PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
elajar aktif. Peserta didik melakukan pembelajaran yang dapat mengasa pemaham
an peserta dan penambah pengetahuan baru yang harus dipelajari. Dengan menera
pkan model pembelajaran penemuan terbimbing peserta didik berperan aktif dala
m proses pembelajaran dan peran guru bukan lagi sebagai pusat informasi tetapi h
a dapat meningkatkan hasil belajar serta dapat menemukan konsep baru yang disaj
mengalami peningkatan dari tahun 2019 sampai tahun 2021. Hal tersebut dapat
belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada tahun 2019 model pembelajaran
konvensional (Amelia, 2019). Lebih lanjut, pada tahun 2020 meningkatan sebesar
13,59 poin (Dika, 2020). Pada tahun 2021 model pembelajaran penemuan
1
2
16
14
12
10
0
2019 2020 2021
Grafik 1.1 Peningkatan Hasil Belajar dengan Model Pembelajaran Penemuan
Terbimbing Berdasarkan Penelitian Sebelumnya
Hasil belajar memiliki kedudukan yang sangat penting dan tidak dapat dipi
sahkan dari proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan
suatu proses pembelajaran. Dengan hasil belajar, guru dapat mengetahui apakah
peserta didik sudah mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan. Hasil belajar me
rupakan hasil yang telah dicapai seseorang setelah melalui proses pembelajaran de
Hasil belajar dapat berupa perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, af
ektif maupun psikomotorik. Biasanya hasil belajar dituangkan dalam bentuk angk
a. Hasil belajar yang tinggi atau rendah menunjukkan keberhasilan guru dalam me
puan guru dalam menyampaikan materi pelajaran, dan lingkungan sekitar peserta
didik.
man atas dirinya dan lingkungannya lalu menafsirkan bahwa dirinya dan lingkung
kan sebagai study pendahuluan bahwa pembelajaran IPA di SMP Negeri 27 Maka
belajar peserta didik rendah. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapka
n untuk mata pelajaran IPA kelas VII di SMP Negeri 27 Makassar adalah 75. Ber
dasarkan data nilai harian peserta didik pada materi Objek IPA dan
Pengamatannya diketahui nilai peserta didik masih rendah karena jumlah peserta
an agar peserta didik lebih tertarik untuk belajar sehingga hasil belajar peserta didi
k lebih baik. Karena model yang digunakan guru selama proses pembelajaran
model yang bervariasi dan relevan dapat merangsang keaktifan peserta didik
selama proses pembelajaran. Guru harus cermat memilih model apa yang tepat
yang monoton yang dapat mengakibatkan kejenuhan dalam diri peserta didik.
4
peserta didik tergantung pada seberapa jauh peserta didik akif dalam
peserta didik untuk semangat belajar, membangun motivasi positif dan suasana
mendorong dan memfasilitasi peserta didik dalam proses belajar sehingga aktif
atau konsep dengan bimbingan guru, hal ini membuat peserta didik menjadi aktif
belajar, aktif mencari, belajar mandiri dan lebih memahami isi materi yang
diajarkan oleh guru yang nantinya akan berdampak pada hasil belajar peserta
suatu kegiatan pembelajaran. Salah satu upaya yang harus dilakukan guru untuk
tepat.
keaktifan peserta didik dan hasil belajar peserta didik pada materi objek IPA dan
5
Pengamatannya. Pemicu tingginya hasil belajar peserta didik terjadi karena pesert
a didik sangat antusias dan aktif mengikuti pelajaran, karena peserta didik dapat m
engenai materi pelajaran yang sedang dipelajari. Peserta didik juga dapat berdisku
si dan bekerja sama dengan rekan kelompok dan mengajukan pertanyaan kepada g
dan Musa (2013) secara singkat didalam jurnalnya menyampaikan bahwa hasil
baik dari pada hasil belajar peserta didik dengan model pembelajaran
rbimbing Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 27 Makass
ar”.
B. Rumusan Masalah
ng diangkat adalah:
1. Seberapa tinggi peningkatan hasil belajar peserta didik setelah diterapkan mode
2. Seberapa tinggi peningkatan hasil belajar peserta didik setelah diterapkan mode
C. Tujuan Penelitian
Negeri 27 Makassar.
2. Untuk mengetahui seberapa tinggi peningkatan hasil belajar peserta didik setela
ssar.
terhadap hasil belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 27 Makassar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
getahuan khususnya bidang ilmu pendidikan program studi Pendidikan IPA dan m
7
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis, merupakan alat untuk mengembangkan diri sebagai calon guru ya
ng profesional.
b. Untuk peserta didik, dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang dapat di
aran IPA.
c. Bagi guru IPA, dapat menjadi bahan acuan dalam menyusun rencana dan melak
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
enemuan mendorong peserta didik untuk mengajukan pertanyaan dan menarik sim
uner berpendapat bahwa peserta didik harus berperan secara aktif dalam proses pe
mbelajaran di kelas.
seorang anak diberi tahu bahwa apa itu panas, adakemungkinan besar sekai dia
akan segera lupa apa yang baru saja diberi tahu. Tetapi apabila suatu ketika anak
memegang api dan dia merasakan panasnya, maka kemungkinan besar anak
tersebut selalu mengingatnya. Hasil bealar melalui penemuan akan lebih mudah
untuk disesuaikan dengan kondisi baru. Selain itu, melalui belajar penemuan akan
8
9
yaitu materi atau bahan pelajaran yang akan disampaikan tidak disampaikan
dalam bentuk final akan tetapi peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa
membentuk apa yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam suatu bentuk
elajaran penemuan adalah pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk terli
bat aktif dalam pembelajaran dan peserta didik sendiri yang menemukan konsep at
diberikan guru dapat berupa petunjuk, arahan, pernyataan atau dialog sehingga
peserta didik, guru hanya memberikan masalah dan situasi belajar kepada peserta
menciptakan situasi belajar yang dapat membuat peserta didik belajar aktif
Menurut Yurniwati & Hanum (2017), jika peserta didik terbiasa belajar m
elalui metode penemuan terbimbing maka peserta didik akan memiliki kemampua
kan ide atau gagasan yang dimaksud, maka guru perlu membimbing mereka. Hal i
menciptakan situasi belajar yang melibatkan peserta didik belajar secara aktif dan
mandiri dalam menemukan suatu konsep atau teori, pemahamn, dan pemecahan
metode Penemuan Terbimbing yaitu sebagian dari peserta didik belum mampu
melakukan penemuaan. Akan tetapi kendala dalam peneliti ini dapat atasi dengan
Penemuan Terbimbing yaitu ada sebagian peserta didik yang tidak mengikuti
guru hanya menyampaikan materi penting dan singkat). Hal ini dikarenakan
guru dalam bentuk tugas kelompok yang diberikan sehingga dapat memberikan
Tiap peserta didik memiliki pendapat dan cara yang berbeda dalam menyelesaikan
didik fokus terhadap pokok materi yang dibahas. Penerapan model pembelajaran
ini membuat peserta didik lebih aktif, termotivasi, dalam mengumpulkan data
Menurut Carin dan Sund (1989),ada tiga alasan untuk guru menggunakan
penemuan terbimbing yaitu (1) sebagian besar guru lebih nyaman menggunkan pe
ndekatan ekspositori, mungkin karena sudah lama sekali dikenal dalam dunia pen
didikan; (2) jika menginginkan peserta didik menjadi seorang saintis yang selalu
idik harus sclalu berperan aktif dalam setiap kegiatan sains dengan petunjuk dan p
endampingan dari guru. Penemuan terbimbing pada anak yang usianya lebih mud
a akan mengarakan anak kearah penemuan bebas atau inkuri ketika anak menginja
k masa remaja dan dewasa; (3) pembelajaran dengan penemuan terbimbing akan
muan terbimbing lebih banyak diterapkan karena dengan adanya petunjuk guru m
aka peserta didik akan bekerja lebih terarah dalam mencapai tujuan yang akan dic
ituasi belajar yang melibatkan peserta didik belajar secara aktif dan mandiri dalam
menemukan suatu konsep atau teori, pemahaman, dan pemecahan masalah. Proses
5. Menentukan dengan cermat apakah peserta didik akan bekerja secara individu a
6. Mencoba terlebih dagulu kegiatan yang akan dikerjakan oleh peserta didik untu
asi
ni :
pertanyaan membimbing.
yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Model pembelajaran
penemuan terbimbing interaksi dapat terjadi, diantara peserta didik baik dalam
kelompok-kelompok kecil maupun kelompok besar (kelas), dan antara peserta did
14
kelompok kecil, peserta didik berinteraksi satu dengan yang lain. Sehingga,
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentu
knya, yaitu “hasil” dan “belajar” pengertian product (hasil) menunjuk pada suatu
perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan ber
pembelajaran ini tentunya dilihat untuk jangka pendek, jangka menegah, dan
jangka panjang. Jangka pendek yaitu yang sesuai dengan capaian indikator,
jangka menegah yang sesuai pada pencapaian target mata pelajaran, dan jangka
panjang yaitu realitas ketika peserta didik berbaur di masyarakat (Febriana, 2019).
adalah salah satu ruang lingkup pembelajaran. Hasil belajar adalah perubahan yan
g terjadi pada peserta didik setelah diberi perlakuan. Hasil belajar berfungsi untuk
mempengaruhi pencapaian prestasi belajar peserta didik yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.
a. Faktor internal ialah faktor yang behubungan erat dengan segala kondisi peserta
didik. Faktor internal ini meliputi : kesehatan fisik, psikologis, motivasi dan
b. Faktor eksternal ialah faktor yang berasal dari luar individu, baik berupa
pembelajaran, hasil belajar dibedakan dalam tiga aspek yaitu hasil belajar aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Aspek kognitif adalah aspek yang membahas
tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang terdiri dari enam
17
dengan sikap, nilai, minat, dan apresiasi. Aspek psikomotorik adalah aspek yang
mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan yang bersifat manual atau
motorik. Ada tujuh kategori dalam ranah psikomotorik yaitu persepsi, kesiapan
afektif, dan psikomotorik merupakan aspek yang dapat dilakukan oleh peserta
didik. Ketiga aspek tersebut dapat diperoleh peserta didik melalui kegitan belajar
mengajar. Pada penelitian ini yang diukur adalah ranah kognitif saja karena
pelajaran.
a. Mengingat
tugas-tugas yang lebih kompleks. Pengetahuan yang dibutuhkan ini boleh jadi
18
b. Memahami
makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun
grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. Peserta
c. Mengaplikasikan
merupakan masalah).
d. Menganalisis
bagain kecil dan menentukan bagaimana hubungan antarbagian dan antara setiap
(mengatribusikan).
e. Mengevaluasi
kriteria dan standar. Kriteria-kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas,
kriteria eksternal).
f. Mencipta
mereorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola atau struktur yang
Dalam penelitian ini kategori yang diukur adalah aspek dengan empat
adalah kelas VII serta kompotensi dasarnya merupakan ranah kognitif C4.
20
B. Tinjauan Materi
Pada penelitian ini materi yang diambil adalah materi semester genap
kelas VII SMP yaitu Objek IPA dan Pengamatannya. Dengan mencantumkan kom
pentensi inti (KI) pada ranah pengetahuan dan keterampilan. Kedua KI ini masin
3.2 Menyajikan data hasil pengukuran dengan alat ukur yang sesuai pada
IPA dan pengamatannya dengan sub pokok materi yaitu penyelidikan IPA dan
pengukuran sebagai bagian dari pengamatan yang akan dikaji sesuai dengan
1. Penyelidikan IPA
a. Pengamatan
21
informasi.
b. Membuat Inferensi
c. Mengomunikasikan
yang dikomunikasikan termasuk data yang disajikan dalam bentuk tabel, grafik,
a. Pengukuran
tinggi badan, umur, massa tubuh, dan lainlain. Tinggi badan, umur, dan massa
tubuh merupakan sesuatu yang dapat diukur. Segala sesuatu yang dapat diukur
disebut besaran.
membandingkan suatu besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang dipakai
Satuan-satuan tersebut adalah contoh satuan baku dalam Sistem Internasional (SI).
dikenal dengan nama Sistem Metrik. Pada tahun 1960, Sistem Metrik
Giga G 10
9
Mega M 10
6
5 Mwatt = 5.000.000 watt
kilo k 10 3
1 km = 103 m
hekto h 10
2
23
deka da 10
desi d 10− 1
Tabel 2.3 Lanjutan
Awalan Simbol Kelipatan Contoh
senti c 10
−2
1 cm = 10− 2 m
mili m 10 −3
mikro µ 10
−6
nano n 10− 9
Tabel 2.3 termasuk besaran turunan. Disebut besaran turunan karena besaran-
ruang kelasmu. Jika ruang kelasmu berbentuk persegi, maka luasnya merupakan
hasil perkalian panjang dengan lebar. Perhatikan, bahwa panjang dan lebar
merupakan besaran pokok panjang. Dalam SI, panjang diukur dengan satuan
meter (m). Luas dalam SI memiliki satuan meter x meter, atau meter persegi (m2).
b. Besaran Pokok
1) Panjang
Panjang menggunakan satuan dasar (SI) meter (m). Satu meter standar
(baku) sama dengan jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa selama
panjang tiruan dari meter standar, yaitu mistar, jangka sorong dan mikrometer
sekrup.
24
Dari gambar di atas, terlihat bahwa ujung benda (pensil) tidak tepat
berhimpit dengan skala yang terdapat pada penggaris melainkan terletak di antara
6,4 cm dan 6,5 cm, sehingga kita memerlukan angka taksiran. Hasil dari
2) Massa
Setiap benda tersusun dari materi. Jumlah materi yang terkandung dalam
suatu benda disebut massa benda. Dalam SI, massa diukur dalam satuan kilogram
(kg). Misalnya, massa tubuhmu 52 kg, massa seekor kelinci 3 kg, massa
berat menggunakan satuan Newton (N). Satu kilogram standar (baku) sama
dengan massa sebuah silinder yang terbuat dari campuran platinumiridium yang
disimpan di Sevres, Paris, Prancis. Massa 1 kg setara dengan 1 liter air pada suhu
4° C.
Sekarang banyak digunakan jenis neraca lain yang lebih praktis, yaitu neraca
digital dan neraca pegas. Pada neraca digital, hasil pengukuran massa langsung
dapat diketahui, karena muncul dalam bentuk angka dan satuannya. Pada neraca
lain. Misalnya, gram (g) dan miligram (mg) untuk massa-massa yang kecil; ton (t)
» 1 ton = 10 kw = 1.000 kg
» 1 kg = 1.000 g
» 1 g = 1.000 mg
3) Waktu
Waktu adalah selang antara dua kejadian atau dua peristiwa. Misalnya,
perjalanan diukur sejak mulai bergerak sampai dengan akhir gerak (berhenti).
Gambar 2.4
(a) Jam tangan
(b) Stopwatch jarum
(a) (b) (c) (c) Stopwatch digital
(Sumber: 1.bp.blogspot.com)
Satuan SI untuk waktu adalah detik atau sekon (s). Waktu dinyatakan
dalam satuan-satuan yang lebih besar, misalnya menit, jam, hari, bulan, tahun, dan
abad.
26
1 hari = 24 jam
1 jam = 60 menit
1 menit = 60 sekon
Berat dan Ukuran ke-14 tahun 1971, Sistem Internasional disusun mengacu pada
c. Besaran Turunan
1) Luas
Untuk benda yang berbentuk persegi, luas benda dapat ditentukan dengan
2) Volume
panjang. Volume benda padat yang bentuknya teratur, contohnya balok, dapat
27
kemudian mengalikannya. Jika, panjang, lebar, dan tinggi diukur dalam satuan
meter (m), maka volume yang diperoleh satuannya meter kubik ( m3 ). Dalam
kehidupan sehari-hari, volume zat cair biasanya dinyatakan dalam satuan mililiter
3) Konsentrasi Larutan
air, kemudian kamu cicipi. Jika kurang manis, kamu dapat menambahkan gula
lagi. Makin banyak gula yang ditambahkan, makin manis rasa larutan itu. Selain
rasa manis yang bersifat kualitatif (hasil indra pengecap), adakah besaran yang
dapat digunakan untuk menggambarkan banyaknya gula dan air di dalam larutan
tersebut? Salah satu besaran yang dapat digunakan adalah konsentrasi larutan (K).
Ada banyak cara untuk merumuskan konsentrasi larutan. Pada contoh larutan
tersebut, konsentrasi dapat dirumuskan sebagai massa gula (zat terlarut) dibagi
massa terlarut
K=
volume pelarut
4) Laju Pertumbuhan
diperoleh tinggi tanaman 20 cm. Dalam waktu 10 hari, tingginya menjadi 60 cm.
sebagai berikut:
28
C. Kerangka Pikir
yang masih berpusat pada peserta didik ini mengakibatkan rendahnya hasil belajar
kelas VII SMPN 27 Makassar. Peserta didik tak sekedar menyerap informasi dari
guru tetapi melibatkan tindakan yang harus dilaksanakan terutama bila diinginkan
el pembelajaran yang digunakan. Untuk itu pendidik sebagai salah satu pelaku pen
milih model pembelajaran digunakan. Oleh sebab itu, untuk tercapainya tujuan pe
yang bertujuan agar peserta didik lebih tertarik dalam proses belajar. Dengan men
konsep secara sistematis sehingga peserta didik akan lebih aktif dalam
mengaplikasikan pengetahuan dalam dunia nyata. Selain itu, perserta didik juga
dapat melatih keberanian dan rasa percaya dirinya untuk mengemukakan pendapat
karena peserta didik pada model pembelajaran penemuan terbimbing ini selalu
suatu rangkaian proses belajar peserta didik yang tidak tahu menjadi tahu
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada bagan kerangka pikir berikut:
Harapan
(pretest)
30
31
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir di atas makan hipotesis yan
berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar peserta didik kelas VII SMPN 27
Makassar ”.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
konvensional pada kelas kontrol terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik.
Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya
men. Desain ini digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompo
C. Desain Penelitian
Group Design. Pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol ti
dak dipilih secara random. Desain ini dapat digambarkan seperti pada Tabel 3.1 b
erikut :
32
33
33
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII SMP
Negeri 27 Makassar tahun ajaran 2021/2022 yang terdiri dari 9 kelas dengan
Tabel 3.2 Jumlah Populasi Peserta Didik Kelas VII SMPN 27 Makassar
Kelas Jumlah
VII 1 32
VII 2 32
VII 3 32
VII 4 32
VII 5 32
VII 6 32
VII 7 32
VII 8 32
VII 9 32
Total 288
2. Sampel
posive sampling. Pada penelitian ini peneliti menginginkan peserta didik yang
pengambil sampel yang digunakan peneliti untuk mendapatkan kelas sampel yang
Kriteria yang ditentukan untuk mendapatkan kelas sampel dalam penelitian ini
yaitu kdua kelas memiliki nilai yang sama dan diajat oleh satu guru yang sama. D
alam penelitian ini sampel yang digunakan sebagai kelas eksperimen yaitu sebany
Variabel dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu model pembelajaran
penemuan terbimbing sebagai variabel bebas dan hasil belajar sebagai variabel te
diperlukan terkumpul maka peserta didik mengolah data dan memeriksa tentang
2. Hasil belajar adalah skor yang dicapai peserta didik melalui tes hasil belajar yan
bimbing.
1. Instrumen
Adapun instrumen yang digunakan adalah tes dalam bentuk tes pilihan
ganda. Instrumen hasil belajar digunakan untuk mengumpulkan data tes hasil bela
jar peserta didik yang diperoleh sebelum dan setelah dilaksanakan pembelajaran
dengan model penemuan terbimbing. Tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda se
banyak 25 nomor soal yang mencakup ranah kognitif yang meliputi: C1 (mengeta
2. Perangkat Pembelajaran
belajaran (RPP), LKPD dan soal tes hasil belajar pretest dan posttes.
G. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap, yakni: tahap persiapan, taha
1. Tahap Persiapan
a. Berkonsultasi dengan kepala sekolah dan guru bidang studi IPA untuk meminta
ng digunakan di sekolah.
1) Membuat kisi-kisi soal berdasarkan indikator hasil belajar IPA materi objek
2) Membuat soal dan kunci jawaban berdasarkan kisi-kisi soal yang telah dibuat.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Memberikan pretest dengan soal yang telah divalidasi untuk mengetahui penget
bimbing
c. Memberikan posttest untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah meng
3. Tahap Akhir
is dari data-data yang telah diperoleh untuk mengetahui sejauh mana tujuan dari p
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan yaitu terdiri atas
tes hasil belajar peserta didik. Tes yang digunakan adalah tes untuk mengetahui
hasil belajar peserta didik. Tes tersebut digunakan sebagai soal pretest dan posttes
t untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes yang diberikan dalam bentuk soal
pilihan ganda sebanyak 25 butir soal yang disesuaikan dengan indikator hasil
belajar. Jumlah skor yang diperolah dianalisis untuk memperolah nilai hasil
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif yang digunakan adalah penyajian data berupa nilai rata-
rata dan standar deviasi. Analisis ini dimaksudkan untuk menyajikan atau mengun
gkapkan pemahaman konsep IPA materi Objek IPA dan Pengamatannya peserta d
Negeri 27 Makassar.
yaitu:
X́ =
∑ f i xi
∑ fi
dengan:
38
√
( ∑ f i xi )
2
∑ fix 2
i
n
s=
n −1
dengan:
s = Standar deviasi
xi = Titik tengah kelas
fi = frekuensi
n =Jumlah sampel penelitian
s =n ∑ x i −¿ ¿
2 2
Keterangan :
2
s = Varians
x i = Jumlah tiap data
n = Ukuran banyaknya data
Skor perlu dikategorikan untuk memperoleh tingkat hasil belajar peserta di
dik. Data tes hasil belajar yang dikategorikan pada Tabel 3.6 berikut.
pakan perbandingan antara skor gain pretest-postest kelas terhadap gain maksimu
( S post ) − ( S pre )
⟨ g ⟩=
( S maks) − ( S pre )
dengan:
(Spost) = skor rata-rata pretest (%)
(Spre) = skor rata-rata postest (%)
kemudian hasil analisis digunakan dalam penarikan kesimpulan. Analisis ini meli
puti:
a. Uji Normalitas
usi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk men
x2 = Nilai chi-kuadrat
fo= Frekuensi pengamatan
fe = Frekuensi yang diharapkan
k = Banyaknya kelas
itolak, maka perlu membandingkan x2 hitung dengan x2 tabel. Jika x2 hitung ≤ x2 tabel maka
data dinyatakan berdistribusi normal. Sebaliknya, jika x2 hitung ≥ x2 tabel maka data di
nyatakan tidak berdistribusi normal. Dengan derajat kebebasan penyebut dan pem
b. Uji Homogenitas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah data sampel pada setiap kelomp
ok mempunyai varian yang sama atau tidak. Untuk menentukan bahwa sampel ho
Varians Besar
F=
Varians Kecil
jika Fhitung ≤ Ftabel berarti homogen. Sebaliknya, jika Fhitung ≥ Ftabel berarti tidak homo
gen.
c. Uji Hipotesis
t ℎitung >t tabel berarti terdapat pengaruh signifikan sehingga Ho ditolak. Namun, apab
ila t ℎitung <t tabel berarti tidak terdapat pengaruh signifikan sehingga Ho diterima. De
41
Keterangan:
A. Hasil Penelitian
1. Statistik Deskriptif
ar peserta didik kelas VII di SMP Negeri 27 Makassar. Data hasil analisis deskript
Tabel 4.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil Belajar
N Kelas Kelas Kontrol
Statistik
o. Eksperimen
Pretest Posttest Pretest Posttest
1 Jumlah Sampel 29 29 27 27
2 Nilai Ideal 100 100 100 100
3 Nilai Tertinggi 56 96 56 84
4 Nilai Terendah 28 48 32 32
5 Nilai Rata-rata 41,24 78,90 43,23 58,46
6 Standar Deviasi 8,56 12 7,84 13
7 Varians 73,27 144 61,47 169
(Sumber: Lampiran C.2.1)
Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh nilai pretest dan posttest hasil belajar pad
a kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai pretest dan posttest hasil belajar pada
terbimbing. Hasil pretest diperoleh nilai tertinggi yaitu 58, nilai terendah yaitu 28
dari total nilai yaitu 100 dan nilai rata-rata yaitu 41,24 dengan standar deviasi 8,56
serta varians 73,27. Hasil posttest diperoleh nilai tertinggi yaitu 96, skor terendah
42
43
48 dari total nilai 100 dan nilai rata-rata yaitu 78,90 dengan standar deviasi yang d
iperoleh 12 serta varians 144. Nilai yang dimaksud adalah nilai total tes yang
berbentuk piihan ganda sebanyak 25 nomor dengan skor pilihan ganda C1, C2, C3
dan C4 masing-masing 4.
Nilai pretest dan posttest hasil belajar pada kelas kontrol diperoleh nilai pr
etest dan posttest hasil belajar pada kelas eksperimen yang diajar menggunakan
model pembelajaran konvensional. Hasil pretest diperoleh nilai tertinggi yaitu 56,
nilai terendah yaitu 32 dari total nilai yaitu 100 dan nilai rata-rata yaitu 43,23 den
gan standar deviasi 7,84 serta varians 61,47. Hasil posttest diperoleh nilai tertinggi
yaitu 85, nilai terendah 32 dari total nilai 100 dan nilai rata-rata yaitu 58,46 denga
Kategori hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari prestest dan postte
st hasil belajar IPA dari penelitian yang telah dilakukan disajikan pada Tabel 4.2.
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa kategori hasil belajar pada kel
as ekperimen pada saat pretest, diperoleh nilai rata-rata yaitu 41,24 yang berada p
ada kategori rendah. Sedangkan pada saat posttest diperoleh nilai rata-rata yaitu
78,90 yang berada pada kategori tinggi. Adapun hasil belajar pada kelas kontrol p
ada saat pretest, diperoleh nilai rata-rata yaitu 43,23 dengan kategori rendah. Seda
ngkan pada saat posttest diperoleh nilai rata-rata 58,46 dengan kategori sedang.
44
il belajar peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan anali
sis N-Gain pada data hasil belajar peserta didik dapat dilihat pada Tabel 4.3 berik
ut:
Berdasarkan Tabel 4.3, hasil analisis N-Gain diperoleh nilai hasil belajar s
kelas eksperimen yaitu 41,24 menjadi 78,90 dengan N-Gain 0,65 dengan kategori
sedang. Sedangkan untuk kelas kontrol yaitu 43,23 menjadi 58,46 dengan N-Gain
Pemahaman peserta didik pada materi objek IPA dan pengamatannya dapa
t dilihat dari N-Gain tiap indikatornya. Ada 10 indikator yang harus dicapai pesert
a didik dalam materi ini. Adapun kemampuan kognitif yang digunakan yaitu C1
seluruhan ada 25 butir soal pilihan ganda. N-Gain indikator hasil belajardapat dili
Tabel 4.4 Analisis N-Gain Tiap Indikator Hasil Belajar Peserta Didik
n
N-Ga N-Ga
Kategori Kategori
in in
1 Menjelaskan 3
keterampilan proses 1,2,3 0,82 Tinggi 0,42 Sedang
penyelidikan IPA
2 Menyebutkan objek
yang termasuk dalam 4,5 0,52 Sedang 0,04 Rendah
IPA
3 Mengemukakan
kegunaan mempelajari 6,7 0,53 Sedang 0,15 Rendah
IPA
4 Menjelaskan
8,9 0,78 Tinggi 0,06 Rendah
pengertian pengukuran
5 Menentukan alat ukur
10,11,
deengan besaran yang 0,60 Sedang 0,29 Rendah
12
sesuai
6 Memahami kegunaan
satuan baku dalam 13 0,67 Sedang -0,36 Rendah
pengukuran
7 Membandingkan
14,15,
satuan baku dan tidak 0,56 Sedang -0,11 Rendah
16
baku
8 Mengkonversi satuan
dalam SI (Satuan 17,18 0,61 Sedang 0,25 Rendah
Internasional)
9 Menjelaskan
pengertian besaran
19,20 0,82 Tinggi 0,97 Tinggi
pokok dan besaran
turunan
10 Menentukan macam-
21,22,
macam besaran pokok
23,24, 0,59 Sedang 0,42 Sedang
dan besaran turunan
25
beserta satuannya
Rata-rata 0,65 Sedang 0,21 Rendah
(Sumber: Lampiran C.5)
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa N-Gain indikator soal pada kelas eksperim
en termasuk sedang yaitu 2, 3, 5, 6, 7, 8 dan 10. Pada kategori tinggi yaitu indikat
or 1, 4 dan 9. Sedangkan pada kelas kontrol, pada kategori tinggi yaitu indikator
46
9. Pada kategori sedang yaitu indikator 1 dan 10. Pada kategori rendah yaitu 2, 3,
4, 5, 6, 7, dan 8.
2. Statistik Inferensial
a. Uji normalitas
normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan chi kuadrat ( X 2
) dengan taraf signifikan α =0,05 . Data dari pretest dan posttest hasil belajar peser
ga dari hasil perbandingan tersebut dapat diketahui bahwa data berdistribusi norm
al atau tidak. Apabila X 2 hitung < X 2 tabel maka data dinyatakan berdistribusi normal.
Adapun uji normalitas hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas
Tabel 4.5 Hasil Analisis Uji Normalitas Hasil Belajar Peserta Didik
X 2 tabel pada taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n-1 adalah 11,0
7. Berdasarkan hasil analisis diperoleh 9,83 < 11,07 maka dapat disimpulkan data
pretest kelas eksperimen berdistribusi normal. Uji normalitas posttest kelas eksper
imen diperoleh 4,32 < 11,07 maka dapat disimpulkan data posttest kelas eksperim
47
en berdistribusi normal. Sedangkan uji normalitas pretest dan posttest kelas kontr
ol diperoleh pretest yaitu X 2 hitung 10,06 dan posttest diperoleh X 2 hitung 5,33. Data ya
ng diperoleh X 2 hitung < X 2 tabel di mana pada Pretest 10,06 < 11,07 dan pada posttest
diperoleh X 2 hitung < X 2 tabel di mana 5,33 < 11,07 maka dapat disimpullkan kedua dat
Seluruh data telah diuji normalitasnya dan semua data telah berdistribusi n
i apakah sampel pada setiap kelompok mempunyai varians yang sama atau tidak.
b. Uji homogenitas
homogen atau berbeda. Berdasarkan hasil perhitungan diperolah untuk data dari
kelas kontrol dan kelas eksperimen Fhitung = 1,1 sedangkan untuk taraf nyata ∝ =
0,05, diperoleh Ftabel = 4,03. oleh karena itu Fhitung = 1,1 < Ftabel = 4,03. hal ini
menunjukkan bahwa data nilai hasil belajar yang dicapai kelas kontrol dan
Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan pada Tabel 4.6
ian ini berdistribusi normal dan homogen sehingga pengujian selanjutnya dilakuka
potesis yang diajukan. Pengujian hipotesis uji-t dan bentuk pengujian satu pihak.
Hasil perhitungan dari thitung selanjutnya akan dibandingkan dengan nilai ttabel denga
Berdasarkan hasil analisis, jika diperoleh perbandingan thitung < ttabel maka H
0 diterima dan H1 ditolak sedangkan apabila thitung > ttabel maka H1 yang diterima dan
H0 yang ditolak. Adapun uji-t hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan
Berdarkan hasil pengujian diperolah data pada pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol diperoleh hasil analisis yaitu thitung = 7,55 > ttabel = 1,67. Hal ini berarti
pembelajaran penemuan terbimbing terhadap hasil belajar peserta didik kelas VII
B. Pembahasan
1. Hasil Belajar
idik kelas VII di SMP Negeri 27 Makassar (studi pada materi objek IPA dan
49
yaitu 41,24 berada pada kategori rendah. Sedangkan rata-rata nilai posttest yaitu
78,90 berada pada kategori tinggi. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar pesert
nalisisnya mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata N-Gain yaitu 0,65 yang a
rtinya N-Gain < 0,70 sehingga peningkatan hasil belajar peserta didik berada pada
kategori sedang.
ta-rata pretest berada pada kategori rendah yaitu 46,48. Sedangkan nilai rata-rata
posttest berada pada kategori sedang yaitu 64,81. Nilai tersebut menunjukkan
adanya peningkatan hasil belajar peserta didik di kelas kontrol. Dalam uji N-Gain
menunjukkan nilai rata-rata N-Gain yaitu 0,35 dengan kategori sedang. Menurut
Kurnaeni (2019) menyatakan bahwa hasil belajar yang tinggi disebabkan karena
model pembelajaran penemuan membuat peserta didik lebih aktif dalam proses
pembelajaran, mengalami langsung apa yang sedang dipelajari akan lebih banyak
menjelaskan.
kategori sedang dengan rata-rata N-Gain yang diperoleh yaitu 0,65 dengan
50
kategori sedang. Sedangkan untuk kelas kontrol, terdapat rata-rata indikator dalam
kategori sedang dengan rata-rata N-Gain yang diperoleh yaitu 0,21 dengan
kategori rendah. Hal ini berarti ketuntasan indikator hasil belajar kelas eksperimen
lebih tinggi dan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar IPA peserta didik
Taufiq, dkk (2018) menyatakan bahwa presentase pencapaian tiap indikator kelas
kelas kontro yang berarti bahwa dalam ketuntasan belajar kelas eksperimen yang
diajar dengan menggunakan model discovery learning lebih tinggi dan dapat
Menurut Mahmud, dkk (2021) bahwa hasil belajar peserta didik yang
dibandingkan dengan hasil belajar peserta didik yang diajar dengan pembelajaran
pembelajaran penemuan terbimbing efektif terhadap hasil belajar IPA peserta didi
k. Dari hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik
menjelaskan pengertian besaran pokok dan besaran turunan dengan N-Gain 0,82.
sedangkan pada kelas kontrol pencapaian indikator paling tinggi yaitu indikator
51
menjelaskan pengertian besaran pokok dan besaran turunan dengan N-Gain 0,97.
nomor soal dengan level kognitif berbeda yaitu no. 1 (level kognitif C1), no. 2
(level kognitif C2) dan no. 3 (level kognitif C2) serta untuk indikator menjelaskan
pengetian besaran pokok dan besaran turunan terdapar 2 nomor soal dengan level
kognitif yang berbeda juga yaitu no.19 (level kognitif C1) dan no. 20 (level
peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran. Sejalan dengan penelitian Manik
peserta didik untuk terlibat aktif dan menjadikan peserta didik sebagai pusat
pembelajaran. Oleh karena itu peserta didik lebih mudah dalam menjawab soal
menyebutkan objek yang terdamasuk dalam IPA dengan jumlah soal 2 nomor
dengan level kognitif berbeda yaitu no. 4 (level kognitif C1) dan no. 5 (level
kognitif C2) dengan N-Gain 0,52. sedangkan pada kelas kontrol pencapaian
indikator paling rendah yaitu indikator memahami kegunaan satuan baku dalam
pengukuran dengan jumlah soal 1 nomor yaitu no 13 (level kognitif C2) dengan
N-Gain -0,36. Hal ini dikarenakan karena peserta didik kurang memahami konsep
dari materi atau terjadinya kekeliruan. Hal ini sejalan dengan Nabilah (2020)
bahwa pada pengerjaan soal level kognitif C1 dan C2 dapat terjadi kesalahan
52
karena peserta didik tidak memahami konsep serta peserta didik tegesa-gesa
menggunakan statistik uji-t. Hasil analisis statistik inferensial terhadap hasil belaja
r peserta didik diperoleh bahwa nilai thitung > ttabel yang artinya H0 ditolak dan H1 dit
penemuan terbimbing terhadap hasil belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri
2. N-Gain antara kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kategori sama
besaran turunan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kategori N-
Gain yang sama yaitu kategori tinggi dengan nilai N-Gain yang berbeda. Pada
kelas eksperimen nilai N-Gain yaitu 0,82 sedangkan pada kelas kontrol yaitu 0,97.
Pada kelas kontrol memiliki nilai N-Gain lebih tinggi daripada kelas eksperimen
karena pada kelas kontrol materi tersebut saya menjelaskan materi tersebut
sedangkan pada kelas eksperimen saya tidak menjelaskan materi tersebut sehingga
peserta didik pada kelas kontrol lebih paham akan materi tersebut.
dalam ranah kognitif C2. Menurut Lestari (2019), bahwa untuk ranah kognitif C2,
serta keaktifan peserta didik dalam pembelajaran. Dimana aktif dalam mencatat
(2019), bahwa meningkatnya hasil belajar peserta didik dikarenakan peserta didik
salah satu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar IPA
peserta didik.
menjelaskan pengertian besaran pokok dan besaran turunan peserta didik akan
mengingat materi karena materi pengertian besaran pokok dan besaran turunan
juga terdapat pada LKPD yang mereka kerjakan. Sedangkan pada kelas yang
dan besaran turunan hanya terdapat pada LKPD mereka sehingga memungkinkan
mereka masih kurang mengingkat pengertian dari kedua berasan tetapi memahami
besaran turunan beserta satuannya memiliki katerogi N-Gain sedang pada kelas
kontrol dan kelas eksperimen dengan nilai N-Gain yang berbeda. Pada kelas
eksperimen nilai N-Gain yang diperoleh adalah 0,59 sedangkan pada kelas kontrol
adalah 0,42. Pada kelas eksperimen memiliki nilai N-Gain yang lebih tinggi
daripada kelas kontrol karena pada kelas eksperimen peserta didik diajar dengan
didalam kelas mencari tahu sendiri mengenai informasi atau menyelidikan yang
54
mereka lakukan sehingga mereka akan lebih mengingat dan paham akan materi
yang disampaikan.
turunan termasuk dalam ranah kognitif C1 sehingga peserta didik pada kelas
eksperimen dan kontrol hanya dituntut untuk mengingat pelajaran yang telah
dipelajari. Menurut Sari (2020), bahwa objek dapat mengingat contoh peristiwa
yang diberikan oleh guru pada pembelajaran, mencatat pengetahuan awal yang
diberikan oleh guru untuk kemudian dipelajari kembali sehingga pada kelas
kontrol dapat membuat kategoti N-Gain Tinggi. Pada kelas ekperimen diberi
berperan aktif dalam kegiatan belajar, menuntut peserta didik berdiskusi dengan
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai b
erikut:
1. Hasil belajar peserta didik kelas VII di SMP Negeri 27 Makassar yang diajar m
2. Tingkat hasil belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 27 Makassar yang
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka terdapa
1. Kepada pihak sekolah yaitu agar melengkapi alat-alat yang menunjang pembela
jaran yang menggunakan teknologi di sekolah agar para guru dan peserta didik
55
56
3. Kepada peneliti lainnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi un
tuk penelitian yang selanjutnya atau dapat megembangkan dan memperkuat has
DAFTAR PUSTAKA
Bibliography