Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn


PADA MATERI SISTEM PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN
MELALUI METODE DISKUSI KELAS V DI SDN 2 PUOSU

Disusun Oleh

NAMA : ASRIANI
NIM : 859770628

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ UT KENDARI
POKJAR UNAAHA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia,
pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
bimbingan dan penelitian serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Dengan demikian guru dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan
dalam bidang pengajaran yang diajarkan dengan kemampuan metodologis secara
professional. Dengan kemampuan dan ketrampilan dalam memilih, menentukan
dan memutuskan bagi proses pengajaran yang dihadapi dalam melakukan tugas
secara profesional.
Upaya untuk menumbuh kembangkan profesionalitas guru selalu
berkesinambungan sesuai dengan perkembangan IPTEK, terutama dalam
menghadapi era Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan sekarang ini. Dengan
harapan guru yang berkompetensi dan profesional dapat mengorganisasikan kelas
dalam berinteraksi dengan siswa mampu untuk meningkatkan mutu pendidikan
yang diharapkan. Melalui berbagai metode dan media pembelajaran guru
diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusia yang baik, berpotensi,
mandiri, bersikap kritis dalam menghadapi segala perkembangan IPTEK dimasa
yang akan datang dengan penuh bijaksana dan berakhlak mulia.
Dalam melaksankan tugas di lapangan peneliti sebagai guru kelas Sekolah
Dasar masih banyak menemui berbagai kendala. Masih banyak mata pelajaran yang
belum sepenuhnya dikuasai siswa sesuai dengan standar kompetensi yang
diharapkan, SDN 2 Puosu di kelas IV terutama dalam mata pelajaran PKn tentang
sistem pemerintahan desa dan kecamatan dengan penguasaan materi masih rendah,
hal ini dapat dilihat dari rata-rata pencapaian nilai ketuntasan dengan tingkat
ketuntasan 8%. Dari jumlah 31 siswa yang mendapat nilai lebih dari 75 hanya 6
siswa.

1
Untuk itu perlu mendapat penanganan dan perhatian peneliti. Selain
rendahnya prestasi belajar siswa, sikap masa bodoh siswa terhadap materi dalam
pembelajaran diabaikan.

1. Identifikasi Masalah
Masih banyak siswa yang belum menguasai konsep dengan benar tentang
sistem pemerintahan desa dan kecamatan. Melihat keadaan yang demikian peneliti
merasa prihatin dan ingin mencari cara terbaik untuk memecahkan maslah tersebut.
Salah satu cara yang peneliti tempuh adalah melakukan perbaikan pembelajaran
melalui PTK. Di samping itu PTK ini juga peneliti lakukan untuk memenuhi
persyaratan dalam mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional ( PKP ) PDGK
4501.
Laporan ini disusun berdasarkan catatan yang dibuat peneliti ketika
merancang kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam 2 siklus.
PTK untuk mata pelajaran PKn berkenaan dengan itu laporan ini memuat
pendahuluan, perencanaan, pelaksanaan perbaikan pembelajaran, temuan yang
diperoleh, serta kesimpulan dan tindak lanjut.

2. Analisis Masalah
Setelah melakukan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan
materi sistem pemerintahan desa dan kecamatan di kelas IV semester I, ternyata guru
mengalami beberapa masalah yang sangat berpengaruh pada keberhasilan siswa
dalam memahami materi ini. Hal ini terlihat pada hasil tes formatif yang sebagian
besar siswa belum mencapai target ketuntasan. Dari 31 siswa hanya 6 siswa ( 8% )
yang mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 25 siswa ( 92% ) belum mencapai
target sehingga hasilnya belum memuaskan.
Selama pelajaran berlangsung siswa terkesan tidak memperhatikan pelajaran,
bahkan ada beberapa siswa yang bermain-main sendiri, memperhatikan suasana di
luar kelas, melamun, atau mengantuk, pada saat guru menyampaikan pertanyaan,
siswa tidak merespon dengan jawaban yang diharapkan guru.
Dari hal tersebut peneliti dengan bantuan teman sejawat telah
mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran tersebut identifikasi
penyebab masalahnya adalah sebagai berikut.
b. Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran.
c. Guru dalam menjelaskan materi tidak menggunakan alat peraga yang menarik.
d. Guru dalam memberikan tugas secara bergiliran kepada siswa tidak merata.
e. Siswa kurang antusias / tidak berminat dalam menerima pelajaran.
f. Guru kurang tepat dalam dalam memilih metode.
g. Siswa kurang tertarik pada penjelasan guru.
h. Siswa tidak merespon pertanyaan yang diberikan guru.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Berdasarkan hasil identifikasi masalah dapat terungkap bahwa ketidak
berhasilan siswa dalam memahami materi pelajaran disebabkan beberapa faktor
diantaranya sebagai berikut.
a. Penggunaan metode ceramah yang dominan.
b. Guru menggunakan alat peraga yang tidak menarik.
c. Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa sehingga setiap pertanyaan guru
mendapat respon dari siswa.
d. Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut aktif berperan serta
dalam pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis masalah penulis akan melakukan
perbaikan melalui PTK yang akan difokuskan sebagai berikut.
a. Menggunakan metode yang bervariasi (diskusi dengan tugas).
b. Menggunakan alat peraga yang menarik.
c. Memberikan motivasi kepada siswa.
d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut aktif berperan serta dalam
pembelajaran.
Dengan demikian rumusan masalahnya sebagai berikut.
1. Bagaimana cara menerapkan metode diskusi dalam pembelajaran PKn terutama
materi sistem pemerintahan desa dan kecamatan ?
2. Bagaimana pengaruh penerapan metode diskusi pada materi sistem
pemerintahan desa dan kecamatan dalam upaya meningkatkan hasil belajar
siswa ?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan yang akan dicapai peneliti dalam kegiatan perbaikan pembelajaran yang juga
merupakan pengalaman peneliti sebagai guru di SD adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan cara menerapkan metode diskusi dalam pembelajaran PKn
terutama materi Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan
2. Menganalisis pengaruh penerapan metode diskusi pada materi Sistem
Pemerintahan Desa dan Kecamatan dalam upaya meningkatkan hasil belajar
siswa.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Bagi Guru Kelas
a. Sebagai cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
PKn.
b. Memmperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Perbaikan ini akan
menimbulkan rasa puas bagi guru karena sudah melakukan sesuatu untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelolanya.
c. Dapat berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan bahwa ia
mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
d. Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan
pengetahuan dan ketrampilan sendiri.
e. Merupakan bahan diskusi dengan teman sejawat untuk meningkatkan
motivasi belajara siswa dalam pembelajaran yang kondusif.
2. Bagi Siswa
a. Merupakan alternatif untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran PKn sesuai dalam pembelajaran yang kondusif.
b. Memperbaiki praktek pembelajaran dengan sasaran akhir memperbaiki
belajara siswa, sehingga lebih dapat meningkatkan kemampuan guru.
3. Bagi Penulis
a. Untuk meningkatkan pengetahuan dalam pembelajaran PKn sebagai guru
kelas, sehingga mampu menerapkan media pembelajaran yang sesuai dengan
situasi dan kondisi siswa.
b. Untuk meningkatkan bekal dalam mengajar, juga dapat dijadikan sebagai
sarana untuk mengembangkan kemampuan melalui kegiatan penelitian.
4. Bagi Sekolah
a. Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan citra sekolah di masyarakat,
sehingga masyarakat simpati sebagai lembaga pendidikan yang dipercaya
untuk meningkatkan pendidikan di lingkungannya.
b. Sekolah yang gurunya sudah mampu membuat inovasi / perubahan maka
perbaikan pembelajarannya memberi kesempatan yang besar bagi guru dan
sekolah untuk berkembang.
5. Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan dalam memilih dan menerapkan metode dan
media pembelajaran PKn serta menambah pengalaman pembelajaran sebagai
tugas profesional.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Metode Diskusi


Metode mengajar diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan
penyajian materinya melalui suatu problema atau pertanyaan yang harus diselesaikan
berdasarkan pendapat atau keputusan secara bersama. Metode diskusi sering
digunakan dalam pembelajaran kelompok, umpamanya kalau menggunakan
pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif ) dan keterampilan proses dalam
pembelajaran metode diskusi cenderung akan digunakan.
Kemampuan guru yang harus diperhatikan untuk menunjang keberhasilan
diskusi diantaranya sebagai berikut.
1. Mampu merumuskan permasalahan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
2. Mampu membimbing siswa untuk merumuskan dan mengidentifikasi
permasalahan serta menarik kesimpulan.
3. Mampu mengelompokkan siswa sesuai dengan kebutuhan permasalahan dan
pengembangan kemampuan siswa.
4. Mampu mengelola pembelajaran melalui diskusi.
5. Menguasai permasalahan yang didiskusikan.

Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk menunjang


pelaksanaan diskusi diantaranya sebagai berikut.
1. Memiliki motivasi, perhatian, dan minat dalam berdiskusi.
2. Mampu melaksanakan diskusi.
3. Mampu belajar secara bersama.
4. Mampu mengeluarkan isi pikiran atau pendapat / ide.
5. Mampu memahami pendapat orang lain.

B. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan
memelihara perilaku seseorang secara terus menerus (Slaum dalam Chatarina,
2004:111). Dalam pengertian ini intensitas dan arah motivasi dapat bervariasi.
Menurut Berliner (dalam Chatarina, 2004:111) memandankan motivasi dengan mesin
mobil sebagai pengarahnya (direction).
Motivasi belajar sangat penting. Apabila motivasi siswa rendah, umumnya
diasumsikan bahwa prestasi siswa yang bersangkutan akan rendah. Penelitian tentang
hubungan antara motivasi siswa dengan belajar telah banyak dilakukan. Uguroglu
dan Walberg (1979) menganalisis 292 korelasi tentang motivasi dengan belajar
akademik yang dilaporkan di dalam 40 penelitian dengan ukuran sampel
terkombinasi sebanyak 637.000 siswa kelas 1 sampai kelas 12. Keduanya
menemukan 98% korelasi positif antara motivasi dan prestasi akademik. Keduanya
juga menyatakan pendapatnya tentang kekuatan hubungan motivasi siswa yang akhir-
akhir ini kurang diperhatikan karena alasan teoritik, teknis, dan historik (Walberg dan
Uguroglu dalam Chatarina, 2004:112).
Motivasi bukan saja penting karena menjadi faktor penyebab belajar, namun
juga memperlancar belajar dan hasil belajar, secara historik, guru selalu mengetahui
kapan siswa perlu dimotivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar
berlangsung lebih menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan
kecemasan siswa, meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar.

C. Pengertian Hasil Belajar


Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia
mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Menurut Gagne dan
Berliner (1983:312) menyatakan bahwa belajar merupakan proses di mana suatu
organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman (Chatarina, 2004:2).
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar
setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku
tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu,
apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan
perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran,
perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan
aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran merupakan deskripsi tentang perubahan perilaku yang
diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukkan bahwa belajar telah terjadi
(Gerlach dan Ely, 1980).
D. Tinjauan Materi PKn Kelas IV SD
PKn sebagai salah satu mata pelajaran yang memiliki tujuan membekali siswa
untuk mengembangkan aspek nilai dan moral serta untuk membekali siswa dengan
kesadaran bela negara serta kemampuan berfikir secara komprehensif integral dalam
rangka ketahanan nasional. Sifat materi mata pelajaran PKn membawa konsekuensi
terhadap proses belajar mengajar yang didominasi oleh pendekatan ekspositoris.
Pendekatan ekspositoris terutama guru menggunakan menggunakan metode ceramah,
siswa kurang terlibat atau cenderung pasif. Padahal dalam proses belajar mengajar
keterlibatan siswa harus secara totalitas, artinya melibatkan pikiran, penglihatan
pendengaran, dan psikomotor.
Jadi dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus mengajak siswa untuk
mendengarkan, menyajikan media yang dapat dilihat, memberi kesempatan untuk
menulis dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan, sehingga terjadi dialog kreatif
yang menunjukkan proses belajar mengajar yang interaktif.

Kaitan hubungan materi dengan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan seperti


berikut.
1. Memahami dan mengenal lingkungan hidup bangsa dan cara pandang bangsa kita
tentang diri dan lingkungan hidup bangsa Indonesia serta cara pandang bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungannya merupakan syarat dasar untuk
menumbuhkan rasa cinta tanah air.
2. Bangsa Indonesia mempunyai konsep kemampuan yang merupakan derivasi dari
pancasila yaitu ”Ketahanan Nasional”.
3. Kemampuan / kekuatan diwujudkan melalui pembangunan Nasional.
4. Cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara dalam rangka Ketahanan
Nasional yang diwujudkan dalam pembangunan Nasional sesuai dengan arahan
GBHN.
Proses belajar mengajar mempunyai makna dan pengertian yang lebih luas
dari pada pengertian mengajar, karna di dalamnya tersirat satu kesatuan kegiatan
yang tidak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar, yang
terjalin dalam bentuk interaksi edukatif. Peran guru dalam pembelajaran PKn
mempunyai kaitan yang erat dengan mengaktifkan siswa dalam belajar, terutama
dalam proses pengembangan keterampilannya. Menurut Balen (1993:45)
Pengembangan keterampilan tersebut yang harus dimiliki siswa adalah
keterampilan berfikir, keterampilan sosial, dan keterampilan praktis.

E. Penerapan Metode Diskusi


Pembelajaran secara diskusi merupakan pembelajaran yang dalam proses
belajarnya siswa dikelompokkan pada beberapa kelompok sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan belajar. Belajar kelompok terutama ditujukan untuk mengembangkan
konsep pokok/sub pokok bahasan yang sekaligus mengembangkan aktivitas sosial,
sikap dan nilai (Depdikbud, 1990 : 39).
Kesempatan siswa untuk membina rasa tanggung jawab, rasa toleransi
mempunyai peluang yang lebih besar untuk dikembangkan melalui kegiatan belajar
kelompok (diskusi ). Melalui diskusi lebih jauh siswa akan memahami aspek materi
pelajaran yang bersifat problematis berdasarkan pokok bahasan maupun berdasarkan
aspek sosial nyata. Secara langsung siswa akan belajar memberikan alternatif
pemecahannya melalui kesepakatan kelompok (Winataputra, 2004:3.29 ).
Dengan demikian peneliti memilih metode diskusi pada mata pelajaran PKn
dengan materi sistem pemerintahan desa dan kecamatan sehingga siswa dapat
memahami aspek materi pelajaran yang bersifat problematis secara kelompok.

F. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian pustaka tersebut di atas, maka kerangka berfikir
penelitiannya adalah sebagai berikut.
Penggunaan metode yang kurang tepat dalam pembelajaran sehingga siswa tidak
tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan guru. Penggunaan metode ceramah
yang dominan sehingga pembelajaran terkesan monoton yang menyebabkan siswa
merasa bosan dan tidak antusias dalam menerima pelajaran. Akibatnya, ada 29 siswa
(92 %) dari 31 siswa yang tidak mencapai ketuntasan (mendapat nilai di bawah 75).
Dengan demikian, para guru perlu berusaha secara kolaboratif untuk mencari cara
pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran khususnya mata pelajaran. Cara yang dipilih adalah dengan
menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran.
Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam menggunakan metode diskusi
adalah sebagai berikut.
1. Membagi siswa ke dalam kelompok diskusi.
2. Memberikan bahan-bahan untuk diskusi dan memberikan penjelasan tentang
cara-cara diskusi.
3. Menyimpulkan hasil diskusi.

Anda mungkin juga menyukai