Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap Pelajar di Indonesia?
2. Peranan apa yang seharusnya dimiliki oleh pelajar agar tidak terjerat
dampak buruk dari globalisasi?
3. Tantangan apa saja yang dihadapi para pelajar di era globalisasi?
4. Peluang apa saja yang didapatkan para pelajar di era globalisasi saat ini?
5. Mengapa peranan tenaga pendidik sangat penting bagi para pelajar
khususnya di era globalisasi?
Analisis
Globalisasi yang terjadi di era perkembangan pendidikan sesungguhnya
sangat mengkhawatirkan bagi para Remaja. Pasalnya dampak yang ditimbulkan
bisa membuat perpecahan di dalam negara kita sendiri. Para Pelajar di Indonesia
kebanyakan sudah kehilangan karakter Pancasila di dalam dirinya, hal ini
dibuktikan dengan menurunnya kualitas pendidikan dan moral pelajar yang
ditandai oleh maraknya kasus Seks bebas usia remaja serta seragam sekolah saat
ini sengaja di perketat atau di potong untuk mengikuti gaya barat. Hasil dari
perkembangan globalisasi ini membuat remaja lupa akan tata krama dalam
berbusana terkhususnya bagi kaum pelajar di lingkungan sekolah. Akses
internet dengan jangkauan yang luas, menjadi alasan utama dari perubahan cara
berbusana di kalangan remaja.
Dengan pengembangan yang telah didapat itulah yang nantinya akan menjadi
bekal untuk menemukan peluang baik bagi Pelajar Pancasila di Era Globalisasi.
Ada berbagai macam peluang yang dapat kita manfaatkan salah satu
diantaranya yaitu berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memberikan manfaat yang besar di bidang
Pendidikan, dengan kemajuan IPTEK pelajar dapat lebih mudah mengakses
sarana pendidikan dimanapun dan kapanpun, sehingga mengefisienkan
pembelajaran dan dapat dilakukan dalam jarak jauh, seperti pada pandemi yang
menimpa seluruh dunia sekolah mulai diberlakukan secara online/daring.
Saran
Peluang pada kemajuan teknologi di era globalisasi tidak dapat kita konsumsi
dengan mentah, tentu harus kita olah dengan sebaik-baiknya agar memberikan
kualitas dan hasil yang terbaik untuk itu sangat penting bagi para Pendidik
khususnya Kementrian Pendidikan dan Budaya (KEMENDIKBUD) serta
perguruan-perguruan tinggi untuk menyiapkan wadah yang tepat bagi pelajar
dapat menyalurkan minat dan bakat mereka untuk mendukung kualitas Pelajar
Pancasila. Dengan adanya wadah yang memadai dari perguruan tinggi,
diharapkan agar dapat membuat lomba “Speak up!” yang nantinya akan berisi
tentang cara penyelesaian isu-isu penting yang terjadi saat ini. Para remaja akan
diminta untuk berpikir kritis terhadap isu tersebut dalam menemukan solusi
yang inovatif secara bersama. Hal ini akan memicu perkembangan pola pikir
kritis remaja terhadap suatu masalah yang terjadi, remaja juga akan lebih paham
menganalisis kondisi suatu masalah dengan lebih dalam lagi, serta dapat
mewujudkan pelajar yang peka dan peduli terhadap isu penting di lingkungan
dan negara. Tidak hanya itu, hal ini dapat melatih mental remaja untuk berani
menyuarakan pendapatnya sebagai Pemuda Pemudi Bangsa. Indonesia sebagai
negara demokrasi akan sangat memerlukan pendapat dari warga masyarakatnya,
tetapi tidak hanya suara tanpa pikiran, Indonesia membutuhkan penasihat yang
bisa diandalkan dalam pemikiran kritisnya mengenai negara oleh sebab itu,
remaja dengan pola pikir kritis akan menjadi otak berlian untuk Indonesia.
Daftar Pustaka
BKKBN: 60 Persen Remaja Usia 16-17 Tahun di Indonesia Lakoni Seks
Pranikah https://news.solopos.com/bkkbn-60-persen-remaja-usia-16-17-tahun-
di-indonesia-lakoni-seks-pranikah-1703798
Fanatisme Masyarakat Indonesia terhadap Kebudayaan Pop Korea
https://www.kompasiana.com/benediktatiaranoveliane2564/60b4fa9ad541df277
c2593f3/fanatisme-masyarakat-indonesia-terhadap-kebudayaan-pop-korea