Anda di halaman 1dari 10

Jawaban Latihan 2 Pembelajaran terpadu di SD

Nama : Hadi Utomo

Nim : 834792808

Nomer Absen : 5

Semester : 5

Tutor : Ni Putu Afsari Wulandari, S. PD., M. PD.

1). Tiga model pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran tematik SD di Indonesia
adalah model Webbed, Connected, dan Integrated.

a). Model Webbed (jaring laba-laba)

Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan
tematik. Pendekatan ini dimulai dengan menentukan tema, lalu tema tersebut dikembangkan menjadi
subtema dengan memperhatikan keterkaitan tema tersebut dengan mata pelajaran yang terkait.

Kekuatan pembelajaran terpadu model Webbed adalah sebagai berikut:

1. Model Webbed relatif lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman.

2. Terdapat faktor motivasional yang dihasilkan dari menyeleksi tema yang sangat diminati.

3. Model Webbed ini mempermudah perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema ke dalam
semua bidang isi pelajaran.

Kelemahan pembelajaran terpadu model Webbed adalah sebagai berikut:

1. Terdapat kesulitan dalam tahap menyeleksi tema.

2. Guru cenderung merumuskan suatu tema yang dangkal sehingga hanya berguna secara artifisial di
dalam perencanaan kurikulum.

3. Dalam pembelajaran guru lebih fokus pada kegiatan daripada pengembangan konsep.

Contoh penerapan model Webbed dalam pembelajaran terpadu di SD adalah sebagai berikut:

Pembelajaran terpadu menggunakan model webbed dimulai dengan menentukan tema. Sebagai contoh
tema yang sudah ditentukan bersama adalah “Keluarga”. Dari tema ini dikembangkan dan dipadukan
menjadi sub-sub tema yang ada pada beberapa mata pelajaran, misalnya :
1. IPA

Standar Kompetensi : mengenal bebagai benda langit dan peristiwa alam (cuaca dan musim) serta
pengaruhnya terhadap kegiatan manusia.

Siswa diajarkan tentang macam-macam benda langit dan peristiwa alam yang terjadi di sekitar. Dari
peristiwa alam tersebut siswa diharapkan dapat menjaga kebersihan rumah.

2. IPS

Standar Kompetensi : mendeskripsikan lingkugan rumah.

Siswa diajarkan untuk mendeskripsikan lingkungan rumahnya masing-masing.

3. Matematika

Standar Kompetensi : mengenal bangun datar.

Siswa diajarkan tentang bentuk-bentuk bangun datar, misalnya pintu rumah berbentuk persegi panjang,
jendela berbentuk persegi,

4. PPkn

Standar Kompetensi : menerapkan kewajiban anak di rumah dan di sekolah.

Siswa diajarkan tentang mengikuti tata tertib di rumah dan bekerjasama dengan anggota keluarga yang
lain dengan baik.

5. Bahasa Indonesia

Standar Kompetensi : memahami teks pendek dengan membaca nyaring.

Siswa membaca teks tentang kehidupan keluarga yang harmonis.

b). Model Connected (terhubung)

Model Connected merupakan model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan untuk
menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan
dengan keterampilan yang lain, tugas-tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas-tugas yang
dilakukan di hari berikutnya, dan ide-ide yang dipelajari dalam satu semester dengan ide-ide yang akan
dipelajari pada semester berikutnya di dalam satu mata pelajaran.

Kekuatan pembelajaran terpadu model connected, diantaranya:

1. Dengan mengaitkan ide-ide dalam satu mata pelajaran, siswa memiliki keuntungan gambaran yang
besar seperti halnya suatu mata pelajaran yang terfokus pada satu aspek.
2. Konsep-konsep kunci dikembangkan oleh siswa secara terus-menerus sehingga terjadi internalisasi.

3. Mengaitkan ide-ide dalam suatu mata pelajaran memungkinkan siswa mengkaji, mengkonseptualisasi,
memperbaiki, dan mengasimilasi ide secara berangsur-angsur dan memudahkan pemindahan ide-ide
tersebut dalam memecahkan masalah.

Kelemahan pembelajaran terpadu model connected, antara lain:

1. Berbagai mata pelajaran di dalam model ini tetap terpisah dan nampak tidak terkait, walaupun
hubungan dibuat secara eksplisit antara mata pelajaran (interdisiplin).

2. Guru tidak didorong untuk bekerja secara bersama-sama sehingga isi mata pelajaran tetap terfokus
tanpa merentangkan konsep-konsep dan ide-ide antara mata pelajaran.

3. Usaha-usaha yang terkonsentrasi untuk mengintegrasikan ide-ide dalam suatu mata pelajaran dapat
mengabaikan kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang lebih global dengan mata pelajaran
lain.

