Anda di halaman 1dari 15

TUGAS UAS SEMESTER II

MATA KULIAH PEMBELAJARAN IPS SD

Dosen pengampu : SYAFRUDDIN M.Pd

Disusun oleh :
NAMA : LILIS RAHMAWATI
KELAS : 2G
NIM : 2020070201

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) TAMAN SISWA BIMA
TAHUN AJARAN 2020/2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
PEMBAHASAN :
A. HAKIKAT PEMBELAJARAN IPS SD

 Pengetian Pembelajaran IPS


 Tujuan dan Misi Pembelajaran IPS
 Landasan dan supepembelajaran IPS di SD

B. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN IPS SD

 Karakter siswa Sekolah Dasar


 Karakteristik pembelajaran IPS di SD
 Makna diri sendiri, keluarga, masyarakat, artipenting menjadi warga negara, dan
perubahan masyarakat dari waktu kewaktu konsep pembelajaran IPS

C. PEMBELAJARAN IPS INTEGRASI NILAI KARAKTER

 integrasi nilai karakter Bangsa


 strategi pembelajaran moral anak
 nilai sikap dan perilaku

D. KEDUDUKAN PEMBELAJARAN IPS DALAM KURIKULUM

 Kehadiran IPS dalam Kurikulum di Indonesia


 Posisi IPS sebagai Mata Pelajaran dalam Kurikulum IPS di SD
 KD dan Idikator mata pelajaran IPS di SD
 Pembelajaran tematik integratif IPS dalam K13

E. PEMBELAJARAN KONSEP, TEORI, FAKTA DAN GENERALISASI DALAM IPS

 generalisasi
 Mengubah konsep, teori, fakta dan generalisasi dalam pemikiran konkrik siswa SD
 Strategi menggunakan konse, teori, fakta dan generalisasi
 Mengembangkan konse, teori, fakta dan generalisasi

F. DESAIN PEMBELAJARAN IPS

 Tipe Perencanaan pembelajaran IPS


 Strategi dan pendekatan
 Model dan metode

G. MEMILIH DAN MEMANFAATKAN SUMBER BELAJAR IPS

 Bahan bacaan IPS


 Lingkungan sekitar
 Media, audio visiol

H. PENILAIAN HASIL BELAJAR IPS

 Penilaian Formatif IPS


 Penilaian sikap dan keterampilan

DAFTAR PUSTAKA
PEMBAHASAN

Jelaskan:

A. HAKIKAT PEMBELAJARAN IPS SD

Hakikat IPS adalah telaah tentang manusia dengan dunianya. IPS melihat bagaimana
manusia hidup bersama dengan sesamanya, dengan tetangganya dari lingkungan dekat sampai
yang jauh. Bagaimana keserasian hidup dengan lingkungannya baik dengan sesama manusia
maupun lingkungan alamnya.

 Pengertian pembelajaran IPS


Pembelajaran IPS adalah suatu upaya yang dilakukan secara sengaja oleh pendidik
untuk menyampaikan ilmu pengetahuan berkaitan dengan isu-isu sosial dan
kewarganegaraan untuk diajarkan di setiap sekolah.
 Tujuan dan misi pembelajaran IPS
Tujuannya adalah Untuk mengembangkan potensi peserta didik atau siswa agar peka
terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif
terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap
masalah yang terjadi sehari-hari.
Misinya adalah menjadi jurusan pendidikan IPS unggul dalam pengembangan
ilmu, teknologi,dan profesi berbasis penelitian dan pengabdian pada tahun 2019.
Meningkatkan kebersamaan tenaga kependidikan dengan nilai-nilai toleransi, humanis
dan bermartabat.
 Landasan dan sumber pembelajaran IPS di SD
Landasan pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu meliputi landasa filosofi,
landasan ideologis, landasan antropologi, landasan religius. Meliputi landasa filosofi guru
IPS dalam perubahan zaman, Landasan filosofi pengembangan kurikulum pendidikan IPS
SD.
Sumber belajar IPS di SD memiliki kesamaan dengan sumber belajar mata pelajaran
yang lain. Tempat atau lingkungan alam sekitar dimana saja seseorang dapat melakukan
belajar atau proses perubahan tingkah laku.

B. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN IPS SD

Pendidikan IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi atau terpadu.
Pengertian terpadu, bahwa bahan materi IPS diambil dari ilmu-ilmu sosial yang dipadukan dan
tidak terpisah-pisah dalam kotak disiplin ilmu (Lili M Sadeli, 1986:21).

 Karakteristik siswa sekolah dasar adalah senang bermain, senang bergerak, senang
bekerja dalam kelompok,serta senang merasakan/melakukan sesuatu secara
langsung.
 a. Maka diri sendiri adalah seseorang itu mampu untuk mengenal, memahami,dan
mengetahui dirinya sendiri.
b. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.
c. Masyarakat merupakan sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat
oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.
d. Arti penting menjadi warga negara adalah dalam sebuah negara memiliki warga
negara dan mereka berhak menjadi warga negara yang patut pada aturan-aturan yang
ada di negaranya tersebut.
e. Perubahan masyarakat dari waktu ke waktu pembelajaran ips
 Karakteristik pembelajaran IPS di SD.
Berikut ini dikemukakan karakteristik IPS dilihat dari materi dan strategi
penyampaiannya:
1. Materi IPS/ mempelajari IPS pada hakekatnya adalah menelaah interaksi antara
individu dan masyarakat dengan lingkungan (fisik dan sosial budaya).
2. Strategi penyampaian pembelajaran IPS, sebagian besar adalah didasarkan pada
suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga,
masyarakat/tetangga,kota,region, negara,dan dunia. Tipe kurikulum seperti ini
disebut "the wedining horizon or expanding enviroment
curriculum"(Mukminah,1996:5).

C. PEMBELAJARAN IPS INTEGRASI NILAI KARAKTER

Istilah nilai karakter terdapat dua kata yaitu nilai dan karakter. Untuk mengetahui definisi
nilai karakter, penulis terlebih dahulu mengemukakan definisi nilai dan karakter. Istilah nilai
adalah suatu jenis kepercayaan,yang letaknya berpusat pada sistem kepercayaan seseorang
tentang bagaimana seseorang sepatunya dalam melakukan sesuatu, atau tentang apa yang
berharga dan yang tidak berharga untuk dicapai (Djahiri,1978:107).

 Integrasi nilai karakter bangsa.


Nilai-nilai karakter bangsa ke dalam kegiatan pembelajaran berarti memadukan,
memasukkan, dan menerapkan nilai-nilai yang diyakini baik dan benar dalam rangka
membentuk, mengembangkan dan membina tabiat atau kepribadian peserta didik sesuai
jati diri bangsa tatkala kegiatan pembelajaran berlangsung.
 Strategi pembelajaran moral anak.
Ada 3 strategi dalam pembentukan perilaku moral pada anak usia dini yaitu sbb:
1. Strategi latihan dan pembiasaan merupakan strategi yang efektif untuk membentuk
perilaku tertentu pada anak-anak, termasuk perilaku moral.
2. Strategi aktivitas bermain merupakan aktivitas yang dilakukan oleh setiap anak dapat
digunakan dan dikelola untuk pengembangan perilaku moral pada anak .
3. Strategi pembelajaran.
Pendidikan moral dapat disamakan dengan pembelajaran nilai-nilai dan
pengembangan watak yang diharapkan dapat dimanifestasikan dalam diri dan
perilaku seseorang seperti kejujuran, keberanian, persahabatan,dan penghargaan
(Wantah,2005:123).
 Nilai sikap dan perilaku.
 Nilai merupakan dasar pertimbangan bagi individu atau sesuatu.
 Sikap merupakan predikposisi atau kecenderungan individu untuk merespon terhadap
suatu objek atau sekumpulan objek berbagai perwujudan dari sistem nilai dan moral
yang didalam dirinya.
 Perilaku adalah serangkaian tindakan yang dibuat oleh individu, organisme, sistem
atau entitas buatan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri atau lingkungannya.

D. KEDUDUKAN PEMBELAJARAN IPS DALAM KURIKULUM

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan bidang studi yang mempelajari , menelaah, serta
menganalisis gejala dan masalah sosial dimasyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan
secara terpadu. IPS diajarkan pada pendidikan dasar dan menengah, sebagai dasar atau
pengantar dalam mempelajari studi sosial atau ilmu sosial ditingkat yang lebih lanjut.

Kurikulum IPS SD mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut terjadi
karena tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan dalam
kehidupan. Perkembangan tiap kurikulum tersebut merupakan penyempurnaan dari kurikulum
sebelumnya.

Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan
proses perkembangannya kualitas potensi peserta didik.

 Kehadiran IPS dalam kurikulum di Indonesia.


IPS pertama kali masuk kedalam kurikulum sekolah yaitu di rughby ( Inggris),pada tahun
1827. IPS di Amerika serikat atau dikenal dengan istilah social studies pertama kali
masuk kedalam kurikulum sekolah dinegara bagian Wisconsin pada tahun 1892.
Sedangkan di Indonesia, IPS secara formal masuk kedalam standar nasional pendidikan
pada tahun 1975 dalam kurikulum 1975. Latar belakang lahirnya IPS di setiap negara
tentu berbeda, karena situasi dan kondisi di negara tersebut juga berbeda. Perbedaan
tersebut tentu berimplikasi pada tujuan dan materi yang diajarkan pada setiap negara.
 Posisi IPS sebagai mata pelajaran dalam kurikulum IPS di SD.
Dalam UUD No. 20 tahun 2013 tentang sistem pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa
IPS merupakan bahan kajian yang wajib dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar dan
menengah yang antara lain mencakup ilmu geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi yang
dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis
peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat.
 KD dan indikator mata pelajaran di IPS SD.
Kompetensi dasar ( KD) merupakan kompetisi setiap mata pelajaran untuk setiap
kelas yang diturunkan dari kompetisi inti. Kompetensi dasar adalah kompetensi yang
terdiri atas sikap, ketrampilan, dan pengetahuan yang bersumber pada kompetensi inti
yang harus dikuasai peserta didik dengan memperhatikan karakter dan kemampuan awal
peserta didik serta ciri dari suatu mata pelajaran.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, indikator diartikan sebagai sesuatu yang dapat
memberikan (menjadi) petunjuk atau keterangan.
 Pembelajaran tematik integratif IPS dalam K13.
Dalam kurikulum 2013 diatur bahwa kurikulum untuk SD/MI menggunakan pendekatan
tematik integratif dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik integratif
merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari
berbagai mata pelajaran kedalam berbagai tema.

E. PEMBELAJARAN KONSEP, TEORI, FAKTA DAN GENERALISASI DALAM IPS

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2007:588). Pengertian konsep adalah gambaran
mental dari objek, proses, ataupun yang ada diluar bahasa, yang digunakan oleh akal Budi untuk
memahami hal-hal lain. Menurut soedjadi (2000:14) pengertian konsep adalah ide abstrak yang
dapat digunakan untuk mengadakan klarifikasi atau penggolongan yang pada umumnya
dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata.

Teori adalah sepasang proposisi yang berhubungan, dan menerangkan hubungan antara
beberapa generalisasi.
Fakta adalah hal ( keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan yang sungguh-
sungguh terjadi dan terjamin kebenarannya atau sesuatu yang benar-benar ada dan terjadi. Fakta
sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan
mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut.

Schuneke (1988:16) mengemukakan bahwa generalisasi merupakan abstraksi dan sangat


terikat konsep. Generalisasi menghubungkan beberapa konsep sedemikian rupa sehingga
terbentuk suatu pola hubungan yang bermakna dan menggambarkan hal yang lebih luas.

 Generalisasi adalah proses penalaran yang membentuk kesimpulan secara umum melalui
suatu kejadian, hal, dan sebagainya.
 Mengubah konsep,teori,fakta,dan generalisasi dalam pemikiran konkrit siswa SD
Pembelajaran pada dasarnya berbicara tentang transfer pengetahuan, generalisasi,
prosedur, kaidah dan nilai. Dengan pemahaman akan fakta, konsep dan generalisasi
menjadi penting untuk dilakukan baik bagi guru maupun siswa. Bahkan bukan hanya
pemahaman, tetapi juga keterkaitan serta bagaimana mengidentifikasi suatu konsep serta
mengembangkan generalisasi.
 Strategi penggunaan konsep , teori, fakta, dan generalisasi
Strategi yang di pakai dalam menggunakan konsep, teori, fakta dan generalisasi ialah
strategi dictoglos yang dimana strategi ini merupakan salah satu strategi dalam
pembelajaran menyimak. Dalam strategi ini guru membacakan sebuah wacana singkat
kepada siswa dengan kecepatan normal dan siswa diminta menuliskan kata sebanyak
yang mereka mampu. Kemudian siswa bertugas untuk merekonstruksi wacana dengan
mendasarkan kepada serpihan-serpihan yang telah mereka tulis. Strategi ini mirip dengan
metode dikte tradisional. Pada strategi dictoglos, siswa akan mengintegrasikan
pengetahuan “dalam kepala” atau background knowledge mereka. Melalui strategi
dictoglos ini, siswa akan mampu:
a) membuat prediksi-prediksi.
b) membuat inferensi-inferensi tentang hal-hal yang tidak ada di dalam teks
c) mengenali topik teks
d) mengenali jenis teks (apakah naratif, deskriptif, anekdot, dan sebagainya); dan
e) mengenali berbagai jenis hubungan semantik di dalam teks.

 Pengembangan konsep, teori, fakta dan generalisasi


Berdasarkan paparan di atas, IPS di tingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk
mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and values) yang dapat
digunakan sebagai kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai
kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik. Berdasarkan
Permendiknas No. 22 Tahun 2006, orientasi utama pelaksanaan pendidikan IPS di SD/MI
adalah sebagai berikut (Depdiknas, 2006):
Adapun cara untukmengembangkan kosep, teori, fakta dan generalisasi yaitu :
a. Mengubah Konsep ke Bentuk Pemikiran yang Tepat untuk Anak Sekolah Dasar.
b. Memberikan kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial.
c. kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
F. DESAIN PEMBELAJARAN IPS

Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi
untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta
didik. Sebagai sesuatu disiplin, desain pembelajaran secara historis dan tradisional berakal pada
psikologi kognitif dan perilaku.

 Tipe perencanaan pembelajaran


Perencanaan pembelajaran adalah suatu pemikiran atau persiapan untuk melaksanakan
tugas mengajar/aktivitas pembelajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran
serta melalui langkah-langkah pembelajaran, perencanaan itu sendiri, pelaksanaan dan
penilaian dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran yang telah ditentukan. Beberapa
tipe pembelajaran yang sesuai adalah:
a. Model glaser adalah model pokok tentang proses mengejar. Pada dasarnya model
yang ini adalah perluasan dari model pokok ini
b. Model J.E Kemp ada sepuluh unsur yang harus diperhatikan didalam membuat suatu
perencanaan pembelajaran. Kesepuluh unsur tersebut digambarkan oleh Kemp
dengan mempergunakan bentuk bulat telur sehingga lebih fleksibel, karena antara
satu dengan yang lainnya saling berhubungan.
c. Model V. Gelder
Model ini lebih sederhana dari model terdahulu. Komponen yang diperluas adalah
komponen prosedur juga. Namun kalau dibandingkan model J.E Kemp terdapat
beberapa perbedaan.
 Strategi pendekatan
a. Strategi dalam konteks pembelajaran, berarti pola umum perbuatan guru-peserta didik
di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran. Maka dari itu, konsep strategi dalam hal
ini menunjuk pada karakteristikabstrak rentetan perbuatan guru-peserta didik di
dalam kegiatan pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas
berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Setiap tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dalam
kegiatan belajar
harus dapat dipraktikkan. Pada strategi pembelajaran, dua hal yang perlu dicermati, yaitu:
Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam
pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan
rencana kerja belum sampai pada tindakan.
Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan
penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-
langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya
diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan (Iif, 2011).

b. Pendekatan.

