Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belekang Masalah


Guru dalam proses belajar mengajar harus memiliki kompetensi
tersendiri guna mencapai tujuan pembelajaran dalam melaksanakan proses
belajar mengajar. Guru harus selalu kreatif dalam menciptakan berbagai
jenis metode pembelajaran. Guru juga diharapkan dapat selalu mengatasi
permasalahan yang dihadapi siswanya dalam proses pembelajaran. Selain
itu, guru harus menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan serta
membuat siswa lebih berminat dan termotivasi untuk belajar sehingga
aktivitas siswa dalam belajar meningkat. Guru dalam proses pembelajaran
juga harus bersifat sebagai fasilitator yang dapat memberikan dukungan
terhadap terciptanya proses pembelajaran kondusif, agar siswa mampu
belajar secara aktif menuju belajar yang mandiri.
Matematika adalah suatu disipllin ilmu yang sistematis yang
menelaah hubungan, pola berpikir, seni dan bahasa yang semuanya dikaji
dengan logika serta bersifat deduktif, matematika berguna membantu
manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi
dan alam. (Fahrurozzi, Hamdi 2017). Namun, pada kenyataannya, sebagian
besar dari siswa masih saja menganggap matematika sebagai mata pelajaran
yang tidak menyenangkan, serta materinya yang terkesan sulit dan abstrak
untuk dipahami. Hal inilah yang berpotensi menjadi penyebab utama
kesulitan belajar mereka. (Pratama, 2015)
Roestiyah (2012:1) menyatakan bahwa dalam proses belajar
mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara
efektif dan efisien pada tujuan pembelajaran. Penyebab kurang baiknya
hasil belajar siswa disebabkan oleh kurang tepatnya guru dalam memilih
metode belajar. Metode inilah yang sangat menentukan kegiatan siswa
dalam belajar untuk memperoleh maksud yang diharapkan. (Sudjana 1988
: 50)

1
Siswa sering kesulitan memahami pelajaran matematika. Kegagalan
siswa dalam memahami materi, bisa disebabkan banyak faktor, mulai dari
siswa, guru maupun materi pelajarannya. Materi pelajaran matematika juga
harus memperhatikan materi-materi sebelumnya sebagai prasyarat untuk
melanjutkan ke materi berikutnya. Kenyataan setelah proses pembelajaran
berakhir masih ada siswa yang tidak dapat menguasai materi pelajaran
dengan baik, hal ini tercermin dari perolehan nilai evaluasi. Pada umumnya
mereka memperoleh nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan teman-
teman sekelasnya, keadaan demikian sangatlah merisaukan guru karena
siswa yang bersangkutan tidak menuntaskan pembelajaran sesuai dengan
Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan, yang berarti
siswa yang bersangkutan tidak berhasil mencapai tujuan yang diharapkan.
Wahyuningsih, (2017) secara tegas menyebutkan beberapa manfaat
penggunaan metode bernyanyi dalam pembelajaran, yaitu sarana
penyeimbang otak, menumbuhkan minat dan menguatkan daya tarik
pembelajaran, menciptakan proses pembelajaran lebih humanis dan
menyenangkan, sebagai jembatan dalam meningkatkan materi
pembelajaran, membangun retensi, menyentuh emosi dan rasa estetika
siswa, proses internalisasi nilai yang terdapat pada materi pembelajaran dan
mendorong motivasi belajar. Dalam usia anak Sekolah Dasar, biasanya anak
lebih menggunakan kemampuan otak kiri dibanding dengan kemampuan
otak kanan, karena mereka mengaggap kemampuan otak kiri lah yang lebih
penting dan dibutuhkan dalam pembelajaran, padahal otak kanan juga
memiliki peran penting dalam setiap pembelajaran.
Dari hasil evaluasi di kelas III SDN 9 Purwodadi Kabupaten
Grobogan tingkat penguasaan terhadap materi pada pertemuan pertama
masih terbilang rendah pada mata pelajaran matematika materi “Satuan
Panjang” hanya 9 orang dari 23 orang siswa yang mendapat nilai di atas
Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sedangkan nilai ketuntasan untuk
mata pelajaran matematika adalah 65.

2
Menurut hasil evaluasi di atas maka perlunya diadakan perbaikan
pembelajaran guna mendapatkan hasil pembelajaran yang lebih baik. Dalam
upaya peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi yang diajarkan, maka
penulis melakukan perbaikan pembelajaran yang merujuk kepada Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Kegiatan tersebut selain dapat memperbaiki
pembelajaran juga digunakan sebagai sarana mengembangkan diri secara
profesional sesuai tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional
(PKP).

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis terhadap
pelaksanaan pembelajaran matematika siswa kelas III SDN 9 Purwodadi
Kabupaten Grobogan ada beberapa masalah yang dapat menghambat
pencapian tujuan pembelajaran khususnya pada pembelajaran
matematika diantaranya :
a. Siswa kurang konsentrasi ketika guru menerangkan pelajaran
matematika, beberapa anak asyik mengobrol sehingga mengganggu
teman yang lain.
b. Guru terlalu banyak ceramah pada waktu menyampaikan
pembelajaran matematika, menyebabkan siswa menjadi bosan dalam
menerima pelajaran.
c. Siswa tidak memiliki motivasi yang tinggi untuk untuk mempelajari
matematika karena dianggap pelajaran yang sulit dan tidak
menyenangkan.

2. Analisis Masalah
Pada awalnya mungkin guru bingung untuk mengidentifikasi
masalah, oleh karena itu guru tidak mesti memulai dengan masalah.
Setelah penulis mengidentifikasi masalah yang ada dalam pelajaran
matematika, maka penulis dapat merumuskan analisis masalah sebagai
berikut :

3
a. Guru kurang bisa mengelola kelas dengan baik sehingga kondisi kelas
tidak kondusif, beberapa siswa merasa tidak nyaman ketika
pembelajaran berlangsung.
b. Metode yang digunakan oleh guru kurang tepat karena terlalu banyak
ceramah mengakibatkan pembelajaran menoton dan membuat siswa
cepat bosan.
c. Guru kurang percaya diri sehingga pelajaran hanya tertuju kepada
siswa yang aktif saja.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Maslah


Adapun alternatif yang harus dilaksanakan dalam pengelolaan
kelas adalah dengan menggunakan metode yang tepat, maka penulis
merencanakan melakukan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dengan mencoba mengimplementasikan metode
bernyanyi pada pembelajaran matematika di kelas III SDN 9 Purwodadi
Kabupaten Grobogan pada materi “Satuan Panjang”.

B. Rumusan Masalah
Masalah adalah segala rintangan tentang hambatan dan kesulitan
yang memerlukan pemecahan jawaban agar usaha tujuan yang dimaksud
dapat berhasil dengan baik. Adapun rumusan masalah pada peneliti ini
adalah “Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa dengan
menggunakan metode bernyanyi pada pelajaran matematika materi “Satuan
Panjang” di kelas III SDN 9 Purwodadi ?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan rumusan masalah yang dikembangkan, maka tujuan
perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran
matematika dengan materi “Satuan Panjang” melalui penerapan metode
bernyanyi.

