Nim : 858414075
Semester 7 pgsd
Soal :
1. Pendidikan IPS di Indonesia terpilah dalam dua arah yaitu IPS untuk dunia sekolah dan
untuk perguruan tinggi. Apa yang membedakan arah tersebut dan bagaimana
penerapannya dalam pendidikan IPS
2. Uraikan tujuan pendidikan IPS di Indonesia saat ini pada kurikulum 2013 dan kurikulum
merdeka!
3. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada semakin pesatnya
pertumbuhan ekonomi di berbagai negara yang mengakibatkan pemborosan sumber daya
alam. Hal tersebut akan menyebabkan berbagai implikasi terhadap sumberdaya alam atau
kualitas lingkungan. Sebutkan implikasi tersebut disertai contoh kasusnya!
4. Hubungan antara individu dan masyarakat dapat dikelompokkan menjadi 3 pendapat
yaitu masyarakat yang menentukan individu, individu yang menentukan masyarakat serta
individu dan masyarakat saling menguntungkan. Jelaskan 3 kelompok hubungan individu
dan masyarakat tersebut disertai contohnya!
5. Keberadaan lembaga sosial sangat penting dalam peri kehidupan masyarakat. Lembaga
sosial tersebut pada dasarnya merupakan suatu sistem nilai dan sistem norma yang
bertujuan untuk mengatur segala perilaku dan tindakan dari setiap anggota dalam
melangsungkan kehidupannya. Berikanlah contoh permasalahan penyimpangan pelajar
saat ini dan jelaskan peran lembaga keluarga, lembaga pendidikan, lembaga agama,
lembaga pemerintah dan lembaga hukum dalam menyikapi permasalahan penyimpangan
tersebut!
Jawaban :
1. yaitu IPS untuk dunia sekolah (pendidikan dasar dan menengah) dan IPS untuk
perguruan tinggi. Perbedaan antara kedua arah ini terletak pada tujuan, metode
pengajaran, dan tingkat kedalaman materi yang disampaikan. Berikut penjelasan lebih
rinci mengenai perbedaan dan penerapannya:
Tujuan: Pendidikan IPS di perguruan tinggi lebih mendalam dan spesifik. Tujuannya adalah
mengembangkan pemahaman mendalam tentang berbagai disiplin ilmu sosial, seperti ilmu
politik, ekonomi, antropologi, sosiologi, sejarah, dan sebagainya. Pendidikan IPS di
perguruan tinggi bertujuan untuk menghasilkan para ahli dan peneliti yang mampu
melakukan penelitian akademik yang mendalam dan berkontribusi pada pengetahuan dalam
bidang mereka.
Metode Pengajaran: Di perguruan tinggi, pendidikan IPS berfokus pada pembelajaran yang
lebih mandiri, penelitian, dan analisis. Mahasiswa diarahkan untuk melakukan penelitian
akademik, mengeksplorasi teori-teori yang ada, dan mengembangkan pemahaman yang lebih
kritis dan kritis terhadap isu-isu sosial.
Perbedaan ini mencerminkan tingkat kedalaman dan kompleksitas yang berbeda dalam
pendidikan IPS di tingkat sekolah dan perguruan tinggi. Meskipun tujuan utama dari kedua
arah ini adalah mengembangkan pemahaman tentang ilmu sosial, pendekatan dan metodenya
disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan tujuan akhirnya.
Di perguruan tinggi, pendidikan IPS mencakup pemahaman yang lebih mendalam dan kritis
tentang disiplin ilmu sosial yang lebih khusus. Mahasiswa diajarkan untuk menggali isu-isu
sosial dengan lebih mendalam, melakukan penelitian independen, dan berkontribusi pada
literatur ilmiah. Pendidikan IPS di perguruan tinggi juga dapat berfokus pada disiplin ilmu
tertentu, seperti ilmu politik, ekonomi, atau sosiologi, sehingga siswa dapat mengembangkan
keahlian dalam bidang tertentu.
Di sekolah, guru IPS bertanggung jawab untuk menyampaikan materi dan mendidik siswa
tentang konsep dasar dan pengetahuan sosial. Mereka membantu siswa mengembangkan
pemahaman dasar tentang masyarakat dan negara.
Di perguruan tinggi, dosen IPS berperan sebagai fasilitator pembelajaran yang mendukung
mahasiswa dalam pengembangan pemahaman yang lebih dalam dan analisis kritis. Mereka
juga berperan dalam membimbing penelitian dan proyek akademik mahasiswa.
Penting untuk diingat bahwa pendidikan IPS di Indonesia terus berkembang, dan kurikulum
serta metode pengajaran bisa berubah seiring waktu. Terlepas dari arah pendidikan yang
diambil, baik di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi, tujuannya adalah untuk membantu
individu memahami dan berpartisipasi dalam masyarakat dan dunia sosial dengan lebih baik,
baik sebagai warga negara yang berpengetahuan maupun sebagai ilmuwan sosial yang
berkompeten.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, individu memiliki arti organisme
tunggal yang hidup dan berdiri sendiri. Secara fisiologis individu mempunyai sifat bebas yang
sama dengan pengertian individu dengan berdasarkan konsep sosiologis yang berarti bahwa
hidup berdiri sendiri.
Setiap individu dalam masyarakat berperan dengan statusnya yang berbeda-beda. Dalam lingkungan
masyarakat individu mempunyai peran sebagai makhluk sosial. Tidak hanya berperan di lingkungan
masyarakat saja, individu juga mempunyai peran di dunia politik. Peran individu dalam dunia politik,
misalnya sebagai seorang yang menyumbangkan pendapat, salah satu seorang yang berperan dalam
kegiatan politik, dan ikut serta dalam membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi maupun dunia
politik.
a. Individu memiliki akal, pikiran, hasrat, dan keinginan, serta perasaan yang dapat menentukan
action dari luar diri dan dari dalam diri individu.
b. Individu mempunyai naluri bertahan hidup, mencapai kepuasan, dan lain sebagainya.
c. Individu mempunyai jiwa raga yang mampu membedakan antara individu satu dengan lainnya.
d. Individu mempunyai tingkah laku maupun perilaku yang unik atau khas yang dapat
membedakan antara individu satu dengan individu lainnya.
Aspek Individu
Individu merupakan perseorangan yang memiliki kepribadian dan tingkah laku, serta berperan di
lingkungan masyarakat dan lingkungan lainnya, contohnya dalam lingkungan politik. Menurut
H. Hartomo, menyatakan bahwa ada 3 (tiga) aspek yang dimiliki oleh setiap individu yang saling
berkaitan dan berdampak pada lainnya, diantaranya sebagai berikut:
b. Aspek sosial
Selain itu, terdapat pula aspek-aspek individu secara psikologis, antara lain:
Tanpa Anda sadari kelompok sosial ini memiliki bentuk yang telah tersebar di sekitar lingkungan
Anda. Dengan salah satu fungsi bentuk kelompok sosial yang diharapkannya berupa mengatur
tata cara dalam menjalin interaksi antar individu. Terdapat sejumlah hal yang wajib Anda ketahui
dan perhatikan dalam membentuk kelompok sosial, diantaranya:
1. Lembaga Sosial, adalah sistem norma yang mengatur kehidupan untuk mencapai tujuan
bersama.
2. Keteraturan Sosial, adalah suatu kondisi dimana anggota masyarakat berlangsung secara
selaras, serasi, dan harmonis sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Keteraturan sosial tersebut terbentuk melalui tahapan yang terdiri dari tertib, order, keajegan, dan
juga pola.
3. Tertib, merupakan suatu kelompok sosial yang memiliki serangkaian nilai dan norma yang
berjalan secara selaras, serta ditaati oleh anggota.
4. Order Sosial, adalah suatu sistem dalam sebuah kelompok sosial dimana setiap anggota
mematuhi dan menjalankan setiap nilai dan norma yang telah diatur dengan penuh kesadaran.
5. Keajegan, merupakan salah satu keteraturan dalam anggota kelompok sosial yang telah
berjalan dengan sifatnya yang tetap.
6. Pola, memiliki pengertian yang hampir serupa layaknya keajegan hanya saja pola lebih
mengarah pada hubungan antara keteraturan sosial dengan bentuk interaksi sosial.
Tidak hanya faktor pendukung terciptanya interaksi sosial saja, terdapat pula syarat wajib yang
perlu dipenuhi individu agar terciptanya suatu interaksi sosial, yakni jumlah pelaku, kontak
sosial, dan komunikasi. Secara umum, bentuk interaksi menurut tujuannya bisa dikategorikan ke
dalam 2 (dua) bagian, yakni interaksi sosial asosiatif dengan mengarah pada persatuan, misalnya
kerja sama, asimilasi, akomodasi, dan kontroversi. Kedua, yaitu interaksi sosial disosiatif yang
menciptakan perpecahan dengan contohnya kontravensi, persaingan atau kompetisi, dan
pertentangan atau konflik.
5.
Pembahasan
Soal di atas berkaitan dengan pelajaran Sosiologi tepatnya
pada materi lembaga sosial. Sebutan lain lembaga sosial ini
adalah pranata sosial. Kehadiran lembaga sosial ini penting
sebab bisa mengontrol perilaku dan kehidupan masyarakat.
Berdasarkan pendapat Koentjaraningrat, Lembaga sosial
adalah sebuah satuan norma khusus yang bertujuan menata
serangkaian perilaku masyarakat yang berpola agar diperoleh
kondisi tertentu dalam kehidupan bermasyarakat.