(IPS)
Menurut Rudy Gunawan (2011: 37) pembelajaran IPS bertujuan membentuk warga negara yang
berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang
pada gilirannya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab.
Dengan demikian pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mempunyai peranan penting dalam
mengarahkan anak untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta
warga dunia yang cinta damai.
Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Menurut Rudy Gunawan (2011: 39), ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) meliputi
aspek-aspek sebagai berikut:
5. IPS SD sebagai Pendidikan Global (global education), yakni: mendidik siswa akan kebhinekaan
bangsa, budaya, dan peradaban di dunia; menanamkan kesadaran semakin terbukanya komunikasi dan
transportasi antar bangsa di dunia; mengurangi kemiskinan, kebodohan dan perusakan lingkungan.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah dasar harus memperhatikan kebutuhan anak yang
berusia 7-11 tahun. Anak dalam usia 7-11 tahun menurut Piaget (Rudy Gunawan, 2011: 38) berada dalam
perkembangan kemampuan intelektual/kognitifnya pada tingkatan kongkret operasional. Mereka memandang
dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan menganggap tahun sebagai waktu yang masih jauh. Yang mereka
pedulikan adalah sekarang (kongkrit), dan bukan masa depan yang belum mereka pahami (abstrak). Padahal
bahan materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak. Konsep-konsep
seperti waktu, perubahan, kesinambungan (continuity), arah mata angin, lingkungan, ritual, akulturasi,
kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan, permintaan, atau kelangkaan adalah konsep-konsep abstrak yang harus
dibelajarkan kepada siswa SD.
Berdasarkan hal di atas, bisa kita lihat bahwa pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sangat penting untuk
diajarkan. Namun pada prakteknya banyak siswa yang beranggapan bahwa pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) adalah mata pelajaran yang membosankan. Untuk menghilangkan anggapan seperti itu maka
digunakanlah pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) dimana siswa
ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat atau lima orang siswa yang merupakan campuran
dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi
tinggi, sedang, dan rendah atau variasi jenis kelamin, kelompok ras dan etnis, atau kelompok sosial lainnya.
Terbentuknya kelompok belajar seperti itu diharapkan dapat menjadikan pembelajaran lebih berwarna dan
semakin menarik minat siswa untuk belajar, karena memang karakteristik siswa SD pada umumnya di
antaranya masih suka bermain dan suka membentuk kelompok dengan teman sebayanya. Sehingga dengan
menggunakan model pembelajaran ini, siswa dapat berinteraksi dengan siswa lain yang dikemas dalam suatu
pembelajaran kelompok dengan tetap berada di bawah bimbingan guru, agar kegiatan kelompok dapat terarah
dengan baik. Dengan demikian, di dalam proses pembelajaran siswa dapat ikut aktif dalam proses
pembelajaran.
Tujuan pendidikan IPS dikembangkan atas dasar pemikiran bahwa pendidikan IPS
merupakan suatu disiplin ilmu. Oleh karena itu pendidikan IPS harus mengacu pada tujuan
Pendidikan Nasional. Dengan demikian tujuan pendidikan IPS adalah mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam menguasai disiplin ilmu-ilmu sosial untuk mencapai tujuan
pendidikan yang lebih tinggi.
Ada tiga aspek yang harus dituju dalam pengembangan pendidikan IPS, yaitu aspek
intelektual, kehidupan sosial, dan kehidupan individual. Pengembangan kemampuan intelektual
lebih didasarkan pada pengembangan disiplin ilmu itu sendiri serta pengembangan akademik
dan thinking skill. Tujuan intelektual berupaya untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam
memahami disiplin ilmu sosial., kemampuan berpikir, kemampuan prosesual dalam mencari
informasi dan mengkomunikasikan hasil temuan. Pengembangan kehidupan sosial berkaitan
dengan pengembangan kemampuan dan tanggung jawab siswa sebagai anggota masyarakat.
Tujuan ini mengembangkan kemampuan sepeti berkomunikasi, rasa tanggung jawab sebagai
warga negara dan warga dunia, kemampuan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
kemasyarakatan dan bangsa. Termasuk dalam tujuan ini adalah pengembangan pemahaman dan
sikap positif siswa terhadap nilai, norma dan moral yang berlaku dalam masyarakat. (Sundawa,
2006)
Fokus utama dari program IPS adalah membentuk iindividu-individu yang memahami
kehidupan sosialnya-dunia manusia, aktivitas dan interaksinya yang ditujukan untuk
menghasilkan anggota masyarakat yang bebas, yang mempunyai rasa tanggung jawab untuk
melestarikan, malanjutkan dan memperluas nilai-nilai dan ide-ide masyarakat bagi generasi masa
depan.
Ada 3 kajian utama berkenaan dengan dimensi tujuan pembelajaran IPS di SD, yaitu:
1. Pengembangan Kemampuan Berpikir Siswa
Pengembangan kemampuan intelektual adalah pengembangan kemampuan siswa dalam berpikir
tentang ilmu-ilmu sosial dan masalah-masalah kemasyarakatan. Udin S. Winataputra (1996)
mengemukakan bahwa dimensi intelektual merujuk pada ranah kognitif terutama yang berkenaan
dengan proses berpikir atau pembelajaran yang menyangkut proses kognitif bertaraf tinggi dari
mulai kemampuan pemahaman sampai evaluasi. S. Hamid Hasan (1998) menambahkan bahwa
pada proses berpikir mencakup pula kemampuan dalam mencari informasi, mengolah informasi
dan mengkomunikasikan temuan.
1. Pengembangan Nilai dan Etika Sosial
S. Hamid Hasan (1996) mengartikan nilai sebagai sesuatu yang menjadi kriteria suatu
tindakan, pendapat atau hasil kerja itu bagus/ positif atau tidak bagus/ negatif. Franz Von Magnis
(1985) menyatakan bahwa etika adalah penyelidikan filsafat tentang bidang moral, ialah bidang
yang mengenai kewajiban-kewajiban manusia serta tentang yang baik dan yang buruk.
2. Pengembangan Tanggung Jawab dan Partisipasi Sosial
Dimensi yang ketiga dalam pembelajaran IPS adalah mengembangkan tanggung jawab
dan partisipasi sosial yakni yang mengembangkan tujuan IPS dalam membentuk warga negara
yang baik, ialah warga negara yang berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
Sikap sosial merupakan kesadaran dalam diri individu terhadap lingkungan sosial di
sekitarnya. Sikap sosial biasanya ditunjukkan karena adanya rasa perhatian dan kepedulian
terhadap lingkungan dimana seseorang tersebut berada. Sedangkan sikap sosial dasar merupakan
hal-hal atau sikap yang mendasari perkembangan sosial setiap individu. Sikap sosial dasar
tersebut sebaiknya ditanamkan pada diri individu sejak usia dini, misalnya sejak anak berada
pada jenjang Sekolah Dasar. Sehingga, ketika anak tersebut telah memasuki ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, anak sudah mampu menempatkan diri dan berperilaku sebagai
makhluk sosial sesuai dengan lingkungan sosial masing-masing.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pembentukan sikap sosial dasar pada anak-
anak SD dapat dilakukan melalui pengamalan terhadap nilai-nilai dari setiap komponen atau
dasar- dasar ilmu sosial yang terkandung dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di
Sekolah Dasar. Karena, dari setiap dasar ilmu sosial yang tercakup dalam Ilmu Pengetahuan
Sosial memiliki peranan masing-masing dalam pembentukan sikap sosial dasar pada anak SD,
antara lain:
Selain itu, masih banyak hal-hal yang tercakup dalam Ilmu Pengetahuan Sosial yang
berperan dalam pembentukan sikap sosial dasar anak SD. Karena pada dasarnya Ilmu
Pengetahuan sosial merupakan kumpulan dari ilmu-ilmu sosial yang dipadukan dan di dalamnya
mencakup segala hal yang berkaitan dengan aspek kehidupan sosial.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Ilmu Pengetahuan Sosial sangat penting diajarkan sejak tingkat Sekolah Dasar, untuk
membekali siswa dalam menjalani kehidupan di lingkungannya. Dalam hal ini Ilmu Pengetahuan
Sosial tidaklah berdiri sendiri melainkan merupakan kajian dan beberapa konsep Ilmu sosial
diantaranya geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, dan sebagainya.
Dalam mengajarkan IPS di SD sangat memerlukan kreativitas dan kemampuan menganalisis dan
menyesuaikan dengan kajian dan lingkungan dimana anak hidup bersosial dan menjadi warga
negara yang baik. Dengan melihat berbagai peran IPS, maka penanaman nilai-nilai Sosial sangat
diharapkan untuk mewujudkan masyarakat yang dinamis dan maju.
B. Saran
Pembentukan sikap sosial dasar pada anak dapat diwujudkan dengan cara
mengaplikasikan nilai yang terkandung dalam mata pelajaran sehari-hari di sekolah. Misalnya
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, yang di dalamnya memuat dasar-dasar ilmu sosial. Dari
ilmu-ilmu sosial tersebut anak dapat mempelajari dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan juga lingkungan masyarakat mulai dari usia
dini hingga pada saat anak hidup bermasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan IPS dapat memberikan kontribusi yang cukup besar dalam mengatasi masalah
sosial, sebab pendidikan IPS memiliki fungsi dan peran dalam meningkatkan sumber daya manusia
untuk memperoleh bekal pengetahuan tentang harkat dan martabat manusia sebagai mahluk sosial,
keterampilan menerapkan pengetahuan tersebut dan mampu bersikap berdasarkan nilai dan norma
sehingga mampu hidup bermasyarakat.
Definisi IPS (social studies) yang ditulis Komisi Studi Sosial dariNational Education
Association di Amerika Serikat memberikan batasan, bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang
berkaitan dengan perkembangan masyarakat dan manusia sebagai anggota masyarakat (Poerwito,
1992:3). Selanjutnya Edgar W. Wesley (1952) menyatakan bahwa IPS berasal dari ilmu-ilmu sosial
yang telah dipilih dan diadapasi sesuai kebutuhan persekolahan atau pengajaran lainnya. Sedangkan
menurut Numan Soemantri,Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi,
sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora,
pendidikan dan agama (Numan Soemantri, 2001)
Tujuan IPS menurut NCSS
menyebutkan bahwa tujuan social studies (IPS) adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi warga
negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat, dimana secara tegas ia mengatakan "to
prepare students to be well-functioning citizens in a democratic society"
Menurut KTSP (2006)
Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkung-
annya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial kemanusiaan.
4.Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat
yang majemuk dan ditingkat lokal, nasional dan global.
Manfaat IPS
1) Membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di
masyarakat.
2) Membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun
alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
3) Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat
dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.
4) Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap
pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.
5) Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS
sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Di sisi lain, melalui pembelajaran IPS diharapkan mampu dikembangkan aspek pengetahuan dan
pengertian (knowledge and understanding), aspek sikap dan nilai (atitude and value), dan aspek
keterampilan (skill) (Skeel, 1995; Jarolimek, 1993). Untuk skala Indonesia, maka tujuan IPS
khususnya pembelajaran IPS pada jenjang sekolah dasar sebagimana tecantum dalam Kurikulum IPS-
SD Tahun 2006 adalah agar peserta didik mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupannya sehari-hari (Depdiknas, 2006). Ilmu
pengetahuan sosial juga membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya, yaitu
lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat,
dan dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya.
contoh makalah fungsi dan peranan IPS- from ABANAT for HISTORY UNC
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang tak terhingga kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
anugerah dan karunia-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada habibana wanabiyana
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, tabi’it tabi’in sampai pengikutnya yang setia sampai
akhir zaman.
Dengan penuh kerendahan hati kami mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Semoga iktikad baik kami dalam ikut menambahkan khazanah pengetahuan sosial kita sebagai
calon Pengajar SD melalui makalah ini benar-benar sesuai dengan aspirasi yang sedang
berkembang.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, mungkin juga terdapat kesalahan. Oleh
karena itu, semua kritik dan saran yang berguna bagi perbaikan makalah ini amatlah kami harapkan,
dari mana pun datangnya.
Akhirnya hanya kepada Allah jualah kami serahkan segalaya.
Standar kompetensi mata pelajaran pengetahuan sosial SD dan MI adalah kompetensi yang harus
dikuasai siswa setelah melalui proses pembelajaran pengetahuan sosial, antar lain :
1. Kemapuan memahami identitas diri dan keluraga dalam rangka berinteraksi di lingkungan rumah.
2. Kemampuan dalam menerapkan hak dan kewajiban, sikap saling menghormati dan hidup hemat
dalam keluraga serta memelihara lingkungan.
3. kemampuan memahami kronologis peristiwa penting dalm keluraga, kedudukan dalam keluraga
serta hak dan kewajiban dalam lingkungan masyarakat.
4. Kemapuan memahami keragaman suku bangsa dan budaya, perkembangan teknologi,
persebarab SDA,sosila,dan aktivitasnya dalam jula beli, menghargai peninggalan di lingkungan
setempat dan sikap kepahlawanan dan patroitisme, serta hak dan kewajiban warga negara.
5. Kemapuan memahami keragaman kemampuan alam sosial, budaya, dan kegiatan ekonomi di
Indonesia serta memahami, menghargai, dan melestarikan sejarah perjalanan bangsa Indonesia .
6. Kemampuan memahami peran masyarakat, sebagai potensi bangsa dalam mempertahankan
kemerdekaan, kegitan ekonomi negara Indonesia dan negara tetangga, kenampakkan alam dunia,
dan kedudukan masyarakat sebagi potensi bangsa dalam melaksanakan hak azasi manusia dan
nilai-nilai pancasila.
Dalam pelaksanaannya kurikulum 2004 ini terdapat sejumlah rambu-rambu yang harus diperhatikan
yaitu: (1) Dokumen standar kompetensi mata pelajaran Pengetahuan Sosial merupakan salah satu
pedoman bagi pengembangan kurikulum di daerah untuk menyusun silabus. (2) Pengorganisasian
materi menggunakan pendekatan kemasyarakatan yang meluas (expanding community approach)
yakni dimulai dari hal-hal yang terdekat dengan siswa (keluraga) ke hal-hal yang lebih jauh (global).
(3) Pembelajaran dalam mata pelajaran Pengetahuna Sosila menggunakan pendekatan terpadu
(integrated aspproach) dan pendekatan belajar kontekstual untuk mengembangkan dan
menngkatkan kecerdasan, sikap, serta keterampilan sosia;. Pendekata tersebut diwujudkan anmtara
lain melalui penggunaan metode inkuiri, eksploratif, dan pemecahan masalah. Metode –metode
pembelajaran tersebut dapat dilaksanakan secara bervariasi di dalam atau di luar kelas dengan
memperhatikan ketersediaan sumber-sumber belajar.(4) Dalam Pembelajaran Pengetahuan sosial
perlu diikuti dengan paraktik belajar pengetahuan Sosila. Praktek belajar ini merupakan suatu
inovasi pembelajaran yang dirancang untuk memabnatu siswa agar memahami fakta, peristiwa,
konsep dan generalisasi melalui paraktik belajar secara empirik, yang disebut paraktik kesadaran
lingkungan.(5) Dalam pembelajaran Pengetahuan Sosila dapat menggunakan berbagai media yang
mempunyai potensial untuk menambah wawasa dalam konteks belajar serta meningkatkan hasila
belajar. Slide, film, radio, televisi, dan komputer yang dilengakapi dengan CD-Room dan hubungan
internet dapat dimanpaatkan untuk mengakses berbagai iNformasi tentang isu lokal, nasional dan
global.(6) Penilaian berbasis kelas dala mata pelajaran pengetahuan sosial diarahkan untuk
mengukur pencapain indicator hasil belajar. Selainpenilain tertulis (pencil and paper test) dapat juga
menggunakan model penilaian berdasarkan perbuatan (performance based assesment), penugasan
(project), produk (priduct) atau (portofolio).(7) alokasi waktu tiap hasil belajar dapat diorganisasikan
guru sesuia dengan alokasi yang diperlukan.(8) Urutan indikator dalam kurikulum 2004 dapat
disesuiakan dengan kebutuhan.
Demikian uraian IPS di sekolah Dasar, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir dan telah
melaksanakan dua macam kurikulum SD yakni kurikulum 1994 dan 2004.
Berdasarkan masukan dari lapangan pelaksanaan, kurikulum 2004 ynag dikenal Kurikulum Berbasis
kompetensi (KBK), belum sepenuhnya diterapkan di semua kelas, kelas II da VI masih
menggunakan kurikulum 1994.
Menurut Informasi dari beberapa guru SD yang telah melaksanakan KBK, masih dirasakan adanya
berbagai kendala seperti terbatasnya buku sumber; pendekatan pembelajaran yang masih
menggunakan cara konvesional dengan metode yang monoton, sehinnga siswa sulit dibawa untuk
ber-inkuiri, ber-disdcoveri dan ber-eksplorasi dalam proses pembelajaran. Namun dengan tekad dan
semangat yang kuat dari guru sebagai ujung tombak pembelajaran, dalam kurun waktu relatif
singkat akan adapat menerapkan pelaksanaan KBK ini sesuai rambu-rambu yang telah
dikemukakan di atas.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ilmu Pengetahuan Sosial sangat penting diajarkan sejak tingkat Sekolah Dasar, untuk membekali
siswa dalam menjalani kehidupan di lingkungannya. Dalam hal ini Ilmu Pengetahuan Sosial tidaklah
berdiri sendiri melainkan merupakan kajian dan beberapa konsep Ilmu sosial diantaranya geografi,
ekonomi, sosiologi, antropologi, dan sebagainya.
Dalam mengajarkan IPS di SD sangat memerlukan kreativitas dan kemampuan menganalisis dan
menyesuaikan dengan kajian dan lingkungan dimana anak hidup bersosial.
Dengan melihat berbagai peran IPS, maka penanaman nilai-nilai Sosial sangat diharapkan untuk
mewujudkan masyarakat yang dinamis dan maju.
3.2. Saran
Semoga makalah yang kami susun ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi
semua pembaca. Mengingta bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna begitupun dengan
penyusunnya maklah ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
konstruktif kami harapkan dari rekan – rekan maupun dari tim dosen yang bersangkutan demi
perbaikan dimasa yang akan datang.