4
b. Menganalisis penigkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya
metode bernyanyi.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Manfaat yang diharapkan dari penelitian perbaikan pembelajaran ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa dalam
membangun konsep materi pembelajaran.
b. Dapat meningkatkan aktifitas dan motivasi siswa dalam
pembelajaran.
c. Dapat membantu siswa yang kesulitan dalam memahami materi
pembelajaran.
d. Dapat mengubah konsep siswa dalam pembelajaran matematika
sehingga lebih menyenangkan, mengasyikan, dam mudah di
mengerti.
e. Memperbaiki metode belajar siswa sehingga hasil belajar siswa
diharapkan akan meningkat
f. Menjadi model bagi siswa bahwa guru memberikan perhatian
khusus terhadap hasil belajar siswa
2. Bagi Guru
a. Membantu guru memperbaiki kualitas pembelajaran. Selain itu juga
meningkatkan wawasan guru dalam hal pengetahuan, serta
meningkatkan kreatifitas guru dalam pembelajaran matematika pada
khususnya dan pada mata pelajaran lain pada umumnya.
b. Meningkatkan profesionalisme guru. Dalam hal ini guru dapat
memilih strategi dan pendekatan pembelajaran yang tepat.
c. Meningkatkan rasa percaya diri guru dengan memilih dan
menggunakan metode yang tepat.
d. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan demi tercapainya tujuan pembelajaran.

5
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah akan mengalami perubahan dan perbaikan yang lebih pesat
karena mampu menanggulangi berbagai masalah belajar siswa,
perbaikan kesalahan konsep pembelajaran, peningkatan hasil
belajar, dll.
b. Berbagai strategi dan metode pembelajaran dapat dihasilkan sekolah
dan disebarluaskan ke sekolah lain guna membantu proses
pembelajaran yang lebih baik.
c. Sekolah memiliki guru yang berpotensi dan professional dalam
mengelola kelas sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah.
d. Iklim pendidikan di sekolah lebih kondusif dan efektif.
e. Peningkatan prestasi sekolah, dengan melihat perbaikan proses dan
hasil belajar siswa.

6
1. Tahap – tahap Dalam PTK
Prosedur/langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang akan
dilakukan diuraikan secara rinci dari perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, evaluasi-refleksi untuk setiap siklus.
a. Perencanaan tindakan menggambarkan secara rinci hal-hal yang
perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan (seperti: penyiapan
perangkat pembelajaran berupa skenario pembelajaran, media,
bahan dan alat, instrumen observasi, evaluasi, dan refleksi).
b. Pelaksanaan tindakan berisi uraian tahapan-tahapan tindakan yang
akan dilakukan oleh peneliti maupun siswa dalam pembelajaran.
c. Observasi menggambarkan objek amatan dan cara pengamatannya.
d. Tahap evaluasi menguraikan cara dan hasil asesmennya.
Selanjutnya dalam tahap refleksi diuraikan prosedur, alat, pelaku,
sumber informasi, dan cara analisisnya.
Siklus-siklus kegiatan penelitian dirancang berdasarkan tingkat
pencapaian indikator keberhasilan dalam setiap siklus. Untuk
memantapkan hasil tindakan, tiap-tiap siklus dilaksanakan dalam
beberapa kali pertemuan. Observasi terhadap proses dilakukan secara
terus-menerus oleh guru selama proses penelitian.

A. Hasil Belajar Matematika


1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru, secara
keseluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi
dengan lingkungannya.
Hal ini sejalan dengan Hamalik (2015: 36) yang berpendapat
belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil
atau tujuan. Belajar tidak hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari
itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil
latihan melainkan pengubahan kelakuan.

7
Begitu juga yang dikatakan oleh Ernest R. Hilgard (1948) yang
muncul pada abad 19 menyatakan bahwa belajar merupakan proses
perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan dan perubahan
itu disebabkan karena ada dukungan dari lingkungan yang positif yang
menyebabkan terjadinya interaksi edukatif. Perubahan tersebut terjadi
secara menyeluruh meliputi pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.
Contohnya adalah seseorang yang belajar bermain bola. Ia akan
melakukan latihan bagaimana cara menggiring bola dan menendang
bola yang benar, hal – hal tersebut merupakan sebuah pengalaman
dalam belajar itu sendiri.
2. Pengertian Hasil Belajar
Dalam proses belajar mengajar terdapat hasil belajar yang
diharapkan dapat dicapai oleh siswa dan merupakan hal penting yang
bisa diketahui oleh guru, agar dapat merencanakan kegiatan belajar
mengajar secara tepat. Pada setiap hasil belajar harus sesuai dengan
beberapa kriteria landasan penilaian hasil belajar.
Menurut Hamalik (2015) hasil belajar adalah terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan
diukur dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan
tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan
pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya dan yang tidak tahu
menjadi tahu.
Menurut Gagne dalam Purwanto (2009:42) “Hasil Belajar
merupakan terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada
stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan skema yang
terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan
menentukan hubungan didalam dan diantara kategori-kategori”.
Menurut Winkel dalam Purwanto (2016:4) “Hasil Belajar
adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap
dan tingkah lakunya”. Dari beberapa pengertian diatas hasil belajar
dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

8
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor
sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Faktor-faktor yang mempengruhi hasil belajar dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu: 1. Faktor internal (faktor dari dalam diri
siswa), yakni/ kondisi jasmani dan rohai siswa 2. Faktor Ekstern yaitu,
(faktor dari luar dari diri siswa), yakni kondisi dilingkungan sekikat
siswa 3. Faktor pendekata belajar (approach to learning), yakni jenis
upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
3. Pengertian Matematika
Definisi matematika secara singkat adalah ilmu pengetahuan
tentang kuantitas, struktur, ruang dan perubahan. Matematika juga
memiliki kata sifat (máthēmatikós) yang berarti pengkajian dan tekun
belajar. Matematika sendiri terbentuk dari hasil pemikiran manusia
yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran.
Kata matematika berasal dari perkataan latin mathematika yang
mulanya diambil dari bahasa Yunani mathematike yang berarti
mempelajari, kata tersebut mempunyai asal katanya mathema yang
berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike
berhubungan pula dengan kata lainya yang hampir sama yaitu,
manthaein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang
dipelajari,”. Jadi, berdasarkan asal katanya matematika berarti ilmu
pengatahuan yang didapat dengan berpikir.
Ada beberapa definisi lain yag dikemukakan oleh para tokoh
matematika antara lain:
a. Ruseffendi matematika adalah pola berfikir, pola
mengorganisasikan pembuktian yang logis.
b. Reys matematika adalah telaahan tentang pola dan
hubungan, suatu jalan atau pola berfikir, suatu seni, suatu
bahasa dan suatu alat.

9
c. Kline matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang
dapat sempurna kerena dirinya sendiri, tetapi adanya
matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam
memahami dan menguasai permasalahn sosial, ekonomi,
dan alam.
Matematika merupakan salah satu komponen dari serangkaian
mata pelajaran yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan.
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang mendukung
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Sundayana, 2016:2).
4. Pengertian Hasil Belajar Matematika
Menurut Gagne (dalam Muhammad Zainal Abidin, 8:2011)
bahwa: Hasil belajar matematika adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar matematikanya
atau dapat dikatakan bahwa hasil belajar matematika adalah perubahan
tingkah laku dalam diri siswa, yang diamati dan diukur dalam bentuk
perubahan pengetahuan, tingkah laku, sikap dan keterampilan setelah
mempelajari matematika. Perubahan tersebut diartikan sebagai
terjadinya peningkatan dan pengembangan ke arah yang lebih baik dari
sebelumnya.
Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Sholihin (2013)
bahwa hasil belajar matematika merupakan kemampuan- kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar
matematikanya.
Dari definisi di atas berdasarkan pengertian belajar, hasil
belajar, dan matematika maka dapat dirangkai sebuah kesimpulan
bahwa hasil belajar matematika merupakan tolak ukur atau patokan
untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan
memahami suatu materi pelajaran matematika, setelah mendapat
pengalaman belajar atau melakukan proses belajar mengajar yang dapat
terlihat dari nilai yang diperoleh dari tes hasil belajarnya.
5. Pembelajaran Matematika di SD

