Anda di halaman 1dari 38

KARYA ILMIAH

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DENGAN ALAT PERAGA


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI GAYA GESEK
PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 17 SEGEDONG
KECAMATAN SEGEDONG KABUPATEN MEMPAWAH

Disusun Oleh:
EKA JULAIHA
NIM. 836984133

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ-UT PONTIANAK
2018
ABSTRAK

Eka Julaiha 2018. “Penerapan Metode Demonstrasi Dengan Alat Peraga Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Materi Gaya Gesek Pada Siswa Kelas V di SD
Negeri 17 Segedong Kecamatan Segedong Kabupaten Mempawah”

Kata kunci : Penerapan, Metode demonstrasi, Hasil belajar

Berdasarkan observasi anak ditemukan bahwa siswa kelas V berjumlah 25


hanya 14% hasil belajar tentang materi gaya gesek di atas yang tuntas, perlu
diadakan perbaikan pembelajaran berikutnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar tentang fotosintesis
dengan menggunakan metode demonstrasi di kelas V SD Negeri 17 Segedong
Kecamatan Segedong.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas dilakukan sebanyak dua siklus.
Subjek penelitian pada siswa kelas V di SD Negeri 17 Segedong Kecamatan
Segedong Kabupaten Mempawah.
Metode pengumpulan data berupa tes jawaban singkat dan uraian. Pada
siklus I peserta didik dapat menyebutkan manfaat dan kerugian gaya gesek 51%
peserta didik tidak tuntas, pada siklus II peserta didik yang tuntas dalam
menyebutkan manfaat dan kerugian gaya gesek 91% dan 9% yang tidak tuntas.
Saran yang dapat kami temukan adalah diharapkan pengajar untuk
menggunakan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran IPA, bagi peneliti
lain metode demonstrasi dapat dikembangkan lebih lanjut selain bidang studi IPA.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


1. Identifikasi Masalah
Keberhasilan proses pembelajar dapat ditentukan oleh efektif
tidaknya strategi belajar mengajar yang digunakan guru dalam
membelajarkan siswanya. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar perlu
didukung oleh metode pemebelajaran yang pada hakikatnya merupakan
penyalur pesan – pesan pembelajaran yang disampaikan oleh sumber pesan
kepada penerima pesan. Metode pembelajaran dapat berfungsi untuk
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan dapat mengurangi
kejenuhan para siswa, sehingga melalui metode pembelajaran guru dapat
lebih mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran.

Selain itu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh rencana yang


dibuat oleh guru. Oleh karena itu komponen-komponen dalam perencanaan
pembelajaran harus di kembangkan dan disusun secara sistematis dan
berkesinambungan sehingga semua komponen saling berinteraksi
membentuk suatu kesatuan yang utuh.

Untuk dapat menguasai suatu pembelajaran, seorang siswa harus


memiliki motivasi yang tinggi untuk mempelajarinya. Dalam hubungan
dengan hal tersebut, guru sangat berperan untuk menumbuhkan motivasi
belajar siswa dalam mempelajari semua mata pelajaran. Seorang guru
seharusnya mampu menguasai beberapa metode pembelajaran untuk
dikembangkan pada materi yang berbeda. Dengan menguasai beberapa
metode, guru akan lebih kreatif dalam mengajar, karena guru akan
menggunakan alat peraga dalam penerapan metode demonstrasi dan akan
menjadi moderator pada saat menggunakan metode tanya jawab.

Hasil pembelajaran yang optimal diperoleh dari proses pembelajaran


yang memperhatikan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki siswa yang
dapat terindikasi dari hasil perolehan nilai. Nilai yang baik menunjukkan
bahwa materi pembelajaran telah dikuasai oleh siswa. Selain nilai yang
menjadi patokan, keaktifan dan keterlibatan siswa dalam belajarpun dapat
dikategorikan sebagai salah satu keberhasilan siswa dalam belajar. Hal ini
bapat dilihat dari sejauh mana siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran yang
sedang berlangsung.

Kenyataan yang terjadi dilapangan menunjukkan bahwa khususnya


pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Negeri 17 Segedong, masih menekankan
pada aspek kognitifnya saja, sedangkan sikap dan keterampilan siswa sebagai
hasih belajar masih belum nampak pada siswa, sehingga kemampuan siswa
dalam belajarpun masih kurang. Dari hasil analisis dan observasi terhadap
kelas V Sekolah Dasar Negeri 17 Segedong diperoleh fakta bahwa pada
pembelajaran IPA rata-rata kemampuan siswa masih dibawah KKM. Hasil ini
disebabkn karena selama ini masih banyak guru yang mengajarkan pelajaran
menggunakan paradigma lama yang dibatasi dinding kelas yaitu
memindahkan atau mentrasfer pengetahuan kepada siswa berupa informsi dan
siswa diharapkan untuk mencatat dan menghafal konsep yang telah diberikan
tanpa memperhatikan proses kerja ilmiahnya maupun penerapannya secara
langsung dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya pengetahuan menjadi tidak
bermakna bagi siswa dan lingkungan sekitarnya. Gambaran kenyataan
tersebut terjadi pula di sekolah tempat praktisi bertugas dimana siswa kurang
memiliki sikap dan keterampilan dalam berdemonstrasi alat peraga dan
mengkomunikasikan hasilnya.

Setelah melakukan obsevasi awal serta melihat data nilai hasil test
formatif dikelas V Sekolah Dasar Negeri 17 Segedong pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam tentang pemahaman tentang gaya gesek maka dapat
disimpulkan bahwa dari 25 siswa hanya 41% yang mencapai tingkat
penguasaan materi diatas KKM. Selama proses belajar mengajar berlangsung,
siswa cenderung fasif dimana siswa kurang tertarik terhadap materi yang
sedang dipelajari, siswa tidak berani mengajukan pertanyaan atau pertanyaan
yang diajukan guru tidak mendapat tanggapan secara aktif dan proporsional.

2. Analisis Masalah

Berdasarkan data-data diatas, praktisi mengadakan refleksi,berdiskusi


dengan teman sejawat dan meminta bimbingan dengan supervisor untuk
mengidentifikasi kelemahan dari proses pembelajaran yang selama ini
dilakukan. Dari hasil diskusi tersebut terungkap beberapa masalah dalam
pembelajaran yang perlu diperbaiki, yaitu :

1. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran rendah.


