KONSEP MENULIS
Oleh:
2018-A
Malang
KONSEP MENULIS
Sebelum menulis, seorang penulis harus memahami konsep dasar menulis dengan baik.
Konsep dasar menulis terkait definisi menulis, tujuan menulis, ragam tulisan, tahapan menulis,
dan problem menulis harus dikuasai. Selanjutnya, penulis dapat menuangkan gagasan dan
A. Definisi Menulis
Definisi menulis banyak disampaikan para ahli dan institusi. Berikut ini sepuluh
1984:40).
2. Menulis merupakan suatu kegiatan partisipatif aktif yang melibatkan berbagai poses
dalam mengolah suatu pesan agar mampu dipahami atau diterima oleh pembaca.
pemahaman suatu bahasa sedemikian rupa sehingga orang lain dapat membaca
simbol-simbol grafis itu sebagai bagian penyajian satuan-satuan ekspresi bahasa (Lado
5. Menulis merupakan suatu proses, yaitu proses penulisan. Ini berarti bahwa kita
melakukan kegiatan itu dalam beberapa tahap yaitu tahap prapenulisan, tahap
penulisan, dan tahap revisi. Tulisan yang baik dapat menghubungkan antara penulis
sebagai pemberi pesan dan pembaca sebagai penerima pesan. Pesan yang akan
disampaikan harus ditulis secara sistematis agar pembaca dapat menangkap pesan
6. Menulis adalah menuangkan ide, pikiran, perasaan, dan kemauan dengan wahana
7. Menulis adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan
(emosional) dan belahan otak kiri (logika). Aktivitas otak kanan untuk keterampilan
penelitian dan tanda baca, sedangkan aktivitas otak kiri yaitu semangat, spontanitas,
emosi, warna, imajinasi, gairah, ada unsur baru, dan kegemberiaan. Aktivitas dalam
penulisan otak kiri dan otak kanan harus bekerjasama, berikut gambar pemanfaatan
kedua belahan otak kiri dan otak kanan dalam menulis (DePorter, 2000:179).
dan terpadu yang berupa pengungkapan dan yang diwujudkan secara tertulis. Menulis
juga merupakan keterampilan yang menuntut penulis untuk menguasai berbagai unsur
di luar kebahasaan itu sendiri yang akan menjadi isi dalam suatu tulisan (Nurgiyantoro,
2001:271).
dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Pesan yang dimaksud di sini adalah
isi atau muatan yang terkandung dalam tulisan, sedangkan tulisan pada dasarnya
adalah rangkaian huruf yang bermakna dengan segala kelengkapan lambang tulisan
seperti ejaan dan pungtuasi. Dengan demikian, menulis merupakan salah satu bentuk
1) Membuat huruf (angka dsb.) dng pena (pensil, kapur, dsb): anak-anak sedang
2) Melahirkan pikiran atau perasaan (spt mengarang, membuat surat) dng tulisan: ~
2008).
B. Manfaat Menulis
tak luput dari kegiatan beraksara tulis. Siswa SD/MI, SMP/Mts, SMA/SMK/MA,
mahasiswa Perguruan Tinggi, hingga orang-orang dewasa yang melek teknologi tentu tak
luput dari kegaitan menulis pesan pendek. Guru menulis di papan tulis untuk keperluan
kegiatan pengajaran di sekolah. Dosen pun demikian. Wartawan menulis berita di koran.
Pedagang pun membutuhkan alat tulis jika dia sedang menghitung total harga yang harus
dibeli pembeli. Bahkan, tukang judi pun membutuhkan alat tulis untuk menghitung.
Demikianlah, menulis memang sudah menjadi kebutuhan hidup di zaman modern ini.
menyatakan bahwa permasalahan yang rumit dapat dipaparkan secara jelas dan sistematis
melalui tulisan. Angka, tabel, grafik, dan skema dapat dipaparkan dengan mudah melalui
tulisan. Tulisan juga lebih mudah digandakan melalui bantuan teknologi produksi. Karya-
karya tulis memiliki daya bukti yang lebih kuat. Selain itu, tulisan memiliki sifat permanen
karena dapat disimpan dan lebih mudah diteliti karena dapat diamati secara perlahan dan
berulang-ulang.
Menulis juga memiliki nilai manfaat, baik secara materiil maupun nonmateriil.
Anda mengenal JK Rowling, penulis Harry Potter? Selain mendapatkan kepuasan dalam
proses menulis kreatifnya, penulis ini menjadi terkenal di seluruh dunia dan mendapatkan
materi yang berlimpah melalui tulisannya. Inilah salah satu bukti konkret manfaat menulis.
Manfaat-manfaat menulis banyak disampaikan para ahli. Berikut ini jabaran para
menggunakan bahasa.
2. Komaidi (2011, 9-10) memberikan enam manfaat menulis. Keenam manfaat tersebut:
a) Menimbulkan rasa ingin tahu dan melatih kepekaan dalam melihat realitas
kehidupan,
b) Mendorong kita untuk mencari referensi lain, misalnya buku, majalah, koran,
c) Terlatih untuk menyusun pemikiran dan argumen secara runtut, sistematis, dan
logis,
a) Menjernihkan pikiran,
b) Mengatasi trauma,
4. Nuruddin (2011, 27—33) memberikan tujuh nilai (yang dianggap sebagai sinonim
a) Nilai kecerdasan,
b) Nilai kependidikan,
c) Nilai kejiwaaan,
d) Nilai kemasyarakatan,
e) Nilai keuangan,
g) Nilai popularitas.
5. Lebih lanjut, dijelaskan Nuruddin (2011:11) bahwa menulis dapat membuat perasaan
dan kesehatan yang lebih baik. Mengacu pada pendapat Dr. Pennebaker bahwa
menulis tentang pikiran dan perasaan terdalam tentang trauma yang dialami
menghasilkan suasana hati yang lebih baik, pandangan positif, dan kesehatan yang
lebih baik. Sementara itu, mengacu pada pendapat Fatimah Merisi bahwa menulis
perasaannya melalui bahasa tulis, baik untuk diri sendiri dan orang lain. Contoh tujuan
menulis untuk diri sendiri antara lain agar tidak lupa, agar rapi, untuk menyusun rencana,
dan untuk menata gagasan/pikiran. Bentuk tulisan tersebut dapat dituangkan dalam buku
harian, catatan perkuliahan, catatan rapat, catatan khusus, dan sebagainya. Contoh tujuan
menulis untuk orang lain antara lain untuk menyampaikan pesan, berita, informasi kepada
sebagainya.
Umumnya, terdapat dua kondisi penulis terkait tujuan menulis. Ada penulis yang
dengan sangat sadar terhadap dampak positif dan negatif terhadap apa yang ditulis. Namun,
ada juga penulis yang tidak menyadarinya kedua dampak tersebut. Seorang penulis
profesional memiliki kesadaran tinggi terhadap tujuan kegiatan penulis. Seorang penulis
amatir terkadang hanya sekadar menuangkan gagasannya ke dalam wujud tulisan hanya
untuk kepuasan dan tidak menyadari dampak pisitif dan negatif dari apa yang sudah
ditulisnya.
Ketika tulisan sudah dibaca dan pesan sudah diterima oleh pembaca, terkadang
penulis baru menyadari dampak tulisannya. Penulis memberikan klarifikasi jika tulisan itu
memberikan dampak negatif. Dampak negatif ini bisa muncul akibat asumsi penulis dan
pembaca yang berbeda. Maksud penulis mengarah ke arah tertentu, sedangkan asumsi
pembaca mengarah ke arah yang lain. Akibatnya, muncul pesan baru yang diterima
pembaca. Sebelumnya, pesan ini tidak dirancang dan diduga oleh penulis. Akhirnya,
1. Fiksi: prosa (cerpen, novel, roman, drama, fabel, mite, dll.) dan puisi (mantra, syair,
2. Nonfiksi: ilmiah (resume, makalah, artikel, laporan penelitian (tugas akhir, skripsi,
tesis, disertasi) dan popular (biografi, petunjuk, surat, resensi, berita, dan opini).
E. Proses Menulis
tulisan. Dalam proses tersebut, menulis terdiri atas tahapan-tahapan kegiatan yang harus
dilalui hingga menghasilkan tulisan. Berikut ini pendapat para ahli tentang proses menulis.
tahapan (a) pra-menulis, (b) saat menulis, dan (c) pasca menulis.
penulisan draf, (c) revisi, (d) penyuntingan, dan (e) publikasi atau pembahasan.
Ellis (1989:144) membagi empat tahap proses menulis, yaitu (a) prewriting, (b)
Ahmadi (1990 :55) menyatakan proses mengarang adalah serangkaian langkah yang
sengaja ditumpangkan pada aturan-aturan khusus dan diarahkan guna mencapai suatu
hasil yang khusus yang terdiri atas empat langkah, yaitu (a) pratulis, (b) menulis, (c)
Farris (1993) mengklasifikasikan proses menulis itu ke dalam empat tahapan, yaitu (a)
pra menulis, (b) menulis, (c) kaji ulang tulisan, dan (d) publikasi.
kasar, (c) berbagi, (d) memperbaiki, (e) penyuntingan, (f) penulisan kembali, dan (g)
evaluasi.
Dapat pula ditambahkan, bahwa kegiatan menulis terdiri atas tahapan-tahapan yang
sangat bergantung pada jenis tulisan. Secara umum, tahapan menulis terdiri atas (a)
perencanaan, (b) pembuatan draf kasar, dan (c) penyuntingan. Secara khusus, tahapan
menulis sangat bergantung pada apa yang ditulis, misal tahapan menulis opini terdiri
atas (a) penggalian ide, (b) pendaftaran ide, (c) pengurutan ide, (d) penyusunan draf
tulisan, (e) perbaikan tulisan, (f) pengkajian tulisan kembali, (g) pengulangan proses
butir (e) dan (f) jika diperlukan, dan (h) publikasi tulisan. Tahapan dalam proses
menyimak, dan berbicara, menulis harus dikuasai oleh pengguna bahasa. Kapan seseorang
dapat dikatakan terampil/mahir dalam menulis? Berikut ini pendapat Mosley (dalam
Seseorang dapat dikatakan memiliki kemampuan tulis tampak empat ciri berikut ini.
http://didin.lecture.ub.ac.id/keterampilan-menulis/konsep-
menulis#:~:text=Menulis%20adalah%20meletakkan%20atau%20mengatur,suatu%20proses
%2C%20yaitu%20proses%20penulisan.