Anda di halaman 1dari 18

PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA


UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA
PERMULAAN SISWA KELAS I DI SDN CIPINANG III

Oleh:
Winarti, Dr. Arifin, M. Pd.
NIM. 857471603
winartiibu57@gmail.com-arifin6368@gmail.com

ABSTRAK
Rendahnya keterampilan membaca permulaan siswa kelas I menjadi latar
belakang penelitian ini.. Penelitian Tindakan kelas mencul ketika dalam proses
pembelajaran di kelas ada siswa yang tidak memiliki keterampilan membaca
permulaan mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran yang lainnya.
Pada panelitian ini digunakan media kartu kata yang bertujuan sebagai alat
untuk membantu dan mempermudah penyampaian pesan atau materi kepada
peserta didik. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang
dilakukan dalam dua siklus, dalam setiap siklusnya terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian yakni 20 yang terdiri
dari 13 anak laki-laki dan tujuh anak perempuan. Objek penelitian yakni
keterampilan membaca permulaan. Teknik analisis data dilakukan melalui
deskriptif kuantitatif. Ketuntasan Belajar Kelas I pada kegiatan siklus I adalah 4
siswa yang Tuntas atau 20 % dari jumlah siswa, dengan rata-rata nilai 7,4.
Kemudian dilakukan siklus II diperoleh hasil data 8,55. Dari hasil data tersebut
dapat disimpulkan bahwa kekuntasan belajar siswa meningkat 80% setelah
melalukan siklus II. Dengan demikian hasil pembelajaran membaca permulaan
dengan menggunakan media kartu telah berhasil memenuhi kriteria ketuntasan
yang ditentukan.

Kata Kunci: Membaca permulaan, Kartu kata, Bahasa.

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keterampilan membaca untuk siswa kelas I Sekolah Dasar merupakan
keterampilan dasar yang harus dikuasai siswa. Siswa kelas I Sekolah Dasar
merupakan transisi awal dari jenjang pendidikan anak usia dini ke jenjang
pendidikan Sekolah Dasar. Pada dasarnya keterampilan membaca permulaan
sudah diperoleh pada jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak, tetapi dalam
kenyataannya masih ada sebagian anak yang sudah mengenyam pendidikan

1
sebelumnya kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan di Sekolah Dasar
masih banyak yang belum bisa membaca.
Kendala yang muncul dalam pembelajran Bahasa indonesia pada siswa
kelas I diantaranya siswa tidak dapat mengikuti materi pelajaran Bahasa
Indonesia tentang membaca suku kata, siswa tidak bisa mempraktikkan
membaca kata dengan baik dan benar, Siswa tidak memiliki keterampilan
membaca permulaan.
Masalah-masalah di atas menyebabkan kurangnya pemahaman siswa
terutama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dalam keterampilan membaca
permulaan pada siswa kelas I masih rendah.
Siswa yang mengalami kesulitan membaca di kelas I, mereka akan
kesulitan mengikuti pembelajaran di kelas, karena keterbatasan dalam
kemampuan membaca yang masih kurang. Siswa yang mengalami kesulitan
membaca di kelas I berakibat pada mencapaian hasil belajar yang tidak
memadai. Proses pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan efektif tentunya
harus ditunjang oleh berbagai faktor penting dalam proses pembelajarannya,
salah satunya adalah dengan penggunaan media pembelajaran.
Media pembelajaran berperan penting dalam keberlangsungan proses
pembelajaran di kelas. Dengan penerapan media pembelajaran secara tepat,
maka kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan aktif. Siswa
bukan hanya sebagai objek tetapi harus bersifat sebagai subjek yang berperan
aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran, sedangkan guru hanya menjadi
fasilitator dalam proses pembelajarann. Akan tetapi apabila dalam proses
pembelajaran tidak menggunakan media pembelajaran yang tepat, hal ini akan
berakibat pada menurunya keterampilan membaca permulaan pada siswa
kelas I.
Untuk meningkatkan keterampilan membaca di kelas I, yang lebih
fokus ke dalam membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, maka
diperlukan media kartu kata agar meningkatnya kemempuan keterampilan
membaca di kelas I dapat tercapai dengan baik.