2. Selama proses belajar mengajar berlangsung, siswa kurang aktif karena
proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru.
3. Kurangnya motivasi dari dalam diri siswa untuk bertanya terhadap materi
yang sedang dipelajari.
4. Menjelasan yang disampaikan guru sulit dimengerti oleh siswa.
5. Metode yang dipakai cenderung monoton tidak ada variasi dengan
menerapkan metode yang lain.
Berdasarkan hasil identifikasi masalah diatas diketahui bahwa faktor
penyebab kurangnya siswa dalam menguasai materi yang di pelajari pada
proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah :
1. Pembelajaran kurang memperhatikan tingkat perkembangan kognitif
siswa.
2. Tidak memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa secara
bergiliran.
3. Guru kurang memotivasi siswa
4. Penjelasan yang disampaikan guru kurang terfokus.
5. Kurangnya penguasaan guru dalam menerangkan metode yang bervariasi.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Pelaksanaan perbaikkan pembelajaran dilakukan menggunakan penerapan model


pembelajaran yang inovasi sebagai mana telah dikenalkan dalam Kurikulum
Tingkat Tatuan Pendidikan. Dalam kegiatan perbaikkan pembelajaran ini peneliti
membuat judul “Penerapan Metode Demonstrasi Dengan Alat Peraga Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Materi Gaya Gesek Pada Siswa Kelas V Di SD
Negeri 17 Segedong Kecamatan Segedong Kabupaten Mempawah”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
“Apakah Penerapan metode Demonstraasi dengan alat peraga dapat
meningkatkan hasil belajar materi Gaya Gesek pada siswa kelas V di SD
Negeri 17 Segedong Kecamatan Segedong Kabupaten Mempawah.
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini bertujuan untuk :
Mengetahui peningkatan hasil belajar Siswa materi Gaya Gesek
1. Meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran,
sehingga guru menjadi lebih profesional.
2. Mengetahui peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA
dengan materi Gaya Gesek melalui penerapan Metode Demosntrasi
dengan alat peraga di kelas V Sekolah Dasar Negeri 17 Segedong.
D. Manfaat Perbaikan
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan
bermanfaat bagi :
1. Guru
- Membantu memperbaiki pembelajaran.
- Memberikan masukan alternatif penggunaan alat peraga dalam
pembelajaran IPA.
- Menambah rasa percaya diri.
- Melatih diri untuk mampu menulis PTK.
2. Siswa
- Menambah motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA.
- Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi gaya gesek dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Sekolah
- Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan dan
kemajuan pada diri guru dan mutu pendidikan.
- Menambah acuan referensi bagi guru-guru.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Demonstrasi
1. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan
peragaan utuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan
bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa
(Djamarah, 2000).
Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat
dilakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri. Metode Demonstrasi
cukup baik apabila digunakan dalam penyampaian bahan pelajaran Ilmu
Pengtahuan Alam materi fotosintesis, bagaimana dan susunan apa saja
yang yang diperlukan dalam proses fotosintesis.
2. Metode Demonstrasi adalah :
Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat
yang di demonstrasikan tidak bisa diamati dengan seksama oleh siswa.
Misalnya alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas. Demonstrasi
menjadi kurang efektif bila tidak di ikuti oleh aktifitas dimana siswa
sendiri dapat ikut tidak semua hal dapat di demonstrasikan dikelas karena
sebab alat-alat yang terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang jauh
dari kelas. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis
sebagai pandahuluan, berilah pengertian dan landasan teori dari apa yang
akan di demonstrasikan.
Medemonstrasikan pelajaran tersebut guru harus terlebih dahulu
mendemonstrasikan dengan sebaik-baiknya, baru di ikuti oleh murid-
muridnya yang sesuai dengan petunjuk.
Adapun metode dalam demonstrasi ini memiliki kelebihan dan ada
juga kekurangannya sebagaimana yang akan dipaparkan di bawah ini :
3. Kelebihan Metode Demonstrasi adalah :
Perhatian anak didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang
dianggap penting oleh guru diamati.
Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang di
demonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan
mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain dapat merangsang
siswa untuk lebih ingat aktif dalam mengikuti proses belajar dapat
menambah pengalaman anak didik.
Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang
disampaikan dapat mengurangi kesalah pamahaman karena pengajar lebih
jelas dan kongrit dapat menjawab semua masalah yang timbul didalam
pikiran setiap siswa karena ikut serta berperan secara langsung.
4. Kelemahan Metode Demonstrasi adalah :
Memerlukan waktu yang cukup banyak. Apabila terjadi
kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efisien.
Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-
bahannya. Memerlukan tenaga yang tidak sedikit. Apabila siswa tidak
aktif, maka metode demonstran menjadi tidak efekti.

B. Pengertian Imu Pengetahuan Alam


IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan terjemahan kata-kata dari
Bahasa Inggris, natural science. Natural berarti alamiah, berhubngan dengan
alam atau bersangkut paut dengan alam. Sedangkan science artinya ilmu
pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Science secara arti
dapat disebut ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam
ini (Hadiar dan Kertiasa, 1984: 3).
Pembelajaran Ilmu Pengetahua Alam diajarakan di Sekolah Dasar
sebagai suatu mata pelajaran yang merupakan suatu program untuk mencapai
tujuan pendidikan yaitu membentuk manusia yang cakap dan terampil, cakap
dalam berpikir untuk menyelesaikan masalah serta terampil dalam
menggunakan alat inderanya dan tangan (dalam menggunakan alat) untuk
mengumpulkan data secara objektif menurut fakta yang diamati, melakukan
pengukuran dengan alat-alat, melakukan percobaan-percobaan, dalam hal ini
peserta didik dilatih untuk menempuh cara kerja secara alamiah dalam
menghadapi dam memecahkan masalah, serta tekun dan tidak mudah putus
asa (Hadiat dan Kertiasa, 1984: 19).
Oleh karena itu, Ilmu Pengetahuan Alam dapat digunakan sebagai
suatu alat untuk mengembangkan keterampilan mengamati fakta dengan
seluruh panca indera terhadap masalah yang dihadapinya. Materi Ilmu
Pengetahuan Alam dan keterampilan-keterampilan proses Ilmu Pengetahuan
Alam yang akan dilatih harus dimodifikasi dan disesuaikan dengan
perkembangan peserta didik di tingkat Sekolah Dasar.

C. Gaya Gesek

Gaya gesek adalah gaya yang melawan gerak benda pada suatu
permukaan. Gaya gesek terjadi akibat adanya pergerakan benda-benda yang
saling bersentuhan. Gaya gesek tersebut bekerja pada permukaan benda-
benda yang bersentuhan dengan arah berlawanan. Ada kalanya gaya gesek
begitu besar sehingga benda yang bergerak segera berhenti. Ada kalanya pula
gaya gesek yang terjadi tidak besar sehingga benda masih sempat bergerak
jauh sebelum berhenti. Berdasarkan pengertian tadi, maka dapat diartikan
bahwa gaya gesek adalah gaya yang menahan gerak benda agar benda itu
dapat berhenti bergerak. Besar dan kecilnya gaya gesek bergantung pada
kekasaran permukaan kedua benda yang bergesekan. Semakin kasar suatu
permukaan, semakin besar gaya geseknya dan semakin sulit benda bergerak
di atas permukaan tersebut. Sebaliknya, semakin halus permukaan, semakin
kecil gaya geseknya dan semakin "mudah" benda untuk bergerak di atasnya.

D. Pemahaman dan Hasil Belajar


Pemahaman, berasal dari kata yang artinya mengerti. Pemahaman
disini berarti proses untuk mengerti pada siswa tentang suatu konsep.
Pemahaman didapat dengan cara mengolah rangsangan dari luar yang
ditanggapi oleh inderanya. Semakin tanggap dengan rangsangan tersebut,
maka akan semakin baik pula pemahaman yang akan diperoleh.
Hasil belajar merupakan prestasi yang telah diraih oleh seseorang atau
kelompok. Seseorang yang menginginkan hasil yang baik, maka ia harus
berusaha dengan keras dalam menghadapi berbagai halangan dan rintangan.
Begitu dengan seorang siswa/pelajar, ia akan memperoleh hasil/prestasi yang
baik dan memuaskan jika ia tekun, ulet, giat dan rajin dalam belajarnya.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh
guru (Depdiknas, 2003: 787). Dapat disimpulkan, prestasi balajar adalah hasil
indikasi yang telah dicapai dalam proses kegiatan pembelajaran di dalam
kelas dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya. Pencapaian
hasil/prestasi belajar tersebut dapat diketahui dengan mengadakan tes
formatif. Penilaian diadakan untuk mengetahui sejauh mana siswa berhasil
mengikuti pembelajaran yang diberikan guru dan sejauh mana keberhasilan
mengikuti pembelajaran yang diberikan guru dan sejauh mana keberhasilan
guru dalam proses pambelajaran dikelasnya.
BAB III
PELAKASANAAN PERBAIKAN

A. Subjek Penelitian
Waktu pelaksanaan dilaksanakan pada tanggal 9 April 2018 sampai
dengan 25 April. Penelitian yang penulis laksanakan meliputi 2 siklus.
Adapun rincian waktunya adalah sebagai berikut:

Siklus I:
a. Tanggal 9 April 2018 , perencanaan perbaikan
b. Tanggal 10 April 2018, pelaksanaan perbaikan pembelajaran,
c. Tanggal 11 April 2018, tahap refleksi
Siklus II:
a. Tanggal 23 April 2018, perencanaan perbaikan
b. Tanggal 24 Aprl 2018, pelaksanaan perbaikan pembelajaran
c. Tanggal 25 April 2018, tahap refleksi

Lokasi penelitian di SD Negeri 17 Segedong Kecamatan Segedong


Kabupaten Mempawah pada siswa kelas V semester II tahun pelajaran
2017/2018. Dengan jumlah subjek yang diteliti 25 siswa dengan karakteristik
siswa yang beragam.

B. Desain Prosedur Perbaikkan Pembelajaran


Pelaksanaan PTK dilaksanakan dalam 2 siklus, yaitu sebagai berikut :
SIKLUS I
1. Rencana penelitian (9 April 2018)
Pada tahap perencanaan siklus I diawali dengan refleksi dan analisis
antara penulis dengan teman sejawat, yaitu Habsyah, S.Pd. dan supervisor
terhadap hasil belajar siswa, identifikasi masalah, analisis masalah dan
mencari alternatif pemecahan masalahnya.
Dari hasil di atas, penulisan selanjutnya melakukan tindakan sebagai
berikut :
a. Menyususn Rencana Perbaikan Pelajaran (RPP) siklus I, yang
difokuskan pada perencanaan langkah-langkah perbaikan. Yang
diharapkan dapat mengatasi masalah pembelajaran dan meningkatkan
kualitas proses dan hasil belajar siswa.
b. Menyiapkan instrument pengumpulan data, yaitu :
1. Lembar observasi yang akan digunakan penulis dan teman sejawat
untuk mengamati proses pembelajaran secara keseluruhan.
2. Lembar evaluasi dalam proses dan kegiatan aktifitas untuk
mengukur tingkat ketercapaian tujuan perbaikan pembelajaran.
3. Menentukan kriteria keberhasilan perbaikan pembelajaran dalam
penelitian ini. Perbaikan pembelajaran ini dinyatakan berhasil
apabila 75% dari siswa mencapai nilai minimal 70.

2. Pelaksanaan (10 April 2018)


Pada tahap pelaksanaan siklus I, penulis dibantu oleh teman sejawat
melakukan rencana pembelajaran dalam RPP dengan langkah sebagai
berikut :
a. Penjelasan singkat tentang gaya gesek
b. Membentuk kelompok menjadi 5 kelompok
c. Setiap kelompok mengerjakan lembar kerja
d. Setiap kelompok melaporkan hasil kerjanya dan ditanggapi kelompok
lain
e. Memantapkan hasil diskusi kelompok
3. Pengumpulan data
Tahap pengumpulan data dilaksanakan bersama oleh peneliti dengan
teman sejawat guru sebagai pengamat selama proses perbaikan
pembelajaran. Data yang dikumpulkan adalah data-data proses yaitu
aktifitas siswa kerjasama, dan keterampilan untuk mengetahui manfaat dan
kerugian gaya gesek.
Data dikumpulkan dengan lember pengamatan. Data hasil berupa dari
hasil penyelesaian soal selama evaluasi. Data dikumpulkan dengan
menggunakan lembar evaluasi.

4. Refleksi (11 April 2018)


Dalam tahap refleksi ini penulis bersama teman sejawat melakukan
analisis terhadap hasil yang dicapai, masalah/kesulitan atau dampak
terhadap pembelajaran, guru, dan siswa pada siklus I. Hasil refleksi ini
selanjutnya digunakan sebagai dasar bagi upaya perbaikan pembelajaran
siklus II.

SIKLUS II
1. Perencanaan (23 April 2018)
Perencanaan siklus II didasari pada hasil refleksi dan analisis penulis
beserta teman sejawat terhadap proses dan hasil belajar siswa pada siklus I.
Perencanaan perbaikan pada siklus II ini difokuskan pada media
pembelajaran dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran pada siklus
I. Penyampaian materi dengan menggunakan media/alat yang kurang
lengkap. Sedangkan pada siklus II ini ditambah dengan alat peraga
(gambar manfaat dan kerugian gaya gesek) sehingga siswa bisa lebih tahu
dan memahami materi pelajaran.
Secara keseluruhan perencanaan perbaikan pembelajaran pada siklus
II mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus II
b. Menyiapkan lembar pengamatan
c. Menyiapkan lembar observasi

2. Pelaksanaan (24 April 2018)


Pada tahap pelaksanaan siklus II, penulis melaksanakan perbaikan
pembelajaran dengan langkah sebagai berikut :
a. Menjelaskan kembali materi tentang Gaya Gesek
b. Membentuk kelompok (5 kelompok dengan anggota 5 siswa)
c. Tiap kelompok ada salah satu siswa yang berprestasi menonjol
sehingga bisa membantu siswa yang lain dan bisa aktif dalam
kelompok menyelesaikan soal secara kelompok
d. Masing-masing kelompok menyelesaikan soal dalam LKS
e. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kerjanya dan
ditanggapi oleh kelompok lain
3. Pengumpulan data
Tahap pengumpulan data dilaksanakan bersama oleh peneliti dengan
teman sejawat guru sebagai pengamat selama proses perbaikan
pembelajaran. Data yang dikumpulkan adalah data-data proses yaitu
aktifitas siswa kerjasama dan keterampilan dalam mengidentifikasi gaya
gesek. data ini dikumpulkan dengan lembar pengamatan. Data hasil berupa
dari hasil penyelesaian soal selama 2 evaluasi. Data dikumpulkan dengan
menggunakan lembar evaluasi.

4. Refleksi
dalam tahap refleksi ini penulis bersama teman-teman sejawat melakukan
analisis terhadap hasil yang dicapai, masalah/kesulitan atau dampak
terhadap pembelajaran, guru, dan siswa pada siklus II. Hasil refleksi ini
selanjutnya penulis dan teman sejawat gunakan sebagai dasar penyusunan
Rencana Pembelajaran untuk ujian Pemantapan Kemampuan
Professional.
C. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisa secara kolaboratif dengan mitra kolaborasi
dan hasilnya dijadikan bahan penyusunan rencana tindakan berikutnya. Sukidi,
Basrowi, Suranto (2008:111) menjelaskan bahwa analisis data merupakan usaha
(proses) memilih, memilah, membuang, dan menggolongkan data untuk
menjawab dua permasalahan pokok, yaitu : (1) tema apa yang dapat ditemukan
pada data-data ini dan (2) seberapa Jauh data-data ini dapat menyokong tema
tersebut.
Selanjutnya dipertegaskan oleh Sugiyono (2009;244) menyatakan bahwa
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil dari wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori
menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalaman
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Dalamnya penelitian perbaikkan pembelajaran ini, analisis data dilakukan


setiap akhir siklus. Data dianalisa secara kualitatif yaitu dengan mengkaji dan
menjelaskan hasil pembelajaran sesuai dengan data yang didapat dilapangan,
selanjutnya diinterprestasi dan dilakukan penyimpulan.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi per Siklus


1. Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan berdasarkan tujuan perbaikan adalah
mempersiapkan beberapa instrumen/perangkat. Adapun yang harus
disiapkan dalam tahap ini adalah: bahan ajar, rencana pembelajaran,
skenario pembelajaran, tugas-tugas, dan lembar observasi.

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada tanggal 10 April 2018 di
kelas V SD Negeri 17 Segedong Kecamatan Segedong Kabupaten
Mempawah. Pelaksanaan perbaikan mengacu pada Rencana Perbaikan
Pembelajaran siklus 1 yang telah dipersiapkan.
1) Pra Kegiatan
 Salam
 Do’a
 Presensi

2) Kegiatan Awal
- Apersepsi
Siswa dan guru bertanya jawab tentang manfaat dan kerugian gaya
gesek
Misal: “ketika berjalan apakah kaki atau sepatu kalian mengalami
gaya gesek?
“perhatikan tapak sepatu kalian apakah menipis ?”
- Informasi Materi
“Baiklah, hari ini kita akan belajar mengidentifikasi manfaat dan
kerugian gaya gesek
- Informasi Tujuan
Tujuan dari pembelajaran kita hari ini adalah agar kalian dapat
Memahami tentang manfaat dan kerugian yang ditimbulkan oleh
gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari
- Siswa dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok
beranggotakan 5 siswa.
- Siswa mendengarkan penjelasan Guru tentang materi manfaat dan
kerugian gaya gesek.
- Siswa dalam tiap kelompok diberikan Lembar Kerja Kelompok.
- Siswa bersama kelompok berdiskusi mengerjakan Lembar Kerja
Kelompok.
- Guru membimbing diskusi kelompok dengan jalan mendatangi
masing-masing kelompok dan menanyakan tentang petunjuk yang
belum dimengerti.
- Siswa dari perwakilan melaporkan hasil diskusinya dan siswa dari
kelompok lain menanggapi.
- Siswa diberikan pemantapan materi.
- Siswa diberikan pertanyaan secara lisan dan secara acak siswa
maju untuk menunjukkan manfaat dan kerugian gaya gesek
- Siswa diberikan kesempatan bertanya mengenai materi yang belum
dimengerti.
3) Kegiatan Akhir
- Kesimpulan
Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
“Hari ini kita telah belajar mengenai apa, Anak-anak?”
- Evaluasi
Guru memberikan latihan soal pada siswa.
- Refleksi
“Bagaimana pembelajaran kita hari ini, apakah kalian senang?”
- Tindak Lanjut
“Anak-anak, sekarang Ibu akan memberikan tugas pada halaman
151 nomor 1-5. Jangan lupa dikerjakan ya!”

- Penguatan
“Ibu senang sekali hari ini anak-anak mengikuti pelajaran dengan
sangat baik. Jangan lupa untuk belajar di rumah agar nilai kalian
menjadi lebih baik lagi.”
- Salam penutup.
c. Pengamatan
Selama tahap pelaksanaan perbaikan pembelajaran, teman
sejawat melakukan observasi terhadap kegiatan siswa dan guru
(penulis).
d. Refleksi
Pada siklus I perbaikan pembelajaran dirasa masih kurang dan
perlu dilaksanakan siklus II. Hal ini dapat dilihat dari analisis hasil
observasi/pengamatan dari sisi guru, mengenai keaktifan siswa dalam
diskusi kelompok, kerjasama siswa serta hasil ketuntasan belajar siswa.
Kegiatan dinyatakan baik ketika guru melaksanakan apersepsi,
pemberian tugas pada kelompok, melakukan bimbingan pada kegiatan
melaporkan diskusi, serta dalam memberikan pertanyaan-pertanyaan
yang dapat memancing keaktifan siswa. Di dalam pemberian soal
evaluasi juga baik, guru memberikan penjelasan terlebih dahulu, begitu
pula dengan pemberian tugas rumah. Pada kegiatan awal
menyampaikan informasi materi, tidak dilanjutkan dengan informasi
tujuan, dan juga dalam pemanfaatan peraga kurang menjangkau siswa
yang berada dibelakang, sehingga siswa yang di belakang kurang dapat
melihat dengan jelas. Guru tidak menguasai kelas dengan baik,
sehingga siswa cenderung ramai pada waktu kegiatan pembelajaran
berlangsung, dan guru tidak membahas materi, siswa hanya diberikan
catatan. Pada akhir pembelajaran guru juga tidak menuntun siswa untuk
menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari.
Adapun data yang diperoleh pada siklus I adalah sebagai berikut
ini.