Pendekatan pembelajaran dimaknai sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
(pendidik/guru) terhadap pembelajaran yang merujukpada pandangan suatu proses yang
bersifat umum. Pendekatan pembelajaran mewadahi inspirasi, penguatan, latar metode
pembelajaran dengan cakupan teoritis. Kaitannya dengan kebijakan kurikulum 2013,
pendekatan pembelajaran yang dikenal dan diimplimentasikan oleh guru disebut
Pendekatan Saintifik.
Pendekatan saintifik adalah sebuah pendekatan pembelajaran menekankan pada
aktifitas pada peserta didik melalui kegiatan mengamati, menannya, menalar, mencoba
dan membuat jejaring pada kegiatan pembelajaran di sekolah. Pendekatan saintifik
merupakan pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan pada peserta didik
secara luas untuk melakukan eksplorasidan elaborasi materi yang dipelajari (Rusman,
2015). Di samping itu, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengaktualisasikan kemampuan melalui kegiatan pemebelajaran yang dirancang oleh
guru.Berikut tahapan dari pendekatan saintifk.Mengamati (observasi).
 Mengamati observasi
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Mengamati memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan
mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan
rasa ingin tahu peserta didik.
 Menanya.
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan
mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Pada saat guru
bertanya, idealnya guru membimbing atau memandu peserta didiknya belajar
dengan baik.
 Mengumpulkan.
Informasi Hasil belajar yang nyata diperoleh peserta didik dengan mencoba
atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai.
 Mengasosiasikan atau Mengolah informasi dan Menalar Kegiatan.
Mengasosias iatau mengolah informasi dan menalar dalam kegiatan
pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a
Tahun 2013.
 Mengkomunikasikan.
Tahapan akhir diharapkan peserta didik mampu mengkomunikasikan hasil
pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama atau secara idividu
dari hasil kesimpulan yang telah dibuat secara bersama dan hasil tersebut
disampaikan dikelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik
atau kelompok peseta diduk tersebut. Kegiatan mengkomunikasikan ini ber
tujuan agar guru dapat mengetahui secara benar atau ada yang harus
diperbaiki.
 Model dan metode.
Ada beberapa Model dan metode yang berbeda beda yang di gunakan oleh guru dan
adapun metode dan modeln nya. Beberapa metode dalam pembelajaran adalah sbb:
a. Metode ceramah.
b. Metode Tanya jawab.
c. Metode diskusi.
d. Metode belajar komperatif DLL.
e. Ada beberapa model dala.m pembelajaran.
f. Model berbasis system.
g. Model meteri ajar atau pengetahuan (contact based).
h. Model materi yang akan di ajarkan.
i. Model kegiatan belajar mengajar.
j. Model ASSURE.

G. MEMILIH DAN MEMANFAATKAN SUMBER BELAJAR IPS

Menurut jarolimek (1967: 80) bahan dan sumber belajar dalam IPS dapat di kelompokan
menjadi 2 kategori yaitu reading material dan non-reading material.Reading material yang
berupa buku teks, ensiklopedia, referensi, computer, majalah, pamphlet, Koran, kliping, folder
perjalanan, kelas berkala dan bahan cetak.Sedangkan non-reading material yang bisa berupa
gambar, flm, filmstrips, rekaman, kunjungan lapangan, peta, bola dunia, dan berbagai jenis
sumber belajar yang berasal dari masyarakat.

 Bahan bacaan IPS


 pelajaran IPS.
Kebijakan tiap sekolah dalam memberikan buku pelajaran secara gratis untuk setiap
siswa didasarkan pada prinsip perlakuan yang sama dan kesetaraan kesempatan. Karena
alasan inilah, buku pelajaran secara luas digunakan dan bisa dipastikan akan terus
digunakan sampai tahun-tahun mendatang.
 Ensiklopedia.
Di kelas-kelas tinggi, idealnya semua ruang kelas memiliki minimal satu atau dua
ensiklopedi yang memang cocok untuk anak-anak. Sementara itu, di kelas rendah,
ensiklopedi dapat digunakan dan memberikan keuntungan dari waktu ke waktu, dan
banyak sekolah di luar negeri menempatkan ensiklopedi di kelas satu, dua, dan tiga.
 Referensi Tambahan.
Selain buku teks dan ensiklopedia, dibutuhkan juga berbagai macam buku-buku
pengayaan sebagai referensi tambahan. Beberapa buku ini mungkin bisa berupa buku
pelajaran yang lain, meskipun yang dibutuhkan tidak sebanyak buku-buku pengayaan.
 Lingkungan sekitar.
Lingkungan yang terencana dapat menstimulasi, membangkitkan, dan mempertahankan
minat kelas untuk melakukan banyak hal serta menyediakan banyak cara bagi anak untuk
belajar. Hal ini bisa dilakukan jika sekolah tertentu memiliki sarana dan prasarana
memadai. Ruang kelas disusun sedemikian rupa sehingga memberikan kesempatan pada
anak-anak untuk bisa bermain peran sebagai anggota keluarga, menata meja, mencuci
piring, dan sebagainya. Untuk memfasilitasi kreatifitas anak, sekolah bisa menyediakan
bahan manipulatif sehingga anak dapat membangun kantor pos atau terminal bus. Anak-
anak juga membutuhkan media seni, seperti cat, kapur, krayon, tanah liat, kertas
berwarna, untuk mengekspresikan ide dan perasaan melalui ekspresi kreatif. Demikian
pula, buku, peta, bola dunia, foto, model, pameran, peralatan, cat, bahan seni, kostum,
dan papan pengumuman yang menarik dan informatif.
 Mediaaudio visiol.
Selain materi visual, guru akan menemukan penggunaan media pendengaran untuk
membantu dalam pembelajaran IPS. Bahan ini paling sering adalah dalam bentuk
rekaman tape, rekaman disc, dan sampai batas tertentu berupa radio. Perekam tape relatif
fleksibel dan mudah dioperasikan. Guru dapat merekam siaran radio kapan saja, di
malam hari atau pada Minggu sore, dan bermain selama beberapa minggu atau bulan,
kemudian pada saat yang tepat sebagian besar digunakan di kelas dalam pembelajaran
IPS.

H. PENILAIAN HASIL BELAJAR IPS

Penilaian pembelajaran merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk


mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik, penilaian dilakukan secara holistik meliputi
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan, baik selama pembelajaran berlangsung
( penilaian proses) maupun setelah pembelajaran berakhir (penilaian hasil belajar).

 Penilaian formatif IPS


Penilaian formatif adalah aktivitas guru dan siswa yang dimaksudkan untuk memantau
kemajuan belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian ini akan
memberikan umpan balik bagi penyempurnaan program pembelajaran, mengetahui dan
mengurangi kesalahan yang memerlukan perbaikan.
Tujuan penilaian formatif adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran, bukan hanya
untuk menentukan Tingkat kemampuan siswa. Selain itu, penilaian formatif bertujuan
untuk memperoleh informasi mengenai kekuatan dan kelemahan pembelajaran yang telah
dilakukan dan menggunakan informasi tersebut untuk memperbaiki, mengubah atau
memodifikasi pembelajaran agar lebih efektif dan dapat meningkatkan kompetensi siswa.
Hasil penilaian formatif ini bermanfaat bagi guru dan siswa. Manfaat bagi guru yaitu
guru akan mengetahui sejauh mana bahan pembelajaran dikuasai dan dapat
memperkirakan hasil penilaian sumatif.
 Penilaian sikap dan keterampilan
Penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap perilaku peserta didik
dalam proses pembelajaran yang meliputi sikap spiritual dan sosial. Penilaian sikap
memiliki karakteristik yang berbeda dari penilaian pengetahuan dan keterampilan
sehingga teknik penilaian yang digunakan juga berbeda. Dalam hal ini, penilaian
sikap lebih ditujukan untuk membina perilaku dalam rangka pembentukan karakter
peserta didik.
1) Sikap Spiritual
Kompetensi sikap spiritual (KI-1) yang akan diamati adalah menerima,
menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2) Sikap Sosial
Kompetensi sikap sosial (KI-2) yang akan diamati mencakup perilaku antara lain:
jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara. Penilaian sikap terdiri atas
penilaian utama dan penilaian penunjang. Penilaian utama diperoleh dari hasil
observasi harian yang ditulis di dalam jurnal harian. Penilaian penunjang diperoleh
dari penilaian diri dan penilaian antarteman, hasilnya dapat dijadikan sebagai alat
konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik. Teknik penilaian yang digunakan
adalah observasi melalui wawancara, catatan anekdot (anecdotal record), dan catatan
kejadian tertentu (incidental record) sebagai unsur penilaian utama.
Dalam pelaksanaan penilaian sikap, pendidik dapat merencanakan indikator sikap
yang akan diamati sesuai dengan karakteristik proses pembelajaran yang akan
dilakukan, misalnya perilaku kerjasama dalam diskusi kelompok dan kerapihan dalam
praktikum. Selain itu, penilaian sikap dapat dilakukan tanpa perencanaan, misalnya
perilaku yang muncul tidak terduga selama proses pembelajaran dan di luar proses
pembelajaran. Hasil pengamatan perilaku tersebut dicatat dalam jurnal.
Penilaian sikap dilakukan oleh guru kelas, guru mata pelajaran agama dan budi
pekerti, guru PJOK, dan pembina ekstrakurikuler. Guru kelas mengumpulkan data
dari hasil penilaian sikap yang dilakukan oleh guru mata pelajaran lainnya, kemudian
merangkum menjadi deskripsi (bukan angka atau skala). Peserta didik yang
berperilaku menonjol sangat baik diberi penghargaan, sedangkan peserta didik yang
berperilaku kurang baik diberi pembinaan. Penilaian sikap spiritual dan sosial
dilaporkan kepada orangtua dan pemangku kepentingan sekurang-kurangnya dua kali
dalam satu semester. Hasil akhir penilaian sikap diolah menjadi deskripsi sikap yang
dituliskan di dalam rapor peserta didik. Dilaporkan juga pada saat ditemukan ada
sikap spiritual atau sikap sosial yang menonjol perlu diberi pembinaan.

Penilaian keterampilan (KD dari KI-4) dilakukan dengan teknik penilain kinerja,
penilaian proyek, dan portofolio. Penilaian keterampilan menggunakan angka dengan
rentang skor 0 sampai dengan 100, predikat, dan deskripsi.
1) Penilaian Kinerja (performance assessment) adalah penilaian yang menuntut peserta
didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuannya ke dalam
berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Pada penilaian kinerja,
penekanannya dapat dilakukan pada proses atau produk. Penilaian kinerja yang
menekankan pada produk disebut penilaian produk, misalnya poster, puisi, dan
kerajinan. Penilaian kinerja yang menekankan pada proses disebut penilaian praktik,
misalnya bermain sepak bola, memainkan alat musik, menyanyi, melakukan
pengamatan menggunakan mikroskop, menari, bermain peran, dan membaca puisi.
2) Penilaian Proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa rangkaian kegiatan
mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, dan pelaporan. Pada
penilaian proyek ada 4 (empat) hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
a. Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi, mengelola
waktu pengumpulan data, dan penulisan laporan yang dilaksanakan secara
kelompok.
b. Relevansi
Kesesuaian tugas proyek dengan muatan pelajaran.
c. Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karya sendiri di
bawah bimbingan pendidik.
d. Inovasi dan kreativitas
Proyek yang dilakukan peserta didik mengandung unsur-unsur kebaruan atau
sesuatu yang berbeda dari biasanya.
3) Penilaian Portofolio merupakan kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan,
dan karya peserta didik dalam bidang tertentu yang mencerminkan perkembangan
(reflektif-integratif) dalam kurun waktu tertentu. Pada akhir periode portofolio tersebut
dinilai oleh pendidik bersama-sama dengan peserta didik dan selanjutnya diserahkan
kepada pendidik pada kelas berikutnya dan dilaporkan kepada orangtua sebagai bukti
autentik perkembangan peserta didik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan panduan dalam penggunaan penilaian
portofolio di sekolah adalah sebagai berikut:
1. karya asli peserta didik
2. saling percaya antara pendidik dan peserta didik
3. kerahasiaan bersama antara pendidik dan peserta didik
4. milik bersama antara peserta didik dan pendidik
5. kepuasan pada diri peserta didik
6. kesesuaian dengan kompetensi dalam kurikulum
7. penilaian proses dan hasil
8. penilaian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran.
9. Bentuk portofolio
 File folder yang bisa digunakan untuk menyimpan berbagai hasil karya terkait
dengan produk seni (gambar, kerajinan tangan, dan sebagainya).
 Album berisi foto, video, audio.
 Stopmap berisi tugas-tugas imla/dikte dan tulisan (karangan, catatan) dan
sebagainya.
 Buku siswa yang disusun berdasarkan Kurikulum 2013, juga merupakan
portofolio peserta didik SD.
Dalam menggunakan portofolio, pendidik beserta peserta didik perlu
memperhatikan hal-hal berikut:
a. masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang di
dalamnya memuat hasil belajar peserta didik;
b. menentukan hasil kerja yang perlu dikumpulkan/disimpan;
c. sewaktu-waktu peserta didik diharuskan membaca catatan pendidik
yang berisi komentar, masukan, dan tindakan lebih lanjut yang harus
dilakukan peserta didik dalam rangka memperbaiki hasil kerja dan sikap;
d. peserta didik dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti catatan
pendidik;
e. catatan pendidik dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didik
perlu diberi tanggal sehingga perkembangan kemajuan belajar peserta
didik dapat terlihat

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Maria. 2010. Peningkatan Pemahaman Konsep Belajar IPS

Menggunakan Model CTL Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Sidomulyo Purworejo. Skripsi. PGSD
UM.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Aqib, Zaenal. 2011a. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, TK. Bandung: Yrama
widya.
Aqib, Zaenal. 2011b. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SMP, SMA, SMK. Bandung:
Yrama widya.
Boediono. 2010. Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA
Depdiknas. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning).

Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Ficilia, Dora. 2011. Penerapan Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and


Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas IV SDN 77 Sebangar Duri. Jurnal.
Universitas Riau
Giyarto. 2008. Selayang Pandang Jawa Tengah. Klaten: PT Intan Pariwara
Gunawan, Rudy. 2011. Pendidikan IPS Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta
IGAK Wardhani. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka
Iswanto. 2007. Potensi Laut dan Samudra Kita. Bandung: Pakar Raya
Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi PAIKEM dari Behavioristik Sampai
Konstruktivistik (Sebuah Pengembangan Pembelajaran Berbasi CTL).
Jakarta: Prestasi Pustaka
Juwita, Liswati. 2010. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Tentang Sumber
Daya Alam Menggunakan Pendekatan Kontekstual Di Kelas IV SDN
Gudang 1 Cikalongkulon Cianjur. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia
Kusumah, Wijaya. 2012. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks.
Muslich, Masnur. 2011. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta:
Bumi Aksara

Nana Sudjana. 2011. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensinda

Ningsih, Murni Irian. 2008. Ensiklomini Nusantara Kekayaan Alam Negeriku. Klaten: Sahabat

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Belajar

Rionika, Galih. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) untuk Meningkatkan
Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN 010 Sarigaluh Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar.
Jurnal. Universitas Riau

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta:


Raja Grafindo Persada
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembeelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media

Sapriya. 2011. Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sujarweni, V. Wiratna; Endrayanto, Poly. 2012. Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Sukidin, dkk. 2010. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: InsanCendekia.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Supardi. 2012. Strategi Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Andi.

Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Sumaatmadja, N., dkk. 2002. Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka.
Syah, Muhibbin. 2011. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.


Jakarta: Prestasi Pustaka.
Wahab, Abdul Aziz, dkk. 2009. Konsep Dasar IPS. Jakarta: Unversitas Terbuka

Winataputra, Udin.S, dkk. 2011. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Yaningsih, Seti. 2009. Penerapan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching
and Learning) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Bagi Siswa Kelas
IV SD Negeri 02 Papahan Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar
Semester 1 Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi. UMS

Anda mungkin juga menyukai