuk tulisan, dengan kata lain kalimat
sederhana.
1. Identifikasi Masalah
Setelah penulis melakukan refleksi, maka teridentifikasi beberapa masalah,
antara lain:
1. Kurangnya kemampuan siswa dalam memahami membaca dan menulis
dalam mengenal huruf, suku kata, kata, dan kalimat.
2. Kurangnya motivasi belajar siswa pada saat proses pembelajaran.
3. Kurangnya alat peraga pembelajaran.
4. Penggunaan metode yang belum cocok untuk digunakan pada
pembelajaran

3
penggunaan metode yang belum cocok untuk digunakan pada
pembelajaran membaca dan menulis dan belum mampu menarik perhatian
semua siswa pada saat pembelajaran dikelas sehingga siswa – siswa masih
banyak yang belum mampu membaca dan menulis dengan tepat.
Dari 31 siswa hampir semua siswa mengalami kesulitan membaca dan
menulis. dan yang menjadi penyebab siswa tidak bisa membaca dan menulis
adalah siswa kurang latihan, kemampuan guru yang kurang dalam menggunakan
media pembelajaran, sistem kegiatan belajar mengajar yang monoton dan kurang
menarik sehingga siswa bosan, siswa sering tidak masuk sekolah, lingkungan
keseharian siswa dan faktor dari orang tua yang ekonominya lemah sehingga anak
kurang mendapat perhatian dari orangtua. berdasarkan kenyataan dilapangan,
kemampuan siswa dalam membaca dan menulis permulaan belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ).
2. Analisis Masalah
Masalah di atas disebabkan oleh beberapa hal diantarannya :
1. Siswa belum memahami membaca dan menulis dalam mengenal huruf,
suku kata, kata, dan kalimat.
2. Motivasi belajar siswa rendah.
3. Alat peraga yang digunakan belum maksimal.
4. Penggunakan model, metode dan pendekatan pembelajaran yang kurang
tepat.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Dengan permasalahan yang ada untuk meningkatkan kemampuan membaca
dan menulis permulaan siswa maka penulis mencoba melakukan tindakan dengan
menggunakan media gambar dan kartu huruf  pada pembelajaran Bahasa
Indonesia agar dapat “Meningkatkan kemampuan membaca dan menulis
permulaan pada siswa kelas I di SD Negeri 2 Purabaya “.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, penulis ingin melakukan penelitian
tentang:

4
1. Apakah yang menyebabkan siswa kurang mampu membaca dan menulis
permulaan?
2. Apakah media gambar dan kartu huruf dapat meningkatkan
kemampuan membaca dan menulis permulaan pada siswa kelas I SD Negeri 2
Purabaya ?
3. Bagaimanakah  hasil pembelajaran membaca dan menulis permulaan siswa
dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf di kelas l SD Negeri 2
Purabaya?

C.      Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Tujuan penelitian perbaikan ini adalah
1. untuk mengatasi kesulitan siswa kelas I SD Negeri 2 Purabaya dalam
membaca dan menulis permulaan.
2. Untuk mengetahui penggunaan media gambar dan kartu huruf dalam
pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan
menulis permulaan
3. Untuk memperoleh data hasil belajar siswa dalam membaca dan menulis
permulaan dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf

D.      Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Penelitian perbaikan pembelajaran ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1.     Siswa
a.    Hasil belajar siswa meningkat.
b.    Siswa dapat mengikuti pembelajaran aktif dan kreatif sehingga siswa merasa
senang mengikuti pembelajaran
2.     Guru
a.    Menjadi guru professional yang mampu merancang perbaikan pembelajaran
sehingga mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya,
dengan demikian guru mampu menunjukkan otonominya sebagai pekerja
profesional

5
b.   Mampu menggunakan metode pembelajaran yang dapat memotivasi siswa
untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi
menyenangkan.
c.    Dengan adanya perbaikan membuat guru lebih percaya diri, dan sekaligus
guru berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri
sehingga menjadi guru yang inovatif.
3.    Sekolah
Untuk memberi gambaran tentang kompetensi guru dalam mengajar, dan
kompetensi siswa dalam membaca menulis permulaan, sehingga diharapkan
kualitas proses dan hasil pembelajaran dapat ditingkatkan.

Anda mungkin juga menyukai