Anda di halaman 1dari 19

MODUL PERKULIAHAN

Bahasa
Indonesia
MENULIS

Fakultas
MKCU

Program
Studi
Bahasa
Indonesia

Tatap
Muka

05

Kode MK

Disusun Oleh

90008

Seta Bachrun Wahyudi, M.Pd,


M.Ikom

Abstract

Kompetensi

Menulis adalah satu dari empat


keterampilan berbahasa. Inti dari
keterampilan menulis adalah
menuangkan gagasan penulis tanpa
kehilangan perspektif tentang gagasan
tersebut. Referensi pengetahuan dan
pengalaman yang mendahului seorang
penulis akan sangat menentukan
kualitas membaca. Zonder pengalaman
dan pengetahuan yang mendahului,
seseorang membutuhkan tehnik yang
tepat untuk menangkap gagasan dalam
tulisan.

Setelah menyelesaikan pertemuan ini,


mahasiswa memiliki perspektif baru
tentang menulis dan mampu
menerapkannya dalam penulisan ilmiah
nantinya.

Pembahasan
A. HAKIKAT MENULIS
Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat
rumit. Dikatakan rumit, sebab menulis merupakan muara dari keterampilan
berbahasa yang lain dan masih perlu didukung oleh pengetahuan kebahasaan
yang memadai.
Bell dan Burnaby menyatakan menulis merupakan aktivitas kognitif yang
kompleks, sebab pada waktu yang bersamaan penulis harus mengatur sejumlah
variabel (dalam Nunan, 1989:57). Variabel dalam tingkat kalimat terdiri dari
pengaturan isi, susunan, struktur kalimat, kosa kata, tanda baca, dan ejaan,
sedangkan variabel di luar kalimat adalah penyusunan dan penggabungan
kalimat menjadi sebuah paragaraf.
Menulis, menurut Mc Crimmon (1976:2), merupakan kegiatan menggali pikiran
dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis,
menentukan cara menuliskan sehingga pembaca dapat memahaminya
dengan mudah dan jelas. Sejalan dengan pendapat di atas, Slamet (2009:96)
berpendapat bahwa menulis itu bukan hanya berupa melahirkan pikiran atau
perasaan saja, melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan,
ilmu, dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis.
Suriamiharja (1997:2) berpendapat bahwa menulis merupakan suatu kegiatan
melahirkan pikiran dan perasaan. Menulis merupakan kegiatan berkomunikasi
mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak orang lain. Akhadiah (1997: 9)
juga berpendapat bahwa menulis merupakan suatu proses pemikiran, dimulai
dengan pemikiran tentang apa yang disampaikan. Menulis merupakan ajang
komunikasi yang perlu dilengkapi dengan alat-alat penjelas serta aturan-aturan
ejaan dan tanda baca.
Hal ini membuktikan menulis bukanlah suatu hal yang mudah. Menulis
merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks (Heaton, 1983:146).
Slamet (2003:96) menyatakan keterampilan menulis dikuasai seseorang sesudah
menguasai keterampilan berbahasa lain. Seseorang mahir menulis apabila
menguasai keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca.
Selain pendapat tersebut, Tarigan (1986:3) berpendapat bahwa menulis
merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi
secara tidak langsung dan tidak bertatap muka dengan orang lain. Tarigan
menjelaskan bahwa menulis merupakan suatu proses menirukan, melukiskan
lambang-lambang grafis yang menggambarkan bahwa suatu bahasa yang
dipahami oleh
seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambanglambang grafis tersebut.
B. TUJUAN MENULIS

201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Seta Bachrun Wahyudi, M.Pd, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung. Hugo
Hartig dalam Tarigan (1983:24-25) mengemukakan 7 tujuan penulisan, yaitu:
a) Assignment purpose (tujuan penugasan). Menulis karena ditugaskan,
bukan kemauan sendiri (misalnya para siswa diberi tugas merangkum
buku; sekretaris ditugaskan membuat laporan atau notulen rapat).
b) Altruistic purpose (tujuan Altruistik). Penulis bertujuan menyenangkan
pembaca,
menghibur pembaca, menolong pembaca,
menghargai
perasaan dan penalarannya, serta ingin membuat hidup pembaca serasa
mudah dan menyenangkan dengan karyanya.
c) Persuasive
purpose (tujuan
persuasif). Tulisan yang
bertujuan
meyakinkan pembaca tentang kebenaran sebuah gagasan.
d) Informasional (tujuan penerangan). Tujuannya memberi informasi atau
keterangan/penerangan kepada pembaca.
e) Self expressive (tujuan
pernyataan diri). Tulisan
ini
bertujuan
memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para
pembaca.
f) Creative purpose (tujuan kreatif). Tujuan ini erat hubunganya dengan
tujuan pernyataan diri. Tetapi "keinginan kreatif" di sini melebihi
pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai
norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuan
mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.
g) Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah). Dalam tujuan ini
penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi, serta meneliti
secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasanya sendiri agar
dapat dimengerti dan diterima pembaca.
C. FUNGSI DAN KEGUNAAN MENULIS
Menulis adalah kegiatan berbahasa yang produktif. Bentuk produktivitasnya
dengan menghasilkan tulisan. Wiyanto (2006:4) menyatakan bahwa tulisan
adalah rekaman peristiwa, pengalaman, pengetahuan, ilmu serta pemikiran
manusia.
Pendapat lain disampaikan Tarigan (1994:22) yang menyatakan pada prinsipnya
fungsi utama tulisan adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung. Komunikasi
searah antara penulis dan pembaca. Sebagai alat komunikasitulisan harus
mampu menyajikan pikiran penulis secara jelas hingga mudah dipahami
pembaca. Hastuti (1982:1) mengatakan bahwa menulis merupakan kegiatan
yang kompleks dengan melibatkan cara berfikir teratur serta berkemampuan
mengungkapkannya dalam bentuk tulisan. Tulisan dapat menunjukkan
keteraturan logika berpikir penulis.
Menulis lebih dari sekedar menguasai tata bahasa dan tanda baca. Menulis
adalah proses berpikir dinamis, kemampuan analitis, dan kemampuan
membedakan
berbagai
hal
dengan kuat
dan
valid.
Menulis akan
meningkatkan rasa percaya diri, memunculkan kreativitas dan rasa bahagia.
Tulisan dapat membantu menjelaskan pola pikir seseorang. Akadiah, dkk
(1996:1-2) menyatakan ada delapan kegunaan menulis yaitu:
201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Seta Bachrun Wahyudi, M.Pd, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

a) Mengenali kemampuan dan potensi diri.


b) Mampu mengembangkan berbagai gagasan;
c) Menyerap lebih banyak informasi serta menguasi informasi sehubungan
dengan gagasan yang ditulis;
d) Melatih
pengorganisasian
gagasan
secara
sistematis
serta
mengungkapkanya secara tersurat;
e) Mampu meninjau serta menilai gagasannya sendiri secara lebih objektif;
f) Dengan
menulis
di
atas
kertas, penulis akan
lebih mudah
memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara
tersurat dalam konteks yang lebih konkret;
g) Dengan menulis, penulis terdorong terus untuk belajar secara aktif;
h) Membiasakan penulis berpikir serta berbahasa secara tertib dan teratur.
Frunchling dan Oldman (1996:7) menyatakan bahwa menulis untuk
berkomunikasi. Agar tulisan dapat dipahami seseorang harus mampu membuat
pernyataan dalam bentuk
kalimat efektif.
Hal ini untuk
menghindari
ketidakjelasan pesan yang disampaikan. Menghindarkan salah penafsiran.
Karenanya, dalam menulis, latihan harus sesering mungkin dilakukan.
D. BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
Komunikasi lisan maupun tulisan membutuhkan bahasa. Kedudukan bahasa
sangat penting. Terlebih lagi dalam komunikasi tulis. Penulis harus sangat
berhati-hati dalam menggunakan bahasa. Tujuannya menghidari kesalahan
penafsiran terhadap gagasan yang ingin disampaikan. Unsur-unsur yang harus
diperhatikan para penulis meliputi:
(1) ejaan dan tanda baca;
(2) pilihan kata atau diksi;
(3) kalimat efektif, dan
(4) pengembangan paragraf.
(1) Ejaan
Dalam kegiatan tulis menulis, penulis dituntut menggunakan bahasa yang
baik dan benar. Agar gagasan dan pesan yang disampaikan penulis dapat
diterima secara jelas, ejaan dan tanda baca sangat besar peranannya.
(2) Pilihan Kata atau Diksi
Penulis harus teliti memilih kata. Penggunaan kata-kata harus tepat dan sesuai
konteks. Tulisan ilmiah menghendaki ketepatan dan keajekan, baik dalam
makna maupun dalam bentuk, agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran
(Akhadiah dkk, 191:82).
Untuk memilih kata yang tepat, bukan pekerjaan mudah. Bahkan Hemingway
(dalam Akhadiah, 1991:82) mengatakan bahwa memilih kata secara tepat
dan sesuai merupakan bagian paling sulit dalam proses penulisan.
Dalam memilih kata harus diperhatikan beberapa persyaratan berikut ini:
a) ketepatan: menyangkut makna dan logika kata-kata;
201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Seta Bachrun Wahyudi, M.Pd, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

b) kesesuaian: menyangkut kesesuaian antara kata yang dipakai dengan


situasi dan keadaan pembaca.
Dalam memilih kata, penulis juga harus memperhatikan:
a)
b)
c)
d)
e)
f)

kata yang bermakna denotatif dan konotatif,


sinonim, homofon, homograf,
kata abstrak dan konkret;
kata umum dan khusus;
kata populer dan kata jadian; dan
kata asing dan kata serapan.

(3) Kalimat
Seorang penulis harus mampu menuangkan gagasan yang akan disampaikan
dalam kalimat efektif. Kalimat efektif harus memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan pada pikiran pembaca seperti apa yang ada
pada pikiran penulis (Akhadiah, 1991: 116).
Razak (1983: 116) menjelaskan bahwa kalimat dikatakan efektif bila mampu
membuat proses penyampaian dan penerimaan berlangsung dengan sempurna.
Kalimat harus mampu membuat isi atau maksud yang disampaikan penulis
tergambar lengkap dalam pikiran pembaca.
Kalimat efektif harus memenuhi syarat:
a) secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan penulis; dan
b) sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran
pembaca seperti yang dipikirkan penulis.
Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a) kesepadanan dan kesatuan, maksudnya paling tidak kalimat terdiri dari
subjek, predikat dan melahirkan keterpaduan arti;
b) kesejajaran bentuk, maksudnya menggunakan bentuk-bentuk bahasa
yang sama dapat dipakai dalam susunan serial;
c) penekanan, menggunakan bagian yang penting dan ditulis pada bagian
depan kalimat;
d) kehematan, maksudnya hemat dalam pemakaian kata dan frase; dan
e) kevariasian dalan struktur kalimat (Akhadiah dkk.,1991:117).
Keraf (1983:117) berpendapat bahwa kalimat efektif juga harus:
a)
b)
c)
d)
e)
f)

memiliki kesatuan gagasan;


koherensi yang kompak;
penekanan;
variasi;
pararelisme; dan
penalaran.

(4) Paragraf
201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Seta Bachrun Wahyudi, M.Pd, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Paragraf merupakan himpunan dari beberapa kalimat yang bertalian dalam


suatu rangkaian untuk membentuk sebuah ide. Sebuah ide paragraf akan
membangun satuan pikiran sebagai kajian dari pesan yang disampaikan oleh
penulis (Sakri, 1992:4).
Paragraf yang baik harus memenuhi syarat:
a) kesatuan, maksudnya semua kalimat yang membina paragraf itu
secara bersama-sama menyatakan suatu hal;
b) koherensi, maksudnya kekompakan hubungan antara sebuah kalimat
dengan kalimat lain yang membentuk paragraf; dan
c) perkembangan paragraf, maksudnya penyusunan atau rincian daripada
gagasan yang membina paragraf (Keraf, 1985:67).
Semi (1990:55) berpendapat, paragraf mempunyai fungsi:
a) memudahkan pengertian dan pemahaman dengan memisahkan satu
topik dengan topik yang lain; dan
b) memisahkan dan menegaskan pengertian secara wajar dan formal,
untuk memungkinkan pembaca berhenti lama dari penghentian diakhir
kalimat. Pembaca akan mempunyai kesempatan memusatkan pikiran
terhadap gagasan paragraf tersebut.
Gagasan utama dalam paragraf, biasanya dituangkan dalam sebuah kalimat
topik. Kalimat topik perlu didukung kalimat-kalimat penjelas. Menurut Keraf
(1985:70) kalimat topik dapat ditempatkan pada: (1) awal paragraf; (2)
pada awal paragraf kemudian ditegaskan pada akhir paragraf; (3) pada
akhir paragraf dan (4) pada seluruh kalimat dalam paragraf tersebut.
Berdasarkan letak kalimat utama, paragraf dibedakan menjadi paragraf:
a) deduktif, kalimat utama pada awal,
b) induktif, kalimat utama dibagian akhir,
c) campuran/deduktif/induktif, kalimat utama ada pada bagian awal dan
akhir, dan
d) naratif/deskriptif, yaitu paragraf yang tanpa kalimat utama.
Akhadiah (1991:156) berpendapat bahwa paragraf yang baik juga harus
dapat dikembangkan. Artinya inti paragraf dituangkan dalam kalimat utama.
Kalimat tersebut harus dapat diperjelas. Namun perlu diingat bahwakalimatkalimat penjelas tersebut harus selalu koheren. Mengenai banyaknya kalimat
penjelas sangat bergantung pada kalimat utamanya.
E. Proses Menulis
Ada tiga tahap menulis. Tahap pra-penulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi
atau penyempurnaan. Ketiga tahap tersebut pada dasarnya selalu ditempuh
setiap penulis. Tahap pra-penulisan adalah tahap persiapan. Materi-materi
tulisan disiapkan. Tahapan ini
adalah tahapan untuk mengembangan
pengetahuan awal, memilih dan menemukan gagasan yang tepat,
mempertimbangkan calon pembaca, memutuskan teknik yang akan digunakan,
melakukan penelitian awal, dan mengorganisasikan pikiran.
201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Seta Bachrun Wahyudi, M.Pd, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Tahap penulisan adalah kegiatan menuangkan ide dalam tulisan tanpa


kekhawatiran tentang hal-hal seperti tatabahasa, ejaan, dan sebagainya.
Penuangan gagasan pada tahap ini lebih memperhatikan keleluasaan format
untuk revisi nantinya. Tahap ini juga merupakan upaya memperoleh umpan balik
dari draft yang dihasilkan.
Berdasarkan kajian ulang serta umpan balik yang diperoleh, dilakukan revisi
pada bagian-bagian tulisan yang dianggap perlu. Selain itu, pada bagian ini
diperiksa dan diperbaiki hal-hal mengenai tatabahasa, ejaan, dan sebagainya
F. FAKTOR KEBAHASAAN.
1) Penggunaan Bahasa
a) Bahasa yang dipakai ialah bahasa Indonesia dan jika ada bahasa Inggris
harus yang baku.
b) Menggunakan tanda baca yang tepat dan benar.
2) Penggunaan Tanda Baca
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara)
atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk
menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta
jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda
antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda
baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan
penulis.

A. Tanda Titik (.)


1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh: Saya suka makan nasi.
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.
2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh:
a) Irwan S. Gatot
b) George W. Bush

Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.


Contoh:
Anthony Tumiwa
3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
a) Dr. (doktor)
b) S.E. (sarjana ekonomi)
c) Kol. (kolonel)
201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Seta Bachrun Wahyudi, M.Pd, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

d) Bpk. (bapak)

4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat
umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai
satu tanda titik.
Contoh:
a) dll. (dan lain-lain)
b) dsb. (dan sebagainya)
c) tgl. (tanggal)
d) hlm. (halaman)

5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh:
a) Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
b) 0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)

6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.


Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.
7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh:
a) Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
b) Nomor Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat.

8. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah
dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi
maupun di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh:
a) DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
b) SMA (Sekolah Menengah Atas)
c) PT (Perseroan Terbatas)
d) WHO (World Health Organization)
e) UUD (Undang-Undang Dasar)
f)

SIM (Surat Izin Mengemudi)

g) Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)


h) rapim (rapat pimpinan)

201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Seta Bachrun Wahyudi, M.Pd, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran,
takaran, timbangan, dan mata uang.
contoh:
a) Cu (tembaga)
b) 52 cm
c) l (liter)
d) Rp350,00

10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
contoh:
a) Latar Belakang Pembentukan
b) Sistem Acara
c) Lihat Pula

B. Tanda Koma (,)


1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan.
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi,
dan melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
a) Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
b) Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara
kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh
karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh:
a) Oleh karena itu, kamu harus datang.
b) Jadi, saya tidak jadi datang.
201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Seta Bachrun Wahyudi, M.Pd, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan,
yang terdapat pada awal kalimat.
contoh:
a) O, begitu.
b) Wah, bukan main.

6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat.
Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat,
(iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri
yang ditulis berurutan.
Contoh:
a) Medan, 18 Juni 1984
b) Medan, Indonesia.

8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik


susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6.
Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh:
I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990),
hlm. 22.
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga,
atau marga.
contoh: Rinto Jiang, S.E.
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan
sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:
a) 33,5 m
b) Rp10,50

12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.

201
2

10

Nama Mata Kuliah dari Modul


Seta Bachrun Wahyudi, M.Pd, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan
yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan
sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh
dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir
dengan tanda tanya atau tanda seru.
contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
C. Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara.
Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di
dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur;
adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik
mendengarkan siaran pilihan pendengar.
D. Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti
rangkaian atau pemerian.
Contoh:
a) Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan

lemari.
b) Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi

Perusahaan.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
Contoh:
Ketua
: Borgx
Wakil Ketua
: Hayabuse
Sekretaris
: Ivan Lanin
Wakil Sekretaris :
Irwan Gatot
Bendahara
: Rinto Jiang
Wakil bendahara
:
Rex
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan.
Contoh:
201
2

11

Nama Mata Kuliah dari Modul


Seta Bachrun Wahyudi, M.Pd, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"


Rex : "Siap, Boss!"
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di
antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan
anak judul suatu karangan.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah
terbit.
5. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
6. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
E. Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan
cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
2. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagianbagian tanggal.
Contoh:
a) p-e-n-g-u-r-u-s
b) 8-4-1973

3. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian


ungkapan.
Bandingkan:
a) ber-evolusi dengan be-revolusi
b) dua puluh lima-ribuan (205000) dengan dua-puluh-lima-ribuan

(125000).
c) Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah

4. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya
yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan
-an, (d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama
jabatan rangkap.
Contoh:
201
2

12

Nama Mata Kuliah dari Modul


Seta Bachrun Wahyudi, M.Pd, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

a) se-Indonesia
b) hadiah ke-2
c) tahun 50-an
d) ber-SMA
e) KTP-nya nomor 11111
f)

sinar-X

g) Menteri-Sekretaris Negara

5. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan


unsur bahasa asing.
Contoh:
a) di-charter
b) pen-tackle-an

F. Tanda Pisah (, )
1a. Tanda pisah em () membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh: Wikipedia Indonesiasaya harapkanakan menjadi Wikipedia
terbesar.
1b. Tanda pisah em () menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain
sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh:
Rangkaian penemuan inievolusi, teori kenisbian, dan kini juga
pembelahan atomtelah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
2a. Tanda pisah en () dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti
sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau
'sampai'.
Contoh:
a) 19191921
b) MedanJakarta
c) 1013 Desember 1999

2b. Tanda pisah en () tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau
bersama tanda kurang ().
Contoh:
a) dari halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 4565
b) antara tahun 1492 dan 1499, bukan antara tahun 14921499
c) 4 sampai 6 C, bukan 46 C

G. Tanda Elipsis (...)


201
2

13

Nama Mata Kuliah dari Modul


Seta Bachrun Wahyudi, M.Pd, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk


menuliskan naskah drama.
Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat
buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk
menandai akhir kalimat.
Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....
H. Tanda Tanya (?)
1. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh:
a) Kapan ia berangkat?
b) Saudara tahu, bukan?

Penggunaan kalimat tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah.


2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian
kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
a) Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
b) Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

I. Tanda Seru (!)


Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan
atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan,
ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh:
a) Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
b) Bersihkan meja itu sekarang juga!
c) Sampai hati ia membuang anaknya!
d) Merdeka!

Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam
tulisan ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam
kutipan atau transkripsi drama.
J. Tanda Kurung ((...))

201
2

14

Nama Mata Kuliah dari Modul


Seta Bachrun Wahyudi, M.Pd, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

1. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.


Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang
kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara
berkala.
2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
integral pokok pembicaraan.
Contoh:
a) Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada)

membentuk sistem satelit domestik di Indonesia.


b) Pertumbuhan penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya

perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.


3. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks
dapat dihilangkan.
Contoh:
a) Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a)
b) Pembalap itu berasal dari (kota) Medan.

4. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan
keterangan.
Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c)
tempat, dan (c) promosi.
Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-turut.
Ganti tanda kurung dengan koma, atau tulis ulang kalimatnya.
Contoh:
a) Tidak tepat: Nikifor Grigoriev (c. 18851919) (dikenal juga sebagai

Matviy Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin Ukraina.


b) Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 18851919), dikenal juga sebagai Matviy

Hryhoriyiv, merupakan seorang pemimpin Ukraina.


c) Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 18851919) merupakan seorang pemimpin

Ukraina. Dia juga dikenal sebagai Matviy Hryhoriyiv.


K. Tanda Kurung Siku ([...])
1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang
lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang
terdapat di dalam naskah asli.
Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurung.

201
2

15

Nama Mata Kuliah dari Modul


Seta Bachrun Wahyudi, M.Pd, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam


Bab II [lihat halaman 3538]) perlu dibentangkan di sini.
L. Tanda Petik ("...")
1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh:
a) "Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
b) Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."

2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai
dalam kalimat.
Contoh:
a) Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
b) Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi

di SMA" diterbitkan dalam Tempo.


c) Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu.

3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Contoh:
a) Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
b) Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama

"cutbrai".
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
langsung.
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."
5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang
tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti
khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Contoh:
a) Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
b) Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.

M. Tanda Petik Tunggal ('...')


1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh:
a) Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"

201
2

16

Nama Mata Kuliah dari Modul


Seta Bachrun Wahyudi, M.Pd, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

b) "Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak

pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.


2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata
atau ungkapan asing.
Contoh: feed-back 'balikan'
N. Tanda Garis Miring (/)
1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat
dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh:
a) No. 7/PK/1973
b) Jalan Kramat III/10
c) tahun anggaran 1985/1986

2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau sebagai
tanda bagi dalam pecahan dan rumus matematika.
Contoh:
a) harganya Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar)
b) kecepatannya 20 m/s (kecepatannya 20 meter per detik)
c) 7/8 atau 78
d) xn/n!

Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai untuk menuliskan tanda aritmetika
dasar dalam prosa. Gunakan tanda bagi .
Contoh: 10 2 = 5.
Di dalam rumus matematika yang lebih rumit, tanda garis miring atau garis
pembagi dapat dipakai.
Contoh:

3. Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai pengganti kata atau.
O. Tanda Penyingkat (Apostrof)(')
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka
tahun.
Contoh:
a) Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)
b) Malam 'lah tiba. ('lah = telah)
c) 1 Januari '88 ('88 = 1988)

201
2

17

Nama Mata Kuliah dari Modul


Seta Bachrun Wahyudi, M.Pd, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

3) Penggunaan Istilah
1. Istilah yang dipakai ialah istilah Indonesia atau sudah di-Indonesiakan.
2. Istilah asing/ kata asing adalah yang baku.
3. Penulisan kata istilah ditulis miring atau diberi garis bawah.

201
2

18

Nama Mata Kuliah dari Modul


Seta Bachrun Wahyudi, M.Pd, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Daftar Pustaka
1. Anderson, Jonathan, Berry H. Durston and Milicent E. Poole. 1980. Efficient Reading
2.
3.
4.
5.

A Practical ueide.Sidney: Me. Graw-Hill.


Atar Semi, 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.
Basuki Suhardi. 1996. Sikap Bahasa. Jakarta Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Nurgiyantoro. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Gadjah Mada University Press.
Brown, H. Douglas. 2001. Teaching by Principles: An Interactive Approach to

Language Paedagogy. Englewood Cliff. New Yersey: Prentice Hall Regent.


6. Clark, Herbert and Eve V. Clark. 1977. Psychology and Language ar Introduction to
Psycholinguistics. London: Harcourt Brace Javanovicl Pub.
7. Davies Alan and H.G. Widowson. 1974. "Reading and Writing" Technigues in Applied
Linguistic. Volume thee.ed.J.P.B. Allen and S Pit. Corder. London: Oxford University.
8. Dubin, Fraido. 1988. "What EFL Teacher Shoul Know about Reading" dalam A Forum
Anthology: Selected Articles From the English Teaching Forum 1979-1983.
Wasington DC: English Languge Programs Divison.
9. Depdikbud. 1985. Membaca dan Pengajarannya, Modul Akta V UT. Jakarta:
Universitas Terbuka.
10. Djaali. H, Pudji Mulyono. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Grasindo
Jakarta.

201
2

19

Nama Mata Kuliah dari Modul


Seta Bachrun Wahyudi, M.Pd, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai