Anda di halaman 1dari 9

HAKIKAT, TUJUAN, DAN MANFAAT MENULIS

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Membaca dan Menulis

Dosen Pengampu : Dr. Masrin, M.Pd

Disusun Oleh: Kelompok 6 (Enam)


1. Mohamad Ilham F (20187179044)
2. Sumiati (20187179006)
3. Siti Jubaedah (2019717900..)

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS INDRAPASTA PGRI
JAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata menulis berasal


dari kata tulis. Tulis adalah ada huruf (angka dan sebagainya) yang dibuat (digurat dan
sebagainya) dengan pena (pensil, cat, dan sebagainya). Menulis adalah membuat huruf,
angka , dan sebagainya dengan pena, pensil, cat, dan sebagainya melahirkan pikiran
atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, dan sebagainya dengan tulisan.
Menulis berarti menyampaikan pikiran, perasaan, atau pertimbangan melalui tulisan.
Alatnya adalah bahasa yang terdiri atas kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan
wacana. Pikiran yang di-sampaikan kepada orang lain harus dinyatakan dengan kata
yang mendukung makna secara tepat dan sesuai dengan apa yang ingin dinyatakan.
Kata-kata itu harus disusun secara teratur dalam klausa dan kalimat agar orang dapat
menangkap apa yang ingin disampaikan itu. Makin teratur bahasa yang digunakan,
makin mudah orang menang-kap pikiran yang disalurkan melalui bahasa itu. Oleh
karena itu, keterampilan menulis di sekolah sangatlah penting.
BAB II
PEMBAHASAN

Hakekat Menulis, Tujuan Menulis, dan Manfaat Menulis

1. Hakekat Menulis
Menulis arti pertamannya ialah membuat huruf, angka, nama, dan sesuatu
tanda kebahasaan apa pun dengan sesuatu alat tulis pada suatu halaman tertentu.
Kini dalam pengertiannya yang luas menulis merupakan kata sepadan yang
mempunyai arti yang sama seperti mengarang (The Liang Gie, 2002: 3). Menulis
merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis
untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari
proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Mathedu Unila,
(http://definisi-pengertian.blogspot.com/2010/04/ pengertian-menulis.html).
Menulis dapat juga didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan
(komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan
adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan
sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya.
Dengan demikian, dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang
terlibat: penulis sebagai penyampai pesan (penulis), pesan atau isi tulisan, saluran atau
media berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan (Suparno, 2006: 1.3).
Menulis adalah kegiatan memaparkan isi jiwa, pengalaman, dan penghayatan dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alatnya. Kemampuan orang memakai bahasa
tulis sebagai wadah, alat, dan media untuk memaparkan isi jiwa serta pengalaman
disebut kemampuan menulis (M. Silitonga dkk, 1984: 9). Menulis merupakan suatu
kegiatan yang produktif dan ekspresif (H.G. Tarigan, 2008: 3). Menulis juga diartikan
sebagai suatu proses kegiatan pikiran manusia yang hendak mengungkapkan
kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada diri sendiri dalam tulisan
(Widyamartaya, 1991: 9). Sementara itu Lado (1979:143) dalam buku H.G. Tarigan
yang berjudul Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (2008: 22)
mengemukakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang
grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga
orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka
memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Selain itu, agar penyampaian pesan itu
dapat diterima dan dipahami oleh pembaca, ada beberapa hal yang perlu dikuasai oleh
seseorang (penulis), yaitu:

a. Menguasai isi karangan, yaitu kemampuan untuk menguasai ide


atau gagasan yang dikemukakan;
b. menguasai bentuk-bentuk karangan, yaitu kemampuan menyusun
dan menyajikan isi karangan;
c. menguasai tata bahasa, yaitu menguasai tata bahasa, bentuk-bentuk
tata bahasa, dan pola kalimat;
d. menguasai gaya bahasa, yaitu kemampuan menulis struktur dan kosa
kata untuk memberikan nada dan warna tertentu dalam karangan;
e. Menguasai ejaan atau tanda baca, yaitu kemampuan menggunakan tata
cara penulisan yang sesuai dengan kaidah dalam bahasa (Amran Halim,
1984: 100).

2. Tujuan Menulis
Setiap kita akan melakukan sesuatu hal, tentu kita memiliki tujuan tertentu
mengapa hal itu kita lakukan. Begitu pula dengan kegiatan menulis. Pada dasarnya
menulis bertujuan untuk mengungkapkan pikiran, gagasan, dan maksud kepada orang
lain secara jelas dan efektif. Setiap tulisan memiliki tujuannya masing-masing,
namun secara umum Tarigan (2008) mengemukakan tujuan menulis yaitu:
a. memberitahukan atau mengajar;
b. meyakinkan atau mendesak;
c. menghibur atau menyenangkan;
d. mengutarakan atau mengekspresikan perasaan atau emosi yang berapi-api.
Menurut Widyamartaya (1991: 130).Kegiatan yang kita lakukan pada akhirnya
pasti akan mamiliki fungsi tersendiri baik bagi diri kita sendiri maupun orang lain,
sama halnya dengan kegiatan menulis. Fungsi menulis diantaranya yaitu:
a. memperdalam suatu ilmu dan penggalian hikmah-hikmah pengalaman;
b. membuktikan sekaligus menyadari potensi ilmu pengetahuan, ide, dan
pengalaman hidupnya;
c. bisa mengembangkan hidupnya dan ilmu pengetahuan serta idenya yang
berguna bagi masyarakat;
d. untuk meningkatkan prestasi kerja serta memperluas media profesi;
e. memperlancar mekanisme kerja serta masyarakat intelektual, dialog
ilmu pengetahuan dan humaniora, pelestarian, pengembangan, dan
penyempurnaan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai humaniora tersebut
Selanjutnya, menurut Hugo Hartig dalam Tarigan (1994:24) mengemukakan
tujuan menulis sebagai berikut:

a. assigment purpose (tujuan penugasan), yaitu menulis yang dilakukan untuk


tujuan menyelesaikan tugas buka atas kemauan sendiri;
b. altrustic purpose (tujuan altruistik), bertujuan untuk menyenangkan para
pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan
penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan
menyenangkan dengan karyanya itu;
c. persuasive purpose (tujuan persuasif), yaitu tulisan yang bertujuan meyakinkan
para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan;
d. informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan), yaitu tulisan
yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para
pembaca;
e. self-ekpresive (tujuan pernyataan diri), yaitu tulisan yang bertujuan
memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca;
f. creative purpose (tujuan kreatif), yaitu tulisan yang bertujuan mencapai nilai-
nilai artistic, nilai-nilai kesenian;
g. problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah), yaitu keinginan penlis
untuk memecahkan masalah dengan menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi
serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan sebdiri agar dapat
dimengerti dan diterima oleh para pembaca.

3. Manfaat Menulis
Menulis memiliki peran yang sangat penting bagi manusia yang selalu dituntut
untuk bersosialisasi dengan orang lain, banyak manfaat yang bisa diperoleh dari
aktivitas menulis. Komaidi (2007:12) menyebutkan beberapa manfaat dari aktivitas
menulis sebagai berikut.

a. Kalau kita ingin menulis pasti menimbulkan rasa ingin tahu (curiocity) dan
melatih kepekaan dalam melihat realitas di sekitar. Kepekaan dalam melihat
suatu realitas lingkungan itulah yang kadang tidak dimiliki oleh orang yang
bukan penulis.
b. Dengan kegiatan menulis mendorong kita untuk mencari referensi seperti buku,
majalah, Koran, jurnal dan sejenisnya. Dengan membaca referensi-referensi
tersebut tentu kita akan semakin bertambah wawasan dan pengetahuan kita
tentang apa yang akan kita tulis.
c. Dengan aktivitas menulis, kita terlatih untuk menyusun pemikiran dan argumen
kita secara runtut, sistematis dan logis.
d. Dengan menulis secara psikologis akan mengurangi tingkat ketegangan dan
stres kita. Segala uneg-uneg, rasa senang, atau sedih bisa ditumpahkan lewat
tulisan di mana dalam tulisan orang bisa bebas menulis tanpa diganggu atau
diketahui oleh orang lain.
e. Dengan menulis di mana hasil tulisan kita dimuat oleh media massa atau
diterbitkan oleh suatu penerbit kita akan mendapatkan kepuasan batin karena
tulisannya dianggap bermanfaat bagi orang lain, selain itu juga memperoleh
honorarium (penghargaan) yang membantu kita secara ekonomi.
f. Dengan menulis dimana tulisan kita dibaca oleh banyak orang (mungkin
puluhan, ratusan, ribuan, bahkan jutaan) membuat sang penulis semakin popular
dan dikenal oleh publik pembaca.

Pendapat di atas menunjukkan bahwa manfaat menulis adalah menimbulkan rasa ingin
tahu, mencari referensi, aktivitas menulis, mengurangi tingkat ketegangan dan stres,
dan bermanfaat bagi orang lain. Hal serupa diungkapkan Hernowo (2005:81), manfaat
menulis sebagai berikut.

a. Mengatasi ihwal ketidak tahuan.


b. Mengelola kepercayaan yang mengekang dan tidak tepat.
c. Memperbaiki perasaan kurang menghargai diri sendidri.
d. Mengusir rasa gengsi.

Manfaat menulis yang diungkapkan Hernowo di atas yaitu mengatasi ketidaktahuan,


maksudnya manfaat dari sering menulis sebagai penulis akan mengetahui letak
kesalahan dari tulisan yang telah penulis tulis, mengelola kepercayaan yang mengekang
dan tidak tepat, mengendalikan rasa takut, memperbaiki perasaan kurang menghargai
perasaan diri sendiri dan mengusir rasa gengsi. Hal yang berbeda diungkapkan
Pennebaker dalam Hernowo (2005:54), manfaat menulis sebagai berikut.
a. Menulis menjernihkan pikiran.
b. Menulis mengatasi trauma.
c. Menulis membantu mendapatkan dan mengingat informasi baru.
d. Menulis membantu memecahkan masalah.
e. Menulis dengan bebas membantu ketika terpaksa harus menulis.

Manfaat menulis menurut Pennebeker adalah dengan seringnya menulis akan


membuat pikiran jernih, mengatasi trauma dituangkan ke dalam tulisan, dengan
menulis dapat membantu mendapatkan dan mengingat informasi baru, memecahkan
masalah melalui sebuah tulisan karena semua yang ada dalam pikiran dituangkan ke
dalam tulisan, dan terakhir manfaat menulis secara bebas dapat membantu ketika
terpaksa harus menulis.
Semi (2007:4) berpendapat bahwa manfaat menulis dapat menimbulkan rasa
ingin tahu (curiocity) dan melatih kepekaan dalam melihat realitas disekitar lingkungan
itulah yang kadang tidak dimiliki oleh orang yang bukan penulis. Seseorang dalam
menulis memiliki rasa ingin tahu dan melatih kepekaannya terhadap lingkungan sekitar.
Pendapat lain diemukakan oleh Laksana (2007:10), manfaat menulis dapat menambah
wawasan, melatih diri untuk berpikir lebih baik dan memelihara akal sehat, manfaat
menulis dapat memberikan kekuatan lisan dan kemahiran menulis dengan gerakan lidah
dan penanya. Manfaat menulis menambah wawasan kita untuk berpikir lebih baik dan
memelihara akal sehat. Menurut Syamsudin (2005:3), manfaat menulis dapat membuat
kegiatan yang produktif dan ekspresif sehingga tata tulis, struktur bahasa, dan kosakata
dapat bermanfaat bagi penulis. Manfaat menulis dapat mamberikan pendapat, ide, dan
pikiran melalui hasil tulisan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
kegiatan menulis memiliki manfaat yang sangat luas. Selain dapat mengenali
kemampuan dan potensi diri, menulis merupakan cara menyampaikan pesan berupa
pengetahuan, pikiran, peasaan, dan pengalaman kita kepada orang lain.
BAB III
PENUTUP

Menulis adalah sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan


seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Dalam pengertian yang lain, menulis
adalah kegiatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan yang
diharapkan dapat dipahami oleh pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi secara
tidak langsung. Manfaat menulis mengemukakan bahwa: menulis menyumbang
kecerdasan, menulis mengem-bangkan daya inisiatif dan kreativitas, menulis
menumbuhkan keberanian, dan menulis mendorong kemauan dan kemampuan
mengumpulkan informasi. Menulis sebagai aktivitas berbahasa tidak dapat dilepaskan
dari kegiatan berbahasa lainnya. Apa yang diperoleh melalui menyimak, membaca dan
berbicara, akan memberinya masukan berharga untuk kegiatan menulis. Meskipun
demikian, menulis sebagai suatu aktivitas berbahasa tulis memiliki perbedaan, terutama
dengan kegiatan berbahasa lisan. Perbedaan itu menyangkut kecaraan serta konteks dan
hubungan antar unsur yang terlibat, yang berimplikasi pada ragam bahasa yang
digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S., Maidar, G.A., dan Sakura, H.R. (1998). Pembinaan Kemampuan Menulis
Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
“Hakikat Menulis” Akip Efendi http://anaozen.blogspot.com/2017/03/hakikat-
menulis.html

Anda mungkin juga menyukai