2
Berangkat dari latar belakang masalah tersebut, maka munculah
masalah yang dihadapi di dalam kelas sehingga memacu guru untuk
menerapkan media kartu kata dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk
meningkatkan keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas I SDN
Cipinang III.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka dapat dianalisis
beberapa masalah dan kesulitan yang dihadapi siswa saat pembelajaran
Bahasa Indonesia pada membaca permulaan pada siswa kelas I SDN Cipinang
III, diantaranya adalah siswa kurang mampu mengingat dan memahami huruf
perhuruf, suku kata, kemudian menjadi kata dan akhirnya dapat merangkai
kata menjdi kalimat sederhana. inilah inti dari keterampilan membaca
permulaan.
Secara faktual di kelas masalah itu menjadi kendala dalam proses
pembelajaran, dimana siswa yang kurang mempunyai keterampilan membaca
permulaan akhirnya tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga
siswa tidak mampu melanjutkannya dengan materi pelajaran yang lainnya.
Inilah kendala dan kesulitan yang dialami guru di dalam kelas
Masalah-masalah di atas menyebabkan kurangnya pemahaman siswa
terutama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dalam keterampilan membaca
permulaan pada siswa kelas I masih rendah.
Untuk mengatasi kesulitan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
diperlukan suatu media yang dapat membantu dalam proses pembelajaran
sehingga keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas I dapat
meningkat. Media pembelajaran merupakan alat yang dapat membantu dalam
proses pembelajaran di kelas.
Salah satu media pembelajaran yang dapat menjembatani kesulitan
siswa serta untuk meningkatkan keterampilan membaca permulaan pada siswa
kelas I adalah media kartu kata. Media pembelajaran merupakan hal yang
penting dari keseluruhan situasi belajar mengajar. Media pembelajaran adalah
bagian dari instrumen pembelajaran yang harus dikembangkan oleh guru,
karena berperan sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar
3
secara aktif dan komunikatif antara guru dan siswa. Kartu kata ini dapat dibuat
dari kertas tebal atau karton yang bertuliskan bermacam-macan suku kata
menjadi satuan kata yang dapat dilihat jelas oleh siswa sehingga dapat
membantu meningkatkan keterampilan membaca permulaan.
Adapun alasan penulis mengambil media kartu kata sebagai cara
meningkatkan keterampilan membaca permulaan di kelas I karena media
kartu kata ini banyak memungkinkan siswa untuk terlibat aktif serta menuntut
siswa untuk lebih teliti dalam mengingat huruf per huruf, antar suku kata dan
menjadi kesatuan kata yang benar sehingga siswa dapat merangkaikan antar
suku kata tersebut menjadi satu kata dengan banuan media kartu kata,
sehingga keterampilan membaca permulaan dapat meningkat..
Untuk itu dalam PKP ini peneliti akan mengangkat judul “Penerapan
Media Kartu Kata Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk
Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Siswa Kelas I di SDN
Cipinang III”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan maslah
yang akan dikemukakan peneliti adalah bagaimana peningkatan keterampilan
membaca permulaan siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia melalui
penerapan media kartu kata di kelas I SDN Cipinang III ?.
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Adapun tujuan perbaikan dari penelitian ini melalui penerapan media kartu
kata adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca permulaan
siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia melalui penerapan media kartu kata di
kelas I.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Meningkakan pemahaman siswa terhadap media suku kata dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Mendorong guru menjadi lebih berinovasi dan kreatif dalam menggunakan
media yang tepat dalam pembelajaran di kelas.

4
3. Sebagai acuan bagi sekolah dalam melakukan perbaikan-perbaikan dalam
proses pembelajaran di sekolah.

