Anda di halaman 1dari 4

NAMA : KAMSON SITANGGANG

NIM : 856089381

TUGAS : SESI 7 TUTORIAL 3

1. Jelaskan perbedaan dari kegiatan pembelajaran biasa dan kegiatan belajar remedial
serta jelaskan mengapa perlu ada kegiatan remedial dan sertakan contohnya!

Jawab : Kegiatan pembelajaran dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam pembelajaran biasa, tujuan pembelajaran yang dirumuskan guru berlaku bagi semua
siswa. Jadi, bersifat klasikal. Sedangkan dalam kegiatan remedial, tujuan pembelajaran yang
dirumuskan guru bersifat individual, tergantung pada kesulitan yang dihadapi siswa. Tujuan
pembelajaran yang harus dikuasai siswa A mungkin berbeda dari tujuan pembilajaran yang harus
dikuasai siswa B, tergantung pada materi yang belum dikuasainya. Sebagai contoh, apabila
dalam pembelajaran biasa yang membahas topik Bias pada Dua Bidang Batas dalam mata
pelajaran Fisika, Amir tidak dapat menghitung kekuatan lensa berdasarkan jarak fokusnya dan
Budi belum memahami sifat-sifat lensa cembung maka tujuan yang harus dirumuskan guru
dalam membantu Amir dan Budi akan berbeda. Bagi Amir, tujuan pembelajaran yang
dirumuskan guru adalah siswa dapat menghitung kekuatan lensa berdasarkan jarak fokusnya.
Sedangkan bagi Budi, tujuan pembelajaran yang dirumuskan guru adalah siswa dapat
menjelaskan sifat-sifat lensa cembung. Jadi remedial sangat di perlukan membantu siswa yang
mengalami kesulitan menguasai kompetensi yang telah ditentukan agar mencapai hasil belajar
yang lebih baik.

2. Dalam proses pembelajaran dibutuhkan pengelolaan kelas agar dapat mencapai hasil
yang optimal. Salah satunya adalah penataan lingkungan kelas. Apa saja yang perlu
diperhatikan dalam melakukan penataan kelas!

Jawab : 1. Pengaturan Ruang Dinding dan Langit-Langit

Ruang dinding dan papan bulletin menyedikan tempat untuk memfasilitasi dalam
menampilkan/ruang display hasil karya-karya siswa dan instrument yang relevan dengan
pembelajaran seperti; tugas-tugas yang diberikan guru, peraturan kelas, jadwal pelajaran, piket
kelas, jam dinding, pernak-pernik hiasan dinding dan hal menarik lainnya. Adapun ruang langit-
langit juga bisa digunakan untuk menggantung benda-benda hasil karya siswa, dekorasi dan
benda-benda yang bisa dipindah-pindahkan untuk mempercantik ruang kelas.

2. Pengaturan Ruang lantai

Salah satu titik mula yang baik bagi rencana pengaturan lantai ruang kelas adalah menentukan
dimana guru dan siswa akan menyelenggarakan pembelajaran kelas dengan duduk di kursi,
berdiri atau duduk di lantai dengan suasana yang santai. Maka guru harus menyediakan tempat/
tata letak ruang yang luas untuk siswa dapat berkumpul di lantai dalam pembelajaran

3. Pengaturan Meja & Kursi Siswa

Guru harus menentukan pengaturan tempat duduk yang dibuat bervariasi untuk menciptakan
suasana baru dan menarik bagi siswa. Meja tulis siswa dapat diatur berkelompok, berjajar,
berbaris, melingkar, setengah lingkaran, tapal kuda dsb. Disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai.
4. Pengaturan Lemari Buku dan Material Pembelajaran

Lemari buku yang berisi materi, bahan ajar/buku pelajaran sebaiknya diletakkan dimana tidak
menghalangi dan menghambat siswa dalam mengakses. Maka letaknya harus mudah dilihat,
diakses dan diawasi dengan mudah serta tidak menghalangi jalan. Pertimbangan menggunakan
lemari dorong lebih efektif untuk menyimpan buku pelajaran dan material lainnya yang mungkin
harus dipindahkan dari posisi satu ke posisi lain yang mudah dilihat.

5. Pengaturan Berkas Portofolio Siswa

Setiap siswa mempunyai dokumen portofolio yang berisi tugas-tugas dan pekerjaan mereka
selama di kelas, maka guru harus menempatkan portofolio siswa di tempat yang mudah
dijangkau atau ditemukan dalam susunan alfabet, seperti ditempel di tembok kelas yang Panjang,
atau di lemari kaca transparan.

6. Pengaturan Meja Tulis & Perlengkapan Guru

Prinsip pengaturan meja tulis guru dapat diatur menghadap para siswa dan pastikan mereka dapat
melihat guru dari tempat duduknya. Bukan keharusan meja tulis guru berada di depan meja tulis
siswa, karena beberapa guru lebih suka menempatkan meja tulis mereka dibelakang ruangan
dibandingkan di depan. Adapun perlengkapan guru sebaiknya disimpan di meja tulisnya sendiri
dan selalu memperhatikan Batasan perlengkapan pada setiap tahun ajaran.

7. Pengaturan Benda-Benda Musiman/Jarang Digunakan

Hiasan bertemakan hari libur atau musiman, tampilan bulletin, proyek khusus, busur derajat,
material seni tertentu, dan perlengkapan sains yang digunakan pada beberapa keadaan tertentu
dapat disimpan di lemari belakang ruangan untuk mengefektifkan penggunaan dan tata letak
barang.

3. Displin merupakan sebuah karakter yang perlu ditanamkan kepada siswa sejak dini.
Jelaskan dan berikan contoh faktor-faktor yang mempengaruhi displin kelas!

Jawab : a. Faktor Kesehatan

Kesehatan seseorang pada umumnya mempunyai pengaruh besar terhadap disiplin kerja. Orang-
orang yang sering sakit sudah barang tentu tidak dapat menegakkan disiplin kerja. Demikian pula
halnya dengan guru-guru dan murid-murid yang sering sakit-sakitan tidak dapat menegakkan
disiplin. Sebagai contoh misalnya berdasarkan ketentuan, seorang guru bidang studi bahasa
Indonesia harus dapat menyelesaikan materi pelajaran dalam waktu satu semester. Tetapi karena
sering tidak masuk kelas karena sakit, maka guru tersebut tidak dapat menyampaikan materi
pelajaran mata pelajaran yang diampunya sesuai dengan program mengajar yang telah
disusunnya dalam satu semester. Demikian pula halnya dengan murid-murid yang seharus sudah
menerima seluruh materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, karena sakit sering tidak masuk
sehingga ketinggalan pelajaran.

b. Faktor Perorangan

Yang dimaksudkan faktor perorangan adalah sikap seseorang terhadap suatu peraturan.
Walaupun sudah mengetahui tentang ketentuan atau peraturan yang sudah ada masih juga
dilanggar, atau bersikap acuh tak acuh terhadap ketentuan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari
murid-murid yang tidak mau mengindahkan peraturan digariskan baik oleh guru/wali kelas
maupun oleh sekolah. Sebagai contoh misalnya hari Senin murid-murid diharuskan untuk ikut
apel bendera dan memakai pakaian seragam sekolah. Tetapi peraturan tersebut masih juga
dilanggar murid, walaupun ia sudah mengetahuinuya. Ia tidak ikut apel dan bahkan tidak
memakai pakaian seragam dengan disengaja.
c.Faktor Sosial

Yang dimaksudkan dengan faktor sosial di sini adalah faktor manusia, sebagai makhluk sosial.
Dalam usaha untuk meningkatkan disiplin kerja dalam suatu organisasi, maka kecendrungan-
kecendrungan ini harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh seorang pemimpin organisasi.
Murid-murid atau siswa-siswa sebagai manusia, makhluk sosial tidak terlepas dari
kecendrungan-kecendrungan tersebut. Oleh karena itu seorang guru/wali kelas dalam usaha
untuk menciptakan, memelihara dan meningkatkan disiplin kelas harus memperhatikan hal-hal
tersebut. Sebagai contoh seorang guru/wali kelas dalam mengambil suatu keputusan yang
menyangkut kepentingan kelas, tanpa berunding dengan murid-murid, mengakibatkan
keputusan-keputusan tersebut tidak dilaksanakan atau dipatuhi oleh murid-muridnya.

d.Faktor Lingkungan

Lingkungan kerja yang baik dan sehat dapat meningkatkan gairah kerja dan semangat kerja
personil yang ada dalam suatu organisasi. Hal ini membawa pengaruh pula pada peningkatan
disiplin kerja personil. Demikian pula lingkungan kerja yang kurang baik akan menurunkan
semangat kerja dan gairah kerja suatu organisasi yang pada akhirnya juga akan menurunkan
disiplin kerja. Kelas yang lingkungan kerjanya sehat dalam arti terdapat hubungan interpersonal
yang baik antara murid dengan murid, guru dengan murid dan guru dengan guru akan
meningkatkan disiplin belajar mengajar dikelas.

4. Guru merupakan ujung tombak dalam proses pembelajaran. Berikan penjelasan


mengenai bagaimana guru yang efektif disertai dengan contoh kegiatannya!

Jawab : 1. Bersenang-senang mengajar

Mengajar sudah menjadi bagian dari diri setiap guru; aktivitas yang pasti dilakukan selama
menjadi guru. Oleh karena mengajar itu melekat pada profesi guru, tidak perlu kan dibuat rumit
dan terasa payah? Lebih enak kan kalau dibuat jadi sederhana dan ringan dikerjakan. Membuat
jadi sederhana tidak sama dengan menurunkan kualitas. Bahkan, kalau mau efektif, justru harus
mampu membuat lamgkah lebih sederhana. Jangan memperumit masalah yang sederhana. Hal
yang tidak rumit, tidak harus berpayah-payah menjalankannya, bisa mendorong munculnya rasa
senang. Kesenangan dalam mengajar biasanya akan diikuti antusiasme. Nah, dengan antusiasme,
ide-ide bisa berdatangan. Selain itu, orang yang antusias terlihat lebih menyenangkan. Coba saja
menampilkan diri yang loyo, jangan kan orang lain, diri sendiri juga tidak suka melihatnya.
Kalau banyak tugas tambahan bagaimana? Ya nikmati saja. Mengeluh tidak membuat tugas
berkurang atau jadi lebih ringan. Lebih baik kerjakan dengan sungguh-sungguh. Cari sesuatu
yang menyenangkan dari tugas itu. Pasti ada.

2. Menyebarkan aura positif

Ketika akan masuk kelas, pastikan hati dan pikiran sudah fokus mengajar. Masalah rumah
tangga, cicilan rumah, “Layangan Putus” yang belum selesai ditonotn, dan lain-lain tinggalkan
dulu. Lupakan untuk sementara waktu. Mengajar berarti menyediakan diri sepenuhnya melayani
murid. Ini berarti guru masuk kelas tanpa membawa masalah sehingga langkahnya ringan,
pancaran matanya optimis. Guru membawa aura positif. Nada bicara dan pilihan kata
menunjukkan semangat, menampilkan guru yang percaya diri. Percaya atau tidak, aura positif
─juga emosi lainnya─ akan menyebar. Semakin keras usaha guru menampilkan aura positif,
semakin kuat pancarannya. Murid akan melihat hat itu. Bisa jadi murid akan tertular.
3. Buat perbedaan

Salah satu yang mengundang rasa bosan adalah kegiatan yang monoton, mengerjakan hal sama
(dengan cara yang sama pula) secara berulang-ulang. Cobalah cara-cara baru, temukan hal baru
setiap hari. Ini akan menstimulasi kita untuk kreatif. Sesuatu yang berbeda akan menimbulkan
ketertarikan dan rasa ingin tahu murid. Itu adalah pintu gerbang belajar.

4. Tergorganisasi dan siap mengajar

Kalau guru tidak siap mengajar, lebih baik tidak usah masuk kelas. Selama mengajar, ada
interaksi dengan murid. Kalau tidak dalam siap, interaksi itu bisa berbalik mengacaukan tujuan
belajar yang ingin dicapai. Namun, rasanya kok aneh kalau guru tidak masuk kelas. Nah, kalau
demikian, tidak ada cara lain selain memastikan diri sudah siap mengajar. Caranya, tentu saja,
menyiapkan skenario terbaik, termasuk memastikan daya dukung. Jangan lupa menyiapkan
rencana cadangan sebagai antipasi bila skenario utama tidak bisa dijalankan. Jangan terpaku
pada rencana, fleksibel saja.

5. Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, penuh kepedulian, dan memberdayakan

Proses belajar di kelas bukan aktivitas individu. Bukan juga kegiatan yang terlepas dari
lingkungan sekitarnya. Jelas, belajar akan lebih efektif bila lingkungan mendukung. Lingkungan
yang mendukung bukan hanya berupa tempat belajar yang aman dan nyaman, juga terkait
dengan suasana. Dalam belajar, perlu sekali adanya keamanan dan kenyamanan secara
psikologis. Ini bisa hadir ketika ada empati, hubungan yang memanusiakan, dan saling
mendukung.

Anda mungkin juga menyukai