10
Matematika bagi siswa SD berguna untuk kepentingan hidup
pada lingkungannya, untuk mengembangkan pola pikirnya, dan untuk
mempelajari ilmu-ilmu yang kemudian. Kegunaan atau manfaat
matematika bagi para siswa SD adalah sesuatu yang jelas dan tidak
perlu dipersoalkan lagi, lebih-lebih pada era pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dewasa ini.
Pembelajaran matematika yang diajarkan di SD adalah untuk
menumbuh kembangkan kemampuan-kemampuan dan membentuk
pribadi anak serta berpedoman kepada perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Sion, 2013). Pembelajaran matematika
pada tingkat SD tentu berbeda dengan pembelajaran pada tingkat SMP
maupun SMA.
Tujuan pembelajaran matematika secara umum diajarkan
disekolah-sekolah, yakni kecakapan dan kemahiran matematika yang
diharapkan dapat dicapai dalam belajar matematika mulai pendidikan
SD sampai SMA. Tujuan Standar kompetesi bahan kajian matematika
Sekolah Dasar menurut Depdiknas dalam Ahmad, sebagai berikut:
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma.
2) Menggunakan penalaran pada pola sifat atau melakukan
manipulasi matematika dalam membuat genereralisasi,
menyusun bukti atau menjelaskan gagasan, dan pernyataan
matematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampaun memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model,
dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram,
atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.
5) Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam
kehidupan sehari-hari.

11
Tujuan Khusus Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar
yaitu:
1) Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung
sebagai latihan dalam kehidupan sehari-hari.
2) Menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialih gunakan
melalui kegiatan matematika.
3) Mengembangkan kemampuan dasar matematika sebagai bekal
belajar lebih lanjut.
4) Membentuk sikaf logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin.
Secara garis besar, pembelajaran matematika terbagi atas dua
tujuan yaitu tujuan formal dan tujuan material. Ada tujuan yang bersifat
formal yanng lebih menekankan kepada menata penalaran, membentuk
kepribadian, kecerdasan, berfikir logis dan kreatif. Tujuan yang bersifat
meterial lebih menekankan pada kemampuan menerapkan matematika
dan keterampilan matematika.

B. Metode Bernyanyi Dalam Pembelajaran Matematika


1. Pengertian Metode Pembelajaran
Dalam bahasa Inggris, method berarti cara. Apabila kita kaitkan
dengan pembelajaran, metode adalah cara yang digunakan guru dalam
membelajarkan siswa. Menurut Joni (1992/1993:1.24) mengemukakan
bahwa metode adalah berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum
yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi metode pembelajaran
adalah berbagai cara kerja dalam menyampaikan materi pelajaran
kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Hal berlaku baik bagi
guru (metode mengajar) maupun bagi siswa (metode belajar). Makin
baik metode yang dipakai, makin efektif pula pencapaian tujuan.
Kadang-kadang metode juga dapat dibedakan dengan teknik.
Metode bersifat prosedural, sedangkan teknik bersifat implementatif.
Pada prinsipnya tidak ada satupun metode belajar yang dapat dipandang
sempurna dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada dalam

12
setiap bidang studi. Setiap metode belajar pasti memiliki keunggulan-
keunggulan dan kelemahan-kelemahan yang khas. Guru yang
profesional yang kretif dituntut untuk mampu memilih metode
mengajar yang lebih tepat setelah menetapkan topik pembahasan materi
dan bab tujuan pembelajaran serta jenis kegiatan belajar siswa yang
dibutuhkan. Karena dengan memilih metode yang lebih tepat akan
memantapkan dan akan terarah kepada pembelajaran yang tepat.
Keberhasilan penyampaian pembelajaran ini akan mampu menambah
respon siswa dalam mengikuti pelajaran.

2. Pengertian Metode Bernyanyi


Belajar menggunakan metode bernyanyi tentu tidak asing bagi
banyak orang. Dengan metode bernyanyi, belajar menjadi lebih riang.
Kegiatan benyanyi sangat disukai banyak orang, mulai anak-anak
sampai orang dewasa. Pembelajaran yang menarik membuat siswa
senang dalam belajar yang akan berdampak pada hasil belajar. Dalam
pembelajaran siswa harus berperan aktif dan guru hanya sebagai
fasilitator. Maka dari itu, guru memerlukan metode untuk membantu
proses pembelajaran.
Bernyanyi adalah hal yang alami bagi anak-anak. Bernyanyi
merupkan bakat alamiah yang di miliki oleh seorang individu. Anak-
anak adalah seorang peniru yang baik, ia senang sekali meniru apa yang
dilihat, didengar dan dirasakan. Menurut Kamtini bernyanyi
merupakan sarana pengungkapan pikiran dan perasaan, sebab kegiatan
bernyanyi penting bagi pendidikan anak-anak selain itu bernyanyi
adalah kegiatan yang menyenangkan memberi kepuasan kepada anak-
anak. Sedangkan Masitoh dkk berpendapat bahwa bernyanyi pada
dasarnya merupakan bakat alamiah yang di miliki seorang individu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bernyanyi adalah
mengeluarkan suara bernada atau berlagu. Adapun nyanyian yang
diistilahkan juga dengan lagu adalah komponen musik pendek yang

13
terdiri atas perpaduan lirik dan lagu/nada. Dalam lirik terdapat susunan
kata-kata yang mengandung arti/ makna tertentu. Makna yang terdapat
dalam sebuah nyanyian berbeda-beda sesuai tujuan dibuatnya nyanyian
tersebut. Selanjutnya makna yang ada dapat digunakan untuk
melakukan sugesti, persuasi dan memberikan nasehat. Kemampuan
mempengaruhi sebuah lirik lagu terjadi karena pengarang lagu
menyampaikan ide dan gagasan melalui kata ataupun kalimat yang bisa
menimbulkan sikap dan perasaan tertentu (Subekti, 2007 dalam
(Lestari, 2012).
Metode bernyanyi merupakan metode pembelajaran yang
menggunakan syair-syair yang dilagukan. Biasanya syair-syair tersbut
disesuaikan dengan materi-materi yang akan diajarkan oleh pendidik.
Memurut bebrapa ahli, bernyanyi membuat suasana belajar menjadi
riang dan bergairah sehingga perkembangan anak dapat distimmulasi
secara lebih optimal. (Fadlillah, 2012:175). Tujuan menggunakan
metode pembelajaran bernyanyi agar siswa tidak bosan dalam pelajaran
yang diberikan oleh guru dan lebih mengingat dengan apa yang
diajarkan guru di sekolah.
3. Manfaat Metode Bernyanyi
Menurut syamsuri Jari, sebagaimana dikutip oleh setyoadi,
menyebutkan bahwa di antara manfaat penggunaan metode bernyanyi
dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Sarana relaksasi dengan menetralisasi denyut jantung dan
gelombang otak.
b. Menumbuhkan minat dan menguatkan daya tarik pembelajaran.
c. Menciptakan proses pembelajaran lebih humanis dan
menyenangkan.
d. Sebagai jembatan dalam mengingat materi pembelajaran.
e. Membangun retensi dan menyentuh emosi dan rasa etika siswa.
f. Proses internalisasi nilai yang terdapat pada materi pembelajaran.
g. Mendorong motivasi belajar siswa.

14
Bernyanyi memiliki banyak manfaat untuk praktek pendidikan
anak dan pengembangan pribadinya secara luas. Diuraikan lebih jauh
bahwa bernyanyi memiliki beberapa manfaat di antaranya sebagai
berikut :
a. Bernyanyi bersifat menenangkan. Hal ini dapat terlihat dari
nyanyian Nina Bobo yang di lantunkan seorang ibu kepada
bayinya. Nyanyian tersebut dapat memberikan efek penenagan
pada anak.
b. Bernyanyi dapat pula berperan dalam mengatasi kecemasan, ketika
seorang anak merasa tidak nyaman berada di lingkungan barunya.
Misalnya anak yang baru masuk sekolah untuk pertama kalinya,
maka guru dapat menggunakan nyanyian untuk menghilangkan
kecemasan anak tersebut, serta menggantinya dengan suasana yang
menyenangkan.
c. Bernyanyi juga merupakan alat untuk mengekspresikan perasaan.
Sebagai contoh, ketika anak merasa senang atau sedih, ia dapat
mengungkapkannya melalui nyanyian.
d. Bernyanyi dapat membantu membangaun kepercayaaan diri anak.
Hal ini dapat di lakukan ketika guru memasukkan nama anak atau
memanggil nama anak dalam lagu yang dinyanyikan yang aan
membuat anak merasa istimewa.
e. Bernyanyi dapat membantu perkembangan daya ingat anak. Hal ini
dapat terjadi ketika guru mengajak anak untuk menghafal lagu –
lagu yang dinyanyikan. Pengulangan lagu memungkinkan anak
untuk menyimpan syair tersebut ke dalam memori anak.
f. Bernyanyi dapat membantu pengembangan keterampilan berpikir
anak dengan meminta anak menjawab pertanyaan yang berkaitan
dengan syair lagu, seperti tentang bunyi – bunyi binatang yang di
nyanyikan.
g. Bernyanyi dapat mengembangkan rasa humor, syair – syair yang
lucu dan jenaka dapat menumbuhkan rasa humor dalam diri anak.

15
h. Bernyanyi dapat memebantu pengembangan kemampuan motorik.
Hal ini dapat di lakukan guru ketika menjadikan nyanyian sebagai
alat untuk mengiringi permainan. Hal lain yang dapat di lakukan
adalah guru dapat mengajak anak untuk menirukan gerakan –
gerakan yang di sebutkan dalam nyanyian.
i. Bernyanyi dapat meningkatkan keeratan dalam sebuah kelompok.
Lagu – lagu yang di nyanyikan oleh anak bersama – sama dengan
teman sekelasnya menjadikan anak merasa senang menjadi bagian
dari sebuah kelompok.
Dari banyaknya manfaat – manfaat metode bernyanyi yang
telah diuraikan diatas, maka dengan metode bernyanyi ini siswa
diharapkan dapat menguasai materi pembelajaran terutama pada mata
pelajaran matematika materi “satuan panjang” . Dengan menggunakan
metode bernyanyi untuk menghafalkan satuan panjang siswa dapat
lebih mudah memahami dan dapat digunakan di kelas – kelas
selanjutnya pada materi yang sama, sehingga kesulitan belajar siswa
dapat teratasi dan hasil belajar siswa lebih baik dan maksimal dari
sebelumnya.
4. Kelemahan dan Kelebihan Metode Bernyanyi
Nofia Fitria Sari menjelaskan bahwa setiap metode
pembelajaran ada kelebihan dan keunggulannya masing-masing.
Adapun kelebihan dari metode ini adalah :
a. Metode ini cocok unuk anak-anak.
b. Dapat meningkatkan semangat belajar anak karena suasana belajar
yang menyenangkan.
c. Memungkinkan guru menguasai kelas.
d. Lirik lagu dapat digunakan berulang-ulang walaupun berbeda
kelas.
e. Membantu guru dalam berupaya dalam pengembangan pendidikan
karakter

16
Akan tetapi disamping keunggulan-keunggulan ada kelemahan
dari metode bernyanyi seperti :
a. Sulit digunakan pada lingkup kelas besar.
b. Hasilnya kurang baik apabla diterapkan pada anak yang pendiam
dan tidak suka bernyanyi.
c. Suasana kelas menjadi ramai, dan dapat mengganggu kelas lain.
5. Langkah – langkah Metode Bernyanyi
Metode pembelajaran dengan bernyanyi terdiri dari
langkahlangkah sebagai berikut :
a. Tahap perencanaan, terdiri dari :
1. Penetapkan tujuan pembelajaran.
2. Penetapan materi pembelajaran.
3. Menetapkan metode dan teknik pembelajaran.
4. Menetapkan evaluasi pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan, terdiri dari :
1. Kegiatan awal yaitu guru memperkenalkan lagu yang akan
dinyanyikan bersama dan memberi contoh bagaimana
seharusnya lagu itu dinyanyikan serta memberikan arahan
bagaimana bunyi tepuk tangan yang mengirinya. Dalam lagu
“tangga satuan panjang” yang dinyanyikan dengan nada lagu
naik – naik ke puncak gunung, guru dapat menuliskan lirik
gubahan di papan tulis (white board) dan siswa menulis di
buku catatan siswa, sehingga siswa dapat ikut menirukan
irama lagu dengan membaca lirik tersebut. Selain itu dapat
dihafalkan terlebih dahulu dan mudah diingat.
2. Kegiatan tambahan yaitu anak diajak mendramatisasikan lagu,
misalnya yaitu dengan melakukan gerakan. Dalam lagu
“tangga satuan panjang” siswa dapat maju atau mundur ketika
tangga menunjukkan naik atau turun. Misalkan pada lirik
“kalau naik bagi sepuluh, turun kali sepuluh” dalam lirik

17
tersebut saat naik siswa dapat maju kedepan dan saat turun
siswa dapat mundur kebelakang.
3. Kegiatan pengembangan yaitu, guru membantu anak untuk
mengenal nada tinggi dan rendah dengan alat musik, misalnya
pianika. Dalam hal ini guru bisa menambahkan alat musik atau
tepukan – tepukan agar lebih menambah semangat dan
kekompakkan siswa dalam bernyanyi.
c. Tahap penilaian dilakukan dengan memakai pedoman observasi
untuk mengetahui sejauh mana perkembangan yang telah dicapai
anak. Observasi dilakukan dengan mengerjakan soal latihan yang
diberikan guru kepada siswa setelah penjelasan materi satuan
panjang dengan menggunakan metode bernyanyi selesai. Apabila
seluruh siswa telah mampu memperoleh hasil belajar diatas KKM
maka metode ini dianggap berhasil dan mungkin dapat diterapkan
pada pelajaran – pelajaran lainnya.
Melalui cara yang benar dan memperhatikan langkah-langkah
bernyanyi yang baik maka perkembangan emosional siswa dapat
terbentuk dengan baik dan berstimulasi dengan baik sehingga hasil
pembelajaran lebih optimal dan dapat tercapai tujuan pembelajaran.

18
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian


1. Subjek Penelitian
Pelaksanaan perbaikan dilakukan di kelas III SDN 9 Purwodadi
Kabupaten Grobogan, dengan jumlah siswa 23 orang terdiri dari 14
orang siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Dengan materi “Satuan
Panjang” pada mata pelajaran matematika.
Dalam pelaksanaan penelitian ini pihak – pihak yang membantu
antara lain:
1. Bapak Darminto, S.pd.MM sebagai supervisor 1
2. Bapak Tjatur Prijanto Adi, S.Pd sebagai supervisor 2 sekaligus
kepala sekolah SDN 9 Purwodadi
3. Ibu Frida Febriani, S.pd.SD selaku wali kelas III SDN 9 Purwodadi
sekaligus sebagai teman sejawat yang membantu dalam proses
penelitian ini.
4. Bapak dan Ibu Guru SDN 9 Purwodadi
Dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas guru harus
memperhatikan karakteristik, latar belakang dan tahap perkembangan
psikologis siswa sehingga dalam prakteknya pembelajaran yang
dilakukan lebih bermakna bagi siswa.

2. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian perbaikan pembelajaran yang penulis laksanakan
terletak disalah satu SD yang berada di Kota Purwodadi Kecamatan
Purwodadi Kabupaten Grobogan, tepatnya di Sekolah Dasar Negeri 9
Purwodadi.
- Sekolah yang digunakan penulis dalam melaksanakan perbaikan
pembelajaran adalah di SDN 9 Purwodadi.

19
- Kelas yang digunakan dalam pelaksanaan pebaikan pembelajaran
adalah di kelas III dengan jumlah murid sebanyak 23 siswa.
- Mata pelajaran yang dilakukan dalam pelaksanaan perbaikan ini
adalah mata pelajaran matematika materi satuan panjang yang
terdapat pada tema 3 (benda di sekitarku ), subtema 1 (aneka benda
di sekitarku).
Peneliti mengambil lokasi di SDN 9 Purwodadi dengan
pertimbangan sebagai berikut :
1. Sekolah telah memberi izin penelitian, karena belum pernah
diadakan penelitian dengan menggunakan metode bernyanyi di mata
pelajaran matematika materi satuan panjang, sehinga penelitian ini
akan sangat bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran
disekolah.
2. Lokasi penelitian juga didasarkan pada alasan yang bersifat praktis,
strategis, efisien. Praktis artinya peneliti mudah melaksanakan
praktik disekolah tersebut, strategis artinya tempat mudah dijangkau
karena masih di perkotaan, efisien berarti penggunaan waktu,
tenaga, biaya yang relatif terjangkau.

3. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan 2 siklus,
yaitu siklus 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 17 Oktober 2022
dan siklus 2 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 20 Oktober 2022,
dengan waktu pelaksanaan tertera dalam tabel 3.1
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Perbaikan

No Hari/Tanggal Mata Pelajaran Keterangan


1. Senin, 17 Oktober 2022 Matematika Siklus I
2. Kamis, 20 Oktober 2022 Matematika Siklus II

20
Langkah-langkah dalam melakukan PTK pada program PKP dapat
digambarkan pada Gambar 3.1

Gambar 3.1
Diagram Siklus Pelaksanaan Tindakan Kelas

Perencanaan Pelaksanaan
Permasalahan
Tindakan I Tindakan I

SIKLUS I

Refleksi I Observasi I

Permasalahan Baru
Hasil Refleksi
Perencanaan Pelaksanaan
Tindakan II Tindakan II

SIKLUS II

Penyimpulan
dan Pemaknaan
Hasil

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


1. Siklus 1
a. Perencanaan
Hasil analisis dan perumusan masalah tersebut di atas
menunjukan bahwa program perbaikan pembelajaran dilakukan oleh
guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi pelajaran
matematika.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal berikut
ini adalah langkah-langkah persiapan yang perlu dilakukan sebelum
memulai proses pembelajaran :

21
a. Menetapkan supervisor 1 dari UT yaitu Bapak Darminto,
S.pd.MM sebagai dosen pembimbing.
b. Menetapkan supervisor 2 sebagai pengamat, yaitu Tjatur Prijanto
Adi, S.Pd. Sesuai dengan kesepakatan antara pengamat
(supervisor 2) dan peneliti, maka tugas supervisor 2 antara lain
adalah mengumpulkan data dari proses perbaikan pembelajaran
dengan menggunakan lembar pengamatan (APKG).
c. Membuat langkah - langkah pembelajaran.
d. Kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dilakukan penulis sesuai
dengan rencana perbaikan pembelajaran adalah dengan
menggunakan metode bernyanyi kemudian mengerjakan soal
latihan dari guru.
e. Mempersiapkan sarana dan prasarana yang digunakan untuk
mendukung pelaksanaan tindakan.
f. Mempersiapkan format dan cara observasi baik bagi guru
maupun bagi siswa serta membuat kesepakatan dengan
supervisor 1 dan supervisor 2 mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan observasi.
g. Melaksanakan simulasi rencana perbaikan pembelajaran siklus 1.

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui PTK dilakukan
saat proses pembelajaran berlangsung.
Tahap pelaksanaan pembelajaran siklus I dilakukan peneliti
pada hari Senin, 17 Oktober 2022. Dalam pelaksanaan kegiatan ini
dibantu supervisor 2 dan wali kelas sebagai pengamat dalam proses
pembelajaran.
Langkah-langkah Pembelajaran
 Kegiatan Awal
- Memberi salam, berdoa dan mengabsen siswa.

22
- Mengkondisikan siswa untuk siap melakukan
pembelajaran seperti menyiapkan alat tulis, duduk dengan
benar, dsb.
- Melakukan tanya jawab untuk mengiring pemahaman
peserta didik terhadap materi yang akan diajarkan.
- Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
 Kegiatan Inti
- Guru menyampaikan materi pembelajaran satuan panjang
dengan membuat tangga satuan panjang beserta lirik lagu
yang akan dinyanyikan sebagai metode pembelajaran di
papan tulis / white board
- Siswa mencatat lirik lagu yang dituliskan guru untuk
panduan menghafal lirik lagu saat bernyanyi bersama
- Siswa menyimak penjelasan dari guru dan mendengarkan
lagu yang dicontohkan oleh guru
- Siswa bersama – sama dengan guru menyanyikan lagu
tangga satuan panjang dengan irama lagu naik – naik ke
puncak gunung yang telah diubah liriknya menjadi tangga
satuan panjang.
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya mengenai materi yang disampaikan
- Siswa mengerjakan soal latihan tentang satuan panjang
pada kehidupan sehari – hari yang diberikan oleh guru
- Guru bersama siswa membahas hasil pekerjaan siswa.
 Kegiatan Akhir
- Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran yang
telah disampaikan
- Melakukan evaluasi pembelajaran
- Menindaklanjuti pembelajaran berupa pesan moral
supaya siswa rajin belajar di rumah dan meningkatkan
hasil belajarnya lebih baik lagi.

23
Media, Sumber dan Metode Pembelajaran
 Media
- Gambar tangga satuan panjang
- Lirik lagu tangga satuan panjang
 Sumber
- Buku Guru dan Buku Siswa Kelas 3, Tema 3: Benda di
Sekitarku. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi
2018). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
 Metode Pembelajaran
- Ceramah, tanya jawab, bernyanyi, latihan soal.

c. Observasi
Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data yang
diperlukan untuk menjawab masalah yang terjadi dalam
pembelajaran. Observasi dilakukan dengan tahap – tahap sebagai
berikut :
a. Pertemuan perencanaan, pada tahap ini pengamat mengamati
guru pada saat proses pembelajaran matematika materi satuan
panjang.
b. Mencatat hasil pengamatan tersebut .
c. Memberikan umpan balik untuk tindakan siklus selanjutnya.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan supervisor 2
terhadap hasil pelaksanaan siklus 1 maka hasil pengamatan
menunjukkan hal-hal berikut :
a. Dari 23 siswa masih ada dua siswa yang belum memenuhi
standart KKM dengan memperoleh nilai 6,00. Kedua anak
tersebut tidak suka bernyanyi.

24
b. Ketika proses metode bernyanyi ada beberapa siswa yang
masih diam dan kurang berinteraksi.
c. Siswa sangat antusias, akan tetapi tidak hafal lirik lagu
menjadi kendala beberapa siswa tidak fokus dan terkesan
mengganggu teman yang lainnya.
Dari beberapa hasil refleksi diatas maka penulis memutuskan
untuk melakukan rencana perbaikan siklus II. Ditinjau dari masih
ada dua siswa yang nilainya dibawah KKM, dan ada beberapa siswa
yang belum interaktif dalam metode bernyanyi ini.

2. Siklus 2
a. Perencanaan
Hasil analisis dan perumusan masalah tersebut di atas
menunjukan bahwa program perbaikan pembelajaran dilakukan oleh
guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi
pembelajaran matematika.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal berikut
ini adalah langkah-langkah persiapan yang perlu dilakukan sebelum
memulai proses pembelajaran :
a. Menetapkan supervisor 1 dari UT yaitu Bapak Darminto,
S.pd.MM sebagai dosen pembimbing.
b. Menetapkan supervisor 2 sebagai pengamat, yaitu Tjatur Prijanto
Adi, S.Pd. Sesuai dengan kesepakatan antara pengamat
(supervisor 2) dan peneliti, maka tugas supervisor 2 antara lain
adalah mengumpulkan data dari proses perbaikan pembelajaran
dengan menggunakan lembar pengamatan (APKG).
c. Membuat langkah - langkah pembelajaran.
d. Kegiatan pembelajaran pada siklus 2 dilakukan penulis sesuai
dengan rencana perbaikan pembelajaran adalah dengan
menggunakan metode bernyanyi yang sebelumnya sudah
dihafalkan siswa di rumah, ditambah gerakan – gerakan kecil di

25
tempat saat bernyanyi, kemudian mengerjakan soal latihan dari
guru.
e. Mempersiapkan sarana dan prasarana yang digunakan untuk
mendukung pelaksanaan tindakan.
f. Mempersiapkan format dan cara observasi baik bagi guru
maupun bagi siswa serta membuat kesepakatan dengan
supervisor 1 dan supervisor 2 mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan observasi.
g. Melaksanakan simulasi rencana perbaikan pembelajaran siklus 2.

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui PTK dilakukan
saat proses pembelajaran berlangsung.
Siklus 2 dilaksanakan pada hari Kamis, 20 Oktober 2022.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini dibantu supervisor 2 dan wali kelas
sebagai pengamat dalam proses pembelajaran.
Langkah-langkah Pembelajaran
 Kegiatan Awal
- Memberi salam, berdoa dan mengabsen siswa.
- Mengkondisikan siswa untuk siap melakukan
pembelajaran seperti menyiapkan alat tulis, duduk dengan
benar, dsb.
- Melakukan tanya jawab untuk mengiring pemahaman
peserta didik terhadap materi yang akan diajarkan.
- Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
 Kegiatan Inti
- Guru menyampaikan materi pembelajaran satuan panjang
dengan membuat tangga satuan panjang beserta lirik lagu
yang akan dinyanyikan sebagai metode pembelajaran di
papan tulis / white board

26
- Siswa bersama – sama dengan guru menyanyikan lagu
tangga satuan panjang dengan irama lagu naik – naik ke
puncak gunung yang telah diubah liriknya menjadi tangga
satuan panjang.
- Guru bersama siswa melakukan gerakan – gerakan kecil
di tempat untuk menambah interaksi dan fokus siswa pada
materi
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya mengenai materi yang disampaikan
- Siswa mengerjakan soal latihan tentang satuan panjang
pada kehidupan sehari – hari yang diberikan oleh guru
- Guru bersama siswa membahas hasil pekerjaan siswa.
 Kegiatan Akhir
- Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran yang
telah disampaikan
- Melakukan evaluasi pembelajaran
- Menindaklanjuti pembelajaran berupa pesan moral
supaya siswa rajin belajar di rumah dan meningkatkan
hasil belajarnya lebih baik lagi.
Media, Sumber dan Metode Pembelajaran
 Media
- Gambar tangga satuan panjang
- Lirik lagu tangga satuan panjang
 Sumber
- Buku Guru dan Buku Siswa Kelas 3, Tema 3: Benda di
Sekitarku. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013
(Revisi 2018). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
 Metode Pembelajaran
- Ceramah, tanya jawab, bernyanyi, latihan.

27
c. Observasi
Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data yang
diperlukan untuk menjawab masalah yang terjadi dalam
pembelajaran. Observasi dilakukan dengan tahap – tahap sebagai
berikut :
a. Pertemuan perencanaan, pada tahap ini pengamat mengamati
guru pada saat proses pembelajaran matematika materi satuan
panjang
b. Mencatat hasil pengamatan tersebut
c. Memberikan umpan balik.

d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan supervisor 2
terhadap hasil pelaksanaan siklus 2 maka hasil pengamatan
menunjukkan hal-hal berikut :
a. Dari 23 siswa semuanya sudah memenuhi standart KKM
dengan memeperoleh nilai diatas 6,50.
b. Ketika proses pembelajaran berlangsung siswa lebih antusias
dan interaktif dalam mengikuti pembelajaran.
c. Hampir seluruh siswa sudah hafal lirik lagu satuan panjang dan
ikut menyanyikan bersama guru, serta melakukan gerakan –
gerakan kecil di tempat sehingga pembelajaran lebih
menyenangkan.
Dari hasil refleksi diatas maka hasil pembelajaran
matematika materi satuan panjang dengan metode bernyanyi sudah
berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Semua siswa sudah
mendapatkan nilai diatas KKM yaitu diatas 6,50. Metode Bernyanyi
efektif diterapkan dalam pembelajaran ini, terbukti siswa sangat
antusias, siswa lebih tertarik dan kelas lebih kondusif sehingga hasil
belajar dapat meningkat.

28
C. Teknik Analisis Data
Teknik dan alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Teknik pengamatan partisipatif. Pengamatan yang dilakukan dimana
guru ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang diteliti. Partisipasi disini
artinya peneliti ikut melakukan aktifitas/kegiatan yang sedang dilakukan
kelompok yang diteliti. Jadi meski sedang mengamati, guru tidak hanya
menonton tapi juga ikut membaur. Metode ini cocok untuk mengamati
hal-hal yang berkaitan dengan aspek psikis seperti kesan, pemaknaan,
apa yang dirasakan. Guru sambil menunaikan tugas mengajar,
melaksanakan tindakan, juga melakukan pengamatan terhadap kelas dan
siswanya. Alat yang dapat digunakan dalam teknik pengamatan ini
adalah (1) Pedoman observasi (formulir/lembar pengamatan dan daftar
cek), (2) Catatan lapangan (catatan tentang peristiwa yang dipandang
penting) teknik penilainya secara kualitatif.
2. Teknik pemanfaatan data dan analisis data dokumen, misalnya : daftar
hadir, RPP, hasil karya siswa, hasil karya guru, teknik penilaian yang
digunakan adalah secara kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian.

 Rumus mencari rata-rata


Jumlah nilai semua siswa
Jumlah Siswa

 Rumus mempresentase jumlah siswa yang mencapai KKM :


Jumlah siswa yang mencapai KKM
X 100
Jumlah siswa

29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Deskripsi Hasil Siklus 1
a. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap awal guru seperti biasa mengondisikan siswa pada pembelajaran
yang kondusif dengan cara berdoa, mengabsen, dan menyuruh siswa untuk
mempersiapkan alat tulis. Dilanjutkan dengan apersepsi kemudian menjelaskan
materi pembelajaran sehingga perhatian siswa lebih terfokus kepada kegiatan
pembelajaran memotivasi siswa dengan mengadakan tanya jawab supaya kegiatan
pembelajaran menjadi hidup siswa aktif dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan
pembelajaran, siswa mengerjakan soal latihan pada lembar kerja siswa (LKS), guru
bersama siswa membahas hasil pekerjaan siswa, menyimpulkan materi secara
bersama-sama, mengadakan evaluasi per individu, sebagai tindak lanjut guru
memberikan pesan moral kepada siswa sebagai pemahaman supaya siswa rajin
belajar di rumah.
b. Pengamatan
Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus 1 selesai maka
dapat diketahui adanya kenaikan hasil belajar siswa dari perolehan nilai
sebelumnya (pra siklus).
Dari hasi nilai evaluasi pada Pra Siklus, masih banyak siswa yang nilainya
belum mencapai Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM), KKM yang ditargetkan
adalah 65. Dari 23 orang siswa terdapat 17 orang siswa yang nilainya belum
mencapai KKM dan hanya 6 orang siswa yang nilainya dapat mencapai KKM, jika
dipersentasikan jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM adalah 26%. Setelah
diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus 1, ternyata ada peningkatan yaitu
menjadi 2 orang siswa yang nilainya belum mencapai KKM dan ada 21 orang siswa
yang nilainya mencapai KKM, jika dipersentasikan jumlah siswa yang mencapai
KKM adalah 91%. Maka kenaikan persentase dari nilai evaluasi pra siklus ke siklus
1 yaitu 65%. Ini membuktikan ada peningkatan nilai siwa antar Pra Siklus dan

30
Siklus1.Walaupun demikian masih ada 2 orang siswa yang nilainya belum
mencapai KKM pada siklus I sehingga peneliti memutuskan melakukan perbaikan
pembelajaran siklus II untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa. Hal ini dilakukan
dengan memberi tugas kepada siswa sebagai umpan balik, untuk menghafalkan lirik
lagu tangga satuan panjang di rumah masing – masing terlebih dahulu sebelum
dilakukan perbaikan pembelajaran siklus II, karena ada beberapa siswa yang tidak
suka bernyanyi dan merasa kesulitan menghafalkan lirik lagu.
Adapun hasil perolehan nilai hasil evaluasi pada pembelajaran Pra Siklus,
dan Siklus 1 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Perolehan Nilai Evaluasi Pra Siklus dan Siklus 1
Nomor Nilai
Nama Siswa
Urut Induk Pra Siklus Siklus 1
1 Ahmad Basuni 50 70
2 Ais Zahwa Wilda 70 70
3 Alby Satya Gemilang 50 70
4 Alvin Jonathan Faddil 80 80
5 Aqila Maharani 50 70
Ayu Sukma Dwi
6 60 70
Anggraeni
7 Bagas Adi Satria 70 70
8 Danendra Apta Nugraha 60 70
9 Evan Dwi Prasetyo 50 70
10 Faela Ahza Pradista 80 80
11 Hafidz Imral Herdinata 50 70
12 Ilham Margo Mulyono 60 60
13 Jessica Aiko Wijaya 50 80
Muhammad Faqih
14 50 70
Daman Huri
Muhammad Wahyu
15 50 80
Hidayat
16 Nabia Ghara Nurnara 40 60
17 Rafli Orion Dafa 60 70
18 Safa Alvinda 90 100

31
19 Shela Nur Afiah 70 80
20 Zalfa Naqiyya 50 70
21 Auriville Dora Pradipta 60 70
22 Marisya Rindadari 50 80
23 Mareta Ayla Fortuna 50 90
Jumlah 1350 1700
Rata-rata 58,70 73,91
6 Orang 21 Orang
Nilai di Atas KKM
(26%) (91%)
17 Orang 2 Orang
Nilai di Bawah KKM
(74%) (9%)
Ketarangan :
Batas Nilai KKM = 65

Tabel 4.2
Persentase Perolehan Nilai evaluasi Pra Siklus dan Siklus 1

Pra Siklus Siklus 1


No Nilai Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Siswa (%) Siswa (%)
1 100 0 0% 1 4%
2 90
1 4% 1 4%
3 80
2 9% 6 26%
4 70
3 13% 13 57%
5 60
5 22% 2 9%
6 50
11 48% 0 0%
7 40
1 4% 0 0%
8 30
0 0% 0 0%
9 20
0 0% 0 0%
10 10
0 0% 0 0%

32
Jumlah 23 100% 23 100%

2. Deskripsi Siklus 2
a. Pelaksanaan Tindakan
Perbaikan pembelajaran pada siklus 2 guru memperbaiki kelemahan dan
kekurangan pada siklus 1, yaitu guru telah memberikan kesempatan siswa untuk
menghafalkan lirik lagu tangga satuan panjang di rumah. Kemudian guru mengajak
siswa melakukan gerakan – gerakan kecil di tempat sebagai penambah interaksi dan
fokus siswa dalam melakukan metode bernyanyi ini.
b. Keberhasilan
Setelah memperbaiki kegiatan pembelajaran yang ada di siklus 1 maka
pelaksanaan pada siklus 2 sudah membuat rancangan pembelajaran yang lebih
baik sehingga mengalami kemajuan dan peningkatan. Hal ini terbukti dengan
perbandingan nilai evaluasi pada siklus 1 dan siklus 2.
Adapun perolehan nilai evaluasi pada siklus 1 yang dibandingkan dengan
perolehan nilai evaluasi siklus 2, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.3
Perolehan Nilai Evaluasi Siklus 1 dan Siklus 2
Nomor Nilai
Nama Siswa
Urut Induk Siklus 1 Siklus 2
1 Ahmad Basuni 70 70
2 Ais Zahwa Wilda 70 80
3 Alby Satya Gemilang 70 70
4 Alvin Jonathan Faddil 80 90
5 Aqila Maharani 70 70
Ayu Sukma Dwi
6 70
Anggraeni 80
7 Bagas Adi Satria 70 90
Danendra Apta
8 70
Nugraha 90
9 Evan Dwi Prasetyo 70 80
10 Faela Ahza Pradista 80 100
11 Hafidz Imral Herdinata 70 90

33
12 Ilham Margo Mulyono 60 80
13 Jessica Aiko Wijaya 80 70
Muhammad Faqih
14 70
Daman Huri 80
Muhammad Wahyu
15 80
Hidayat 80
16 Nabia Ghara Nurnara 60 90
17 Rafli Orion Dafa 70 90
18 Safa Alvinda 100 100
19 Shela Nur Afiah 80 100
20 Zalfa Naqiyya 70 90
21 Auriville Dora Pradipta 70 100
22 Marisya Rindadari 80 80
23 Mareta Ayla Fortuna 90 80
Jumlah 1700 1950
Rata-rata 73,91 84,78
21 Orang 23 orang
Nilai di Atas KKM
(91%) (100%)
2 Orang 0 orang
Nilai di Bawah KKM
(9%) (0%)
Ketarangan :
Batas Nilai KKM = 65

Dari hasil perolehan siklus 1, ada 2 orang siswa yang belum mencapai KKM
dari jumlah 23 siswa, atau 9%. Sedangkan siswa yang telah mencapai KKM
sebanyak 21 orang siswa, atau 91%. Setelah diadakan tindakan perbaikan
pembelajaran pada siklus 2, ternyata ada peningkatan nilai evaluasi siswa dan
seluruh siswa telah berhasil mencapai KKM atau 100% dari jumlah 23 siswa.
Untuk lebih jelasnya, persentase perolehan nilai evaluasi pada siklus 1 dan
2 dapat dilihat dari tebel di bawah ini :
Tabel 4.4
Persentase Perolehan Nilai evaluasi Siklus 1 dan Siklus 2
Siklus 1 Siklus 2
No Nilai Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Siswa (%) Siswa (%)

34
1 100 1 4% 4 17%
2 90
1 4% 7 30%
3 80
6 26% 8 35%
4 70
13 57% 4 17%
5 60
2 9% 0 0%
6 50
0 0% 0 0%
7 40
0 0% 0 0%
8 30
0 0% 0 0%
9 20
0 0% 0 0%
10 10
0 0% 0 0%
Jumlah 23 100% 23 100%

Adapun perbandingan perolehan nilai evaluasi mulai dari pra siklus, siklus
1, siklus 2 dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 4.5
Rekafitulasi Perolehan Nilai Evaluasi pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
Nomor Nilai
Nama Siswa Pra Siklus 1 Siklus 2
Urut Induk
Siklus
1 Ahmad Basuni 50 70 70
2 Ais Zahwa Wilda 70 70 80
3 Alby Satya Gemilang 50 70 70
4 Alvin Jonathan Faddil 80 80 90
5 Aqila Maharani 50 70 70
Ayu Sukma Dwi
6 60 70
Anggraeni 80
7 Bagas Adi Satria 70 70 90
Danendra Apta
8 60 70
Nugraha 90

