Disusun oleh :
NAMA : LILIS RAHMAWATI
KELAS : 2G
NIM : 2020070201
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
PEMBAHASAN :
A. HAKIKAT PEMBELAJARAN IPS SD
generalisasi
Mengubah konsep, teori, fakta dan generalisasi dalam pemikiran konkrik siswa SD
Strategi menggunakan konse, teori, fakta dan generalisasi
Mengembangkan konse, teori, fakta dan generalisasi
DAFTAR PUSTAKA
PEMBAHASAN
Jelaskan:
Hakikat IPS adalah telaah tentang manusia dengan dunianya. IPS melihat bagaimana
manusia hidup bersama dengan sesamanya, dengan tetangganya dari lingkungan dekat sampai
yang jauh. Bagaimana keserasian hidup dengan lingkungannya baik dengan sesama manusia
maupun lingkungan alamnya.
Pendidikan IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi atau terpadu.
Pengertian terpadu, bahwa bahan materi IPS diambil dari ilmu-ilmu sosial yang dipadukan dan
tidak terpisah-pisah dalam kotak disiplin ilmu (Lili M Sadeli, 1986:21).
Karakteristik siswa sekolah dasar adalah senang bermain, senang bergerak, senang
bekerja dalam kelompok,serta senang merasakan/melakukan sesuatu secara
langsung.
a. Maka diri sendiri adalah seseorang itu mampu untuk mengenal, memahami,dan
mengetahui dirinya sendiri.
b. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.
c. Masyarakat merupakan sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat
oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.
d. Arti penting menjadi warga negara adalah dalam sebuah negara memiliki warga
negara dan mereka berhak menjadi warga negara yang patut pada aturan-aturan yang
ada di negaranya tersebut.
e. Perubahan masyarakat dari waktu ke waktu pembelajaran ips
Karakteristik pembelajaran IPS di SD.
Berikut ini dikemukakan karakteristik IPS dilihat dari materi dan strategi
penyampaiannya:
1. Materi IPS/ mempelajari IPS pada hakekatnya adalah menelaah interaksi antara
individu dan masyarakat dengan lingkungan (fisik dan sosial budaya).
2. Strategi penyampaian pembelajaran IPS, sebagian besar adalah didasarkan pada
suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga,
masyarakat/tetangga,kota,region, negara,dan dunia. Tipe kurikulum seperti ini
disebut "the wedining horizon or expanding enviroment
curriculum"(Mukminah,1996:5).
Istilah nilai karakter terdapat dua kata yaitu nilai dan karakter. Untuk mengetahui definisi
nilai karakter, penulis terlebih dahulu mengemukakan definisi nilai dan karakter. Istilah nilai
adalah suatu jenis kepercayaan,yang letaknya berpusat pada sistem kepercayaan seseorang
tentang bagaimana seseorang sepatunya dalam melakukan sesuatu, atau tentang apa yang
berharga dan yang tidak berharga untuk dicapai (Djahiri,1978:107).
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan bidang studi yang mempelajari , menelaah, serta
menganalisis gejala dan masalah sosial dimasyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan
secara terpadu. IPS diajarkan pada pendidikan dasar dan menengah, sebagai dasar atau
pengantar dalam mempelajari studi sosial atau ilmu sosial ditingkat yang lebih lanjut.
Kurikulum IPS SD mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut terjadi
karena tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan dalam
kehidupan. Perkembangan tiap kurikulum tersebut merupakan penyempurnaan dari kurikulum
sebelumnya.
Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan
proses perkembangannya kualitas potensi peserta didik.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2007:588). Pengertian konsep adalah gambaran
mental dari objek, proses, ataupun yang ada diluar bahasa, yang digunakan oleh akal Budi untuk
memahami hal-hal lain. Menurut soedjadi (2000:14) pengertian konsep adalah ide abstrak yang
dapat digunakan untuk mengadakan klarifikasi atau penggolongan yang pada umumnya
dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata.
Teori adalah sepasang proposisi yang berhubungan, dan menerangkan hubungan antara
beberapa generalisasi.
Fakta adalah hal ( keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan yang sungguh-
sungguh terjadi dan terjamin kebenarannya atau sesuatu yang benar-benar ada dan terjadi. Fakta
sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan
mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut.
Generalisasi adalah proses penalaran yang membentuk kesimpulan secara umum melalui
suatu kejadian, hal, dan sebagainya.
Mengubah konsep,teori,fakta,dan generalisasi dalam pemikiran konkrit siswa SD
Pembelajaran pada dasarnya berbicara tentang transfer pengetahuan, generalisasi,
prosedur, kaidah dan nilai. Dengan pemahaman akan fakta, konsep dan generalisasi
menjadi penting untuk dilakukan baik bagi guru maupun siswa. Bahkan bukan hanya
pemahaman, tetapi juga keterkaitan serta bagaimana mengidentifikasi suatu konsep serta
mengembangkan generalisasi.
Strategi penggunaan konsep , teori, fakta, dan generalisasi
Strategi yang di pakai dalam menggunakan konsep, teori, fakta dan generalisasi ialah
strategi dictoglos yang dimana strategi ini merupakan salah satu strategi dalam
pembelajaran menyimak. Dalam strategi ini guru membacakan sebuah wacana singkat
kepada siswa dengan kecepatan normal dan siswa diminta menuliskan kata sebanyak
yang mereka mampu. Kemudian siswa bertugas untuk merekonstruksi wacana dengan
mendasarkan kepada serpihan-serpihan yang telah mereka tulis. Strategi ini mirip dengan
metode dikte tradisional. Pada strategi dictoglos, siswa akan mengintegrasikan
pengetahuan “dalam kepala” atau background knowledge mereka. Melalui strategi
dictoglos ini, siswa akan mampu:
a) membuat prediksi-prediksi.
b) membuat inferensi-inferensi tentang hal-hal yang tidak ada di dalam teks
c) mengenali topik teks
d) mengenali jenis teks (apakah naratif, deskriptif, anekdot, dan sebagainya); dan
e) mengenali berbagai jenis hubungan semantik di dalam teks.
Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi
untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta
didik. Sebagai sesuatu disiplin, desain pembelajaran secara historis dan tradisional berakal pada
psikologi kognitif dan perilaku.
b. Pendekatan.
Pendekatan pembelajaran dimaknai sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
(pendidik/guru) terhadap pembelajaran yang merujukpada pandangan suatu proses yang
bersifat umum. Pendekatan pembelajaran mewadahi inspirasi, penguatan, latar metode
pembelajaran dengan cakupan teoritis. Kaitannya dengan kebijakan kurikulum 2013,
pendekatan pembelajaran yang dikenal dan diimplimentasikan oleh guru disebut
Pendekatan Saintifik.
Pendekatan saintifik adalah sebuah pendekatan pembelajaran menekankan pada
aktifitas pada peserta didik melalui kegiatan mengamati, menannya, menalar, mencoba
dan membuat jejaring pada kegiatan pembelajaran di sekolah. Pendekatan saintifik
merupakan pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan pada peserta didik
secara luas untuk melakukan eksplorasidan elaborasi materi yang dipelajari (Rusman,
2015). Di samping itu, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengaktualisasikan kemampuan melalui kegiatan pemebelajaran yang dirancang oleh
guru.Berikut tahapan dari pendekatan saintifk.Mengamati (observasi).
Mengamati observasi
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Mengamati memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan
mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan
rasa ingin tahu peserta didik.
Menanya.
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan
mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Pada saat guru
bertanya, idealnya guru membimbing atau memandu peserta didiknya belajar
dengan baik.
Mengumpulkan.
Informasi Hasil belajar yang nyata diperoleh peserta didik dengan mencoba
atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai.
Mengasosiasikan atau Mengolah informasi dan Menalar Kegiatan.
Mengasosias iatau mengolah informasi dan menalar dalam kegiatan
pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a
Tahun 2013.
Mengkomunikasikan.
Tahapan akhir diharapkan peserta didik mampu mengkomunikasikan hasil
pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama atau secara idividu
dari hasil kesimpulan yang telah dibuat secara bersama dan hasil tersebut
disampaikan dikelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik
atau kelompok peseta diduk tersebut. Kegiatan mengkomunikasikan ini ber
tujuan agar guru dapat mengetahui secara benar atau ada yang harus
diperbaiki.
Model dan metode.
Ada beberapa Model dan metode yang berbeda beda yang di gunakan oleh guru dan
adapun metode dan modeln nya. Beberapa metode dalam pembelajaran adalah sbb:
a. Metode ceramah.
b. Metode Tanya jawab.
c. Metode diskusi.
d. Metode belajar komperatif DLL.
e. Ada beberapa model dala.m pembelajaran.
f. Model berbasis system.
g. Model meteri ajar atau pengetahuan (contact based).
h. Model materi yang akan di ajarkan.
i. Model kegiatan belajar mengajar.
j. Model ASSURE.
Menurut jarolimek (1967: 80) bahan dan sumber belajar dalam IPS dapat di kelompokan
menjadi 2 kategori yaitu reading material dan non-reading material.Reading material yang
berupa buku teks, ensiklopedia, referensi, computer, majalah, pamphlet, Koran, kliping, folder
perjalanan, kelas berkala dan bahan cetak.Sedangkan non-reading material yang bisa berupa
gambar, flm, filmstrips, rekaman, kunjungan lapangan, peta, bola dunia, dan berbagai jenis
sumber belajar yang berasal dari masyarakat.
Penilaian keterampilan (KD dari KI-4) dilakukan dengan teknik penilain kinerja,
penilaian proyek, dan portofolio. Penilaian keterampilan menggunakan angka dengan
rentang skor 0 sampai dengan 100, predikat, dan deskripsi.
1) Penilaian Kinerja (performance assessment) adalah penilaian yang menuntut peserta
didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuannya ke dalam
berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Pada penilaian kinerja,
penekanannya dapat dilakukan pada proses atau produk. Penilaian kinerja yang
menekankan pada produk disebut penilaian produk, misalnya poster, puisi, dan
kerajinan. Penilaian kinerja yang menekankan pada proses disebut penilaian praktik,
misalnya bermain sepak bola, memainkan alat musik, menyanyi, melakukan
pengamatan menggunakan mikroskop, menari, bermain peran, dan membaca puisi.
2) Penilaian Proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa rangkaian kegiatan
mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, dan pelaporan. Pada
penilaian proyek ada 4 (empat) hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
a. Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi, mengelola
waktu pengumpulan data, dan penulisan laporan yang dilaksanakan secara
kelompok.
b. Relevansi
Kesesuaian tugas proyek dengan muatan pelajaran.
c. Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karya sendiri di
bawah bimbingan pendidik.
d. Inovasi dan kreativitas
Proyek yang dilakukan peserta didik mengandung unsur-unsur kebaruan atau
sesuatu yang berbeda dari biasanya.
3) Penilaian Portofolio merupakan kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan,
dan karya peserta didik dalam bidang tertentu yang mencerminkan perkembangan
(reflektif-integratif) dalam kurun waktu tertentu. Pada akhir periode portofolio tersebut
dinilai oleh pendidik bersama-sama dengan peserta didik dan selanjutnya diserahkan
kepada pendidik pada kelas berikutnya dan dilaporkan kepada orangtua sebagai bukti
autentik perkembangan peserta didik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan panduan dalam penggunaan penilaian
portofolio di sekolah adalah sebagai berikut:
1. karya asli peserta didik
2. saling percaya antara pendidik dan peserta didik
3. kerahasiaan bersama antara pendidik dan peserta didik
4. milik bersama antara peserta didik dan pendidik
5. kepuasan pada diri peserta didik
6. kesesuaian dengan kompetensi dalam kurikulum
7. penilaian proses dan hasil
8. penilaian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran.
9. Bentuk portofolio
File folder yang bisa digunakan untuk menyimpan berbagai hasil karya terkait
dengan produk seni (gambar, kerajinan tangan, dan sebagainya).
Album berisi foto, video, audio.
Stopmap berisi tugas-tugas imla/dikte dan tulisan (karangan, catatan) dan
sebagainya.
Buku siswa yang disusun berdasarkan Kurikulum 2013, juga merupakan
portofolio peserta didik SD.
Dalam menggunakan portofolio, pendidik beserta peserta didik perlu
memperhatikan hal-hal berikut:
a. masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang di
dalamnya memuat hasil belajar peserta didik;
b. menentukan hasil kerja yang perlu dikumpulkan/disimpan;
c. sewaktu-waktu peserta didik diharuskan membaca catatan pendidik
yang berisi komentar, masukan, dan tindakan lebih lanjut yang harus
dilakukan peserta didik dalam rangka memperbaiki hasil kerja dan sikap;
d. peserta didik dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti catatan
pendidik;
e. catatan pendidik dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didik
perlu diberi tanggal sehingga perkembangan kemajuan belajar peserta
didik dapat terlihat
DAFTAR PUSTAKA
Menggunakan Model CTL Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Sidomulyo Purworejo. Skripsi. PGSD
UM.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Aqib, Zaenal. 2011a. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, TK. Bandung: Yrama
widya.
Aqib, Zaenal. 2011b. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SMP, SMA, SMK. Bandung:
Yrama widya.
Boediono. 2010. Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA
Depdiknas. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning).
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Nana Sudjana. 2011. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensinda
Ningsih, Murni Irian. 2008. Ensiklomini Nusantara Kekayaan Alam Negeriku. Klaten: Sahabat
Rionika, Galih. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) untuk Meningkatkan
Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN 010 Sarigaluh Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar.
Jurnal. Universitas Riau
Sujarweni, V. Wiratna; Endrayanto, Poly. 2012. Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Sukidin, dkk. 2010. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: InsanCendekia.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Supardi. 2012. Strategi Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Andi.
Winataputra, Udin.S, dkk. 2011. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Yaningsih, Seti. 2009. Penerapan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching
and Learning) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Bagi Siswa Kelas
IV SD Negeri 02 Papahan Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar
Semester 1 Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi. UMS