BAB I
PENDAHULUAN
1
2
dengan tingkat ketuntasan 8%. Dari jumlah 31 siswa yang mendapat nilai
lebih dari 75 hanya 6 siswa.
Untuk itu perlu mendapat penanganan dan perhatian peneliti. Selain
rendahnya prestasi belajar siswa, sikap masa bodoh siswa terhadap materi
dalam pembelajaran diabaikan.
1. Identifikasi Masalah
Masih banyak siswa yang belum menguasai konsep dengan benar
tentang sistem pemerintahan desa dan kecamatan. Melihat keadaan yang
demikian peneliti merasa prihatin dan ingin mencari cara terbaik untuk
memecahkan maslah tersebut. Salah satu cara yang peneliti tempuh adalah
melakukan perbaikan pembelajaran melalui PTK. Di samping itu PTK ini
juga peneliti lakukan untuk memenuhi persyaratan dalam mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional ( PKP ) PDGK 4501.
Laporan ini disusun berdasarkan catatan yang dibuat peneliti ketika
merancang kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam 2 siklus.
PTK untuk mata pelajaran PKn berkenaan dengan itu laporan ini
memuat pendahuluan, perencanaan, pelaksanaan perbaikan pembelajaran,
temuan yang diperoleh, serta kesimpulan dan tindak lanjut.
2. Analisis Masalah
Setelah melakukan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
dengan materi sistem pemerintahan desa dan kecamatan di kelas IV semester
I, ternyata guru mengalami beberapa masalah yang sangat berpengaruh pada
keberhasilan siswa dalam memahami materi ini. Hal ini terlihat pada hasil
tes formatif yang sebagian besar siswa belum mencapai target ketuntasan.
Dari 31 siswa hanya 6 siswa ( 8% ) yang mencapai ketuntasan belajar.
Sedangkan 25 siswa ( 92% ) belum mencapai target sehingga hasilnya
belum memuaskan.
Selama pelajaran berlangsung siswa terkesan tidak memperhatikan
pelajaran, bahkan ada beberapa siswa yang bermain-main sendiri,
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis masalah penulis akan
melakukan perbaikan melalui PTK yang akan difokuskan sebagai berikut.
a.Menggunakan metode yang bervariasi (diskusi dengan tugas).
b. Menggunakan alat peraga yang menarik.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
6
7
B. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu,
dan memelihara perilaku seseorang secara terus menerus (Slaum dalam
Chatarina, 2004:111). Dalam pengertian ini intensitas dan arah motivasi
dapat bervariasi. Menurut Berliner (dalam Chatarina, 2004:111)
memandankan motivasi dengan mesin mobil sebagai pengarahnya
(direction).
Motivasi belajar sangat penting. Apabila motivasi siswa rendah,
umumnya diasumsikan bahwa prestasi siswa yang bersangkutan akan
rendah. Penelitian tentang hubungan antara motivasi siswa dengan belajar
telah banyak dilakukan. Uguroglu dan Walberg (1979) menganalisis 292
korelasi tentang motivasi dengan belajar akademik yang dilaporkan di dalam
40 penelitian dengan ukuran sampel terkombinasi sebanyak 637.000 siswa
kelas 1 sampai kelas 12. Keduanya menemukan 98% korelasi positif antara
motivasi dan prestasi akademik. Keduanya juga menyatakan pendapatnya
tentang kekuatan hubungan motivasi siswa yang akhir-akhir ini kurang
diperhatikan karena alasan teoritik, teknis, dan historik (Walberg dan
Uguroglu dalam Chatarina, 2004:112).
Motivasi bukan saja penting karena menjadi faktor penyebab belajar,
namun juga memperlancar belajar dan hasil belajar, secara historik, guru
selalu mengetahui kapan siswa perlu dimotivasi selama proses belajar,
sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih menyenangkan, arus
komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa, meningkatkan
kreativitas dan aktivitas belajar.
F. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian pustaka tersebut di atas, maka kerangka berfikir
penelitiannya adalah sebagai berikut.
Penggunaan metode yang kurang tepat dalam pembelajaran sehingga siswa
tidak tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan guru. Penggunaan
metode ceramah yang dominan sehingga pembelajaran terkesan monoton
yang menyebabkan siswa merasa bosan dan tidak antusias dalam menerima
pelajaran. Akibatnya, ada 29 siswa (92 %) dari 31 siswa yang tidak
mencapai ketuntasan (mendapat nilai di bawah 75). Dengan demikian, para
guru perlu berusaha secara kolaboratif untuk mencari cara pembelajaran
yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran khususnya mata pelajaran. Cara yang dipilih adalah dengan
menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran.
Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam menggunakan metode
diskusi adalah sebagai berikut.
1. Membagi siswa ke dalam kelompok diskusi.
2. Memberikan bahan-bahan untuk diskusi dan memberikan penjelasan
tentang cara-cara diskusi.
3. Menyimpulkan hasil diskusi.
11
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Jumlah kelas IV ada 31 siswa yang terdiri dari 12 anak laki-laki dan 19
siswa perempuan. Letak MI Roudlotusysyubban Tawangrejo Kecamatan
Winong Kabupaten Pati, berada ditengah-tengah desa berdasarkan statistik
80% siswa berasal dari keluarga yang tingkat ekonominya menengah ke
bawah. Kesadaran serta perhatian orang tua siswa terhadap pendidikan
sangatlah kurang, hal ini dapat peneliti lihat dari 31 siswa ketika diberi tugas
di rumah 8 siswa tidak mengerjakan dengan alasan mereka lupa.
Menurut Peaget anak SD yang berusia antara 6 – 12 tahun berada pada
tahap operasional konkrit. Dimana kemampuan berfikir logis muncul pada
tahap ini. Mereka dapat berfikir secara sistematis untuk mencapai
pemecahan masalah. Pada tahap ini permasalahan yang dihadapinya adalah
permasalahan yang konkret.
Pada tahap ini anak akan menemui kesulitan bila diberi tugas sekolah
yang menuntutnya untuk mencari sesuatu yang tersembunyi. Misalnya, anak
sering kali menjadi frustasi bila disuruh mencari arti tersembunyi dari suatu
kata dalam tulisan tertentu. Mereka menyukai soal-soal yang tersedia
jawabannya.
11
12
Gambar 3.1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas
13
c. Pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan observasi/ pengamatan
terhadap pelaksanan proses pembelajaran dibantu oleh dua
teman sejawat sebagai pengamat, berdiskusi tentang hasil
pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menganalisis
beberapa instrument yang terdiri dari lembar pengamatan
pembelajaran, lembar tes formatif. Lembar analisis hasil tes
formatif. Hasil berupa kekurangan guru dan siswa dalam
pelaksanaan pembelajaran yang dicatat dan dikonsultasikan
kepada Dosen Pembimbing.
d. Refleksi
Hasil dari observasi / pengamatan dikumpulkan dan
dianalisis. Dari hasil observasi, guru mengadakan refleksi
untuk mengetahui kekurangan, hambatan dan kendala
berlangsungnya proses pembelajaran. Data yang diperoleh
digunakan sebagai dasar dan acuan bagi untuk mengevaluasi
keberhasilan guru dan siswa selama proses kegiatan belajar
mengajar. Hasil analisis digunakan untuk merencanakan
tindakan selanjutnya pada siklus II.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Dalam perencanaan siklus II peneliti membuat
skenario rencana perbaikan pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Oktober 2012 pukul 08.10 –
09.20 dengan dibantu oleh teman sejawat sebagai pengamat
15
b. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari
Rabu, 24 Oktober 2012 pukul 08.10 – 09.20 di kelas IV
semester I yang bertempat di MI Roudlotusysyubban
Tawangrejo yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh dua
orang teman sejawat sebagai pengamat siswa serta dukungan
kepala sekolah.
c. Tahap Pengamatan
Dalam tahap pengamatan terhadap pelaksanaan proses
pembelajaran dibantu oleh dua teman sejawat sebagai
pengamat, peneliti berdiskusi tentang hasil pembelajaran yang
dilaksanakan dengan menganalisis beberapa instrument yang
terdiri dari lembar pengamatan pembelajaran, lembar tes
formatif. Lembar analisi hasil tes formatif. Hasil berupa
kekurangan guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
yang dicatat dan dikonsultasikan lepada Dosen Pembimbing.
