Anda di halaman 1dari 9

Abstrak

Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mendiskripsikan problematika


pembelajaran IPS dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi problematika pembelajaran
pada mata pelajaran IPS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif deskriptif yaitu dengan cara menggunakan teknik pengumpulan data
diantaranya yaitu teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi. Data yang
didapat dari teknik observasi, wawancara dan dokumentasi adalah masalah yang
berkaitan dengan problematika pembelajaran IPS Terpadu dan upaya guru untuk
mengatasi problematika pembelajaran IPS antaralain adalah problematika guru dan
problematika siswa, dimana problematika guru disini mencangkup kurangnya sarana dan
prasarana yang menunjang proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS, penggunaan
metode belajar yang masih monoton, masih kurangnya penguasaan kelas, sumber
belajar/materi bahan ajar yang digunakan oleh guru untuk mengajar siswa –siswi
masih kurang dan nilai sebagian siswa-siswi yang rendah pada mata pelajaran IPS.
Sedangkan poblematika yang dihadapi oleh siswa adalah malas belajar, tidak
memperhatikan guru dan cepat bosan. Adapun upaya yang dilakukan untuk
mengatasi problematika pembelajaran IPS yaitu dengan cara guru melakukan
pertemuan dengan wali murid siswa-siswi yang bermasalah pada mata pelajaran IPS
setiap menjelang libur semester, kemudian melakukan sharing dengan kepala sekolah
terkait dengan masalah yang dihadapi ketika proses pembelajaran IPS, guru mencoba
untuk mencari dan menerapkan metode belajar yang bervariasi pada siswa-siswi selain
dari metode ceramah, dan melakukan program remidial untuk siswa-siswi yang bermasalah
dengan nilai pada mata pelajaran IPS.

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Pembelajaran IPS menjadi salah satu yang diteliti diantara sekian banyak
matapelajaran yang diajarkan pada sekolah formal karena bertolak dari
permasalahan yang terjadi pada masyarakat Indonesia. Tujuan pembelajaran IPS
adalah untuk menjadikan warna negara yang baik. Indikator warga negara yang
baik yakni memiliki kemampuan Berpikir kritis/berpikir positif; mampu
berkomunikasi yang baik; Mampu bersinergi/kerjasama yang baik; mampu
beradaptasi yang baik; dan Memiliki kejujuran dan keterbukaan. Fenomena di
masyarakat Indonesia masih menunjukkan balikan dari tujuan ideal setelah
mempelajari IPS. Jika hal tersebut masih terjadi padamasyarakat Indonesia, maka
dapat dikatakan bahwa
proses pembelajaran IPS belum mengembangkan kemampuan menjadi warga
negara yang baik. Oleh karena perlu untuk diungkapkan permasalahan apa saja
dalam pembelajaran IPS sehingga dapat efektif dicari solusi yang tepat untuk
mewujudkan tujuan pembelajaran IPS.
Hal ini kerap dialami siswa, tidak sedikit diantara mereka yang mengantuk
ketika pelajaran apalagi pelajaran IPS yang menekan siswa untuk lebih banyak
membaca dan menghafal materi. Para guru hendaknya mengetahui hal-hal yang
dapat menyebabkan kebosanan dan kepenatan yang membuat siswa enggan untuk
belajar mata pelajaran IPS.

B. Adapun rumusan masalah yang dapat kami susun adalah sebagai berikut:
1. Apa definisi pendidikan IPS?
2. Apa problematika dalam pembelajaran IPS SD?
3. Bagaimana solusi untuk mengatasi problematika dalam pembelajaran IPS SD?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN MAKALAH


Adapun manfaat dan tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi pendidikan IPS.
2. Untuk mengetahui problematika dalam pembelajaran IPS SD.
3. Untuk mengetahui solusi untuk mengatasi problematika dalam pembelajaran IPS
SD.
Pembahasan

A. Definisi Pendidikan IPS


Pendidikan IPS terdiri dari dua kata yaitu pendidikan dan IPS. Pendidikan
mengandung pengertian suatu perbuatan yang disengaja untuk menjadikan manusia
memiliki kualitas yang lebih baik. Dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti
menjadi mengerti dan sebagainya. Selanjutnya untuk memahami pengertian
pendidikan, silahkan Anda perhatikan definisi pendidikan yang dirumuskan dalam
pasal 1 undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
berikut ini :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pengertian IPS merujuk pada kajian yang memusatkan perhatiannya pada
aktivitas kehidupan manusia. Berbagai dimensi manusia dalam kehidupan sosialnya
merupakan fokus kajian dari IPS. Aktivitas manusia dilihat dari dimensi waktu
yang meliputi masa lalu, sekarang dan masa depan. Aktivitas manusia yang
berkaitan dalam hubungan dan interaksinya dengan aspek keruangan atau
geografis. Aktivitas sosial manusia dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya
dalam dimensi arus produksi, disitribusi dan konsumsi. Selain itu dikaji pula
bagaimana manusia membentuk seperangkat peraturan sosial dalam menjaga pola
interaksi sosial antar manusia dan bagaimana cara manusia memperoleh dan
mempertahankan suatu kekuasaan. Pada intinya, fokus kajian IPS adalah berbagai
aktivitas manusia dalam berbagai dimensi kehidupan sosial sesuai dengan
karakteristik manusia sebagai makhluk sosial (homo socius).
Ilmu Pengetahuan Sosial atau socialstudies merupakan pengetahuan
mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat. Di Indonesia
pelajaran ilmu pengetauan sosial disesuaikan dengan berbagai prespektif sosial
yang berkembang di masyarakat. Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat
dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau
siswa dan siswi atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain,
baik yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau.

B. Problematika Dalam Pembelajaran IPS


IPS atau Social Studies mempunyai tugas mulia dan menjadi fondasi
penting bagi pengembangan intelektual, emosional, kultural, dan sosial peserta
didik, yaitu mampu menumbuhkembangkan cara berfikir, bersikap, dan
berperilaku yang bertanggungjawab selaku individual, warga masyarakat, warga
negara, dan warga dunia. Selain itu IPS pun bertugas mengembangkan potensi
peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat,
memiliki sikap mental positif untuk perbaikan segala ketimpangan, dan terampil
mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya
sendiri maupun yang di masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala
program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik.
Di satu sisi, pembelajaran IPS sering dianggap (1) ”second class” setelah
IPA, (2) IPS tidak memerlukan kemampuan yang tinggi dan cenderung lebih santai
dalam belajar; (3) IPS sering kali dianggap jurusan yang tidak dapat menjamin
masa depan dan sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih prestigius di
masyarakat. Di sisi lain, melemahnya nasionalisme, maraknya penyimpangan sosial
seperti tawuran, korupsi, hedonisme, disintegrasi bangsa, ketidakramahan terhadap
lingkungan, individualisme, krisis kepercayaan, dan sebagainya merupakan fakta
yang disebabkan lemahnya modal sosial. Pengembangan modal sosial merupkan
tugas utama pembelajaran IPS. Maraknya masalah sosial tersebut boleh jadi
disebabkan dianggap remehnya pendidikan IPS.
Pendidikan IPS, memang mengalami tantangan yang sangat berat, disaat
kaum ibu masuk ke dalam sektor publik, maka pendidikan anak di rumah menjadi
terabaikan, disaat budaya baca belum terbentuk maka budaya visual melalui TV
masuk dengan intensif, di saat modal sosial belum terbina, individualisme melalui
permainan, home schooling, tugas individual menjadi kebutuhan dan tuntutan,
disaat etos kerja atau belajar dan produktivitas belum terbina, budaya santai telah
terbentuk, disaat profesionalisme semakin sulit digapai, maka tuntutan materi
begitu mendesak. Keteladanan pun menjadi menjadi sesuatu yang sangat langka.
Kesenjangan antara teori dan aplikasi kerap pula terjadi karena berbagai kendala.
Penamaaan IPS sebenarnya sudah melekat dengan keterpaduan (integrated)
ilmu- ilmu sosial, tujuannya sudah jelas untuk meningkatkaan kepekaan dan
keterampilan dalam memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan psikologi
perkembangan peserta didik.
Tujuan pembelajaran IPS adalah menemukan program pembelajaran IPS
untuk meningkatkan kompetensi keterampilan sosial peserta didik. Tujuan utama
tersebut dapat dijabarkan menjadi tujuan-tujuan khusus sebagai berikut. (a)
Melakukan analisis kurikulum IPS untuk memahami misi dan tujuan yang harus
dicapai sesuai dengan standar kompetensi di tiap jenjang pendidikan, (b)
Menetapkan topik IPS yang cocok untuk meningkatkan keterampilan sosial bagi
peserta didik (c) Menemukan bahan ajar, metode, media, penilaian dalam
pembelajaran IPS untuk meningkatkan keterampilan sosial bagi peserta didik.
Agar pembelajaran IPS lebih bermakna dan dapat memberikan kontribusi
yang lebih berarti pada peningkatan kualitas manusia, cerdas secara intelektual,
memiliki kompetensi personal yaitu bertanggungjawab dan disiplin, kompetensi
sosial yaitu mempu beradaptasi, berempati, toleransi, kerjasama, kepercayaan,
kepekaan terhadap masalah-masalah sosial yang muncul di lingkungan sekitarnya,
dan kompetensi vokasional dalam arti mampu menjalin dan mengembangkan
jejaring kerja.
Dalam kegiatan belajar mengajar pasti sering terjadi masalah yang dapat
menghambat suksesnya proses belajar. Dibawah ini adalah beberapa masalah yang
sering terjadi saat belajar. Masalah-masalah belajar adalah segala masalah yang
terjadi selama proses belajar itu sendiri. Masalah-masalah belajar tetap akan
dijumpai. Hal ini merupakan pertanda bahwa belajar merupakan kegiatan yang
dinamis, sehingga perlu secara terus menerus mencermati perubahanperubahan
yang terjadi pada siswa.
Masalah-masalah belajar baik intern maupun ekstern dapat dikaji dari
dimensi guru maupun dimensi siswa, sedangkan dikaji dari tahapannya, masalah
belajar dapat terjadi pada waktu sebelum belajar, selama proses belajar dan
sesudah, sedangkan dari dimensi guru, masalah belajar dapat terjadi sebelum
kegiatan belajar, selama proses belajar dan evaluasi hasil belajar. Masalahnya
sering kali berkaitan dengan pengorganisasian belajar.
1. Masalah pembelajaran IPS yang berasal dari siswa.
Kesiapan belajar, dapat dilihat dari kesediaan siswa untuk mencatat
pelajaran, mempersiapkan buku, alat-alat tulis atau hal-hal yang diperlukan.
Namun, bila mana siswa tidak memiliki minat untuk belajar, maka siswa tersebut
cenderung mengabaikan kesiapan belajar. Masalah lain yang juga bersumber dari
siswa adalah Motivasi Belajar, yaitu motivasi individu dimanfestasikan dalam
bentuk ketekunan dalam belajar, kesungguhan dalam menyimak, mengerjakan
tugas dan sebagainya. Oleh karena itu, rendahnya motivasi merupakan masalah
dalam belajar yang memberikan dampak bagi ketercapaianya hasil belajar yang
diharapkan. Konsentrasi Belajar, Kesulitan berkonsentrasi merupakan indikator
adanya masalah belajar yang dihadapi siswa, karena hal itu akan menjadi kendala
di dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan. Untuk membantu siswa agar
dapat berkonsentrasi dalam belajar tentu memerlukan waktu yang cukup lama, di
samping menuntut ketelatenan guru. Mengelolah Bahan Ajar, siswa mengalami
kesulitan di dalam mengelolah bahan, maka berarti ada kendala pembelajaran yang
dihadapi siswa yang membutuhkan bantuan guru. Bantuan guru tersebut hendaknya
dapat mendorong siswa agar memiliki kemampuan sendiri untuk terus mengelolah
bahan belajar, karena konstruksi berarti merupakan suatu proses yang berlangsung
secara dinamis.
Kebanyakan siswa menganggap bahwa pelajaran IPS tidak membawa
manfaat. Mata pelajaran IPS dianggap tidak memiliki sumbangsih yang berarti bagi
dinamika dan pembangunan bangsa.
2. Masalah Pengajaran yang berasal dari Faktor Guru
Beberapa peneliti bahkan menemukan letak kejemuan peserta didik
terhadap mata pelajaran IPS ada pada figur guru yang kurang profesional dalam
mengajar. Para pengajar IPS rata-rata bukan yang berlatarbelakang pendidikan IPS,
sehingga kurang memahami materi. Sekian persen guru menyampaikan materi
secara textbook tanpa variasi, monoton, kurang humor, dan tetap menggunakan
metode konvensional yaitu ceramah yang cenderung membosankan. Penyebab
lainnya adalah kurang optimalnya penggunaan media belajar seperti peta, foto,
replika andi, artefak, fosil dan juga media beerbasis tekhnologi seperti internet
access dan mobile learning.

C. Solusi Untuk Mengatasi Problematika Dalam Pembelajaran IPS


Dalam proses belajar mengajar untuk bisa mengatasi problematika pembelajaran
kepada siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS terpadu sebaiknya para guru harus
mengubah cara mengajarnya atau sistem pembelajarannya. Sehingga para siswa
lebih giat dan serius lagi dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa pun lebih
santai dan senang dalam pembelajaran berlangsung.
Ada tiga solusi didalam mengatasi problematika pembelajaran IPS Terpadu, yakni :
1. Guru harus memiliki kompetensi dasar
Menurut Muhibbin Syah, ada sepuluh kompetensi dasar yang harus dimiliki guru
dalam upaya peningkatan keberhasilan belajar mengajar, yaitu:
a. Menguasai bahan
b. Mengelola program belajar mengajar
c. Mengelola kelas
d. Menggunakan media atau sumber belajar
e. Menguasai landasan-landasan kependidikan
f. Mengelola interaksi belajar mengajar
g. Menilai prestasi siswa untuk pendidikan dan pengajaran
h. Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan
i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
j. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil pendidikan guna
keperluan pengajaran.
Solusi dalam mengatasi problematika pendidikan IPS adalah sebagai
berikut:
“Karena sekarang ini kita tahu bahwa sekarang minat baca buku para siswa-siswi
kurang, jadi sebagai seorang pendidik kita diharuskan untuk bisa temukan cara
yang tepat dan mengasikkan untuk siswa-siswi ini, salah satunya adalah
pendidik harus bisa menguasai kelas dengna baik dan terintegrasi dengan
pelajaran yang lain’’.
2. Diperlukan metode dan media pembelajaran yang bervariasi
Metode pembelajaran adalah menuntut guru dalam merancang berbagai
metode pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran pada
diri siswa. Rancangan ini merupakan acuan dan panduan, baik bagi guru itu
sendiri maupun bagi siswa. Keaktifan dalam pembelajaran tercermin dari
kegiatan baik yang dialakukan guru maupun siswa. Agar terciptanya
pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan perlu ada media
pembelajaran yang bervariasi agar siswa tidak mudah jenuh didlam proses
belajar.

PENUTUP
Kesimpulan
Kendala-kendala yang mempengaruhi proses pembelajaran di dalam kelas
antara lain adalah (1) perkiraan yang tidak tepat terhadap inovasi (2) konflik dan
motivasi yang kurang sehat (3) lemahnya berbagai faktor penunjang sehingga
mengakibatkan tidak berkembangnya inovasi yang dihasilkan (4) keuangan
(financial) yang tidak terpenuhi (5) penolakan dari sekelompok tertentu atas
hasil inovasi, serta (6) kurang adanya hubungan sosial dan publikasi.
Solusi dari permaslahan ke IPSan adalah menitikberatkan pada kompetensi
yang seharusnya dimilki oleh guru. Disamping itu, Ketersediaan prasarana dan
sarana pembelajaran berdampak pada terciptanya iklim pembelajaran yang
kondusif. Terjadinya kemudahan bagi siswa untuk mendapatkan informasi dan
sumber belajar yang pada gilirannya dapat mendorong berkembangnya motivasi
untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas disrankan sebagai berikut:
1. Guru perlu memberikan motivasi dan pengertian kepada peserta didik
mengenai pentingnya pembelajaran IPS.
2. Guru haru meningkatkan ketermpilannya dengn cara ikut seminar atau
pelatihan dalam menilai aspek afektif.
3. Dalam mengatasi kendala yang ditemui siswa maupun guru adalah dengan
mengoptimalkan jam pelajaran sebaik mungkin sehingga efektif dan
bermakna.

DAFTAR PUSTAKA
Dani, Muhammad. 2019. “Analisis Problematika Pembelajaran Ips Terpadu Bagi Siswa
Kelas Viii Smp Islam Ihya Ulumuddin Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat Tahun
Pelajaran 2019/2020” diakses dari http://etheses.uinmataram.ac.id/486/1/Muhammad
%20Dani%20151136255.pdf pada 22 Agustus 2022 pukul 22.13
Karima, Muhammad Kaulan dan Ramadhani. 2018. “Permasalahan Pembelajaran Ips dan
Strategi Jitu Pemecahannya” diakses dari
http://repository.uinsu.ac.id/5722/1/PERMASALAHAN%20PEMBELAJARAN%20IPS
%20DAN%20STRATEGI%20JITU%20PEMECAHANNYA.pdf pada 22 Agustus 2022
pukul 23.22
Komar, Abd. dan Winarsih, Nining. 2020. “Problematika Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial Di Tingkat Sekolah Dasar: Studi Kasus Sdn Kebonsari Kulon 3 Kota Probolinggo
Tahun Ajaran 2020-2021” hlm 240-243 diakses dari
https://ejournal.inzah.ac.id/index.php/alfikru/article/download/517/422/ pada 22 Agustus
2022 pukul 23.57
Putri, Septi Dwi dan Citra, Desy Eka. 2019. “Problematika Guru Dalam Menggunakan
Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Ips Di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Kota
Bengkulu” diakses dari
https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/plugins/generic/pdfJsViewer/pdf.js/build/pdf.worker.js
pada 23 Agustus 2022 pukul 00.28
Wibowo, Djoko Rohadi. 2020. “Problematika Guru SD Dalam Pembelajaran IPS Jarak
Jauh
Di Masa Pandemi Covid-19” diakses dari
http://www.ejournal.radenintan.ac.id/index.php/terampil/article/download/7538/4299 pada
23 Agustus 2022 pukul 01.24

Anda mungkin juga menyukai