Tabel 4.1.
Lembar Pengamatan Kinerja Guru Siklus I
No Kinerja yang diamati Kemunculan Komentar
Tidak
Ada
Ada
1. Kegiatan awal
- Apersepsi √ Baik, guru melakukan apersepsi
dengan baik
- Menyampaikan informasi √ Guru hanya menyampaikan
materi dan informasi informasi materi
tujuan
Kegiatan Inti Kurang maksimal, pembagian
- Membagi kelompok dalam kelompok masih sesuai

dengan keinginan siswa yang
ingin menjadi 1 kelompok dengan
teman karibnya.

2. - Menggunakan peraga Kurang maksimal, pemanfaatan


untuk menjelaskan √ media kurang menjangkau siswa
kepada siswa tentang yang berada di belakang
gaya gesek
- Pemberian tugas
kelompok √ Baik,guru memberikan penjelas
mengenai petunjuk pengerjaan
- Bimbingan kelompok lembar kerja kelompok
diskusi √ Guru tidak menguasai
pengelolaan kelas, siswa ramai
karena ada sebagian siswa yang
- Masing-masing tidak memanfaatkan alat peraga
kelompok melaporkan Baik, dengan bimbingan guru

hasil diskusi setiap kelompok secara bergiliran
- Pembahasan melaporkan hasil diskusi
Kurang maksimal, guru hanya

memberikan catatan,tidak
membahas soal sebelumnya
- Mengajukan pertanyaan √ Baik, guru memberikan
pertanyaan tentang alat peraga
gambar manfaat dan kerugian
gaya gesek namun siswa masih
Kegiatan akhir sedikit yang aktif menjawab
3. √ Guru tidak menyimpulkan materi
- Membuat kesimpulan

- Melaksanakan evaluasi √ Baik, guru memberikan soal


evaluasi dan memberikan
membantu mengarahkan siswa
- Pemberian tugas rumah √ dalam mengerjakan
Baik, pemberian tugas rumah
jelas

Tabel 4.2.
Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus I
No Aspek Kemunculan Komentar
Ada Tidak
Ada
1. Membentuk kelompok √ Siswa secara aktif membentuk
kelompok bersama temannya

2. Menyiapkan peraga sol √ Setelah mendapat bagian alat


sepatu tali dan tambang peraga gambar manfaat dan
sumur √ kerugian gaya gesek, siswa
menyiapkan di atas bangku

3. Melakukan kegiatan √ Siswa dengan bimbingan guru


lembar kerja kelompok melakukan kegiatan kerja
kelompok,namun hanya sebagian
siswa saja yang terlihat aktif

4. Melaporkan hasil diskusi Sebagian siswa dari kelompok-
kelompok mendapatkan
kesempatan untuk melaporkan
hasil diskusinya

5. Mengajukan pertanyaan Siswa tidak ada yang mengajukan
pertanyaan kepada guru mengenai
materi yang belum dimengerti

6. Unjuk diri Beberapa siswa secara acak


ditunjuk sudah berani
menunjukan akibat dari gaya
gesek pada alat peraga yang
disiapkan
√ Siswa tidak menyimpulkan isi
7. Membuat kesimpulan pembelajaran

√ Siswa mengerjakan soal evaluasi


8. Mengerjakan soal evaluasi dengan suasana yang sedikit
gaduh
Tabel 4.3.

Lembar Pengamatan Kinerja Siswa Siklus I


No Nama Siswa Aspek yang dinilai Hasil Kelompok
Aktivitas Kerjasama
1 Riski hidayah - - K Matahari
2 Ferdiyanto - - K Bulan
3 maysaroh √ - C Awan
4 Natalia Kurniawati √ √ B Bulan
5 Muhammad Heri √ √ B Bulan
6 Syifaul fadilah √ √ B Bintang
7 Asman √ √ B Matahari
8 Yursila √ √ B Bulan
9 Nursabilah √ √ B Matahari
10 Yunita - √ C Awan
11 Zendy - - K Planet
12 Paril √ √ B Awan
13 Rehan √ √ B Bintang
14 Nur sabilah - √ C Bintang
15 Ftriyani √ √ B Planet
16 Anugrah Pratama √ √ B Matahari
17 Raihan √ √ B Matahari
18 Rasya Aditiya - √ C Bulan
19 Reno - - K Awan
20 Nela Juandari √ - C Awan
21 Nur Laila Sari √ - C Bintang
22 Reni √ √ B Planet
23 Ela Ulandari - √ C Bintang
24 Apriliana - - K Planet
25 sahwa √ √ B Planet

Keterangan:
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
Tabel 4.4.
Hasil Diskusi Kelompok
Kelompok Nilai
Bulan 75
Planet 60
Matahari 80
Bintang 70
Awan 60
Rata-rata 69

Berdasarkan tabel hasil diskusi kelompok di atas, diperoleh hasil rata-rata


sebesar 69. Kelompok yang memperoleh nilai terendah adalah kelompok Planet
dan Awan dengan nilai 60. Berada di atasnya yaitu kelompok Bintang dengan
nilai 70 dan kelompok Bulan dengan nilai 75. Sedangkan kelompok yang
mendapat nilai paling tinggi adalah kelompok Matahari dengan nilai 80. Apabila
dikaitkan dengan kerjasama dan keaktifan dalam berdiskusi, maka wajar apabila
kelompok ini mendapatkan nilai terbik ditunjang lagi dengan anggota kelompok
yang mempunyai kepandaian di atas rata-rata siswa yang lain.
Data kinerja siswa yang diperoleh selanjutnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.5.
Hasil Pengamatan Diskusi Kelompok Siklus I
Kelompok Jumlah Aktivitas Kerjasama
Anggota Aktif Tingkat Aktif Tingkat
Bulan 5 3 60% 4 80%
Planet 5 3 60% 3 60%
Matahari 5 4 80% 4 80%
Bintang 5 3 60% 4 80%
Awan 5 3 60% 2 40%
Jumlah 25 16 64% 17 68%

Dalam refleksi yang telah penulis lakukan, ternyata penyebab kurangnya


tingkat keaktifan siswa adalah pembagian kelompok yang belum
merata/homogen. Siswa masih cenderung menggantungkan tugas yang diberikan
kepada teman mereka yang lebih pandai.guru juga kurang melibatkan siswa dalam
pemanfaatan media. Hanya siswa-siswa tertentu yang dapat memanfaatkan media.
Namun demikian hasil diskusi yang didapatkan pada siklus I ini sudah
menunjukkan peningkatan apabila dibandingkan dengan pra siklus. Berikut
merupakan hasil kerja diskusi kelompok siklus I.
Selanjutnya di bawah ini dapat dilihat hasil evaluasi belajar siswa pada
siklus I.
Tabel 4.6.

Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I


No Nama Nilai Ketuntasan
Ya Tidak
1 Riski hidayah 20 - √
2 Ferdiyanto 40 - √
3 Maysaroh 40 - √
4 Natalia Kurniawati 80 √ -
5 Muhammad Heri 80 √ -
6 Syifaul fadilah 80 √ -
7 Asman 60 - √
8 Yursila 60 - √
9 Nursabilah 80 √ -
10 Yunita 60 - √
11 Zendy 60 - √
12 Paril 80 √ -
13 Rehan 60 - √
14 Nur sabilah 40 - √
15 Ftriyani 80 √ -
16 Anugrah Pratama 80 √ -
17 Raihan 80 √ -
18 Rasya Aditiya 40 - √
19 Reno 40 - √
20 Nela Juandari 40 - √
21 Nur Laila Sari 40 - √
22 Reni 80 √ -
23 Ela Ulandari 40 - √
24 Apriliana 40 - √
25 Sahwa 80 √ -
Jumlah 1480 10 15
Rata-rata 59,2 40% 60%
Dari tabel 4.6. di atas menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa
masih kurang. Dari 25 siswa yang mendapat nilai ≥70 hanya 10 siswa atau 40%.
Padahal target ketuntasan klasikal yang diharapkan pada mata pelajaran IPA
materi gaya gesek ini adalah 75% dari jumlah siswa yang mencapai ketuntasan
individual. Namun demikian, hasil evaluasi siklus I ini telah menunjukkan
peningkatan dibandingkan dengan pra siklus.

2. Siklus II
a. Perencanaan
Tahap perencanaan siklus II dipersiapkan berdasarkan data-data
yang diperoleh pada refleksi siklus I. Data-data tersebut dianalisis dan
selanjutnya dijadikan dasar menyusun perencanaan siklus II.

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada tanggal 24 April 2018 di
kelas V SDN 17 Segedong Kecamatan Segedong Kabupaten Mempawah.
Pelaksanaan perbaikan mengacu pada Rencana Perbaikan Pembelajaran
siklus II yang telah diperbaiki, antara lain memperbaiki bimbingan terhadap
siswa dan menggunakan/memanfaatkan alat peraga secara maksimal, dan
lebih memberikan pengalaman belajar pada siswa, misal: memberikan
kesempatan pada siswa dalam masing-masing kelompok untuk
menggunakan alat peraga secara merata sehingga siswa dapat lebih
berperan aktif dan lebih cepat dalam memahami materi yang disampaikan.
Pembagian kelompok dilakukan secara acak berdasarka pada kemampuan
siswa yang berbeda, sehingga siswa yang pandai dapat membantu kesulitan
teman yang kurang paham terhadap materi.

c. Pengamatan
Selama tahap pelaksanaan perbaikan pembelajaran, teman sejawat
melakukan observasi terhadap kegiatan siswa pada masing-masing kegiatan
dalam menjawab pertanyaan dan hasil belajar siswa.
d. Refleksi
Pada siklus II ini perbaikan pembelajaran juga dilakukan evaluasi
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah dilakukan perbaikan
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga gambar manfaat dan
kerugian gaya gesek hasil yang dicapai sangat baik dan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Hal ini terbuktikan dari nilai siswa yang mengalami
kenaikan dan hasil analisis observasi lebih meningkat dibandingkan dengan
kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus I.

Kegiatan perbaikan pembelajaran dinyatakan baik pada saat


kegiatan awal yaitu berupa apersepsi dan penyampaian informasi materi
dan informasi tujuan. Guru sudah memberikan penjelasan rinci terhadap
materi yang akan disampaikan. Menginjak pada kegiatan inti, guru sudah
melakukan pembagian kelompok dengan merata sehingga siswa yang
pandai tidak lagi membentuk kelompok menjadi 1 dan siswa yang pandai
dapat pula membantu teman yang lain dalam kelompok barunya. Dalam
pemanfaatan alat peraga dengan metode demonstrasi, guru sudah
melakukannya dengan baik. Guru menjelaskan materi tidak pada satu
tempat di depan, tetapi juga berpindah ke belakang juga. Selanjutnya
berupa pemberian tugas, guru menjelaskan pelaksanaan diskusi dengan
baik. Setiap kelompok diberikan alat peraga gambar manfaat dan kerugian
gaya gesek untuk menunjang kegiatan diskusi. Pengelolaan kelas baik,
sehingga pada waktu kegiatan diskusi, siswa sudah nampak tidak ramai
sendiri. Kegiatan selanjutnya dilanjutkan dengan melaporkan hasil diskusi.
Guru membimbing kegiatan ini dengan baik sehingga waktu yang
digunakan lebih efisien. Setelah melaporkan hasil diskusi, guru membahas
kembali soal diskusi secara bersama-sama dengan siswa. Dalam
mengajukan pertanyaan, sudah muncul variasi pertanyaan sehingga siswa
bersemangat dan banyak yang sudah aktif menjawab.. kesimpulan
dilaksanakan siswa dan guru dengan baik, guru membimbing untuk
mengarahkan membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari.
Dalam pemberian soal evaluasi dan tugas di rumah, guru memberikan
penjelasan dengan baik, dan terarah.
Selanjutnya data hasil pengamatan teman sejawat terhadap kinerja
guru (penulis) dengan aktifitas siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel
berikut ini

Tabel 4.7.
Lembar Pengamatan Kinerja Guru Siklus II
No Kinerja yang diamati Kemunculan Komentar
Ada Tidak
Ada
1. Kegiatan awal Baik, guru melakukan apersepsi
- Apersepsi √ dengan baik
- Menyampaikan √ Guru menyampaikan informasi
informasi materi dan materi dan informasi tujuan
informasi tujuan dengan rinci
Kegiatan Inti
2. - Membagi kelompok √ Baik, pembagian dalam kelompok
sudah merata, siswa yang pandai
tidak lagi membentuk kelompok
menjadi 1
- Menggunakan peraga √ Baik, guru sudah menunjukkan
untuk menjelaskan alat peraga pada siswa di depan
kepada siswa tentang dan belakang
bagaimana gaya gesek
terjadi
- Pemberian tugas
kelompok √ Baik,guru memberikan penjelas
mengenai petunjuk pengerjaan
lembar kerja kelompok
- Bimbingan kelompok
√ Guru bisa mengusai pengelolaan
diskusi
kelas, terhilat siswa tidak ramai
- Masing-masing
√ Baik, dengan bimbingan guru
kelompok melaporkan
setiap kelompok secara bergiliran
hasil diskusi
melaporkan hasil diskusi
- Pembahasan √ Baik, membahas kembali soal
diskusi kelompok
- Mengajukan pertanyaan √ Baik, guru memberikan
pertanyaan tentang materi gaya
gesek,banyak yang aktif
menjawab
3. Kegiatan akhir √ Guru membimbing siswa
- Membuat kesimpulan menyimpulkan materi
pembelajaran
- Melaksanakan evaluasi √ Baik, guru memberikan soal
evaluasi dan memberikan
membantu mengarahkan siswa
dalam mengerjakan
- Pemberian tugas rumah √ Baik, pemberian tugas rumah
jelas
Tabel 4.8.
Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus II
Kemunculan
No Aspek Tidak Komentar
Ada
ada
1 Membentuk kelompok √ Siswa secara aktif membentuk
kelompok bersama temannya

2. Menyiapkan alat peraga √ Setelah mendapat bagian alat peraga


sol sepatu dan tali timba gambar manfaat dan kerugian gaya
sumur gesek siswa menyiapkan di atas
bangku

3. Melakukan kegiatan √ Siswa dengan bimbingan guru


lembar kerja kelompok melakukan kegiatan keja
kelompok,namun hanya sebagian
siswa saja yang terlihat aktif

4. Melaporkan hasil diskusi √ Setiap siswa mewakili masing-


masing kelompoknya mendapatkan
kesempatan untuk melaporkan hasil
diskusinya

5. Mengajukan pertanyaan √ sudah ada sebagian siswa yang


mengajukan pertanyaan mengenai
gaya gesek

6. Unjuk diri √ Beberapa siswa secara acak ditunjuk


sudah berani memberikan contoh
tentang gaya gesek

7. Membuat kesimpulan √ Siswa dengan dibimbing guru


membuat kesimpulan dari materi
yang telah dipelajari

8. Mengerjakan soal evaluasi √ Siswa mengerjakan soal evaluasi


dengan suasana yang tenang
Adapun data-data yang diperoleh dari siklus II adalah sebagai berikut.

Tabel 4.9.
Lembar Pengamatan Kinerja Siswa Siklus II
No Nama Siswa Aspek yang dinilai Hasil Kelompok
Aktivitas Kerjasama
1 Riski hidayah - - K Bulan
2 Ferdiyanto √ - C Planet
3 maysaroh √ √ B Matahari
4 Natalia Kurniawati √ √ B Bulan
5 Muhammad Heri √ √ B Bintang
6 Syifaul fadilah √ √ B Matahari
7 Asman √ √ B Awan
8 Yursila √ √ B Bulan
9 Nursabilah √ √ B Matahari
10 Yunita √ √ B Bulan
11 Zendy - √ C Matahari
12 Paril √ √ B Bintang
13 Rehan √ √ B Awan
14 Nur sabilah - √ C Planet
15 Ftriyani √ √ B Awan
16 Anugrah Pratama √ √ B Bulan
17 Raihan √ √ B Planet
18 Rasya Aditiya - √ C Matahari
19 Reno √ √ B Bintang
20 Nela Juandari √ - C Planet
21 Nur Laila Sari √ √ B Planet
22 Reni √ √ B Bintang
23 Ela Ulandari √ √ B Awan
24 Apriliana - √ C Bintang
25 sahwa √ √ B Awan

Keterangan:
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
Tabel 4.10.
Hasil Diskusi Kelompok
Kelompok Nilai

Bulan 80

Planet 70

Matahari 85

Bintang 80

Awan 75

Rata-rata 78

Berdasarkan tabel hasil diskusi kelompok di atas, diperoleh hasil


diskusi kelompok siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai hasil
diskusi kelompok rata-rata adalah 69, sedangkan pada siklus II meningkat
nilai rata-ratanya menjadi 78. Peningkatan ini terjadi karena guru berusaha
memaksimalkan penggunaan alat peraga gambar manfaat dan kerugian
gaya gesek dengan metode demonstrasi secara merata kepada siswa, dan
juga dipengaruhi oleh pembagian anggota kelompok yang heterogen
sehingga siswa yang pandai tidak membentuk kelompok tersendiri dengan
temannya yang pandai pula.
Data kinerja siswa yang diperoleh selanjutnya dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.11.
Hasil Pengamatan Diskusi Kelompok Siklus II
Kelompok Jumlah Aktivitas Kerjasama
Anggota Aktif Tingkat Aktif Tingkat
Bulan 5 4 80% 4 80%
Planet 5 4 80% 3 60%
Matahari 5 3 60% 5 100%
Bintang 5 4 80% 5 100%
Awan 5 5 100% 5 100%
Jumlah 25 20 80% 22 88%
Dari tabel 4.11. diketahui bahwa tingkat keaktifan siswa dalam
aktivitas dan kerjasama sudah meningkat. Jika pada siklus I hanya 16
siswa yang aktif dalam aktivitas serta 17 siswa aktif bekerjasama, tampak
sekali bahwa pada siklus II sudah ada 20 siswa yang aktif dalam aktivitas
dan 22 siswa aktif dalam bekerjasama dengan anggota kelompoknya.
Meningkatnya semua aktifitas dan kerjasama siswa ini dipengaruhi oleh
pemberian motivasi dan pembagian kelompok diskusi yang sudah
merata/heterogen, sehingga siswa yang pandai dan aktif ikut membantu
memotivasi teman dalam kelompoknya untuk turut aktif bekerja sama
menyelesaikan tugas diskusi yang telah diberikan. Selain itu pemanfaatan
alat peraga gambar manfaat dan kerugian alat peraga yang sudah merata,
semakin membuat siswa untuk terlibat dalam pemanfaatan alat peraga
tersebut. Pemanfaatan alat peraga sudah tidak didominasi oleh siswa yang
pandai, sehingga pemanfataan alat peraga dengan metode demonstrasi ini
sangat efektif bila diterapkan untuk meningkatkan aktivitas siswa. Maka
dari uraian tersebut dapat dilihat keaktifan siswa pada siklus II ini
meningkat menjadi 80% apabila dibandingkan dengan siklus I sebesar
64%, dan keaktifan siswa dalam bekerjasama meningkat dari siklus I 68%
menjadi 88% pasca siklus II.
Selanjutnya di bawah ini dapat dilihat hasil evaluasi belajar siswa
pada siklus II.
Tabel 4.12.
Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II
No Nama Nilai Ketuntasan
Ya Tidak
1 Riski hidayah 50 - √
2 Ferdiyanto 50 - √
3 maysaroh 80 √ -
4 Natalia Kurniawati 90 √ -
5 Muhammad Heri 80 √ -
6 Syifaul fadilah 70 √ -
7 Asman 90 √ -
8 Yursila 80 √ -
9 Nursabilah 70 √ -
10 Yunita 80 √ -
11 Zendy 70 √ -
12 Paril 80 √ -
13 Rehan 80 √ -
14 Nur sabilah 80 √ -
15 Ftriyani 80 √ -
16 Anugrah Pratama 80 √ -
17 Raihan 70 √ -
18 Rasya Aditiya 50 - √
19 Reno 80 √ -
20 Nela Juandari 70 √ -
21 Nur Laila Sari 80 √ -
22 Reni 80 √ -
23 Ela Ulandari 50 - √
24 Apriliana 50 - √
25 sahwa 80 √ -
Jumlah 1820 20 5
Rata-rata 72,8 80% 20%

Dari tabel 4.12. di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada
siklus II menjadi lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Jika pada siklus
I nilai rata-rata siswa hanya 59,2 dengan ketuntasan individual sebanyak
10 siswa dan prosentase ketuntasan klasikal 40%, maka pada siklus II
meningkat menjadi 72,8 dengan ketuntasan individual sebanyak 20 siswa
dan prosentase ketuntasan 80%. Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan
pada siklus II dikatakan berhasil karena dapat mencapai 75% dari nilai
ketuntasan klasikal.
B. Pembahasan hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Aktifitas dan Kerjasama
Hasil pengamatan yang penulis dan teman sejawat lakukan tentang
penggunaan alat peraga gambar manfaat dan kerugian gaya gesek dengan
metode demonstrasi dapat diketahui bahwa dari siklus I siswa yang aktif
dalam aktifitas adalah sebanyak 16 siswa atau 64% dan aktif dalam
bekerja sama adalah 17 siswa atau 68%. Sedangkan pada siklus II
diperoleh data siswa aktif dalam aktifitas sebanyak 20 siswa atau 80% dan
siswa aktif bekerja sama sebanyak 22 siswa atau 88%. Ini berarti tingkat
aktifitas dan kerja sama siswa pada siklus II meningkat apabila bandingkan
dengan siklus I.

Peningkatan aktifitas siswa tentunya akan berdampak pada kerja


sama yang siswa lakukan bersama anggota kelompoknya. Dan juga sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Semua ini tidak lepas dari
penggunaan alat peraga gambar manfaat dan kerugian gaya gesek yang
dapat merangsang aktifitas siswa sehingga kegiatan diskusi menjadi
bermakna.

2. Hasil Belajar Siswa


Pendekatan yang dilakukan pada materi gaya gesek yang dalam
pelaksanaannya, penulis berusaha memanfaatkan alat peraga gambar
manfaat dan kerugian gaya gesek untuk meningkatkan motivasi, keaktifan
dan pemahaman siswa sehingga dapat diperoleh hasil belajar yang
maksimal. Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang di
demonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan
mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain dapat merangsang
siswa untuk lebih ingat aktif dalam mengikuti proses belajar dapat
menambah pengalaman anak didik.

Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang


disampaikan dapat mengurangi kesalah pamahaman karena pengajar lebih
jelas dan kongrit dapat menjawab semua masalah yang timbul didalam
pikiran setiap siswa karena ikut serta berperan secara langsung.

Nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa pada akhir pembelajaran


terus meningkat secara signifikan sejak sebelum proses perbaikan hingga
akhir siklus kedua. Ini tergambar dengan peningkatan nilai rata-rata hasil
belajar siswa sekitar 59,2 pada siklus I menjadi 72,8 pada siklus II.

3. Ketuntasan Belajar
Target ketuntasan belajar dapat tercapai setelah dilakukan
perbaikan sebanyak 2 siklus. Adapun target yang diharapkan dalam
perbaikan ini adalah 75% siswa dapat mencapai nilai ketuntasan individual
sebesar ≥70. Adapun rata-rata pencapaian pada akhir siklus I yaitu sebesar
40% kemudian naik menjadi 80% pada siklus II. Artinya, ketuntasan
belajar secara klasikal telah tercapai.

4. Hasil Diskusi Kelompok


Penerapan strategi pembelajaran menggunakan alat peraga dengan
metode demonstrasi dalam kegiatan belajar mengajar siswa kelas V SDN
17 Segedong kecamaran Segedong Kabupatan Mempawah dapat
meningkatkan hasil diskusi kelompok. Hal ini dapat diketahui dari data,
yaitu pada siklus I rata-rata hasil diskusi kelompok siswa hanya mencapai
nilai 69, sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rata yaitu
senilai 78.
Dari pembahasan tersebut di atas, dibuat sebuah grafik untuk
mengetahui perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa pada
proses perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II. Adapun grafik
tersebut adalah sebagai berikut:
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis disimpulkan bahwa penggunaan metode demonstrasi
dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang gaya gesek. dapat dikemukakan
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebelum menggunakan media gambar manfaat dan kerugian gaya gesek
dalam proses pembelajaran IPA pada materi gaya gesek, hasil belajar
yang diperoleh siswa kurang baik.
2. Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I hasil belajar
siswa lebih baik dengan memperoleh nilai rata-rata 67.70%. Kemudian
pelaksanaan pembelajaran siklus II hasil belajar siswa naik kembali
dengan memperoleh nilai rata-rata 75,38%.
3. Selain dapat meningkatkan hasil belajar siswa, alat peraga juga dapat
meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung, ini terbukti dari hasil observasi tentang
keaktivitas siswa yang meningkat pada setiap siklus.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat penulis
sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Guru sebagai orang lebih dekat dengan anak didik dalam kegiatan
pembelajaran, hendaknya selalu memperhatikan kondisi kesiapan anak
didiknya dalam belajar terutama pada pelajaran eksakta yang selalu
dianggap sulit oleh sebagian besar siswa. Dengan begitu guru dapat
membimbing, mendidik anak sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
2. Tingkatkan terus inovasi pendidikan, terutama dalam hal pemilihan dan
pemanfaatan alat peraga.
3. Kurangnya fasilitas jangan dijadikan alasan untuk tidak berinovasi, karena
penerapan dan pemanfaatan alat penerapan alat peraga harus dilakukan
dengan menyesuaikan kondisi dan situasi yang ada.
4. Untuk lebih meningkatkan kualitas profesionalisme guru, perlu dilakukan
kegiatan yang berkesinambungan melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)
dalam upaya berbagi wawasan, pendapat, dan tukar pengalaman.
5. Dengan menggunakan metode demonstrasi baik untuk meningkatkan hasil
belajar siswa
6. Guru dapat mengembangkan dengan strategi yang lain sesuai dengan
materi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan
keterampilan siswa
DAFTAR PUSTAKA

BDK. 1995. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.


Arikunto, S. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah,2000. mengajar dengan metode Demonstrasi.
http://www.gudangmateri.com/2011/05/mengajar-dengan-metode-
infiltrasi-dan.html
Drs. J.J Hasibuan, Dip Ed & DRS. Moedjiono. 2007. Proses Belajar Mengajar.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Hadiar dan Kertiasa, 1984, dasar dasar pendidikan sains,
http://library.um.ac.id/free-contents/printbook.php/dasar-dasar-pendidikan-
sains-pengantar-mengajarkan-ipa-bagi-guru-guru-dan-calon-calon-guru-
ipa-sekolah-lanjutan-sukarno-n-kertiasa-hadiat-23050.html
Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bina Aksara
Haryanto. 2004. Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga
IGAK Wardhani. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka
Nurkanca. 1983. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Sadiman, AS. 1984. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta.
Wanaputra, Udin S. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Universitas
Terbuka
Wardani, IGAK Dr. Siti Julaeha, Marsinah Ngadi, 2007. PKP. Jakarta:
Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai