Anda di halaman 1dari 4

1.

Jelaskan mengapa mata pelajaran IPS itu perlu dipelajari dan diajarkan kepada
peserta didik?

Pelajaran IPS telah dianggap perlu untuk diberikan kepada para anak SD
dikarenakan IPS ini ialah sebuah ilmu yang di dalamnya tersebut telah
mempelajari mengenai sebuah cara untuk dapat melakukan sebuah interaksi
sosial.

2. “Pada mata pelajaran IPS, tentu kalian sudah melihat bahwa kegagalan
pembelajaran yang diterapkan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi dewasa
ini lebih banyak terjadi pada proses (interaksi) pembelajaran, padahal berbagai
strategi pembelajaran inovatif sudah dirancang dan diterapkan dengan
baik”. Setujukah kalian dengan pernyataan tersebut? Jelaskan dengan merujuk
pada konsep dan teori yang sudah kalian pelajari!

Saya setuju dengan pendapat yang menyatakan bahwa kegagalan pembelajaran


di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi lebih banyak terjadi pada proses atau
interaksi pembelajaran. Hal ini bermakna bahwa materi yang diajarkan cukup
baik, namun tidak dapat tersampaikan dengan sama baiknya kepada peserta
didik. Hal ini disebabkan karena para tenaga didik kerap kali beranggapan
bahwa cara mengajar mereka adalah yang paling sesuai tanpa
mempertimbangkan kemampuan dan daya belajar maupun daya tangkap
peserta didik. Dengan demikian, pihak yang hanya memahami materi ajar yang
disampaikan hanya akan terbatas di para tenaga pengajar, tidak sampai sama
sekali kepada peserta didik.

3. Menurut kalian, bagaimanakah kaitan antara karakteristik pembelajaran IPS


dengan tujuan dari pelajaran tersebut? Jelaskan!

Karakteristik mata pembelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain yang
bersifat monolitik. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari
berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
politik, hukum, dan budaya. Rumusan Ilmu Pengetahuan Sosial berdasarkan
realitas dan fenomena sosial melalui pendekatan interdisipliner.

Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki


keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan kebulatan
wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah, sedangkan sejarah
memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai
periode. Antropologi meliputi studi-studi komparatif yang berkenaan dengan nilai-
nilai, kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi, organisasi politik,
ekspresi-ekspresi dan spiritual, teknologi, dan benda-benda budaya dari budaya-
budaya terpilih. Ilmu politik dan ekonomi tergolong ke dalam ilmu-ilmu tentang
kebijakan pada aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan pembuatan
keputusan. Sosiologi dan psikologi sosial merupakan ilmu-ilmu tentang perilaku
seperti konsep peran, kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol sosial.
Secara intensif konsep-konsep seperti ini digunakan ilmu-ilmu sosial dan studi-
studi sosial.

Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi


peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat,
memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang
terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang
menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut
dapat dicapai manakala program-program pembelajaran IPS di sekolah
diorganisasikan secara baik.

4. Dewasa ini banyak berkembang opini bahwa, mata pelajaran IPS itu
diajarkan untuk mengembangkan ranah kognitif (pengetahuan) saja?
Apakah anda setuju dengan pendapat tersebut? Jelaskan! Bagaimana
seharunya pembelajaran IPS dilaksanakan?

Tujuan pembelajaran IPS tidak hanya menekankan pada aspek pengetahuan


saja, melainkan juga pembinaan peserta didik untuk mengembangkan dan
menerapkan nilai-nilai pengetahuan tersebut di tengah masyarakat. Nilai-nilai
tersebut misalnya tenggang rasa dan tepo sliro, kepedulian terhadap sesama
dan lingkungan, disiplin, ketaatan, keteraturan, etos kerja, dan lain-lain.

Selain itu tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi


peserta didik atau siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di
masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala
ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi
sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa
masyarakat.

Pendekatan konstruktivistik dapat digunakan oleh guru IPS dalam


mengembangkan materi ajar di kelas. Selama ini pengajaran IPS di sekolah
masih menggunakan pendekatan tradisional seperti ceramah, diskusi, dan lain-
lain, serta lebih menekankan pada aspek-aspek kognitif dan mengabaikan
keterampilan-keterampilan sosial. Konsekuensi dari metode tersebut adalah
siswa merasa bosan terhadap materi pelajaran IPS dan dalam jangka panjang,
tentu saja, akan terjadi penurunan kualitas pembelajaran itu sendiri.
Dalam pendekatan konstruktivistik proses belajar-mengajar dilakukan bersama-
sama oleh guru dan peserta didik dengan produk kegiatan adalah membangun
persepsi dan cara pandang siswa mengenai materi yang dipelajari,
mengembangkan masalah baru, dan membangun konsep-konsep baru dengan
menggunakan evaluasi yang dilakukan pada saat KBM (Kegiatan Belajar
Mengajar) berlangsung (on going evaluation). Dengan pengajaran ini, kualitas
pengajaran dapat ditingkatkan, siswa dipandang sebagai individu yang mandiri
yang memiliki potensi belajar dan pengembang ilmu. Apabila pendekatan itu
digunakan maka guru IPS dapat memandang siswa sebagai rekan belajar dan
pengembang ilmu sehingga akan tercipta hubungan yang kemitraan antara
keduanya.
Dalam pandangan Brook and Brook (1999) pendekatan konstruktivistik
mengharuskan guru-guru IPS untuk melakukan hal-hal berikut ini :

a. Mendorong dan menerima otonomi dan inisiatif siswa dalam


mengembangkan materi pembelajaran.
b. Menggunakan data mentah dan sumber utama (primary resources), untuk
dikembangkan dan didiskusikan bersama-sama dengan siswa di kelas.
c. Memberikan tugas kepada siswa untuk mengembangkan klasifikasi, analisis,
melakukan prediksi terhadap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari, dan menciptakan konsep-konsep baru.
d. Bersifat fleksibel terhadap respond an interprestasi siswa dalam masalah-
masalah social, bersedia mengubah strategi pembelajaran yang tergantung
pada minat siswa, serta mengubah isi pelajaran sesuai dengan situasi dan
kondisi siswa
e. Memfasilitasi siswa untuk memahami konsep sambil mengembangkannya
melalui dialog dengan siswa.
f. Mengembangkan dialog antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan
rekan-rekannya.
g. Menghindari penggunaan alat test untuk mengukur keberhasilan siswa
h. Mendorong siwa untuk membuat analisis dan elaborasi terhadap maslaah-
masalah kontroversial yang dihadapinya.
i. Memberi peluang kepada siswa untuk berpikir mengenai maslaah yang
dihadapi siswa
j. Memberi peluang kepada siswa untuk membangun jaringan konsep serta
membentuk methapora.

Anda mungkin juga menyukai