Hasilnya bahwa penguasaan materi pelajaran lebih baik,
keprofesionalan guru dalam melaksanakan pembelajaran
semakin mantap, menambah rasa percaya diri guru dalam
melaksanakan pembelajaran PKn tentang sistem pemerintahan
desa dan kecamatan.
d. Refleksi
Hasil dari observasi / pengamatan dikumpulkan dan
dianalisis. Ternyata pada siklus II, siswa kelas IV MI
Roudlotusysyubban Tawangrejo Kecamatan Winong
Kabupaten Pati semua sudah tuntas belajar atau semua siswa
menguasai materi pelajaran dengan baik. Hal ini dapat dilihat
dari motivasi siswa dalam pembelajaran mata pelajaran PKn
semakin tinggi melalui media-media yang digunakan,
penggunaan metode diskusi yang efektif, teknik pembelajaran
dan kemampuan guru dalam menyampaiakan materi pelajaran
semakin baik, sehingga guru merasa lebih menguasai
pelaksanaan proses belajar mengajar.
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1
Hasil Evaluasi Belajar Prasiklus
Ketuntasan
No Nama Nilai
Tuntas Belum Tuntas
1 Afriza Mizwardin Ahsa 75
2 Ahmad Farhan Fardianshah 55
3 Ahmad Faruq 60
4 Anastasya Izura 70
5 Aulia Firda Sabila 75
6 Boy Rohmansyah 35
7 Dwi Novitasari 50
8 Dwi Puji Lestari 45
9 Fahreza Hanafi 70
10 Farikhi Izzi 60
11 Hilwa Ziyadatullayli 40
12 Imroatussa'adah 35
13 Indri Rahmawati 40
14 Irsalina Izzati 60
15 Kavita Virnanda Putri 40
19
Tabel 4.2
Indikator Hasil Belajar Pra Siklus
No INDIKATOR KETERANGAN
1. Nilai terendah 35
2. Nilai tertinggi 80
3. Jumlah Nilai 1700
4. Nilai rata-rata 55,5
5. Banyaknya siswa dengan nilai > 75 6
6. Banyaknya siswa dengan nilai < 75 25
7. Prosentase siswa dengan nilai > 75 19 %
8. Prosentase siswa dengan nilai < 75 81 %
20
Tabel 4.3
Prosentase Hasil Evaluasi Belajar Siswa Pra Siklus
Diagram 4.1
Hasil Evaluasi Belajar Pra Siklus
Dari analisis hasil tes formatif pra siklus dan gambar diagram di atas
dalam pembelajran PKn tentang materi Sistem Pemerintahan Desa dan
Kecamatan nilai rata-rata kelas 55.
Siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran sebanyak 25 siswa,
yang tuntas hanya 6 siswa dengan prosentase ketuntasan belajar adalah 19 %.
Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah dalam
penguasaan materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. Maka peneliti
perlu segera mengambil langkah untuk memperbaiki pembelajaran tersebut,
agar siswa dapat memahami materi pembelajaran.
22
2. Siklus I
Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 17
Oktober 2012. Secara lengkap hasil perbaikan pembelajaran siklus I dapat
dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.4
Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Ketuntasan
No Nama Nilai
Tuntas Belum Tuntas
1 Afriza Mizwardin Ahsa 80
2 Ahmad Farhan Fardianshah 65
3 Ahmad Faruq 70
4 Anastasya Izura 85
5 Aulia Firda Sabila 80
6 Boy Rohmansyah 60
7 Dwi Novitasari 60
8 Dwi Puji Lestari 70
9 Fahreza Hanafi 80
10 Farikhi Izzi 80
11 Hilwa Ziyadatullayli 60
12 Imroatussa'adah 55
13 Indri Rahmawati 50
14 Irsalina Izzati 80
15 Kavita Virnanda Putri 50
16 Latiffa Musyarofatul Wahidah 75
17 Manda Fitriani 50
18 Mar atus Salisatul Udhma 90
19 Miko Bayu Anggoro 80
20 Muhammad Fathir Ramadhani 60
21 Muhammad Izzat Hafizuddin 75
22 Nazia Nurul Maghfiroh 60
23 Niko Firmansyah 75
24 Nurfa Rahmana 75
25 Putri Alizza Nur Arniadila 75
26 Putri Amalia Zulfa 75
27 Rohadatul Aisy 55
28 Siti Alvi Pramesti 80
29 Sofia Qurrotul Aini 55
30 Vicky Irkhamsyah 50
31 Yoga Gintara 50
23
Tabel 4.5
Indikator Hasil Belajar Siklus I
No INDIKATOR KETERANGAN
1. Nilai terendah 50
2. Nilai tertinggi 90
3. Jumlah Nilai 2105
4. Nilai rata-rata 67,9
5. Banyaknya siswa dengan nilai > 75 15
6. Banyaknya siswa dengan nilai < 75 16
7. Prosentase siswa dengan nilai > 75 48 %
8. Prosentase siswa dengan nilai < 75 52 %
Tabel 4.6
Prosentase Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus I
24
Diagram 4.2
Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus I
25
Dari analisis hasil tes formatif siklus I dan gambar grafik di atas dalam
pembelajaran PKn tentang Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan nilai
rata-rata kelas 69,4. Siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran sebanyak
13 siswa (52 %), dan yang tuntas ada 12 siswa dengan prosentase ketuntasan
belajar baru mencapai 48 %. Hal ini menunjukkan bahwa hasil prestasi siswa
sudah ada kemajuan atau peningkatan prestasi siswa, akan tetapi masih perlu
ditingkatkan agar siswa dapat menguasai materi pelajaran PKn tentang Sistem
Pemerintahan Desa dan Kecamatan yang diajarkan oleh guru. Maka peneliti
masih perlu segera mengambil langkah untuk memperbaiki pembelajaran
tersebut, agar siswa dapat memahami materi sesuai dengan kompetensi yang
harus dicapai dalam pembelajaran.
3. Siklus II
Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal
20 Oktober 2012 dengan objek penelitian adalah siswa kelas IV MI
Roudlotusysyubban Tawangrejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Dengan
26
Ketuntasan
No Nama Nilai
Tuntas Belum Tuntas
1 Afriza Mizwardin Ahsa 95
2 Ahmad Farhan Fardianshah 75
3 Ahmad Faruq 80
4 Anastasya Izura 80
5 Aulia Firda Sabila 80
6 Boy Rohmansyah 75
7 Dwi Novitasari 75
8 Dwi Puji Lestari 80
9 Fahreza Hanafi 80
10 Farikhi Izzi 90
11 Hilwa Ziyadatullayli 85
12 Imroatussa'adah 75
13 Indri Rahmawati 85
14 Irsalina Izzati 85
15 Kavita Virnanda Putri 85
16 Latiffa Musyarofatul Wahidah 90
17 Manda Fitriani 75
18 Mar atus Salisatul Udhma 95
19 Miko Bayu Anggoro 80
20 Muhammad Fathir Ramadhani 75
21 Muhammad Izzat Hafizuddin 80
22 Nazia Nurul Maghfiroh 75
23 Niko Firmansyah 75
24 Nurfa Rahmana 90
25 Putri Alizza Nur Arniadila 85
26 Putri Amalia Zulfa 80
27 Rohadatul Aisy 80
28 Siti Alvi Pramesti 95
29 Sofia Qurrotul Aini 80
30 Vicky Irkhamsyah 80
27
31 Yoga Gintara 75
Jumlah Nilai 2535
Nilai Rata-rata 81,8
Nilai Terendah 75
Nilai Tertinggi 95
Nilai Tuntas 100% 31
Nilai Belum Tuntas 0% 0
KKM 75
Tabel 4.8
Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II
NO INDIKATOR KETERANGAN
1. Nilai terendah 75
2. Nilai tertinggi 95
3. Jumlah Nilai 2535
4. Nilai rata-rata 81,8
5. Banyaknya siswa dengan nilai > 75 31
6. Banyaknya siswa dengan nilai < 75 0
7. Prosentase siswa dengan nilai > 75 100 %
8. Prosentase siswa dengan nilai < 75 0%
Tabel 4.9
Prosentase Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II
28
Diagram 4.3
Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II
Dari analisis hasil tes formatif siklus II dan gambar diagram di atas
dalam pembelajaran PKn tentang sistem pemerintahan desa dan kecamatan
nilai rata-rata kelas 80,6. Siswa yang tuntas 31 siswa dengan prosentase
ketuntasan belajar 100 %. Hal ini menunjukkan bahwa yang dilakukan oleh
guru sudah berhasil meningkatkan prestasi siswa sesuai dengan hasil yang
diharapkan dalam menguasai materi pembelajaran PKn tentang sistem
pemerintahan desa dan kecamatan.
Setelah kedua siklus perbaikan pembelajaran dilaksanakan terdapat
kemajuan yang semakin meningkat, tingkat kemajuan tersebut dapat dilihat
pada tabel 4.10 berikut ini.
30
Tabel 4.10
Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dan Nilai Rata-rata
Dari tabel di atas siswa yang nilainya 75 ke atas pada evaluasi sebelum
perbaikan pembelajaran ada 6 siswa dari 31 siswa atau 19 %. Pada perbaikan
pembelajaran siklus I terjadi peningkatan. Siswa yang mendapat nilai 75 ke
atas menjadi 15 siswa atau 48 % dan pada perbaikan pembelajaran siklus II
yang mendapat nilai 75 ke atas menjadi 31 siswa atau 100 %. Pada nilai rata-
rata juga mengalami peningkatan yang signifikan, nilai rata-rata sebelum
siklus adalah 55,5 ,nilai rata-rata pada siklus I yaitu 67,9 .sedangkan pada
siklus II nilai rata-ratanya adalah 81,8 dan pada siklus II tidak diadakan
perbaikan atau dilanjutkan ke siklus III karena semua siswa sudah tuntas.
Apabila ketuntasan hasil belajar disajikan dalam bentuk diagram, maka
akan dapat dilihat sebagai berikut di bawah ini.
Diagram 4.4
Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar
dari tahapan Prasiklus sampai Siklus II
31
Diagram 4.5
Peningkatan nilai rata-rata dari Prasiklus sampai Siklus II
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
1. SIMPULAN
Setelah peneliti melaksanakan proses perbaikan pembelajaran PKn
melalui perbaikan pembelajaran siklus I dan perbaikan pembelajaran siklus II
dengan materi Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan di kelas IV MI
Roudlotusysyubban Tawangrejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati dapat
disimpulkan seperti berikut.
a. Metode diskusi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena siswa
terlibat langsung dalam pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari
keantusiasan siswa dalam diskusi.
b. Metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa, terbukti dari siswa
yang tuntas belajar dari 8 % pada pra siklus menjadi 48 % pada siklus I
dan 100 % pada siklus II.
c. Penggunaan media pembelajaran akan membuat kegiatan belajar mengajar
lebih menarik. Sehingga akan mendorong minat siswa untuk belajar
sehingga dapat meningkatkan penguasaan materi pelajaran.
d. Prosentase ketuntasan belajar siswa menglami peningkatan yang sangat
signifikan setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran.
33
35
DAFTAR PUSTAKA