Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan suatu cara pembentukan kemampuan manusia untuk

menggunakan akal pikiran/rasional mereka sebagai jawaban dalam menghadapi

berbagai masalah yang timbul di masa yang akan datang. Salah satu tujuan

pendidikan yaitu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan

pendidikan yang baik kita akan mudah mengikuti perkembangan zaman di masa

yang akan datang. Sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi kehidupan,

akan membawa sikap mental tingkah laku anak didik. Hal ini merupakan proses

yang secara alami munculnya suatu permasalahan yang baru dalam dunia

pendidikan. Sehingga dalam penyampaian materi pelajaran dituntut untuk selalu

menyesuaikan dengan kondisi anak sekarang. Perlu diketahui bahwa pendidikan

kemarin, sekarang dan yang akan datang banyak perubahan.

Guru yang selalu menggunakan metode monoton, artinya dari tahun ke

tahun tidak pernah mengalami perubahan karena adanya perubahan kondisi,

mereka akan mengalami permasalahan yang yang tidak mereka sadari. Oleh

karena itu sebagai seorang pendidik harus mau tahu akan kebutuhan anak didik,

terutama dalam pelayanan dan penyampaian materi pelajaran. Sehingga sangat

perlulah sebagai pendidik mengadakan variasi metode pengajarannya. Manakah

yang lebih tepat untuk menyampaikan materi supaya hasil proses belajar mengajar

berhasil maksimal.

1
2

Perubahan pengajaran tidak harus disertai dengan pemakaian perlengkapan

uang serba hebat, tetapi lebih menekankan pada pengembangan cara-cara baru

belajar yang lebih efektif dan sesuai dengan kemampuan peserta didik.

Pembelajaran akan efektif bila guru dapat mengidentifikasi masalah yang

dihadapi di kelasnya, kemudian menganalisa dan menentukan faktor-faktor yang

diduga menjadi penyebab utama, yang selanjutnya menentukan tindakan

pemecahannya. Tuntutan peningkatan kualitas professional guru belum memenuhi

syarat yang diinginkan atau diharapkan, karena antara petunjuk perlaksanaan yang

sudah ada banyak terdapat kendala bagi para pelaksana pendidikan utamanya guru

terbukti dengan dampak yang dilapangan antara lain:

1. Keterampilan anak didik masih sangat rendah, terutama tentang

keterampilan.

2. Tingkat pengetahuan dan prestasi siswa dalam mata pelajaran

matematika lebih rendah dari mata pelajaran yang lain.

3. Suasana belajar kurang dinamis.

Permasalahan di atas disebabkan oleh dominasi guru masih tinggi, peran

guru dalam proses belajar mengajar sebagai penyebar ilmu kurang berperan

sebagai fasilitator, guru masih banyak bergantung pada buku, guru masih dominan

menggunakan ceramah dan mencatat, guru kurang mengoptimalkan bekerja

bersama-sama dan siswa dianggap lulus tes atau dapat mengerjakan tes tanpa

memperhatikan aspek lain seperti kejujuran, pengendalian diri, penghargaan

kepada orang lain, dan kemampuan bekerja sama. Demikian gambaran situasi

pembelajaran saat ini yang terjadi di lapangan khususnya pembelajaran di Sekolah


3

Dasar. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses pembelajaran dari segi

hasil.

Dari segi proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila seluruhnya atau

setidak-tidaknya sebagaian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif baik

fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran di samping menunjukkan

kegairahan belajar tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa percaya diri yang

tinggi. Sedangkan dari segi hasil proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila

terjadi perubahan-perubahan perilaku yang positif dari peserta didik seluruhnya

atau setidak-tidaknya sebagian besar metode mengajar banyak sekali jenisnya,

disebabkan oleh karena metode ini dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya

tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya, tingkat kematangan siswa yang

berbeda, situasi yang berbagai keadaan, pribadi guru dan kemampuan profesional

yang berbeda-beda. Karena itu sulit untuk memberikan satu klasifikasi yang jelas

mengenai metode yang pernah dikenal di dalam pengajaran. Namun demikian ada

sifat umum yang menjadi mungkin untuk mengadakan klasifikasi yang jelas tetapi

fleksibel. Di dalam kenyataan banyak faktor yang menyebabkan tidak selalu dapat

dipergunakan metode yang paling sesuai dengan tujuan, situasi dan lain-lain.

Guru sering kali terpaksa menggunakan metode pilihan. Agar usaha

pendidikan tidak sia-sia. Berdasarkan hasil ulangan harian mata pelajaran

matematika materi operasi hitung bilangan bulat, menunjukkan rendahnya tingkat

penguasaan materi. Dari 20 siswa di kelas IV-B hanya 8 siswa yang mencapai

tingkat ketuntasan materi atau sebesar 40%. Oleh karena itu, peneliti meminta

bantuan kepada teman sejawat untuk mengidentifikasi kekurangan dalam


4

pembelajaran. Dari hasil diskusi tersebut, maka terungkap masalah yang terjadi

dalam pembelajaran, yaitu “rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi”.

Setelah penulis menganalisa dengan melakukan diskusi dan tukar pendapat

dengan teman sejawat selaku pengamat, maka diketahui bahwa faktor penyebab

siswa kurang menguasai materi yang diajarkan adalah :

1. Kurangnya perhatian siswa terhadap materi

2. Guru dalam menjelaskan materi terlalu cepat.

Mengingat permasalahan tersebut adalah masalah yang bermuara dari dan

dirasakan oleh guru kelas, maka peneliti berupaya mencoba cara yang paling

efektif dalam memperkenalkan konsep kepada anak didik mencari yang paling

mudah, dekat dengan diri siswa sehingga pelajaran matematika menjadi

menyenangkan.

B. Identifikasi Masalah
Masalah adalah segala rintangan tentang hambatan dan kesulitan yang

memerlukan pemecahan jawaban agar usaha pencapaian tujuan dimaksud dapat

berhasil dengan baik.

Berdasarkan permasalahan yang ada maka penulis mengidentifikasi masalah

yang ada dalam proses pembelajaran matematika, diantaranya :

1. Kurangnya motivasi belajar siswa terhadap pelajaran matematika.

2. Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi.

C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian


1. Rumusan Masalah
Atas dasar latar belakang dan identifikasi masalah sebagaimana telah
disampaikan di atas, maka masalah utama dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
5

a. Apakah penggunaan metode make a match dapat meningkatkan

motivasi belajar matematika siswa kelas IV-B SDN 2 Bagendit

pada operasi hitung bilangan bulat?

b. Apakah penggunaan metode make a match dapat meningkatkan

ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas IV-B SDN 2

Bagendit pada operasi hitung bilangan bulat?

2. Pertanyaan Penelitian
Mengingat rumusan masalah utama sebagaimana telah disampaikan di

atas yang belum spesifik batas-batas mana yang harus diteliti, maka

rumusan masakah utama tersebut dirinci dalam bentuk pertanyaan-

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimana prestasi siswa kelas IV-B SDN 2 Bagendit sebelum

proses pembelajaran operasi hitung bilangan bulat menggunakan

metode make a match?

b. Bagaimana respon siswa kelas IV-B SDN 2 Bagendit selama

mengikuti pembelajaran operasi hitung bilangan bulat

menggunakan metode make a match?

c. Bagaimana aktivitas belajar siswa kelas IV-B SDN 2 Bagendit

selama mengikuti pembelajaran operasi hitung bilangan bulat

menggunakan metode make a match?

d. Bagaimana aktivitas guru selama mengikuti pembelajaran operasi

hitung bilangan bulat menggunakan metode make a match?


6

e. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas IV-B SDN 2 Bagendit

setelah mengikuti pembelajaran operasi hitung bilangan bulat

menggunakan metode make a match?

D. Pembatasan Masalah
Menyadari adanya keterbatasan waktu dan kemampuan dalam

melaksanakan penelitian, maka diberi batasan masalah secara jelas dan terfokus

sebagai berikut.

1. Dikarenakan masih rendahnya hasil belajar siswa dalam operasi hitung

bilangan bulat, maka dari sekian banyak pokok bahasan pada mata

pelajaran matematika, dalam penelitian ini hanya akan membahas

pembelajaran tentang operasi hitung bilangan bulat.

2. Objek dalam penelitian ini hanya akan meneliti pada siswa kelas IV-B di

SDN 2 Bagendit Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut.

E. Tujuan Penelitian
Mengingat permasalahan di atas, dapat disimpulkan tujuan

dari penelitiannya adalah sebagai berikut.

1. Meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas IV-B SDN 2

Bagendit.

2. Meningkatkan ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas IV-B

SDN 2 Bagendit.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi Guru
a. Dapat menyelesaikan tugas dengan cepat, tepat dan benar, serta

dapat memanfaatkan waktu dengan baik dan tepat, mampu


7

menyelesaikan soal yang tak terbatas dalam waktu yang relatif

singkat.

b. Hasil perbaikan ini dapat dijadikan bahan masukan

danperbandingan dalam melaksanakan proses pemahaman nilai

tempat satuan, puluhan dan ratusan pada siswanya, sehingga

pelaksanaan kegiatan guru lebih berkembang dan terarah dalam

pengelolaan situasi dan kondisi siswa.

c. Untuk bahan pertimbangan dalam peningkatan prestasi siswa di

masa yang akan datang.

d. Untuk selalu memperbaiki dan meningkatkan proses/hasil

pembelajaran dengan manfaat metode yang tepat.

e. Membantu guru berkembang secara professional.

f. Meningkatkan rasa percaya diri guru.

2. Manfaat bagi Kepala Sekolah


a. Mengambil kebijaksanaan untuk membina guru dalam menentukan

keberhasilan.

b. Pengelolaan pembelajaran di sekolah.

c. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di

SDN 2 Bagendit Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut.

3. Manfaat bagi Peneliti Lain


Hal ini diharapkan bisa ditindak lanjuti dengan perbaikan

pengembangan. Perbaikan ini juga bisa digunakan sebagai bahan

referensi dan sumber infomasi mengenai penerapan metode make a

match dalam pembelajaran matematika operasi hitung bilangan bulat.


8

G. Paradigma atau Kerangka Pemikiran


Berdasarkan pengamatan di kelas, pembelajaran matematika terasa

monoton, belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat, metode yang

digunakan konvensional, penggunaan media pembelajaran yang kurang variatif,

dan rendahnya kualitas proses/hasil belajar mengajar. Model pembelajaran

penggunaan metode make a match tentang operasi hitung bilangan bulat pada

pembelajaran matematika diharapkan dapat memecahkan masalah ini. Caranya

adalah dengan mengaplikasikannya secara kolaboratif pada proses pembelajaran

matematika terutama pada operasi hitung bilangan bulat, serta hasilnya

diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran

matematika serta kualitas KBM baik proses maupun hasil meningkat.


Kondisi saat ini Tindakan
Tujuan/Hasil

Pembelajaran monoton - Mengaplikasikan atau melaksanakanMeningkatnya


pembelajaran matematika
pemahaman materi operasipembelajaran
siswa dalam hitung bilan
Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat Kualitas KBM baik proses maupun hasil meningkat
Metode yang digunakan konvensional
Penggunaan media pembelajaran yang kurang variatif
Rendahnya kualitas proses/hasil belajar mengajar

Diskusi
Penerapan pemecahan
pembelajaran masalah materi operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan metode make a matc
matematika

Evaluasi awal Evaluasi efek


Evaluasi akhir

Gambar 1.1 Diagram Paradigma atau Kerangka Pemikiran PTK


9

H. Asumsi
Dengan mendasarkan diri pada konsep diskusi yang terdiri dari

berbagai macam bentuk, maka agar pelaksanaannya lebih efektif seorang

tenaga pengajar harus memperhatikan beberapa hal, diantaranya :

1. Persiapan/Perencanaan Diskusi
a. Tujuan diskusi harus jelas, agar pengarahan diskusi lebih terjamin.

b. Peserta diskusi harus memenuhi persyaratan tertentu dan

jumlahnya disesuaikan dengan sifat diskusi itu sendiri.

c. Waktu dan tempat diskusi harus tepat, sehingga tidak akan berlarut-

larut.

2. Pelaksanaan Diskusi
a. Membuat struktur kelompok (ketua, sekretaris, anggota).

b. Membagi tugas dalam diskusi.

c. Merangsang seluruh peserta untuk berpartisipasi

d. Mencatat ide-ide/sarana-sarana yang penting

e. Menghargai setiap pendapat yang diajukan peserta

f. Menciptakan situasi yang menyenangkan.

3. Tindak Lanjut Diskusi


a. Membuat hasil-hasil/kesimpulan dari diskusi.

b. Memberikan kembali hasilnya untuk diadakan koreksi seperlunya.

c. Membuat penilaian terhadap pelaksanaan diskusi untuk dijadikan

bahan pertimbangan dan perbaikan pada diskusi-diskusi yang akan

datang.

4. Tujuan diskusi
a. Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa
10

b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi,

berbicara dan mengajukan pendapat sesuai dengan kemampuannya.

c. Membina sikap toleransi terhadap pendirian orang lain atau

menghargai pendapat orang lain.

d. Membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri

sendiri.

e. Membantu siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai

masalah yang dilihat baik dari pengalaman sendiri maupun dari

pelajaran sekolah

f. Mempertinggi rasa tanggung jawab untuk melaksanakan keputusan

diskusi.

I. Hipotesis Tindakan
Dari pembahasan di atas dapat diduga bahwa pembelajaran dengan

menggunakan metode make a match pada operasi hitung bilangan bulat

dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pemahaman konsep dan

keaktifan siswa dalam belajar efektif dan kreatif, dimana siswa dapat

membangun sendiri pengetahuannya, menemukan pengetahuan dan

keterampilannya melalui proses bertanya, kerja kelompok, belajar dari

model sebenarnya, bisa merefleksikan apa yang diperolehnya antara harapan

dengan kenyataan sehingga peningkatan hasil belajar yang didapat bukan

hanya sekedar hasil menghapal materi belaka, tetapi lebih pada kegiatan

nyata. Dengan demikian dapat diduga bahwa :


11

1. Pembelajaran dengan menggunakan metode make a match dapat

meningkatkan prestasi hasil belajar matematika siswa kelas IV-B SDN

2 Bagendit.

2. Pendekatan dengan menggunakan metode make a match dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran aktif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan.

J. Definisi Operasional
1. Prinsip-Prinsip Pengajaran Matematika
Apabila dalam penyampaian materi bisa baik, jelas dan benar, anak

pun bisa memahami, mengerti dan mengerjakan tugas dengan baik dan

benar pula. Dengan demikian anak pun bisa menerapkan pengetahuannya

dalam kehidupan sehari-hari. Pencapaian hasil evaluasi akan meningkat.

2. Menggunakan Metode yang Tepat dalam Pembelajaran Matematika


Pendidik harus tahu bahwa tidak ada satupun metode yang paling

baik, tanpa didikung oleh metode yang lain dalam proses belajar mengajar.

Misalnya, dalam kegiatan pendidikan akan menggunakan metode ceramah,

sehingga membosankan bagi anak dan berakibat tidak maunya belajar.

Didalam mengajarkan pelajaran matematika hendaknya pendidik

menggunakan beberapa metode atau multi metode yaitu penggabungan

beberapa metode yang sesuai dengan kebutuhan. Metode-metode itu antara

lain metode ceramah, metode tanya jawab, metode pemberian tugas, metode

problem solving, metode eksperimen dan sebagainya.


12

Dalam penggunaan metode hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan

sehingga kemungkinan siswa tertarik dengan pelajaran dan menimbulkan

minat untuk belajar lebih aktif dan kreatif.

3. Hambatan-Hambatan dalam Pembelajaran Matematika


Pelajaran matematika adalah pelajaran yang menurut sejumlah

individu serta berbagai unsur pendidikan lainnya yang memiliki

kemampuan berpikir, latar belakang pendidikan berkarakter dan tempramen

yang berbeda. Sehingga hambatan-hambatan pelajaran matematika pada

dasarnya terdapat unsur-unsur saling berinteraksi didalamnya.

Untuk meniadakan hambatan-hambatan itu harus mengetahui

kelemahan-kelemahan yang terdapat pada unsur-unsur tersebut, yaitu :

a. Guru menguasai materi


Dengan daya perubahan kurikulum yang baru, mau tidak mau

guru harus bisa menyesuaikan diri. Akhirnya juga akan

mempengaruhi proses belajar mengajar. Dengan latar pendidikan yang

mayoritas hanya SMA, guru kurang begitu mampu menguasai materi

pelajaran yang begitu banyak. Sehingga guru yang menguasai

pelajaran bahasa, mungkin kurang begitu menguasai pelajaran

matematika dan berhitung. Guru yang menguasai pelajaran berhitung

kurang begitu menguasai pelajaran yang lainnya dan sebagainya.

Akibatnya dalam menyampaikan materi kepada anak kurang jelas.

Akhirnya daya serap anak kurang baik sekali.

b. Potensi anak kurang terbina


13

Menurut teori Tabolarasa, anak diibaratkan kertas putih yang

bersih, jadi tergantung apa yang kita goreskan itulah nanti yang akan

menjadi hasilnya. Disinilah orang tua, guru, lingkungan memegang

peranan yang sangat penting. Bagaimana kita mengembangkan

potensi anak secara baik.

c. Pendidikan orang tua rendah


Dengan latar belakang pendidikan orang tua yang mayoritas

hanya tamatan SD akan berpengaruh besar pada anak. Orang tua

adalah guru yang utama, sebab waktu yang terbanyak adalah dengan

orang tua di rumah. Misalnya anak kurang paham dengan mata

pelajaran, kemana dia akan bertanya, sedangkan orang tuanya tidak

mengerti. Pendidikan orang tua yang rendah dalam pendidikan akan

sangat jauh berbeda dengan orang tua yang pendidikannya lebih

tinggi.

d. Lingkungan sosiaal kurang mendukung


Pengaruh yang jelek dari lingkungan anak akan sangat cepat

berpengaruh pada diri anak dari pada pengaruh yang baik. Anak yang

belum kuat pendiriannya akan mudah terbawa oleh lingkungan yang

jelek. Karena anak-anak SDN 2 Bagendit bergaulnya masih di

pedesaan yang mayoritas banyak tamatan SD yang tidak melanjutkan

sekolah ke jenjang pendidikan berikutnya yang akhirnya mengganggu

anak-anak yang masih sekolah. Anak yang tidak melanjutkan sekolah

hanya bermain kesana-kemari, sebab selain masih kecil tenaganya

juga belum mampu untuk bekerja sepeti layaknya orang dewasa.


14

Akibatnya hanya mengganggu anak-anak yang lain yang ada

dilingkungannya.

4. Upaya-Upaya Peningkatan Daya Serap dalam


Pembelajaran Matematika
Menyadari kenyataan dan kelemahan-kelemahan tersebut di atas,

maka dituntut adanya upaya peningkatan daya serap pelajaran matematika.

Upaya-upaya nyata untuk mengatasi hambatan-hambatan pelajaran

matematika diantaranya :

a. Mengadakan penataran-penataran bagi guru mata pelajaran

matematika, dengan penataran diharapkan pengetahuan guru akan

bertambah dan penguasaan materi pun bertambah pula.

b. Pertemuan di KKG secara rutin untuk memecahkan masalah-

masalah yang dihadapi di lapangan.

c. Guru lebih sering membaca buku, koran, atau majalah untuk

meningkatkan kemampuannya dalam mengajar.

d. Guru memahami perbedaan bakat dan minat anak.

e. Guru rajin mengadakan evaluasi yang selanjutnya mengadakan

perbaikan dan pengayaan.

f. Guru melakukan bimbingan dan penyuluhan pada anak.

g. Guru melakukan komunikasi dengan wali murid dan lingkungan

sekolah mengenai pendidikan.

Pada akhirnya, betapapun sempurnanya suatu sistem dan mutu guru

dalam mengajar yang mengarah pada peningkatan mutu pendidikan tetapi

sebenarnya keberhasilan pendidikan di sekolah tidak hanya ditentukan oleh


15

guru saja, melainkan ditentukan oleh semua pihak. Sekolah merupakan

salah satu lembaga yang terintegrasi dalam suatu masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai