Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1 METODE PENELITIAN

Nama : Niki Suntiawati


NIM : 836179858

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah proses mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Jadi dalam hal
ini pendidikan adalah proses atau perbuatan mendidik.
Sebagai seorang guru tentu saja menginginkan siswanya mendapatkan hasil belajar
yang maksimal dari kegiatan belajar mengajar di sekolah. Untuk itu guru harus senantiasa
berpikir kreatif dalam setiap kegiatan pembelajaran untuk menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan di kelas sehingga siswa dapat semangat mengikuti pembelajaran tersebut.
Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang optimal adalah kondisi
lingkungan belajar yang baik, peningkatan sistem pembelajaran dalam upaya meningkatkan
mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan dapat diciptakan dengan penerapan sistem
dan model pembelajaran yang sesuai.
Pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDIT Persis Koja masih banyak yang
mendapatkan nilai rendah hal ini terjadi karena pembelajaran di kelas belum memanfaatkan
secara maksimal berbagai faktor yang dapat meningkatkan hasil belajar. Hal itulah yang
menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa akan konsep gaya di sekolah dasar. Jika masalah
tersebut tidak segera diatasi maka akan berdampak buruk bagi kontruksi pemahaman
siswa,terutama pada mutu dan kualitas pembelajaran IPA. Oleh karena itu, peneliti
bermaksud untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan mengadakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Children Learning in Science
(CLIS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV di SDIT Persis Koja Jakarta
Utara”.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil pembelajaran di Kelas IV Semester II Tahun Pelajaran
2020/2021 pada mata pelajaran IPA di SDIT Persis Koja Jakarta Utara tentang materi
gaya , dinyatakan masih banyak siswa yang belum mencapai KKM yang telah di tentukan
yaitu 70, dari 25 siswa Kelas IV yang mengalami ketidaktuntasan belajar sebanyak 9
siswa dan 16 siswa mengalami ketuntasan belajar. Oleh karena itu dalam pembelajaran
IPA perlu ada perbaikan pembelajaran, dimana guru perlu lebih kreatif dan inovatif
dalam memilih metode pembelajaran agar siswa lebih aktif dan lebih semangat dalam
mengikuti pembelajaran.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah ada beberapa faktor yang menyebabkan
lemahnya pemahaman siswa pada pelajaran IPA tentang materi gaya adalah sebagai
berikut:
a. Guru ketika menyampaikan materi kurang jelas
b. Guru kurang membimbing siswa dalam mengerjakan soal
c. Guru tidak menggunakan metode yang sesuai
d. Siswa kurang bersemangat mengikuti pembelajaran
e. Dari penyebab tersebut yang paling mungkin menjadi penyebab adalah “guru tidak
menggunakan metode yang sesuai”.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil analisis masalah diatas ada beberapa alternatif dalam
menyelesaikan masalah tersebut, diantaranya:
a. Menyampaikan materi dengan cara yang menarik
b. Membimbing siswa dalam mengerjakan soal
c. Menggunakan metode yang menyenangkan dan sesuai, salah satunya adalah dengan
menggunakan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS).

B. Rumusan Masalah
1. Apakah hasil belajar IPA Siswa Kelas IV di SDIT Persis Koja Jakarta Utara dapat
ditingkatkan melalui model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)?
2. Bagaimana meningkatkan hasil belajar IPA Siswa Kelas IV di SDIT Persis Koja Jakarta
Utara melalui pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
meningkatkan hasil belajar IPA Siswa Kelas IV SDIT Persis Koja Jakarta Utara
menggunakan Model Pembelajaran CLIS.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Bagi siswa
a. Meningkatkan hasil belajar siswa
b. Meningkatkan kualitas dalam penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi
siswa di sekolah
c. Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan,
kesenangan dalam diri siswa untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas.
d. Memberikan bekal kecakapan berfikir ilmiah melalui keterlibatan siswa dalam
kegiatan penelitian perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
2. Bagi Guru
a. Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian
yang mendalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya.
b. Guru dapat berkembang dan meningkatkan kinerjanya secara profesional, karena guru
mampu menilai, merefleksi diri, dan mampu memperbaiki pembelajaran yang
dikelolanya.
c. Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan sendiri.
d. Guru akan merasa lebih percaya diri.
3. Bagi Sekolah
a. Memberikan sumbangan pemikiran sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah.
b. Sekolah memiliki bermacam-macam variasi model pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai