Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL

(Problem Based Learning) DALAM PEMAHAMAN


SISWA TERHADAP MATERI
Leony Octora Manihuruk, Nur Fadillah, Agnes Sentia Ginting, Amarta
Florida Br. Barus, Muhammad kabul.
Universitas negeri medan
Email: octoraleony@gmail.com, fadillahnur0305@gmai.com,
agnescyntia24@gmail.com, kabuljr504@gmail.com,
amartafloridabrbarus@gmail.com

Abstract: This study aims to determine the learning model strategies used by teachers in
managing classes and the application of the PBL (problem based learning) model in learning by
teachers to increase students' interest in learning. This research was conducted at SMA Negeri 2
Kubu, Jl. Sp Lasa, Kec. Kubu, Rokan Hilir, Prov. Riau . In this study, the subject and object were
the homeroom teachers for class XI-IPS. The results of the study show that teachers still do not
understand about learning models, both theory and learning models, especially the PBL (problem
based learning) model. besides that the school must also be able to develop or provide facilities that
need to be used both by students and by teachers so that the teaching and learning process can take
place properly.

Keywords : school, student, learning.

Abstract : Penelitian ini bertujuan mengetahui strategi model pembelajaran yang


digunakan oleh guru dalam mengelola kelas dan penerapan model pbl (problem based
learning) dalam pembelajaran oleh guru untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar.
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 kubu ,Jl. Sp Lasa, Kec. Kubu, Rokan Hilir, Prov.
Riau . Dalam penelitian ini juga yang menjadi subjek dan objek ialah guru wali kelas XI-
IPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru masih kurang paham mengenai model
model pembelajaran baik itu teori ataupun model model pembelajaran terutama model
pbl (problem based learning). selain itu pihak sekolah juga harus mampu
mengembangkan atau menyediakan fasilitas fasilitas yang perlu digunakan baik oleh
siswa maupun oleh guru sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan
baik.

Kata kunci : sekolah, siswa, pembelajaran.

1
PENDAHULUAN (Level I)

Menurut Kurniawan (2012) pendidikan merupakan kegiatan

mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan, serta karakteristik

pribadi peserta didik. Kegiatan pendidikan diarahkan pada pencapaian

tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dalam UU RI No 20 Tahun 2003

yang tercantum pada BAB II Pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi untuk

mengembangkan kemampuan, membentuk watak dan peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain

itu pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berdasarkan pada undang-undang tersebut maka diperlukan

proses pembelajaran yang mengedepankan proses pembangunan karakter

pada diri peserta didik sebagai bekal masa depan. Proses pembelajaran

yang berpegang pada undang-undang tersebut menjadi pegangan untuk

setiap pendidik untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Proses

pembelajaran merupakan komponen pendidikan yang melibatkan peserta

didik dan guru. Seorang guru mempunyai tugas mendidik dan mengajar

yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar. Usaha yang dilakukan

guru dengan cara memberikan motivasi belajar yang layak, menggunakan

bermacam- macam metode dan strategi pembelajaran, dan menggunakan

alat peraga untuk memudahkan melakukan pembelajaran.

2
Proses belajar yang baik tentunya akan berpengaruh pada

pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Sasaran

utama pada proses pembelajaran terletak pada proses belajar siswa.

Dalam kegiatan pembelajaran siswa dituntut menjadi aktif. Dengan kata

lain bahwa, dalam kegiatan belajar sangat diperlukan aktivitas. Tanpa

aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. oleh

sebab itu aktivitas merupakan kegiatan yang sangat penting didalam

interaksi belajar mengajar. Seharusnya dalam proses pembelajaran yang

memiliki peran aktif adalah siswa. Guru hanya sebagai 3 fasilitator yang

berperan untuk menciptakan suasana dan lingkungan sekitar yang dapat

menunjang belajar siswa sesuai dengan minat, bakat dan kebutuhannya.

