Anda di halaman 1dari 20

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PECAHAN DAN

PERBANDINGAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN BERMAIN


PERAN DI KELAS V SDN MEKARMULYA II
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

NAMA : ERINA AGUSTINA


NIM : 836506897
EMAIL : agustina3044@gmail.com

ABSTRAK
Pada pembelajaran pecahan dan perbandingan hanya sebagian siswa yang
mampu memahami materi yang guru sampaikan dan siswa masih ragu untuk
bertanya tentang materi yang kurang dipahami kepada guru. Oleh sebab itu siswa
kurang memahami materi pecahan dan perbandingan. Penelitian ini menggunakan
2 siklus dan menggunakan metode pengumpulan dara berupa observasi ,
dokumentasi dan tes. Dari penelitian ini terlihat bahwa pada siklus ke-1 nilai rata-
rata yang diperoleh adalah 68. Hasil belajardan kegiatan siswa juga masih belum
maksimal. Siswa masih belum bidan terkondisikan dengan baik, sehingga masih
banyak siswa yang asyik dan mengobrol dengan teman sebangkunya serta
kurangnya perhatian siswa terhadap penjelasan guru. Pada siklus ke-2 siswa sudah
mulai ada peningkatan hasil belajar dan memperoleh nilai rata 80. Sudah terlihat
bahwa pada siklus ke-2 kegiatan guru dan siswadalam melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran sudah dilaksanakan
dengan maksimal dan dengan baik, sehingga hasil belajar yang diperoleh juga
maksimal, dan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
metode bermain peran dapat meningkatkan hasil prestasi belajar siswa menjadi
lebih baik dan sesuai dengan indikator pencapaian siswa.
Kata Kunci : meningkatkan prestasi belajar pecahan dan perbandingan, metode
pembelajaran bermain peran

1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil penelitian, bahwa kebanyak siswa sangat takut pada
mata pelajaran matematika, karena mata pelajaran matematika merupakan
ilmu pasti dan guru biasanya hanya menggunakan metode yang biasa saja
sehingga ada kejenuhan dan kebosan serta peran guru lebih dominan
sehingga siswanya kurang aktif. Maka dari itu harus ada perubahan dalam
metode pembelajaran matematika. Contohnya metode pembelajaran bermain
peran dalam pelajaran matematika pada materi pecahan dan perbandingan ,
yang bisa diterapkan dikelas V SDN Mekarmulya II dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas metode bermain peran mampu mengatasi
masalah yang ada di kelas V SDN Mekarmulya II pada pelajaran matematika
dengan materi pecahan dan perbandingan agar mendapatkan hasil yang lebih
baik dari sebelumnya, dan pelajaran matematika tidak akan menjadi momok
yang menakutkan bagi siswa, tetapi malah akan menjadi pelajaran yang
menyenangkan dan mengasyikan apabila kita bisa bertukar pikiran dengan
teman dengan cara diskusi dan belakar kelompok.
Untuk meningkatkan prestasi siswa dalam pemahaman terhadap materi
pelajaran, guru biasanya dituntut untuk melaksanakan perbaikan
pembelajaran contohnya biasanya metode pembelajaran yang dipakai oleh
guru metode ceramah lalu dirubah dengan menggunakan metode bermain
peran sehingga guru harus melaksanakan PKP
1. Identifikasi Masalah
Pada hasil ulangan pelajaran matematika ditemukan banyak siswa
yang masih belum paham sehingga hasil ulangannya belum sesuai
dengan kriteria penilaian dengan hasil yang masih kurang. Hanya 30%
siswa yang nilainya memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Ini
berarti dari hasil pembelajaran matematika belum memenuhi nilai yang
diharapkan dan sesuai dengan KKM sekolah.

2
Berdasarkan penemuan, peneliti dapat mengidentifikasi
permasalahan yang dialami oleh siswa. Dari beberapa masalah yang
terjadi dalam pembelajaran yaitu :
a. Dalam proses pembelajaran hanya sebagian siswa yang dapat
menjawab soal yang guru berikan kepada siswa.
b. Dalam menjelaskan materi hanya sebagian siswa yang memahami
apa yang dijelaskan oleh guru
c. Prestasi hasil belajar siswa masih banyak yang kurang sesuai KKM
d. Siswa cenderung tidak memperhatikan guru dalam malah
mengobrol dengan teman sebangkunya.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan pada identifikasi masalah di atas, dapat dianalisis
yang menjadi penyebab dari permasalahan yaitu siswa cenderung asyik
berbicara dengan teman sebangkunya. hal ini terjadi karena siswa
merasa jenuh dan bosan dengan metode yang digunakan guru dalam
mengajar. Guru biasanya hanya menggunakan metode ceramah, maka
dari itu guru harus mengganti metode pembelajaran agar siswa mampu
menerima dan memahami materi pembelajaran yang guru ajarkan.
Dalam pembeljaran ini guru akan menggunakan dengan metode
bermain peran dengan teman kelasnya sehingga diharapkan siswa dapar
belajar lebih aktif.

B. Rumusan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah yang telah dijelaskan pada latar
belakang, akhirnya dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar pecahan dan perbandingan
dengan metode bermain peran ?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar pecahan dan perbandingan dengan
metode bermain peran?
C. Tujuan

3
Berdasarkan pada rumusan tersebut, maka penelitian tindakan kelas ini
bertujuan untuk :
1. Menggambarkan cara meningkatkan hasil belajar pecahan dan perbandingan
dengan metode bermain peran.
2. Menggambarkan peningkatan hasil belajar pecahan dan perbandingan dengan
metode bermain peran.
D. Manfaat
Dari hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Guru
a. Dapat membantu guru dalam memperbaiki pembelajaran
b. Dapat membantu guru dalam mengembangkan profesionalismenya
sebagai pengajar
c. Dapat meningkatkan rasa percaya diri
d. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan
ketrampilan yang dimiliki ke arah yang lebih baik
2. Bagi Siswa
Untuk meningkatkan proses belajar siswa disamping guru
melaksanakan PKP dapat menjadi model bagi siswa dalam bersikap
kritis terhadap hasil belajarnya.
3. Bagi Sekolah
Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan /
kemajuan pada diri guru dan pendidik di sekolah tersebut.

II. PECAHAN DAN PERBANDINGAN SERTA METODE BERMAIN


PERAN
A. Mata Pelajaran Matematika
Matematika berasal dari kata Yunani Mathein atau Mathenein yang artinya
mempelajari. Menurut Johnson dan Myklebust matematika adalah bahasa simbolis
yang fungsi praktisnyauntuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan

4
keruangan sedangkan fungsi praktisnya adalah untuk memudahkan pemikiran
(Rosma, 2010:11).
Matematika adalah ilmu hitung atau ilmu tentang perhitungan angka-angka
untuk menghitung berbagai benda atau yang lainnya (Raodatul Jannah, 2011:17).
Menurut Sujono, Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logik
dan masalah yang berhubungan dengan bilangan. (Adul Halim Fathani, 2008:19)
Matematika dalam Kurikulum 2004 adalah suatu bahan kajian yang memiliki
objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif. Ani Asmiyani
mengatakan matematika adalah segala hal yang berkaitan dengan pola dan aturan dan
bagaimana aturan itu dipakai untuk menyelesaikan berbagai macam permasalahan
( http://carapedia.com/pengertian_definisi _matematik html a_info2064. 30 jan 2013 )
Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa matematika adalah
sebuah ilmu pengetahuan yang bersifat abstrak dan deduktif mengenai bentuk,
susunan besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya.
Yang dimaksud materi matematika disini adalah materi membandingkan
pecahan,yaitu menentukan nilai pecahan tersebut lebih besar atau lebih kecil atau
sama.

B. Pecahan Dan Perbandingan


1. Pengertian Pecahan
Pecahan dalam matematika adalah bilangan rasional yang dapat
ditulis dalam bentuk a/b (dibaca a per b),  dengan bentuk dimana a dan b
merupakan bilangan bulat, b tidak sama dengan nol, dan bilangan a bukan
kelipatan bilangan b. Secara sederhana, dapat dikatakan pecahan
merupakan sebuah bilangan yang memiliki pembilang dan penyebut.
Untuk menjelaskan pengertian bilangan pecahan sebagai bagian
dari sesuatu yang utuh dapat menggunakan gambar ilustrasi, dimana
bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan (ditandai dengan
arsiran). Bagian yang diarsir dinamakan pembilang dan yang utuh
dianggap sebagai satuan dan dinamakan penyebut.

5
2. Pengertian Perbandingan

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan


perbandingan. Contohnya pada waktu membeli sepatu, tas, buku atau
barang-barang lainnya. Sebelum membeli barangbarang tersebut,
adakalanya kita memasuki beberapa toko untuk membandingkan harga
barang-barang itu dari toko yang satu ke toko yang lainnya dengan tujuan
untuk mencari harga yang termurah.
Melalui kegiatan yang dilakukan tersebut, secara tidak langsung
kita telah menerapkan perbandingan dalam kehidupan sehari-hari.
Dapatkah kalian memberi contoh yang lainnya?
Pada dasarnya perbandingan dapat dinyatakan dalam dua cara,
yaitu berdasarkan selisih dan berdasarkan rasio. Misalnya uang Ifan
Rp4.000,00 sedangkan uang Ali Rp5.000,00. Jika kita menyatakan bahwa
uang Ali Rp1.000,00 lebih dari uang Ifan, maka cara menyatakan yang
demikian disebut pernyataan perbandingan dengan selisih, yaitu
Rp5.000,00 – Rp4.000,00 = Rp1.000,00. Selain itu, kita juga dapat

6
menyatakan perbandingan dengan membagi Rp5.000,00 dengan
Rp4.000,00 sehingga bentuknya menjadi sebagai berikut.
Uang Ali : Uang Ifan = 5 : 4
atau Uang Ali = 5/4 kali uang Ifan Bentuk seperti di atas disebut
pernyataan perbandingan rasio.
3. Pecahan Dalam Perbandingan
Sebuah pecahan yang menunjukkan rasio tidak sama dengan
pecahan yang mewakili bagian dari keseluruhan (utuh). Bila pecahan biasa
digunakan untuk menunjukkan rasio akan mempunyai interpretasi yang
berbeda dibandingkan pecahan sebagai bagian yang utuh. Sebagai contoh:
pembilang dari sebuah pecahan sebagai rasio mungkin menyatakan jumlah
obyek dalam kumpulan obyek.
Contoh :
Dinda dan Dita membagi tanggungjawab mengelola toko kelontong.
Dinda dalam 1 minggu menjaga toko selama 4 hari, sedangkan Dita 3 hari.
Apabila Dinda telah menjaga toko selama 20 hari, berapa harikah Dita
telah menjaga tokonya?
Jawab :
Rasio untuk masalah di atas adalah 4 : 3 (dibaca 4 dibanding 3). Sebuah
pernyataan dapat digunakan untuk memecahkan masalah itu.
4 20 4n = 60
=
3 n 4n : 4 = 60 : 4
4 20 n = 15
x 3= x 3
3 n
20
4= x3
n
20
4 x n= x3 x n
n
Perbandingan merupakan pernyataan bagian dari jumlah atau kumpulan
tertentu.

7
Pernyataan perbandingan harus ditulis dengan pecahan yang sangat
sederhana. Cara menyederhanakan perbandingan sama halnya dengan
menyederhanakan pecahan, yaitu dibagi dengan bilangan yang sama.
C. Metode Bermain Peran
Metode bermain peran adalah salah satu proses belajar mengajar yang
tergolong dalam metode simulasi. Dawson mengemukakan bahwa simulasi
merupakan suatu istilah umum berhubungan dengan menyusun dan
mengoperasikan suatu model yang mereplikasi proses-proses perilaku.
(http://aginista.blogspot.com/2013/01/metode-pembelajaranbermain-peran.html.
20 Januari 2013).
Metode bermain peran adalah suatu cara mengajar dengan melibatkan
siswa secara langsung untuk memainkan peran seorang tokoh dengan segala
improvisasi dan kelebihannya (DepDikBud, 1996;186). Tujuan dari metode ini
adalah untuk menempuh keberanian dan menghayati gambaran lebih realistik
dari materi pelajaran.
a. Syarat-syarat pelaksanaan metode bermain peran :
1) Siswa harus tertarik atas masalah yang akan dikemukakan
2) Para pemain harus mempunyai gambaran dan pemahan yang jelas
mengenai masalah yang dihadapi.
3) Bermain peran harus dipandang sebagai alat belajar memahami suatu
masalah
a. Langkah-langkah metode bermain peran.
1) Menentukan situasi sosial yang akan diperankan
2) Memilih pelaku atau model
3) Mempersiapkan penonton sebagai pembelajar.
b. Pelaksanaan metode bermain peran
Bermain peran dilaksanakan menurut taksiran pemain secara spontan
berdasarkan pengalaman masing-masing dikaitkan dengan permasalahan yang
telah ditentukan bersama. Guru memberikan kebebasan berimprovisasi kepada
siswa untuk bermain.
c. Tindak lanjut metode bermain peran

8
Selesai pelaksanaan bermain peran dilanjutkan dengan diskusi. Bila dalam
diskusi ada pendapat berbeda maka guru dapat membantu untuk memecahkan
perbedaan itu dan meminta pemain untuk mengulang permainannya atau
menggantinya kepada pemain baru.

III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


A. Subjek, Tempat dan Waktu , Dan Pihak Yang Membantu
Lokasi penelitian ini adalah di SDN Mekarmulya II Kecamatan
Kertajati Kabupaten Majalengka yang terletak sekitar + 7 Km dari jalan raya.
Dan lingkungan sekitar sekolah adalah berupa pemukiman penduduk.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Mekarmulya
Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka. Penelitian ini dibantu oleh
Supervaisor II sebagai observer dalam melakukan observasi dan refleksi.
Selain itu peneliti juga dibantu oleh Kepala Sekolah sebagai pembimbing
dalam pelaksanaan penelitian tersebut agar bisa berjalan dengan lancar.
Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Matematika di kelas V SDN
Mekarmulya II Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka dengan jadwal
sebagai berikut :
1. Siklus I tanggal 14 Maret 2018
2. Siklus II tanggal 21 Maret 2018
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
1. Siklus pertama
a. Perencanaan
Pada tahap perecanaan siklus I diawali dengan refleksi dan
analisis awal penulis, dibantu oleh teman sejawat terhadap hasil
belajar siswa sebelum perbaikan, mengidentifikasi masalah,
menganalisa masalah dan mencari alternatif pemecahan masalah.
Berdasarkan hasil tersebut, penuh dibantu teman sejawat
melakukan hal-hal sebagai berikut :
(1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I
(terlampir).

9
(2) Menyiapkan alat dan sumber belajar yang akan digunakan
(3) Menyiapkan alat pengumpulan data yang akan penulis dan
teman sejawat gunakan untuk memperoleh data atau informasi
tentang proses dan hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran
yaitu lembar evaluasi akhir.
b. Pelaksanaan
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti dan
dibantu oleh teman sejawat sebagai pengamat sesuai dengan rencana
perbaikan pembelajaran yang sudah disusun. Dimulai dari kegiatan
awal, inti pelaksanaan dan kegiatan akhir dilanjutkan dengan
evaluasi pembelajaran.
c. Pengumpulan Data
Data dikumpulkan oleh peneliti dan dibantu juga dengan teman
sejawat selama pelaksanaan siklus I data hasil evaluasi yang telah
dikumpulkan dengan menggunakan tes akhir.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti dengan dibantu teman sejawat
di setiap pertemuan / siklus perbaikan pembelajaran. Refleksi
difokuskan pada keberhasilan pembelajaran, kendala sehingga dapat
menggunakan metode bermain peran kelompok terhadap proses
pembelajaran dan hasil perbaikan pembelajaran.
2. Siklus kedua
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus I diawali dengan refleksi dan
analisis awal peneliti, yang dibantu oleh teman sejawat terhadap
hasil belajar siswa pada sebelum perbaikan, mengidentifikasi
masalah, dan mencari alternatif pemecahan masalah.
Dari hasil tersebut, selanjutnya si peneliti yang juga dibantu
teman sejawat melakukan hal-hal sebagai berikut :
(1) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (terlampir) yang
difokuskan pada penggunaan metode dengan dibagi kelompok.

10
(2) Menyiapkan alat dan sumber belajar yang akan digunakan
(3) Menyiapkan alat pengumpulan data yang akan penekliti dan
teman sejawat gunakan untuk memperoleh data atau informasi
tentang proses dan hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
Alat pengumpulan data yang direncanakan adalah : (1) lembar
pengamat kerja kelompok, (2) lembar penilaian kerja kelompok
atau LKS, dan (3) lembar evaluasi
b. Pelaksanaan
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti dan dibantu
oleh teman sejawat sebagai pengamat sesuai dengan rencana
perbaikan pembelajaran yang sudah disusun. Dan drancang.
Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
(1) Melakukan kegiatan awal dengan apersepsi
(2) Siswa diminta menyebutkan contoh bilangan pecahan dan
perbandingan
(3) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok.
(4) Setiap kelompok menyajikan hasil tugasnya yang telah
diberikan oleh guru
(5) Pemantapan hasil kerja kelompok siswa / kelas oleh guru.
c. Pengumpulan Data
Data dikumpulkan oleh peneliti dan dibantu teman sejawat
selama pelaksanaan siklus II mencakup : (1) Data proses kerja
kelompok, dan dikumpulkan menggunakan lembar pengamatan
proses kerja kelompok, (2) Data hasil evaluasi dalam proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan dan dikumpulkan dengan
menggunakan lembar penilaian hasil kerja kelompok / LKS, (3)
tingkat pemahaman dan penguasaan terhadap materi dengan
menggunakan tes akhir.
d. Refleksi

11
Refleksi dilakukan oleh peneliti yang dibantu oleh teman
sejawat untuk menganalisis dan menginterprestasikan hasil
pengamatan baik tentang aktivitas peneliti maupun aktivitas siswa
dalam pembelajaran. Hasil refleksi ini kemudian dijadikan bahan
kajian untuk melaksanakan perencanaan dan pelaksanaan perbaikan
pembelajaran pada tindakan selanjutnya.

C. Teknik Analisis Data


Berdasarkan kegiatan refleksi untuk menganalis kendala dalam proses
pembelajaran pecahan dan perbandingan di kelas V SDN Mekarmulya II
Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka. Adapun hasilnya adalah sebagai
berikut:
1. Siswa kurang memahami terhadap materi pelajaran yang guru
sampaikan
2. Guru terkadang tidak menguasai dalam mengkondisikan pembelajaran di
kelas. Agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif
3. Penggunaan alat peraga yang digunakan terkadang kurang relevan
4. Guru kurang menumbuhkan keberanian kepada siswa untuk menjawab di
depan kelas.
Melihat dari hasil evaluasi tiap – tiap siklus diperoleh analisis data dari
mulai siklus I sampai siklus II sebagai berikut:
1. Siklus I dari hasil evaluasi yang telah dilaksanakan dari 27 siswa kelas V
yang hadir, hanya 14 siswa (51%) yang memperoleh nilai bagus , dan 13
siswa (48%) yang memperoleh nilai jelek dan kurang sesuai KKM
a. Kelemahannya adalah guru dalam menjelaskan kurang menguasai
dalam mengkondisikan pembelajaran di kelas
b. Perbaikannya adalah guru mengatur strategi pembelajaran dengan
berusaha mencari metode yang sesuai yaitu metode bermain peran
dan dapat diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Siklus II, hasil evaluasi dari 27 siswa yang hadir semuanya mendapatkan
nilai yang bagus dan sesuai dengan KKM yaitu 80%.

12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian dan Perbaikan Pembelajaran
1. Gambaran Proses Pembelajaran
a. Tindakan Guru

Dalam proses pembelajaran pada gambar diatas, guru sebagai


peneliti melakukan langkah-langkah atau tindakan pada pembelajaran,
adapun langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Guru melakukan apresepsi sebelum pembelajaran dimulai
b. Guru mengulas kembali materi yang telah diajarkan sebagai pembuka
sebelum pembelajaran selanjutnya dimulai
c. Guru menjelaskan serta memberikan pemahaman tentang materi yang
sedang dipelajari dengan menggunakan alat peraga yang telah
disediakan agar siswa mampu memahami materi dengan baik dan benar
d. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi yang kurang
dipahami untuk mengaktifkan pembelajaran dan membuat suasana kelas
menjadi lebih aktif
e. Guru memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis sebagai alat tolak
ukur keberhasilan dalam pembelajaran

13
f. Guru memberikan tugas pekerjaan rumah agar siswa bisa lebih
memahami materi yang telah dipelajari
g. Guru menggakhiri pembelajaran dengan ucapan terima kasih sebelum
pembelajaran berakhir
b. Aktivitas siswa

Dalam gambar foto diatas menunjukan aktivitas siswa dalam pembelajaran


dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Sebelum pembelajaran dimulai siswa berdo’a terlebih dahulu dengan
dipimpin ketua kelas.
b. Siswa bersama-sama menyanyikan lagu indonesia raya dan lagu
nasional sebelum pembelajaran dimulai
c. Pada proses pembelajaran dimulai guru mengkondisikan siswa dengan
bertanya jawab tentang materi yang akan dipelajari
d. Siswa memperhatikan guru dengan mencatat apa yang telah diterangkan
guru di depan kelas.
e. Siswa menyelesaikan soal yang guru berikan dan memberika nilai
f. Siswa yang sudah benar mengerjakan soal disuruh mengerjakan soal
yang teklah dinilai guru dengan menuliskannya di dipapan tulis.

14
B. Pembahasan
1. Pembahasan Proses Pembelajaran
Dari hasil peneliltin yang telah dilakukan dalam proses
pembelajaran yang telah peneliti lakukan dengan menggunakan metode
bermain peran mengalami peningkatan hasil belajar siswa terhadap
aktivitas siswa dalam kegiatan belajar di setiap siklusnya mengalami
peningkatan.
Hasil pelaksaan mengenai aktivitas siswa dalam belajar dan hasil
belajar secara individu dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 1
Kadar Keaktifan dan perhatian Siswa
Pada Proses Pembelajaran
Aspek yang diobservasi
No Siklus
Keaktifan Perhatian
1 Siklus I 68% 76%
2 Siklus II 79% 89%

Dari hasil peneliti yang telah dilakukan peneliti memfokusan observasi


dengan penggunaan metode pembelajaran yang diobservasi:
1. Pemahaman dan keaktifan siswa dalam penggunaan metode bermain
peran
2. Kreatifitas dan motivasi siswa terhadap pembelajaran dengan
menggunakan metode bermain peran. Dari hasil siswa dalam
pembelajaran metode yang telah dilaksanakan dapat memperoleh nilai
dari tabel berikut ini:
Dari tabel di atas dapat perolehan nilai perserta didik yang sudah berhasil
menguasai materi sebanyak 68%. Sikuls I ada 14 siswa dan Siklus II dan semua
siswa dari 27 orang. Dengan digambarkan dari grafik perolehan nilai.

15
Grafik Perolehan Nilai Siklus I dan Siklus II

80

78

76

74

72
A
B
70

68

66

64

62
I II

3. Pengamatan
Dari hasil penelitian dan perolehan nilai pada tiap siklusnya dengan dibantu
supervaisor 2, Perbaikan Pembelajaran yang dilaksanakan dapat
menunjukan kemajuan meskipun masih ada siswa yang masih kurang
paham dalam pembelajaran pecahan dan perbandingan.

4. Refleksi
1. Siklus I
Dalam proses pembelajaran siklus I siswa masih banyak yang kurang
paham terhadap materi yang telah diajarkan, dan kebanyak siswa masih
ragu untuk bertanya pada guru dan oleh peneliti masalah ini akan
diangkat pada siklus II
2. Siklus II

16
Setelah siklus I dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah
perbaikan. Akhirnya siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan
aktif dan dapat menerima materi dengan baik oleh semua siswa.

Keberhasilan dan Kegagalan


1. Siklus I
Keberhasilan :
- Respon dan keaktifan siswa meningkat
- Hasil proses pembelajaran meningkat dibandingkan dengan
pembelajaran sebelumnya.
- Ada keaktifan dalam tanya jawab antara siswa dan guru
Kegagalan :
- Masih ada siswa yang tidak aktif dan masih ragu untuk bertanya
- Hasil belajar yang masih belum maksimal
- Kurangnya keaktifan siswa dalam menerima dan memahami materi
2. Siklus II
Keberhasilan :
- Aktifitas siswa dalam memahami materi sudah mulai meningkat
dibanding dengan siklus I
- Hasil pembelajaran terlihat ada peningkatan
- Proses pembelajaran berjalan dengan kondusif dan aktif
Kegagalan :
- Setelah dievaluasi pada siklus I tidak ditemukan adanya kegagalan
yang berarti, karena tujuan pembelajaran sudah tercapai.
2. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Setelah melakukan bimbingan dengan supervaisor 2, maka diperoleh
gambaran kesulitan dalam proses perbaikan pembelajaran sebagai berikut:
1. Siklus I
Masalah yang dihadapi pada pembelajaran pecahan dan
perbandingan adalah rendahnya penguasaan materi pembelajaran karena
kurangnya respon siswa ketika proses pembelajaran sedang berlangsung.

17
Untuk perbaikan pembelajaran, guru mengatur strategi
pembelajaran dengan berusaha menyiapkan dan menyediakan alat
peraga yang sesuai, sehingga siswa dapat memahami materi pelajaran
dengan baik.

2. Siklus II
Setelah usaha dilakukan dari siklus I , akhirnya respon siswa dan
aktifitas siswa mulai ada peningkatan. Hal ini terbukti dengan aktifnya
siswa dalam pembelajaran dan perolehan nilai yang didapat dari siklus I
ada peningkatan.
Berdasarkan pembahasan diatas, banyak hal yang harus dilakukan
seorang guru untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Proses
pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari proses dan hasil belajar. Proses
pembelajaran harus dengan sengaja diorganisasikan dengan baik agar
dapat berkaitan dengan refleksi pada pembelajaran siklus II adalah
sebagai berikut:
1. Guru dan observer menganalisa dan merefleksi pelaksanaan hasil
tindakan pembelajaran 2, untuk keperluan analisis yang telah
dilakukan antara lain menganalisa jurnal observer siswa dalam
melakukan kegiatan aktifitas belajar siswa dan hasil belajar siswa
pada pembelajaran 2 juga direfleksi dengan kinerja guru dalam
mengelola pembelajaran.
2. Dari hasil analisa dan refleksi terhadap tindakan pembelajaran siklus
II, peneliti tidak menemukan kendala yang berarti sehingga
pembelajaran berjalan dengan baik dan siswa dapat memahami
materi yang disampaikan sehingga nilai yang diperoleh diatas rata-
rata dengan hasil memuaskan.
V. SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. SIMPULAN
Dari hasil perbaikan yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa :

18
1. Metode bermian peran dalam pembelajaran pecahan dan perbandingan
dulakukan dengan cara:
a. Guru melakukan apersepsi terlebih dahulu sebelum pembelajaran
dimulai
b. Siswa melakukan metode bermain peran dengan berkelompok dan
guru menjelaskan tentang cara penggunaan metode tersebut agar pada
pelaksanaannya siswa memahami, dan dapat dilaksanakan dengan
baik
c. Guru memberikan evaluasi sebagai tolak ukur berhasil tidaknya proses
pembelajaran yang telah guru berikan
d. Dalam pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran
diharapkan siswa dapat memperagakan metode tersebut dengan baik.
2. Peningkatan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut. Pada siklus I
jumlah siswa yang tuntas adalah 14 siswa (68%), rata-rata kelas 68,
dengan nilai tertinggi yaitu 80 dan nilai terendah yaitu 60. Sedangkan pada
siklus II jumlah siswa yang tuntas semua siswa yaitu 27 siswa (100%),
rata-rata kelas 80, dengan perolehan nilai tertinggi yaitu 90 dan nilai
terendah yaitu 70.

B. SARAN DAN TINDAK LANJUT


Berdasarkan hasil simpulan di atas, maka ada hal yang perlu dipertimbangkan
dalam meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang akan dipelajari,
diantaranya:
1. Sebelum pembelajaran dimulai guru hendaknya memahami kemampuan
yang di miliki siswa mengenai materi yang akan disampaikan
2. Guru hendaknya menggunakan alat peraga yang efektif dan efisien dalam
setiap proses belajar mengajar.
3. Guru dalam memanfaatkan metode bermain peran dapat dipahami oleh
siswa dan dapat menerapkannya pada materi yang dipelajari
4. Bagi penulis lain yang berminat menggunakan metode ini dapat
dikembangkan lebih lanjut pada mata pelajaran yang lain.

19
DAFTAR PUSTAKA
2.
Anisah Sri, dkk (2007) . Strategi Pembelajaran di SD . Jakarta :
Universitas Terbuka
Arikunto, Suharsimi, 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi
Aksara.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, 2004. Silabus Pembelajaran
Matematika
Kelas V.
Fathani, Halim, Abdul, 2008. Matematika Hakikat dan Logika.
Yogyakarta : Ar- Ruzz
IGAK Wardani, dkk. (2007). Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta :
Universitas Terbuka
Janah, Raodatul, 2011. Membuat Anak Cinta Matematika dan Eksak
Lainnya. Yogyakarta : Diva Press.
Rosma, 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Teras.

20

Anda mungkin juga menyukai