Anda di halaman 1dari 6

Menulis

A. Pengertian menulis
Menulis merupakan suatu kegitan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi)
secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau
medianya. Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur, yaitu penulis sebagai
penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media dan pembaca.
Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa
tulis dalam tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan atau menghibur. Hasil dari proses
kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Istilah menulis sering
melekatkan pada proses kreatif yang sejenis ilmiah. Sementara istilah mengarang sering
dilekatkan pada proses kreatif yang berjenis nonilmiah.
Menurut Suparno dan Yunus (2008:1.3) meulis merupakan suatu kegiatan penyampaian
pesan dengan menggunakan bahasa tulias sebagai alat atau medianya, selanjutnya
Tarigan (2005:21) mengemukakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafis yang menghasilkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang
sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut dan dapat
memahami bahasa dan grafis itu.
Berdasrkan pendapat para pakar di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah proses
penyampaian pikiran, angan-angan, perasaan dalam bentuk lambang/tanda/tulisan yang
bermakna. Dapat kegiatan menulis terdapat suatu kegiatan merangkai, menyusun,
melukiskan suatu lambang/tanda/tulisan berupa kumpulan huruf membentuk kata,
kalimat, paragraf dan menjadi karangan yang utuh dan bermakna.

B. Hubungan menulis denga keterampilan berbahasa yang lainnya


1. Hubungan menulis dengan membaca
Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktig, sedangkan membaca
ialah kegiatan yang bersifat reseptif. Seorang penulis menyampaikan gagasan,
perasaan, atau informasi dalam bentuk tulisan. Sebaliknya seorang pembaca mencoba
memahami gagasan, perasaan atau informasi yang disajikan dalam bentuk tulisan
tersebut.
Menuliskan adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga oranglain
dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut(Bryne dalam Suparno dan Yunus,
2008). Bryne juga menyatakan bahwa mengarang pada hakikatya bukan sekedar
menulis simbol grafis sehingga berbentuk kata dan kata-kata tersusun menjadi
kalimat menurut peraturan tertentu, akan tetapi mengarang adalah menuangkan buah
pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh,
lengkap dan jelas sehingga buah pikiran terebut dapat dikomunikasikan kepada
pembaca.
Membaca dan menulis merupakan suatu kegiatan yang menjadikan penulis sebagai
pembaca dan pembaca sebagai penulis. Seseorang akan mampu menulis setelah
membaca karya orang lain atau secara tidak langsung akan membaca karangannya
sendiri. Ketika seseorang membaca karangan orang lain ia akan berperan juga seerti
penulis, ia akan menemukan topik dan tujuan, gagasan serta mengorganisasikan
bacaan karangan yang dibaca (Suparno dan Yunus, 2008:1.4-1.5)

2. Hubungan menulis dengan menyimak


Dalam neluis, sesorang butuh inspirasi, ide atau informasi untuk tulisannya. Hal
tersebut dapat diperolehnya dari berbagai sumber, antara lain; sumber tercetak seperti
buku, majalah, surat kbar, jurnal, atau laporan dan sumber tak tercetak seperti radio,
teevisi, ceramah, pidato, wawancara, dan diskusi. Jika melalui tercetaka, informasi
tersebut dengan membaca, maka dari sumber tak tercetak informasi tersebut diperoleh
dengan menyimak. Melaluo menyikmak ini penulis tidak hanya memperoleh ide atau
informasi untuk tulisannya, tetapi mengispirasu penyajian atau struktur penyampaian
lisan yang menarik, yang berguna untuk aktivitas menulisnya dari berbagai sumber
tak tercetak. (Suparno dan Yunus, 2008:1.5)

3. Hubungan menulis dan berbicara


Menulis dan berbicara keduanya merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat
aktf produktif, artinya penulis dan pembicara berperan sebagai penyampai atau
pengirim pesan kepada pihak lain. Seseorang penyair dan kritikus terkenal
mengatakan bahwa jika kita menulis seperti kita berbicara, maka tidak ada seseorang
pun mau membacanya, begitu pula sebaliknya kalau berbicara seperti kita menulis
maka tidak ada yang mau mendengarkannya. Menulis umunya merupakan kegiatan
berbahasa tka langsug, sedangkan berbicara merupakan kegiatan berbahasa bersifat
langsung.
Ditinjau dari sudut pengarang , menulis memiliki beberapa tujuan, yaitu:
a. Tujuan penugasan
Pada umumnya para pelajar, menulis sebuath karangan dengan tujuan memenuhi
tugas yang diberikan oleh sebuah lembaga atau guru. Bentuk tulisan ini biasanya
berupa makalah, laporan, ataupu karangan bebas.
b. Tujuan estetis
Para sastrawan pada umumnya menulis dengan tujuan untuk menciptakan sebuah
keindahan (estetis) dalam sebuah puisi, cerpen, maupun nove. Untuk itu, penulis
pada umunya memperhatikan benar pilihan kata atau diksi serta penggunaan gaya
bahasa. Kemampuan penulis dalam mempermainkan kata sangat dibutuhkan
dalam tulisan yang emiliki tujuan estetis.
c. Tujuan penerangan
Surat kabar merupakan salah satu media yang berisi tulisan dengan tujuan
penerangan. Tujuan utamanya adalah memberi informasi kepada pembaca. Dalam
hal ini, penulis harus mampu memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan
pembaca.
d. Tujuan pernyataan diri
Bentuk tulisan ini misalnya, surat perjanjian maupun surat penyataan. Jadi,
penulisan seperti ini merupakan tulisan yang bertujuan untuk pernyataan diri.
e. Tujuan kreatif
Menulis sebenarnya selalu berhubunga dengan proses kreatif, terutama dalam
menuis karya sastra, bak itu berbentuk puisi maupun prosa. Sehingga harus
menggunkan daya imajinasi secara maksimal ketika mengembangkan tulisan.

C. Tahap Menulis
1. Tahap prepenulisan (persiapan)
Tahap ini merupakan tahap pertama, tahap persiapan adalah ketika pembelajar
menyiapkan diri mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan fokus,
mengolah informasi, menari tafsiran dan inferensi terhadap realitas yang dihadapinya,
berdiskusi, membaca, mengamati dan lain-lain yang memperkaya masukan
konigitifnya yang akan di porses selanjutnya. Pada tahap uni terdapat aktivitas
memilih topik, menetapkan tujuan dan sasaran, mengumpulkan bahan dan informasi
yang diperlukan serta mengorganisasikan ide atau gagasan dalam bentuk kerangka
karangan.
2. Tahap penulisan
Mengembangkan butir demi butir ide yang terdapat kerangka karangan, dengan
memanfaatkan bahan daninformasi yang telah kita pilih dan kumpulkan. Setelah
pengembangan karangan telah dilakukan, selanjutnya adalah memeriksa, menilai, dan
memperbaiki tulisan kasar sehingga menjadi karangan yang baik.
3. Tahap pascapenulisan
Tahap ini merupakan tahap penghalusan dan penyemurnaan tulisan kasar yang kita
hasilkan. Kegiatannya yaitu peyuntingan dan perbaikan (revisi).
D. Bentuk-bentuk menulis
1. Eksposisi
Syafi’ie (1990:160) menyatakan bahwa eksposisi adalah wacana berusaha atau
menjelaskan pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan pembaca. Wacana
ini bertujuan untuk menyampaikan fakta-fakta secara teratur. Wacana ini dapat
menjelaskan dan memberikan keterangan, serta dapat mengembangkan gagasan agar
menjadi luas dan mudah dimengerti.
2. Deskripsi atau lukisan
Wacana ini ada dua macam yaitu wacana deskripsi yang faktawi (objektif) dan
wacana deskripsi yang khayalnya (imajinatif). Wacana deskripsi yang pertama
merupakan wacana yang berusaha memberikan bangun, ukuran, susunan, warna,
bahan, sesuatu, menurut kenyataannya dengan tujuan menyampaikan atau memberi
informasi saja. Wacana deskripsi yang berusaha menjelaskan ciri-ciri fisik sikap
seseorang keadaan suatu tempat sebagainya menurut khayalan penulisnya. Hal ini
bertujuan membuat alur cerita dapat memberikan keingintahuan pembaca. Supriyadi
(1992;242) menyatakan bahwa wacana deskripsi faktawi adalah wacana yang
menginformasikan sesuatu sebagaimana adanya sedangkan wacana deskripsi
khayalan adalah penambahan daya khayal.
3. Argumentasi atau dalihan\
Argumentasi atau dahlilan Supriyadi (1992;244) menyatakan bahwa argumentasi
adalah jenis wacana atau tulisan yang memberikan alasan dengan contoh dan bukti
yang kuat serta meyakinkan pembaca terpengaruh dan membenarkan pendapat
gagasan sikap dan keyakinan penulis sehingga mau berbuat sesuai dengan kemauan
penulis. Untuk meyakinkan orang lain agar terpengaruh dan bertindak sesuai
keinginan penulis penulis argumen harus berpikir keras dan logis serta mau menerima
pendapat orang lain sebagai pertimbangan.
4. Narasi atau kisahan
Narasi atau kisah Supriyadi (1992:242) menyatakan bahwa wacana narasi adalah
rangkaian tuturan yang menceritakan atau menyajikan suatu hal kejadian melalui
tokoh atau pelaku dengan maksud memperluas pengetahuan pendengar atau pembaca.
Wacana narasi berisi fakta (benar-benar terjadi) dapat pula berisi sesuatu yag khayali.
Wacana narasi yang berupa fakta biasanya autobiografi dan biografi sedangkan
wacana narasi yang Hayam seperti cermin novel roman hikayat drama dongeng dan
lain-lain.

E. Karakteristik menulis
Menurut akhadiyah (2002:2), ada empat karakteristik keterampilan menulis yang sangat
menonjol yakni
1. Keterampilan menulis merupakan kemampuan yang kompleks
2. Keterampilan menulis condong ke arah skill atau praktik
3. Keterampilan menulis bersifat mekanistik
4. Penguasaan keterampilan menulis harus sesuai harus melalui kegiatan yang
bertahap atau akumulatif

Keterampilan menulis lebih condong ke arah praktik ketimbang ke teori. Hal ini tidak
berarti pembahasan teori menulis ditaburkan dalam pengajaran menulis. Perbandingan
antara praktik dan teori sebaiknya lebih banyak praktik daripada teori. Kedua
keterampilan menulis bersifat mekanik berarti bahwa penguasaan keterampilan menulis
harus melalui latihan atau praktik dengan baik dengan kata lain semakin banyak
melakukan kegiatan menulis seseorang semakin terampil menulis kegiatan menulis harus
bervariasi sistematis bertahap dan akumulatif.

Anda mungkin juga menyukai