Anda di halaman 1dari 7

Bab 1 IPS adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia dengan sesamanya yang

diintegrasikan melalui konsep ruang, koneksi antar ruang, dan waktu. Ruang adalah tempat
dimana manusia beraktivitas, koneksi antar ruang menggambarkan mobilitas manusia antara satu
tempat ketempat lain, dan waktu menggambarkan masa dimana kehidupan manusia terjadi
sebagai mapel dalam bentuk integrated sciences dan integrated social studies. Hakikat IPS jika
disorot dari anak didik yaitu: sebagai pengetahuan yang akan membina para generasi muda untuk
belajar kearah positif yakni mengadakan perubahan-perubahan sesuai kondisi yang diinginkan
oleh dunia modern atau sesuai dengan daya kreasi pembangunan serta prinsip-prinsip dasar dan
sistem nilai yang di anut masyarakat serta membina kehidupan masa depan masyarakat secara
lebih baik dan bagus untuk nanti diwariskan kepada keturunannya secara lebih baik.

Kurikulum yang disusun dengan menggunakan pendekatan spiral adalah materi


yang dituangkan dalam kurikulum tersebut dimulai dari lingkungan yang dekat dan lebih
sempit menuju kepada lingkungan yang lebih jauh dan luas serta makin lama makin
mendalam sehingga materi pelajaran yang telah diberikan guru kepada siswa dan tahan
lama dalam benak anak, karena adanya pengulangan materi dan memiliki kaitan yang
logis antara materi pelajaran yang telah diberikan sebelumnya dengan materi yang
disajikan. Pendekatan kurikulum seperti ini sangat mementingkan apresiasi sebelum
pembelajaran dimulai, yaitu mengaitkan yang lalu dengan materi yang akan diberikan.

Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi sampai
pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan sejarah.terutama
gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar peserta
didik.

Bab 2

IPS sebagai pendidikan nilai-nilai kemasyarakatan tujuan utamanya adalah


mempersiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik. Nilai dan budaya bangsa akan
dijadikan landasan untuk pengembangan bangsanya. IPS sebagi Ilmu-ilmu Sosial, Istilah ilmu-
ilmu sosial (IIS) adalah terjemahan dari social sciences, disamping ilmu-ilmu sosial adapula
ilmu-ilmu lainnya seperti ilmu-ilmu alam dab humanitis/humaniora. Seluruh bidang keilmuan
dan humaniora berakar pada suatu bidang yang disebut filsafat. Setiap disiplin ilmu mempuai
filsafatnya masing-masing yang pada akhirnya semua disiplin itu berhulu pada pelajaran agama.
Selain mengkaji ilmu-ilmu sosial, disiplin ilmu-ilmu sosial juga memandang situasi peristiwa
umat manusia dari perspektif yang agak berbeda dan unik. . Para ahli ilmu-ilmu sosial telah
memerinci sekitar 8 disiplin ilmu sosial yang mendukung untuk pengembangan social studies
yangmeliputi : antropologi, ekonomi, sejarah, filsafat, ilmu politik, psikologi, dan sosiologi. IPS
Sebagai Reflective Inquiri, Reflective Inquiry atau analisis dapat dikategorikan sebagai suatu
pendekatan nilai manakala siswa dibantu untuk menggunakan pikirannya secara rasional, proses
menganalisis berkaitan dan konseptualisasi nilai-nilai tersebut. IPS Sebagai Pengembangan
Pribadi Siswa, Tujuan yang utama dari IPS ialah mengembangakan seluruh potensi siswa baik
pengetahuan, fisik, sosial, dan emosinya. Jadi tujuan IPS ialah mental, jiwa, dan fisik anak
supaya menjadi, anggota masyarakat produktif. Karakteristik Pendidikan IPS di SD, karakteristik
IPS dilihat dari materi dan strategi penyampaiannya. Dalam strategi penyampaiannya meliputi
pengetahuan dan pemahaman, sikap belajar ips, nilai-nilai sosial dan sikap keterampilan dasar
ips.

Pengembangan Tujuan IPS dalam Kurikulum 2013, Kurikulum 2013 merupakan sebuah
kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter. Siswa dituntut
untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun dan
disiplin yang tinggi.

Bab3Masalah-masalah yang dihadapi oleh guru IPS SD dalam mengembangkan


pengajaran konstruktivistik tidak hanya berasal dari guru IPS itu sendiri melainkan juga
berasal dari faktor internal dan eksternal guru. Faktor internal berkaitan dengan lingkungan
guru seperti sekolah dan siswa. Selama ini, siswa-siswa yang terbiasa dengan pengajaran
tradisional dalam pengajaran sejarah melalui ceramah belum tentu menerima model
konstruktivistik yang memberi peluang kepada mereka untuk membangun materi melalui
proses KBM. Faktor eksternal berkaitan dengan sistem yang selama ini berlaku. Sistem ujian
yang sentralistis, dengan menggunakan model test yang direncanakan dari luar, merupakan
hambatan bagi terbentuknya model pengajaran IPS yang konstruktivistik.
Materi pendidikan IPS berasal dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang kemudian
diorganisasi dan disederhanakan untuk kepentingan pendidikan. Dengan demikian
pengembangan pendidikan IPS pada setiap jenjang pendidikan memiliki karakteristik
tersendiri yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia siswa.
Bab 4

Strategi pembelajaran merupakan suatu cara atau pola yang digunakan oleh guru di
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar, untuk memperoleh nilai dan sikap dalam
pembelajaran IPS di SD, maka perlu Strategi yang benar. Dalam pola tersebut tentu
terkandung bentuk- bentuk rangkaian perbuatan atau kegiatan guru dan siswa yang
mengarah pada tercapainya tujuan-tujuan pembelajaran.
Strategi pembelajaran IPS harus dirancang sebaik mungkin agar mendapatkan proses
belajar yang mudah dimengerti. IPS merupakan pelajaran sosial yang meliputi berbagai
aspek, seperti kehidupan dimasyarakat, lalu ada pula struktur yang ada di bumi, dan lain
sebagainya.
Pemilihan sumber belajar hendaknya tidak sembarangan. Dalam pemilihan sumber belajar
akan lebih baik jika guru menggunakan kriteria tertentu untuk memilih sumber belajar yang akan
dipakai. Ini dimaksudkan agar sumber belajar yang dipilih tepat dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran serta efisien jika diterapkan dalam pembelajaran. Pemilihan sumber belajar dapat
dibagi menjadi 2 yaitu kriteria secara umum dan kriteria secara khusus.

Bab 5

Materi pembelajaran IPS disekolah berasal dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian
dikembangkan dalam desain kurikulum tertentu. Materi kurikulum yang dikembangkan dari
disiplin ilmu-ilmu sosial disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. Teori-teori yang
dipakai dalam pengembangan dimensi pendidikan IPS, yaitu teori besar, model teori, teori
formal dan teori substansif.

Pengorganisasian materi merupakan penyusunan materi berdasarkan materi pokok dari


masing-masing ilmu-ilmu sosial. Dalam rangka mengorganisasi materi pembelajaran IPS ada
empat strategi yaitu terpisah (separated), korelatif (correlated), antar disiplin
(interdiciplinary), dan fusi (integrated).

Aspek kognitif ini merupakan sesuatu yang berhubungan dengan hasil atau tujuan akhir
berupa pengetahuan yang diperoleh melalui percobaan, penemuan, penelitian maupun
pengamatan. Aspek afektif merupakan tumbuhnya rasa untuk menghayati atau mempelajari
lebih dalam tentang nilai dan objek yang dihadapi melalui perasaan. Sedangkan aspek
psikomotorik merupakan aspek yang memperlihatkan kemampuan ataupun keterampilan
melakukan sesuatu. Ketiga aspek ini dapat dikembangkan dengan menggunakan model
pembelajaran Cooperative Learning.

Sumber pembelajaran IPS dapat didapatkan melalui lingkungan sekitar, buku, benda,
serta peristiwa dan fakta yang terjadi.

Bab 6

Strategi pada dasarnya, mengacu pada konsep perencanaan atau pengelolaan suatu
kompleks kegiatan menjadi pola umum bertindak untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi
yang cocok untuk pembelajaran IPS diantaranya adalah : bermain peran, aksi sosio,
pembelajaran peta dan globe, aksi sosial, diskusi, dan kontekstual. Sedangkan model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam toturial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya. Model-model
pembelajaran IPS yang cocok untuk pembelajaran IPS diantaranya yaitu: model
pembelajaran langsung, model pembelajaran kooperatif (cooperative learning), model
pengajaran berdasarkan masalah (problem base instruction), model belajar melalui penemuan
(inkuiri).

Pemilihan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran harus
beriontasi pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Mata pelajaran IPS harus dirancang
dengan model pembelajaran yang dapat mengembangkan aspek pengetahuan, pemahaman,
dan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan yang dinamis.

Bab 7

Perencanaan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah proses penyiapan seperangkat


keputusan bagi kegiatan di masa depan untuk mencapai tujuan Pendidikan IPS secara sistematik,
partisipatif, efektif dan efesien. Perencanaan pembelajaran juga sebagai suatu proses kerjasama
tidak hanya menitikberatkan pada kegiatan guru atau kegiatan siswa saja, akan tetapi guru dan
siswa secara bersama-sama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Tujuan akhir dari proses ini adalah perubahan perilaku siswa. Agar tujuam dari suatu
pembelajaran dapat tercapai maka guru harus menyiapkan perencanaan pembelajaran tersebut
seperti program tahunan, program semester, silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)

Bab 8 Berbagai keterampilan dasar IPS dapat diterapkan dalam kehidupan social
bermasyarakat baik dalam melihat permasalahan social yang terdapat dilingkungan
masyarakat, seperti faktor-faktor yang menyhebabkan timbulnya permaslahan maupun
upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Keterampilan dasar IPS dapat melihat
permasalahan ditinjau dari berbagai aspek dengan berbagai bidang studi ilumu sosial.
Aspek keterampilan yang harus diajarkan dalam setiap pembelaiaran terdiri dari empat
keterampilan yaitu: keterampilan berpikir, keterampilan akademis, keterampilan sosial,
dan keterampilan meneliti.
Dalam meningkatkan keterampilan sosial peserta didik dalam proses
pembelajaran IPS tidak hanya cukup dengan mengembangkan kemampuan kognitif
tingkat rendah seperti transfer fakta, konsep, teori saja, akan tetapi proses pembelajaran
IPS harus dapat mengembangkan kemampuan peserta didik secara terpadu baik ranah
kognitif, afektif dan keterampilan, termasuk didalamnya keterampilan sosial yang saat ini
merupakan kemampuan yang dituntut untuk dikuasai dalam rangka menghadapi era
globalisasi, sehingga peserta didik dapat ikut berpartisipasi secara aktif dan positif dalam
kehidupan masyarakat lokal, nasional maupun global.

Bab 9

Pentingnya pendidikan multikultural dalam pembelajaran IPS diartikan sebagai sebuah


proses pendidikan yang memberi peluang sama pada seluruh anak bangsa tanpa
membedakan perlakuan karena perbedaan etnik, budaya dan agama, yang memberikan
penghargaan terhadap keragaman, dan yang memberikan hak-hak sama bagi etnik minoritas,
dalam upaya memperkuat persatuan dan kesatuan, identitas nasional dan citra bangsa di
mata dunia internasional.
Penanaman nilai karakter dalam kegiatan inti pada pembelajaran IPS merupakan
operasionalisasi dari tahap pendahuluan dalam pembelajaran IPS, sehingga tidak lepas dari
perencanaan pengajaran/pembelajaran/ pembelajaran yang sudah dibuat.
Dengan adanya pendidikan global peserta didik ditekankan agar mampu berpikir kritis tentang
fokus kajian segala hal yang mendunia dengan bercirikan perubahan, independensi, dan
pluralisme. Peserta didik akan dikembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilannya yang
disesuaikan agar mampu hidup efektif dalam dunia yang memiliki sumber daya alam yang kian
hari semakin menipis

Bab 10

Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan sudah tercapai
dan untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik.
Dengan evaluasi kita dapat mengetahui sejauh mana siswa mengalami kemajuan dalam proses
belajar setelah mengalami proses pembelajaran dan dengan evaluasi kita dapat mengetahui
kesulitan masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh peserta didik dalam proses/kegiatan
belajarnya, maka kita dapat merancang untuk menanggulangi atau memecahkan masalah peserta
didik.

Bab 11kriteria bahan ajar yang baik yaitu: (1) Bahan ajar hendaknya sesuai
dengan tujuan pembelajaran, (2) Sesuai dengan kebutuhan peserta didik, (3) Benar-
benar dalam penyajian faktualnya, (4) Menggambarkan latar belakang dan suasana
peserta didik, (5) Mudah dan ekenomis dalam penggunaanya, (6) Cocok dengan gaya
belajar peserta didik, dan (7) Lingkungan dimana bahan ajar digunakan harus tepat
sesuai dengan media yang digunakan.

Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan bahan ajar, seperti:


Kecermatan isi, Ketepatan cakupan, Ketercernaan (Pemaparan yang logis, Penyajian
Materi yang runtut) Ilustrasi, Perwajahan/Pengemasan dan Kelengkapan Komponen
Bahan Ajar.

Pendidikan kecakapan hidup (Life Skill) adalah pendidikan yang memberikan


kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual dan kecakapan
vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri”.
Penggunaan bahasa, yang meliputi pemilihan ragam bahasa, pemilihan kata,
penggunaan kalimat efektif, dan penyusunan paragraph yang bermakna, sangat
berpengaruh terhadap manfaat bahan ajar.
Tampilan bahan ajar yang akan dibahas dalam kegiatan belajar ada dua
kelompok yaitu bahan ajar cetak dan noncetak. Bahan ajar cetak yang akan diuraikan
meliputi modul, handout, dan LKS. Sedangkan bahan ajar noncetak dibatasi pada
bahan ajar Audio, Video, Presentasi, Modul Elektronik, Multimedia Pembelajaran
Interaktif.

Anda mungkin juga menyukai