35
9 Evan Dwi Prasetyo 50 70 80
10 Faela Ahza Pradista 80 80 100
11 Hafidz Imral Herdinata 50 70 90
12 Ilham Margo Mulyono 60 60 80
13 Jessica Aiko Wijaya 50 80 70
Muhammad Faqih
14 50 70
Daman Huri 80
Muhammad Wahyu
15 50 80
Hidayat 80
16 Nabia Ghara Nurnara 40 60 90
17 Rafli Orion Dafa 60 70 90
18 Safa Alvinda 90 100 100
19 Shela Nur Afiah 70 80 100
20 Zalfa Naqiyya 50 70 90
21 Auriville Dora Pradipta 60 70 100
22 Marisya Rindadari 50 80 80
23 Mareta Ayla Fortuna 50 90 80
Jumlah 1350 1700 1950
Rata-rata 58,70 73,91 84,78
21 23
6 Orang
Nilai di Atas KKM Orang orang
(26%)
(91%) (100%)
17 2 Orang 0 orang
Nilai di Bawah KKM Orang (9%) (0%)
(74%)
Ketarangan :
Batas Nilai KKM = 65

Adapun grafik perolehan nilai evaluasi mulai dari pra siklus, siklus 1, siklus
2 dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Grafik 4.1
Grafik Perolehan Nilai Rata –rata Evaluasi pada Pra Siklus, Siklus 1, Siklus
2

36
Grafik 4.2
Grafik Persentase Pencapaian KKM Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dibagi menjadi 2, yaitu siklus 1 dan
siklus 2. Tujuan dilakukannya perbaikan pembelajaran yaitu untuk meningkatkan
hasil belajar siswa kelas III SDN 9 Purwodadi pada mata pelajaran matematika

37
materi “Satuan Panjang” yang terdapat dalam tema 3 (Benda di Sekitarku) subtema
1 (Aneka Benda di Sekitarku) dengan menggunakan metode bernyanyi.
Penulis sebagai peneliti melakukan penelitian perbaikan pembelajaran di
kelas III SDN 9 Purwodadi dengan menerapkan kaidah dan prinsip-prinsip
Penelitian Tindakan Kelas. Mills (2000) mengemukakan bahwa Penelitian
Tindakan Kelas yang dilakukan oleh guru untuk mengumpulkan informasi tentang
berbagai praktik yang dilakukannya untuk meningkatkan persepsi yang berdampak
positif dalam memperbaiki hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil diskusi dengan supervisor 2 dan teman sejawat, dalam
perbaikan pembelajaran yang dilakukan sudah menunjukan peningkatan nilai hasil
evaluasi siswa mulai dari pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Terbukti nilai evaluasi
pada pra siklus ada 6 orang dari 23 orang siswa yang menempuh KKM. Setelah
diadakan perbaikan pada siklus 1, siswa yang mencapai KKM menjadi 21 orang.
Kemudian pada pelaksanaan perbaikan siklus 2 hasil evaluasi siswa bertambah
menjadi 23 orang siswa yang mencapai KKM. Ini menunjukan adanya hasil belajar
yang merupakan puncak tertinggi dari suatu proses yang dilakukan dalam belajar.
Penggunaan metode bernyanyi dalam proses pembelajaran matematika
materi “Satuan Panjang” mampu meningkatkan hasil belajar siswa di kelas III SDN
9 Purwodadi. Karena metode merupakan cara yang digunakan guru dalam
mencapai tujuan pembelajaran siswa di sekolah. Matematika di tingkat Sekolah
Dasar hakikatnya memberikan pengalaman belajar terhadap anak dalam hal
bermatematika sesuai dengan tahapan perkembangan. Matematika SD dikatakan
sebagai pondasi belajar untuk jenjang yang lebih tinggi sehingga penting untuk
diperhatikan, yang kemudian diharapkan akan terjadi peningkatan prestasi belajar
matematika untuk kedepannya (Rosyidah & Hartono, 2019).
Peran guru dalam pembelajaran matematika yaitu menumbuhkan kesadaran
tentang pentingnya belajar matematika pada siswa, yaitu dengan ketekunan,
keuletan, minat dan pengetahuan. Maka guru harus profesional dan kompeten,
artinya guru harus mempunyai wawasan dan pedoman yang dapat dicapai dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran matematika. Wawasan ini digunakan
untuk pengembangan atau perbaikan pembelajaran, dengan demikian penulis

38
memilih metode bernyanyi sebagai metode pembelajaran matematika materi
‘Satuan Panjang” dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dan menambah
minat belajar matematika siswa di sekolah.

39
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilakukan
maka dapat diambil kesimpulan, bahwa kemampuan memahami materi
pada anak dengan metode bernyanyi lebih tinggi dibandingkan dengan
kemampuan memahami materi pada anak dengan pembelajaran
konvensional atau tanpa metode bernyanyi. Peningkatan kemampuan anak
dapat terlihat pada evaluasi hasil pembelajaran matematika tentang “Materi
Satuan Panjang” di kelas III SDN 9 Purwodadi Kecamatan Purwodadi
Kabupaten Grobogan yang memperoleh nilai diatas KKM pra siklus (8
orang 26%), siklus 1 (21 orang 91%), dan siklus 2 (23 orang 100%). Hasil
tersebut mencapai peningkatan yang signifikan dilihat dari nilai evaluasi
siswa dari mulai Pra Siklus, Siklus 1, sampai Siklus 2.

B. Saran Tindak Lanjut


Berdasarkan simpulan di atas, untuk menindaklanjuti hasil
penelitian yang diperoleh, maka ada beberapa hal yang sebaiknya
dilaksanakan dalam peningkatan hasil belajar siswa, diantaranya :
1. Libatkan siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran.
2. Gunakan metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi
anak dan lingkungan sekolah sehingga dapat tercipta suasana belajar
yang interaktif, menyenangkan dan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
3. Berikanlah kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi
pembelajaran apabila dirasa kurang jelas atau dimengerti.
4. Selalu memberikan penguatan kepada siswa baik berupa pujian, tepuk
tangan atau hadiah.

40
Berdasarkan hasil penggunaan metode bernyanyi perbaikan pembelajaran
matematika siklus 1 dan siklus 2, maka dapat dikemukakan saran sebagai
berikut :
1. Bagi Siswa
Diharapkan agar siswa bersungguh-sungguh dalam mengikuti
aktifitas pembelajaran di kelas agar dapat melatih kemampuan berfikir
kritis terhadap materi pembelajaran yang diterimanya.

2. Bagi Guru
a. Perlu direncanakan secara cermat dalam memilih metode
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran.
b. Perlunya penambahan perbendaharaan lagu untuk pembelajaran
materi lainnya.
c. Penting untuk meningkatkan profesional guru dalam melaksanakan
poses kegiatan mengajar, dengan memberdayakan semua sumber
daya belajar yang ada baik di dalam maupun di luar persekolahan.

3. Bagi Sekolah
Sekolah sebaiknya selalu meningkatkan kualitas pembelajaran yang
dilaksanakan dan diharapkan memperhatikan dan mengawasi metode
pembelajaran bernyanyi ini dalam upaya mengembangkan dan
meningkatkan kemampuan berbahasa anak dan bukan hanya sekedar
menghibur anak saja tanpa menekankan atau merangsang kemampuan
berbahasa anak karena kegiatan bernyanyi relatif memerlukan perhatian
dan pengawasan terhadap anak. Sehingga kepada pengelola atau kepala
sekolah disarankan untuk memberikan kesempatan yang lebih luas
kepada guru untuk melakukan inovasi - inovasi kegiatan pembelajaran
dalam usaha meningkatkan kemampuan berbahasa anak serta pengadaan
sarana dan prasarana dalam menunjang proses pembelajaran.

41

Anda mungkin juga menyukai