Anda di halaman 1dari 36

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Republik
Indonesia, pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan bimbingan dan penelitian serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan demikian guru
dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan dalam bidang pengajaran yang
diajarkan dengan kemampuan metodologis secara professional. Dengan
kemampuan dan ketrampilan dalam memilih, menentukan dan
memutuskan bagi proses pengajaran yang dihadapi dalam melakukan
tugas secara profesional.
Upaya untuk menumbuh kembangkan profesionalitas guru selalu
berkesinambungan sesuai dengan perkembangan IPTEK, terutama dalam
menghadapi era Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan sekarang ini.
Dengan harapan guru yang berkompetensi dan profesional dapat
mengorganisasikan kelas dalam berinteraksi dengan siswa mampu untuk
meningkatkan mutu pendidikan yang diharapkan. Melalui berbagai metode
dan media pembelajaran guru diharapkan mampu menciptakan sumber
daya manusia yang baik, berpotensi, mandiri, bersikap kritis dalam
menghadapi segala perkembangan IPTEK dimasa yang akan datang
dengan penuh bijaksana dan berakhlak mulia.
Dalam melaksankan tugas di lapangan peneliti sebagai guru kelas
Sekolah Dasar masih banyak menemui berbagai kendala. Masih banyak
mata pelajaran yang belum sepenuhnya dikuasai siswa sesuai dengan
standar kompetensi yang diharapkan, SD Kecil Terpencil Panatalan
Kecamatan Tomini Pati di kelas IV terutama dalam mata pelajaran PKn
tentang sistem pemerintahan desa dan kecamatan dengan penguasaan materi
masih rendah, hal ini dapat dilihat dari rata-rata pencapaian nilai ketuntasan

1
2

dengan tingkat ketuntasan 8%. Dari jumlah 31 siswa yang mendapat nilai
lebih dari 75 hanya 6 siswa.
Untuk itu perlu mendapat penanganan dan perhatian peneliti. Selain
rendahnya prestasi belajar siswa, sikap masa bodoh siswa terhadap materi
dalam pembelajaran diabaikan.

1. Identifikasi Masalah
Masih banyak siswa yang belum menguasai konsep dengan benar
tentang sistem pemerintahan desa dan kecamatan. Melihat keadaan yang
demikian peneliti merasa prihatin dan ingin mencari cara terbaik untuk
memecahkan maslah tersebut. Salah satu cara yang peneliti tempuh adalah
melakukan perbaikan pembelajaran melalui PTK. Di samping itu PTK ini
juga peneliti lakukan untuk memenuhi persyaratan dalam mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional ( PKP ) PDGK 4501.
Laporan ini disusun berdasarkan catatan yang dibuat peneliti ketika
merancang kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam 2 siklus.
PTK untuk mata pelajaran PKn berkenaan dengan itu laporan ini
memuat pendahuluan, perencanaan, pelaksanaan perbaikan pembelajaran,
temuan yang diperoleh, serta kesimpulan dan tindak lanjut.

2. Analisis Masalah
Setelah melakukan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
dengan materi sistem pemerintahan desa dan kecamatan di kelas IV semester
I, ternyata guru mengalami beberapa masalah yang sangat berpengaruh pada
keberhasilan siswa dalam memahami materi ini. Hal ini terlihat pada hasil
tes formatif yang sebagian besar siswa belum mencapai target ketuntasan.
Dari 31 siswa hanya 6 siswa ( 8% ) yang mencapai ketuntasan belajar.
Sedangkan 25 siswa ( 92% ) belum mencapai target sehingga hasilnya
belum memuaskan.
Selama pelajaran berlangsung siswa terkesan tidak memperhatikan
pelajaran, bahkan ada beberapa siswa yang bermain-main sendiri,
3

memperhatikan suasana di luar kelas, melamun, atau mengantuk, pada saat


guru menyampaikan pertanyaan, siswa tidak merespon dengan jawaban
yang diharapkan guru.
Dari hal tersebut peneliti dengan bantuan teman sejawat telah
mengidentifikasi permaslahan yang terjadi dalam pembelajaran tersebut
identifikasi penyebab masalahnya adalah sebagai berikut.
b. Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran.
c.Guru dalam menjelaskan materi tidak menggunakan alat peraga yang
menarik.
d. Guru dalam memberikan tugas secara bergiliran kepada siswa tidak
merata.
e.Siswa kurang antusias / tidak berminat dalam menerima pelajaran.
f. Guru kurang tepat dalam dalam memilih metode.
g. Siswa kurang tertarik pada penjelasan guru.
h. Siswa tidak merespon pertanyaan yang diberikan guru.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Berdasarkan hasil identifikasi masalah dapat terungkap bahwa
ketidakberhasilan siswa dalam memahami materi pelajaran disebabkan
beberapa faktor diantaranya sebagai berikut.
a.Penggunaan metode ceramah yang dominan.
b. Guru menggunakan alat peraga yang tidak menarik.
c.Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa sehingga setiap
pertanyaan guru mendapat respon dari siswa.
d. Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut aktif
berperan serta dalam pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis masalah penulis akan
melakukan perbaikan melalui PTK yang akan difokuskan sebagai berikut.
a.Menggunakan metode yang bervariasi (diskusi dengan tugas).
b. Menggunakan alat peraga yang menarik.
4

c.Memberikan motivasi kepada siswa.


d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut aktif berperan serta
dalam pembelajaran.
Dengan demikian rumusan masalahnya sebagai berikut.
1. Bagaimana cara menerapkan metode diskusi dalam pembelajaran PKn
terutama materi sistem pemerintahan desa dan kecamatan ?
2. Bagaimana pengaruh penerapan metode diskusi pada materi sistem
pemerintahan desa dan kecamatan dalam upaya meningkatkan hasil
belajar siswa ?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Tujuan yang akan dicapai peneliti dalam kegiatan perbaikan pembelajaran
yang juga merupakan pengalaman peneliti sebagai guru di SD adalah
sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan cara menerapkan metode diskusi dalam pembelajaran
PKn terutama materi Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan
2. Menganalisis pengaruh penerapan metode diskusi pada materi Sistem
Pemerintahan Desa dan Kecamatan dalam upaya meningkatkan hasil
belajar siswa.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Bagi Guru Kelas
a. Sebagai cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran PKn.
b. Memmperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Perbaikan ini akan
menimbulkan rasa puas bagi guru karena sudah melakukan sesuatu
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelolanya.
c. Dapat berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan
bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang
dikelolanya.
5

d. Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan


pengetahuan dan ketrampilan sendiri.
e. Merupakan bahan diskusi dengan teman sejawat untuk meningkatkan
motivasi belajara siswa dalam pembelajaran yang kondusif.
2. Bagi Siswa
a. Merupakan alternatif untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa
dalam pembelajaran PKn sesuai dalam pembelajaran yang kondusif.
b. Memperbaiki praktek pembelajaran dengan sasaran akhir
memperbaiki belajara siswa, sehingga lebih dapat meningkatkan
kemampuan guru.
3. Bagi Penulis
a. Untuk meningkatkan pengetahuan dalam pembelajaran PKn sebagai
guru kelas, sehingga mampu menerapkan media pembelajaran yang
sesuai dengan situasi dan kondisi siswa.
b. Untuk meningkatkan bekal dalam mengajar, juga dapat dijadikan
sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan melalui kegiatan
penelitian.
4. Bagi Sekolah
a. Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan citra sekolah di
masyarakat, sehingga masyarakat simpati sebagai lembaga
pendidikan yang dipercaya untuk meningkatkan pendidikan di
lingkungannya.
b. Sekolah yang gurunya sudah mampu membuat inovasi / perubahan
maka perbaikan pembelajarannya memberi kesempatan yang besar
bagi guru dan sekolah untuk berkembang.
5. Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan dalam memilih dan menerapkan metode
dan media pembelajaran PKn serta menambah pengalaman pembelajaran
sebagai tugas profesional.
6

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Metode Diskusi


Metode mengajar diskusi merupakan cara mengajar dalam
pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau
pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan
secara bersama. Metode diskusi sering digunakan dalam pembelajaran
kelompok, umpamanya kalau menggunakan pendekatan CBSA (Cara
Belajar Siswa Aktif ) dan keterampilan proses dalam pembelajaran metode
diskusi cenderung akan digunakan.
Kemampuan guru yang harus diperhatikan untuk menunjang
keberhasilan diskusi diantaranya sebagai berikut.
1. Mampu merumuskan permasalahan sesuai dengan kurikulum yang
berlaku.
2. Mampu membimbing siswa untuk merumuskan dan mengidentifikasi
permasalahan serta menarik kesimpulan.
3. Mampu mengelompokkan siswa sesuai dengan kebutuhan permasalahan
dan pengembangan kemampuan siswa.
4. Mampu mengelola pembelajaran melalui diskusi.
5. Menguasai permasalahan yang didiskusikan.

Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk


menunjang pelaksanaan diskusi diantaranya sebagai berikut.
1. Memiliki motivasi, perhatian, dan minat dalam berdiskusi.
2. Mampu melaksanakan diskusi.
3. Mampu belajar secara bersama.
4. Mampu mengeluarkan isi pikiran atau pendapat / ide.
5. Mampu memahami pendapat orang lain.

6
7

B. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu,
dan memelihara perilaku seseorang secara terus menerus (Slaum dalam
Chatarina, 2004:111). Dalam pengertian ini intensitas dan arah motivasi
dapat bervariasi. Menurut Berliner (dalam Chatarina, 2004:111)
memandankan motivasi dengan mesin mobil sebagai pengarahnya
(direction).
Motivasi belajar sangat penting. Apabila motivasi siswa rendah,
umumnya diasumsikan bahwa prestasi siswa yang bersangkutan akan
rendah. Penelitian tentang hubungan antara motivasi siswa dengan belajar
telah banyak dilakukan. Uguroglu dan Walberg (1979) menganalisis 292
korelasi tentang motivasi dengan belajar akademik yang dilaporkan di dalam
40 penelitian dengan ukuran sampel terkombinasi sebanyak 637.000 siswa
kelas 1 sampai kelas 12. Keduanya menemukan 98% korelasi positif antara
motivasi dan prestasi akademik. Keduanya juga menyatakan pendapatnya
tentang kekuatan hubungan motivasi siswa yang akhir-akhir ini kurang
diperhatikan karena alasan teoritik, teknis, dan historik (Walberg dan
Uguroglu dalam Chatarina, 2004:112).
Motivasi bukan saja penting karena menjadi faktor penyebab belajar,
namun juga memperlancar belajar dan hasil belajar, secara historik, guru
selalu mengetahui kapan siswa perlu dimotivasi selama proses belajar,
sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih menyenangkan, arus
komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa, meningkatkan
kreativitas dan aktivitas belajar.

C. Pengertian Hasil Belajar


Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia
dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Menurut
Gagne dan Berliner (1983:312) menyatakan bahwa belajar merupakan
proses di mana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari
pengalaman (Chatarina, 2004:2).
8

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh


pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek
perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh
pembelajar. Oleh karena itu, apabila pembelajar mempelajari pengetahuan
tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa
penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus
dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan
dalam tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran merupakan deskripsi tentang perubahan
perilaku yang diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukkan bahwa
belajar telah terjadi (Gerlach dan Ely, 1980).

D. Tinjauan Materi PKn Kelas IV SD


PKn sebagai salah satu mata pelajaran yang memiliki tujuan
membekali siswa untuk mengembangkan aspek nilai dan moral serta untuk
membekali siswa dengan kesadaran bela negara serta kemampuan berfikir
secara komprehensif integral dalam rangka ketahanan nasional. Sifat materi
mata pelajaran PKn membawa konsekuensi terhadap proses belajar
mengajar yang didominasi oleh pendekatan ekspositoris. Pendekatan
ekspositoris terutama guru menggunakan menggunakan metode ceramah,
siswa kurang terlibat atau cenderung pasif. Padahal dalam proses belajar
mengajar keterlibatan siswa harus secara totalitas, artinya melibatkan
pikiran, penglihatan pendengaran, dan psikomotor.
Jadi dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus mengajak
siswa untuk mendengarkan, menyajikan media yang dapat dilihat, memberi
kesempatan untuk menulis dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan,
sehingga terjadi dialog kreatif yang menunjukkan proses belajar mengajar
yang interaktif.
9

Kaitan hubungan materi dengan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan


seperti berikut.
1. Memahami dan mengenal lingkungan hidup bangsa dan cara pandang
bangsa kita tentang diri dan lingkungan hidup bangsa Indonesia serta
cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya
merupakan syarat dasar untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air.
2. Bangsa Indonesia mempunyai konsep kemampuan yang merupakan
derivasi dari pancasila yaitu ”Ketahanan Nasional”.
3. Kemampuan / kekuatan diwujudkan melalui pembangunan Nasional.
4. Cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara dalam rangka
Ketahanan Nasional yang diwujudkan dalam pembangunan Nasional
sesuai dengan arahan GBHN.
Proses belajar mengajar mempunyai makna dan pengertian yang
lebih luas dari pada pengertian mengajar, karna di dalamnya tersirat satu
kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan antara siswa yang belajar dan
guru yang mengajar, yang terjalin dalam bentuk interaksi edukatif. Peran
guru dalam pembelajaran PKn mempunyai kaitan yang erat dengan
mengaktifkan siswa dalam belajar, terutama dalam proses
pengembangan keterampilannya. Menurut Balen (1993:45)
Pengembangan keterampilan tersebut yang harus dimiliki siswa adalah
keterampilan berfikir, keterampilan sosial, dan keterampilan praktis.

E. Penerapan Metode Diskusi


Pembelajaran secara diskusi merupakan pembelajaran yang dalam
proses belajarnya siswa dikelompokkan pada beberapa kelompok sesuai
dengan kebutuhan dan tujuan belajar. Belajar kelompok terutama ditujukan
untuk mengembangkan konsep pokok/sub pokok bahasan yang sekaligus
mengembangkan aktivitas sosial, sikap dan nilai (Depdikbud, 1990 : 39).
Kesempatan siswa untuk membina rasa tanggung jawab, rasa
toleransi mempunyai peluang yang lebih besar untuk dikembangkan melalui
kegiatan belajar kelompok (diskusi ). Melalui diskusi lebih jauh siswa akan
10

memahami aspek materi pelajaran yang bersifat problematis berdasarkan


pokok bahasan maupun berdasarkan aspek sosial nyata. Secara langsung
siswa akan belajar memberikan alternatif pemecahannya melalui
kesepakatan kelompok (Winataputra, 2004:3.29 ).
Dengan demikian peneliti memilih metode diskusi pada mata
pelajaran PKn dengan materi sistem pemerintahan desa dan kecamatan
sehingga siswa dapat memahami aspek materi pelajaran yang bersifat
problematis secara kelompok.

F. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian pustaka tersebut di atas, maka kerangka berfikir
penelitiannya adalah sebagai berikut.
Penggunaan metode yang kurang tepat dalam pembelajaran sehingga siswa
tidak tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan guru. Penggunaan
metode ceramah yang dominan sehingga pembelajaran terkesan monoton
yang menyebabkan siswa merasa bosan dan tidak antusias dalam menerima
pelajaran. Akibatnya, ada 29 siswa (92 %) dari 31 siswa yang tidak
mencapai ketuntasan (mendapat nilai di bawah 75). Dengan demikian, para
guru perlu berusaha secara kolaboratif untuk mencari cara pembelajaran
yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran khususnya mata pelajaran. Cara yang dipilih adalah dengan
menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran.
Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam menggunakan metode
diskusi adalah sebagai berikut.
1. Membagi siswa ke dalam kelompok diskusi.
2. Memberikan bahan-bahan untuk diskusi dan memberikan penjelasan
tentang cara-cara diskusi.
3. Menyimpulkan hasil diskusi.
11

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian


1. Nama Sekolah : MI Roudlotusysyubban Tawangrejo Kec. Winong
Kab. Pati.
2. Waktu Pelaksanaan :
a. Pra siklus pada hari Rabu, 10 Oktober 2012 pukul 08.10 – 09.20
b. Siklus I pada hari Rabu, 17 Oktober 2012 pukul 08.10 – 09.20
c. Siklus II pada hari Rabu, 24 Oktober 2012 pukul 08.10 – 09.20.
3. Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
4. Kelas/Semester : IV/I
5. Karakteristik Siswa Kelas IV MI Roudlotusysyubban Tawangrejo Kec.
Winong Kab. Pati sebagai berikut.

Jumlah kelas IV ada 31 siswa yang terdiri dari 12 anak laki-laki dan 19
siswa perempuan. Letak MI Roudlotusysyubban Tawangrejo Kecamatan
Winong Kabupaten Pati, berada ditengah-tengah desa berdasarkan statistik
80% siswa berasal dari keluarga yang tingkat ekonominya menengah ke
bawah. Kesadaran serta perhatian orang tua siswa terhadap pendidikan
sangatlah kurang, hal ini dapat peneliti lihat dari 31 siswa ketika diberi tugas
di rumah 8 siswa tidak mengerjakan dengan alasan mereka lupa.
Menurut Peaget anak SD yang berusia antara 6 – 12 tahun berada pada
tahap operasional konkrit. Dimana kemampuan berfikir logis muncul pada
tahap ini. Mereka dapat berfikir secara sistematis untuk mencapai
pemecahan masalah. Pada tahap ini permasalahan yang dihadapinya adalah
permasalahan yang konkret.
Pada tahap ini anak akan menemui kesulitan bila diberi tugas sekolah
yang menuntutnya untuk mencari sesuatu yang tersembunyi. Misalnya, anak
sering kali menjadi frustasi bila disuruh mencari arti tersembunyi dari suatu
kata dalam tulisan tertentu. Mereka menyukai soal-soal yang tersedia
jawabannya.

11
12

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


1. Jenis Penelitian perbaikan Pembelajaran
Perbaikan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas
yang terdiri dari dua siklus masing-masing siklus meliputi perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi. Secara lebih rinci diuraikan dalam bagan
sebagai berikut :

Gambar 3.1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas
13

2. Prosedur Perbaikan PTK


1. Siklus I
a. Perencanaan
Membuat rencana pembelajaran pada tahap ini dengan
persetujuan serta pengarahan dosen pembimbing, teman
sejawat selaku pengamat dan didukung oleh kepala sekolah
yang dilaksanakan pada hari Senin, 24 Januari 2010 di MI
Roudlotusysyubban Tawangrejo yang hasilnya berupa rencana
pembelajaran yang akan ditampilkan dalam pembelajaran
siklus I.
b. Pelaksanaan

Dilaksanakan pada hari Rabu, 17 Oktober 2012 pukul


08.10 – 09.200 di kelas IV Semester I yang bertempat di MI
Roudlotusysyubban Tawangrejo yang dalam pelaksanaananya
dibantu oleh dua orang teman sejawat sebagai pengamat, serta
dukungan kepala sekolah. Instrumen yang yang digunakan
adalah : RPP, buku sumber yang relevan, lembar pengamatan
guru, dan siswa serta alat peraga yang relevan. Adapun
langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
a. Apersepsi memunculkan pengetahuan awal siswa mengenai
materi.
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Siswa dibagi kedalam kelompok diskusi, setiap kelompok
terdiri dari 6 – 7 siswa.
d. Siswa diberikan penjelasan oleh guru mengenai cara-cara
diskusi.
e. Siswa mendiskusikan sistem pemerintahan desa dan
kecamatan.
f. Salah satu siswa mewakili kelompoknya untuk
membacakan hasil diskusi.
14

g. Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi.


h. Siswa diberikan LKS.
i. Siswa dan guru melakukan pembahasan mengenai LKS.
j. Memberikan evaluasi dan menganalisis hasil evaluasi.

c. Pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan observasi/ pengamatan
terhadap pelaksanan proses pembelajaran dibantu oleh dua
teman sejawat sebagai pengamat, berdiskusi tentang hasil
pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menganalisis
beberapa instrument yang terdiri dari lembar pengamatan
pembelajaran, lembar tes formatif. Lembar analisis hasil tes
formatif. Hasil berupa kekurangan guru dan siswa dalam
pelaksanaan pembelajaran yang dicatat dan dikonsultasikan
kepada Dosen Pembimbing.

d. Refleksi
Hasil dari observasi / pengamatan dikumpulkan dan
dianalisis. Dari hasil observasi, guru mengadakan refleksi
untuk mengetahui kekurangan, hambatan dan kendala
berlangsungnya proses pembelajaran. Data yang diperoleh
digunakan sebagai dasar dan acuan bagi untuk mengevaluasi
keberhasilan guru dan siswa selama proses kegiatan belajar
mengajar. Hasil analisis digunakan untuk merencanakan
tindakan selanjutnya pada siklus II.

2. Siklus II
a. Perencanaan
Dalam perencanaan siklus II peneliti membuat
skenario rencana perbaikan pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Oktober 2012 pukul 08.10 –
09.20 dengan dibantu oleh teman sejawat sebagai pengamat
15

pelaksanaan perbaikan. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran


merupakan perbaikan pembelajaran siklus I dengan instrumen
berupa LKS, Lembar tes formatif sebagai alat penilaian,
lembar pengamatan guru, dan siswa serta alat peraga yang
relevan.

b. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari
Rabu, 24 Oktober 2012 pukul 08.10 – 09.20 di kelas IV
semester I yang bertempat di MI Roudlotusysyubban
Tawangrejo yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh dua
orang teman sejawat sebagai pengamat siswa serta dukungan
kepala sekolah.

Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan dalam


siklus II adalah sebagai berikut.
a. Apersepsi memunculkan pengetahuan awal siswa
mengenai materi yang akan dipelajari.
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
c. Siswa dibagi kedalam kelompok diskusi, setiap kelompok
terdiri dari 5 siswa.
d. Siswa diberikan penjelasan oleh guru mengenai cara
pelaksanaan diskusi.
e. Siswa mendiskusikan Sistem Pemerintahan Desa dan
Kecamatan.
f. Salah satu siswa perwakilan kelompok membacakan hasil
diskusi.
g. Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi.
h. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai Sistem
Pemerintahan Desa dan Kecamatan.
16

i. Siswa diberikan LKS.


j. Siswa dan guru membahas LKS yang telah dikerjakan
siswa.
k. Memberikan evaluasi dan menganalisis hasil evaluasi.

c. Tahap Pengamatan
Dalam tahap pengamatan terhadap pelaksanaan proses
pembelajaran dibantu oleh dua teman sejawat sebagai
pengamat, peneliti berdiskusi tentang hasil pembelajaran yang
dilaksanakan dengan menganalisis beberapa instrument yang
terdiri dari lembar pengamatan pembelajaran, lembar tes
formatif. Lembar analisi hasil tes formatif. Hasil berupa
kekurangan guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
yang dicatat dan dikonsultasikan lepada Dosen Pembimbing.
Hasilnya bahwa penguasaan materi pelajaran lebih baik,
keprofesionalan guru dalam melaksanakan pembelajaran
semakin mantap, menambah rasa percaya diri guru dalam
melaksanakan pembelajaran PKn tentang sistem pemerintahan
desa dan kecamatan.

d. Refleksi
Hasil dari observasi / pengamatan dikumpulkan dan
dianalisis. Ternyata pada siklus II, siswa kelas IV MI
Roudlotusysyubban Tawangrejo Kecamatan Winong
Kabupaten Pati semua sudah tuntas belajar atau semua siswa
menguasai materi pelajaran dengan baik. Hal ini dapat dilihat
dari motivasi siswa dalam pembelajaran mata pelajaran PKn
semakin tinggi melalui media-media yang digunakan,
penggunaan metode diskusi yang efektif, teknik pembelajaran
dan kemampuan guru dalam menyampaiakan materi pelajaran
semakin baik, sehingga guru merasa lebih menguasai
pelaksanaan proses belajar mengajar.
17

C. Teknik Analisis Data


Pengumpulan data dilakukan bersama dengan pelaksanaan
penelitian pada saat proses pembelajaran. Pelaku pengumpulan data adalah
peneliti dan teman sejawat yang bertugas sebagai observator.
Peneliti mengumpulkan data yang berhubungan dengan hasil post
tes dan teman sejawat mengumpulkan data yang berhubungan dengan
perilaku guru dan siswa pada saat pembelajaran. Instrumen yang digunakan
untuk pengumpulan data adalah lembar pengamatan dan lembar post tes.
Hasil pengamatan diperoleh dari pengamatan terhadap perilaku guru dan
siswa, sedangkan hasil post tes diperoleh dari analisis lembar post tes.
Dari hasil pengamatan dalam pelaksanaan pembelajaran
siklus 2 diperoleh data sebagai berikut:
1. siswa terlihat aktif dalam
pembelajaran.
2. siswa berani bertanya dan
dapat menjawab pertanyaan guru.
3. guru melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran.
4. nilai rata-rata kelas dari hasil
post tes meningkat.
5. jumlah siswa yang tuntas
belajar meningkat dan yang belum tuntas jumlahnya menurun.
6. kualitas mengajar guru
semakin baik.
18

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Sebelum Perbaikan Pembelajaran
Pada pembelajaran pra siklus mata pelajaan PKn kelas IV Semester I
di MI Roudlotusysyubban Tawangrejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati
tahun 2012/ 2013 dengan materi sistem pemerintahan desa dan kecamatan
hasilnya kurang memuaskan. Hasil sebelum perbaikan dapat kami sajikan
pada tabel sebagai berikut.

Tabel 4.1
Hasil Evaluasi Belajar Prasiklus

Ketuntasan
No Nama Nilai
Tuntas Belum Tuntas
1 Afriza Mizwardin Ahsa 75 
2 Ahmad Farhan Fardianshah 55 
3 Ahmad Faruq 60 
4 Anastasya Izura 70 
5 Aulia Firda Sabila 75 
6 Boy Rohmansyah 35 
7 Dwi Novitasari 50 
8 Dwi Puji Lestari 45 
9 Fahreza Hanafi 70 
10 Farikhi Izzi 60 
11 Hilwa Ziyadatullayli 40 
12 Imroatussa'adah 35 
13 Indri Rahmawati 40 
14 Irsalina Izzati 60 
15 Kavita Virnanda Putri 40 
19

16 Latiffa Musyarofatul Wahidah 35 


17 Manda Fitriani 40 
18 Mar atus Salisatul Udhma 80 
19 Miko Bayu Anggoro 70 
20 Muhammad Fathir Ramadhani 35 
21 Muhammad Izzat Hafizuddin 45 
22 Nazia Nurul Maghfiroh 50 
23 Niko Firmansyah 75 
24 Nurfa Rahmana 75 
25 Putri Alizza Nur Arniadila 18 65 
26 Putri Amalia Zulfa 65 
27 Rohadatul Aisy 55 
28 Siti Alvi Pramesti 80 
29 Sofia Qurrotul Aini 45 
30 Vicky Irkhamsyah 40 
31 Yoga Gintara 35 
Jumlah Nilai 1700
Nilai Rata-rata 55,5
Nilai Terendah 35
Nilai Tertinggi 80
Nilai Tuntas 19% 6
Nilai Belum Tuntas 81% 25
KKM 75

Tabel 4.2
Indikator Hasil Belajar Pra Siklus

No INDIKATOR KETERANGAN
1. Nilai terendah 35
2. Nilai tertinggi 80
3. Jumlah Nilai 1700
4. Nilai rata-rata 55,5
5. Banyaknya siswa dengan nilai > 75 6
6. Banyaknya siswa dengan nilai < 75 25
7. Prosentase siswa dengan nilai > 75 19 %
8. Prosentase siswa dengan nilai < 75 81 %
20

Pada tabel 4.2 menunjukkan ada 6 siswa yang mendapat nilai 75 ke


atas dan ada 25 siswa nilainya di bawah 75. Lebih terperinci hasil evaluasi
sebelum perbaikan pembelajaran seperti pada tabel 4.3

Tabel 4.3
Prosentase Hasil Evaluasi Belajar Siswa Pra Siklus

No Rentang Nilai Jumlah Siswa Prosentase


1 0 – 10 -
2 11 – 20 -
3 21 – 30 -
4 31 – 40 10 32%
5 41 – 50 5 16%
6 51 – 60 5 16%
7 61 – 70 5 16%
8 71 – 80 6 19%
9 81 – 90 - -
10 91 - 100 - -
Jumlah 31 100%

Dari tabel 4.3 terlihat hasil evaluasi sebelum perbaikan pembelajaran,


bahwa dari 31 siswa yang mendapat nilai 31 sampai dengan 40 sebanyak 10
siswa, 41 sampai dengan 50 sebanyak 5 siswa, nilai 51 sampai dengan 60
sebanyak 5 siswa, nilai 61 sampai dengan 70 sebanyak 5 siswa, nilai 71
sampai dengan 80 sebanyak 6 siswa, dan tidak ada seorang pun yang
mendapat nilai lebih dari 81.
Apabila hasil evaluasi pra siklus sebelum perbaikan pembelajaran mata
pelajaran PKn dengan materi Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan kelas
IV semester I di MI Roudlotusysyubban Tawangrejo Kecamatan Winong
Kabupaten Pati jika disajikan dalam bentuk diagram maka akan terlihat seperti
gambar 4.1 di bawah ini.
21

Diagram 4.1
Hasil Evaluasi Belajar Pra Siklus

Dari analisis hasil tes formatif pra siklus dan gambar diagram di atas
dalam pembelajran PKn tentang materi Sistem Pemerintahan Desa dan
Kecamatan nilai rata-rata kelas 55.
Siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran sebanyak 25 siswa,
yang tuntas hanya 6 siswa dengan prosentase ketuntasan belajar adalah 19 %.
Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah dalam
penguasaan materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. Maka peneliti
perlu segera mengambil langkah untuk memperbaiki pembelajaran tersebut,
agar siswa dapat memahami materi pembelajaran.
22

2. Siklus I
Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 17
Oktober 2012. Secara lengkap hasil perbaikan pembelajaran siklus I dapat
dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.4
Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus I

Ketuntasan
No Nama Nilai
Tuntas Belum Tuntas
1 Afriza Mizwardin Ahsa 80 
2 Ahmad Farhan Fardianshah 65 
3 Ahmad Faruq 70 
4 Anastasya Izura 85 
5 Aulia Firda Sabila 80 
6 Boy Rohmansyah 60 
7 Dwi Novitasari 60 
8 Dwi Puji Lestari 70 
9 Fahreza Hanafi 80 
10 Farikhi Izzi 80 
11 Hilwa Ziyadatullayli 60 
12 Imroatussa'adah 55 
13 Indri Rahmawati 50 
14 Irsalina Izzati 80 
15 Kavita Virnanda Putri 50 
16 Latiffa Musyarofatul Wahidah 75 
17 Manda Fitriani 50 
18 Mar atus Salisatul Udhma 90 
19 Miko Bayu Anggoro 80 
20 Muhammad Fathir Ramadhani 60 
21 Muhammad Izzat Hafizuddin 75 
22 Nazia Nurul Maghfiroh 60 
23 Niko Firmansyah 75 
24 Nurfa Rahmana 75 
25 Putri Alizza Nur Arniadila 75 
26 Putri Amalia Zulfa 75 
27 Rohadatul Aisy 55 
28 Siti Alvi Pramesti 80 
29 Sofia Qurrotul Aini 55 
30 Vicky Irkhamsyah 50 
31 Yoga Gintara 50 
23

Jumlah Nilai 2105


Nilai Rata-rata 67,9
Nilai Terendah 50
Nilai Tertinggi 90
Nilai Tuntas 48% 15
Nilai Belum Tuntas 52% 16
KKM 75

Tabel 4.5
Indikator Hasil Belajar Siklus I

No INDIKATOR KETERANGAN
1. Nilai terendah 50
2. Nilai tertinggi 90
3. Jumlah Nilai 2105
4. Nilai rata-rata 67,9
5. Banyaknya siswa dengan nilai > 75 15
6. Banyaknya siswa dengan nilai < 75 16
7. Prosentase siswa dengan nilai > 75 48 %
8. Prosentase siswa dengan nilai < 75 52 %

Pada tabel 4.5 menunjukkan ada 15 siswa yang mendapat nilai 75 ke


atas dan 16 siswa nilainya di bawah 75. Jika diperinci hasil evaluasi perbaikan
pembelajaran siklus I seperti pada tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6
Prosentase Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus I
24

No Rentang Nilai Jumlah Siswa Prosentase


1 0 – 10 -
2 11 – 20 -
3 21 – 30 -
4 31 – 40 -
5 41 – 50 5 16%
6 51 – 60 8 26%
7 61 – 70 3 10%
8 71 – 80 13 42%
9 81 – 90 2 6%
10 91 - 100 - -
Jumlah 31 100%

Dari tabel 4.6 terlihat hasil evaluasi perbaikan pembelajaran siklus I,


bahwa dari 31 siswa tidak seorangpun yang mendapat nilai antara 31 sampai
40, nilai 41 sampai dengan 50 sebanyak 5 siswa, nilai 51 sampai dengan 60
sebanyak 8 siswa, nilai 61 sampai dengan 70 sebanyak 3 siswa, nilai 71
sampai dengan 80 sebanyak 13 siswa, nilai 81 sampai dengan 90 sebanyak 2
siswa, dan tidak ada siswa yang mendapat nilai lebih dari 91.
Apabila hasil evaluasi perbaikan pembelajaran siklus I mata pelajaran
PKn dengan materi Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan kelas IV
semester I di MI Roudlotusysyubban Tawangrejo Kecamatan Winong
Kabupaten Pati jika disajikan dalam bentuk diagram maka akan terlihat seperti
diagram 4.2 di bawah ini.

Diagram 4.2
Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus I
25

Dari analisis hasil tes formatif siklus I dan gambar grafik di atas dalam
pembelajaran PKn tentang Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan nilai
rata-rata kelas 69,4. Siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran sebanyak
13 siswa (52 %), dan yang tuntas ada 12 siswa dengan prosentase ketuntasan
belajar baru mencapai 48 %. Hal ini menunjukkan bahwa hasil prestasi siswa
sudah ada kemajuan atau peningkatan prestasi siswa, akan tetapi masih perlu
ditingkatkan agar siswa dapat menguasai materi pelajaran PKn tentang Sistem
Pemerintahan Desa dan Kecamatan yang diajarkan oleh guru. Maka peneliti
masih perlu segera mengambil langkah untuk memperbaiki pembelajaran
tersebut, agar siswa dapat memahami materi sesuai dengan kompetensi yang
harus dicapai dalam pembelajaran.

3. Siklus II
Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal
20 Oktober 2012 dengan objek penelitian adalah siswa kelas IV MI
Roudlotusysyubban Tawangrejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Dengan
26

dibantu teman sejawat yang bertindak sebagai observer / peneliti pelaksanaan


sesuai dengan rencana. Skenario pembelajaran berlangsung dengan baik. Pada
akhir pembelajaran, peneliti mengadakan evaluasi hasil belajar untuk
mengetahui tingkat keberhasilan. Hasil perbaikan pembelajaran disajikan pada
tabel 4.7 sebagai berikut.
Tabel 4.7
Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus II

Ketuntasan
No Nama Nilai
Tuntas Belum Tuntas
1 Afriza Mizwardin Ahsa 95 
2 Ahmad Farhan Fardianshah 75 
3 Ahmad Faruq 80 
4 Anastasya Izura 80 
5 Aulia Firda Sabila 80 
6 Boy Rohmansyah 75 
7 Dwi Novitasari 75 
8 Dwi Puji Lestari 80 
9 Fahreza Hanafi 80 
10 Farikhi Izzi 90 
11 Hilwa Ziyadatullayli 85 
12 Imroatussa'adah 75 
13 Indri Rahmawati 85 
14 Irsalina Izzati 85 
15 Kavita Virnanda Putri 85 
16 Latiffa Musyarofatul Wahidah 90 
17 Manda Fitriani 75 
18 Mar atus Salisatul Udhma 95 
19 Miko Bayu Anggoro 80 
20 Muhammad Fathir Ramadhani 75 
21 Muhammad Izzat Hafizuddin 80 
22 Nazia Nurul Maghfiroh 75 
23 Niko Firmansyah 75 
24 Nurfa Rahmana 90 
25 Putri Alizza Nur Arniadila 85 
26 Putri Amalia Zulfa 80 
27 Rohadatul Aisy 80 
28 Siti Alvi Pramesti 95 
29 Sofia Qurrotul Aini 80 
30 Vicky Irkhamsyah 80 
27

31 Yoga Gintara 75 
Jumlah Nilai 2535
Nilai Rata-rata 81,8
Nilai Terendah 75
Nilai Tertinggi 95
Nilai Tuntas 100% 31
Nilai Belum Tuntas 0% 0
KKM 75

Tabel 4.8
Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II

NO INDIKATOR KETERANGAN
1. Nilai terendah 75
2. Nilai tertinggi 95
3. Jumlah Nilai 2535
4. Nilai rata-rata 81,8
5. Banyaknya siswa dengan nilai > 75 31
6. Banyaknya siswa dengan nilai < 75 0
7. Prosentase siswa dengan nilai > 75 100 %
8. Prosentase siswa dengan nilai < 75 0%

Dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II. Pada akhirnya


pembelajaran PKn dengan materi Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan
dikelas IV Semester I tahun pelajaran 2012/ 2013di MI Roudlotusysyubban
Tawangrejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati dapat berhasil dengan
memuaskan, semua siswa tuntas belajar dengan nilai 75 ke atas. Setelah
melalui kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II maka hasil tes formatif
mata pelajaran PKn pada akhir siklus II mengalami peningkatan yang
signifikan. Jika diperinci hasil evaluasi perbaikan pembelajaran siklus II
seperti pada tabel 4.9 sebagai berikut.

Tabel 4.9
Prosentase Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II
28

No Rentang Nilai Jumlah Siswa Prosentase


1 0 – 10 -
2 11 – 20 -
3 21 – 30 -
4 31 – 40 -
5 41 – 50 -
6 51 – 60 -
7 61 – 70 -
8 71 – 80 20 65%
9 81 – 90 8 26%
10 91 - 100 3 10%
Jumlah 31 100%

Dari tabel 4.9 dapat dilihat hasil evaluasi perbaikan pembelajaran


siklus II, bahwa dari 31 siswa tidak seorangpun yang mendapat nilai 31
sampai dengan 70, nilai 71 sampai dengan 80 sebanyak 20 siswa, nilai 81
sampai dengan 90 sebanyak 8 siswa, nilai 90 sampai dengan 100 sebanyak 3
siswa.
Apabila hasil evaluasi perbaikan pembelajaran siklus II mata pelajaran
PKn dengan materi Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan kelas IV
semeter II di MI Roudlotusysyubban Tawangrejo Kecamatan Winong
Kabupaten Pati pada akhir kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II jika
disajikan dalam bentuk diagram maka akan terlihat seperti grafik 4.3 di bawah
ini.
29

Diagram 4.3
Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II

Dari analisis hasil tes formatif siklus II dan gambar diagram di atas
dalam pembelajaran PKn tentang sistem pemerintahan desa dan kecamatan
nilai rata-rata kelas 80,6. Siswa yang tuntas 31 siswa dengan prosentase
ketuntasan belajar 100 %. Hal ini menunjukkan bahwa yang dilakukan oleh
guru sudah berhasil meningkatkan prestasi siswa sesuai dengan hasil yang
diharapkan dalam menguasai materi pembelajaran PKn tentang sistem
pemerintahan desa dan kecamatan.
Setelah kedua siklus perbaikan pembelajaran dilaksanakan terdapat
kemajuan yang semakin meningkat, tingkat kemajuan tersebut dapat dilihat
pada tabel 4.10 berikut ini.
30

Tabel 4.10
Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dan Nilai Rata-rata

Pra Siklus Siklus I Siklus II


NO. Kriteria
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1. Tuntas 6 19% 15 48% 31 100%
2. Belum Tuntas 25 81% 16 52% 0 0%
3. Nilai Rata-rata 55,5 67,9 81,8

Dari tabel di atas siswa yang nilainya 75 ke atas pada evaluasi sebelum
perbaikan pembelajaran ada 6 siswa dari 31 siswa atau 19 %. Pada perbaikan
pembelajaran siklus I terjadi peningkatan. Siswa yang mendapat nilai 75 ke
atas menjadi 15 siswa atau 48 % dan pada perbaikan pembelajaran siklus II
yang mendapat nilai 75 ke atas menjadi 31 siswa atau 100 %. Pada nilai rata-
rata juga mengalami peningkatan yang signifikan, nilai rata-rata sebelum
siklus adalah 55,5 ,nilai rata-rata pada siklus I yaitu 67,9 .sedangkan pada
siklus II nilai rata-ratanya adalah 81,8 dan pada siklus II tidak diadakan
perbaikan atau dilanjutkan ke siklus III karena semua siswa sudah tuntas.
Apabila ketuntasan hasil belajar disajikan dalam bentuk diagram, maka
akan dapat dilihat sebagai berikut di bawah ini.

Diagram 4.4
Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar
dari tahapan Prasiklus sampai Siklus II
31

Peningkatan nilai rata-rata dari sebelum perbaikan atau prasiklus sampai


siklus II, jika disajikan dalam bentuk diagram batang dapat dilihat sebagai
berikut.

Diagram 4.5
Peningkatan nilai rata-rata dari Prasiklus sampai Siklus II

Diagram 4.5 menunjukkan peningkatan rata-rata nilai hasil evaluasi


dari pra siklus, siklus I dan siklus II mata pelajaran PKn kelas IV semester I
MI Roudlotusysyubban Tawangrejo, kecamatan Winong, Kabupaten Pati
dengan materi Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan. Sebelum perbaikan
pembelajaran (pra siklus) nilai rata-ratanya 55,5. Pada siklus I nilai rata-
ratanya 67,9 dan siklus II nilai rata-ratanya 81,8. Kenaikan nilai rata-rata dari
siklus I ke siklus II yaitu 13,9.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


32

1. Sebelum Perbaikan Pembelajaran


Sebelum perbaikan pembelajaran dari 31 siswa yang tuntas belajar
hanya 6 siswa atau 19 % dan 25 siswa atau 81 % belum tuntas. Hal ini
menunjukkan kegagalan dalam pembelajaran. Setelah peneliti merefleksi
ternyata kegagalan itu disebabkan berikut ini.
a. Metode yang digunakan guru kurang tepat.
b. Konsep yang dijelaskan guru kepada siswa bersifat abstrak.
c. Guru tidak memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai dengan
perkembangan siswa.
Karena kegagalan dalam pembelajaran tersebut di atas, maka
peneliti melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I.

2. Perbaikan Pembelajaran Siklus I


Pada perbaikan pembelajaran siklus I menggunakan metode
diskusi yang setiap kelompok terdiri dari 6-7 siswa. Hasil evaluasi yang
diperoleh dari 31 siswa ada 15 siswa yang mendapat nilai 75 ke atas atau
48 % siswa tuntas belajar, sedangkan 16 siswa atau 52 % siswa masih
belum tuntas belajar. Nilai rata-rata yang diperoleh pada perbaikan
pembelajaran siklus I dibanding dengan sebelum perbaikan pembelajaran
ada peningkatan, dari 55,5 menjadi 67,9 atau ada kenaikan nilai sebesar
12,4.
Peneliti merefleksi sebab-sebab kegagalan dalam perbaikan
pembelajaran siklus I, ternyata dapat disimpulkan sebagai berikut.
a. Jumlah kelompok diskusi terlalu banyak.
b. Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa.
Pada metode diskusi, siswa yang pasif tidak peduli pada
pembelajaran, ada siswa yang bermain-main sendiri atau memperhatikan
sesuatu di luar kelas sehingga berakibat kegagalan dalam pembelajaran.
Dengan masih adanya siswa yang gagal dalam perbaikan pembelajaran
siklus I maka peneliti masih perlu melaksanakan perbaikan pembelajaran
siklus II.
33

3. Perbaikan Pembelajaran Siklus II


Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu
hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas
daripada itu, yakni mengalami hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil
latihan, melainkan perubahan kelakuan (Hamalik, 1994 : 36 ). Pada siklus
II peneliti menggunakan metode diskusi dengan jumlah tiap kelompok
diskusi adalah 5 siswa. Selain itu peneliti juga menggunakan media seperti
makanan cepat saji, soft drink, dll. Hal ini sesuai dengan pendapat para
ahli tentang penggunaan media pembelajaran atau alat peraga dapat
membantu siswa dalam proses pembelajaran.
Alat peraga adalah alat bantu untuk menunjukkan kreatifitas guru maupun
siswa, sehingga dengan menggunakan alat peraga diharapkan dapat
memperlancar serta meningkatkan proses belajar mengajar (Depdikbud,
1997:11).
Peneliti memperoleh hasil pada perbaikan pembelajaran siklus II.
Dari 31 siswa semua siswa sudah tuntas belajar, dengan nilai 75 ke atas,
dan nilai rata-ratanya adalah 81,8. Melihat hasil yang telah diperoleh maka
peneliti tidak melakukan perbaikan pembelajaran siklus III pada mata
pelajaran PKn kelas IV dengan materi Sistem Pemerintahan Desa dan
Kecamatan di MI Roudlotusysyubban Tawangrejo Kecamatan Winong
Kabupaten Pati.
34

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

1. SIMPULAN
Setelah peneliti melaksanakan proses perbaikan pembelajaran PKn
melalui perbaikan pembelajaran siklus I dan perbaikan pembelajaran siklus II
dengan materi Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan di kelas IV MI
Roudlotusysyubban Tawangrejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati dapat
disimpulkan seperti berikut.
a. Metode diskusi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena siswa
terlibat langsung dalam pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari
keantusiasan siswa dalam diskusi.
b. Metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa, terbukti dari siswa
yang tuntas belajar dari 8 % pada pra siklus menjadi 48 % pada siklus I
dan 100 % pada siklus II.
c. Penggunaan media pembelajaran akan membuat kegiatan belajar mengajar
lebih menarik. Sehingga akan mendorong minat siswa untuk belajar
sehingga dapat meningkatkan penguasaan materi pelajaran.
d. Prosentase ketuntasan belajar siswa menglami peningkatan yang sangat
signifikan setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran.

B. SARAN DAN TINDAK LANJUT


Berdasarkan kesimpulan di atas ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh guru untuk meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam
pembelajaran sebagai tugas profesional. Saran yang diberikan peneliti seperti
berikut.
a. Gunakan alat peraga sebagai media dalam setiap pembelajaran.
b. Pilihlah media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi
pembelajaran.
c. Pilihlah metode yang sesuai dengan materi pembelajaran.

33
35

d. Biasakan melakukan perbaikan pembelajaran apabila siswa belum tuntas


dalam menguasai materi pembelajaran.
e. Guru seyogyanya memperdalam alat peraga agar pembelajaran tidak
verbalisme, membosankan dan mudah dipahami oleh siswa.
f. Guru hendaknya menciptakan suasana yang menyenangkan dalam
pembelajaran sehingga siswa dapat belajar dengan optimal.
g. Laporan ini dapat dijadikan bahan kajian dan diskusi dalam forum KKG.
36

DAFTAR PUSTAKA

Asmawi, dkk. 2005. Tes dan Asesment di SD. Jakarta: UT.


Chatarina. 2004. Psikologi Belajar dan Pembelajaran. Semarang: UNNES.
Depdiknas. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dinn. 2004. Pengantar Pendidikan. Jakarta: UT.
Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Ibrahim, dkk. 1993. Materi Pokok Pengembangan Inovasi dan Kurikulum.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Populair Sains Group. 2001. Buku Pintar Sekolah Dasar Kelas IV, V, VI.
Bandung: Penabur Ilmu.
Roosilawati, Erwin. 2006. Workshop Pengembangan Media Pembelajaran
Sekolah Dasar. Semarang: LPMP.
Sadiman, Arif, S. 1997. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali dan Pustekom.
Suciati. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sudjana. 1989. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Grama Widya.
Sugandi, Achmad. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UNNES.
Sumantri, Mulyani, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Udin, S, dkk. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Zainal, Aqib. 2004. Karya Tulis Ilmiah Bagi Pengembangan Profesi Guru.
Bandung: Irama Widya.

Anda mungkin juga menyukai