Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN


PENGGUNAAN MEDIA KARTU HURUF PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
KELAS III SD NEGERI DODAGA

Dosen Pengampu:

Dr. Wahid Umar S.Pd., M.Pd

YULIANTI
03301811056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting disamping
tiga keterampilan berbahasa lainnya. Hal ini karena membaca merupakan sarana untuk
mempelajari dunia lain yang diinginkan sehingga manusia bisa memperluas pengetahuan,
bersenang-senang, dan menggali pesan-pesan tertulis dalam bacaan. Walau demikian, membaca
bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa
yangg tertulis. Keberhasilan pendidikan membutuhkan usaha dan kerja keras secara bersama-
sama dan terus menerus. Tanpa adanya kerja keras dan kerja sama keluarga, sekolah, masyarakat
dan negara, maka pendidikan tidak akan berhasil. Pada hakekatnya pendidikan merupakan
tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, masyarakat, dan negara. ( dalam Lidia Tarusi
2015:1)

Maka dari itu guru bertugas untuk mewujudkan pendidikan yang adil dan merata serta
mengembangkan pembelajaran yang efektif dan efisien,sehingga materi pembelajaran yang
disampaikan dapat dengan mudah diserap oleh peserta didik serta tujuan pembelajaran yang
diharapkan dapat dengan mudah dicapai. Dengan pengembangan strategi pembelajaran ini
dimaksudkan sebagai upaya untuk menciptakan keadaan yang dapat memberi pengaruh terhadap
kehidupan siswa sehingga siswa mampu berprestasi dengan memuaskan ,maka dari itu kegiatan
pembelajaran memerlukan kesungguhan guru ( Mulyani Sumantri dan Permana 2001;1 )

Pembelajaran membaca permulaan bertujuan agar siswa mengenal huruf dan merangkai
huruf sehingga media mereka dapat membaca dengan menggunakan kata tersebut. Dalam setiap
jenjang kelas SD/MI, tidak menutup munculnya kasus kesulitan belajar bagi siswa atau yang
dikenal dengan sebutan anak kesulitan belajar( AKB ). Namun penanganan terhadap mereka
belum seperti yang diharapkan. Banyak faktor yang mempengaruhi keterlambatan perkembangan
anak berkesulitan belajar. Selain faktor keterbatasan sarana pembelajaran, juga disebabkan
kurangnya keterampilan guru dalam mengidentifikasi terhadap mereka, terutama kesulitan
belajar membaca permulaan. Kesulitan membaca permulaan menjadi penyebab utama kegagalan
anak di sekolah. Kemampuan membaca permulaan merupakan kebutuhan dasar, karena sebagian
informasi disajikan dalam bentuk tertulis dan hanya diperoleh melalui membaca.

Hendaknya guru dalam mengajar tidak hanya menggunakan metode yang mereka sukai
saja,diharapkan agar menggunakan media yang cocok dengan materi yang disampaikan agar
pembelajaran menarik serta dalam mengunakan media agar bisa mengaktifkan siswa sehingga
pembelajaran bukan lagi pembelajaran yang konvensional. ( dalam Biyanto 2009:1)

Sekolah merupakan pusat semua sumber belajar yang berfungsi guna mempersiapkan
siswa sehingga dapat terjun dalam kehidupan bermasyarakat dalam hal ini guru hanya
merupakan fasilitator bagi siswa. Di sekolah inilah pendidikan diberikan oleh seorang guru
terhadap para siswanya. Di dalam perkembangan pembelajaran yang dilaksanakan saat ini
banyak ditemukan masalah-masalah tentang kurangnya minat siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran,sehingga tujuan pembelajaran yang seharusnya tercapai dan dikuasai siswa banyak
yang tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan pada indikator pembelajaran. Pada semua
mata pelajaran siswa selalu dituntut untuk menguasai baik teori maupun penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari selalu diawali dengan ketrampilan membaca.Tetapi kenyataannya tidak
semua yang diharapkan oleh kurikulum dapat tercapai hal ini disebabkan oleh masih adanya
beberapa anak Kelas III ( tiga ) di SD Negeri Dodaga yang belum terampil membaca,hal ini
disebabkan di dalam pemberian materi pelajaran terutama pelajaran Bahasa Indonesia yang
dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional dan masih didominasi oleh penggunaan metode
ceramah.

Akibat dari pembelajaran yang monoton dan kurangnya penggunaan metode dan media
pembelajaran membuat siswa merasa jenuh dan bosan dalam mengikuti pembelajaran.Maka dari
itu diperlukan metode dan media pembelajaran yang inovatif.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis mengidentifikasi beberapa
masalah sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran yang digunakan guru didominasi dengan metode ceramah


2. Kemampuan siswa dalam membaca permulaan masih jauh dari yang diharapkan
3. Guru tidak menggunakan alat peraga pelajarana yang sesuai dan dapat menunjang
pencapaian tujuan pembelajaran yang disampaikan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:

1. Bagaimana Proses Penggunaan Kartu Huruf Dalam Pembelajaran Membaca


Permulaan Siswa Kelas III SD Negeri Dodaga?
2. Apakah Media Kartu huruf dapat Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan
pada Siswa Kelas III SD Negeri Dodaga?

D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran di SDN Dodaga khususnya pada siswa kelas III, secara khusus tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas


III SD Negeri Dodaga setelah menggunakan metode membaca dengan kartu huruf.
2. Untuk mengetahui keberhasilan penggunaan kartu kata dalam meningkatkan
ketrampilan membaca pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas III SD Negeri
Dodaga
3. Meningkatkan prestasi belajar anak terutama pada pelajaran Bahasa Indonesia.

E. Manfaat Penelitian
Secara umum manfaat yang ingin diperoleh adalah memberikan sumbangan pemikiran
terhadap guru SD Negeri Dodaga dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran dikelas.
Secara khusus manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Bagi Guru: Menambah Pengetahuan Guru Tentang Penggunaan Metode Membaca
Dengan Menggunakan Media Kartu Huruf Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Guna Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Siswa.
2. Bagi Siswa: Untuk meningkatkan kemampuana membaca dan memotivasi belajar
membaca siswa.
3. Bagi Sekolah: Sebagai Bahan Masukan Bagi Sekolah Tentang Peranan Media Kartu
Huruf Dalam Rangka Perbaikan Mutu Pendidikan.

F. Asumsi Penelitian

1. Guru SD Negeri Dodaga di kelas III menerapkan keterampilan membaca permulaan


melalui metode kartu huruf.
2. Kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas III SD Negeri Dodaga dapat
ditingkatkan dengan pembelajaran metode kartu huruf.

G. Ruang Lingkup Penelitian


Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah:

1. Pembelajaran difokuskan pada siswa kelas awal yaitu kelas III


2. Penggunaan metode kartu huruf dalam membaca permulaan
H. Defenisi Operasional

1. Keterampilan membaca siswa dalam penelitian ini adalah suatu ilmu tentang struktur
yang berhubungan dengan baik, artinya membaca pelajaran membaca permulaan adalah
pembelajaran membaca pada tahap permulaan yang merupakan kegiatan memahami
kalimat, kata ataupun huruf yang diberikan kepada siswa.

2. Media adalah “alat untuk memberi perangsang bagi para siswa supaya terjadi proses
belajar” ( Lesle J.Briggs ) sedangkan mengenai efektifitas media, Brown ( 1970 )
mengatakan bahwa media yang digunakan guru atau siswa dengan baik dapat
mempengaruhi efektifitas proses belajar dan mengajar. Berdasar pendapat di atas ,dapat
dikembangkan beberapa pemahaman tentang posisi media serta peran dan kontribusinya
dalam kegiatan pembelajaran.pemahaman itu antara lain :

a. Media Merupakan Wadah Dari Pesan Yang Oleh Sumber Pesan Ataupun
Penyalurnya Ingin Diteruskan Kepada Sasaran Atau Penerima Pesan Tersebut.

b. Aplikasi Media Pembelajaran Berpijak Pada Kaidah Ilmu komunikasi, Yang


Antara Lain Dikatakan Lasswel ( 1982 ).
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Membaca
Pada hakekatnya membaca merupakan proses memahami dan merekontruksi makna yang
terkandung dalam bacaan. Pesan atau makna yang terkandung dalam teks bacaan merupakan
interaksi timbal balik, interaksi aktif, interaksi perlu dinamis antara pengetahuan dasar yang
dimiliki pembaca dengan kalimat-kalimat fakta dan informasi yang tersimpan dalam memori
otak/ fikiran pembaca atau dapat disebut dengan sumber informasi perlu dimiliki secara
berimbang oleh pembaca. Artinya kemampuan mengenal informasi visual diikuti dengan
pengetahuan dasar yang diperlukan untuk memahami suatu teks bacaan.

B. Pengertian Membaca Permulaan


Membaca permulaan merupakan keterampilan yang dibutuhkan siswa untuk
membantunya menjadi seorang pembaca. Diantara keterampilannya tersebut, banyak yang
diperoleh secara natural, baik di rumah, di lingkungan masyarakat, maupun di sekolah.
Keterampilan ini sangat penting untuk dimiliki siswa karena akan berpengaruh terhadap
kemampuan membacanya kelak (USAID 2014: 134). Pembelajaran membaca permulaan
diberikan di kelas I dan II SD. ( dalam Siti Maghfiroh, 2017:27)

Pengertian membaca permulaan adalah tahapan proses belajar membaca siswa sekolah
dasar awal. Disini siswa belajar memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca
dan menangkap isi bacaan dengan baik, membaca permulaan merupakan suatu proses
keterampilan dan kognitif. Proses keterampilan menunjuk pada pengenalan dan penguasaan
lambang-lambang fonem, sedangkan proses kognitif menujuk pada penggunaan lambang-
lambang fenom yang sudah dikenal untuk memahami makna suatu kata yang dapat terangkai
pada satu kalimat yang utuh dan dapat dimengerti maknanya. (dalam Lidia Tarusi, 2015:4)

Program membaca permulaan merupakan program belajar yang diarahkan pada siswa
sekolah dasar di kelas-kelas awal. Kemampuan membaca permulaan diarahkan pada kemampuan
melek huruf tingkat dasar. Slamet, (2007:57) menjelaskan membaca (MMP) merupakan dua
aspek keterampilan berbahasa yang saling berkaitan dan tidak terpisahkan. Pada waktu
mengenalkan menulis, tentu anak-anak juga turut membaca tulisannay. Dengan demikian, selain
membaca, kemampuan menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa wajib dikuasai oleh setiap
siswa sejak berada di bangku sekolah dasar. ( dalam Anini Hamid, 2017:8)

Tujuan membaca permulaan dikelas II adalah agar siswa dapat membaca kata-kata dan
kalimat sederhana dengan lancar dan tepat (Dekdikpud, 1994/1995) pelaksanaan membaca
permulaan dikelas II sekolah dasar dilakukan dalam dua tahap, yaitu membaca periode tanpa
buku dan membaca dengan menggunakan buku. Pembelajaran membaca tanpa buku dilakukan
dengan cara mengajar dengan menggunakan media atau alat peraga selain buku misalnya kartu
gambar, alat peraga yang tentu saja harus memberikan kesan yang menarik agar anak merasa
sangat senang. Sedangkan, pembelajaran membaca dengan buku merupakan kegiatan membaca
dengan menggunakan buku sebagai bahan pelajaran pembelajaran agar anak rajin untuk
membacanya. ( dalam Lidia Tarusi, 2015:4)

C. Tujuan Membaca Permulaan


Tujuan membaca permulaan di kelas rendah adalah agar siswa dapat membaca kata-kata
dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat, serta siswa dapat menirukan atau menebalkan
dengan tepat pula. Menurut Mocliono (2010:43) membaca pemulaan merupakan kegiatan
berbahasa yang diberikan kepada anak di kelas I dan II sebagai dasar untuk pelajaran
selanjutnya. Lebih lanjut tujuan pengajaran membaca permulaan adalah agar siswa dapat
membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat. Pengajaran membaca
permulaan disesuaikan dengan dengan kemampuan dan perkembangan kejiwaan peserta didik.
Seiring dengan itu, Supriono Agus (2010:11) mengemukakan membaca adalah: kegiatan dalam
menerapkan dalam kemampuan berbahasa (Linguistik) dengan melibatkan factor biologis dan
psikis yang dipengaruhi oleh lingkungan dengan huruf, suku kata, kata dan kalimat sebagai objek
bacaan sebagai tingkatan awal dalam belajar membaca. ( dalam Anini Hamid 2017:9)

D. Pentingnya Membaca Permulaan


Kemampuan membaca yang diperolah pada membaca permulaan sangat berpengaruh
pada kemampuan membaca lanjut.Sebagai kemampuan yang menadasari kemampuian
berikutnya. Kemampuan membaca permulaan memerlukan perhatian guru sebab jika dasarnya
tidak kuat,tahap berikutnya akan mengalami kesulitan.Kemampuan membaca oleh setiap orang
yang ingin memperluas pengetahuan dan pengalaman,mempertinggi daya pikir,mempertajam
penalaran untuk mencapai kemajuan dan peningkatan diri.Oleh karenanya bagaimana pun guru
Kelas I dan II harus sunguh-sungguh agar pada kelas III tidak menemukan permasalahan yang
seharusnya terjadi sehingga anak masuk KelaS III anak mempunyai kemampuan dasar membaca
yang memadai.Untuk melaksanakan dengan baik perlu perencanaan seperti: materi, metode,
ataupun pengembangan. ( dalam Mariyam, 2020: 12)

E. Kesulitan Belajar Membaca Permulaan Pada Siswa

Guru perlu memahami perilaku kesulitan belajar yang biasanya tampak di dalam kelas
bahkan dia menampakkan perilaku di dalam keseluruhan interaksi dengan lingkungannya. Salah
satu kesulitan memahami perilaku berkesulitan adalah karena perilaku tersebut tampil dalam
perilaku menghindar dari situasi yang menimbulkan ketegangan yang dalam psikologi disebut
mekanisme mempertahankan diri yang disebabkan siswa menghadapai kecemasan dan
kecemasan itu dia tidak mampu menghadapi. ( dalam Mariyam, 2020:12)

F. Alat Peraga Kartu Huruf


Alat adalah sarana yang sangat di perlukan dalam menunjang keberhasilan proses belajar
mengajar. Alat peraga menurut Depdiknas tahun 2003 adalah benda/alat yang digunakan untuk
memperagakan fakta, konsep, prinsip/prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/kongkret. Jadi,
alat peraga adalah sarana yang digunakan oleh guru untuk menunjang proses belajar mengajar
didalam kelas agar pembelajaran tampak lebih nyata/kongkret sehingga siswa lebih mengerti.

Dalam pelajaran bahasa indonesia, guru dapat melakukan simulasi pembelajaran dengan
menggunakan kartu berseri (flash card). Kartu berseri tersebut dapat berupa kartu bergambar,
kartu huruf, kartu kata an kartu kalimat. Dalam pembelajaran membaca permulaan guru dapat
menggunakan strategi bermain dengan menggunakan kartu-kartu huruf. Kartu huruf tersebut
digunakan sebagai media dalam permainan menemukan kata. Siswa di ajak menyusun huruf-
huruf menjadi sebuah kata yang berdasarkan benda-benda kongkret yang ditemukannya. ( dalam
Wahyudin, 2014:14)
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan
kelas (PTK) atau Cloossroom Action Research.

Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) adalah penelitian yang khusus dimaksudkan untuk
memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran membaca permulaan pada siswa kelas II
SD Negeri Dodaga. Penelitian Tindakan Kelas bukan Penelitian Eksperimen. Penelitian
Tindakan Kelas digunakan sebagai suatu proses yang dinamis meliputi Aspek Perencanaan,
Pelaksanaan, Observasi, Dan Refleksi.

B. Tempat dan waktu penelitian


Tempat penelitian di Sekolah Dasar Negeri Dodaga dilaksanakan pada bulan Mei tahun
pelajaran 2020-2021.

C. Subjek Penelitian

Subjek dan objek penelitian ini adalah penggunaan media kartu huruf untuk
memudahkan siswa belajar membaca permulaan kelas III SD Negeri Dodaga karena pada
dasarnya guru sulit menerangkan konsep membaca permulaan sehingga hasil belajar kurang
optimal.
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III yang terdiri dari
10 perempuan dan 13 laki-laki yang berjumlah secara keseluruhan adalah 23 siswa.
D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode bentuk Penelitian Tindakan Kelas khusus untuk
mengetahui dan menangani masalah belajar membaca permulaan.Penelitian ini mempunyai arti
suatu penelitian yang memerlukan tindakan untuk menanggulangi masalah dalam bidang
pendidikan dan dilaksanakan dalam kelas / sekolah untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran. Strategi yang digunakan adalah latihan,dengan latihan berulang-ulang
membaca akan cepat lancar.Rancangan penelitian ini adalah :

a. Perencanaan

b. Tindakan

c. Observasi

d. Refleksi
DAFTAR PUSTAKA

Biyanto 2009. Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Dengan Penggunaan Media
Kartu Kata Pada Pelajaran Bahasa Indonesia.

Hamid Anini 2017.Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Membaca Permulaan Melalui Media Kartu Suku
Kata Pada Siswa Kelas 1 Sd Negeri 53 Kota Ternate.

Mariyam 2020. Upaya Meningkatkan Ketrampilan Membaca Siswa Dengan Penggunaan Media
Kartu Kata Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas Iii Sdnegeri Kawu .

Tarusi Lidia 2015. Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Penggunaan Kartu
Huruf Berwarna Pada Siswa Kelas Ii Gmih Balison Kec, Sahu Kabupaten Halmahera Barat.

Wahyudin 2014. Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa kelas I melalui media
kartu huruf di Mi Al Huda Sakti Ciputat Tangerang Selatan.

Anda mungkin juga menyukai