Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH MODUL 1 DAN 2


PEMBELAJARAN
TERPADU
Tutor :
ARMITA SARI, M.Pd.

O
L
E
H

IQBAL TAWAKKAL 856030151


IRSAN HADI 856030169

INDAH
LAILI FITRI br TARIGAN 856030556
JEREMIA

PGSD S1 UNIVERSITAS TERBUKA


POKJAR BINJAI
2020
M
O
D
U
PETA L
KONSEP
1
PETA KOMPETENSI
PEMBELAJARAN TERPADU DI
SD/PDGK 4205
KONSEP DASAR DAN MODEL-
MODEL PEMBELAJARAN TERPADU

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN


TERPADU


KB 1
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN
TERPADU

KB 2
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
TERPADU

Kegiatan Belajar 1
Konsep Dasar Pembelajaran Terpadu

A. Pengertian Pembelajaran Terpadu


Terdapat dua istilah yang secara teoritis memiliki hubungan yang saling terkait
dan ketergantungan satu dan lainnya, yaitu integrated curriculum (kurikulum terpadu)
dan integrated learning (pembelajaran terpadu) Kurikulum terpadu adalah kurikulum
yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan isi, keterampilan, dan
sikap. Rasional pemaduan itu di antara lain disebabkan oleh beberapa hal berikut.
1. Kebanyakan masalah dan pengalaman (termasuk pengalaman belajar)
2. Adanya tuntunan interaksi kolaboratif yang tinggi
3. Memudahkan anak membuat hubungan antarskemata dan transfer pemahaman
antarkonteks
4. Demi efisiensi
5. Adanya tuntunan keterlibatan anak yang tinggi dalam proses pembelajaran
Sejalan dengan hal tersebut di atas, pembelajaran terpadu banyak dipengaruhi
oleh eksplorasi topi yang ada di dalam kurikulum sehingga anak dapat belajar
menghubungkan proses dan isi pembelajaran secara lintas disiplin dalam waktu yang
bersamaan.
Fokus pembelajara terpadu terletak pada proses yang ditempuh siswa saat
berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang
harus dikembangkan (Aminuddin, 1994). Berdasarkan hal tersebut, maka pengertian
pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai:
1. suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai mata pelajaran yang
mencerminkan dunia nyata di sekeliling.
2. suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak.
3. merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa mata pelajaran yang
berbeda, dengan harapan siswa akan belajar dengan baik.
Pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian
(center of interest) yang digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain, baik
yang berasal dari mata pelajaran yang bersangkutan maupun dari mata pelajaran yang
lainnya.

B. Karakteristik Pembelajaran Terpadu


Penerapan pembelajaran terpadu di sekolah dasar bisa disebut sebagai suatu upaya
untuk memperbaiki kualitas pendidikan, terutama dalam rangka mengimbangi gejala
penjejalan isi kurikulum yang sering terjadi dalam proses pembelajaran yang
dilaksanakan di sekolah-sekolah kita. Penjejalan isi kurikulum tersebut dikhawatirkan
akan mengganggu perkembangan anak, karena terlalu banyak menuntut anak untuk
mengerjakan aktivitas dan tugas-tugas yang melebihi kapasitas dan kebutuhan mereka.
Terdapat beberapa karakteristik yang perlu Anda pahami dari pembelajaran
terpadu. Coba perhatikan uraian berikut ini, kemudian anda bandingkan dengan
pembelajaran konvensional yang bisa dilakukan oleh guru di sekolah saat ini.
1. Pembelajaran terpadu terpusat pada siswa. Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar
modern yang lebih
banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
2. Pembelajaran terpadu dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa
3. Dalam pembelajaran terpadu pemisah antarmata pelajaran menjadi tidak begitu jelas
4. Pembelajaran terpadu menyajikan konsep-konsep dari berbagai matapelajaran dalam
suatu proses
pembelajaran
5. Pembelajaran terpadu bersifat luwes (fleksibel), sebab guru dapat mengaitkan bahan
ajar dari satu mata
pelajaran dengan mataa pelajaran yang lainnya.
6. Hasil belajar dapat berkembang sesuai minat dan kebutuhan siswa

C. Landasan Pembelajaran Terpadu


Dalam setiap pelaksanaan pembelajaran di sekolah dasar, seorang guru harus
mempertimbangkan banyak faktor. Selain karena pembelajaran itu pada dasarnya
merupakan implementasi dari kurikulum yang berlaku, juga selalu membutuhkan
landasan-landasan yang kuat dan didasarkan atas hasil-hasil pemikiran yang mendalam .
Landasan-landasan yang perlu mendapatkan perhatian guru dalam pelaksanaan
pembelajaran terpadu di sekolah dasar meliputi landasan filosofis, landasan psikologis,
dan landasan praktis.
Secara fisolofis kemunculan pembelajaran terpadu sangat dipengaruhi oleh tiga
aliran filsafat berikut: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3) humanisme. Mari
kita bahas ketiga aliran tersebut secara ringkas.
1. Aliran progresivisme beranggapan bahwa proses pembelajaran pada umumnya perlu
sekali ditekankan pada: (a) Pembentukan kreativitas, (b) pemberian sejumlah kegiatan
(c) suasana yang alamiah dan (d) memperhatikan pengalaman siswa. Dengan kata lain
proses pembelajaran itu bersifat mekanistis (Ellis, 1993)
2. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa sebagai kunci dalam
pembelajaran. Sebab itu, pengalaman orang lain yang diformulasikan misalnya dalam
suatu buku teks perlu dihubungkan dengan pengalaman siswa secara langsung.
3. Aliran Humanisme melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan
motivasi yang dimilikinya
Landasan Secara Psikologi perkembangan yang dialami oleh siswa pada umumnya
diperoleh melalui proses belajar. Guru harus selalu mencari upaya untuk dapat
membelajarkan siswa. Cara belajar dan mengajar yang bagaimana dapat memberikan
hasil optimal. Pandangan-pandangan psikologi yang melandasi pembelajaran terpadu
dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Pada dasarnya masing-masing siswa membangun realitasnya sendiri.
2. Pikiran seseorang pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk mencari pola yang
ada
3. Pada dasarnya siswa adalah seorang individu dengan berbagai kemampuan
4. Keseluruhan perkembangan anak adalah terpadu
Landasan praktis diperlukan karena pada dasarnya guru harus melaksanakan
pembelajaran terpadu secara aflikatif di dalam kelas. Sehubungan dengan hal tersebut
pembelajaran terpadu dilandasi oleh landasan praktis yaitu sebagai berikut.
1. Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga harus banyak informasi yang
dimuat di dalam kurikulum
2. Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah
3. Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekarang ini cenderung lebih bersifat
lintas mata pelajaran
4. Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktek

D. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Terpadu


Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran
terpadu di sekolah dasar, terutama pada saat penggalian tema-tema. Dalam proses
penggalian tema-tema perlu bdiperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.
1. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan.
2. Tema harus bermakna, maksudnya tema yang dipilih untuk dikaji
3. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa
4. Tema yang dikembangkan harus mampu menunjukkan sebagian besar minat siswa
5. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik
6. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku
7. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar
Dalam proses pembelajaran terpadu perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut.
1. Guru hendaknya bersikap otoriter atau menjadi single actor
2. Pemberian tanggung jawab individu

E. Manfaat Pembelajaran Terpadu


Di bawah ini diuraikan beberapa manfaat yang dapat dipetik dengan pelaksanaan
pembelajaran terpadu, antara lain.
1. Dengan menggabungkan berbagai mata pelajaran akan terjadi penghematan
2. Siswa dapat melihat hubungan-hubungan bermakna sebab materi pembelajaran lebih
berperan
3. Pembelajaran dapat meningkatkan taraf kecakapan berpikir siswa
5. Pembelajaran terpadu memberikan penerapan-penerapan dunia nyata
6. Dengan pemaduan dapat memberikan penguasaan materi pembelajaran
7. Pengalaman belajar antarmata pelajaran sangat positif untuk membangun pendekatan
menyeluruh
8. Motivasi belajar dapat diperbaiki dan ditingkatkan antarmata pelajaran
9. Pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur kognitif atau pengetahuan
10. Melalui pembelajaran terpadu terjadi kerja sama yang lebih meningkat.
Kegiatan Belajar 2

Model-Model Pembelajaran Terpadu

A. Berbagai Model Pembelajaran Terpadu


Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya,
menurut seorang ahli yang bernama Robin Fogarty (1991) mengemukakan bahwa
terdapat sepuluh cara atau model dalam mmerencanakan pembelajaran terpadu.
Kesepuluh cara atau model tersebut adalah
1. Model penggalan (pragmented)
Model pragmented ditandai oleh ciri pemaduan yang hanya terbatas pada satu mata
pelajaran saja, misalnya dalam pelajaran Bahasa Indonesia, materi pembelajaran tentang
menyimak, berbicara, menyimak.
2. Model Keterhubungan (connected)
Model connected dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat
dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu
3. Model Sarang (Nested))
Model Nested merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep
keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran
4. Model Urutan/rangkaian (secuenced)
Model secuenced merupakan model pemaduan topik-topik antarmata pelajaran yang
berbeda secara paralel
5. Model Bagian (Shared)
Model Shared merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya overlapping
konsep atau ide
6. Model Jaring Laba-laba (Webbed) Selanjutnya model webbed yang paling populer
adalah model webbe
7. Model Galur (Treaded)
Model treaded merupakan model pemaduan bentuk keterampilan, misalnya;
melakukan prediksi dan estimasi dalam matematika
8. Model Keterpaduan (Integrated)
Model integrated merupakan pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang
berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu
9. Model Celupan (Immersed)
Model immersed dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring dan memadukan
berbagai pengalaman dan pengetahuan
10. Model Jaringan (Networked)
Model networked merupakan model pemaduan pembelajaran yang mengandalkan
kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah

B. Model Pembelajaran terpadu di sekolah Dasar


Tentu saja dari model-model pembelajaran terpadu seperti yang telah dikemukakan
oleh Robin Fogarty dan Jacobs di atas, tidak semuanya tepat diterapkan di sekolah dasar
di Indonesia. Dibawah ini diuraikan ketiga model pembelajaran terpadu tersebut beserta
kelebihan dan kelemahan dalam pelaksanaannya
1. Model jaring laba-laba (Webbed)
Model pembelajaran ini adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan
pendekatan tematik. Pendekatan ini dimulai dengan menentukan tema.
Kekuatan pembelajaran terpadu model jaring laba-laba adalah sebagai berikut.
a. Adanya motivasional yang dihasilkan dari menyeleksi
b. Model jaring laba-laba relatif lebih mudah
c. Model ini mempermudah perencanaan
Kelemahan pembelajaran terpadu model jaring laba-laba
a. Langkah yang sulit dalam pembelajaran terpadu model jaring laba-laba
b. Adanya kecenderungan merumuskan suatu tema yang dangkal
c. Guru dapat menjaga misi kurikulum
d. Dalam pembelajaran guru lebih fokus pada kegiatan
2. Model Keterhubungan ( Connected)
Model keterhubungan adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja
diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep lain.
Kekuatan pembelajaran terpadu model keterhubungan adalah:
a. Dengan mengaitkan ide-ide dalam satu mata pelajaran
b. Konsep-konsep kunci dikembangkan siswa secara terus menerus
c. Mengaitkan ide-ide dalam suatu mata pelajaran
Kelemahan model pembelajaran keterhubungan adalah:
a. Berbagai mata pelajaran di model ini tetap terpisah dan nampak tidak terkait
b. Guru tidak didorong untuk bekerja secara bersama-sama
c. Usaha-usaha terkonsentrasi untuk mengintregasikan ide-ide dalam suatu
pelajaran mengabaikan kesempatan untuk berkembang
C. Model keterpaduan (Integrated)
Model ini merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan
antarmata pelajaran. Model ini diusahakan dengan cara menetapkan prioritas kurikuler
dan menentukan keterampilan, konsep, dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam
mata pelajaran
Keuntungan model keterpaduan antara lain
a. Memudahkan siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan keterhubungan di antara
berbagai mata pelajaran
b. Memungkinkan pemahaman antarmata pelajaran

MODUL 2
PETA KOMPETENSI PEMBELAJARAN TERPADU DI SD/PDGK 4205

PETA KONSEP

PROSEDUR UMUM PEMBELAJARAN


TERPADU

KEGIATAN UMUM PEMBELAJARAN


TERPADU

KEGIATAN INTI DALAM PEMBELAJARAN


TERPADU


KEGIATAN AKHIR DAN TINDAK LANJUT DALAM
PEMBELAJARAN TERPADU
Kegiatan Belajar 1

Kegiatan Pndahuluan Dalam Pembelajaran Terpadu

A. Makna Kegiatan Pendahuluan


Kegiatan pendahuluan pada dasarnya merupakan kegiatan yang harus ditempuh
guru dan siswa pada setiap kali pelaksanaan sebuah pembelajaraan Fungsi kegiatan
pendahuluan terutama adalah untuk menciptakan suasana awal pembelajaraan yang
efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaraan dengan baik.
Efisiensi waktu dalam kegiatan pendahuluan terutama dalam pembelajaran terpadu ini
perlu diperhatikan, karena waktu yang tersedia untuk kegiatan tersebut relatif singkat
berkisar antara 5-10 menit. Dengan waktu yang reklatif singkat tersebut diharapkan guru
dapat menciptakan kondisi awal pembelajaran dengan baik sehingga dalam kegiatan inti
pembelajaran terpadu siswa sudah siap untuk mengikuti pembelajaran dengan seksama.
B. Bentuk Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam kegiatan pendahuluan diantaranya
adalah
a. Menciptakan kondisi-kondisi awal pembelajaran yang kondusif.
b. Memberi acuan, diartikan sebagai upaya guru dalam menyampaikan secara
spesifik dan singkat gambaran umum tentang hal-hal yang akan dipelajari dan
kegiatan yang akan ditempuh selama pembelajaran berlangsung.
c. Membuat kaitan (kegiatan apersepsi),apersepsi berfungsi untuk mempersiapkan
kondisi awal pada diri siswa terutama kesiapan mental siswa menghadapi
pelajaran.Dengan apersepsi diharapkan materi yang akan dibahas dapat diterima
atau dipahami dengan lebih mudah.
d. Melaksanakan penilaian awal (pre-test). Tes awal atau pre-test dilaksanakan untuk
mengukur dan mengetahui sejauh mana materi atau bahan pelajaran yang akan
dipelajari sudah dikuasain oleh siswa. Informasi ini akan digunakan oleh guru
untuk menentukan dari mana pembahasan materi baru akan dimulai.

Kegiatan Belajar 2
A. Makna Kegiatan Inti Pembelajaran
Kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan
pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan
dalam durasi waktu tertentu. Guru perlu pat mengupayakan bagaimana
caranya supaya siswa dapat mengoptimalkan kegiatan belajarnya. Melalui
kegiatan inti pembelajaran siswa tidak hanya diharapkan memiliki kemampuan
yang merupakan dampak intruksional (langsung berkaitan dengan tujuan
pembelajaran yang dirancang sesuai kurikulum) tetapi juga memiliki sikap
positif terhadap bahan pelajaran (sebagai dampak pengiring dari kegiatan
pembelajaran) . Kegiatan inti pembelajaran hendaknya melibatkan siswa
sebanyak mungkin, memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbuat
langsung, dan memenuhi kebutuhan siswa baik individual maupun kelompok.
B. Bentuk Kegiatan Inti Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang dirancang guru agar terjadi
proses belajar pada diri siswa. Proses belajar akan terjadi pada diri siswa.
Proses belajar akan terjadi pada diri siswa apabila siswa terlibat aktif secara
intelektual dan emosional (termasuk keterlibatan fisik) dalam kegiatan
pembelajaran. Hal ini berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus fokus pada
siswa. Kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa akan memberikan
kesempatan pada siswa untuk melakukan eksplorasi. Kegiatan yang demikian
akan memenuhi keigintahuan siswa dan mengembangkan kemampuan berpikir
siswa.
Dalam menentukan kegiatan inti pembelajaran, guru hendaknya
mempertimbangkan faktor kompetensi yang diharapkan dicapai siswa, jenis
dan tingkat kesulitan materi pelajaran, karakteristik siswa, guru, serta
fasilitas,ruang dan waktu yang tersedia.

Kegiatan Belajar 3

Kegiatan Akhir damn Tindak Lanjut dalam Pembelajaran Terpadu

A. Makna Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut


Berdasarkan hasil kegiatan akhir, guru dapat mengetahui tingkat
keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari hasil tes, guru
akan mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran oleh siswa baik secara
individual maupun kelas. Dengan memperhatikan tingkat penguasaan
siswa, guru perlu melakukan melakukan kegiatan tindak lanjut. Hal ini
berarti bahwa kegiatan tindak lanjut pembelajaran merupakan kegiatan
lanjutan yang ditempuh berdasarkan pada proses dan hasil belajar yang
telah dicapai siswa, misalnya melalui kegiatan pemberian tugas atau
latihan yang harus dikerjakan siswa di rumah, menjelaskan kembalin
bahan pembelajaran yang dianggap sulit oleh siswa, meminta siswa
membaca bahan pembelajaran dari sumber tertentu, dan memberikan
motivasi atau bimbingan belajar.
B. Bentuk Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut
Alternatif bentuk kegiatan yang bisa diterapkan dalam kegiatan akhir
adalah:
a. Meninjau kembali penguasaan siswa. Guru dapat melakukan dua cara
yaitu: merangkum pokok materi atau membuat ringkasan materi
pelajaran.
b. Melaksanakan penilaian. Memberikan tes merupakan salah satu
kegiatan akhir yang sering dilakukan guru. Untuk itu, guru perlu
memiliki kemampuan mengembangkan alat evaluasi utuk mengukur
hasil belajar siswa. Tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran
disebut tes akhir yaitu tes yang ditujukan untuk mengetahui tingkat
penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari
c. Menugaskan membaca materi pelajaran tertentu. Kegiatan yindak
lanjut pembelajaran terpadu yang dapat diberikan guru adalah
menugaskan siswa untuk membaca topik tertentu yang sesuai dengan
pokok materi yang telah dibahas dari sumber bacaan yang telah
ditetapkan
d. Memerikan motivasi atau bimbingan belajar. Pada kegiatan akhir dan
tindak lanjut, guru perlu memberikan balikan dan bimbingan belajar,
baik kepada siswa yang telah berhasil menguasai kompetensi maupun
kepada siswa yang belum berhasil.
e. Mengemukakan topik untuk pertemuan berikutnya. Hal ini dilakukan
untuk membimbing atau mengarahkan siswa dalam kegiatan belajar
yang dilakukan di luar jam pelajaran. Dengan informasi tersebut ,
diharapkan siswa akan membaca atau mempelajarinya terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai