BEST
PRACT
Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X ATPH SMK Negeri 1
Kakas pada Materi Makhluk Hidup Dan Lingkungannya
Di Susun Oleh :
A. Latar Belakang
Guru sebagai pendidik pada jenjang satuan menengah memiliki peran yang sangat
penting dalam menentukan keberhasilan peserta didik sehingga menjadi determinan
peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Pendidikan berperan penting dalam
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan harus terus menerus
dibina dan dikembangkan sehingga kualitas manusia dapat berkembang sesuai dengan
tuntutan zaman yang kompetitif dan pasif.
Biologi seringkali dianggap sebagai pelajaran yang sulit oleh sebagian peserta
didik yang hanya berorientasi pada bahasa latinnya yang sulit dipahami. Paradigma ini
seringkali diperkuat oleh strategi pembelajaran biologi yang kurang tepat dan tidak
disertai pemahaman dan keterampilan yang utuh dalam proses pembelajaran. Pendidikan
biologi bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang membangun
pemahaman mendalam dan keterampilan berpikir kritis yang mampu diaplikasikan dalam
konteks kehidupan nyata.
Pengembangan kurikulum pendidikan di Indonesia telah sampai pada
pengembangan Kurikulum Merdeka. Prinsip dari kurikulum merdeka adalah
pembelajaran yang berpusat sepenuhnya pada peserta didik dengan memberikan
istilah Merdeka Belajar. Istilah tersebut didefinisikan sebagai metode yang
memungkinkan peserta didik bisa memilih pelajaran yang menarik bagi mereka.
Salah satu model pembelajaran yang sangat cocok digunakan dalam kurikulum
merdeka adalah Project Based Learning (PjBL). Model pembelajaran ini melibatkan
peserta didik dan menjadikan proses pembelajaran yang bersifat student centered. Selain
itu model tersebut mampu membuat peserta didik termotivasi dalam menganalisis
masalah dan mengemukakan argument mengenai masalah yang ada dalam kehidupan
sehari-hari serta metode pembelajaran yang mendorong para peserta didik untuk
menerapkan cara berpikir yang kritis, keterampilan menyelesaikan masalah, dan
memperoleh pengetahuan mengenai problem dan isu‐isu riil yang dihadapinya.
Dalam praktik pembelajaran yang penulis lakukan selama ini, penulis mengajar
dengan model dan media pembelajaran konvensional. Penulis meyakini bahwa penulis
telah melaksanakan tugas mengajar dengan baik, tetapi dalam praktiknya penulis
mengalami kesulitan seperti : peserta didik kurang antusias terhadap pembelajaran yang
kurang inovatif, karena kurangnya keterampilan guru dalam memilih media ketika
merancang kegiatan pembelajaran yang inovatif, guru hanya memanfaatkan media
pembelajaran yang sudah ada disekolah, guru kurang memvariasikan penggunaan media
dalam pembelajaran; Guru menggunakan model-model pembelajaran yang kurang tepat
dengan materi dan karakteristik peserta didik, Guru kurang memperhatikan peserta didik
dalam kelompok dalam pembuatan proyek, pelaksanaannya pun masih bersifat
konvensional menggunakan kertas (paper based test) sehingga membutuhkan waktu dan
tenaga ekstra bagi guru untuk memeriksa dan memberikan umpan balik kepada peserta
didik.
Dari beberapa masalah tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan
pembelajaran dikelas penulis masih menggunakan model pembelajaran konvensional,
penulis tidak menggunakan model dan media pembelajaran yang inovatif. Sehingga
membuat pembelajaran kurang aktif dalam pembelajaran.
Setelah melaksanakan pembelajaran biologi materi lingkungan hidup menggunakan
model Project Based Learning (PjBL, penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar
meningkat.
B. Manfaat
Dalam hal persiapan peningkatan mutu dan profesionalisme guru yang dilaksanakan
oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia. Melalui program
tersebut setiap guru dapat memperluas wawasan dan keilmuannya dalam hal ikut serta
dalam mengembangkan pendidikan khususnya di Indonesia. Pembelajaran ini bisa
menginspirasi guru untuk mengembangkan materi dan melaksanakan pembelajaran
dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. Beberapa manfaat kegiatan
bagi peserta didik, guru, dan sekolah.
3. Bagi Sekolah
a. Meningkatkan kualitas pembelajaran
b. Menerapkan metode yang dilaksanakan terhadap mata pelajaran yang lain.
c. Menjadi referensi untuk perkembangan pembelajaran di sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
B. Tantangan
Tujuan penulisan praktik baik ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan pengetahuan
dan keterampilan dalam menerapkan model pembelaran Project Based Learning. Sasaran
pelaksanaan best practice ini adalah peserta didik kelas X ATPH semester genap di SMK
Negeri 1 Kakas sebanyak sebanyak 12 peserta didik dengan melibatkan Mahasiswa PPL,
Dosen Pembimbing, guru pamong, dan rekan sejawat.
Dalam pelaksanaan praktik pembelajaran/PPL setelah dilakukan identifikasi masalah
dengan refleksi diri, ada beberapa tantangan yang penulis alami dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Tantangan itu diantaranya:
1. Peserta didik masih belum terbiasa dengan pembelajaran menggunakan perangkat yang
baru ditemui
2. Mayoritas Peserta didik yang susah untuk berkosentrasi sehingga guru merasa kesulitan
membuat peserta didik aktif berkomunikasi dan aktif dalam kegiatan berdiskusi
3. Guru merasa kesulitan dalam proses pembelajaran karena ada peserta didik yang
memiliki pola pikir dan tingkah laku berbeda dengan peserta didik lain
4. Guru kurang memperhatikan peserta didik dalam kelompok dalam pembuatan proyek
5. Ada beberapa peserta didik yang kurang aktif, karena merasa tugas yang diberikan guru
dapat diselesaikan oleh ketua kelompok dan anggota kelompok yang lain.
Dapat disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi melibatkan guru dari sisi kompetensi
yang harus dimiliki dan ditingkatkan yaitu kompetensi pedagogik dan profesional. Sedangkan
dari peserta didik adalah rendahnya keaktifan beberapa peserta didik.
C. Aksi
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut, yaitu :
1. Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah, mulai dari kepala sekolah, rekan sejawat
(guru) dan peserta didik
2. Mencari solusi dari tantangan atau masalah yang dihadapi
3. Melakukan kajian literatur dari berbagai sumber belajar seperti buku dan juga internet
terkait dari solusi dan tantangan yang dihadapi
4. Membuat perangkat pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik peserta
didik yang akan digunakan dalam pembelajaran
5. Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk mendesain model, media, dan
asesmen adalah Laptop, Hp, listrik, dan jaringan internet untuk melakukan pencarian
informasi, referensi, dan video pembelajaran dari you tube. Sedangkan sumber daya
atau materi yang diperlukan dalam proses pembelajaran adalah kertas dan printer
untuk mencetak LKPD serta di perlukan LCD, proyektor, dan spiker untuk membantu
pembelajaran dikelas.
6. Pemilihan media pembelajaran inovatif dengan menampilkan vidio untuk membuat
tampilan ppt dan LKPD lebih menarik.
7. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan perangkat yang telah dibuat, yaitu Pada
PPL 2 saya menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) agar
perserta didik memiliki kemampuan untuk menggunakan konsep biologi dalam
pemecahan masalah sehari-hari. Model pembelajaran PjBL dirasa cocok untuk
masalah peningkatan dan mampu membuat proyek untuk keaktifan peserta didik
dalam pembelajaran dan dalam pemahaman materi/konsep biologi.
D. Refleksi
Dampak dari aksi yang sudah dilaksanakan sangat efektif pada pembelajaran , hal ini dapat
terlihat dari :
1. Kegiatan yang berpusat pada peserta didik meningkatkan keaktifan dan minat peserta
didik terlihat dari kegiatan diskusi kelompok dimana peserta didik dapat bertukar
pendapat, memberi kesimpulan serta berpikir kritis dalam menentukan alternatif
penyelesaian suatu masalah.
2. Peserta didik juga terlihat bersemangat pada saat pembelajaran
3. Penggunaan media power point serta video pembelajaran sangat membantu peserta didik
untuk memahami konsep materi lingkungan hidup. Pemahaman konsep peserta didik
dilihat dari perubahan hasil belajar peserta didik yang terbukti dengan hasil evaluasi di
atas KKTP.
4. Penerapan model Project Based Learning (PjBL) langkah-langkah pembelajarannya
dapat melatih serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis, gotong royong, dan percaya
diri dari peserta didik terlihat saat menjawab pertanyaan pada LKPD kelompok 1dan
kelompok 2 menjawab pertanyaan dengan benar, melakukan proyek dengan baik
sehingga dalam presentasi tiap kelompok menyampaikan hasil diskusi dengan tepat.
Dengan melakukan refleksi pembelajaran pada peserta didik, sebagian besar peserta didik
memberikan refleksi bahwa materi dapat dipahami, mampu membuat proyek dan soal dapat di
kerjakan dan pembelajaran menyenangkan.
Yang menjadi faktor keberhasilan pembelajaran ini sangat ditentukan oleh penguasaan
guru terhadap model pembelajaran dan media pembelajaran inovatif, penguasaan guru dalam
melaksanakan langkah-langkah pembelajaran pada modul ajar yang sudah disusun.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sari Wulan, Dkk. 2023. Deskripsi Perangkat Pembelajaran Biologi Model Project Based
Learning pada Kurikulum Merdeka. Jurnal pendidikan tambusai. Volume 7 no 2
halaman 15380-15391
Apriniarti, M. S., E. Yunidarvi., & Sukaryana. (2014). Model pembelajaran berbasis proyek
untuk meningkatkan minat dan hasil belajar IPA di SMPN 14 kota Bengkulu. Jurnal
Ilmiah. Vol.2, No.3, 203-214
Mudanta, K. A., Astawan, I. G., & Jayanta, I. N. L. (2020). Instrumen penilaian motivasi belajar
dan hasil belajar IPA siswa Kelas V Sekolah Dasar. Mimbar Ilmu, 25(2), 262-270
Berti Sagendra,dkk. 2022.Proyek IPAS Untuk SMK Kelas X. Jakarta: Erlangga
https://projekipas.com/rangkuman-materi-makhluk-hidup-dan-lingkungannya-kelas-10/
LAMPIRAN – LAMPIRAN
https://drive.google.com/file/d/1hVmu2o_P0eY217TxZs0WCWVPEY9c176G/view?
usp=drive_link
2. DOKUMENTASI
Rekan Sejawat
Peserta didik