II. KAJIAN PUSTAKA


A. Pengertian Membaca Permulaan
Anak usia jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada kelas I merupakan
masa yang fundamental untuk menerima pelajaran Bahasa Indonesia
khususnya yang mendasar yaitu membaca. Menurut Fahrurrozi (2016: 4)
membaca permulaan yaitu kemampuan seseorang untuk mengucapkan bahasa
tulis dengan tepat dan jelas. Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut
pendapat Pratiwi (2017: 2) bahwa membaca awal merupakan aktivitas anak
dalam mengenal tulisan dan anak harus mampu mengucapkan huruf dengan
benar.
Menurut Dalman (2013: 85-86) bahwa tahapan dalam membaca
permulaan dimulai dengan mengenal bentuk huruf dari a sampai dengan z.
Kemudian huruf-huruf tersebut diingat dan diucapkan seseuai dengan
bunyinya. Setelah anak mengenal bentuk huruf dan mampu mengucapkannya
dengan benar, kemudian guru memperkenalkan cara membaca suku kata, kata,
dan kalimat. Anak diperkenalkan untuk menyusun huruf-huruf yang telah
dilafalkan agar dapat membentuk suku kata, kata, dan kalimat. Setelah anak
mampu memaca kalimat pendek anak perlu dilatih membaca kalimat lengkap
yang terdiri atas pola subjekpredikat-objek-keteranganKeteramilan membaca
permulaan ini merupakan landasan utama yang harus dikuasai oleh siswa kelas
I Sekolah Dasar, dikarenakan akan menentukan dalam pemahaman ilmu
pengetahuan lainnya di sekolah. Selain itu, kemampuan membaca merupakan
sangat penting bagi siswa karena akan menjadi modal awal dalam menerima
berbagai informasi yang diterimanya sehingga bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari.
Menurut Misriana (2016:26), tujuan membaca permulaan yakni: 1)
Bimbingan dasar tata cara dalam membaca; 2) Memahami dan mengucapkan
kalimat sederhana; dan 3) Membaca kata maupun kalimat sederhana dengan
5
waktu yang relatif singkat. Peran guru sangat menentukan dalam membentuk
keterampilan membaca dan mencapai tujuan membaca permulaan.
Keberhasilan siswa dalam membaca permulaan sangat dipengaruhi oleh
keaktifan dan kreativitas guru dalam menggunakan media yang bervariasi dan
sesuai dalam proses pembelajaran.
B. Penerapan Media Kartu Kata Dalam Pemebelajaran Bahasa Indonesia
Siswa mampu permulaan dengan baik ketika guru melakukan peran
aktif dalam proses pembelajaran, kreatif dan inovatif dalam menerapkan dan
memilih media yang cocok dengan materi yang disampaikan ketika proses
pembelajaran. Seperti halnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang
lebih khususnya untuk membentuk keterampilan membaca sangat diperlukan
menggunaan media yang sesuai dan tepat agar hasil belajar siswa dapat
tercapai dengan baik.
Menurut Arsyad (2013: 3), kata media berasal dari bahasa latin medius
yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Menurut
Sanjaya (2014:73-75) tujuan menggunakan media ketika proses pembelajaran
adalah untuk membantu dan mempermudah peserta didik dalam memahami
suatu pesan atau materi dengan kondisi pembelajarn yang menyenangkan,
meningkatkan kualitas dan efektivitas pembelajaran, memudahkan guru dalam
melaksanakan pembelajaran, memberikan keluasan kepada guru untuk
berinovasi, serta membantu siswa lebih memahami materi pembelajaran.
Sudjana dan Rivai (2013:6) menjelaskan manfaat tentang media
pengajaran, anatara lain: (a) menambah semangat dan motivasi belajar, agar
lebih menarik perhatian siswa, (b) materi memiliki makna yang jelas sehingga
mudah dipahami siswa, (c) metode pembelajaran yang digunakan guru akan
bervariasi sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, (d)
siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan guru saja tetapi melakukan aktivitas lainnya, seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Pada dasarnya penggunaan media kartu kata ini merupakan inovasi
dalam penggunaan media pembelajaran di kelas dengan tujuan untuk
6
mempermudah siswa dalam penguasaan materi dan peningkatan keterampilan
membaca permulaan pada siswa kelas I sekolah dasar. Diharapkan dengan
penggunaan media ini akan menjadikan pembelajaran lebih aktif, kreatif dan
menyenangkan sehingga siswa dapat meningkatkan keterampilan membaca
permulaan.
Adapun Langkah-langkah Media Kartu Kata menurut Dananjaya
(2010: 167) adalah sebagai berikut :
a) Guru membagikan kartu kepada siswa.
b) Beberapa siswa diminta membaca kartu kata yang dimilikinya.
c) Guru meminta siswa memilih dua kata dari kartunya.
d) Siswa diminta membuat kalimat yang logis dari kata yang dipilihnya.
e) Guru meminta beberapa siswa untuk membuat contoh kalimat tersebut.
f) Guru meminta siswa dari masing-masing kelompok kemudian
mengumumkan pada kelas, bahwa orang ini akan menyampaikan ceritanya
dengan dua kata yang dipilih.
g) Guru meminta siswa untuk membalikkan badan setelah semuanya
mengungkapkan ceritanya.
h) Siswa di kelas memilih siapa yang terbaik pertama, kedua, ketiga dan
keempat.
Penggunaan media pembelajaran yang tepat diharapkan dapat menjadi
sarana dalam menyapaikan materi pelajaraan kepada siswa dengan situasi
yang aktif, kteartif dan menyenangkan. Untuk itu guru mempunyai peranan
yang sangat penting dalam terwujudnya tujuan pembelajaran yaitu pencapaian
hasil beajar yang maksimal.

III. PELAKSANAAN PENELITIAN


A. Identitas Subjek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas I SDN Cipinang III yang
terdiri dari 13 orang siswa laki-laki, 7 orang siswa perempuan dan jumlah
seluruhnya 20 orang.
7
Adapun alasan dipilihnya subjek penelitian ini didasari oleh
pertimbangan bahwa tingkat keterampilan membaca permulaan pada
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas I masih rendah.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Cipinang III yang berlokasi di
Blok Pahing Desa Cipinang Kecammatan Rajagaluh.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus tindakan yang didahului
oleh pra siklus atau penelitian pendahuluan yang dilaksanakan pada Hari
Rabu tanggal 20 April 2021. Siklus pertama dilaksanakan pada Hari Senin
tanggal 25 April 2021, dan siklus kedua dilaksanakan pada Hari Senin
tanggal 16 Mei 2021.
B. Deskripsi Per Siklus
1. Perencanaan Tindakan
Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas
ini adalah dilaksanakan dalam dua siklus, yang meliputi empat tahapan,
yaitu tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, observasi
dan tahap refleksi.
Sebelum peneliti melakukan tindakan, pertama membuat rancangan
tindakan yang akan dilakukan. Kedua, melakukan tindakan. Ketiga,
pengamatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran oleh observer
menggunakan lembar observasi. Keempat, melakukan refleksi dan
perbaikan untuk siklus selanjutnya.
Apabila hasil refleksi dinyatakan masih banyak terdapat
kekurangan dan belum mencapai hasil yang diharapkan, maka perlu
dilakukan perbaikan atas dasar tindakan yang telah dilakukan, maka
rencana tindakan yang dilakukan pada siklus berikutnya melakukan
perbaikan dari apa yang telah ditetapkan sebelumnya. Selanjutnya hingga
permasalahan yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.
Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah bentuk spiral yang dilaksanakan dalam dua siklus. Model
8
spiral ini meliputi empat tahapan, yaitu tahap perencanaan tindakan, tahap
pelaksanaan tindakan, observasi dan tahap refleksi
Tahap Perencanaan Tindakan, meliputi beberapa tahapan, yaitu:
a. Mengadakan penelitian awal untuk mengungkapkan permasalahan yang
perlu dipecahkan. Dalam hal ini peneliti melakukan observasi awal
pelaksanaan tentang kondisi siswa yang belum memiliki keterampilan
membaca permulaan.
b. Menyusun langkah-langkah yang akan digunakan dalam proses penelitin.
c. Mempersiapkan sarana dan pra sarana yang diperlukn dalam penelitian,
baik dari segi kesiapan guru sebagai peneliti dan siswa sebagai objek
penelitian.
d. Mempersiapkan instrumen-instrumen pengumpul data untuk digunakan
dalam tahap pelaksanaan sesuai dengan hasil kesepakatan bersama.
e. Setelah mencapai kesepakatan bersama peneliti menyusun skenario
pembelajaran dengan penerapan media kartu kata.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam dua siklus sampai berhasil,
pelaksanaan tindakan antara lain dengan menyusun RPP dan skenario
pembelajaran untuk diterapkan pada ptoses pembelajaran yang sebenarnya.
Kegiatan siklus I
Pada tahap awal siswa diberi contoh bagaimana belajar melalui
pemecahan masalah. Pemecahan masalah didahului dengan persoalan.
Namun sebelumnya guru menjelaskan terlebih dahulu materi yang akan
dipelajari.
1. Kegiatan Awal
a) mengucapkan salam.
b) Guru mempersilahkan salah satu siswa untuk memimpin doa
sebelum pembelajaran dimulai.
c) Mengecek kehadiran siswa.
d) Menyampaikan tujuan pembelajaran

9
e) Guru mengadakan apersepsi dengan tanya jawab tentang anggota
tubuh beserta fungsinya berdasarkan kartu kata yang telah
dibagikan kepada siswa dan mengaitkannya dengan materi
sebelumnya yang telah dikuasai oleh siswa.
2. Kegiatan Inti
a) Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari hari ini, yaitu
mengenal anggota tubuh beseta fungsinya.
b) Guru menjelaskan kepada siswa tentang media kartu kata dan
langkah-lankah penggunaan dalam usaha meningkatkan
keterampilan membaca pada siswa kelas I.
c) Guru mununjukkan beberapa contoh suku kata yang ditulis di
media kartu kata kemudian melanjutkannya kepada kata-kata
sederhana.
d) Guru membagikan kartu kata kepada siswa dan siswa mencari tahu
tentang suku kata dan mempraktekkannya berbagai suku kata dan
menjadi kata sederhana yang berkaitan dengan anggota tubuh.
e) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencoba dan
menyalin kata yang terdapat dalam kartu kata yang sudah
dibagikan oleh guru.
f) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok agar
pembelajaran menjdi lebih aktif.
g) Guru meminta siswa dari masing-masing kelompok untuk
mendemonstrasikan kata yang mereka peroleh dari kartu kata di
depan kelas.
h) Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok
yang sudah berperan aktif dalam pembelajaran.
3. Kegiatan Akhir
a) Menanyakan kembali materi pelajaran yang sudah dipelajari dengan
menggunakan media kartu kata.
b) Siswa dengan bantuan guru melakukan kesimpulan materi yang telah
dibahas.
10
c) Siswa mengerjakan tes akhir (untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam memahami materi yang disampaikan dan untuk mengetahui
pencapaian kompetensi dalam tujuan pembelajaran).
d) Refleksi
e) Memberikan PR dan tugas diskusi kelompok.
f) Guru : Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa.
g) Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru umtuk
mengetahui ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.
3. Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan
berlangsung, yang pada dasarnya merupakan kegiatan mengamati segala
sesuatu yang terjadi pada kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan
observasi ini yaitu mencatat dan mendokumentasikan segala perilaku,
aktivitas dan proses-proses lainnya dari temuan-temuan pada saat tindakan
dilaksanakan.
Sasaran kegiatan observasi dalam penelitian ini adalah untuk
menemukan informasi atau data yang diperlukan dalam penelitian,
diantaranya untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan tindakan perbaikan
terhadap tujuan yang ingin dicapai, bilamana pelaksanaan tindakan
perbaikan berhasil mencapai tujuan, dampak tambahan apa yang positif
walaupun tidak direncanakan dan apakah terjadi dampak yang merugikan
sehingga mengganggu kegiatan lainnya. Penemuan ini dapat diketahui
dalam proses observasi di lapangan dalam proses penelitian tindakan kelas
ini.
penelitian ini tidak dapat berlangsung secara sendiri, artinya
penulis memperoleh bantuan dari rekan-rekann guru dalam proses
observasi ini, agar hassil yang diperoleh merupakan data yang akurat dan
dapat dipertangung jawabkan.
4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan akhir dari penelitian, yakni penelitian
mengkaji, serta mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari
11
pelaksanaan tindakan dari berbagai kriteria. Sehingga hasil refleksi ini
peneliti bersama-sama guru sebagai praktisi dan guru lain dapat melakukan
revisi perbaikan terhadap rencana awal pada tindakan lanjutnnya. Dalam
tahap refleksi ini merupakan kegiatan analisis-analisis, interprestasi, dan
penjelasan-penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh selama
pelaksanaan tindakan berlangsung. Hasil tahap refleksi dijadikan sumber
dalam melakukan tindakan selanjutnya, yaitu sebagai perbaikan dan
penyempurnaan dari tindakan sebelumnya. Pencapaian tujuan yang sudah
maksimal dipertahankan sedangkan tujuan yang belum tercapai diperbaiki
untuk perbaikan pada siklus berikutnya.
B. Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui
beberapa tahapan yaitu pengumpulan, kondifikasi dan kategorisasi data. Data
mentah yang diperoleh dari berbagai berbagai instrumen pengumpulan data
berupa tes, observasi, wawancara dan catatan lapangan yang dirangkum dan
dikumpulkan, yang kemudian diolah menjadi hasil data yang akurat. Teknik
pengolahan data pada setiap instrumen akan diuraikan sebagai beriku:
1. Observasi
Lembar observasi yang dugunakan dalam penelitian ini terdiri dari
lembar observasi guru dan siswa. Pada lembar observasi guru disediakan
kolom-kolom yang berisi aspek yang dinilai, nilai yang ditetapkan atau
target dan nilai yang dicapai sehingga dikategorikan sebagai belajar tuntas.
Dalam lembar observasi siswa berisi nomor, nama siswa, aspek yang
diobservasi atau asfek yang dinilai, skor dan keterangan lainnya yang
mendukung.
Pada penelitian tindakan kelas ini, observasi dilakukan dengan
mengumpulkan data-data yang mendukung dalam penelitian ini, kemudian
data tersebut diolah agar diketahui hasil dalam penentuan tujuan penelitian
ini sudah berhasil atau belum.
2. Wawancara

12
Dalam pelaksanaan wawancara digunakan tabel yang berisi
pertanyaan dan jawaban dari observer dan siswa, kemudian tiap-tiap
komentar atau jawaban diklasifikasikan dan dipersentasikan untuk
mendapatkan kesimpulan kegiatan belajar mengajar yang sudah dilakukan
sehingga diperoleh data yang akurat.
3. Tes di akhir pembelajaran
Tes hasil belajar merupakan sumber data dan sebagai evaluasi bagi
guru maupun pihak sekolah. Dengan tes tersebut, peserta didik dapat
mengetahui kemampuannya dalam penerimaan materi dibanding dengan
teman-temannya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Pelaksanaan Siklus
1. Paparan Data Awal
Proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan hasil belajar
meningkat apabila antar komponen-komponen pembelajaran yang bersinergi
dengan baik. Komponen-komponen pembebelajaran tersebut diantaranya di
tentukan oleh siswa, guru dan berbagai media yang sesuai dengan materi
pembelajaran. proses pemilihan media yang tepat dapat menentukan
keberhasilan siswa dalam mencapai keterampilan belajarnya.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam segi
keterampilan membaca permulaan di kelas I SDN Cipinang III sebelum
penggunaan media kartu kata sangat rendah. Siswa masih kesulitan dalam
memahami dan mengingat suku kata, kata dan bentuk kalimat sederhana.
Masalah ini timbul dikarenakan sebagian besar siswa kelas I tidak dapat
mengikuti materi pelajaran Bahasa Indonesia, tentang membaca suku kata,
siswa tidak bisa mempraktikkan membaca kata dengan baik dan benar, siswa
tidak memiliki keterampilan membaca permulaan serta tidak digunakannya
media pembelajaran yang sesuai dan tepat.
Kondisi di atas memberikan indikasi terhadap suatu masalah yang
cukup signifikan, yang akhirnya bermaura pada kejenuhan dan keengganan
13
siswa dalam mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia khususnya membaca.
Untuk itu, dalam penelitian ini guru memberikan solusi terhadap masalah
ini, yaitu dengan diterapkannya media kartu kata dalam meningkatkan
keterampilan membaca permulaan pada pembelajaran Bahasa Indonesia.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada pembelajaran Bahasa
Indonedia adalah 75, apabila hasil belajar siswa tidak bisa mencapai KKM
maka siswa tersebut dinyatakan Tidak Tuntas (TT), sedangkan siswa yang
dapat mencapai nilai KKM dinyatakan hasil belajarnya Tuntas (T).
mencapai nilai KKM hanya 4 orang, maka diperlukan Penelitian
Tindakan Kelas. Untuk mencapai peningkatan keterampilan membaca
permulaan di kelas I, maka dilakukan kegiatan tindakan perbaikan pada
siklus I.
2. Hasil Analisis Yang Diperoleh
Ketuntasan Belajar Kelas I pra siklus I adalah 4 siswa yang Tuntas
sehingga 4/20x100%= 20 % dari jumlah siswa yaitu 20 orang, dengan
rata-rata nilai 6,3. Kemudian setelah melakukan siklus I diperoleh nilai
dengan rata-rata kelas 7,4. Dari hasil data tersebut dapat disimpulkan
bahwa kekuntasan belajar siswa meningkat 35% setelah melalukan siklus
I. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa pembelajaran
membaca permulaan belum mencapai batas minimum ketuntasan yang
ditetapkan. Sehingga pembelajaran membaca dengan menggunakan media
kartu kata pada tes akhir siklus I ini belum mencapai tujuan yang
diharapkan. Hasil ini menunjukan bahwa ketuntasan belajar belum
terpenuhi karena belum mencapai 70 dan presentase ketuntasan klasikal
mencapai 70%. Sehingga harus dilaksanakan tindakan perbaikan pada
siklus II untuk memperoleh ketuntasan siswa.
Berdasarkan data yang diperoleh yaitu sebelum melakukan siklis I
sebaran skor berkisar antara 4 s/d 9. Diantara enam sebaran skor tersebut,
skor 6 diperoleh oleh paling banyak siswa, sedangkan skor 9 diperoleh dua
orang siswa. Selanjutnya setelah dilakukan siklus I ada peningkatan skor
yaitu sebaran skor nyaberkisar antara 6 s/d 10. Diantara lima sebaran skor
14
tersebut, ada skor 8 diperoleh oleh paling banyak siswa, dan nilai tertinggi
yaitu skor 10 diperoleh oleh satu orang siswa.
Setelah pengolahan data dapat dideskripsikan hasilnya yaitu pada
siklus II sebaran skor berkisar antara 7 s/d 10. Diantara sebaran skor
tersebut, skor 9 diperoleh oleh paling banyak siswa, sedangkan skor 10
diperoleh tiga orang siswa. Selanjutnya setelah dilakukan siklus II ada
peningkatan skor yaitu sebaran skonya berkisar antara 7 s/d 10. Diantara
sebaran skor tersebut, ada skor 9 diperoleh oleh paling banyak siswa, dan
nilai tertinggi yaitu skor 10 diperoleh oleh tiga orang siswa.
Dari data yang diperoleh sebelum dan sesudah melalukan siklus II
terlihat perbedaan skor yang diperoleh siswa, terlihat adanya peningkatan
ketuntasan belajar. Pada siklus I adalah 4 siswa yang Tuntas sehingga
4/20x100% = 20 % dari jumlah siswa yaitu 20 orang, dengan rata-rata
nilai 7,4. Kemudian dilakukan siklus II diperoleh hasil data 8,55. Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa kekuntasan belajar siswa
meningkat 80% setelah melalukan siklus II.
B. Pembahasan Hasil Penelitian dan Perbaikan Pembelajaran
Ketuntasan Belajar Kelas I pada siklus I adalah 11 siswa yang Tuntas
sehingga 11/20x100% = 55 % dari jumlah siswa yaitu 20 orang, dengan rata-rata
nilai 74,6. Kemudian setelah melakukan siklus II diperoleh hasil data 85,55.. Dari
hasil data tersebut dapat disimpulkan bahwa kekuntasan belajar siswa meningkat
80% setelah melalukan siklus II. Data ini menunjukkan bahwa pembelajaran
membaca permulaan sudah memenuhi batas tuntas yang ditetapkan. Dengan
demikian pada tes akhir siklus II ini pembelajaran membaca dengan menggunakan
media kartu kata dapat dikatakan sudah mencapai tujuan yang diharapkan.
Menurut Musfiqon (2012:120) proses pembelajaran ditentukan oleh
metode dan media pembelajaran yang menjadi pegangan ketika melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Kriteria pemilihan ini didasarkan pada aspek kesesuaian,
mutu media serta ketrampilan guru dalam menggunakan media tersebut. Berikut
kriteria pemilihan media yang perlu di perhatikan yaitu:

15
a. Kesesuaian dengan tujuan Pembelajaran di laksanakan dengan mengacu
pada tujuan yang ingin di capai.
b. Media di pilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang
secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga
ranah kognitif, efektif dan psikomotor.
c. Ketepatgunaan Tepat guna dalam konteks dalam pembelajaran di artikan
tepat untuk mendukung isi pembelajaran yang sifatnya fakta, konsep,
prinsip, atau generalisasi.
d. Media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan siswa, misalnya televisi
tepat untuk mempertunjukkan proses dan transformasi yang memerlukan
manipulas ruang dan waktu.
Karena dalam suatu proses belajar mengajar ada dua unsur yang sangat
penting adalah metode dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan
satu sama lain, karena pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan
mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai (Depdiknas, 2008: 42).
Sehingga pemilihan media pembelajaran yang sesuai dan tepat akan menentukan
keberhasilan pembelajaran, sehingga hasil belajar akan meningkat.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data yang diperoleh pada saat penelitian, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Perencanaan pembelajaran melalui penggunaan media pembelajaran kartu
kata dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan pada siswa
pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas 1 SDN Cipinang III
Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka, memiliki kekhasan
tersendiri dibanding dengan perencanaan melalui media pembelajaran
lainnya.
2. Pelaksanaan pembelajaran melalui penggunaan media pembelajaran kartu
kata untuk meningkatkan keterampilan membaca permulaan siswa kelas I
pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas 1 SDN Cipinang III Kecamatan
16
Rajagaluh Kabupaten Majalengka, terdiri dari 2 siklus dengan siklus yang
pertama terdapat siswa yang mencapai ketuntasan belajar hanya 20%,
siklus kedua ada peningkatan menjadi 80% dari jumlah siswa 20 orang.
3. Hasil belajar siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan yang sudah
ditentukan. Kekuntasan belajar siswa meningkat 80% setelah melalukan
siklus II. Data ini menunjukkan bahwa pembelajaran membaca permulaan
sudah memenuhi batas tuntas yang ditetapkan, sehingga membaca
permulaan dengan menggunakan media kartu kata dapat dikatakan sudah
mencapai tujuan yang diharapkan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, untuk perbaikan tindakan dan
peningkatan prestasi belajar pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya
peningkatan keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas I SDN
Cipinang III Kecamatan Rajagaluh , maka peneliti mengajukan beberapa saran
sebagai berikut :
1. Guru sebaiknya lebih meningkatkatn kreativitas pribadinya dalam segi
pengembangan dan pemilihan media yang sesuai dan tepat dalam
pembelajaran sehingga dengan penggunaan media kartu kata untuk
meningkatkan keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas I pada
pembelajaran Bahasa Indonesia dapat mencapai ketuntasan yang optimal.
2. Dukungan dari kepala sekolah dalam memotivasi guru untuk menjadi
pribadi yang professional dan disiplin dalam mengajar sehingga
pembelajaran Bahasa Indonesia disampaikan dengan baik, sehingga materi
yang disampaikanpun dapat diserap dan dipahami siswa secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar (2013). Media pembelajaran, Jakarta: PT.RajaGrafinda Persada.

Dananjaya, Utomo (2010). Media Pembelajaran Aktif, Jakarta.


Depdiknas, (2008). Pedoman Penerapan Pendekatan “Beyound Centers And
Circle Time (BCCT) “(Pendekatan Sentra Dan Lingkaran) Dalam
Pendidikan Anak Uisia Dini.Jakarta..

17
Fahrurrozi. (2016). Pembelajaran Membaca Permulaan Di Sekolah Dasar. Jurnal
Ilmiah PGSD, 10 (2), 111-117. Diperoleh 12 November 2019, dari
http://journal.unj.ac.id

H. Dalman. (2013). Keterampilan Membaca. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Misriana. (2013). Efektifitas Media Animasi Flip Book terhadap Peningkatan


Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif pada Mata Pelajaran IPS Di SMPN
40 Kota Bandung. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.

Musfiqon. (2012), Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran,. Jakarta, PT.


Prestasi Pustakaraya.

Pratiwi, I. M. dan Ariawan, V. A. N. (2017). Analisis Kesulitan Siswa dalam


Membaca Permulaan di Kelas Satu Sekolah Dasar. Jurnal Sekolah
Dasar. 26 (1), 69-76. Diperoleh 14 september 2019, dari
http://journal2.um.ac.id.

Sanjaya, Wina (2014). Media Komunikasi Pembelajaran, Jakarta: Kencana


Prenada media Group.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. (2013). Media Pengajaran. Bandung: Sinar
Baru Algesindo.

18

Anda mungkin juga menyukai