Oleh:
Winarti, Dr. Arifin, M. Pd.
NIM. 857471603
winartiibu57@gmail.com-arifin6368@gmail.com
ABSTRAK
Rendahnya keterampilan membaca permulaan siswa kelas I menjadi latar
belakang penelitian ini.. Penelitian Tindakan kelas mencul ketika dalam proses
pembelajaran di kelas ada siswa yang tidak memiliki keterampilan membaca
permulaan mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran yang lainnya.
Pada panelitian ini digunakan media kartu kata yang bertujuan sebagai alat
untuk membantu dan mempermudah penyampaian pesan atau materi kepada
peserta didik. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang
dilakukan dalam dua siklus, dalam setiap siklusnya terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian yakni 20 yang terdiri
dari 13 anak laki-laki dan tujuh anak perempuan. Objek penelitian yakni
keterampilan membaca permulaan. Teknik analisis data dilakukan melalui
deskriptif kuantitatif. Ketuntasan Belajar Kelas I pada kegiatan siklus I adalah 4
siswa yang Tuntas atau 20 % dari jumlah siswa, dengan rata-rata nilai 7,4.
Kemudian dilakukan siklus II diperoleh hasil data 8,55. Dari hasil data tersebut
dapat disimpulkan bahwa kekuntasan belajar siswa meningkat 80% setelah
melalukan siklus II. Dengan demikian hasil pembelajaran membaca permulaan
dengan menggunakan media kartu telah berhasil memenuhi kriteria ketuntasan
yang ditentukan.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keterampilan membaca untuk siswa kelas I Sekolah Dasar merupakan
keterampilan dasar yang harus dikuasai siswa. Siswa kelas I Sekolah Dasar
merupakan transisi awal dari jenjang pendidikan anak usia dini ke jenjang
pendidikan Sekolah Dasar. Pada dasarnya keterampilan membaca permulaan
sudah diperoleh pada jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak, tetapi dalam
kenyataannya masih ada sebagian anak yang sudah mengenyam pendidikan
1
sebelumnya kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan di Sekolah Dasar
masih banyak yang belum bisa membaca.
Kendala yang muncul dalam pembelajran Bahasa indonesia pada siswa
kelas I diantaranya siswa tidak dapat mengikuti materi pelajaran Bahasa
Indonesia tentang membaca suku kata, siswa tidak bisa mempraktikkan
membaca kata dengan baik dan benar, Siswa tidak memiliki keterampilan
membaca permulaan.
Masalah-masalah di atas menyebabkan kurangnya pemahaman siswa
terutama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dalam keterampilan membaca
permulaan pada siswa kelas I masih rendah.
Siswa yang mengalami kesulitan membaca di kelas I, mereka akan
kesulitan mengikuti pembelajaran di kelas, karena keterbatasan dalam
kemampuan membaca yang masih kurang. Siswa yang mengalami kesulitan
membaca di kelas I berakibat pada mencapaian hasil belajar yang tidak
memadai. Proses pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan efektif tentunya
harus ditunjang oleh berbagai faktor penting dalam proses pembelajarannya,
salah satunya adalah dengan penggunaan media pembelajaran.
Media pembelajaran berperan penting dalam keberlangsungan proses
pembelajaran di kelas. Dengan penerapan media pembelajaran secara tepat,
maka kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan aktif. Siswa
bukan hanya sebagai objek tetapi harus bersifat sebagai subjek yang berperan
aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran, sedangkan guru hanya menjadi
fasilitator dalam proses pembelajarann. Akan tetapi apabila dalam proses
pembelajaran tidak menggunakan media pembelajaran yang tepat, hal ini akan
berakibat pada menurunya keterampilan membaca permulaan pada siswa
kelas I.
Untuk meningkatkan keterampilan membaca di kelas I, yang lebih
fokus ke dalam membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, maka
diperlukan media kartu kata agar meningkatnya kemempuan keterampilan
membaca di kelas I dapat tercapai dengan baik.
2
Berangkat dari latar belakang masalah tersebut, maka munculah
masalah yang dihadapi di dalam kelas sehingga memacu guru untuk
menerapkan media kartu kata dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk
meningkatkan keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas I SDN
Cipinang III.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka dapat dianalisis
beberapa masalah dan kesulitan yang dihadapi siswa saat pembelajaran
Bahasa Indonesia pada membaca permulaan pada siswa kelas I SDN Cipinang
III, diantaranya adalah siswa kurang mampu mengingat dan memahami huruf
perhuruf, suku kata, kemudian menjadi kata dan akhirnya dapat merangkai
kata menjdi kalimat sederhana. inilah inti dari keterampilan membaca
permulaan.
Secara faktual di kelas masalah itu menjadi kendala dalam proses
pembelajaran, dimana siswa yang kurang mempunyai keterampilan membaca
permulaan akhirnya tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga
siswa tidak mampu melanjutkannya dengan materi pelajaran yang lainnya.
Inilah kendala dan kesulitan yang dialami guru di dalam kelas
Masalah-masalah di atas menyebabkan kurangnya pemahaman siswa
terutama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dalam keterampilan membaca
permulaan pada siswa kelas I masih rendah.
Untuk mengatasi kesulitan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
diperlukan suatu media yang dapat membantu dalam proses pembelajaran
sehingga keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas I dapat
meningkat. Media pembelajaran merupakan alat yang dapat membantu dalam
proses pembelajaran di kelas.
Salah satu media pembelajaran yang dapat menjembatani kesulitan
siswa serta untuk meningkatkan keterampilan membaca permulaan pada siswa
kelas I adalah media kartu kata. Media pembelajaran merupakan hal yang
penting dari keseluruhan situasi belajar mengajar. Media pembelajaran adalah
bagian dari instrumen pembelajaran yang harus dikembangkan oleh guru,
karena berperan sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar
3
secara aktif dan komunikatif antara guru dan siswa. Kartu kata ini dapat dibuat
dari kertas tebal atau karton yang bertuliskan bermacam-macan suku kata
menjadi satuan kata yang dapat dilihat jelas oleh siswa sehingga dapat
membantu meningkatkan keterampilan membaca permulaan.
Adapun alasan penulis mengambil media kartu kata sebagai cara
meningkatkan keterampilan membaca permulaan di kelas I karena media
kartu kata ini banyak memungkinkan siswa untuk terlibat aktif serta menuntut
siswa untuk lebih teliti dalam mengingat huruf per huruf, antar suku kata dan
menjadi kesatuan kata yang benar sehingga siswa dapat merangkaikan antar
suku kata tersebut menjadi satu kata dengan banuan media kartu kata,
sehingga keterampilan membaca permulaan dapat meningkat..
Untuk itu dalam PKP ini peneliti akan mengangkat judul “Penerapan
Media Kartu Kata Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk
Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Siswa Kelas I di SDN
Cipinang III”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan maslah
yang akan dikemukakan peneliti adalah bagaimana peningkatan keterampilan
membaca permulaan siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia melalui
penerapan media kartu kata di kelas I SDN Cipinang III ?.
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Adapun tujuan perbaikan dari penelitian ini melalui penerapan media kartu
kata adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca permulaan
siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia melalui penerapan media kartu kata di
kelas I.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Meningkakan pemahaman siswa terhadap media suku kata dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Mendorong guru menjadi lebih berinovasi dan kreatif dalam menggunakan
media yang tepat dalam pembelajaran di kelas.
4
3. Sebagai acuan bagi sekolah dalam melakukan perbaikan-perbaikan dalam
proses pembelajaran di sekolah.
9
e) Guru mengadakan apersepsi dengan tanya jawab tentang anggota
tubuh beserta fungsinya berdasarkan kartu kata yang telah
dibagikan kepada siswa dan mengaitkannya dengan materi
sebelumnya yang telah dikuasai oleh siswa.
2. Kegiatan Inti
a) Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari hari ini, yaitu
mengenal anggota tubuh beseta fungsinya.
b) Guru menjelaskan kepada siswa tentang media kartu kata dan
langkah-lankah penggunaan dalam usaha meningkatkan
keterampilan membaca pada siswa kelas I.
c) Guru mununjukkan beberapa contoh suku kata yang ditulis di
media kartu kata kemudian melanjutkannya kepada kata-kata
sederhana.
d) Guru membagikan kartu kata kepada siswa dan siswa mencari tahu
tentang suku kata dan mempraktekkannya berbagai suku kata dan
menjadi kata sederhana yang berkaitan dengan anggota tubuh.
e) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencoba dan
menyalin kata yang terdapat dalam kartu kata yang sudah
dibagikan oleh guru.
f) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok agar
pembelajaran menjdi lebih aktif.
g) Guru meminta siswa dari masing-masing kelompok untuk
mendemonstrasikan kata yang mereka peroleh dari kartu kata di
depan kelas.
h) Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok
yang sudah berperan aktif dalam pembelajaran.
3. Kegiatan Akhir
a) Menanyakan kembali materi pelajaran yang sudah dipelajari dengan
menggunakan media kartu kata.
b) Siswa dengan bantuan guru melakukan kesimpulan materi yang telah
dibahas.
10
c) Siswa mengerjakan tes akhir (untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam memahami materi yang disampaikan dan untuk mengetahui
pencapaian kompetensi dalam tujuan pembelajaran).
d) Refleksi
e) Memberikan PR dan tugas diskusi kelompok.
f) Guru : Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa.
g) Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru umtuk
mengetahui ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.
3. Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan
berlangsung, yang pada dasarnya merupakan kegiatan mengamati segala
sesuatu yang terjadi pada kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan
observasi ini yaitu mencatat dan mendokumentasikan segala perilaku,
aktivitas dan proses-proses lainnya dari temuan-temuan pada saat tindakan
dilaksanakan.
Sasaran kegiatan observasi dalam penelitian ini adalah untuk
menemukan informasi atau data yang diperlukan dalam penelitian,
diantaranya untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan tindakan perbaikan
terhadap tujuan yang ingin dicapai, bilamana pelaksanaan tindakan
perbaikan berhasil mencapai tujuan, dampak tambahan apa yang positif
walaupun tidak direncanakan dan apakah terjadi dampak yang merugikan
sehingga mengganggu kegiatan lainnya. Penemuan ini dapat diketahui
dalam proses observasi di lapangan dalam proses penelitian tindakan kelas
ini.
penelitian ini tidak dapat berlangsung secara sendiri, artinya
penulis memperoleh bantuan dari rekan-rekann guru dalam proses
observasi ini, agar hassil yang diperoleh merupakan data yang akurat dan
dapat dipertangung jawabkan.
4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan akhir dari penelitian, yakni penelitian
mengkaji, serta mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari
11
pelaksanaan tindakan dari berbagai kriteria. Sehingga hasil refleksi ini
peneliti bersama-sama guru sebagai praktisi dan guru lain dapat melakukan
revisi perbaikan terhadap rencana awal pada tindakan lanjutnnya. Dalam
tahap refleksi ini merupakan kegiatan analisis-analisis, interprestasi, dan
penjelasan-penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh selama
pelaksanaan tindakan berlangsung. Hasil tahap refleksi dijadikan sumber
dalam melakukan tindakan selanjutnya, yaitu sebagai perbaikan dan
penyempurnaan dari tindakan sebelumnya. Pencapaian tujuan yang sudah
maksimal dipertahankan sedangkan tujuan yang belum tercapai diperbaiki
untuk perbaikan pada siklus berikutnya.
B. Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui
beberapa tahapan yaitu pengumpulan, kondifikasi dan kategorisasi data. Data
mentah yang diperoleh dari berbagai berbagai instrumen pengumpulan data
berupa tes, observasi, wawancara dan catatan lapangan yang dirangkum dan
dikumpulkan, yang kemudian diolah menjadi hasil data yang akurat. Teknik
pengolahan data pada setiap instrumen akan diuraikan sebagai beriku:
1. Observasi
Lembar observasi yang dugunakan dalam penelitian ini terdiri dari
lembar observasi guru dan siswa. Pada lembar observasi guru disediakan
kolom-kolom yang berisi aspek yang dinilai, nilai yang ditetapkan atau
target dan nilai yang dicapai sehingga dikategorikan sebagai belajar tuntas.
Dalam lembar observasi siswa berisi nomor, nama siswa, aspek yang
diobservasi atau asfek yang dinilai, skor dan keterangan lainnya yang
mendukung.
Pada penelitian tindakan kelas ini, observasi dilakukan dengan
mengumpulkan data-data yang mendukung dalam penelitian ini, kemudian
data tersebut diolah agar diketahui hasil dalam penentuan tujuan penelitian
ini sudah berhasil atau belum.
2. Wawancara
12
Dalam pelaksanaan wawancara digunakan tabel yang berisi
pertanyaan dan jawaban dari observer dan siswa, kemudian tiap-tiap
komentar atau jawaban diklasifikasikan dan dipersentasikan untuk
mendapatkan kesimpulan kegiatan belajar mengajar yang sudah dilakukan
sehingga diperoleh data yang akurat.
3. Tes di akhir pembelajaran
Tes hasil belajar merupakan sumber data dan sebagai evaluasi bagi
guru maupun pihak sekolah. Dengan tes tersebut, peserta didik dapat
mengetahui kemampuannya dalam penerimaan materi dibanding dengan
teman-temannya.
15
a. Kesesuaian dengan tujuan Pembelajaran di laksanakan dengan mengacu
pada tujuan yang ingin di capai.
b. Media di pilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang
secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga
ranah kognitif, efektif dan psikomotor.
c. Ketepatgunaan Tepat guna dalam konteks dalam pembelajaran di artikan
tepat untuk mendukung isi pembelajaran yang sifatnya fakta, konsep,
prinsip, atau generalisasi.
d. Media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan siswa, misalnya televisi
tepat untuk mempertunjukkan proses dan transformasi yang memerlukan
manipulas ruang dan waktu.
Karena dalam suatu proses belajar mengajar ada dua unsur yang sangat
penting adalah metode dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan
satu sama lain, karena pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan
mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai (Depdiknas, 2008: 42).
Sehingga pemilihan media pembelajaran yang sesuai dan tepat akan menentukan
keberhasilan pembelajaran, sehingga hasil belajar akan meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
17
Fahrurrozi. (2016). Pembelajaran Membaca Permulaan Di Sekolah Dasar. Jurnal
Ilmiah PGSD, 10 (2), 111-117. Diperoleh 12 November 2019, dari
http://journal.unj.ac.id
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. (2013). Media Pengajaran. Bandung: Sinar
Baru Algesindo.
18