Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mengembangkan fungsi tersebut perlu menyelenggarakan suatu sistem pendidikan
nasional sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Implementasi UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam
sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan yang mencakup 8 standar nasional pendidikan, yaitu : standar isi, proses, kompetensi
lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan
penilaian pendidikan.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, yang
mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran
Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari SD untuk membekali peserta didik
dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif serta kemampuan bekerja sama.
Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh,
mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah,
tidak pasti, dan kompetitif.
Konsep-konsep dasar Matematika hendaknya dipahami siswa dengan baik. Seperti halnya pada
materi Penjumlahan dan pengurangan Pecahan, siswa harus dapat memahami konsep pecahan biasa,
campuran dan desimal yang dapat mereka jumpai pada kehidupan sehari-hari.
Setelah dilakukan penelitian dan pengamatan pada proses pembelajaran yang telah dilakukan
di kelas V SDN 10 Lebong pada pembelajaran SBdP tentang Tangga Nada dengan menggunakan
metode ceramah,dan Demonstrasi menggunakan Pianika ternyata banyak siswa yang kurang aktif dan
kadang-kadang terkesan kaku dan membosankan. Karena dengan menggunakan metode ceramah, guru
hanya memberikan materi dan menjelaskan kepada siswa.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran dengan menggunakan Demonstrasi menggunakan
Pianika kelas V SDN 10 Lebong pada materi Tangga Nada dapat diidentifikasi suatu masalah, yaitu:
a. Dalam penyampaian materi pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah, yang
hanya terpusat pada guru, sehingga kurang adanya interaksi antara siswa dan guru
b. Kurangnya motivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran
c. Kurangnya penggunaan media lain untuk memberikan contoh-contoh untuk membedakan
Tangga nada Mayor dan Minor.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan hasil pengamatan di kelas V SDN 10 Lebong dan diskusi yang telah dilakukan
bersama teman sejawat dan supervisor untuk materi Tangga Nada dari 26 siswa yang mencapai
ketuntasan belajar hanya 40%. Hal ini disebabkan oleh metode yang digunakan oleh seorang guru
yaitu metode ceramah tanpa melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar
Dari hasil pengamatan terhadap situasi yang demikian penulis merasakan adanya permasalahan
yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :
a. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang telah dilakukan guru dikelas kurang adanya
interaktif dari peserta didik, aktivitas cenderung terpusat pada guru.
b. Pelaksanaan menggunakan metode ceramah di pembelajaran SBdP terkesan membosankan
sehingga siswa kurang termotivasi.
c. Kurangnya kemampuan siswa dalam membaca tangga nada
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil evaluasi nilai yang diperoleh siswa dari tes formatif yang telah dilakukan
pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan metode ceramah ternyata belum mencapai
persentase ketuntasan dengan KKM 65. Maka, penulis memutuskan untuk mencari solusi yang dapat
dilaksanakan dalam perbaikan pembelajaran, dalam hal ini alternatifnya sebagai berikut :
a. Menggunakan metode tanya jawab agar siswa lebih memahami dan termotivasi untuk ikut
abdil dan mendapat point saat pembelajaran berlangsung.
b. Menggunakan Metode Demonstrasi Visual berupa Video lagu-lagu di Laptop sehingga para
siswa lebih bisa memahami dan membedakan Tangga nada Myor da Minor aktif.
Dari beberapa alternatif pemecahan masalah diatas maka penulis menggunakan metode yang
sesuai dengan karakteristik peserta didik maupun materi pembelajaran yang ada. Sebagai prioritas
pemecahan masalah tersebut penulis menggunakan metode demonstrasi agar para peserta didik dapat
lebih aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga, dapat tercapainya perbaikan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Bagaimana penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran SBdP di kelas V SDN 10
Lebong?
2. Apakah penggunaan metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar Matematika kelas
V SD Negeri 10 Lebong pada materi Tangga Nada?
3. Apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan
pembelajaran pada materi Tangga Nada?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan dari penelitian ini antara
lain :
1. Untuk mengetahui penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran matematika di kelas V
SDN 10 Lebong.
2. Untuk mengetahui penggunaan metode demonstrasi dalam meningkatkan hasil belajar SBdP
kelas V SD Negeri 10 Lebong pada materi Tangga Nada.
3. Untuk mengetahui penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan siswa
dalam kegiatan pembelajaran pada materi Tangga Nada.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1. Manfaat Bagi Siswa


a. Meningkatkan keaktifan siswa sekaligus sebagai motivasi bagi siswa untuk lebih aktif
dalam kegiatan pembelajaran SBdP pada materi Tangga Nada.
b. Meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan jumlah
presentase ketuntasan nilai siswa.
2. Manfaat Bagi Guru
a. Guru dapat menerapkan metode pembelajaran demonstrasi untuk meningkatkan hasil
belajar siswa
b. Guru dapat menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan dan tidak kaku
sehingga terciptanya interaktif dari peserta didik
c. Guru dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menciptakan suasana belajar yang
inovatif, kretif dan tidak monoton.
3. Manfaat Bagi Sekolah
a. Dapat meningkatkan kualitas pendidikan disekolah
b. Dapat meningkatkan kompetensi siswa dan prestasi bagi sekolah
c. Hasil dari penelitian dapat meningkatkan profesionalisme guru sekaligus memberikan
masukkan bagi dunia pendidikan ditingkat SD.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. METODE MENGAJAR

1. Pengertian Metode Mengajar


Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus digunakan dalam kegiatan
pembelajaran karena untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun dalam upaya membentuk
kemampuan siswa diperlukan adanya suatu metode atau cara mengajara yang efektif. Penggunaan
metode mengajar harus dapat menciptakan terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa maupun
interaksi antara siswa dengan guru sehingga proses pembelajaran dapat dilakukan secara maksimal.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar terutama
berkaitan dengan perkembangan kemampuan siswa, diantaranya sebagai berikut:
a. Harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa lebih jauh terhadap materi
pelajaran.
b. Harus memungkinkan dapat memberikan peluang untuk berekspresi yang kreatif dalam aspek
seni.
c. Harus memungkinkan siswa belajar melalui pemecahan masalah.
d. Harus memungkinkan siswa untuk selalu ingin menguji kebenaran sesuatu.
e. Harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan (inkuiri) terhadap sesuatu topic
permasalahan.
f. Harus memungkinkan siswa untuk mampu menyimak.
g. Harus memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri.
h. Harus memungkinkan siswa untuk belajar secara bekerja sama.
i. Harus memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajarnya.

2. Fungsi Metode Mengajar


Penggunaan metode mengajar dalam pembelajaran memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran atau membentuk kompetensi
siswa.
b. Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh oleh siswa dan guru dalam kegiatan
pembelajaran.
c. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian pembelajaran.
d. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan bimbingan dalam kegiatan pembelajaran.
3. Faktor-faktor Metode Mengajar
Penentuan atau memilih metode mengajar dalam pembelajaran harus mempertimbangkan
beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran. Faktor- faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tujuan pembelajaran atau kompetensi siswa.
b. Karakteristik bahan pelajaran/materi pelajaran.
c. Waktu yang digunakan.
d. Faktor siswa
e. Fasilitas, media, dan sumber belajar.
Tujuan pembelajaran khusus dapat dikatakan sebagai enabling objectives artinya tujuan
pembelajaran harus dicapai selama proses pembelajaran berlangsung, sedangkan tujuan pembelajaran
umum dapat dikatakan sebagai target objectives yang artinya tujuan pembelajaran tersebut dapat
dicapai setelah pembelajaran selesai (Gagne, 1978 : 97).

B. Metode Demonstrasi
a. Pengertian Metode Demonstrasi menurut para ahli
Menurut Muhibbin Syah (1995:208), metode pembelajaran demonstrasi adalah metode
mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik
secara langsung maupun melalui penggunaan media pelajaran yang relevan dengan pokok bahasan
atau materiyang sedang disajikan.
Sedangkan menurut Aminuddin Rasyad (2002:8), metode demonstrasi adalah cara
pembelajaran dengan memperagakan, mempertunjukkan atau memperlihatkan sesuatu dihadapan
murid si kelas atau diluar kelas.
Menurut Zakiah Darajat, metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan
peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperhatikan bagaimana melakukan
sesuatu kepada anak didik.
Sedangkan menurut Wina Sanjaya, metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran
dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda
tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
Menurut Bahri Zain metode demonstrasi (2006:91), memiliki kelebihan dalamproses
pembelajaran yaitu, dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih kongkret, sehingga
menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat), siswa lebih mudah memahami
apa yang dipelajari, proses pengajaran lebih menarik, siswa dirangsang untuk aktif mengamati,
menyesuaikan antara teori dan kenyataan dan coba untuk melakukannya sendiri.
Sanjaya (2006) dan Sumantri dan Permana (1998/1999), mengemukakan bahwa demonstrasi
adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan pada siswa tentang
suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari dalam bentuk sebenarnya maupun
dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik
bahasan yang harus didemonstrasikan.
Merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan
secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu sehingga dapat mempelajarinya secara proses.
Guru dituntut menguasai bahan pelajaran serta mampu mengorganisasikan kelas.
2. Karakteristik metode demonstrasi
a. Penyampaian pembelajaran pada siswa dalam penguasaan proses objek tertentu.
b. Guru berperan sebagai model yang mendemontrasikan pembelajaran.
c. Mengutamakan aktivitas siswa.
d. Bahan dan situasi yang digunakan adalah objek yang sebenarnya.
3. Prasyarat untuk mengoptimalkan pembelajaran demonstrasi
a. Guru mampu secara proses dalam melaksanakan demonstrasi materi atau topik yang
dipraktikkan.
b. Guru mampu mengelola kelas.
c. Guru mampu menguasai siswa secara menyeluruh.
d. Guru mampu menggunakan alat bantu yang digunakan.
e. Guru mampu melaksanakan penilaian proses.
f. Siswa memiliki motivasi, perhatian, dan minat terhadap topik yang akan didemonstrasikan.
g. Siswa mampu memahami tujuan/maksud yang akan didemonstrasikan.
h. Siswa mampu mengamati proses yang didemonstrasikan.
i. Siswa mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang digunakan dalam demonstrasi.
4. Keunggulan metode demonstrasi
a. Siswa dapat memahami bahan pelajaran sesuai objek yang sebenarnya.
b. Dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
c. Dapat melakukan pekerjaan berdasarkan proses yang sistematis.
d. Dapat mengetahui hubungan struktural atau urutan objek.
e. Dapat melakukan perbandingan dari beberapa objek.
5. Kelemahan metode demonstrasi
a. Hanya dapat menimbulkan cara berpikir yang konkret saja.
b. Jika jumlah siswa banyak dan posisi siswa tidak diatur maka demonstrasi tidak efektif.
c. Sering terjadi siswa yang kurang berani dalam mencoba atau melakukan praktik yang
didemonstrasikan.
C. Hasil Belajar
Menurut Sri Anita W, dkk., (2011 : 2.19) Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses
yang telah dilakukan dalam belajar. kulminasi akan selalu diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil
belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa
yang bersifat menetap, fungsional, positif dan disadari. Bentuk perubahan tngkah laku harus
menyeluruh secara komprehensif sehingga menunjukkan perubahan tingkah laku seperti contoh di
atas.
Aspek perilaku keseluruhan dari tujuan pembelajaran menurut Benyamin Bloom (1956) yang
dapat menunjukkan gambaran hasil belajar, mencakup spek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Romizoswki (1982) menunjukkan dalam skema kemampuan yang dapat menunjukkan hasil
belajar yaitu :
1. Keterampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan membuat keputusan memecahkan masalah
dan berpikir logis
2. Keterampilan psikomotor berkaitan dengan kemampuan tindakan fisik dan keiatan perseptual
3. Keterampilan reaktif berkaitan dengan sikap, kebijaksanaan, perasaan, dan self control
4. Keterampilan interaktif berkaitan dengan kemampuan sosial dan kepemimpinan
Gagne (1979) menyebutkan ada lima tipe hasil belajar yang dapat dicapai oleh siswa:
1. Motor Skills
2. Verbal Information
3. Intelectual Skills
4. Attitudes
5. Cognitive Strategies
D. TANGGA NADA

Tangga nada merupakan susunan nada yang berjenjang mulai dari do, re, mi, fa, sol, la,
si, do. Nada-nada tersebut disimbulkan dengan notasi angka, dengan susunan sebagai berikut.
1,2,3,4,5,6,7,1. Tangga nada dengan susunan nada tersebut disebut dengan tangga nada diatonis.
Tangga nada diatonis dibedakan menjadi dua, yaitu tangga nada mayor dan tangga nada minor.

1. Tangga Nada Mayor


Tangga nada mayor memiliki ciri sebagai berikut :
a. Bersemangat
b. riang gembira
c. biasanya diawali dan diakhiri dengan nada Do = C, mempunyai pola interval 1–1–½–1–
1–1–½ .

Tangga nada mayor adalah tangga nada yang nada-nadanya disusun dengan jarak 1-1-½-1-1-1-

½. Tangga nada ini biasanya diawali dan diakhiri nada Do=C dan bersifat riang gembira.

15 lagu bertangga nada mayor:

1. Maju Tak Gentar (Karya: C. Simanjuntak)

2. Bintang Kecil (Karya: Daljono)

3. Balonku (Karya: A.T. Mahmud)

4. Halo Halo Bandung (Karya: Ismail Marzuki)


5. Indonesia Raya (Karya: W.R. Supratman)
6. Paman Datang (Karya: A.T. Mahmud)

7. Hari Merdeka (Karya: H. Mutahar)

8. Berkibarlah Benderaku (Karya: Ibu Sud)

9. Dari Sabang sampai Merauke (Karya: R. Suharjo)

10. Gebyar-Gebyar (Karya: Gomloh)

11. Garuda Pancasila (Karya: Sudharnoto)

12. Kampungku (Karya: A.T. Mahmud)

13. Bangun Pemudi Pemuda (Karya: C. Simanjuntak)

14. Lihat Kebunku (Karya: Ibu Sud)

15. Gundul Pacul (Karya: Sunan Kalijaga)

2. Tangga Nada Minor

Berbeda dengan tangga nada mayor, tangga nada minor adalah tangga nada yang nada-nadanya
disusun dengan jarak 1-½-1-1-½-1-1. Tangga nada ini biasanya diawali dan diakhiri dengan nada
La= A dan bersifat sedih atau kurang bersemangat.

15 lagu bertangga nada minor:


1. Mengeningkan Cipta (Karya: Truno Prawit)

2. Syukur (Karya: H. Mutahar)

3. Gugur Bunga (Karya: Ismail Marzuki)


4. Tuhan (Karya: Bimbo)

5. Ibu Pertiwi (Karya: Ismail Marzuki)

6. Ambilkan Bulan (Karya: A.T. Mahmud)

7. Kasih Ibu (Karya: S. M. Mochtar)

8. Indonesia Pusaka (Karya: Ismail Marzuki)

9. Hymne Guru (Karya: Sartono)

10. Kelinciku (Karya: Daljono)

11. Bagimu Negeri: (Karya: R. Kusbini)

12. Ibu Kita Kartini (Karya: W.R. Supratman)

13. Tanah Airku (Karya: Ibu Sud)

14. Kucingku (Karya: Pak Kasur)

15. Bintang Kejora (Karya: A.T. Mahmud


BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu


1. Subjek
Subjek penelitian yaitu siswa kelas V SD Negeri 10 Jumlah siswa 26 orang terdiri
dari 10 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki, pada mata pelajaran SBdP yang
terlampir sebagai berikut :
Tabel 3.1 Nama siswa kelas V SDN 10 Lebong
No Nama Siswa L/P
1 Abi Oesel Pratama L
2 Abiyyu Habibi L
3 Adam Aldiansyah Putra L
4 Ade Wahyu Febriyan L
5 Adelia Piyola P
6 Adli Yanopripaldi L
7 Bagus Wahyudi L
8 Bintang Hidayat L
9 Challystaadelia Antoni P
10 Charissa Melanieputri P
11 David Syaputra L
12 Defya Abeliani P
13 Deka Leo Sandra L
14 Deo Arjuna L
15 Efry Yunika P
16 Egi Hadinata L
17 Fitriah Wulandari P
18 Gading Ludeo Sadiwo L
19 Helvira Anggraini Putri P
20 Ifan L
21 Khairrani Hidayah P
22 M. Afghan Alfikri L
23 Nurpatira Ratu Aiziyah P
24 Pajar Muhammad Rehan L
25 Qyara Jinan Florenzia P
26 Radit Agri Anggara L

2. Tempat
Tempat pelaksanaan penelitian perbaikan yaitu di SD Negeri 10 Lebong
Kabupaten Lebong
3. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran 2020– 2021, kelas V semester II pada
bulan April sampai bulan Mei 2021. Rincian waktu pelaksanaan penelitian dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
1. Tanggal 26 April 2021 Pelaksanaan Siklus 1
2. Tanggal 03 Mei 2021 Pelaksanaan siklus 2

4. Pihak yang membantu


Penelitian ini di bantu banyak pihak terutama siswa SDN 10 Lebong dan teman
sejawat yaitu Ibu Yullia Setianengsi,S.Pd selaku Supervisor II yang telah memberikan
masukan serta bapak dosen pembimbing Dra. Resnaini,M.Si selaku supervisor I yang
telah membimbing mahasiswa dalam proses pembuat laporan ini.

B. Desain prosedur perbaikan pembelajaran


Pelaksanaan penelitian tindakan ini melalui beberapa tahapan yang berlangsung
dalam bentuk siklus, yang dikembangkan berdasarkan desain PTK Model Kemmis &
McTaggart (dalam Depdiknas, 2003:18). Model ini memfokuskan empat tindakan dalam
satu siklus kegiatan yang dilaksanakan secara berdaur ulang. Tindakan tersebut berupa:
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, dan refleksi tindakan.
secara operasional siklus tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Pelaksanaan

Perencanaan Prasiklus Pengamatan

Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan Siklus 1 Pengamatan

Refleksi
Pelaksanaan

Perencanaan Siklus 2 Pengamatan

Refleksi

Gambar 3.2. prosedur PTK

1. Deskripsi persiklus
a. Pra Siklus
Pada kegiatan Prasiklus dilakukan pada tanggal 15 April 2017dikelas V SDN 01
Amen,terlebih dahulu peneliti menyusun dan menyiapkan hal-hal sebagai berikut:
1) Tahap Perencanaan
Pada tahapan ini diawali beberapa langkah antara lain sebagai berikut :
- Menyiapkan silabus dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
- Menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran
- Mempersiapkan lembar observasi guru, untuk mengamati kegiatan pembelajaran
yang akan dilaksanakan sebagai catatan untuk dijadikan pedoman dalam
memperbaiki pembelajaran selanjutnya.
- Menyusun alat evaluasi dan Membuat format penilaian hasil evaluasi siswa.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Rencana perbaikan siklus I dilaksanakan pada tanggal 15 April 2017 , pada
pukul 08.15-09. dikelas V SDN 01 Amen dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
a) Kegiatan awal (10 menit)
- Mengabsen kehadiran siswa, berdoa, mempersiapkan materi ajar.
- Mengadakan apersepsi tentang materi yang akan diajarkan
- Menyampaikan tujuan dari pembelajaran
- Mengulang kembali sekilas mengenai pecahan biasa.
b) Kegiatan inti (45 menit)
- Guru meminta siswa untuk membuka buku pelajaran matematika
- Guru melakukan Tanya jawab seputar materi pecahan biasa, penjumlahan dan
pengurangan
- Guru memberi penjelasan secara singkat sebagai pengantar
- Guru menggunakan media papan tulis untuk mencatat materi penjumlahan dan
pengurangan pecahan.
- Guru menyalin materi yang telah ditulis guru dipapan tulis
- Guru menggajukan pertanyaan kepada siswa tentang pecahan biasa
- Beberapa siswa menjawab pertanyaan guru
- Guru memberikan soal latihan kepada para siswa
c) Kegiatan penutup (10 menit)
- Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa
- Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkan
- Guru memberikan PR kepada siswa
- Guru meminta kepada siswa untuk menutup pelajaran dengan membaca Do’a.
3) Pengamatan ( Observation )
Pengamatan terhadap kegiatan penelitian ini dilakukan oleh supervisor II, pada
saat mengamati pelaksanaan perbaikan pembelajaran I, supervisor mengisi:
a) APKG I dan APKG II untuk mengamati persiapan mengajar dan pelaksanaan
proses perbaikan pembelajaran pada prasiklus.
b) Lembar pengamatan untuk mengamati guru selama proses pembelajaran
c) Jurnal untuk mengamati tingkah laku siswa dan guru selama proses perbaikan
pembelajaran.

Dari hasil pengamatan dan observasi supervisor II selama kegiatan


pembelajaran prasiklus adalah sebagai berikut:
Pembelajaran pada pertemuan ini siswa kurang aktif. Hal ini dikarenakan
guru menggunakan metode ceramah. Pada saat menjelaskan materi pembelajaran
guru hanya terfokus pada buku mata pelajaran matematika dan tidak menggunakan
media atau alat pendukung dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga para siswa
terlihat kaku dan bosan.
Berdasarkan hal tersebut peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian
pada siklus I guna untuk memperbaiki hasil pembelajaran siswa.
b. Siklus I
Pada siklus I peneliti menyusun dan menyiapkan hal-hal sebagai berikut:
1) Tahap Perencanaan
- Menyiapkan rencana pembelajaran (RP)
- Menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran
- Membuat format penilaian
- Mempersiapkan lembar observasi
- Menyusun alat evaluasi
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Rencana perbaikan siklus I dilaksanakan pada tanggal 29 April 2017 dikelas V
SDN 01 Amen dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
a) Kegiatan awal (10 menit)
- Mengisi daftar kelas, berdoa, mempersiapkan materi ajar.
- Memotivasi siswa untuk siap belajar
- Mengadakan apersepsi tentang materi yang akan diajarkan
- Menyampaikan tujuan dari pembelajaran
- Mengulang kembali sekilas tentang perkalian dan pembagian pecahan
b) Kegiatan inti (45 menit)
- Guru meminta siswa untuk membuka buku pelajaran matematika
- Guru melakukan Tanya jawab seputar materi perkalian dan penjumlahan
- Guru memberi penjelasan secara singkat sebagai pengantar
- Guru menggunakan media berupa lidi
- Guru meminta siswa mencatat penjumlahan pecahn dengan menggunakan lidi
- Guru menggajukan pertanya kepada siswa penjumlahan, penggurangan,
perkalian dan pmbagian.
- Beberapa siswa menjawab pertanyaan guru
- Guru memberikan soal latihan kepada para siswa
c) Kegiatan penutup (10 menit)
- Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa
- Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkan
- Guru memberikan PR kepada siswa
- Guru meminta kepada siswa untuk menutup pelajaran dengan membaca Do’a.

3) Pengamatan ( Observation )
Pengamatan terhadap kegiatan penelitian ini dilakukan oleh supervisor II, pada
saat mengamati pelaksanaan perbaikan pembelajaran I, supervisor mengisi:
a) APKG I dan APKG II untuk mengamati persiapan mengajar dan pelaksanaan
proses perbaikan pembelajaran pada siklus I.
b) Lembar pengamatan untuk mengamati guru selama proses perbaikan
pembelajaran I
c) Jurnal untuk mengamati tingkah laku siswa dan guru selama proses perbaikan
pembelajaran.

Dari hasil pengamatan dan observasi supervisor II selama proses perbaikan


pembelajaran I (Siklus I) adalah sebagai berikut:
Pembelajaran pada pertemuan ini guru menggunakan metode pembelajaran
demonstrasi. Tetapi, media yang digunakan oleh guru pada pertemuan ini berupa
Lidi. Ternyata masih belum mampu menarik minat para siswa. ada beberapa siswa
yang kurang memperhatikan penjelasan guru. Hal ini disebabkan penjelasan guru
terlalu tepaku dengan buku pelajaran dan kurang adanya contohnya tentang sifat-
sifat bangun datar. selain itu, dalam penjelasan guru terlalu cepat sehingga kurang
dimengerti oleh para siswa. Pada saat guru mengajukan pertanyaan hanya beberapa
siswa yang mampu menjawab pertanyaan guru, sebagian siswa hanya diam saja.
4) Refleksi ( Reflektion )
Dari hasil analisis soal latihan yang telah diberikan dan pengamatan dari
supervisor II didapatkan hasil yang kurang, dikarenakan dari 26 siswa kelas V yang
mencapai KKM 60 hanya 14 siswa tuntas, sedangkan 12 siswa lainnya belum tuntas.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
a) Suasana belajar yang belum kondusif
b) Pada kegiatan penjelasan guru menggunakan bahasa yang kurang dimengerti oleh
para siswa
c) Guru hanya memberikan contoh bangun ruang dengan menggambarkan dipapan
tulis
d) Guru masih belum maksimal dalam membimbing para siswa.
Dari hasil refleksi kelemahan-kelemahan pembelajaran pada siklus I, maka
peneliti akan melanjutkan penelitian pada siklus II untuk memperbaiki hasil
pembelajaran siswa.
c. Siklus II
1) Rencana Siklus II
Pada siklus ke II guru menyiapkan:
a) Rencana perbaikan pembelajaran II yang merupakan perbaikan dari rencana
perbaikan pembelajaran I.
b) Membuat soal latihan
c) Menyiapkan lembar pengamatan/observasi
d) Menyiapkan APKG I dan APKG II.
e) Menyiapkan jadwal penelitian
f) Menyiapkan jurnal yang akan diisi oleh supervisor II sebagai bahan untuk
refleksi.
2) Pelaksanaan
Rencana Perbaikan Pembelajaran II (RPP II) dilaksanakan pada tanggal 13
Mei 2017 di kelas V pada siswa Sekolah Dasar Negeri 01 Amen pada mata pelajaran
matematika, dengan materi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian serta
mengubah bentuk pecahan menjadi desimal.
Rencana Perbaikan Pembelajaran II (RPP II) adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan awal (10 menit)
- Membuka pembelajaran dengan berdo’a
- Guru memeriksa kehadiran siswa
- Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih bersemangat dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran
- Mengingat kembali konsep Sifat-sifat bangun ruang
- Menyampaikan tujuan pembelajaran
b) Kegiatan Inti (50 menit)
- Guru meminta siswa membuka buku pelajaran matematika
- Guru melakukan Tanya jawab seputar materi yang dipelajari
- Guru memberikan penjelasan secara singkat sebagai pengantar
- Guru membawa media pendukung dalam kegiatan demonstrasi berupa : Daun,
Kue Donat, dll.
- Guru memberikan games kepada siswa berupa pertanyaan tentang bentuk-
bentuk bangun ruang dengan menggunakan media pendukung yang telah
disiapkan oleh guru.
- Siswa melaksanakan kegiatan games dan menjawab pertanyaan yang telah
diberikan guru.
- Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang dapat menjawab
pertanyaan yang telah diberikan oleh guru
- Guru memberikan soal latihan kepada para siswa.
- Guru memberikan bimbinggan secara individu kepada siswa dalam
penggerjaan soal latihan yang telah diberikan oleh guru
- Guru bersama para siswa mengecek hasil latihan yang telah mereka kerjakan.
c) Kegiatan Penutup (10 menit)
- Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa
- Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkan
- Mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada siswa bagaimana perasaan
siswa belajar setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran.
- Guru memberikan tindak lanjut

3) Pengamatan ( Observation )
Pengamatan terhadap kegiatan penelitian ini dilakukan oleh supervisor II pada
saat mengamati pelaksanaan perbaikan pembelajaran II, supervisor mengisi:
a) APKG I dan APKG II untuk mengamati persiapan mengajar dan pelaksanaan
proses perbaikan pembelajaran pada siklus II.
b) Lembar pengamatan untuk mengamati guru selama proses perbaikan
pembelajaran II
c) Jurnal untuk mengamati tingkah laku siswa dan guru selama proses perbaikan
pembelajaran II.
Dari hasil pengamatan dan observasi supervisor II selama proses perbaikan
pembelajaran II (Siklus II) adalah sebagai berikut:
a) Guru memberikan penjelasan dengan menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti oleh para siswa
b) Guru menggunakan media pendukung pembelajaran berupa benda-benda yang
sering siswa jumpai pada kehidupan sehari-hari
c) Siswa sangat antusias ketika guru memberikan games berupa pertanyaan.
d) Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang dapat menjawab dan
melaksanakan games yang telah diberikan oleh guru
e) Guru memberikan soal latihan yang dapat dipahami oleh para siswa
f) Guru memberikan bimbingan kepada siswa pada pengerjaan soal latihan.
g) Guru dan para siswa dapat menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah mereka
laksanakan dengan baik.
4) Refleksi ( Reflection )
Dari hasil analisis soal latihan dan pengamatan dari supervisor II, ternyata
hasil belajar siswa meningkat, yang dapat dilihat dari persentase ketuntasan belajar
siswa yaitu 85% siswa mendapatkan nilai 75-90. Sedangkan 15% siswa
mendapatkan nilai 65-55.
Sedangkan dari hasil pengamatan oleh supervisor II didapatkan hasil sebagai
berikut:
a) Siswa lebih aktif dan antusis dalam mengikuti pelajaran
b) Siswa lebih percaya diri dalam menyatakan pendapat
c) Pendekatan yang dipilih sudah tepat dengan materi
d) Penggunaan metode demontrasi dengan menggunakan media yang dapat dijumpai
oleh para siswa pada kehidupan sehari-hari sudah sangat optimal.
e) Suasana belajar yang tercipta lebih kondusif
Dari hasil refleksi yang peneliti lakukan pada siklus II dan berdiskusi dengan
supervisor II selaku pembimbing, maka peneliti menyimpulkan bahwa hasil yang
diperoleh pada siklus II sudah sangat baik. Oleh karena itu peneliti menghentikan
penelitian sampai pada siklus II.

C. Teknik Analisis Data


Untuk mengumpulkan data-data selama perbaikan penelitian, peneliti menggunakan
instrument sebagai berikut :
1. Lembar observasi
Secara sederhana observasi berarti pengamatan dengan tujuan tertentu yaitu
untuk mengumpulkan data-data hasil perbaikan. Observasi dalam penelitian tindakan
kelas dilakukan terhadap guru sebagai peneliti oleh supervisor 2 dan pengamatan
terhadap siswa sebagai subjek penelitian.
2. Lembar tes/soal-soal tes
Untuk mengetahui hasil perbaikan pembelajaran data-data dikumpulkan
melalui hasil soal evaluasi. Tes pembelajaran berupa soal-soal tes yang disusun dalam
RPP setiap siklus. Hasil tes pembelajaran dimasukkan kedalam suatu table, kemudian
dideskripsikan sehingga diketahui peningkatan perbaikan pembelajaran setiap siklus.
Dalam penggumpulan data pada penelitian ini menggunakan deskriftif
kualitatif dengan pesentase. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan nilai
rata-rata (Anto Dayoan : 1998) adalah :
∑X
M= x 100 %
N
Keterangan :
M = Nilai Rata-rata
∑ X = Jumlah Nilai Seluruh Siswa
N = Jumlah Peserta Didik
Menurut Purwanro (1998) Hasil post test peserta didik pada setiap siklus dapat
diketahui dengan rumus :
R
S=
N
Keterangan :
S = Skor Yang Dicapai Dalam Persen
R = Jumlah siswa yang mencapai nilai
(baik, sedang dan buruk)
N = Jumlah Peserta Didik

Anda mungkin juga menyukai