Contoh penerapan model Connected dalam pembelajaran terpadu di SD adalah sebagai berikut:

Penerapan pembelajaran terpadu model Connected dikembangkan dalam bahasa dan sastra Indonesia
secara terpadu di Sekolah Dasar. Di dalam pembelajaran bahasa dan sastra secara terpadu, yaitu
pembelajaran kemampuan berbahasa yang meliputi aspek mendengarkan, aspek berbicara, aspek
membaca dan aspek menulis dipayungkan kepada pembelajaran apresiasi sastra.

c). Model Integrated (keterpaduan)

Model pembelajaran ini merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar mata
pelajaran. Model Integrated diusahakan dengan cara menggabungkan mata pelajaran dengan cara
menetapkan prioritas kurikuler dan menentukan keterampilan, konsep, dan sikap yang saling tumpang
tindih di dalam beberapa mata pelajaran.

Kekuatan model Integrated antara lain sebagai berikut:

1. Memudahkan siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan keterhubungan di antara berbagai mata
pelajaran.

2. Memungkinkan pemahaman antar mata pelajaran dan memberikan penghargaan terhadap


pengetahuan dan keahlian.

3. Dapat membangun motivasi belajar siswa.

Kelemahan model Integrated, antara lain sebagai berikut:

1. Model Integrated sangat sulit untuk diterapkan secara penuh.


2. Model ini menghendaki guru yang terampil, percaya diri dan menguasai konsep, sikap, dan
keterampilan yang sangat diutamakan.

3. Model ini menghendaki tim antar mata pelajaran yang terkadang sulit untuk dilakukan, baik dalam
perencanaan maupun pelaksanaan.

Contoh penerapan model Integrated dalam pembelajaran terpadu di SD adalah sebagai berikut:

Penerapan model pembelajaran integrated (terpadu) memadukan Standar Kompetensi/Kompetensi


Dasar masing-masing mata pelajaran yang saling terhubung untuk membangun suatu topik utama.
Gabungan dari masing-masing Kompetensi Dasar menjadi dasar dalam menentukan indikator
pembelajaran dan tujuan pembelajaran. Ambil contoh kelas IV untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia,
IPA, IPS, dan Matematika.

Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia:

Menulis petunjuk untuk melakukan sesuatu atau penjelasan tentang cara membuat sesuatu (menulis).

Kompetensi Dasar IPA:

Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya.

Kompetensi Dasar IPS:

Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi) dengan menggunakan skala sederhana.

Kompetensi Dasar Matematika:

Melakukan operasi perkalian dan pembagian.

Kompetensi Dasar Gabungan yang dapat didiskusikan adalah:

Menulis petunjuk penggunaan alat peraga struktur kerangka tubuh manusia dan fungsinya, dan
menemukan skala antara alat peraga dengan rata-rata tinggi badan siswa.

2). RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SD Mutiara

Kelas/Semester: 1 (SATU) / 1(SATU)


Tema : 1 ( DIRIKU )

Sub Tema :. 1 ( AKU DAN TEMAN BARU )

Pembelajaran ke : 6 (ENAM)

Alokasi Waktu : 1 hari ( 2 × 35 menit)

Kegiatan Inti ( 50 menit )

Mengenal lingkaran

1. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa mereka akan mempelajari bentuk lingkaran.

2 Siswa di minta menunjukkan berbagai bentuk lingkaran yang ada pada gambar di halaman buku siswa.

3. Siswa di minta memberikan contoh benda- benda berbentuk lingkaran .

4. Siswa membentuk kelompok.

5. Masing- masing kelompok mengamati benda- benda berbentuk lingkaran di kelas maupun luar kelas.

6. Masing- masing kelompok menyampaikan hasil pengamatan di depan kelas.

7. Setelah selesai, guru melakukan konfirmasi dan penguatan konsep.

II. Menggambar dan bercerita.

1. Guru mengingatkan siswa tentang bangun lingkaran dan bangun segi empat .

2. Siswa di minta membuat gambar dari bentuk lingkaran dan segi empat secara berkelompok.

3. Setelah selesai, siswa menceritakan gambar kepada kelompok lain.

4. Setiap kelompok di beri kesempatan untuk menyampaikan hasil karyanya, dengan menceritakan
bagaimana mereka menentukan gambar apa, yang akan di buat dan penjelasan mengenai gambar apa,
yaitu maksud dan arti.

5. Kelompok lain diberi kesempatan untuk memberikan pendapat terhadap hasil kerja temannya.

6. Kelompok lain diberi apresiasi mengucapkan terima kasih.

7. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk saling membandingkan hasil kerjanya.

