Bahasa
Indonesia
MENULIS
Fakultas
MKCU
Program
Studi
Bahasa
Indonesia
Tatap
Muka
05
Kode MK
Disusun Oleh
90008
Abstract
Kompetensi
Pembahasan
A. HAKIKAT MENULIS
Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat
rumit. Dikatakan rumit, sebab menulis merupakan muara dari keterampilan
berbahasa yang lain dan masih perlu didukung oleh pengetahuan kebahasaan
yang memadai.
Bell dan Burnaby menyatakan menulis merupakan aktivitas kognitif yang
kompleks, sebab pada waktu yang bersamaan penulis harus mengatur sejumlah
variabel (dalam Nunan, 1989:57). Variabel dalam tingkat kalimat terdiri dari
pengaturan isi, susunan, struktur kalimat, kosa kata, tanda baca, dan ejaan,
sedangkan variabel di luar kalimat adalah penyusunan dan penggabungan
kalimat menjadi sebuah paragaraf.
Menulis, menurut Mc Crimmon (1976:2), merupakan kegiatan menggali pikiran
dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis,
menentukan cara menuliskan sehingga pembaca dapat memahaminya
dengan mudah dan jelas. Sejalan dengan pendapat di atas, Slamet (2009:96)
berpendapat bahwa menulis itu bukan hanya berupa melahirkan pikiran atau
perasaan saja, melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan,
ilmu, dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis.
Suriamiharja (1997:2) berpendapat bahwa menulis merupakan suatu kegiatan
melahirkan pikiran dan perasaan. Menulis merupakan kegiatan berkomunikasi
mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak orang lain. Akhadiah (1997: 9)
juga berpendapat bahwa menulis merupakan suatu proses pemikiran, dimulai
dengan pemikiran tentang apa yang disampaikan. Menulis merupakan ajang
komunikasi yang perlu dilengkapi dengan alat-alat penjelas serta aturan-aturan
ejaan dan tanda baca.
Hal ini membuktikan menulis bukanlah suatu hal yang mudah. Menulis
merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks (Heaton, 1983:146).
Slamet (2003:96) menyatakan keterampilan menulis dikuasai seseorang sesudah
menguasai keterampilan berbahasa lain. Seseorang mahir menulis apabila
menguasai keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca.
Selain pendapat tersebut, Tarigan (1986:3) berpendapat bahwa menulis
merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi
secara tidak langsung dan tidak bertatap muka dengan orang lain. Tarigan
menjelaskan bahwa menulis merupakan suatu proses menirukan, melukiskan
lambang-lambang grafis yang menggambarkan bahwa suatu bahasa yang
dipahami oleh
seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambanglambang grafis tersebut.
B. TUJUAN MENULIS
201
2
Fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung. Hugo
Hartig dalam Tarigan (1983:24-25) mengemukakan 7 tujuan penulisan, yaitu:
a) Assignment purpose (tujuan penugasan). Menulis karena ditugaskan,
bukan kemauan sendiri (misalnya para siswa diberi tugas merangkum
buku; sekretaris ditugaskan membuat laporan atau notulen rapat).
b) Altruistic purpose (tujuan Altruistik). Penulis bertujuan menyenangkan
pembaca,
menghibur pembaca, menolong pembaca,
menghargai
perasaan dan penalarannya, serta ingin membuat hidup pembaca serasa
mudah dan menyenangkan dengan karyanya.
c) Persuasive
purpose (tujuan
persuasif). Tulisan yang
bertujuan
meyakinkan pembaca tentang kebenaran sebuah gagasan.
d) Informasional (tujuan penerangan). Tujuannya memberi informasi atau
keterangan/penerangan kepada pembaca.
e) Self expressive (tujuan
pernyataan diri). Tulisan
ini
bertujuan
memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para
pembaca.
f) Creative purpose (tujuan kreatif). Tujuan ini erat hubunganya dengan
tujuan pernyataan diri. Tetapi "keinginan kreatif" di sini melebihi
pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai
norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuan
mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.
g) Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah). Dalam tujuan ini
penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi, serta meneliti
secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasanya sendiri agar
dapat dimengerti dan diterima pembaca.
C. FUNGSI DAN KEGUNAAN MENULIS
Menulis adalah kegiatan berbahasa yang produktif. Bentuk produktivitasnya
dengan menghasilkan tulisan. Wiyanto (2006:4) menyatakan bahwa tulisan
adalah rekaman peristiwa, pengalaman, pengetahuan, ilmu serta pemikiran
manusia.
Pendapat lain disampaikan Tarigan (1994:22) yang menyatakan pada prinsipnya
fungsi utama tulisan adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung. Komunikasi
searah antara penulis dan pembaca. Sebagai alat komunikasitulisan harus
mampu menyajikan pikiran penulis secara jelas hingga mudah dipahami
pembaca. Hastuti (1982:1) mengatakan bahwa menulis merupakan kegiatan
yang kompleks dengan melibatkan cara berfikir teratur serta berkemampuan
mengungkapkannya dalam bentuk tulisan. Tulisan dapat menunjukkan
keteraturan logika berpikir penulis.
Menulis lebih dari sekedar menguasai tata bahasa dan tanda baca. Menulis
adalah proses berpikir dinamis, kemampuan analitis, dan kemampuan
membedakan
berbagai
hal
dengan kuat
dan
valid.
Menulis akan
meningkatkan rasa percaya diri, memunculkan kreativitas dan rasa bahagia.
Tulisan dapat membantu menjelaskan pola pikir seseorang. Akadiah, dkk
(1996:1-2) menyatakan ada delapan kegunaan menulis yaitu:
201
2
(3) Kalimat
Seorang penulis harus mampu menuangkan gagasan yang akan disampaikan
dalam kalimat efektif. Kalimat efektif harus memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan pada pikiran pembaca seperti apa yang ada
pada pikiran penulis (Akhadiah, 1991: 116).
Razak (1983: 116) menjelaskan bahwa kalimat dikatakan efektif bila mampu
membuat proses penyampaian dan penerimaan berlangsung dengan sempurna.
Kalimat harus mampu membuat isi atau maksud yang disampaikan penulis
tergambar lengkap dalam pikiran pembaca.
Kalimat efektif harus memenuhi syarat:
a) secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan penulis; dan
b) sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran
pembaca seperti yang dipikirkan penulis.
Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a) kesepadanan dan kesatuan, maksudnya paling tidak kalimat terdiri dari
subjek, predikat dan melahirkan keterpaduan arti;
b) kesejajaran bentuk, maksudnya menggunakan bentuk-bentuk bahasa
yang sama dapat dipakai dalam susunan serial;
c) penekanan, menggunakan bagian yang penting dan ditulis pada bagian
depan kalimat;
d) kehematan, maksudnya hemat dalam pemakaian kata dan frase; dan
e) kevariasian dalan struktur kalimat (Akhadiah dkk.,1991:117).
Keraf (1983:117) berpendapat bahwa kalimat efektif juga harus:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
(4) Paragraf
201
2
d) Bpk. (bapak)
4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat
umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai
satu tanda titik.
Contoh:
a) dll. (dan lain-lain)
b) dsb. (dan sebagainya)
c) tgl. (tanggal)
d) hlm. (halaman)
5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh:
a) Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
b) 0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
8. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah
dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi
maupun di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh:
a) DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
b) SMA (Sekolah Menengah Atas)
c) PT (Perseroan Terbatas)
d) WHO (World Health Organization)
e) UUD (Undang-Undang Dasar)
f)
201
2
9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran,
takaran, timbangan, dan mata uang.
contoh:
a) Cu (tembaga)
b) 52 cm
c) l (liter)
d) Rp350,00
10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
contoh:
a) Latar Belakang Pembentukan
b) Sistem Acara
c) Lihat Pula
3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara
kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh
karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh:
a) Oleh karena itu, kamu harus datang.
b) Jadi, saya tidak jadi datang.
201
2
5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan,
yang terdapat pada awal kalimat.
contoh:
a) O, begitu.
b) Wah, bukan main.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat.
Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat,
(iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri
yang ditulis berurutan.
Contoh:
a) Medan, 18 Juni 1984
b) Medan, Indonesia.
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
201
2
10
13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan
yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan
sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh
dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir
dengan tanda tanya atau tanda seru.
contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
C. Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara.
Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di
dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur;
adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik
mendengarkan siaran pilihan pendengar.
D. Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti
rangkaian atau pemerian.
Contoh:
a) Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan
lemari.
b) Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi
Perusahaan.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
Contoh:
Ketua
: Borgx
Wakil Ketua
: Hayabuse
Sekretaris
: Ivan Lanin
Wakil Sekretaris :
Irwan Gatot
Bendahara
: Rinto Jiang
Wakil bendahara
:
Rex
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan.
Contoh:
201
2
11
(125000).
c) Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
4. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya
yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan
-an, (d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama
jabatan rangkap.
Contoh:
201
2
12
a) se-Indonesia
b) hadiah ke-2
c) tahun 50-an
d) ber-SMA
e) KTP-nya nomor 11111
f)
sinar-X
g) Menteri-Sekretaris Negara
F. Tanda Pisah (, )
1a. Tanda pisah em () membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh: Wikipedia Indonesiasaya harapkanakan menjadi Wikipedia
terbesar.
1b. Tanda pisah em () menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain
sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh:
Rangkaian penemuan inievolusi, teori kenisbian, dan kini juga
pembelahan atomtelah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
2a. Tanda pisah en () dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti
sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau
'sampai'.
Contoh:
a) 19191921
b) MedanJakarta
c) 1013 Desember 1999
2b. Tanda pisah en () tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau
bersama tanda kurang ().
Contoh:
a) dari halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 4565
b) antara tahun 1492 dan 1499, bukan antara tahun 14921499
c) 4 sampai 6 C, bukan 46 C
13
Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam
tulisan ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam
kutipan atau transkripsi drama.
J. Tanda Kurung ((...))
201
2
14
4. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan
keterangan.
Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c)
tempat, dan (c) promosi.
Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-turut.
Ganti tanda kurung dengan koma, atau tulis ulang kalimatnya.
Contoh:
a) Tidak tepat: Nikifor Grigoriev (c. 18851919) (dikenal juga sebagai
201
2
15
2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai
dalam kalimat.
Contoh:
a) Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
b) Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi
3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Contoh:
a) Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
b) Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama
"cutbrai".
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
langsung.
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."
5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang
tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti
khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Contoh:
a) Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
b) Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.
201
2
16
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau sebagai
tanda bagi dalam pecahan dan rumus matematika.
Contoh:
a) harganya Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar)
b) kecepatannya 20 m/s (kecepatannya 20 meter per detik)
c) 7/8 atau 78
d) xn/n!
Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai untuk menuliskan tanda aritmetika
dasar dalam prosa. Gunakan tanda bagi .
Contoh: 10 2 = 5.
Di dalam rumus matematika yang lebih rumit, tanda garis miring atau garis
pembagi dapat dipakai.
Contoh:
3. Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai pengganti kata atau.
O. Tanda Penyingkat (Apostrof)(')
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka
tahun.
Contoh:
a) Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)
b) Malam 'lah tiba. ('lah = telah)
c) 1 Januari '88 ('88 = 1988)
201
2
17
3) Penggunaan Istilah
1. Istilah yang dipakai ialah istilah Indonesia atau sudah di-Indonesiakan.
2. Istilah asing/ kata asing adalah yang baku.
3. Penulisan kata istilah ditulis miring atau diberi garis bawah.
201
2
18
Daftar Pustaka
1. Anderson, Jonathan, Berry H. Durston and Milicent E. Poole. 1980. Efficient Reading
2.
3.
4.
5.
201
2
19