Sama dengan halnya siswa di SMA Negeri 2 Kubu, masih banyak

siswa yang tidak memiliki semangat dalam proses belajar dikelas,

dikarenakan cara mengajar guru yang monoton dengan menggunakan

metode yang konvensional dimana guru dijadikan sebagai pusat di dalam

proses pembelajaran sedangkan siswa hanya menerima apa yang telah

diberikan oleh guru. Tidak adanya semangat siswa dalam proses

pembelajaran ini dapat menyebabkan aktivitas belajar siswa juga

berkurang, padahal aktivitas belajar siswa ini sangatlah penting karena

prinsipnya aktivitas belajar itu adalah berbuat. Aktivitas belajar yang

rendah seringkali dapat menyebabkan pemahaman dan penguasaan

materi pembelajaran menjadi berkurang. Jika hal ini dibiarkan terus

menerus maka tidak bisa dipungkiri akan berpengaruh terhadap hasil

belajar.

3
Salah satu cara alternatif tindakan untuk mengatasi permasalahan

yang dikemukakan diatas yaitu menerapkan strategi pembelajaran yang

aktif. Strategi pembelajaran adalah urutan langkah-langkah pelaksanaan

pengajaran dikelas untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Salah

satu strategi yang dapat digunakan dalam pembelajara sejarah adalah

model pembelajaran Problem Based Learning. Model pembelajaran

Problem Based Learning relevan dengan metode pemecahan masalah dan

pemberian tugas.

Menurut Arends (2008) PBL adalah pembelajaran yang memiliki

esensi berupa penyuguhan berbagai bermasalah yang autentik dan

bermakna kepada peserta didik, yang dapat berfungsi sebagai sarana

untuk melakukan investigasi dan penyelidikan. Di awal pembelajaran

peserta didik diberi permasalahan terlebih dahulu selanjutnya masalah

tersebut diinvestigasi dan dianalisis untuk dicari solusinya. Jadi, peran

guru dalam pembelajaran adalah memberikan berbagai masalah,

pertanyaan, dan memberikan fasilitas terhadap penyelidikan peserta

didik.

Setiap model memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan

model PBL menurut Shoimin (2016) antara lain: 1) peserta didik dilatih

untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam keadaan nyata,

2) mempunyai kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui

aktivitas belajar, 3) pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi

yang tidak ada hubungannya tidak perlu dipelajari oleh peserta didik. Hal

ini mengurangi beban peserta didik dengan menghafal atau menyimpan

informasi, 4) terjadi aktivitas ilmiah pada peserta didik melalui kerja

4
kelompok, 5) peserta didik terbiasa menggunakan sumber-sumber

pengetahuan, baik dari perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi,

6) peserta didik memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya

sendiri, 7) peserta didik memiliki kemampuan untuk melakukan

komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan

mereka, dan 8) kesulitan belajar peserta didik secara individual dapat

diatasi melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching.

Sedangkan, kekurangan model PBL (Shoimin, 2016) antara lain: 1)

pembelajaran berbasis masalah (PBM) tidak dapat diterapkan untuk

setiap materi pelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam menyajikan

materi. PBM lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan

tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah, dan 2) dalam suatu

kelas yang memiliki tingkat keragaman peserta didik yang tinggi akan

terjadi kesulitan dalam pembagian tugas.

Dalam setiap model pembelajaran mempunyai tahapan-tahapan

yang tidak boleh ditinggalkan dalam implementasinya. Secara umum

modle pembelajaran ini mempunyai tahapan yang sangat penting yaitu

menghadirkan masalah dalam proses pembelajarannya, siswa

memberikan jawawaban sementara, mencari penyelesaian masalah

berdasarkan Percobaan, pengamatan, dan lain-lain, dan

mengkomunikasikan hasil percobaan baik secara lisan maupun secara

tertulis. Namun dalam penelitian ini peneliti menggunakan tahapan

model pembelajaran PBL yang dikembangkan oleh Jhon Dewey

(Sanjaya, 2009:217) dimana tahap-tahapnya sebagai berikut:

5
1) Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah

yang akan di pecahkan, atau guru yang merumuskan masalah

yang disesuaikan dengan perkembangan usia anak.

2) masalah, yaitu langkah siswa menganalisis masalah disajikan

oleh guru dari sudut pengalamann dan pengetahuan yang mereka

milmilik

3) Merumuskan hipotesis, yaitu kegiatan merumuskan beberapa

kemungkinan dari penyelesaian masalah yang siswa hadapi

4) Mengumpulkan data, yaitu yaitu langkah siswa mencari

informasi atau mencari data yang diperlukan untuk

memecahkan masalah

5) Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau

merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan atau

penolakan hipotesis

6) Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah

siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai

hasil pengujian hipotesis dan menyimpulkan kegiatan siswa yang

telah mereka laksanakan.

7) Sebagai suatu model pembelajaran, Problem Based

Model Problem Based Laerning meningkatkan aktivitas belajar dan

hasil belajar siswa serta mampu mentransfer pengetahuan siswa untuk

memahami masalah dalam kehidupan nyata, sehingga pemecahan

masalah dapat mendorong untuk melakukan evaluasi terhadap hasil

6
maupun evaluasinya. Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas yaitu “Penerapan

model pembelajaran PBL dalam pemahaman siswa terhadap materi”.

METODE (Level II)

Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Metode ini digunakan untuk menggambarkan keadaan serta objek

penelitian berdasarkan fakta yang ada di lapangan secara apa adanya

sesuai dengan hasil pengamatan si peneliti. Peneliti menggunakan metode

ini agar peneliti bisa mengetahui informasi secara dalam dan dapat

mendeskripsikan dan menganalisis data dengan jelas. Peneliti berperan

sebagai pengamat penuh mengamati bagaimana proses jalannya kegiatan

belajar mengajar dalam meningkatan metode guru dalam mengajar

sejarah yang ada di SMA Negeri 2 kubu ,Jl. Sp Lasa, Kec. Kubu, Rokan

Hilir, Prov. Riau.

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian ini dilakukan.

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 kubu ,Jl. Sp Lasa, Kec. Kubu,

Rokan Hilir, Prov. Riau.

Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian kecil ini yang menjadi subjek dan objek ialah

guru walikelas IPS SMA Negeri 2 kubu ,Jl. Sp Lasa, Kec. Kubu, Rokan

Hilir, Prov. Riau

Teknik Pengumpulan Data

7
Wawancara merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara bertanya langsung atau dengan cara bertatap muka dengan

responden. Wawancara dilakukan untuk menemukan permasalahan

secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta

pendapat, dan ide-idenya. Dalam hal ini peneliti langsung menemui

narsumber yaitu seorang guru yang mengajar di kelas IPS SMA Negeri 2

kubu ,Jl. Sp Lasa, Kec. Kubu, Rokan Hilir, Prov. Riau. Adapun yang

diangkat dalam wawancara ini yaitu strategi model pembelajaran apa

sajakah yang dipakai dalam proses pembelajaran dikelas tersebut.

HASIL (Level II)

Penelitian Ini dilaksanakan pada Guru kelas XI-IPS SMA Negeri

2 kubu ,Jl. Sp Lasa, Kec. Kubu, Rokan Hilir, Prov. Riau. Penelitian ini

dilaksanakan dengan prosedur yang ada dengan waktu sedimikian

mungkin, Pada hari Selasa pada tanggal 15 November 2022, tanggal

dimana dimulai pada pukul 13.00 WIB – hingga selesai. Sekolah ini

letakany bisa dikatakan strategis dari segi kebisingan, jauh dari lalu lintas

yang menghindari siswa tak fokus belajar, dengan jauhnya dari

kebisingan membuat siswa fokus dalam hal proses belajar mengajar.

Guru yang menjadi narasumber ialah bernama Ulin Nikmah S.Pd

ia merupakan guru yang sudah cukup lama di sekolah SMA Negeri 2

kubu ,Jl. Sp Lasa, Kec. Kubu, Rokan Hilir, Prov. Riau.

Hasil Penelitian diperoleh dari obeservasi dari wawancara maupun

hasil dokumentasi yang kemudian diolah dan dianalisis sedemikian rupa

8
sehingga menghasilkan uraian analisis guru menjawab pertanyaan

penelitian didalam rumusan masalah. Adapun pertanyaan dan hasil

wawancara kami dibawah ini :

1. Apakah Ibu selalu mempersiapkan RPP sebelum mengajar?

Disiapkan karena itu tugas guru sebelum mengajar agar proses pembelajaran bisa

berlangsung.

2. Bagaimana Ibu untuk membuat kelas tetap kondusif saat kegiatan

pembelajaran berlangsung?

Sebagai guru kita menertibkan anak dahulu, kemudian kita langsung melakukan

kegiatan belajar mengajar. Anak ini tertib dulu supaya jangan ada yang ribut,

jangan bicara, kita kasih arahan. Kemudian barulah memulai pembelajaran.

3. Bagaimana cara Ibu memahami karakteristik belajar setiap anak anak di

kelas?

Setiap anak mempunyai karakter tersendiri, sebagai guru kita harus memahami

karakter anak-anak ini masing masing. bagaimana cara kita mengajar anak anak

ini, ada yang menurut dia menggunakan alat peraga langsung menangkap. Ada

yang mempunyai karakter hanya lewat pendengaran saja ia mengerti. Begitulah

cara saya mengerti bagaimana karakter setiap anak di kelas.

4. Bagaimana cara ibu mengetahui tingkat pemahaman setiap anak pada

materi yang telah digunakan?

Dengan menggunakan alat peraga/media pembelajaran agar cepat

memahaminya, di setiap pembelajaran dilakukan alat peraga. Agar si anak cepat

menangkap pembelajaran, cara siswa biar paham dalam proses pembelajaran

9
yaitu dengan kita menyuruh siswa kedepan setelah kita mengasih pelajaran kita

men tes anak tersebut satu-satu, apakah ia mendapat apa yang kita ajarkan apa

tidak dengan dipanggil seorang anak ke depan supaya kita tau apakah dia dapat

memahami pelajaran apa tidak.

5. Bagaimana usaha Ibu menyelenggarakan kegiatan pembelajaran untuk

membuat siswa aktif?

Saya sering melakukan pembelajaran kelompok, kerja kelompok itu kan masing

masing anak menjadi aktif. Di dalam kelompok ini supaya anak menjadi aktif

diberikanlah soal dengan kerjasama atau diskusi.

6. Apakah guru selalu menggunakan media dalam proses pembelajaran?

Tidak setiap pembelajaran, gak sering, dimana ada media pembelajarannya

disitu saya gunakan, kalau tidak ada medianya yah tidak saya pakai.

7. Ketika melakukan Proses Belajar Mengajar di kelas apakah Ibu

menerapkan model pembelajaran? Apabila iya model pembelajaran apa

yang Ibu terapkan?

Iya, model pembelajaran yang saya gunakan juga model pembelajaran PBL atau

problem based learning seperti menyelesaikan suatu kasus tertentu

8. Bagaiman Langkah-langkah atau adakah langkah langkah khusus

yang ibu lakukan ketika menerapkan model pembelajaran pbl?

Misalnya pada awalnya mengorientasi para siswa kemudian membimbing para

siswa membentuk kelompok dan mengawasi para siswa untuk pemecahan kasus

yang diberikan.

10
9. Apakah rata rata pengejar disini menggunakan model pembelajaran

yang sama seperti anda?

Untuk penggunaan model pembelajaran pbl ini tidak banyak dari pengajar yang

menggunakan model ini bahkan saya seniri masih mulai menerapkan model

pembelajaran pbl ini.

PEMBAHASAN (Level II)

Berdasrkan Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru wali

kelas XI-IPS SMA Negeri 2 kubu ,Jl. Sp Lasa, Kec. Kubu, Rokan Hilir,

Prov. Riau tersebut ada masalah yang dapat kita ambil dan kita harus cari

solusinya, pertama. Bahwa guru masih kurang paham mengenai model

model pembelajaran baik itu teori atau peraktek dari model model

pembelajaran. Sebaiknya guru mengerti dan tau supaya proses belajar

lebih aktif dan siswa lebih mengerti dan paham dalam PBM berlangsung.

Demikian dengan langkah langkah model pembelajaran guru juga tidak

mengerti, sebab dari dasar konsep model pembelajarn guru tidak

mengerti apa lagi kelangkah langkahnya. Serta dapat kita lihat bahwa

banyak sekali fasilitas sarana dan prasarana yang masih belum terpenuhi

seperti media pembelajaran serta pelatihan untuk guru guru tua yang

kurang mengerti tentang model pembelajaran terutama model

pembelajaran PBL yang akan diajarkan untuk anak anak .

Selain itu, guru juga mengatakan bahwa di sekolah tersebut masih

minimnya sarana dan media pembelajaran sehingga inilah yang menjadi

kendala guru dalam mengajar siswa di dalam kelas. Oleh karena itu pihak

11
sekolah juga harus mampu mengembangkan atau menyediakan fasilitas-

fasilitas yang perlu digunakan baik oleh siswa maupun oleh guru

sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik

KESIMPULAN (Level II)

Berdasrkan artikel-artikel yang kami baca ada masalah yang dapat

kita ambil dan kita harus cari solusinya. Pertama Bahwa guru masih

kurang paham mengenail model model pembelajaran baik itu teori atau

peraktek dari model model pembelajaran. Sebaiknya guru mengerti dan

tau supaya proses belajar lebih aktif dan siswa lebih mengerti dan paham

dalam PBM berlangsung. Demikian dengan langkah langkah model

pembelajaran guru juga tidak mengerti sebab dari dasar konsep model

pembelajarn guru tidak mengerti apa lagi kelangkah langkahnya. Serta

dapat kita lihat bahwa banyak sekali fasilitas sarana dan prasarana yang

masih belum terpenuhi seperti media pembelajaran serta pelatihan untuk

guru guru tua yang kurang mengerti tentang model pembelajaran yang

sebenarnya diajarkan untuk siswa.

Di sekolah tersebut masih minimnya sarana dan media

pembelajaran sehingga inilah yang menjadi kendala guru dalam mengajar

siswa di dalam kelas. Oleh karena itu pihak sekolah juga harus mampu

mengembangkan atau menyediakan fasilitas-fasilitas yang perlu

digunakan baik oleh siswa maupun oleh guru sehingga proses belajar

mengajar dapat berlangsung dengan baik.

12
Penulisan Judul dan Subjudul (Level III)

Level I : PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN
PBL (Problem Based Learning) DALAM
PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI

Level II : METODE, HASIL, PEMBAHASAN, DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA (Level II)

[1] Shoimin, A. (2016). Model Pembelajaran Inovatif dalam


Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.  JURNAL

[2] Kurniawan, E. (2012). Perbedaan Metode Brain Based Learning


terhadap Capaian Prestasi Prestasi Akademik dan Retensi
Pengetahuan Siswa pada Pembelajaran Fisika di Sekolah Menengah
Pertama (Skripsi). Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. 
JUDUL ILMIAH

[3] Arends, R. I. (2011). Learning to Teach, (terjemahan). Yogyakarta:


Pustaka Pelajar. JURNAL ILMIAH

[4] Suryani, Nunuk dan Leo Agung S. 2012. Strategi Belajar – Mengajar.
Yog.  BUKU

13

Anda mungkin juga menyukai