3). Tiga contoh lembar kerja siswa kelas 1 SD Tematik 1 dengan tema tubuhku, adalah sebagai berikut :
4). Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam merancang pembelajaran terpadu di SD, antara lain
sebagai berikut :

a. Menetapkan Mata Pelajaran yang akan dipadukan

Penetapan mata pelajaran yang akan dipadukan dilakukan setelah kita membuat peta kompetensi dasar
secara menyeluruh pada semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar dengan maksud agar
terjadi pemerataan keterpaduan. Pada saat menetapkan beberapa mata pelajaran yang akan dipadukan
sebaiknya sudah disertai dengan alasan atau rasional yang berkaitan dengan pencapaian kompetensi
dasar oleh siswa dan kebermaknaan belajar.

b. Mempelajari kompetensi dasar pada kelas dan semester yang sama dalam setiap mata pelajaran

Pada tahap kedua ini kita perlu melakukan identifikasi kompetensi dasar pada jenjang kelas dan
semester yang sama dari setiap mata pelajaran yang memungkinkan untuk diajarkan secara terpadu
dengan menggunakan payung sebuah tema pemersatu. Tetapi, sebelumnya kita harus menetapkan
terlebih dahulu aspek-aspek dari setiap mata pelajaran yang dapat dipadukan.
c. Mempelajari hasil belajar dan indikator hasil belajar dalam setiap mata pelajaran

Pada tahap ketiga ini, kita perlu untuk mempelajari dan menetapkan hasil belajar dari setiap mata
pelajaran sehingga dapat diketahui materi pokok yang bisa dibahas secara terpadu. Untuk itu kita perlu
memahami dan menggunakan kurikulum yang berlaku saat ini, semisal kurikulum 2013.

d. Memilih dan menetapkan tema pemersatu

Pada tahap keempat ini kita perlu menetapkan tema yang dapat mempersatukan kompetensi-
kompetensi dasar setiap mata pelajaran yang akan dipadukan pada jenjang kelas dan semester yang
sama. Tema yang kita pilih hendaknya dapat menciptakan situasi belajar yang kondusif. Tema yang
dipilih juga harus mempertimbangkan berbagai aspek yang mana tema tersebut dapat memungkinkan
terjadinya proses berpikir pada diri siswa sesuai dengan cara dan kebiasaan belajarnya dan juga harus
sesuai dengan usia dan perkembangan siswa termasuk minat dan kemampuan siswa serta tema
tersebut dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan siswa, dari hal-hal yang termudah menuju yang
sulit, dari hal yang sederhana menuju yang kompleks, dan dari hal yang konkrit menuju yang abstrak.

e. Membuat pemetaan keterhubungkan kompetensi dasar setiap mata pelajaran dengan tema
pemersatu

Pada langkah kelima ini, kita perlu melakukan pemetaan keterhubungkan kompetensi dasar masing-
masing mata pelajaran yang akan dipadukan dengan tema pemersatu. Pemetaan tersebut dapat dibuat
dalam bentuk bahan atau matriks jaringan topik yang memperlihatkan kaitan antara tema pemersatu
dengan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran. Dalam pemetaan ini akan tampak juga hubungan
tema pemersatu dengan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa beserta indikator pencapaiannya.

f. Menyusun silabus pembelajaran dengan mengaitkan topik dan kompetensi dasar setiap mata
pelajaran

Pada langkah keenam ini, hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya
dijadikan dasar dalam penyusunan silabus pembelajaran terpadu. Itu artinya silabus ini adalah sebagai
garis-garis besar, ringkasan, ikhtisar atau pokok-pokok isi/materi pembelajaran terpadu. Silabus
merupakan penjabaran lebih lanjut lebih lanjut dari standar kompetensi, kompetensi dasar yang ingin
dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai
standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut.

g. Menyusun satuan pembelajaran terpadu

Pada langkah terakhir ini, kita perlu menyusun satuan pembelajaran terpadu atau lebih kita kenal
dengan sebutan RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran). RPP terpadu merupakan realisasi dari
pengalaman belajar siswa yang telah ditentukan pada silabus pembelajaran terpadu. Komponen satuan
pembelajaran terpadu terdiri dari unsur-unsur pokok yang meliputi (a) identitas mata pelajaran, (b)
kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator yang akan dipadukan, (c) pokok-pokok materi yang akan
dilaksanakan, (e) alat, media, dan sumber bahan yang digunakan, dan (f) cara penilaian yang akan
ditempuh dilengkapi dengan alat penilaian.
5). Seorang guru perlu untuk memahami dengan baik keterampilan membuka dan menutup dalam
proses pelaksanaan pembelajaran terpadu karena kedua keterampilan tersebut apabila dilakukan
dengan baik dan sesuai dengan prosedur pelaksanaannya, akan berpengaruh terhadap kualitas proses
belajar dan hasil pembelajaran. Disamping itu guru perlu menguasai keterampilan membuka dan
menutup pelajaran agar dapat mengarahkan siswa pada kondisi belajar dan pembelajaran yang kondusif
dan bermakna (meaningful learning).

Demikianlah yang dapat saya sampaikan.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai