Sejak Kurikulum 1975 materi Pendidikan Kewarganegaraan dalam IPS dipisahkan dan
dimasukkan dalam Kurikulum Pendidikan Moral Pancasila sampai dengan sekarang,
dan mengalami perubahan nama, yaitu Pendidikan
Dilihat dari struktur kurikulum, kurikulum IPS SD 1994 tidak terbentuk matriks horizontal
yang terdiri dari beberapa kolom, melainkan terbentuk format vertikal khususnya dalam
GBPP dibagi menjadi dua bagian, yakni bagian pertama pendahuluan dan bagian
kedua program pengajaran IPS. Pendahuluan memuat rambu-rambu yang berkenaan
dengan operasional GBPP dan program pengajaran memuat substansi materi pokok
setiap tingkatan kelas.
Kurikulum IPS SD 1994 lebih banyak memberikan peluang kepada guru selaku
pengembang GBPP di lapangan maka terdapat beberapa teknik pengembangan materi,
seperti pengembangan materi berdasarkan konsep, berdasarkan isi (content),
berdasarkan keterampilan proses, berdasarkan masalah, berdasarkan kekhususan
daerah, dan berdasarkan pendekatan penemuan (inkuiri).
Globalisasi adalah suatu gejala, di mana tata hubungan internasional lebih disertakan
lagi, terutama dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dan isu-isu
internasional yang bersifat lintas negara dan lintas budaya.
Masalah dan isu globalisasi adalah persoalan yang melanda dunia dan dihadapi oleh
berbagai bangsa dan negara. Masalah ini semakin dipacu oleh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kehidupan manusia semakin terpaut dalam suasana saling
ketergantungan dan saling membantu.
Pengajaran globalisasi bertujuan membentuk warga negara yang memiliki kepedulian
terhadap masalah dan isu global. Mengembangkan rasa kebersamaan sebagai umat
manusia penghuni bumi dan sekaligus bertanggung jawab terhadap keberlangsungan
kehidupan tersebut.
Keanekaragaman budaya adalah ketidaksamaan budaya yang mengandung pengertian
setiap bangsa ataupun kelompok memiliki seperangkat gagasan, tindakan dan hasil
karya yang berbeda.
Masalah keanekaragaman budaya yang paling utama adalah pembauran atau
asimilasi. Pembauran ialah suatu proses sosial dari golongan-golongan manusia yang
berlatar belakang budaya yang berbeda. Sikap toleran, menghargai, dan menghormati
serta peduli terhadap kelompok yang berbeda adalah kunci berhasilnya pembauran.
Globalisasi dan keanekaragaman budaya sebagai suatu kenyataan, mendorong
perlunya memformulasikan kembali pendidikan IPS sebagai alat untuk
menumbuhkembangkan kesadaran pentingnya pendekatan keanekaragaman budaya
dalam memahami dan menyikapi globalisasi
Kegiatan Belajar 2
Masalah-masalah Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan
Manusia dalam kehidupannya, baik secara individu maupun kelompok tidak bisa
dilepaskan dari lingkungan sekitar di mana ia hidup. Lingkungan sekitar memberikan
wahana bagi manusia untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan dirinya
sehingga tercapai tujuan yang diinginkan, seperti kenyamanan, kesejahteraan, dan
ketenangan dalam kehidupannya. Manusia merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari lingkungan sekitar maka corak hubungan keduanya lebih bersifat fungsional.
Corak hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya mengalami perubahan.
Sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan peradaban manusia maka ada
usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk mengubah, mengolah, dan menaklukkan
alam. Usaha-usaha yang dilakukan oleh manusia itu pada gilirannya membawa dampak
pada perubahan tatanan lingkungan alam yang ada. Sering kali dampak yang
ditumbuhkan oleh lingkungan alam itu sedemikian rupa sehingga tidak menguntungkan
juga bagi kehidupan manusia. Bencana alam, seperti banjir, bahaya kekeringan,
kelaparan, tanah yang tandus, polusi udara, tanah dan air, baik secara langsung
maupun tidak langsung bersumber dari ulah manusia juga.
Perubahan besar terhadap alam dan lingkungan sekitar yang membawa dampak tak
terduga adalah berkenaan dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dengan Iptek manusia di satu sisi dapat menjelajahi, mengungkap
cakrawala, dan menaklukkan alam dengan cara-cara yang eksplosif, tetapi di sisi lain
dengan Iptek pula manusia dihadapkan pada masalah-masalah baru sehubungan
dengan semakin rusak dan terganggunya semena-mena untuk keperluan industri
perkayuan, penyerobotan lahan-lahan pertanian untuk keperluan pendirian pabrik-
pabrik, dan akibat-akibat dari proses industrialisasi, seperti populasi, urbanisasi,
sanitasi yang tidak sehat merupakan dampak-dampak yang kurang menguntungkan
dalam pengalaman hidup manusia.
Mengingat demikan seriusnya masalah-masalah yang ditimbulkan oleh lingkungan itu
maka diperlukan semacam usaha penyadaran dan pendidikan tentang lingkungan
hidup. Dalam hal ini, Pendidikan Ekologi, yaitu pendidikan yang mengkaji dan
memfokuskan dirinya pada masalah lingkungan hidup, termasuk di dalamnya, menjadi
sangat penting kedudukan dan fungsinya. Dengan Pendidikan Ekologi diharapkan
tumbuh kesadaran, pengetahuan, pemahaman, sikap, dan perilaku yang akan lebih
mencintai, mewarisi, memelihara, dan memanfaatkan lingkungan hidup manusia secara
profesional dan wajar.
Dengan demikian, pendidikan Ekologi memiliki tujuan tidak hanya pada tataran
konseptualisasi, yaitu untuk pengembangan disiplin ilmu itu sendiri, tetapi juga memiliki
fungsi aktualisasi, yaitu pengalaman ilmu itu dalam konteks praktis sehingga dapat
bermanfaat secara langsung untuk kepentingan keselamatan, kesejahteraan, dan
keharmonisan manusia di satu sisi dalam hubungannya dengan lingkungan alam
sekitar di sisi lain.
Kedudukan dan peranan yang dimainkan oleh manusia dalam konteks ruang dan waktu
itu sangat sentral maka perlu juga mengaitkan Pendidikan Ekologi itu dengan
Pendidikan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). IPS bagaimana pun merupakan disiplin ilmu
yang mengkaji tentang manusia dan pola-pola interaksi dengan lingkungan di luar
dirinya. Pemahaman dan penghargaan terhadap manusia yang lain, mengapresiasi,
dan mewarisi khasanah peninggalan peradaban manusia, dan yang lebih penting dalam
hubungannya dengan masalah ekologi melestarikan dan memanfaatkan sumber daya
alam secara rasional dan wajar, merupakan pilar-pilar dari tujuan pembelajaran
Pendidikan IPS. Oleh karena itu, seyogianyalah Pendidikan IPS diberikan di tingkat
sekolah dengan materi yang tak terpisahkan dengan masalah-masalah ekologi.
Kegiatan Belajar 3
Masalah-masalah Hukum Ketertiban dan Kesadaran Hukum
Sebagai makhluk sosial manusia akan saling berinteraksi satu sama lain. Di dalam
interaksi tersebut akan ada benturan-benturan kepentingan antara individu, apabila
dibiarkan akan menimbulkan suasana yang tidak aman dan tertib. Oleh karena itu, perlu
adanya aturan-aturan, baik tertulis maupun tidak yang bersifat mengikat dan memaksa
agar individu atau anggota masyarakat menaatinya. Kumpulan aturan-aturan tersebut
kemudian dikenal dengan istilah hukum.
Apabila di antara individu tersebut tidak mengindahkan kaidah-kaidah hukum yang
berlaku maka akan muncul masalah hukum. Masalah-masalah hukum adalah suatu
keadaan yang memperlihatkan ketidakselarasan antara kepentingan satu
individu/kelompok dengan individu/kelompok lain, yang ditandai adanya pelanggaran
terhadap tatanan hukum yang berlaku. Di sinilah pentingnya kesadaran hukum dimiliki
oleh setiap individu atau anggota masyarakat sehingga suasana tertib, aman dan damai
dapat terwujud.
Di dalam menanamkan dan mendistribusikan nilai-nilai yang dikandung dalam aspek-
aspek hukum diperlukan suatu sarana atau cara yang efektif. Salah satunya ialah
melalui pengintegrasian aspek-aspek hukum dengan bidang IPS. Penggabungan kedua
aspek ini akan memberikan kontribusi yang besar terhadap pembentukan warga negara
yang baik karena pada hakikatnya IPS bertujuan untuk membentuk warga negara yang
baik, melalui pemahaman terhadap pengetahuan dan kemampuannya di dalam
berinteraksi secara positif dan aktif dengan lingkungannya. Di dalam interaksi dengan
lingkungan itulah, aspek-aspek tentang hukum, ketertiban, dan kesadaran hukum
penting dimiliki oleh siswa sebagai angota masyarakat.
Kegiatan Belajar 4
Masalah-masalah Kesadaran dan Hukum dan Pendidikan Kesadaran Hukum
Warga Negara
Manusia merupakan makhluk sosial artinya makhluk yang senantiasa berhubungan
dengan yang lainnya. Kedudukan manusia sebagai makhluk sosial berimplikasi bahwa
manusia tidak dapat hidup menyendiri. Dalam interaksi antarsesama, manusia akan
terbentuk menjadi sesuatu kelompok, yaitu masyarakat.
Dalam pergaulan sehari-hari, manusia akan senantiasa menghadapi dua lingkungan,
yaitu lingkungan fisik atau alam dan lingkungan sosial atau masyarakat. Dalam
berinteraksi dengan lingkungan fisik maupun sosial, manusia senantiasa ada aturan
atau hukum yang mengatur pergaulan tersebut. Hukum ini perlu diterapkan agar
tercapai kehidupan yang tertib, aman, adil, serasi, seimbang, dan lain-lain.
Dari segi bentuknya, hukum dapat dibagi ke dalam hukum positif atau hukum yang
tertulis, dan hukum tidak tertulis yang biasa disebut dengan norma. Setiap kelompok
masyarakat memiliki normanya masing-masing. Walaupun norma merupakan hukum
yang tidak tertulis, tetapi memiliki kekuatan yang mengikat dan wajib ditaati.
Penanaman kesadaran hukum warga negara dapat dilakukan melalui proses
pendidikan. Dalam proses pendidikan dilakukan dengan mengintegrasikan antara
pengetahuan nilai dan skill pada diri siswa.
Apabila dikaitkan dengan pendidikan IPS, penanaman kesadaran hukum dapat
dilakukan dengan pendekatan multidisipliner. Kurikulum yang ditetapkan, yaitu dengan
pendekatan integrasi dan kolerasi terhadap permasalahan-permasalahan sehari-hari
yang dihadapi oleh siswa. Dengan demikian, guru IPS dalam hal ini harus memiliki
pengetahuan yang luas.
MODUL 5
PENDEKATAN DALAM PENGAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Kegiatan Belajar 1
Pendekatan Kognitif dalam Pembelajaran IPS SD
1. Menurut kurikulum Pendidikan Dasar 1994, esensi tujuan pengajaran IPS di SD
adalah pengembangan kemampuan dan sikap rasional yang bermuara pada
pembentukan individu sebagai aktor sosial yang cerdas. Aktor sosial yang
cerdas tidak lain dari anggota masyarakat yang matang secara rasional dan
secara emosional atau cerdas secara rasional dan emosional.
2. Pendekatan yang cocok untuk mengembangkan kecerdasan rasional adalah
pendekatan yang berorientasi pada proses penelitian dan proses
konseptualisasi.
3. Pendekatan yang berorientasi pada proses penelitian dikenal sebagai
pendekatan inkuiri atau inquiry approach. Berikut prosedur baku pendekatan
tersebut.
