PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Bagaimana penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran SBdP di kelas V SDN 10
Lebong?
2. Apakah penggunaan metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar Matematika kelas
V SD Negeri 10 Lebong pada materi Tangga Nada?
3. Apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan
pembelajaran pada materi Tangga Nada?
KAJIAN PUSTAKA
A. METODE MENGAJAR
B. Metode Demonstrasi
a. Pengertian Metode Demonstrasi menurut para ahli
Menurut Muhibbin Syah (1995:208), metode pembelajaran demonstrasi adalah metode
mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik
secara langsung maupun melalui penggunaan media pelajaran yang relevan dengan pokok bahasan
atau materiyang sedang disajikan.
Sedangkan menurut Aminuddin Rasyad (2002:8), metode demonstrasi adalah cara
pembelajaran dengan memperagakan, mempertunjukkan atau memperlihatkan sesuatu dihadapan
murid si kelas atau diluar kelas.
Menurut Zakiah Darajat, metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan
peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperhatikan bagaimana melakukan
sesuatu kepada anak didik.
Sedangkan menurut Wina Sanjaya, metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran
dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda
tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
Menurut Bahri Zain metode demonstrasi (2006:91), memiliki kelebihan dalamproses
pembelajaran yaitu, dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih kongkret, sehingga
menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat), siswa lebih mudah memahami
apa yang dipelajari, proses pengajaran lebih menarik, siswa dirangsang untuk aktif mengamati,
menyesuaikan antara teori dan kenyataan dan coba untuk melakukannya sendiri.
Sanjaya (2006) dan Sumantri dan Permana (1998/1999), mengemukakan bahwa demonstrasi
adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan pada siswa tentang
suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari dalam bentuk sebenarnya maupun
dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik
bahasan yang harus didemonstrasikan.
Merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan
secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu sehingga dapat mempelajarinya secara proses.
Guru dituntut menguasai bahan pelajaran serta mampu mengorganisasikan kelas.
2. Karakteristik metode demonstrasi
a. Penyampaian pembelajaran pada siswa dalam penguasaan proses objek tertentu.
b. Guru berperan sebagai model yang mendemontrasikan pembelajaran.
c. Mengutamakan aktivitas siswa.
d. Bahan dan situasi yang digunakan adalah objek yang sebenarnya.
3. Prasyarat untuk mengoptimalkan pembelajaran demonstrasi
a. Guru mampu secara proses dalam melaksanakan demonstrasi materi atau topik yang
dipraktikkan.
b. Guru mampu mengelola kelas.
c. Guru mampu menguasai siswa secara menyeluruh.
d. Guru mampu menggunakan alat bantu yang digunakan.
e. Guru mampu melaksanakan penilaian proses.
f. Siswa memiliki motivasi, perhatian, dan minat terhadap topik yang akan didemonstrasikan.
g. Siswa mampu memahami tujuan/maksud yang akan didemonstrasikan.
h. Siswa mampu mengamati proses yang didemonstrasikan.
i. Siswa mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang digunakan dalam demonstrasi.
4. Keunggulan metode demonstrasi
a. Siswa dapat memahami bahan pelajaran sesuai objek yang sebenarnya.
b. Dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
c. Dapat melakukan pekerjaan berdasarkan proses yang sistematis.
d. Dapat mengetahui hubungan struktural atau urutan objek.
e. Dapat melakukan perbandingan dari beberapa objek.
5. Kelemahan metode demonstrasi
a. Hanya dapat menimbulkan cara berpikir yang konkret saja.
b. Jika jumlah siswa banyak dan posisi siswa tidak diatur maka demonstrasi tidak efektif.
c. Sering terjadi siswa yang kurang berani dalam mencoba atau melakukan praktik yang
didemonstrasikan.
C. Hasil Belajar
Menurut Sri Anita W, dkk., (2011 : 2.19) Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses
yang telah dilakukan dalam belajar. kulminasi akan selalu diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil
belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa
yang bersifat menetap, fungsional, positif dan disadari. Bentuk perubahan tngkah laku harus
menyeluruh secara komprehensif sehingga menunjukkan perubahan tingkah laku seperti contoh di
atas.
Aspek perilaku keseluruhan dari tujuan pembelajaran menurut Benyamin Bloom (1956) yang
dapat menunjukkan gambaran hasil belajar, mencakup spek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Romizoswki (1982) menunjukkan dalam skema kemampuan yang dapat menunjukkan hasil
belajar yaitu :
1. Keterampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan membuat keputusan memecahkan masalah
dan berpikir logis
2. Keterampilan psikomotor berkaitan dengan kemampuan tindakan fisik dan keiatan perseptual
3. Keterampilan reaktif berkaitan dengan sikap, kebijaksanaan, perasaan, dan self control
4. Keterampilan interaktif berkaitan dengan kemampuan sosial dan kepemimpinan
Gagne (1979) menyebutkan ada lima tipe hasil belajar yang dapat dicapai oleh siswa:
1. Motor Skills
2. Verbal Information
3. Intelectual Skills
4. Attitudes
5. Cognitive Strategies
D. TANGGA NADA
Tangga nada merupakan susunan nada yang berjenjang mulai dari do, re, mi, fa, sol, la,
si, do. Nada-nada tersebut disimbulkan dengan notasi angka, dengan susunan sebagai berikut.
1,2,3,4,5,6,7,1. Tangga nada dengan susunan nada tersebut disebut dengan tangga nada diatonis.
Tangga nada diatonis dibedakan menjadi dua, yaitu tangga nada mayor dan tangga nada minor.
Tangga nada mayor adalah tangga nada yang nada-nadanya disusun dengan jarak 1-1-½-1-1-1-
½. Tangga nada ini biasanya diawali dan diakhiri nada Do=C dan bersifat riang gembira.
Berbeda dengan tangga nada mayor, tangga nada minor adalah tangga nada yang nada-nadanya
disusun dengan jarak 1-½-1-1-½-1-1. Tangga nada ini biasanya diawali dan diakhiri dengan nada
La= A dan bersifat sedih atau kurang bersemangat.
2. Tempat
Tempat pelaksanaan penelitian perbaikan yaitu di SD Negeri 10 Lebong
Kabupaten Lebong
3. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran 2020– 2021, kelas V semester II pada
bulan April sampai bulan Mei 2021. Rincian waktu pelaksanaan penelitian dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
1. Tanggal 26 April 2021 Pelaksanaan Siklus 1
2. Tanggal 03 Mei 2021 Pelaksanaan siklus 2
Pelaksanaan
Refleksi
Pelaksanaan
Refleksi
Pelaksanaan
Refleksi
1. Deskripsi persiklus
a. Pra Siklus
Pada kegiatan Prasiklus dilakukan pada tanggal 15 April 2017dikelas V SDN 01
Amen,terlebih dahulu peneliti menyusun dan menyiapkan hal-hal sebagai berikut:
1) Tahap Perencanaan
Pada tahapan ini diawali beberapa langkah antara lain sebagai berikut :
- Menyiapkan silabus dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
- Menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran
- Mempersiapkan lembar observasi guru, untuk mengamati kegiatan pembelajaran
yang akan dilaksanakan sebagai catatan untuk dijadikan pedoman dalam
memperbaiki pembelajaran selanjutnya.
- Menyusun alat evaluasi dan Membuat format penilaian hasil evaluasi siswa.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Rencana perbaikan siklus I dilaksanakan pada tanggal 15 April 2017 , pada
pukul 08.15-09. dikelas V SDN 01 Amen dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
a) Kegiatan awal (10 menit)
- Mengabsen kehadiran siswa, berdoa, mempersiapkan materi ajar.
- Mengadakan apersepsi tentang materi yang akan diajarkan
- Menyampaikan tujuan dari pembelajaran
- Mengulang kembali sekilas mengenai pecahan biasa.
b) Kegiatan inti (45 menit)
- Guru meminta siswa untuk membuka buku pelajaran matematika
- Guru melakukan Tanya jawab seputar materi pecahan biasa, penjumlahan dan
pengurangan
- Guru memberi penjelasan secara singkat sebagai pengantar
- Guru menggunakan media papan tulis untuk mencatat materi penjumlahan dan
pengurangan pecahan.
- Guru menyalin materi yang telah ditulis guru dipapan tulis
- Guru menggajukan pertanyaan kepada siswa tentang pecahan biasa
- Beberapa siswa menjawab pertanyaan guru
- Guru memberikan soal latihan kepada para siswa
c) Kegiatan penutup (10 menit)
- Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa
- Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkan
- Guru memberikan PR kepada siswa
- Guru meminta kepada siswa untuk menutup pelajaran dengan membaca Do’a.
3) Pengamatan ( Observation )
Pengamatan terhadap kegiatan penelitian ini dilakukan oleh supervisor II, pada
saat mengamati pelaksanaan perbaikan pembelajaran I, supervisor mengisi:
a) APKG I dan APKG II untuk mengamati persiapan mengajar dan pelaksanaan
proses perbaikan pembelajaran pada prasiklus.
b) Lembar pengamatan untuk mengamati guru selama proses pembelajaran
c) Jurnal untuk mengamati tingkah laku siswa dan guru selama proses perbaikan
pembelajaran.
3) Pengamatan ( Observation )
Pengamatan terhadap kegiatan penelitian ini dilakukan oleh supervisor II, pada
saat mengamati pelaksanaan perbaikan pembelajaran I, supervisor mengisi:
a) APKG I dan APKG II untuk mengamati persiapan mengajar dan pelaksanaan
proses perbaikan pembelajaran pada siklus I.
b) Lembar pengamatan untuk mengamati guru selama proses perbaikan
pembelajaran I
c) Jurnal untuk mengamati tingkah laku siswa dan guru selama proses perbaikan
pembelajaran.
3) Pengamatan ( Observation )
Pengamatan terhadap kegiatan penelitian ini dilakukan oleh supervisor II pada
saat mengamati pelaksanaan perbaikan pembelajaran II, supervisor mengisi:
a) APKG I dan APKG II untuk mengamati persiapan mengajar dan pelaksanaan
proses perbaikan pembelajaran pada siklus II.
b) Lembar pengamatan untuk mengamati guru selama proses perbaikan
pembelajaran II
c) Jurnal untuk mengamati tingkah laku siswa dan guru selama proses perbaikan
pembelajaran II.
Dari hasil pengamatan dan observasi supervisor II selama proses perbaikan
pembelajaran II (Siklus II) adalah sebagai berikut:
a) Guru memberikan penjelasan dengan menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti oleh para siswa
b) Guru menggunakan media pendukung pembelajaran berupa benda-benda yang
sering siswa jumpai pada kehidupan sehari-hari
c) Siswa sangat antusias ketika guru memberikan games berupa pertanyaan.
d) Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang dapat menjawab dan
melaksanakan games yang telah diberikan oleh guru
e) Guru memberikan soal latihan yang dapat dipahami oleh para siswa
f) Guru memberikan bimbingan kepada siswa pada pengerjaan soal latihan.
g) Guru dan para siswa dapat menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah mereka
laksanakan dengan baik.
4) Refleksi ( Reflection )
Dari hasil analisis soal latihan dan pengamatan dari supervisor II, ternyata
hasil belajar siswa meningkat, yang dapat dilihat dari persentase ketuntasan belajar
siswa yaitu 85% siswa mendapatkan nilai 75-90. Sedangkan 15% siswa
mendapatkan nilai 65-55.
Sedangkan dari hasil pengamatan oleh supervisor II didapatkan hasil sebagai
berikut:
a) Siswa lebih aktif dan antusis dalam mengikuti pelajaran
b) Siswa lebih percaya diri dalam menyatakan pendapat
c) Pendekatan yang dipilih sudah tepat dengan materi
d) Penggunaan metode demontrasi dengan menggunakan media yang dapat dijumpai
oleh para siswa pada kehidupan sehari-hari sudah sangat optimal.
e) Suasana belajar yang tercipta lebih kondusif
Dari hasil refleksi yang peneliti lakukan pada siklus II dan berdiskusi dengan
supervisor II selaku pembimbing, maka peneliti menyimpulkan bahwa hasil yang
diperoleh pada siklus II sudah sangat baik. Oleh karena itu peneliti menghentikan
penelitian sampai pada siklus II.