Anda di halaman 1dari 4

Masalah dalam pembelajaran Ppkn

Kurangnya minat siswa dalam pembelajaarn PPKn


Pendahuluan
Pendidikan sampai kapan dan dimanapun berada. Dengan demikian pendidikan
harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas disamping
memiliki budi pekerti luhur dan moral yang baik. Tujuan Pendidikan yang kita harapkan
adalah pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, Kesehatan jasmani dan rohani kepribadian
yang mantap, mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan
(Dilla,2020).
Pendidikan kewarganegaraan merupakan komponen penting dari pendidikan yang
menyeluruh, karena pendidikan ini.membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan untuk menjadi warga negara yang aktif dan terlibat . Namun, terdapat
kekhawatiran yang semakin besar mengenai rendahnya minat siswa terhadap pembelajaran
PKn. Esai ini akan mengkaji penyebab masalah tersebut, dampaknya, dan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar PKn.
Mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan dari tingkat SD sampai SMA memang
terkesan mapel ini kurang diminati oleh peserta didik, selain karena materinya banyak dan
menuntut hafalan, kurangnya penggunaan media dalam menyampaikan materi. Beberapa
media dalam pembelajaran mata pelajaran ini di rasa kurang cocok dengan materi-materi
yang ada di mapel pkn ini.
Untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran pkn, lebih baiknya siswa
sebagai subjek di dalam sebuah kelas, tidak hanya seorang guru yang dituntut untuk aktif
memberikan inovasi dalam penggunaan media yang digunakan sebagai bahan ajar. Siswa
seharusnya aktif bergelut mengimplikasikan materi pembelajaran materi pembelajaran
kedalam kehidupan mereka di masyarakat. Sebagai contoh peserta didik ikut berperan aktif
dalam kegiatan sosial, politik, maupun ekonomi di dalam sekolah. Seperti menyampaikan
aspirasi saat berdiskusi, ikut melakukan pemilihan umum. Selain di terapkan di sekolah,
peserta didik boleh ikut serta dalam mengikuti musyawarah yang dilakukan di desa, ini
bertujuan agar siswa mencoba belajar tentang struktur pemerintah desa. Dengan
mengembangkan model seperti ini maka peran Pendidikan kewarganegaraan sangatlah
penting yang merupakan pengembangan siswa dalam membentuk karakter bangsa yang
demokratis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sehingga pembelajaran pengajaran seperti ini akan mencetak generasi yang aktif, dan
dapat membentuk karakter anak bangsa yang di dambakan oleh kita, Bangsa Indonesia.
Namun tak dapat di pungkiri perlu juga peran pendidik membantu peserta didik untuk aktif
dan membuat suasana kelas menjadi menyenangkan baik di dalam kelas maupun di luar
kelas.
Pembahasan
Sumarsono (2002), menerangkan, “Pendidikan Kewarganegaraan adalah
dimaksudkan agar warga negara memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara
dan memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta tanah air
berdasarkan Pancasila. Semua itu diperlukan demi tetap utuh dan tegaknya NKRI. Sedangkan
menurut Syahrial Syarbaini dkk (2006), “ Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu bidang
kajian yang mempunyai.

Pendidikan kewarganegaraan di Indonesia mengalami perkembangan dan perubahan


seiring dengan tuntutan zaman dan pergantian rezim. Pendidikan kewarganegaraan dimulai
dengan mata pelajaran kewarganegaraan (1957), civic (1961), Pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan /PPKn (1994) dan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (2004)
(Winarno,2005). Pendidikan kewarganegaraan yang kita kenal sekarang telah mengalami
perjalanan panjang dan melalui kajian kritis sejak tahun 1960-an yang di kenal dengan mata
pelajaran “Civic” di sekolah dasar dan merupakan embrio dari “Civic Education” sebagai “the
body of knowledge”. Tujuan dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk
memberikan kompetensi kepada peserta didik dalam hal:
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isi kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-
bangsa lainnya.

(Winarno, 2005).

Masalah pembelajaran pendidikan kewarganegaraan

1) Kurikulum yang terlalu sulit atau tidak sesuai dengan kemampuan siswa.
Permasalahan kurikulum menjadi faktor utama penghambat pembelajaran ini
dibuktikan dengan banyaknya kurikulum yang ditawarkan oleh pemerintahan sesuai
dengan masa dan kebutuhan kekuasaan suatu rezim, tanpa memperhatikan fasilitas
dan kemampuan guru serta peserta didik.
2) Mutu dan kemampuan guru
Banyak guru dan tenaga pendidik yang belum memiliki 4 kompetisi (professional,
pedagogi, sosial, kepribadian). Kualitas guru menjadi salah satu permasalahan utama
yang dihadapi oleh pendidikan kewarganegaraan dalam membangun karakter
peserta didik, sehingga proses pendidikan kurang optimal dan pembelajaran menjadi
terkendala.
3) Metode pembelajaran yang membosankan.
Pemilihan metode pembelajaran merupakan salah satu strategi pembelajaran agar
tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai, namun selama ini guru selalu
menggunakan metode ceramah
4) Pelajaran PPKn yang sering di anggap sepele
Bukan hanya dari peserta didik yang menganggap sepele, namun dari pihak pendidik
juga. Sekolah juga lebih mengutamakan pelajaran sains, padahal semua pelajaran
sama pentringnya, apalagi pendidikan pkn yang pada hakikaktnya sebagai dasar
setiap siswa untuk hidup berbangsa dan bernegara dengan benar.
5) Minimnya pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pendidikan PKn
Guru dalam menyukseskan pembelajaran membutuhkan bantuan dari setiap
komponen, seperti murid, orang tua ataupun masyarakat sekitar.

Solusi dari permasalahan pembelajaran PKn

1) Menyesuaikan kurikulum dengan tingkat kemampuan siswa


2) Melakukan evaluasi barkala terhadap mutu guru dan tenaga pendidik. Menyediakan
anggaran dan waktu untuk peningkatan mutu guru dan tenaga pendidikan.
3) Mengajar dengan metode konstruktivisme. Yaitu melaksanakan pendekatan dan
memberikan kesempatan pada siswa untuk mengeksplor potensi dirinya disertai
bimbingan secara berkelompok.
4) Belajar berdasarkan realita, belajar akan lebih bermakna bagi siswa kalau apa yang
dipelajari sesuai dengan kehidupan nyata dan bermanfaat bagi kehidupannya.
5) Diadakannya sosialisasi pemahaman tentang pentingnya pendidikan pkn di sekolah
dengan melibatkan wali murid dan masyarakat sekitar, sehingga apabila setiap
komponen memahami pentingnya pendidikan pkn akan terciptanya proses
pembelajaran yang di harapkan.

Penutup
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada pembelajaran pendidikan pkn di
Indonesia masih terdapat banyak masalah baik itu dari kurikulum yang terlalu sulit, guru
atau tenaga pengajar yang belum sepenuhnya memiliki 4 kompetisi dasar yang seharusnya
dimiliki oleh guru atau tenaga pengajar yaitu:(profesional, pedagogi, sosial, kepribadian).

Disamping banyaknya masalah terhadap pembelajaran pendidikan PKn, terdapat juga


solusi yang dapat ditawarkan untuk menjadi bahan evaluasi kedepannya agar permasalahan
ini segera teratasi.

Daftar Pustaka

Bakry, Noor Ms. 2009. Pendidikan kewarganegaraan. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Dilla, A, R. 2020. Pengaruh Pembelajaran PPKn Terhadap kesadaran Menaati Tata Tertib
Sekolah Pada Siswa SMP PGRI sungguminasa. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Makassar,
Makassar.

Syarbaini, syahrial dkk. 2009. Membangun Karakter dan Kepribadian melalui pendidikan
kewarganegaraan. Jakarta: UIUE-University Press.

Susilo, Herawati dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (Sebagai Sarana Pengembangan
Keprofesionalan Guru dan Calon Guru). Malang: Bayu Media Publishing.

Winarno. 2005. Teori dan proses kebijakan publik. Yogjakarta: Media Press.

Sumarsono, paina partana, 2002. Sosiolinguistik. Yogjakarta: Sabda.

Anda mungkin juga menyukai