Masalah> Hipotesis > Data> Kesimpulan
4. Pendekatan yang berorientasi pada proses konseptualisasi memusatkan
perhatian proses pemahaman dan penggunaan faktor, konsep, generalisasi,
dan teori. Proses konseptualisasi ini erat kaitannya dengan proses asimilasi
akomodasi dan ekuilibrasi dalam pikiran kita. Oleh karena itu, dengan proses
konseptualisasi ini seseorang akan dapat meningkatkan isi dan dinamika
skemata dalam pikirannya.
5. Proses penelitian dan proses konseptualisasi merupakan dua pendekatan
kognitif, di mana satu sama lain saling mengisi. Proses konseptualisasi
diperlukan dalam proses penelitian pada saat melakukan deduksi dan
mendefinisikan istilah serta pada saat penarikan kesimpulan. Sebaliknya proses
penelitian diperlukan dalam proses konseptualisasi terutama pada saat
perumusan generalisasi dan teori.
Kegiatan Belajar 2
Pendekatan Sosial, Personal dan Perilaku dalam Pembelajaran IPS SD
1. Emosi, nilai dan sikap, dan perilaku sosial merupakan dimensi sosial dan
personal yang perlu dikembangkan dalam pengajaran IPS. Emosi pada
dasarnya bersifat peka dan saling melengkapi dengan rasio yang cenderung
bersifat teliti dan tanggap. Nilai merupakan sesuatu yang berharga dan
dipandang berharga sedang sikap merupakan kecenderungan berbuat.
2. Emosi, nilai dan sikap, dan perilaku sosial dapat dikembangkan dalam suasana
pembelajaran formal dan informal.
3. Dalam pembelajaran formal terdapat model-model pendekatan transmisi nilai
secara bebas terarah penanaman nilai, suri teladan, klarifikasi nilai, dan
klarifikasi nilai terintegrasi struktur.
4. Berikut pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS SD.
a. Pendekatan ekspositori Berorientasi nilai.
b. pendekatan analitik keteladanan.
c. pendekatan kajian nilai.
d. pendekatan Integratif konsep dan nilai.
5. Semua pendekatan sosial personal memiliki saling keterkaitan dengan
pendekatan kognitif.
MODUL 6
METODE, MEDIA DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR IPS KELAS III DAN IV
Kegiatan Belajar 1
Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran IPS di SD Kelas 3 dan 4
dengan Pendekatan Kognitif
1. Dalam merancang metode, media, dan sumber belajar IPS di SD, Anda perlu
menyusun Analisis Materi Pelajaran (AMP), seperti telah diuraikan di muka.
Materi yang dianalisis adalah materi pelajaran untuk SD Kelas 3 dan 4.
2. Metode mengajar yang digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal berikut.
1.
a. Tujuan pembelajaran.
b. Kemampuan guru terhadap materi pelajaran dan metode yang dipilih.
c. Kemampuan siswa yang belajar.
d. Jumlah siswa yang belajar.
e. Situasi atau kondisi saat belajar.
f. Fasilitas yang tersedia.
g. Evaluasi yang akan dipilih
Kegiatan Belajar 2
Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran IPS yang Berlandaskan
Pendekatan Sosial
Pendekatan sosial perlu dikembangkan mengingat proses-proses sosial akan dialami
oleh anak didik sehingga kegiatan belajar mengajar harus membantu anak didik untuk
mengembangkan kemampuan hubungan dengan masyarakat dan hubungan
antarpribadi.
Metode inkuiri sosial memungkinkan siswa berpikir dan mencari fakta-fakta, informasi,
atau data yang mendukung pembuktian hipotesis dalam situasi bebas dan terarah.
Langkah-langkah penggunaan metode inkuiri sosial
1. Tahap orientasi.
2. Tahap penyusunan hipotesis.
3. Tahap definisi.
4. Tahap eksplorasi.
5. Tahap pembuktian hipotesis.
6. Tahap generalisasi.
Kegiatan Belajar 3
Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran IPS di SD Kelas 3 dan 4
dengan Pendekatan Personal
1. Model-model yang serumpun dengan pendekatan personal adalah berikut ini.
a. Model pengajaran nondirektif
b. Model latihan kesadaran
c. Model sinektik
d. Model sistem konsepsional
e. model pertemua