Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN MINI RISET & REKAYASA

IDE

MK. TEORI-TEORI KEBUDAYAAN

SKOR NILAI :

“PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP GAYA HIDUP


MAHASISWA DI ERA MILENIAL KHUSUSNYA DI FAKULTAS ILMU
SOSIAL“

Dosen Pengampu : Drs. Ponirin M.Si.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

1. AGNES SENTIA GINTING : 3213321006


2. WANDA FITRIA : 3202421018
3. SANDI TAMARA PERANGINANGIN : 3212121001
4. TAUFIK HIDAYAT SITORUS : 3212421002

PRODI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
Latar Belakang

Disiplin kampus merupakan suatu sikap yang menunjukan kesediaan


untuk menepati atau mematuhi dan mendukung ketentuan, tata tertib peraturan,
nilai serta kaidah-kaidah yang berlaku. Dengan demikian, disiplin bukanlah
suatu hal yang dibawa sejak awal, tetapi merupakan sesuatu yang dipengaruhi
oleh faktor lingkungan atau pendidikan. Perilaku disiplin bagi mahasiswa
adalah salah satu kunci sukses untuk dapat meraih prestasi yang maksimal.
Fungsi utama disiplin adalah untuk mengajar mengendalikan diri dengan mudah
menghormati dan mematuhi aturan yang ada oleh karena itu, seseorang yang
disiplin dalam kehidupannya, akan dengan mudah mencapai keberhasilan.

Dalam prakteknya, kedisiplinan memerlukan konsistensi dari setiap


individu dalam melaksanakanya. Salah satu faktor penting dalam pembelajaran
di dunia kampus mahasiswa yang tidak disiplin bukan hanya disebabkan oleh
faktor kemampuan, namun bisa juga diakibatkan karena tidak adanya kesadaran
yang ada pada dirinya. Disiplin adalah suatu sikap dan perilaku dalam
mematuhi segala aturan dalam bertingkah laku. Jika dikaitkan dengan pakaian
maka disiplin berpakaian adalah suatu sikap dan perilaku individu dalam
mematuhi norma dan etika dalam berpakaian. Disini mahasiswa dituntut agar
mempunyai sikap disiplin tinggi terutama disiplin dalam berpakaian. Disiplin
berpakaian penting diterapkan di bangku perkuliahan oleh dosen dan
mahasiswa.
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil wawancara, narasumber Irna mengatakan bahwa para


mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial saat ini banyak yang mengenakan segala
sesuatu yang bermerek luar negeri atau branded tidak terkecuali dengan
pakaian. Dalam satu kali belanja untuk baju dan celana, narasumber dapat
menghabiskan Rp100.000-200.000, untuk satu baju sedangkan untuk celana ia
dapat menghabiskan Rp500.000, untuk satu celana saja. Dalam sebulan ia dapat
membeli sekitar 3 buah baju dan 2 buah celana. Selain itu narasumber Irna juga
lebih suka membeli pakaiannya di mall dibandingkan di toko-toko baju biasa. Ia
memiliki alasan bahwa membeli di mall kualitas bahannya lebih bagus, model
dan ukuran lebih bervariatif serta ada kebanggaan tersendiri apabila membeli di
mall. Selain itu model pakaian yang dikenakan mahasiswa saat ini lebih trendy
dan mengikuti zaman, salah satu contoh model pakaian mahasiswa saat ini yaitu
mengenakan skinny jeans, jogger pants, kaos, dan lain-lain.

Selain pakaian, barang branded lainnya yang dipakai oleh mahasiswa


Fakultas Ilmu Sosial ini adalah sepatu. Narasumber Lisbeth menuturkan untuk
membeli sebuah sepatu original brand luar negeri ternama seperti Nike ia dapat
menghabiskan Rp700.000-2.000.000, untuk sepasang sepatu saja. Dalam
sebulan ia dapat membeli 1-2 pasang sepatu. Kini ia telah memiliki 6 pasang
sepatu dengan berbagai brand luar negeri ternama. Ia juga memiliki alasan
mengapa ia membeli sebuah sepatu dengan harga sedemikian. Ia beralasan
bahwa sepatu original brand luar negeri ternama tersebut memiliki kualitas yang
jauh lebih baik dari pada sepatu brand lokal selain itu sepatu brand luar negeri
tersebut juga awet atau tahan lama serta nyaman dipakai.

Menurut narasumber, setiap harinya para mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial


ini mampu untuk pergi dan mengeluarkan uangnya untuk nongkrong di
kafe/restaurant yang ada di sekitar lingkungan kampus. Menurut narasumber
Robert, untuk sekali ia dapat menghabiskan Rp50.000-100.000. Namun saat ini,
kini ia pergi bersama teman-temannya hanya 4-5 kali dalam sebulan. Selain itu,
untuk makan setiap harinya ia membeli makanan di luar atau delivery restaurant
cepat saji dan tidak pernah memasak sendiri makanannya. Alasan ia lebih suka
membeli atau delivery restaurant cepat saji dikarenakan lebih praktis dan cepat
dibandingkan harus memasak sendiri. Berbeda dengan mahasiswa zaman dulu
yang jarang bahkan tidak pernah nongkrong di luar untuk makan. Mahasiswa
zaman dulu juga lebih suka memasak makanannya sendiri dibandingkan dengan
membeli makanan di luar. Selain itu, layanan pesan antar makanan
atau delivery saat itu juga belum ada atau belum tersedia pada zaman
mahasiswa dulu.

Hampir seluruh mahasiswa di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial


menggunakan kendaraan bermotor ketika pergi ke kampus. Tidak terkecuali
dengan narasumber Robert. Ia menuturkan bahwa saat ini mahasiswa Fakultas
Ilmu Sosial banyak yang menggunakan kendaraan roda dua terutama pada
mahasiswa di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial Ia menuturkan alasannya
menggunakan kendaraan bermotor ketika pergi ke kampus karena lebih praktis
dan cepat sampai. Selain itu ketika mereka akan pergi untuk nongkrong atau ke
suatu tempat dengan menggunakan kendaraan pribadi akan lebih mudah, tidak
perlu jalan kaki atau menunggu untuk naik kendaraan umum terlebih dahulu.
Hal ini tentu saja berbeda dengan mahasiswa zaman dulu. Mereka untuk pergi
ke kampus dengan berjalan kaki, menggunakan sepeda atau naik kendaraan
umum.

Gadget merupakan sesuatu yang dianggap penting pada era ini. Gadget
saat ini dilihat sebagai sebuah kebutuhan primer dan bukan merupakan
kebutuhan tersier lagi bagi sebagian besar orang. Tidak terkecuali dengan
beberapa masyarakat di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial. Mereka menuturkan
bahwa gadget merupakan sesuatu yang tidak bisa ia lepaskan. Setiap hari ia
berkomunikasi dengan orang-orang menggunakan handphone/gadgetnya. Selain
itu, ia juga menggunakan handphonenya untuk mencari data-data pendukung di
internet untuk membuat tugasnya dibanding harus mencari dibuku yang belum
tentu ada jawabannya. Ia pun mengakui bahwa handphone sangat
mempermudahkannya dalam mengakses segala hal yang ia butuhkan.

Handphone saat ini pun tidak hanya didesaign untuk sms atau telfon saja
melainkan telah didesaign sedemikian rupa sehingga dapat mengakses segala
sesuatu di seluruh dunia. Kita dapat mencari dan membaca berita di internet
tanpa harus membaca dari surat kabar/koran. Selain itu terdapat aplikasi
videocall dimana kita dapat bertatap muka dengan orang yang kita telfon yang
sedang berada jauh disana. Selain itu terdapat juga fitur/aplikasi sosial media
dimana kita bisa berinteraksi dengan masyarakat dunia luas tanpa mengenal
batas wilayah. Berbeda dengan dulu dimana belum adanya handphone
secanggih saat ini. Dahulu mahasiswa hanya bisa sms dan telfon saja bahkan
hanya bisa mengirim surat apabila ingin berkabar dengan orang-orang
terdekatnya.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut, terdapat beberapa


pengaruh globalisasi yang ditimbulkan terhadap gaya hidup (lifestyle) pada
kalangan mahasiswa khususnya di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial. Pengaruh
yang ditimbulkanpun ada yang bersifat positif maupun negatif. Pengaruh atau
dampak globalisasi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

Dampak Positif

1. Mahasiswa dapat mengakses segala hal yang berbau pendidikan (data


materi-materi kuliah) untuk membantunya dalam mengerjakan tugas kuliah
yang diberikan oleh dosen.
2. Layanan pesan antar makanan yang membantu mahasiswa ketika tidak
sempat memasak atau sedang sibuk sehingga tidak dapat memasak makanan
untuk dirinya.
3. Dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia luar sehingga tidak
membatasi diri untuk berteman di dunia sekitar saja.
4. Mendapatkan informasi terupdate mengenai kondisi di dalam maupun di luar
negeri saat ini.

Dampak Negatif

1. Timbulnya sikap hedonisme


2. Timbulnya sikap konsumerisme
3. Timbulnya sikap kebarat-baratan (westernisasi)
4. Adanya ketergantungan pada gadget
5. Lebih mencintai produk luar negeri dibandingkan produk dalam negeri
KESIMPULAN

Pengaruh Globalisasi terhadap gaya hidup mahasiswa memang sangat


terlihat dampaknya namun hal itu memang harus tetap dapat di terima karena
hal itu memang terjadi sesuai dengan perkembangan zaman dan sangat sulit
untuk menghilangkan atau untuk mengulang kembali gaya hidup mahasiswa di
waktu dulu khusus nya dalam hal belajar yang lebih kebanyakan menggunakan
gadget di bandingkan dengan membaca buku, namun terlepas dari hal itu tetap
ada dampak positif yang dapat di rasakan dalam perkembangan zaman tersebut.

Anda mungkin juga menyukai