Anda di halaman 1dari 4

FILSAFAT PENDIDIKAN DASAR

TUTOR : Dr. Otib Satibi Hidayat, M.Pd.

TUGAS 1 MPDR5101.210001

ERMA KOMALASARI, S.Pd


Nim : 501202356

UPBJJ JAKARTA
MAGISTER PENDIDIKAN DASAR (MPDsr)
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
TUGAS 1

Jawab :
1. Problematika yang dibahas pada artikel tersebut adalah sebagai berikut :
a. Keberhasilan pendidikan berkualitas di Indonesia gagal membangun kepribadian
bangsa yang cerdas dan kreatif, terutama kepribadian unggul.
b. Banyak siswa yang lulus dari lembaga pendidikan formal, baik SMA maupun
Universitas, nampaknya belum mampu mengembangkan kreativitas dalam hidup.
c. dibandingkan dengan Sulitnya lulusan SMA karena kurangnya keterampilan,
lulusan sekolah menengah atas non-spesialisasi (SMK) juga mengalami
permasalahan yang .
d. Bagi mahasiswa, ditandai dengan terbatasnya pemahaman teori, lemahnya praktik,
dan kurang berorientasi pada pencapaian target, dari arah hanya mempelajari mata
pelajaran individual. mata pelajaran terpisah, proses pembelajaran bersifat pasif
dan pemanfaatan teknologi terpisah dari proses pembelajaran.
e. Banyak orang yang mengeluhkan kurangnya rasa hormat siswa kepada guru dan
orangtua, serta banyak siswa yang tidak membantu orang tuanya mengerjakan
tugas sehari-hari di rumah.
f. Pengaruh media sosial dan telekomunikasi terhadap generasi muda sangat besar.
Mereka cenderung gembira merayakan kelulusan ujian nasional dengan pesta seks
dan minum-minum, undangan pesta bikini, coretan-coretan seragam, dan konfeti
kelulusan. Bahkan, tawuran antar pelajar sudah menjadi hal biasa. Hal terburuk
yang terjadi setelah perang adalah hancurnya fasilitas umum dan hilangnya
nyawa.
g. Industri seringkali mengeluhkan kurangnya persiapan atau kualitas lulusan
perguruan tinggi, gelar, dan sekolah profesi yang dianggap memenuhi harapan
dunia kerja. Universitas mengeluhkan lulusan SMA, SMA mengeluhkan lulusan
SMP, dan perguruan tinggi mengeluhkan lulusan SD.
Adanya permasalahan pembelajaran di Indonesia disebabkan oleh beberapa
faktor. Dalam hal ini penyebab permasalahan pembelajaran disebabkan oleh tiga
faktor, yaitu faktor pertama pendekatan pembelajaran, faktor kedua revisi kurikulum,
dan faktor ketiga kapasitas guru.

2. Solusi dari permasalahan tersebut berdasarkan dengan prinsip dasar filosofis,


sosiologis, dan anthropologis. Adalah sebagai berikut :
a. Asas dasar filosofis merupakan pengertian yang kita kenal sehari-hari bahwa guru
adalah orang yang patut dikagumi dan ditiru, dalam artian guru adalah orang yang
mempunyai kewibawaan atau gengsi oleh karena itu perlu diteladani dan ditiru.
Guru mempengaruhi perubahan perilaku pelajar. Pendidikan adalah upaya
membimbing anak menuju kedewasaan sesuai dengan tujuan pendidikan. Ada
kalanya guru harus memimpin, membimbing anak, memberi tahu mereka apa
yang harus dilakukan dan, jika perlu, melarang mereka melakukan hal-hal yang
salah dan merugikan. Guru yang membiarkan siswanya berbuat semaunya tanpa
bimbingan justru akan menyebabkan siswanya mengalami gangguan jiwa karena
tidak dapat menguasai hidup karena terlalu bebas dan tidak mengetahui standar
perilakunya. dapat dihormati. Lakukan pengukuran.
b. Sosiologi khususnya, Guru hendaknya tidak hanya mengutamakan mata
pelajaran saja, namun juga peduli terhadap anak sebagai manusia yang perlu
dikembangkan kepribadiannya. Guru hendaknya menjaga keseimbangan
perkembangan intelektual dan psikologis anak. Tujuan utama pembelajaran tidak
hanya menguasai aspek kognitif tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik.
Pendidikan membutuhkan kebebasan dan kontrol. Larangan dan konflik serta
kebebasan dan kepuasan adalah bagian dari pendidikan. banyak tekanan atau
kebebasan dapat merugikan perkembangan murid. Demikian pula, wewenang
yang terlalu besar dapat merugikan kemandirian murid.
c. dibandingkan Antropologi yaitu konsep pembelajaran antara metode tradisional
dan modern perlu diterapkan secara seimbang. Metode pendidikan tradisional
satu arah tidak boleh ditinggalkan selamanya, karena metode pembelajaran ini
sangat sesuai dengan materi agama. Upaya penanaman tauhid dapat dilakukan
dengan cara mengajar siswa. Pendidikan tradisional melatih peserta didik menjadi
berakhlak mulia, rendah hati, berbakti, patriotik serta mencegah kejahatan dan
kefasikan.

3. Beberapa kebijakan yang diberikan oleh pemerintah berkenaan dengan pendidikan


misalkan Kurikulum Merdeka, Program Guru Penggerak, Profil Pelajar Pancasila, dan
kebijakan lainnya berdasarkan pada prinsip dasar filosofis dan sosiologis-
anthropologis adalah pandangan tentang pendidikan dasar yang didasarkan pada
fungsi proses pendidikan dasar dalam proses sosialisasi atau pendewasaan peserta
didik dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan proses perolehan budaya atau
transmisi nilai-nilai dari generasi sebelumnya kepada peserta didik dewasa. dalam
konteks akulturasi budaya. Dilihat dari segi sosiologis dan antropologis, masyarakat
dan bangsa Indonesia sangat heterogen dalam segala aspek. Begitupun jika kita secara
konstitusional menganut konsep sistem pendidikan nasional yang terpadu, tidak
mungkin tercapai kesatuan utuh dalam pembentukan atau pengelolaan sistem
pendidikan. Masyarakat dan bangsa Indonesia mengalami pluralisme keberagaman,
namun terikat oleh komitmen terhadap satu tanah air, kebangsaan, dan bahasa.
Berdasarkan perspektif sosiologi dan antropologi, Program Studi Mandiri, Program
Instruktur Pengemudi, Profil Mahasiswa Pancasila dan kebijakan lainnya sangat erat
kaitannya dengan prinsip sosiologi dan dasar antropologi..
Kaitan kurikulum merdeka, program guru penggerak, profil pelajar pancasila
dan kebijakan lainnya dengan prinsip Psikologis dan Pedagogis ditinjau dari
kurikulum yang menekankan pendidikan yang berpusat pada anak (students’ centered)
serta pendidikan kebangsaan untuk mengembangkan jiwa nasionalisme peserta didik.
Pendidikan karakter dihidupkan kembali dengan profil Pelajar Pancasila. Kurikulum
merdeka juga mengandung prinsip-prinsip yang berkaitan dengan penyelenggaraan
pendidikan secara umum dan juga dapat diterapkan seperti di lingkungan tempat
tinggal (lingkungan keluarga) dan di masyarakat, diantaranya yaitu sebagai berikut:
a. Pendidikan adalah proses kehidupan itu sendiri, bukan persiapan menghadapi
kehidupan di masa depan.
b. Pendidikan berlangsung seumur hidup.
c. Pendidikan harus berbasis keluarga.
d. Pendidikan hendaknya dilaksanakan bekerjasama dengan keluarga, sekolah dan
masyarakat (tri pusat pendidikan).
e. kecerdasan anak hendaknya menyeluruh yang mencakup kreatifitas, rasa dan
tujuan (pengetahuan, keterampilan serta kemampuan) dan tidak hanya terfokus
pada keterampilan kognitif saja.

DAFTAR PUSTAKA

Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, Problematika, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di


Indonesia, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2007)

Muchlas Samani, Menggagas Pendidikan Bermakna, (Surabaya : SIC, 2007)

S.Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, ( Jakarta:Bumi


Aksara 2006)

Anda mungkin juga menyukai