Anda di halaman 1dari 24

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PELAJARAN IPA MATERI ENERGI DAN

PERUBAHANNYA JENIS GAYA GESEK


DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI
PADA SISWA KELAS V SDN 6 TALANG KELAPA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Oleh

HERLIN SEPTIANA
NIM. 856724228

ABSTRAK

Penelitian mengenai Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam pelajaran ipa materi energi dan
perubahannya jenis gaya gesek dengan menggunakan metode demonstrasi pada siswa kelas
V Sdn 6 Talang Kelapa.Yang dilatar belakangi oleh rendahnya persentase keberhasilan siswa dan
kurangnya keaktifan siswa dalam peroses pembelajaran. Untuk itu peneliti bertujuan meningkatkan
hasil belajar dan keaktifan siswa dalam perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Penelitian
ini dilaksanakan sebanyak 3 siklus dimulai dari tanggal 19 April sampai 3 Mei 2020, dengan subjek
penelitian siswa kelas V SD Negeri 6 Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin yang berjumlah 26
siswa tahun pelajaran 2019/2020. Data yang dikumpulkan melalui metode observasi dan metode
dokumentasi. Dari penelitan yang dilakukan sebanyak 3 siklus, hasil belajar selalu meningkat, di
siklus I meningkat sebanyak 18%, siklus II 42% dan siklus III 80%. Pada siklus III keberhasilan
belajar mencapai 100%, peningkatan hasil belajar karena peneliti mengganti metode belajar .Dari
hasil penelitian peneliti berkesimpulan bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 6 Talang Kelapa materi gaya gesek .

Kata Kunci : Metode demonstrasi, keaktifan, hasil belajar.


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang
dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan
pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan
budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu
terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan dan tuntutan
masyarakat modern.
Sekolah dasar merupakan tempat pembelajaran untuk mendapatkan pengetahuan-
pengetahuan dasar tentang konsep-konsep maupun prinsip pengembangan sikap kritis
dan kreatif dimana kemamouan ini menjadi pijakan dalam menempuh jenjang
pendidikan lanjutan sampai perguruan tinggi.
Kegiatan belajar mengajar merupakan sebuah interaksi yang bernilai pendidikan,
diantaranya interaksi edukatif antara guru dan dan anak didik ketika guru menyampaikan
bahan pembelajaran kepada anak didik ketika guru menyampaikan bahan pembelajaran
kepada anak didik di kelas. Metode maupun media pembelajaran yang diterapkan guru
ketika proses pembelajaran di kelas akan sangat menentukan motivasi, aktivitas,
kreativitas serta hasil belajar siswa.Beberapa faktor penting yang menyebabkan tujuan
sebuah pembelajaran menjadi benar-benar tercapai yaitu metode pembelajaran, cara
memotivasi siswa dan kreatifitas guru. Dalam beberapa masalah, banyak siswa merasa
bosan dengan pembelajaran yang tanpa media belajar yang nyata atau alat peraga.
Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang
alam sekitar beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di
alam, peristiwa, dan gejala-gejala yang muncul di alam. Ilmu dapat diartikan sebagai
suatu pengetahuan yang bersifat objektif. Jadi, dari sisi istilah IPA adalah suatu
pengetahuanyang bersifat objektif tentang alam sekitar beserta isinya.
Pembelajaran adalah peroses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada lingkungan belajar.Guru, siswa dan prasarana merupakan faktor-faktor yang
amat penting. Dimana guru harus memilih , mengkombinasikan materi, metode, media
dengan pengalaman belajar untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan.
Sesuai dengan pengertian pembelajaran di atas, dalam proses pembelajaran yang
dilakukan peneliti di kelas V semester 2 SDN 6 Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin
dengan materi “Energi Dan Perubahannya Jenis Gaya Gesek” belum mendapatkan hasil
belajar yang diinginkan, hal ini terlihat dari hasil tes yang dilakukan oleh 26 siswa
tersebut di akhir pembelajaran, masih banyak yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75. Ada 21 orang siswa mendapatkan nilai di bawah
KKM, 3 orang siswa sudah mencapai nilai sama dengan KKM dan 2 orang siswa sudah
mendapat nilai diatas KKM atau sekitar 80% siswa masih mendapat nilai di bawah
KKM. Dengan hasil tes yang didapat tersebut tidak sebanding dengan persentase
penyampaian materi yang sudah mencapai 100%.
Dari hasil belajar yang demikian, penulis merefleksi peroses pembelajaran yang
telah dilakukan, hasil refleksi sebagai berikut :
1. Siswa tidak tertarik dengan pelajaran
2. Guru terlalu cepat dalam penyampaian materi
3. Guru tidak memberi kesempatan siswa untuk bertanya
4. Guru tidak membuat pembelajaran yang mampu menarik perhatian siswa.
Dari refleksi yang dilakukan penulis akhirnya penulis berkeinginan mengadakan
sebuah penelitian untuk memperbaiki hasil belajar dan cara mengajar guru
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil analisis tentang beberapa faktor yang memungkinkan kurangnya
keberhasilan siswa pada pelajaran ini, dan hasil diskusi dengan teman sejawat, penulis
memfokuskan untuk membantu siswa kelas V SDN 6 Talang Kelapa agar mengusai
materi dengan baik, penulis merumuskan masalah yang menjadi fokus sebagai berikut :
“Apakah dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas v semester 2 SD Negeri 6 Talang Kelapa mata pelajaran IPA
materi Energi Dan Perubahannya Jenis Gaya Gesek?”

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Adapun tujuan dalam penelitian perbaikan pembelajaran antara lain sebagai
berikut.
1. Mendiskripsikan pengaruh metode demonstrasi dalam meningkatkan pemahaman dan
hasil belajar siswa
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Untuk memperbaiki cara mengajar guru.
4. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan oleh peneliti antara lain :
1. Bagi siswa
 Meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar.
 Tercapainya tujuan dari proses pembelajaran.
 Adanya pemahaman konsep baru dalam pikiran siswa bahwa
pelajaran IPA itu menyenangkan.
2. Bagi guru
Secara umum, tindakan perbaikan pembelajaran ini berserta hasil-hasil yang
didapatnya, diharapkan dapat menjadi kekuatan pendorong yang kuat bagi penulis
untuk tumbuh dan terus berkembang menjadi guru profesional, yang mampu
menerapkan kaidah-kaidah PTK dalam rangka mengatasi permasalahan pembelajaran
dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Secara lebih khusus, kontribusi manfaat yang diharapkan dapat diberikan dari
hasil tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dengan berlandaskan
kaidah PTK ini, adalah :
a. Memberikan tambahan pengalaman tentang cara menemukan kelemahan dalam
pembelajaran melalui refleksi;
b. Memberikan tambahan pengalaman dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran secara ilmiah berdasarkan PTK
c. Meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan dan mengimplementasikan
proses pembelajaran di kelas.
d. Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam mengembangkan metode
pembelajaran yang efektif.
3. Bagi sekolah
Hasil tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dengan
berlandaskan kaidah PTK ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif
terhadap kemajuan sekolah, yang antara lain pada :
a. Makin meningkatnya kemampuan profesional pada gurunya;
b. Meningkatnya kualitas proses dan hasil belajar siswanya;
c. Meningkatnya hubungan kolegial yang sehat, pada gilirannya dapat membawa
dampak pada meningkatnya kondusivitas iklim dan suasana kerja di sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas


Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitan yang dilakukan oleh guru di
dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

B. Hasil Belajar IPA


Proses belajar mengajar pada hakekatnya sebagai rumusan tingkah laku yang
diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau menempuh pengalaman
belajarnya. Dan guru adalah sebagai fasilitator, yang bertugas menciptakan situasi yang
memungkinkan terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.
Suciati (2005), dalam bukunya mengungkapkan bahwa, secara umum fungsi guru
dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai fasilitator yang bertugas menciptakan situasi
yang memungkinkan terjadinya pembelajaran pada diri siswa.Belajar adalah perubahan yang
relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau
latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan
respon. Seseorang dianggap sudah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus
dan output yang berupa respon.
Menurut Nasution (1995), belajar merupakan tingkah laku siswa dari tidak tahu
menjadi tahu. Sehingga belajar mampu merubah diri seseorang dengan menggunakan
serangkaian perlakuan atau kegiatan yang dapat merubah diri baik tingkah laku maupun sifat
seseorang dapat dikatakan belalajar. Kegiatan ini tidak hanya membaca dan menulis di
sekolah sebagai yang dilakukan oleh siswa.Untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan
belajar siswa, perlu dilakukan suatu penilaian terhadap hasil belajar.Penilaian tersebut dapat
dilaksanakan melalui tehnik tes maupun non tes.
Menurut Sudjana 2004: 22 Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.Sedangkan menurut Horwart
Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar: (1).
Ketrampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita
(Sudjana 2004:22).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan
ketrampilan, sikap dan ketrampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan
yang diberikan oleh gurusehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam
kehidupan sehari-hari.Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam proses belajar
mengajar, adalah untuk melihat sejauh mana komponen-komponenyang ada dalam
pengajaran sesuai dengan apa yang direncanakan. Menurut, Hilda Taba
(1962;310)Bahwa kegiatan yang utama dalam evaluasi meliputi tujuan
pengajaran,jangkauan, perubahan-perubahan terhadap kualitas personal dan kemampuan
siswa. Evaluasi yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar dimaksudkan untuk
menentukan nilai dari suatu peristiwa belajar mengajar. Proses juga berperan untuk
melakukan perubahan terhadap tingkah laku dan sikap anak didik, yang berupa aspek
kognitif, yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki anak didik, aspek
efektif yang menyangkut nilai-nilai, norma-norma yang mencerminkan perilaku anak
didik dalam kehidupan sehari-hari, aspek psikomotor berkaitan dengan ketrampilan yang
dimiliki anak didik setelah mereka mempelajari ilmu dan pengetahuan di sekolah.
Menurut Djamarah ( 2000 : 45 ) hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan baik secara indvidu ataupun kelompok. Hasil tidak akan pernah
dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi
dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar.Hanya dengankeuletan,
sungguh – sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk
mencapainya.Biasanya lembaga yang lebih dikenal sebagai lembaga pembelajarana adalah
sekolah, dan dibimbing atau disusun oleh Guru. Menurut Jonassen ( 1991 ) perpektif
kontruktivesme juga mempunyai pemahaman tentang hasil. Tetapi proses yang melibatkan
cara dan strategi dalam belajar juga dinilai penting. Dalam proses belajar, hasil belajar,
cara belajar dan strategi belajar akan mempengaruhi perkembangan tata pikir dan skema
berfikir seseorang.Hasil belajar merupakan hal penting dalam mempertimbangan dan
menetapkan sesuatu yang menyangkut maslah belajar. Hasil belajar dapat diukur dengan
menggunakan alat ukur yang sesuai.
Menurut teori Gestalt ( 2002 ) yang terpenting dalam belajar adalah penyesuian
pertama yaitu mendapat respon atau tanggapan yang tepat. Belajar yang terpenting adalah
bikan mengulangi hal – hal yang harus dipelajari tetapi mengerti apa yang dipelajari. Jadi
yang terpenting dalam belajar adalah mengerti tetang apa yang dipelajari.
C. Ilmu Pengetahuan Alam
Susanto (2013:166), Ilmu Pengetahuan Alam adalah usaha manusia dalam alam
semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan
dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.
D. Metode Mengajar
Metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru dalam membelajarkan
siswa agar terjadi interaksi dan peroses belajar yang efektif dalam pembelajaran.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun untuk membentuk kemampuan
siswa diperlukan adanya suatu metode mengajar yang efektif. Metode mengajar ini
bukan hanya harus dikuasai oleh guru tetapi juga harus dikuasai oleh siswa.

E. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan
pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu
sehingga dapat mempelajarinya secara peroses.
Menurut Syaiful (2008: 210) Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang
proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang
dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau
tiruannya.
Mulayani Sumantri, dalam Roetiyah 2001:82, metode demonstrasi adalah cara
penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta
didiksusatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajaribaik dalam bentuk
sebenarnyamaupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber
belajar lain yang ahli dalam topik bahasan.
Menurut Syaiful (2008:210) metode demonstrasi ini lebih sesuai untuk
mengajarkan bahan-bahan pelajaran yang merupakan suatu gerakan-gerakan, suatu
proses maupun hal-hal yang bersifat rutin. Dengan metode demonstrasi peserta didik
berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang
terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan.
H. Udin S. Winaputra, dkk (2001) menyimpulkan keunggulan dari metode
demonstrasi yaitu, siswa dapat memahami suatu objek sebenarnya, mengembangkan
rasa ingin tahu, membiasakan kerja secara proses, siswa dapat mengetahui hubugan
srtuktural atau urutan objek dan dapat membandingkan pada beberapa objek.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
a. Kelebihan metode demonstrasi

1.) Perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh
guru sehingg hal yang penting itu dapat diamati secara teliti. Di samping itu, perhatian
siswa pun lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar mengajar dan tidak kepada
yang lainnya.
2.) Dapat membimbing siswa ke arahberpikir yang sama dalam satu saluran
pikiran yang sama.
3.) Ekonomis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang
panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang pendek.
4.) Dapat mengurangi kesalahan-kesalahn bila dibandingkan dengan hanya
membaca atau mendengarkan, karena murid mendapatkan gambaan yang jelas dari
hasil pengamatannya.
5.) Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan keterangan-
keterangan yang banyak
6.) Beberapa persoalan yang menimbulkan petanyaan atau keraguan dapat
diperjelas waktu proses demonstrasi.

b. Kekurangan metode demonstrasi


1.) Derajat visibilitasnya kurang, peserta didik tidak dapat melihat atau
mengamati keseluruhan benda atau peristiwa yang didemonstrasikan kadang-kadang
terjadiperubahan yang tidak terkontrol.
2.) Untuk mengadakan demonstrasi digunakan ala-alat yang khusus, kadang-
kadang alat itu susah didapat. Demonstrasi merupakan metode yang tidak wajar bila
alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati secara seksama.
3.) Dalam mengadakan pengamatan terhadap hal-hal yang didemonstrasikan
diperlukan pemusatan perhatian. Dalam hal ini banyak diabaikan oleh peserta didik.
4.) Tidak semua hal dapatdidemonstrasikan di kelas.
5.) Memerlukan banyak waku sedangkan hasilnya kadang-kadang sangat
minimum.
6.) Kadang-kadang hal yang didemonstrasikan di kelas akan berbeda jika proses
itu didemonstrasikan dalam situasi nyata atau sebenarnya.
7.) Agar demonstrasi mendapaptkan hasil yang baik diperlukan ketelitian dan
kesabaran.
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian Serta Pihak yang Membantu


Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 6 Talang Kelapa
Kabupaten Banyuasin. Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 26 orang,
serta Bapak Sugeng Prihatin,S.Pd, selaku supervisor 2 dan Ibu Sumarni,S.Pd.MM
selaku kepala SD Negeri 6 Talang Kelapa yang telah membantu dalam penelitian ini.
Pelaksanaan penelitian sebanyak 3 siklus perbaikan mulai tanggal 19 - 3Mei 2017
dengan jadwal, sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran


No. Tanggal Pelaksanaan Siklus Pokok Bahasan

Energi Dan
1. 19April 2020 I Perubahannya Jenis
Gaya Gesek
Energi Dan
2. 26April 2020 II Perubahannya Jenis
Gaya Gesek

Energi Dan
3. 3 Mei 2020 III Perubahannya Jenis
Gaya Gesek

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Menurut Arikunto, et.al. (2008 : 140) prosedur penilitian yang dilakukan berupa
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/pengamatan, evaluasi-refleksi yang
bersifat daur ulang atau siklus.
Rencana penelitian ini akan dilaksanakan 3 (tiga) siklus, setiap siklus terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/pengamatan, evaluasi-refleksi.

Pra Siklus
Pra siklus dilakukan pada tanggal 11 april 2017, dalam pelaksanaan awal ini,
sebelum pelaksanaan siklus terhadap pembelajaran IPA kelas 5, Pelajaran dilaksanakan
seperti biasanya dilakukan dengan metode ceramah saja, dan hasil yang didapat masih
sangat rendah atau pembelajaran yang dilaksanakan belum berhasil. Hal ini terlihat dari
26 siswa , ada 21 siswa yang mendapat nilai di bawah KKM atau 80% siswa kelas V
SD Negeri 15 Jebus belum berhasil dalam pembelajaran yang dilakukan.
Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti ingin melakukan perbaikan pembelajaran.

Siklus I

1. Perencanaan Tindakan 1
Perencanaan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan pada tindakan
perbaikan pembelajaran siklus I. Hal-hal yang dipersiapkan antara lain:
a. Rencana perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran IPA siklus I yang disertai
dengan lembar pengamatan, tes tertulis dan daftar nilai (terlampir).
b. Menyajikan media pembelajaran
c. Menyusun bahan evaluasi
d. Menyusun jadwal pelaksanaan
e. Menyusun instrumen penilaian berupa LKS dan lembar observasi siswa.
f. Pelaksanaan
Guru menyampaikan materi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Kegiatan awal (10 Menit) :
- Guru memberikan salam
- Guru mengabsen kehadiran siswa
- Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti (50 Menit) :
- Guru memberikan informasi tentang jenis-jenis Gaya
- Guru menjelaskan gaya gesek
- Guru memberikan contoh tentang gaya gesek
Kegiatan penutup (10 Menit) :
- Guru memberikan tanggapan dari hasil tes yang diberikan
- Guru membuat kesimpulan materi pelajaran.
Arah dan tujuan pembelajaran ini adalah: Untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dalam pelajaran IPA tentang materi Energi Dan Perubahannya Jenis Gaya
Gesek di kelas V SDN 6 Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin

2. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus I pada hari Selasa, 19 April 2020 pada pukul 08.30 sampai
dengan pukul 09.40 WIB atau dengan durasi waktu 2 x 35 menit.

3. Pengamatan Tindakan I
Kemunculan aspek-aspek yang diamati
a. Sebagian besar siswa masih bingung dan ragu-ragu.
b. Siswa cenderung menunggu perintah dari guru.
c. Partisipasi siswa dalam belajar rendah.
d. Siswa sibuk dengan kegiatannya sendiri
e. Pembelajaran yang dilaksanakan masih bersifat “teacher center“ berpusat pada
guru.
f. Siswa tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan diri.
Pembelajaran yang dilaksanakan masih berpusat pada guru. Guru tidak
melibatkan siswa dalam pembelajaran, dan siswa hanya menjadi objek dalam
pembelajaran.

4. Refleksi
Saat melakukan refleksi bersama supervisor 2 terhadap perbaikan
pembelajaran siklus I,
Aspek-aspek yang telah baik :
a. Siswa tetap duduk di tempatnya masing-masing.
b. Siswa tetap mengikuti pembelajaran sampai selesai.
c. Guru tetap sabar melaksanakan pembelajaran.
d. Guru tetap bersemangat memotivasi siswa.
e. Guru tetap berusaha menjelaskan materi sejelas-jelasnya.
f. Guru tetap berusaha menjaga hubungan komunikasi yang baik dengan siswa.
Aspek-aspek yang belum baik
a. Sebagian siswa tidak mendengarkan guru.
b. Sebagian siswa pasif.
c. Sebagian siswa suka mengganggu temannya.
d. Sebagian siswa bila ditanya guru tidak mau menjawab.
e. Sebagian siswa saat diberi tugas hanya mencontoh hasil kerja temannya.
f. Pengelolaan kelas masih monoton.
g. Materi pemebelajaran terlalu luas
h. Media pembelajaran yang digunakan hanya buku pelajaran saja
i. Guru kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran.
j. Metode yang digunakan kurang tepat
k. Guru sebaiknya mengadakan penyempurnan dan perbaikan pembelajaran ke
siklus berikutnya.
Pada aspek pencapaian hasil belajar siswa pada siklus I ini masih belum
mengalami peningkatan yang signifikan, siswa yang telah mencapai KKM baru
mencapai 40%, maka penulis merencanakan kegiatan pembelajaran siklus II, penulis
memfokuskan untuk siklus yang ke II sebagai berikut : Meningkatkan hasil belajar
dalam peroses pembelajaran IPA dengan metode yang tepat.

Siklus II

1. Perencanaan Tindakan II
Perencanaan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan pada tindakan
perbaikan pembelajaran siklus I. Hal-hal yang dipersiapkan antara lain:
a. Rencana perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran IPA siklus II yang disertai
dengan lembar pengamatan, tes tertulis dan daftar nilai (terlampir).
b. Menyempurnakan rencana pembelajaran pada siklus I
c. Menyiapkan metode demonstrasi yang mudah dipahami siswa
d. Mempersiapkan bahan kerja siswa lebih awal dari waktu pertemuan,
dimaksudkan agar siswa lebih memahami konsep
e. Menyiapkan instrumen penilaian berupa LKS dan lembar observasi siswa.
f. Pelaksanaan
Guru menyampaikan materi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Kegiatan awal (10 Menit) :
- Guru memberikan salam
- Guru mengabsen kehadiran siswa
- Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti (50 Menit) :
- Guru memberikan informasi tentang jenis-jenis gaya
- Guru mendemontrasikan cara kerja gaya gesek
- Guru menjelaskan gaya gesek
- Guru memberikan tugas diskusi
- Setelah siswa selesai berdiskusi, siswa memaparkan hasil diskusi mereka
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
- Siswa mengerjakan tes
Kegiatan penutup (10 Menit):
- Guru memberikan tanggapan dari hasil tes yang diberikan
- Guru membuat kesimpulan materi pelajaran.
Arah dan tujuan pembelajaran ini adalah: Untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dalam pelajaran IPA tentang materi Energi Dan Perubahannya Jenis Gaya
Gesek di kelas V SDN 6 Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus II pada hari Selasa, 26 April 2020 pada pukul 08.30
sampai dengan pukul 09.40 WIB atau dengan durasi waktu 2 x 35 menit.

3. Pengamatan Tindakan II
Kemunculan aspek-aspek yang diamati
a. Siswa sudah mulai memahami materi pembelajaran.
b. Siswa mulai aktif mengikuti pembelajaran.
c. Partisipasi siswa dalam belajar sebagian meningkat
d. Perhatian sebagian siswa sudah terpusat pada pelajaran.
e. Guru sudah mulai mampu mengkondisikan kelas, tetapi belum maksimal

4. Refleksi Tindakan II
Hasil refleksi yang dilakukan peneliti bersama supervisor 2 adalah sebagai
berikut :
Aspek-aspek yang telah baik:
a. Siswa tidak melakukan aktifitas di luar skenario pembelajaran.
b. Siswa sudah mulail aktif bertanya pada guru atau teman mengenai hal-hal yang
tidak dimengerti.
c. Peroses belajar sudah mulai tidak berpusat pada guru
Aspek yang belum baik:
a. metode demonstrasi yang dilakukan terlalu cepat sehingga ada siswa yang belum
kebagian dalam melakukannya.
Pada aspek pencapaian hasil belajar siswa pada siklus II ini mengalami
peningkatan, tetapi siswa yang telah mencapai KKM baru mencapai 18 siswa dari 26
siswa atau sekitar 70%, maka penulis merencanakan kegiatan pembelajaran ke siklus
III, penulis memfokuskan untuk siklus yang ke III sebagai berikut : Meningkatkan
hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan metode demonstrasi.

Siklus III

1. Perencanaan Tindakan III


Perencanaan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan pada tindakan
perbaikan pembelajaran siklus III. Hal-hal yang dipersiapkan antara lain:
a. Rencana perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran IPA siklus III yang disertai
dengan lembar pengamatan, tes tertulis dan daftar nilai (terlampir).
b. Menyempurnakan rencana pembelajaran pada siklus II
c. Menyiapkan metode demonstrasi yang mudah dipahami siswa
d. Mempersiapkan bahan kerja siswa lebih awal dari waktu pertemuan,
dimaksudkan agar siswa lebih memahami konsep
e. Menyiapkan instrumen penilaian berupa LKS dan lembar observasi siswa.
f. Pelaksanaan
Guru menyampaikan materi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Kegiatan awal (10 Menit) :
- Guru memberikan salam
- Guru mengabsen kehadiran siswa
- Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti (50 Menit) :
- Guru memberikan informasi tentang jenis-jenis gaya
- Siswa mendemontrasikan cara kerja gaya gesek
- Siswa mengamati dan mencoba berbagai contoh gaya gesek
- Guru memberikan tugas diskusi
- Setelah siswa selesai berdiskusi, siswa memaparkan hasil diskusi mereka
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
- Siswa mengerjakan tes
Kegiatan penutup (10 Menit):
- Guru memberikan tanggapan dari hasil tes yang diberikan
- Guru membuat kesimpulan materi pelajaran.
Arah dan tujuan pembelajaran ini adalah: penggunaan metode demonstrasi
dan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil dan keaktifan siswa
dalam belajar IPA tentang materi Energi Dan Perubahannya Jenis Gaya Gesek di
kelas V SDN 6 Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus II pada hari Selasa, 3 Mei 2020 pada pukul 08.30 sampai
dengan pukul 09.40 WIB atau dengan durasi waktu 2 x 35 menit.

3. Pengamatan Tindakan III


Kemunculan aspek-aspek yang diamati
a. Siswa sudah memahami materi pembelajaran.
b. Siswa aktif mengikuti pembelajaran.
c. Partisipasi siswa dalam belajar jauh meningkat, hampir semua siswa aktif
berpastisipasi dalam proses pembelajran.
d. Perhatian siswa sudah terpusat pada pelajaran.
e. Guru sudah mampu dan bisa mengkondisikan kelas

4. Refleksi Tindakan III


Hasil refleksi yang dilakukan oleh penelitibersama supervisor 2, adalah
sebagai berikut :
Aspek-aspek yang telah baik pada konsentrasi belajar siswa:
a. Siswa tidak melakukan aktifitas di luar skenario pembelajaran.
b. Siswa lebih aktif bertanya pada guru atau teman mengenai hal-hal yang tidak
dimengerti.
c. Siswa antusias dalam mengikuti pelajaran, bekerja kelompok dan melakukan
diskusi.
Pada aspek pencapaian hasil belajar siswa pada siklus III ini mengalami
peningkatan hasil belajar yang sangat signifikan, semua siswa sudah mendapat nilai
di atas 70 atau 100% siswa sudah berhasil dalam pembelajaran.Peningkatan hasil
belajar ini dipengaruhi oleh faktor motivasi, metode serta media pembelajaran yang
diberikan dan strategi yang dilakukan oleh guru.
Berdasarkan hasil refleksi dan hasil perbaikan pembelajaran siklus III yang
mengalami peningkatan mencapai 100% tuntas, berdasarkan nilai KKM IPA yaitu
72, maka disimpulkan bahwa semua aspek-aspek yang belum baik pada siklus II
telah diperbaiki dalam proses perbaikan siklus III.

C. Teknik Analisis Data


Teknik pengumpulan data Pada peroses pembelajaran yang dilakukan di
pembelajaran pra siklus sampai dengan perbaikan pembelajaran siklus III menggunakan
teknik observasi dan dokumentasi. Data berupa lembar observasi , dokumen hasil
penilaian belajar siswa.
Data yang diperoleh dari hasil tes siswa berupa data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil tes yang dikerjakan siswa diakhir peroses
pembelajaran dan data kualitatif diambil dari hasil pengamatan keaktifan siswa dalam
peroses pembelajaran.
Ketuntasan atau keberhasilan belajar ditentukan dari hasil tes yang dilakukan
siswa dengan berdasarkan nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM), siswa dinyatakan
berhasil atau tuntas dalam belajar apabila sudah mendapatkan nilai 72 ke atas maka
siswa dinyatakan berhasil dalam pembelajaran, dan siswa yang mendapat nilai di bawah
72 maka siswa dinyatakan belum berhasil dalam pembelajaran.

Tabel 3.2 Kriteria Ketuntasan Minimal


No Nilai Keterangan
1 ≥72 Tuntas
2 <72 Tidak Tuntas

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Dari hasil peroses perbaikan pembelajaran yang dilakukan dari pembelajaran awal
(Pra siklus) sampai dengan perbaikan pembelajaran siklus III yang diikuti oleh 26 siswa,
dperoleh data sebagai berikut :
Pada pembelajaran pra siklus terdapat 5 orang siswa sudah mencapai nilai 72 ke
atas atau sekitar 20%, dan 21 orang siswa mendapat nilai 70 ke bawah atau sekitar 80%.
Hal ini terjadi karena pada pembelajaran pra siklus, pembelajaran dilakukan masih
monoton dengan menggunakan metode ceramah dan penyampaian materi tidak fokus
pada tujuan pembelajaran.
b. Pada perbaikan pembelajaran siklus I terdapat peningkatan hasil belajar, ada 10
orang siswa yang sudah mendapat nilai 72 ke atas atau sekitar 38%, naik 18%
dari hasil belajar yang diperoleh pada awal pembelajaran, di siklus I ini, peroses
pembelajaran menggunakan metode demontrasi tetapi tidak disertai media yang
tepat dalam peroses pembelajaran, sehingga peningkatan hasil belajar tidak
banyak, dan pada perbaikan pembelajaran siklus II terjadi peningkatan hasil
belajar, sebanyak 18 orang siswa sudah mendapat nilai di atas KKM atau sekitar
70% siswa sudah berhasil dalam pembelajaran yang dilakukan, di banding siklus
I, pembelajaran siklus II ini sudah banyak meningkat, hal ini dikarenakan pada
proses pembelajaran Pada perbaikan pembelajaran menggunakan metode
demonstrasi. Walaupun hasil belajar sudah banyak meningkat tetapi belum
mencapai 85%, ini dikarenakan yang belum kebagian dalam melakukannya.
waktu metode demonstrasi yang dilakukan terlalu cepat sehingga ada siswa yang
belum kebagian dalam melakukannya dan membuat mereka kurang aktif dalam
pembelajaran. Di pembelajaran siklus III, semua siswa sudah mendapat nilai di
atas KKM, pada pembelajaran siklus III ini peningkatan hasil belajar siswa
sangat signifikan, dan ini merupakan perbaikan pembelajaran yang terakhir,
keberhasilan pembelajaran ini terjadi karena kekurangan-kekurangan yang terjadi
di siklus II sudah diperbaiki, seperti menambahkan waktu demonstrasi
pembelajaran yang kurang di pembelajaran siklus II.

Berikut ini peneliti sajikan data hasil perolehan pembelajaran awal (pra siklus)
sampai dengan siklus III.
Tabel 4.1 Rekap Data Hasil Belajar
Pembelajaran
No Nilai
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
5 orang 10 orang 18 orang 26 orang
1 ≥ 72
siswa siswa siswa siswa
21 orang 16 orang 8 orang
2 < 72 0
siswa siswa siswa

30
26
25
21
20 18
16
15 Nilai ≥70
10 Nilai < 70
10 8
5
5
0
0
Pra siklus Siklus I Siklus II Siklus III

Diagram 4.1 Peningkatan Nilai Hasil Belajar

Pada diagram 4.1 di atas hasil belajar tiap siklus perbaikan pembelajaran selalu
meningkat dan pada siklus III tidak terdapat siswa yang mendapat nilai kurang dari 72.
Hal ini dikarenakan pada pembelajaran siklus III siswa lebih aktif dalam pembelajaran,
metode pembelajaran yang dilakukan peneliti sangat menarik bagi siswa, dan pada
peroses perbaikan pembelajaran siklus III siswa mencoba sendiri media yang digunakan
dalam pembelajaran, sehingga siswa lebih memahami tentang pembelajaran yang
dilakukan.

120%
100%
100%
80%
80% 70%
62%
60%
38%
40% 30%
20%
20%
0%
0%
Pra siklus Siklus I Siklus II siklus III

Tuntas Tidak Tuntas

Diagram 4.2 Persentase Nilai Ketuntasan


Pada kegiatan pembelajaran pra siklus terdapat 80% siswa yang tidak tuntas atau
mendapat nilai di bawah 72 dan 20% siswa sudah sudah mendapata nilai 72 ke atas.
Pada siklus I terdapat 62% siswa yang tidak tuntas dan 38% siswa yang sudah tuntas.
Pada perbaikan pembelajaran siklus I ini ketuntasan belajar siswa mengalami kenaikan
sebesar 18% dari pembelajaran yang dilakukan di pra siklus. Pada perbaikan
pembelajaran siklus II terdapat 70% siswa sudah tuntas dan 30% siswa tidak tuntas
dalam pembelajaran. Pada perbaikan pembelajaran siklus II ini peningkatan hasil belajar
sudah meningkat dengan signifikan tetapi ketuntasan belajar belum mencapai 85%. Pada
perbaikan pembelajaran siklus III semua siswa sudah tuntas atau ketuntasan
pembelajaran sudah mencapai 100%.
Peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran, dari pra siklus atau
pembelajaran awal sampai dengan perbaikan pembelajaran siklus III dapat dilihat pada
tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2 Keaktifan Siswa


Banyak Siswa (Orang)
No Pembelajran
Aktif Tidak Aktif
1 Pra Siklus 0 26
2 Siklus I 8 18
3 Siklus II 16 10
4 Siklus III 24 2

30
26
25 24

20 18
16
15 Aktif
10 Tidak aktif
10 8
5 2
0
0
Pra siklus siklus I siklus II Siklus III
Diagram 1.3 Keaktifan Belajar Siswa
Pada diagram 1.3 terlihat tingkat keaktifan setiap siklus perbaikan pembelajaran
selalu meningkat dan di siklus III masih terdapat 2 orang siswa yang tidak aktif, hal ini
dikarenakan 2 orang siswa tersebut termasuk siswa yang lumayan cerdas di kelas dan
mereka sudah bosan dengan pembelajaran yang dilakukan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian perbaikan Pembelajran


Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitan yang dilakukan oleh guru di
dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Pada pembelajaran yang dilakukan peneliti di pembelajaran awal belum
mencapai keberhasilan, hal ini terlihat dari hasil belajar yang di dapat oleh 26 siswa di
kelas V SD Negeri 6 Talang Kelapa , ada 21 orang siswa yang mendapat nilai di bawah
72 dan 5 orang siswa mendapat nilai 72 ke atas. Dari hasil tersebut peneliti ingin
melakukan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan memperbaiki cara
mengajar peneliti.
Perbaikan pembelajaran dilakukan sebanyak 3 siklus. Pada siklus I terjadi
peningkatan hasil belajar sebanyak 18% atau jumlah siswa yang berhasil bertambah 5
orang , yang pada awalnya hanya 5 orang siswa , di perbaikan pembelajaran siklus I
menjadi 10 orang siswa yang berhasil. Walaupunsudah ada peningkatan hasil belajar,
tetap saja perbaikan pembelajar di siklus I ini masih belum bisa dikatan berhasil, karena
jumlah siswa yang berhasil atau tuntas masih rendah yaitu hanya 38% , oleh karena itu
peneliti berupaya untuk melakukan perbaikan pembelajaran ke siklus II. Sebelum
melakuakn perbaikan pembelajaran di siklus II, peneliti di bantu supervisor 2 melakukan
refleksi pada pembelajaran yang dilakukan di siklus I, dari hasil refleksi ditemukan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Di awal pembelajaran guru belum bisa mengondisikan kelas dengan baik, sehingga
siswa sibuk dengan kegiatannya sendiri, sehingga suasana kelas jadi ribut, dan siswa
juga tidak memperhatikan penjelasan dari guru.
2. Guru belum bisa menciptakan pembelajaran yang menarik perhatian siswa.
3. Guru kurang melibatkan siswa dalam peroses pembelajaran, sehingga membuat siswa
takut dan ragu-ragu, dan siswapun kurang aktif dalam pembelajaran.
4. Guru tidak menggunakan Metode yang tepat

Pada perbaikan pembelajaran di siklus II ini, peneliti memperbaiki kekurangan-


kekurangan yang terdapat pada pembelajaran siklus I. Di pembelajaran siklus II ini,
peneliti menggunakan metode demostrasi pelajaran IPA materi Energi Dan
Perubahannya Jenis Gaya Gesek . Ternyata pembelajaran yang dilakukan di siklus II ini
mendapat hasil yang bagus, terjadi peningkatan hasil belajar yang cukup signifikan yaitu
sekitar 50%, di banding siklus I yang hanya 18%, Hal ini menunjukkan bahwa pada
perbaikan pembelajaran siklus II ini ada 16 orang siswa yang sudah berhasil atau sudah
mendapat nilai 70 ke atas. Tetapi tetap saja pembelajaran masih dikatakan belum
berhasil karena keberhasilan belum mencapai 85%, sehingga peneliti ingin melakukan
perbaikan pembelajaran ke siklus III.
Menurut supervisor 2, masih ada beberapa kekurangan yang terdapat pada
perbaikan pembelajaran siklus II, antara lain sebagai berikut :
1. Jumlah waktu metode demonstrasi yang dilakukan terlalu cepat sehingga ada siswa
yang belum kebagian dalam melakukannya.
2. Peroses pembelajaran belum sepenuhnya melibatkan siswa.
Pada perbaikan pembelajaran siklus III, peneliti menambahkan waktu metode
demonstrasi , dan menyuruh siswa sendiri yang menggunakan dan mengamati berbagai
contoh gaya gesek. Ternyata dengan cara belajar yang demikian, mendapat respon yang
sangat baik, dari hasil tes yang didpat di akhir pelajaran, 100% siswa sudah mendapat
nilai 72 ke atas, tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai di bawah 72.
Dari hasil pembelajaran yang dilakukan peneliti dari pembelajaran awal atau pra
siklus sampai dengan perbaikan pembelajaran siklus III, maka peneliti berkesimpulan
bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi pada pelajaran IPA materi Energi Dan
Perubahannya Jenis Gaya Gesek dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa di
SD Negeri 6 Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin Tahun Pelajaran 2019/2020.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Terjadi peningkatan hasil belajar di setiap siklus pebaikan pembelajaran
2. Hasil belajar siswa tergantung pada strategi guru dalam memberikan pembelajaran
3. Dengan menggunakan metode demonstrasi meningkatkan hasil belajar dan
keaktifan siswa kelas V semester 2 di SD Negeri 6 Talang Kelapa.

B. Saran Tindak Lanjut


Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ada beberapa saran yang ingin
disampaikan peneliti agar proses belajar mengajar dan hasil belajar menjadi lebih baik.
1. Sebelum melakukan pembelajaran, guru harus merencanakan peroses pembelajaran
sebaik mungkin
2. Menyiapkan ruang kelas yang baik
3. Menentukan waktu pembelajaran yang baik
4. Menentukan metode yang tepat
5. Guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang aktif, efektif dan
menyenangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anitah W, Sri. 2011.Strategi Pembelajarn di SD.Jakarta : Universitas Terbuka.


(Hal 2.5, 5.17 ,5.25, 6.3 dan 6.11)
http://pendidikanipasd.blogspot.com/2014/07/pengertian-pembelajaran-ipa-
sekolah
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran
Wardani, Igak & Wihardit, Kuswaya.2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Universitas Terbuka (hal 1.4)
WWW.landasanteori.Com
Arikunto, Suharsimi., et.al. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Penerbit Sinar
Grafika

Purba, Hartono (2007). Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa.
Skripsi.Medan : FT. UNIMED.

Haryanto, (2007).Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Erlangga.

Rachmat, (2004).Ilmu Pengetahuan Alam.Jakarta: Ganeca exact.

Anda mungkin juga menyukai