Anda di halaman 1dari 27

1

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan kualitas sumber
daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan oleh setiap Negara. Pendidikan
merupakan program strategis jangka panjang yang pada penyelenggaranya harus mampu
menjawab kebutuhan serta tantangan secara nasional.Terwujudnya tujuan pendidikan
secara nasional tidak terlepas dari peran guru sebagai pelaksana pembelajaran yang
merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional. Guru sebagai tenaga profesional harus
memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian sosial dan
profesional (Fujiawati, 2016 : 17).
Pendidikan pada dasarnya bermaksud membantu peserta didik untuk
memberdayakan potensi dalam dirinya untuk menumbukembangkan potensi- potensi
kemanusianya jadi pendidikan sering diartikan sebagai proses memanusiakan manusia.
Guru merupakan komponen yang sangat penting karena gurulah yang menciptakan
suasana yang nyaman untuk peserta didik beraktivitas yaitu belajar (Neolaka, 2017 : 15-
19). Proses pembelajaran yang berkualitas dapat tercipta apabila pendidik dan peserta
didik terlibat aktif didalamnya peserta didik dan pendidik berinteraksi dalam suatu
kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis melalui tahapan perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Selama ini proses pembelajaran biologi cenderung bersifat
teacher- centered dengan model pembelajaran yang cenderung monoton dan kurang
melibatkan siswa dalam menemukan suatu konsep dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran seperti ini menimbulkan ketidakpastian pada diri siswa mengenai proses
maupun sikap dari konsep biologi yang diperoleh. Oleh karena itu hendaknya dilakukan
perubahan paradigma proses pembelajaran. Paradigma yang dimaksud adalah perubahan
dari pembelajaran yang bersifat teacher- centered ke pembelajaran yang berorientasi pada
siswa aktif (student- centered). Penggunaan model pembelajaran Course Review Horay
adalah satu model pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk ikut aktif dalam
belajar.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada SMPN 9 Pekanbaru diperoleh
bahwa hasil belajar kelas IX SMPN 9 Pekanbaru masih rendah, karena sebagian besar
hasil belajar siswa belum memenuhi KKM pada mata pelajaran biologi yang sudah
ditentukan yaitu Berdasarkan hasil nilai harian siswa di kelas X MIPA mata pelajaran
biologi siswa yang belum memenuhi KKM mencapai yaitu 60%. Rendahnya hasil belajar
2

siswa dikarenakan siswa belum maksimal terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Hal ini ditunjukkan saat mengikuti proses pembelajaran dikelas, siswa ada yang tidak
memperhatikan guru saat menerangkan pelajaran berbicara dengan teman sebangku.
Rendahnya hasil belajar sehingga dibutuhkan adanya inovasi dalam pembelajaran biologi
yang mendorong siswa untuk aktif. Model pembelajaran yang tepat adalah Course
Review Horay yang dapat melibatkan siswa secara aktif.
Model pembelajaran Course Review Horay merupakan model pembelajaran yang
mengarahkan siswa untuk berkelompok bermain dan belajar. Dengan Course siswa dapat
lebih mudah berpikir bebas dan mengembangkan jawaban pertanyaan. Horay siswa dapat
menikmati pembelajaran dan dapat memberikan semangat belajar siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran (Mulyani, 2012 : 44).
Penelitian yang terkait dengan model Course Review Horay yaitu pada penelitian
Jayu dkk (2013), dengan hasil yaitu terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil
belajar biologi siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Course
Review Horay dengan demikian mengajar dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe dapat memberikan hasil yang baik.
Penelitian lain juga dilakukan oleh Puji Lestari (2014), dengan hasil yaitu model
Course Review Horay disertai modul keanekaragaman reptilia dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada aspek kognitif . Pada penelitian yang dilakukan oleh Marsella (2014),
dengan hasil yaitu data yang dikumpulkan penulis dalam penelitian yaitu berupa data hasil
belajar siswa yang diperoleh dengan menggunakan instrumen tes hasil belajar yang
diberikan sebagai tes kemampuan untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu diadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Penerapan Model Pembelajaran Course Review Horay Terhadap Hasil Belajar Biologi
Siswa Pada Materi Virus Kelas IX SMPN 9 Pekanbaru”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan yang harus dikaji dalam penelitian
ini yaitu:
1. Bagaimana hasil belajar biologi siswa pada materi virus kelas X SMAN 2 Maros
dengan menggunakan model Course Review Horay?
2. Apakah ada pengaruh penerapan model pembelajaran Course Review Horay
terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi virus kelas IX SMPN 9
Pekanbaru untuk menggunakan model Course Review Horay?
3

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui hasil belajar biologi siswa pada materi virus kelas IX SMPN 9
Pekanbaru dengan menggunakan model Course Review Horay.
2. Untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Course Review Horay
terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi virus kelas
IX SMPN 9 Pekanbaru menggunakan model Course Review Horay.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Praktis
a. Bagi guru, dapat memberikan gambaran mengenai model pembelajaran Course
Review Horay dan dapat menjadi bahan evaluasi untuk merencanakan pembelajaran
yang tepat sehingga mampu meningkatkan kemampuan berfikir siswa
b. Bagi siswa, dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam
memberikan ide-ide atau gagasan pemecahan masalah
c. Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai dasar memperbaiki kualitas belajar mengajar
di sekolah yang bersangkutan.
d. Bagi peneliti, memberikan pengalaman baru serta meningkatkan pemahaman
mengenai model pembelajaran Course Review Horay
2. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi peneliti lain yang
ingin melakukan penelitian yang sama selain itu, penelitian ini dapat dijadikan tiitk
tolak dalam mengembangkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan hasil belajar siswa.
4

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa adalah evaluasi atau ukuran tentang sejauh mana siswa telah
mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Hal ini mencakup pemahaman mereka
terhadap materi pelajaran, kemampuan menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh, serta kemajuan dalam mencapai kompetensi yang diharapkan. Penjelasan
mengenai hasil belajar siswa dapat melibatkan beberapa faktor, antara lain:
1. Pencapaian Akademik: Mengukur sejauh mana siswa telah memahami dan mampu
menerapkan konsep dan teori yang dipelajari dalam bidang akademik tertentu, seperti
matematika, bahasa, sains, atau ilmu sosial.
2. Keterampilan: Menilai kemampuan siswa dalam menggunakan keterampilan praktis,
seperti keterampilan komunikasi, pemecahan masalah, kreativitas, atau kolaborasi
dalam konteks pendidikan atau dunia nyata.
3. Proses Pembelajaran: Memperhatikan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran,
termasuk partisipasi dalam diskusi, kemampuan mengajukan pertanyaan, atau sikap
terhadap pembelajaran.
4. Kinerja: Melibatkan penilaian terhadap kinerja siswa dalam tugas, proyek, atau ujian
yang menggambarkan pemahaman dan penerapan pengetahuan serta keterampilan
yang dimiliki.
5. Perkembangan: Mengobservasi pertumbuhan dan perkembangan siswa dari waktu ke
waktu, termasuk perubahan dalam pemahaman, keterampilan, sikap, atau kepercayaan
diri.
Hasil belajar siswa biasanya dievaluasi menggunakan berbagai metode penilaian,
seperti ujian tulis, tugas proyek, presentasi, atau penilaian formatif yang melibatkan
umpan balik berkelanjutan dari guru. Penjelasan hasil belajar siswa penting untuk
membantu siswa memahami kemajuan mereka, mengidentifikasi area yang perlu
ditingkatkan, serta menginformasikan pendekatan pembelajaran dan pengajaran yang
efektif.
1. Pengertian model pembelajaran
Menurut Mariyaningsih (2018 : 13- 14) menyatakan bahwa model pembelajaran
merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan
khas oleh guru yang bersangkutan. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman
guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar sehingga guru dapat membantu
siswa mendapatkan ide, informasi, keterampilan dan mewujudkan ide menjadi ilmu
5

pengetahuan. Model pengajaran memiliki 4 ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi
maupun metode yaitu:
1. Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran
yang akan dicapai).
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
dengan berhasil.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa model
pembelajaran merupakan suatu cara, contoh, maupun pola, yang mempunyai tujuan
menyajikan pesan kepada siswa yang harus diketahui, dimengerti, dan dipahami yaitu
dengan cara membuat suatu pola atau contoh dengan bahan- bahan yang dipilih oleh
para pendidik atau seorang guru sesuai dengan materi yang diberikan dan kondisi di
dalam kelas, suatu model akan mempunyai ciri- ciri tertentu dilihat dari faktor- faktor
yang melengkapinya.
Model pembelajaran adalah suatu deskripsi dari lingkungan pembelajaran,
termasuk perilaku guru menerapkan proses dalam pembelajaran. Model pembelajaran
banyak kegunaanya mulai dari perencanaan kurikulum sampai perancangan bahan-
bahan pembelajaran. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan serta melaksanakan
aktivitas pembelajaran.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran tahap-tahap dalam kegiatan
pembelajaran dan pengelolaan kelas jadi model pembelajaran adalah prosedur atau pola
sistematis yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pembelajaran di
dalamnya terdapat strategi, teknik, metode bahan, media dan alat. Memilih istilah
model pembelajaran. Memilih model pembelajaran didasarkan pada dua alasan penting
pertama, istilah model memiliki makna yang lebih luas dari pada pendekatan, strategi,
metode dan teknik. Kedua model dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang
penting apakah yang dibicarakan tentang mengajar di kelas atau praktik mengawasi
anak- anak.
Dengan kata lain model pembelajaran adalah rancangan kegiatan belajar
dipahami dan sesuai dengan urutan yang jelas ( Octavia, 2020: 12-13)
6

Menurut Martawijaya (2016) Setiap model pembelajaran memiliki 2 (dua) hal


yang harus diketahui, yaitu rasional dan teori yang mendukung model tersebut. Selain
rasionalitas dan teori, hal yang harus diketahui bahwa dalam setiap model pembelajaran
memuat unsur-unsur penting yang menentukan jenis atau nama model pembelajaran
tersebut. Model pembelajaran memuat 5 unsur, yaitu: sintaks, sistem sosial, prinsip
reaksi, sistem pendukung, dan dampak instruksional dan pengiring.
Menurut Huda (2013) semua model pembelajaran memang dirancang dengan
tujuan-tujuan tertentu pengajaran tentang konsep-konsep informasi, cara- cara berpikir,
studi nilai sosial, dan sebagainya dengan meminta siswa untuk terlibat aktif dalam
tugas-tugas kognitif dan sosial tertentu. Sebagian model berpusat pada penyampaian
guru, sementara sebagian yang lain berusaha fokus pada respons siswa dalam
mengerjakan tugas dan posisi siswa sebagai partner dalam proses pembelajaran.
2. Ciri- ciri model pembelajaran
Menurut Octavia (2020: 13-14) memilih istilah model pembelajaran didasarkan
pada dua alasan penting pertama istilah model memiliki makna yang lebih luas dari
pada pendekatan, strategi metode dan teknik. Kedua model dapat berfungsi sebagai
sarana komunikasi yang penting. Apakah yang dibicarakan tentang mengajar di kelas
atau praktek mengawasi anak-anak. Model pembelajaran kerangka konseptual yang
menggambarkan prosedur sistematik (teratur) dalam pengengorganisasian kegiatan
belajar untuk mencapai tujuan belajar
Pada umumnya model- model mengajar yang baik memiliki sifat- sifat atau ciri-
ciri yang dapat dikenali secara umum sebagai berikut:
a. Memiliki prosedur yang sistematik, jadi sebuah model mengajar merupakan
prosedur yang sistematik untuk memodifikasi perilaku siswa, yang didasarkan pada
asumsi- asumsi tertentu
b. Hasil belajar ditetapkan secara khusus setiap model mengajar menentukan tujuan-
tujuan khusus hasil belajar yang diharapkan dicapai siswa secara rinci dalam
bentuk untuk kerja yang dapat diamati. Apa yang harus dipertunjukkan oleh siswa
setelah menyesuaikan urutan pengajaran disusun secara rinci dan khusus.
c. Penetapan lingkungan secara khusus, menetapkan keadaan lingkungan secara
spesifik dalam model mengajar
d. Ukuran keberhasilan, menggambarkan dan menjelaskan hasil- hasil belajar dalam
bentuk perilaku yang seharusnya ditunjukkan oleh siswa setelah menempuh dan
menyelesaikan urutan pengajaran
7

e. Interaksi dengan lingkungan, semua model mengajar menetapkan cara yang


memungkinkan siswa melakukan interaksi dan bereaksi dengan lingkungan.
3. Manfaat model pembelajaran
Manfaat model pembelajaran adalah sebagai pedoman perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran. Karena itu pemilihan model sangat dipengaruhi oleh sifat
dari materi yang akan dibelajarkan tujuan (kompetensi) yang akan dicapai dalam
pembelajaran tersebut serta tingkat kemampuan
a. Bagi guru
1) Memudahkan dalam melaksanakan tugas
2) Dapat dijadikan sebagai alat untuk mendorong aktivitas siswa dalam
pembelajaran
3) Memudahkan untuk melakukan analisis terhadap perilaku siswa
4) Memudahkan untuk menyusun bahan pertimbangan dasar dalam
merencanakan penelitian.
b. Bagi siswa
1) Kesempatan yang luas untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran
2) Memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran
3) Mendorong semangat belajar serta ketertarikan mengikuti pembelajaran
4) Dapat melihat atau membaca kemampuan pribadi di kelompoknya secara
objektif ( Octavia, 2020: 15-16)
4. Model pembelajaran course review horay
a. Pengertian model pembelajaran course review horay
Menurut Lestari (2018 :100) model pembelajaran Course Review Horay
adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang tepat untuk meningkatkan
evaluasi konsep materi pelajaran biologi. Model pembelajaran Course Review
Horay salah satu model pembelajaran dengan cara pengelompokkan siswa ke
dalam kelompok- kelompok kecil. Pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Course Review Horay diharapkan siswa lebih semangat dalam
belajar karena pembelajarannya tidak monoton selain itu pembelajaran menarik
dan mendorong siswa untuk dapat terjun langsung ke dalamnya serta melatih
kerjasama siswa dengan begitu penyampain teori tidak akan monoton, sehingga
dapat menarik perhatian siswa dan meningkatkan motivasi siswa untuk fokus pada
pelajaran tersebut. Hal ini menyebabkan pemahaman siswa menjadi lebih optimal
dan akan berpengaruh terhadap meningkatnya hasil belajar siswa.
8

Model pembelajaran Course Review Horay menarik motivasi siswa dengan


menggunakan penggunaaan nomor dan yel-yel dalam pembelajaran. Sintaks dalam
pembelajaran adalah menginformasikan kompetensi, menyajikan materi,
melakukan Tanya jawab (Fatmawati, 2015 : 30).
b. Langkah- langkah model pembelajaran course review horay
Huda (2013 : 230- 231) menyatakan bahwa langkah- langkah pembelajaran
model Course Review Horay yaitu:

Langkah- langkah Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Langkah 1 Guru menyampaikan Siswa memahami materi


Kompetensi yang ingin pelajaran yang diajarkan
dicapai dengan menggunakan model
pembelajaran Course Review
Horay

Langkah 2 Guru mendemonstrasikan Siswa memahami isi materi


atau menyajikan materi
sesuai topic

Langkah 3 Siswa melakukan Tanya jawab

Langkah 4 Guru membagi siswa Membentuk kelompok kecil


dalam kelompok-kelompok beranggotakan 4-5 orang

Langkah 5 Untuk menguji pemahaman, Membuat kotak diisi dengan


siswa diminta membuat nomor secara acak
kotak sesuai dengan
kebutuhan. Kemudian kotak
9

tersebut diisi dengan nomor


secara acak
Langkah 6 Guru membuat soal Siswa menuliskan soal di
secara acak dan siswa lembar kerjanya masing-
menuliskan jawaban di masing sesuai dengan nomor
dalam kotak yang telah disebutkan guru,
setelah selesai menuliskan
soal, masing-masing kelompok
berdiskusi mendiskusikan
jawaban yang merasa paling
benar dan tepat kemudian
ditulis di lembar kerjanya

Langkah 7 Setelah pembacaan soal Tiap anggota kelompok


dan jawaban siswa ditulis membacakan hasil jawaban
di dalam kotak, guru dan yang telah didiskusikan oleh
siswa mendiskusikan soal kelompoknya. Tiap anggota
yang telah diberikan kelompok bergilir untuk
sebelumnya menjawab pertanyaan dari
guru

Langkah 8 Siswa memberi tanda


√ dan langsung berteriak horay
atau menyanyikan yel-yelnya
Langkah 9 Nilai siswa dihitung dari Memperoleh nilai pada
jawaban yang benar dan kelompok yang benar dan
yang banyak berteriak banyak berteriak horay
horay
Langkah 10 Guru memberikan reward Memperoleh reward dan nilai
pada kelompok yang tertinggi yang diberikan guru
memperoleh nilai
tertinggi atau yang paling
sering memperoleh horay
c. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran course review horay
10

Menurut Huda (2013 : 231) dalam bukunya menyatakan bahwa Secara umum
setiap strategi dalam pembelajaran mempunyai, kelebihan dan kekurangan masing-
masing begitupun dengan model Course Review Horay jadi hal seperti ini penting
diketahui oleh guru agar penggunaanya tepat waktu dan sasaranya. Adapun
kelebihan dari kekurangan model pembelajaran Course Review Horay
1) Kelebihan model Course Review Horay
a) Strukturnya yang menarik dan dapat mendorong siswa untuk dapat terjun
ke dalamnya.
b) Metode yang tidak monoton karena diselingi dengan hiburan sehingga
suasana tidak menyenangkan.
c) Semangat belajar yang meningkatkan karena suasana pembelajaran
berlangsung menyenangkan.
d) Dan skill kerja sama antar siswa yang semakin tertatih.
2) Kekurangan model pembelajaran Course Review Horay
a) Penyamarataan nilai antara siswa pasif dan aktif.
b) Adanya peluang untuk curang.
c) Dan berisiko menganggu suasana belajar kelas lain.
5. Pengertian belajar
Istilah belajar merupakan hasil dari penguasaan ilmu pengetahuan yang
diungkapkan dalam bentuk perubahan perilaku yang menyangkut yang harus dicapai
oleh peserta didik selama belajar disekolah aspek kognitif dalam arti penguasaan materi
pelajaran dalam kelas, psikomotor dalam arti kemampuan untuk mengungkap kembali
penguasaan yang dimiliki, dan sedangkan afektif dalam arti kemampuan peserta didik
mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam ilmu pengetahuan (Sinar, 2018 :
30).
Menurut Syafaruddin (2019 : 79-80), hasil belajar adalah sebuah kalimat yang
terdiri dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Hasil adalah capaian dari suatu kegiatan
yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Belajar secara umum dapat dirumuskan sebagai perubahan dalam diri seseorang
yang dinyatakan dengan adanya penguasaan pola sambutan yang baru, berupa
11

pemahaman, keterampilan, dan sikap sebagai proses hasil pengalaman yang dialami
(Suardi, 2018 : 11).
Menurut Suardi (2018: 14- 15) belajar secara umum dapat dirumuskan sebagai
perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dengan adanya penguasaan pola
sambutan yang baru, berupa pemahaman, keterampilan dan sikap sebagai proses hasil
pengalaman yang dialami perilaku belajar merupakan perilaku yang kompleks, karena
banyak unsur yang terlibat didalamnya, diantaranya adalah :
a. Tujuan, dasar dari aktivitas belajar adalah untuk memenuhi kebutuhan yang
dirasakan oleh yang bersangkutan. Oleh karena itu perilaku belajar mempunyai
tujuan untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam rangka memenuhi
kebutuhannya.
b. Pola respon dan kemampuan yang dimiliki, setiap individu yang memiliki pola
respon yang dapat digunakan saat situasi belajar, dia mempunyai cara merespon
tersendiri dan hal itu berkaitan erat dengan kesiapannya.
c. Situasi belajar yang dihadapi dapat mengandung berbagai alternatif yang dapat
dipilih. Alternatif yang dipilih dapat memberikan kepuasan atau tidak, kadang-
kadang mengandung ancaman atau tantangan bagi individu dalam mencapai
tujuan.
d. Penafsiran mencapai situasi, dalam menghadapi situasi individu harus menentukan
tindakan, yang harus dihindari, atau diambil dan yang mana paling aman.
e. Reaksi atau respon, setelah pilihan dinyatakan, maka dapat dilakukan seseorang
dalam memenuhi kebutuhannya
6. Hasil Belajar
a. Pengertian hasil belajar
Menurut Susanto (2013: 5) hasil belajar merupakan perubahan- perubahan
yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar juga diartikan sebagai
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang
dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi
pelajaran tertentu. Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Anak
yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan- tujuan
pembelajaran.
12

Hasil belajar adalah pola pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian,


sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar yang menjadi objek penilaian
kelas berupa kemampuan-kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah mereka
mengikuti proses belajar-mengajar tentang mata pelajaran tertentu (Widodo, 2013).
Menurut Rosyid (2019), Hasil belajar yang pada hakikatnya merupakan
perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil dari proses belajar yang efektif dengan
mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan yang nantinya menjadi tolak ukur
dalam menentukan prestasi belajar siswa. Dengan pembelajaran yang efektif akan
membentuk dan menghasilkan siswa yang mempunyai dasar keterampilan,
kompetensi dan gagasan sesuai dengan karakter mereka masing-masing.
Prestasi belajar adalah hasil dari kegiatan belajar yang dicapai oleh siswa
yang berupa pengetahuan sikap, keterampilan dan kecakapan yang biasanya
dirumuskan dalam bentuk angka atau huruf-huruf dan tanda penghargaan terhadap
siswa yang dianggap berhasil dalam pembelajaran (Firdianti, 2018)
Menurut Darmadi (2017) yang menjadi indikator utama hasil belajar siswa
yaitu :
1. Ketercapaian daya serap terhadap materi yang diajarkan, baik secara individual
maupun kelompok. Pengukuran daya serap ini biasanya dilakukan dengan
menetapkan kriteria ketuntasan belajar minimal (KKM).
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa,
baik secara individual maupun kelompok.
Menurut Leonard dalam Ai Solihah (2016: 46) menyatakan bahwa hasil
belajar adalah kegiatan yang berhubungan dengan perubahan tingkah laku
manusia, yang diakibatkan oleh pengalaman. Hal tersebut diperoleh dari
pengetahuan, perilaku dan keterampilan, melalui jalan latihan yang senantiasa
dilandasi oleh itikad dan tujuan tertentu.
Menurut Husamah (2018: 19) hasil belajar akan tampak dalam berbagai hal
yaitu :
1. Kebiasaan, misalnya siswa belajar bahasa berulang kali agar dapat
menghindari kecenderungan menggunakan kata yang keliru sehingga terbiasa
dengan penggunaan bahasa yang baik dan benar.
2. Keterampilan, misalnya menulis dan berolahraga meskipun sifatnya motorik
namun itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti juga kesadaran yang
tinggi.
13

3. Pengamatan, misalnya siswa mampu mencapai pengertian yang benar melalui


proses menerima, menafsirkan dan memberi rangsangan yang masuk melalui
indera-indera secara obyektif.
4. Berpikir asosiatif, mengasosiasikan sesuatu dengan cara mengingat.
5. Berpikir rasional dan kritis, menggunakan prinsip dan dasar pengertian dalam
menjawab pertanyaan kritis.
6. Sikap, kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi baik atau buruk
terhadap orang maupun barang tertentu dengan pengetahuan.
7. Inhibisi, menghindari hal yang mubazir.
8. Apresiasi, menghargai karya yang bermutu
9. Perilaku afektif, perilaku yang bersangkutan dengan perasaan takut, marah
sedih, gembira dan sebagainya.
b. Tipe- tipe hasil belajar
Menurut Subur (2015), dalam buku The Conditioning of Learning karangan
Gagne, hasil belajar ada lima, yaitu:
1. Informasi verbal, yaitu hasil belajar yang berupa kemampuan untuk
menyediakan respon yang bersifat spesifik terhadap stimulus yang spesifik
pula. Atau kemampuan mengingat atau menghafal informasi. Contoh:
kemampuan menyebutkan, mengidentifikasi dan menjelaskan.
2. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan yang berupa tindakan bersifat fisik
dan penggunaan otot untuk melakukan suatu tindakan, kemampuan eksekusi
atau pelaksanaan suatu tindakan untuk mencapai hasil tertentu.
3. Sikap atau attitude, yaitu kondisi internal yang dapat mempengaruhi pilihan
individu dalam melakukan suatu tindakan. Sikap menunjukkan adanya suatu
kecenderungan yang dimiliki oleh seseorang dalam berperilaku. Sikap bisa
berupa keyakinan dan pilihan seseorang yang mempengaruhi cara seseorang
bertindak dalam menghadapi suatu situasi atau kondisi. Karakteristik penting
dari pembelajaran pada ranah sikap adalah kemungkinan untuk tidak dapat
dicapai dalam waktu pendek, untuk menanamkan sikap dalam diri siswa
diperlukan waktu yang relatif cukup lama. Karena itu domain sikap ini tidak
dapat dicapai segera setelah siswa selesai mengikuti aktivitas pembelajaran.
4. Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan dalam melakukan analisis dan
modifikasi simbol-simbol kognitif atau informasi. Keterampilan intelektual
14

dilakukan dengan cara mempelajari dan menggunakan konsep dan aturan


untuk mengatasi permasalahan.
5. Strategi kognitif, yaitu kemampuan metakognitif yang diperlihatkan dalam
bentuk kemampuan berpikir tentang proses berpikir (think how to think) dan
belajar bagaimana belajar (learn how to learn).
c. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut Susanto (2013 : 12) hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik
merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor
internal maupun eksternal.
1) Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik,
yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Meliputi: kecerdasan, minat, dan
perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi
fisik dan kesehatan.
2) Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar diri peserta didik,
yang mempengaruhi hasil belajarnya. Meliputi : keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Keadaan yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran
suami dan istri, perhatian keluarga yang kurang terhadap anaknya serta
kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orang tua akan
berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.
d. Manfaat hasil belajar
Manfaat hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku
seseorang yang mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah
mengikuti proses belajar mengajar tertentu. Pendidikan dan pengajaran dikatakan
berhasil apabila perubahanperubahan yang tampak pada siswa merupakan akibat
dari proses belajar mengajar yang dialaminya yaitu proses yang ditumbuhkan
melalui program dan kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam
proses pengajarannya. Berdasarkan hasil belajar siswa, dapat diketahui
kemampuan dan perkembangan sekaligus tingkat keberhasilan Pendidikan. Hasil
belajar harus menunjukkan perubahan menjadi lebih baik, sehingga bermanfaat
untuk menambah pengetahuan, lebih memahami sesuatu yang belum dipahami,
lebih mengembangkan pengetahuannya, memiliki pandangan yang baru atas
sesuatu hal, dan lebih menghargai sesuatu daripada sebelumnya (Syaputra, 2020 :
27).
e. Jenis- jenis hasil belajar
15

Menurut Aminah (2018) hasil belajar secara garis besar terbagi dalam tiga ranah,
yaitu:
1. Hasil belajar kognitif Pada bidang kognitif mencakup hasil belajar mengingat,
memahami, mengaplikasikan, menganalisis, dan mengevaluasi.
2. Hasil belajar afektif Hasil belajar pada ranah afektif berkenaan dengan nilai.
Menurut Krathwol yaitu penerimaan, responding, penilaian, organisasi dan
karakteristik nilai atau internalisasi.
3. Hasil belajar psikomotor Hasil belajar psikomotorik adalah gerakan refleks
(keterampilan pada gerakan tidak sadar), keterampilan pada gerakan-gerakan
dasar, kemampuan perseptual, termasuk didalamnya membedakan visual,
membedakan auditif motoris dan lain-lain, kemampuan bidang fisik, misalnya
kekuatan keharmonisan dan ketepatan, gerakan-gerakan skill, mulai dari
keterampilan sederhana sampai keterampilan yang kompleks, kemampuan yang
berkaitan dengan non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretative.
7. Materi virus
a. Pengertian virus
Virus berasal dari bahasa latin (Virion yang berarti racun).Virus ditemukan
pertama kali oleh ahli biologi dari Rusia bernama Ivano sky (1892) dan Beijerinck
(1899) ilmuwan berkebangsaan Belanda, dari hasil penelitiannya mengenai
penyakit tanaman tembakau. Virus yang ditemukan kini dikenal dengan nama
TMV (Tobacco Mosaic Virus). Hingga saat ini virus dianggap sebagai organisme
berukuran kecil. Tubuhnya belum dapat disebut sel, karena hanya tersusun atas
materi genetika berupa Deoxyribonucleic Acid (DNA) atau Ribonucleic Acid
(RNA) dengan selubung protein. Virus tidak memiliki komponenkomponen sel
lainnya. Dengan menggunakan mikroskop elektron, dapat diketahui berbagai
macam ciri virus, seperti bentuk, ukuran dan struktur tubuhnya (Prawirohartono,
2014: 59).
b. Ciri-ciri virus
Anshori (2009: 58-59), mengemukakan bahwa virus memiliki ciri dan
struktur yang sangat berbeda sama sekali dengan organisme lain, ini karena virus
merupakan satu sistem yang paling sederhana dari seluruh sistem genetika. Ciri
virus yang telah diidentifikasi oleh para ilmuwan, adalah sebagai berikut.
16

1. Virus hanya dapat hidup pada sel hidup atau bersifat parasit intraseluler
obligat, misalnya dikembang biakan di dalam embrio ayam yang masih
hidup
2. Virus memiliki ukuran yang paling kecil dibandingkan kelompok taksonomi
lainnya. Ukuran virus yang paling kecil memiliki ukuran diameter 20 nm
dengan jumlah gen 4, lebih kecil dari ribosom dan yang paling besar
memiliki beberapa ratus gen, virus yang paling besar dengan diameter 80 nm
(virus Ebola) juga tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya sehingga
pengamatan virus digunakan mikroskop elektron.
3. Nama virus tergantung dari asam nukleat yang menyusun genomnya (materi
atau partikel genetik) sehingga terdapat virus DNA dan juga virus RNA
4. Virus tidak memiliki enzim metabolisme dan juga tidak memiliki ribosom
ataupun perangkat/organel sel lainnya, namun beberapa virus memiliki enzim
untuk proses replikasi dan transkripsi dengan melakukan kombinasi dengan
enzim sel inang, misalnya Virus Herpes
5. Setiap tipe virus hanya dapat menginfeksi beberapa jenis inang tertentu. Jenis
inang yang dapat diinfeksi oleh virus ini disebut kisaran inang, yang
penentuannya tergantung pada evolusi pengenalan yang dilakukan virus
tersebut dengan menggunakan kesesuaian“lock and key atau lubang kunci”
antara protein di bagian luar virus dengan molekul reseptor (penerima)
spesifik pada permukaan sel inang.
6. Beberapa virus memiliki kisaran inang yang cukup luas sehingga dapat
menginfeksi dan menjadi parasit pada beberapa spesies. Misalnya, virus flu
burung dapat juga menginfeksi babi, unggas ayam dan juga manusia, virus
rabies dapat menginfeksi mamalia termasuk rakun, singa, anjing dan monyet
7. Virus tidak dikategorikan sel karena hanya berisi partikel penginfeksi yang
terdiri dari asam nukleat yang terbungkus di dalam lapisan pelindung, pada
beberapa kasus asam nukleatnya terdapat di dalam selubung membran.
Penemuan yang dilakukan oleh Stanley Miller, bahwa beberapa virus dapat
dikristalkan sehingga virus bukanlah sel hidup, sebab sel yang paling
sederhana pun tidak dapat beragregasi menjadi kristal. Akan tetapi, virus
memiliki DNA atau RNA sehingga virus dapat juga dikatakan organisme
hidup
17

8. Genom virus lebih beragam dari genom konvensional (DNA untai tunggal
atau single heliks) yang dimiliki oleh organis melainnya, genom virus
mungkin terdiri dari DNA untai ganda, RNA untai ganda, DNA untai tunggal
atau pun dapat juga RNA untai tunggal, tergantung dari tipe virusnya.
Virus ditemukan di hampir setiap jenis organisme yang telah banyak diteliti sifat
dan keberadaannya. Namun setiap jenis virus dapat mengalami replikasi hanya dalam
jenis sel tertentu. Sel-sel yang cocok untuk virus tertentu secara kolektif disebut inang.
Organisme tertentu sering memiliki lebih dari satu jenis virus. Hal ini menunjukkan
bahwa jenis virus lebih banyak dari pada jenis organisme. Pada saat ini hanya beberapa
ribu jenis virus yang telah ditemukan (Baktir, 2017: 76).
Informasi- informasi tentang pembelajaran virus akan tersampaikan dengan baik.
Hal ini sesuai dengan sintaks pembelajaran Course Review Horay yang dimana pada
langkah Course siswa dapat berperan bebas dalam menentukan jawaban pada
pertanyaan Review menjelaskan tentang pengulangan kembali materi- materi yang
diajarkan guru beserta soalnya dan horay dapat dikatakan sebagai tahap akhir yang
membuat siswa lebih semangat dalam pembelajaran. Maka berdasarkan sintaks dari
model pembelajaran Course Review Horay maka dapat disimpulkan dengan baik
bahwa model ini lebih menekankan keaktifan siswa yang lebih tinggi dan sesuai dengan
materi virus yang akan diajarkan memang lebih baik jika di aplikasikan dengan model
pembelajaran yang di iringi dengan games seperti Course Review Horay ini.
B. Hasil Penelitian Relevan
1. Penelitian yang berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran Course Review
Horay Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Di MA Sabilul
Hasanah Desa Purwosari Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin“. Hasil dari
penelitian yaitu: model pembelajaran course review horay memiliki pengaruh terhadap
hasil belajar siswa
2. Penelitian yang berjudul “ Penerapan Metode Course Review Horay disertai Modul
Keanekaragaman Reptil untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Biologi Siswa di
MA Ibnul Qoyyim Putri “ oleh Puji lestari Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2014. Hasil
dari penelitian yaitu: metode Course Review Horay disertai modul keanekaragaman
reptilia dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek kognitif kelas X semester
MA Ibnu Qoyyim Putri tahun pelajaran 2013/2014 pada sub materi pokok Vertebrata.
18

3. Penelitian yang berjudul ” Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Course Review


Horay dan Direct Instruction Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan
Ekosistem Di Kelas VII MTS Madani Alauddin Pao-Pao” oleh Marsella Program Studi
Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Uin Alauddin Makassar 2014.
Hasil dari penelitian yaitu: penelitian ini dilakukan di Mts Madani Alauddin Makassar
Pao-Pao dengan menggunakan kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Siswa kelas
VII A (20 orang) sebagai kelas eksperimen I diajar dengan menggunakan model
pembelajaran Course Review Horay sedangkan siswa kelas VII B(20 orang) sebagai
kelas eksperimen II diajar dengan menggunakan model pembelajaran direct instruction.
Data yang dikumpulkanpenulis dalam penelitian yaitu berupa data hasil belajar siswa
yang diperoleh dengan menggunakan instrumen tes hasil belajar yang diberikan sebagai
tes kemampuan untuk mengetahui hasil belajar siswa.
4. Penelitian yang berjudul “ Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe
Course Review Horay (CRH) terhadap hasil belajar biologi di SMA Negeri 11
Palembang” oleh Jayu dkk Pendidikan Biologi FKIP Universitas sriwijaya 2013. Hasil
dari penelitian yaitu: terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar biologi
siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay
(CRH) dengan demikian mengajar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe CRH dapat memberikan hasil yang baik.
5. Penelitian yang berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran Course Review Horay
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Di MA Sabilul Hasanah
Desa Purwosari Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin “ oleh Puput Maryati
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Raden Fatah Palembang 2018. Hasil dari penelitian yaitu: pengaruh
model pembelajaran Course Review Horay terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran biologi di Ma sabilul hasanah merupakan sebuah penelitian yang dilakukan
guna mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran course review horay
terhadap hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran biologi. Penelitian ini
dilakukan dengan tiga tahap yaitu: perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
C. Kerangka pikir
Peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan untuk memecahkan persoalan
pendidikan di Indonesia. Mutu pendidikan harus diperhatikan untuk mencapai tujuan
pendidikan, sedangkan mutu sendiri dapat dilihat dari keberhasilan siswa selama
mengikuti pembelajaran.Siswa dan guru diharapkan dapat mengembangkan seluruh
19

potensi yang ada pada diri siswa sebagai siswa, sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
Guru sebagai seorang pendidik dituntut untuk memilih model pembelajaran yang
efektif dan mengenai pada tujuan yang diharapkan salah satunya dapat melibatkan siswa
secara aktif dalam pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa mau mengikuti
pembelajaran dengan antusias, sehingga mata pelajaran yang dipelajari akan lebih mudah
terekam pada memori siswa. Untuk itu guru dapat menggunakan model pembelajaran
yang menyenangkan.
Berdasarkan penjelasan diatas, penerapan model Pembelajaran Course Review
Horay diharapkan mampu memperoleh hasil yang maksimal dari siswa dan siswa mampu
memahami materi khususnya pada pokok bahasan virus serta dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa dalam belajar biologi. Untuk memudahkan pemahaman tersebut kerangka
berpikir dapat dilihat pada bagian bawah ini.

Permasalahan yang dihadapi di SMP Negeri 9


Pekanbaru yaitu rendahnya hasil belajar siswa dan
belum mencapai kkm

Guru dituntut memilih model pembelajaran


yang efektif dalam pembelajaran

Penerapan model pembelajaran course review


horay dapat melibatkan siswa secara aktif dalam
pembelajaran

Mampu meningkatkan hasil belajar dan


mencapai kkm

Bagan 2.1 Kerangka Pikir


D. Hipotesis
Berdasarkan masalah yang ada dan kajian pustaka yang telah dipaparkan, maka
dapat dirumuskan bahwa hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada pengaruh penerapan
model Course Review Horay terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi virus kelas
IX SMPN 9 Pekanbaru?
20

BAB III METODE PENELITIAN


A. Rancangan Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
semu (quasi experiment). Eksperimen semu disebut dengan eksperimen pura-pura
yang memiliki kesamaan dengan true experiment bedanya adalah dalam pengontrolan
variabel hanya saja control tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya (Sugiyono, 2018)
2. Desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan yaitu Pretest-Posttest Control Group Desain.
Dalam penelitian ini, sebelum proses pembelajaran terlebih dahulu dilakukan Pretest
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa. Kemudian
dilakukan penelitian dengan memberikan perlakuan yang berbeda, yaitu pada kelas
eksperimen diberikan perlakuan yaitu penerapan model pembelajaran Course Review
Horay sedangkan pada kelas kontrol tetap menggunakan model pembelajaran
konvensional. Setelah diberikan perlakuan, kedua kelas akan dilakukan posttest untuk
mengetahui hasil belajar siswa. Adapun desain penelitian menurut Sugiyono (2018)
pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Prettest Treatment Posttest

R¹ O1 X O3

R² O2 Y O4

Sumber: Sugiyono, 2018


Keterangan :
R¹&R² : Kelompok eksperimen dan kontrol.
O¹&O² : Kedua kelas yang diberikan prettestuntuk mengetahui
kemampuan awalnya
O3&O4 : Kedua kelas diberikan posttest dengan butir soal yang sama untuk
mengetahui hasil perlakuan
X : Perlakuan pada kelas eksperimen dengan penerapan model
pembelajaran Course Review Horay
21

Y : Perlakuan pada kelas kontrol yang tetap menggunakan model


pembelajaran konvensional.
3. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel
terikat.Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya perubahan,
sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
adanya variabel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas dan variabel
terikat yaitu:
a. Variabel X (variabel bebas) : Model pembelajaran Course Review Horay
b. Variabel Y (variabel terikat) : Hasil belajar siswa
4. Waktu dan Tempat
Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2020/2021
semester ganjil. Penelitian dilaksanakan di SMPN 9 Pekanbaru yang berlokasi di jalan
lappa pai kelurahan Mario pulana Kec, Camba Kab. Maros
5. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian ini yaitu :
a. Observasi
1. Membuat surat izin penelitian untuk observasi ke sekolah
2. Bertemu dengan kepala sekolah untuk menyampaikan maksud dan tujuan
dengan membawa surat izin penelitian untuk observasi.
3. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian.
4. Melakukan wawancara dengan salah seorang guru biologi mengenai
permasalahan dalam pembelajaran biologi yang ada di SMPN 9 Pekanbaru
5. Mengamati proses pembelajaran di dalam kelas.
b. Persiapan
1. Menentukan model pembelajaran Course Review Horay, sebagai solusi dari
permasalahan yang didapatkan setelah melakukan observasi di SMPN 9
Pekanbaru.
2. Menetapkan sampel penelitian untuk kelompok eksperimen yang diberikan
perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran course review horay serta
kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan dengan model Course Review
Horay.
3. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus dan Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
22

4. Membuat instrumen penelitian berupa pretest dan posttest yakni tes tertulis
berupa soal pilihan ganda
5. Melakukan uji validasi perangkat dan instrumen pembelajaran kepada dosen
validator.
c. Pelaksanaan
Penelitian ini akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2020/2021 di SMPN 9
Pekanbaru kelas X MIPA 2 dengan materi virus . Penelitian dilakukan sebanyak 4
kali pertemuan, dimana:
1. Pertemuan 1 digunakan untuk pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa
sebelum diterapkan pembelajaran Course Review Horay
2. Pertemuan 2 /3 digunakan untuk proses pembelajaran
3. Pertemuan 4 digunakan untuk posttest untuk mengetahui kemampuan siswa
setelah diterapkan model pembelajaran Course Review Horay
d. Evaluasi
1. Melakukan pretest diawal pembelajaran dan posttestdi akhir penelitian pada
semua kelas yang menjadi sampel penelitian, berupa 30 butir soal pilihan ganda.
2. Setelah data hasil evaluasi pembelajaran diperoleh, selanjutnya melakukan
analisis data.
3. Menyusun laporan hasil penelitian
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X MIPA SMPN 9
Pekanbaru yang terdiri dari 3 rombel populasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 3.2: Jumlah Populasi Kelas X MIPA SMPN 9 Pekanbaru
Rombel Jumlah Siswa

VI 23 siswa

VII 20 siswa

IX 20 siswa
23

Jumlah 63 Siswa

Sumber : SMPN 9 Pekanbaru (2020)


2. Sampel
Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Dalam
penelitian ini kelas yang digunakan sebagai sampel yaitu kelas X MIPA 2 sebagai kelas
eksperimen dan kelas X MIPA 3 sebagai kelas kontrol dengan beberapa pertimbangan
yaitu jumlah siswa di kelas sama , kemampuan akademis cenderung sama dan hasil
belajar siswa sama pula. Sampel pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai
berikut
Tabel 3.3: Sampel penelitian kelas X MIPA SMPN 9 Pekanbaru
Rombel Jumlah Siswa

X MIPA 2 20

X MIPA 3 20

Jumlah 40

Sumber : SMPN 9 Pekanbaru (2020)


C. Definisi Operasional Variabel
Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini yaitu:
1. Model pembelajaran Course Review Horay merupakan model pembelajaran dengan
pengujian pemahaman siswa dengan menggunakan soal, dimana siswa menuliskan
jawaban di dalam kotak kemudian nilai yang paling banyak akan diberikan kepada
kelompok yang paling cepat menjawab dengan benar dan banyak berteriak horay. Di
dalam model ini siswa dituntut bekerja sama agar hasil dari kelompok maksimal hal ini
yang akan membuat nilai siswa meningkat.
2. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar siswa yang diperoleh baik sebelum
dan sesudah proses pembelajaran.
D. Instrumen Penelitian
Adapun jenis instrumen penelitian yang digunakan untuk mengambil data pada
penelitian adalah Tes berbentuk pilihan ganda sebanyak 30 soal pilihan ganda untuk
mengukur hasil belajar kognitif biologi siswa pada materi virus. Tes ini diberikan pada
24

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi
siswa dan lembar kerja siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Tes
Tes dilakukan melalui pemberian pretest dan posttest pada pembelajaran virus.
Tes yang diberikan berupa pilihan ganda yang terdiri dari 30 butir soal
2. Non tes
a. Observasi
Observasi dilakukan terhadap siswa beserta proses pembelajaran yang
menyertainya. Kegiatan observasi dilakukan untuk melihat keterlaksanaan model
Course Review Horay yang diterapkan di kelas. Objek pengamatan mencakup
seluruh proses kegiatan belajar mengajar di kelas meliputi kegiatan guru dan siswa
selama proses pembelajaran
b. Dokumentasi
Dokumentasi bertujuan untuk memberikan gambaran visual pada kegiatan
belajar mengajar di kelas. Dokumentasi berupa foto pada saat pembelajaran biologi
menggunakan model pembelajaran Course Review Horay. Kejadian yang
didokumentasi seperti kegiatan diskusi. Presentasi siswa dan pelaksanaan tes
F. Teknik Analisis Data
Pada teknik analisis data, pengolahan data hasil penelitian menggunakan dua teknik
statistik, yaitu statistika deskriptif dan statistic inferensial.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistic deskriptif dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS versi
24.0 for Windows. Analisis statistic deskriptif dilakukan untuk mengetahui nilai rata-
rata hasil belajar kognitif siswa dan kreativitas siswa, interval kelas, standar
deviasi ,nilai maksimum dan nilai minimum.
Untuk mengelompokkan tingkat hasil belajar yang diperoleh siswa, baik pada
kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan menggunakan pedoman yang telah
ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2017 yaitu sebagai
berikut:
Tabel 3.4 Tingkat Penguasaan Materi
25

Nilai Hasil Belajar Kategori

93-100 Sangat baik

84-92 Baik

75-83 Cukup

0-74 Kurang

Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017


Kriteria keberhasilan siswa dikatakan tuntas belajar jika memenuhi kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. Dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.5 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Nilai Hasil Belajar Kategori

< 75 Tidak tuntas

≥ 75 Tuntas

Sumber : (Kemendikbud, 2017)


Uji Normalitas N-Gain
Uji N-Gain digunakan untuk mengukur seberapa besar pemahaman siswa setelah
dilaksanakan pembelajaran setiap tes diberikan pada awal dan akhir pertemuan, dan
kenaikan siswa dalam pemahaman ditandai oleh gain. Gain adalah selisih antara nilai
posttest dan pretest. Uji tersebut digunakan untuk mengetahui aktivitas peningkatan. Hasil
dari N-gain ini dijadikan perbandingan antara sebelum dan sesudah pembelajaran
dilakukan. Adapun kategori nilai Uji N-Gain sebagai berikut:
Tabel 3.6 Kategori Nilai Uji N-Gain
Skor N-Gain Kategori

N-gain > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ N-gain ≥ 0,7 Sedang

N-gain < 0.3 Rendah


26

2. Analisis Statistik Inferensial


Pada analisis statistic inferensial dilakukan beberapa pengujian untuk keperluan
pengujian hipotesis. Pertama dilakukan pengujian dasar yaitu uji normalitas, dan uji
homogenitas.
a. Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas dihitung dengan menggunakan bantuan SPSS versi 24.0
for Windows dengan statistik uji Shapiro wilk. Persyaratan data tersebut
berdistribusi normal jika probabilitas atau p> taraf signifikansi (α), dimana α
adalah 0,05.
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dengan bantuan SPSS versi 24.0 for
Windows menggunakan uji Independent Sample T-test .Taraf signifikan yang
digunakan yaitu α = 0,05. Bila taraf signifikan data yang lebih besar dari 0,05 maka
varian kelompok data homogen. Sebaliknya, jika taraf signifikan data
menghasilkan data yang lebih kecil dari 0,05 maka varian kelompok tidak
homogen.
c. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS versi 24.0
for windows dengan statistik uji Independent t-test. Dengan taraf signifikansi 0,05
(5%). Jika nilai sig. (2-tailed) < 0,05 maka hipotesis diterima dan jika nilai sig. (2-
tailed) > 0,05 maka hipotesis ditolak.
27

Daftar Pustaka
Ai Solihah. 2016. “Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT) Terhadap hasil Belajar Matematika”, Jurnal
SaP, Vol.1 Agustus.
Anshori, Moch& Djoko Martono. 2009. Biologi untuk Sekolah Menengah
Atas (SMA) dan Madrasah Aliah (MA) Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan.
Baktir, Afaf. 2017. DNA Struktur dan Fungsi. Surabaya: Airlangga
University Press.
Darmadi, H. 2017. Pengembangan Model & Metode Pembelajaran dalam
Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish
Fatmawati, Sri & dkk.2015. Desain Laboratorium Sikap Mini Untuk
Pembelajaran Sains Terpadu. CV Budi Utama: Yogyakarta
Firdianti, A. 2018. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Yogyakarta: CV GRE
Publishing
Fujiawati, Siti Fuja. 2016. Pemahaman Konsep Kurikulum dan
Pembelajaran Dengan Peta Konsep Bagi Mahasiswa Pendidikan
Seni. FKIP Universitas Sultan Ageng tirtayasa. Jurnal Pendidikan
dan Kajian Seni. Vol. 1 No.1 ISSN 2502- 4626
Hasanah Amatul & Rikizaputra. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran
Course Review Horay (CRH) di Padukan Model Pair Check
Terhadap Pengetahuan Konseptual dan Motivasi Belajar Pada
Materi Gerak Pada Tumbuhan Siswa Kelas VIII SMPN 19
Pekanbaru Tahun Ajaran 2017/2018. Jurnal Pendidikan Biologi.
Vol 5 No 1.
Husamah, dkk. 2018. Belajar & Pembelajaran. Malang: UMM Press.

Anda mungkin juga menyukai