Anda di halaman 1dari 10

PEMBELAJARAN MENULIS

Oleh: Yulia Alimudin

Penguasaan bahasa tulis mutlak diperlukan dalam kehidupan modern sekarang ini, ternyata
keterampilan menulis kurang mendapat perhatian. Mahasiswa dan mahasiswi sebagai calon guru
yang salah satu tugasnya melatih keterampilan menulis siswa,tentu perlu memehami dengan baik
keterampilan menulis ini. Pemahaman konsep menulis menjadi penting bagi kita karena dalam
praktek keseharian banyak orang terampil dalam membaca tetapi mengalami kesulitan dalam
menulis. Materi menulis sangat melimpah hal ini dipertegas dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi
yang berbunyi :
”Katakanlah sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis )kalimat Tuhanku,sungguh habislah
lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku meskipun Kami datangkan tambahan
sebanyak itu pula.”
Namun demikian ternyata banyak orang yang kekurangan ide atau bisa jadi idenya banyak tetapi
tetap saja kesulitan dalam menulis. Dunia informasi telah berkembang demikian pesat dengan
pesatnya perkembangan dunia informasi khususnya perkembangan kegiatan tulis menulis,tentu
menuntut kita agar mengembangkan tradisi menulis. Tradisi menulis dapat diartikan sebagai sutu
kebiasaan untuk menyatakan gagasan atau pendapat secara tertulis. Disekolah materi menulis
sebagai salah satu keterampilan berbahasa Indonesia kurang ditangani sungguh-sungguh
akibatnya kemampuan berbahasa Indonesia siswa menjadi kurang memadai.
Kita sebagai calon guru di Sekolah Dasar atau di Madrasah Ibtidaiyah tentunya kita harus
mengetahui Jenis, tujuan, dan permasalahan dalam pengajaran menulis di Sekolah Dasar serta
mengatasi permasalahan yang ditemukan dalam pengajaran menulis di Sekolah Dasar dan
pendekatan pembelajaran menulis di SD.

Pengertian menulis
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan
suatu bahasa yang di pahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca langsung
lambang- lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (
Lado,1964).
Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk
mengungkapkan suatu gagasan atau pesan,Rusyana ( 1998:191).
Menulis adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis
dapat di pahami pembaca (tarigan,1986:21).
Menulis adalah suatu proses menyusun, mencatat, dan megkomunikasikan makna dalam tataran
ganda bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan
suatu sistem tanda konvesional yang dapat dilihat/dibaca (Tatkala,1982).
Tujuan menulis
Beberapa tujuan menulis adalah
 Untuk memeberikan suatu informasi
 Untuk meyakinkan atau mendesak
 Untuk menghibur atau menyenangkan
 Untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat
Hugo Hartig dalam tarigan (1986: 24-25) merumuskan tujuan menulis :
1. Tujuan penugasan ,sebenarnya tidak memilki tujuan karena orang yang menulis melakukan
nya karena tugas yang diberikan kepadanya
2. Tujuan altruistik,penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca,menghindarkan kedudukan
pembaca,ingin menolong pembaca memahami,menghargai perasaan dan penalaranya,ingin
membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu
3. Tujuan persuasif bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang
diutarakan
4. Tujuan informasional penulis bertujuan memberi informasi atau keterangan kepada para
pembaca
5. Tujuan pernyataan diri penulis bertujuan memperkenalkan atau menyatakan dirinya kepada
pembaca
6. Tujuan kreatif penulis bertujuan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma
artistik,nilai-nilai kesenian
7. Tujuan pemecahan masalah penulis bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi

Fungsi menulis
Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung.Dengan menulis
memudahkan kita mersakan dan menikmati hubungan–hubungan,memperdalam daya tanggap
atau persepsi kita ,memecahkam masalah-masalah yang kita hadapi,menyusun urutan bagi
pengalaman, dapat menyumbangkan kecerdasan.
Bernard Percy secara rinci fungsi menulis adalah:
 Sarana untuk mengungkapkan diri yaitu untuk mengungkapkan perasaan hati seperti
kegelisahan,keinginan amarah,
 Menulis sebagai sarana pemahaman artinya dengan menulis seseorang bisa mengikat kuat
suatu ilmu pengetahuan (menancapkan pemahaman ) kedalam otaknya
 Menulis dapat membantu mengembangkan kepuasan pribadi,kebanggaan,perasaan harga diri
artinya dengan menulis bisa melejitkan perasaan harga diri yang semula rendah degan menulis
dapat meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan artinya orang yang menulis
selalu dituntut untuk terus menerus belajar sehinnga pengetahuannya menjadi luas
 Menulis dapat meningkatkan keterlibatan secara bersemangat bukannya penerimaan yang
pasrah,artinya dengan menulis seseorang akan menjadi poeka terhadap apa yang tidak benar
disekitarnya sehinnga ia menjadi seoarang yang kreatif
 Menulis mampu mengembangkan suatu pemahaman dan kemampuan menggunakan bahasa
artinya dengan menulis seseorang akan selalu berusaha memilih bentuk bahasa yang tepat dan
menggunakannya dengan tepat pula

Teori menulis
Teori menulis yang berkembang saat ini adalah menulis model proses. Dengan model ini menulis
dilakukan dengan pentahapan – pentahapan:
1. Pra menulis (prewriting) : siswa memilih topik,siswa mengumpulkan dan menyesuaikan ide-
ide,siswa mengidentifikasi pembacanya,siswa mengidentifikasi tujuan menulis siswa memilih
bentuk yang sesuai berdasarkan pembaca dan tujuan menulis,dengan aktifitas pengarang
persiapan menulis cerita,menggambar,membaca,memikirkan tulisan, menyusun gagasan dan
mengembangkan rencana
2. Pengedrafan ( drafting ):siswa menulis draf kasar, siswa siswa menulis pokok-pokok yang
menarik pembaca,siswa lebih menekankan isi dari pada mekanik,dengan aktifitas pengarang
merangkaikan gagasan dalam sebuah tulisan tanpa memperhatikan kerapian atau mekanik
3. Merevisi (revising ):siswa membagi tulisanya kepada kelompok,siswa mendiskusikan
tulisanya kepada temannya,siswa membuat perbaikan sesuai komentar teman dan gurunya,siswa
membuat perubahan subtantif dan bukan sekedar perubahan minor antara draf pertama dan kedua
.setelah mendapat saran –saran dari orang lain pengarang dapat membuat beberapa perubahan
dan perubahan itu dapat melibatkan orang lain
4. Mengedit (editing ): siswa mebaca ulang tulisanya,siswa membantu baca ulang tulisan
temannnya,siswa mengidentifikasi kesalahan mekanisme dan membetulkannya.
5. Mempublikasikan (publishing):siswamempublikasikantulisnanya dalam bentuk yang
sesuai,siswa membagi tulisanya yang sudah selesai kepada teman sekelasnya

Jenis, tingkatan menulis


Jenis tulisan
Ragam tulisan dapat didasarkan pada isi tulisan, isi tulisan mempengaruhi jenis informasi,
pengorganisasian dan tata sajian tulisan. Berdasarkan ragam tersebut tata tulisan dibedakan
menjadi empat : deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi (Syafi’ie,1990: 151).sedangkan
menurut Keraf(1989: 6) ragam tulisan didasarkan pada tujuan umum, berdasarkan hal tersebut
menulis dapat dibedakan menjadi lima : Deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, persuasi.
1. Deskripsi (perian)
Kata deskripsi berasal dari bahasa latin describere yang berarti menggambarkan atau memerikan
sesuatuhal. Dari segi istilah,deskrpsi adalah suatu bentuk karangan yanng melukiskan sesuatu
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai
(melihat,mendengar,mencim dan merasakan)apa yang dilikiskan itu sesuai dengan citra
penulisannya.
2. Eksposisi (paparan)
Eksposisi berasal dari kata exposition yang berarti membuka.dapat pula diartikan sebagai tulisan
yang bertujuan untuk memberitahu ,mengupas,menguraikan, atau menerangkan sesuatu.
3.Argumentasi(bahasan )
Yang dimaksud dengan tulisan argumentasi adalah karangan yang terdiri atas paparan alasan dan
penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan.Karangan ini ditulis dengan maksud
untuk memberikan alasan, memperkuat atau menolak sesuatu pendapat, pendirian , gagasan.
4. Narasi (kisahan)
Narasi atau naratif adalah tulisan berbentuk karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa
atau kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis) dengan maksud memberi makna kepada
sebuah atau rentetan kejadian sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu.
5.Persuasi
Tulisan yang bermaksud mempengaruhi orang lain dalam persuasi selain logika perasaan juga
memegang peranan penting.
Tingkatan menulis
Ada lima tingkatan menulis yaitu:
1. Timbulnya pemahaman baca tulis(emergent literacy),anak mulai menyadari adanya kegiatan
baca tulis,anak mulai menyenangi jika ada orang melakukan baca tulis.semula anak hanya
memandangi tapi lama kelamaan ia akan mencoba menirukan .Anak mulai memegang
pensil,kemudian mencoret –coret pada kertas atau media lain.Tulisan yang dihasilkan pada tahap
ini memang belum bermakna,tetapi pada diri anak sudah timbul rasa menyenangi kegiatan
tersebut>Supaya tahap ini dapat timbul pada diri anak maka diharapkan sebelum memulai
melatih menulis anak dikenalkan pada berbagai bahan bacaan ataupun tulisan yang dapat
memberikan gambaran awal pada proses penulisan
2. Menulis permulaan (beginning writing).Kegiatan ini biasa disebut dengan hand writing, yaitu
cara merealisasikan simbol- simbol bunyi dan cara menulisnya dengan baik.Tingkatan ini terkait
dengan strategi atau cara mewujudkan simbol-simbol bunyi bahasa menjadi huruf- huruf yang
dapat dikenali secara konkret.
3. Pembinaan kelancaran menulis (building fluency).pada tahap ini symbol-simbol bunyi bahasa
misalnya huruf-huruf yang telah dikenali secara konkret mulai dihubung-hubungkan lebih lanjut
menjadi kesatuan yang lebih besar dan memiliki makna
4. Menulis untuk kesenangan dan belajar (writing for pleasure /reading to learn),sudah timbul
kesenangan pada diri anak akan perlunya menulis,pada tahap ini anak melakukan kegiatan
menulis dengan tujuan –tujuan tertentu yang disengaja misalnya mencatat pelajaran,mencatat
kegiatan dibuku harian,menulis surat untuk teman dan sebagainya.Pada tingkatan ini anak sudah
dapat menikmati kegiatan menulisnya
5. Menulis matang ( mature writing) pada tahap ini anak sudah mampu menuangkan dan
mengekspresikan pikiran dan perasaannya melalui tulisan dengan baik ia telah mampu memilih
kata dengan tepat,menyusun kalimat dengan runtut,dan mengembangkan paragraf dengan
baik,tahap inilah yang memberikan kebebasan berekspresi pada anak untuk menghasilkan tulisan
– tulisan kreatif yang sangat mencengangkan hasilnya
Dari kelima tingkatan menulis tersebut secara sederhana biasanya dikelompokan menjadi 2
tingkatan yaitu menulis permulaan dan menulis lanjut.
Tujuan menulis permulaan adalah agar siswa dapat menulis kata-kata dan kalimat sederhana
dengan tepat.Pada menulis permulaan siswa diharapkan untuk dapat memproduksi tulisan dapat
dimulai dengan tulisan eja. Contoh tulisan e,d,f,k,j,dan dapat berupa suku kata seperti su-ka,ma-
ta,ha-rus, lu-kaserta dalam bentuk kalimat sederhana.Seperti halnya membaca
permulaan,menulis permulaan juga dapat menggunakan metode-metode seperti metode abjad,
metode suku kata, metdeglobal dan metode SAS. Menulis permulaan (dengan huruf kecil) di
kelas 1SD tujuannya siswa memahami cara menulis permulaan dengan ejaan yang benar dan
mengkomunikasikan ide/pesan secara tertulis,materi pelajaran menulis permulaan dikelas 1SD
disajikan secara bertahap dengan menggunakan pendekatan huruf,suku kata,kata-kata atau
kalimat.Menulis permulaan (dengan huruf besar pada awal kalimat) di kelas II tujuannya siswa
memahami cara menulis permulaan dengan ejaan yang benar dan mengkomunikasikan ide /pesan
secara tertulis,untuk memperkenalkan cara menulis huruf besar di kelas II SD mempergunakan
pendekatan spiral maksudnya huruf demi huruf diperkenalkan secara berangsur-angsur sampai
pada akhirnya semua huruf dikuasai oleh para siswa.
Tujuan menulis lanjut adalah agar siswa mampu menuangkan pikiran dan perasaannya dengan
bahasa tulis secara teratur dan teliti.Yang membedakan menulis permulaan dengan menulis
lanjut adalah adanya kemampuan untuk mengembangkan skema yang ada yang telah diperoleh
sebelumnya untuk lebih mengembangkan hal-hal yang akan ditulis.
2.6 Permasalahan dalam pengajaran menulis di Sekolah Dasar dan penanggulangannya
Yang dimaksud dengan permasalahan di sini ialah segala sesuatu yang dapat menyebabkan
kesulitan dalam mencapai tujuan pengajaran menulis.
A.Siswa
Permasalahan yang timbul dari siswa antara lain rendahnya bakat dan minat untuk menguasai
keterampilan menulis.Akibat dari rendahnya minat siswa dalam mempelajari keterampilan
mereka menulis huruf dengan tulisan yang asal dapat dibaca sendiri, mereka malas
menulis.Menulis dirasakan sebagai suatu beban yang berat.
Untuk mengatasi permasalahan seperti ini gurulah yang harus mampu memberikan motivasi agar
siswa menyadari bahwa menulis merupakan suatu keterampilan yang mutlak diperlukan untuk
mencapai kesuksesan dalam kehidupan .Semakin tinggi kedudukan seseorang semakin tinggi
pula kemampuan menulis diperlukan.
B. Guru
Guru bahasa Indonesia tidak seluruhnya memilki kualifikasi sebagai tenaga pengajar mata
pelajaran tersebut secara profesional. Lebih-lebih di tingkat Sekolah Dasar yang pada umumnya
lulusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG). Pada umumya di Sekolah Dasar masih menganut
sistem borongan artinya seorang guru harus mengajarkan berbagai mata pelajaran pada suatu
tingkatan tertentu. dalam satu hari ia harus mampu mengajar lebih dari satu mata pelajaran
,misalnya jam ke 1-2 matematika ,jam ke3-4 IPS, jam ke 5-6 bahasa Indonesia,jam ke-7
kesenian. Dalam situasi yang demikian tidaklah mungkin seorang guru harus berkonsentrasi
hanya pada pengajaran menulis.
Untuk mengatasi permasalahan yang demikian, peningkatan kualifikasi guru bahasa Indonesia
mutlak diperlukan.salah satu caranya adalah mengikuti penataran – penataran ,kursus-kursus
tertulis, mengikuti perlombaan menulis, atau para pembina guru SD secara priodik memberikan
motivasi kepada guru-guru tersebut meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam bidang
menulis.
C.Tujuan
Sebenarnya tujuan pengajaran menulis sudah cukup jelas tertera dalam GBPP, hanya perlu
dijabarkan lebih khusus lagi oleh guru. Berkenaan dengan tujuan pengajaran menulis, hendaknya
guru berusaha menanamkan tujuan menulis, bukan hanya sekedar asal tulisan para siswa dapat
dibaca oleh mereka sendiri .Tapi sejak kelas 1 harus sudah disadarkan bahwa menulis itu
memilki tujuan artistik (nilai keindahan ), tujuan informatif yaitu memberikan informasi kepada
pembaca dan tujuan persuasif yakni mendorong atau menarik perhatian pembaca agar mau
menerims informasi yang disampaikan oleh penulis
D. Bahan atau materi pengajaran
Materi pelajaran bahasa Indonesia yang harus disajikah sangat luas dan kompleks, sehingga
kalau guru kurang terampil, materi dalam kurikulum yang begitu banyak itu tidak akan selesai
sesuai dengan kegiatan belajar mengajar yang dapat dilaksanakan .akibanya pembahasan materi
pelajaran itu kurang mendalam dan belum mencapai tujuan yang diinginkan.
Untuk mengatasi hambatan yang seperti itu, guru melaksanakan pengajaran bahasa Indonesia
secara terpadu misalnya melalui pengajaran menulis, uru dapat menjelaskan struktur bahasa, osa
kata, ragmatik, jaan sekaligus dengan pendekatan proses dan sistem CBSA bahan itu pasti akan
dapat diselsaikan tepat pada waktunya.
E. Metode mengajar
Masih banyak terjadi kesalah pahaman dan perbedaan antara teori dan pelaksanaan cara
mengajar menulis dalam metodik khusus pengajaran bahasa Indonesia pengertian metode
pengajaran bahasa indonesia berbeda dengan metode yang dicantumkan dalam GBPP disini ada
kesimpang- siuran antara metode dan teknik pengajaran bahasa Indonesia .Teknik pengajaran
menulis yang dilaksanakan oleh guru masih banyak yang berpola kepada pengalamannya ketika
duduk di SD. Guru mengajar menulis mencontoh pola gurunya ketika ia menerima pelajaran
tersebut akibatnya tekinik yang digunakan sudah tidak sesuai dengan perkembangan dunia
pendidikan dewasa ini sehingga hasilnya pun belum mencapai tingkat yang optimal.
Untuk mengatasi masalah ini yang paling penting adalah pembinaan kesadaran guru dalam
meningkatkan kemampuan mengembangkan metode mengajar menulis di SD.Karena pada tahap
ini merupakan tonggak yang paling dasar yang harus dimiliki oleh anak didik di SD.
F. Media Pengajaran menulis
Media pengajaran memegang peranan penting dalam usaha meningkatkan hasil belajar
semaksimal mungkin. Tampaknya masih sedikit guru yang mempergunakan media dalam
mengajarkan menulis. Sebaiknya guru mempersiapkan berbagai macam media yang dapat
dipergunakan dalam mengajarkan keterampilan menulis. Hal ini berguna untuk mendorong
terlaksananya kegiatan belajar mengajar keterampilan menulis yang lebih efektif dan efisien.
G. Penilaian Keterampilan menulis
Penilaian keterampilan menulis sering hanya mempergunakan cara menulis karangan,terutama
dengan karangan beba. Anak – anak disuruh menulis karangan dengan hanya ditentukan
beberapa judul yang dapat dipilih mereka. Siswa yang satu boleh berbeda memilih judul
karangan dengan yang ditulis siswa lainnya. Hal ini akan menimbulkann kesulitan dalam
menentukan kriteria penilaian. Hasil penilaiannya terlalu subjektif sehingga tidak mampu
menempatkan anak seobjektif mungkin.
Masalah diatas sebaiknya dihindari guru dapat menciptakan alat evaluasi yang lebih efektif yang
memungkinkan hasilnya lebih efektif pula, misalnya dengan cara mengoreksi kesalahan-
kesalahan dalam sebuah tulisan, membutuhkan tanda baca dan penggunaan ejaan yang benar
atau dengan mengembangkan pokok-pokok pikiran yang telah dipersiapkan oleh guru dengan
cara demikian diharapkan dapat menghasilkan nilai yang objektif.

Pendekatan pembelajaran menulis di SD


Pendekatan yang disarankan dalam pembelajaran menulis meliputi :
 pendekatan komunikatif, pendekatan komunikatif memfokuskan pada keterampilan siswa
mengimplementasikan fungsi bahasa (untuk berkomunikasi) dalam pembelajaran, pendekatan
komunikatif tampak pada pembelajaran, misalnya: mendeskripsikan suatu benda, menulis surat,
dan membuat iklan
 Pendekatan integratif Pendekatan integratif menekankan keterpaduan empat aspek
keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) dalam
pembelajaran.Pendekatan integratif tampak pada butir pembelajaran, misalnya: menceritakan
pengalaman yang menarik, menuliskan suatu peristiwa
sederhana, membaca bacaan kemudian membuat ikhtisar, dan meringkas cerita yang didengar
 Pendekatan keterampilan proses,pendekatan keterampilan proses memfokuskan keterampilan
siswa dalam mengamati, mengklasifikasi, menginterpretasi, dan
mengkomunikasikan.Pendekatan keterampilan proses, tampak pada butir pembelajaran,
misalnya: melaporkan hasil kunjungan, menyusun laporan pengamatan, membuat iklan, dan
menyusun kalimat acak menjadi paragraf yang padu
 Pendekatan tematis, pendekatan tematis menekankan tema pembelajaran sebagai
payung/pemandu dalam pembelajaran.pendekatan tematis, tampak pada butir pembelajaran,
misatnya: menulis pengalaman dalam bentuk puisi, dan menyusun naskah sambutan.
Pendekatan-pendekatan tersebut pada hakikatnya mempunyai karakteristik yang sama dengan
pendekatan konstruktivisme, yaitu memandang siswa di dalam pembelajaran sebagai subjek
pembelajaran bukan sebagat objek pembelajaran. Dalam hal ini, peran guru sebagai motivator
dan fasilitator di dalam membangkitkan potensi siswa dalam membangun/mengkonstruk
gagasan/ide masmg-masing di dalam pembelajaran.
Teknik dan Model Pembelajaran Menulis Cerita berdasarkan butir-butir pembelajaran menulis di
kelas tinggi (kelas 3-6) SD terdapat ragam teknik pembelajaran menulis. Teknik pembelajaran
menulis dikelompokkan menjadi dua, yakni menulis cerita dan menulis untuk keperluan sehari-
hari :
a). Menulis cerita
Teknik ini terdiri atas 6 macam, yaitu: I) menyusun kaiimat. Teknik menyusun cerita dapat
dilakukan dengan: (a) menjawab pertanyaan, (b) melengkapi kalimat, (c) memperbaiki susunan
kalimat, (d) memperluas kalimat, (e) subtitusi, (f) transfomtasi, dan (g) membuat kalimat;
(2)Teknik memperkenalkan cerita: (a) baca dan tulis, (b) simak dan tulis; (3) meniru model; (4)
menyusun paragaf; (5) menceritakan kembali; dan (6) membuat.
b). Menulis untuk keperluan sehari-hari Menulis untuk keperluan sehari-hari mehputi ragam
menulis: (1) menulis surat, (2) menulis pengumuman, (3) mengisi formulir, (4) menulis surat
undangan, (5) membuat iklan, dan (6) menyusun daftar riwayat hidup. Model pembelajaran
menulis cerita/cerpen di SD meliputi: menceritakan gambar, melanjutkan cerita lain,
menceritakan mimpi, menceritakan pengalaman, dan menceritakan cita-cita.
(a) Menceritakan gambar Model ini dapat dilakukan mulai kelas 4 SD. Guru memperlihatkan
beberapa gambar, selanjutnya, siswa diminta mengamati gambar tersebut dengan teliti.
Kemudian, mereka diminta untuk menuliskannya ke dalam centa lengkap.
(b) Melanjutkan centa. Model ini diawali dengan kegiatan guru membacakan atau
memperdengarkan cerita yang dipilih guru, kemudian para siswa diminta melanjutkan cerita guru
tersebut.
(c) Menceritakan mimpi. Model ini dilakukan dengan menugasi siswa untuk menceritakan
mimpinya dengan menambah atau mengurangi isi dan mimpi mereka.
(d) Menceritakan pengalaman Model ini dilakukan dengan menugasi siswa untuk menceritakan
pengalaman, baik pengalaman saat liburan, bermain,darmawisata, dan sebagainya.
(e) Menceritakan cita-cita. Model ini dilakukan dengan cara menugasi siswa untuk menceritakan
cita-citanya setelah dewasa nanti.
KESIMPULAN
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan
suatu bahasa yang di pahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca langsung
lambang- lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
Tujuan menulis adalah untuk memeberikan suatu informasi, untuk meyakinkan atau
mendesak,untuk menghibur atau menyenangkan,untuk mengekspresikan perasaan dan emosi
yang kuat. Hugo Hartig dalam tarigan (1986: 24-25) merumuskan tujuan menulis:tujuan
penugasan, tujuan altruistic, tujuan persuasive, tujuan informasional penulis tujuan pernyataan
diri penulis , tujuan kreatif penulis,tujuan pemecahan masalah.
Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung Teori menulis
yang berkembang saat ini adalah menulis model proses. Dengan model ini menulis dilakukan
dengan pentahapan – pentahapan: Pra menulis ( prewriting), Pengedrafan ( drafting ), Merevisi
(revising ),: Menulis untuk kesenangan dan belajar (writing for pleasure /reading to learn),
Mengedit (editing), Mempublikasikan (publishing).
Jenis tulisan : Deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, persuasif. Tingkatan menulis secara
sederhana biasanya dikelompokan menjadi 2 tingkatan yaitu menulis permulaan dan menulis
lanjut. Permasalahan dalam pengajaran menulis di Sekolah Dasar ada dari siswa, guru, tujuan,
bahan atau materi, metode pengajaran media pembelajaran, penilaian.
Pendekatan yang disarankan dalam pembelajaran menulis di SD meliputi :pendekatan
komunikatif, pendekatan integratif, pendekatan keterampilan proses dan pendekatan tematis.
Teknik pembelajaran menulis dikelompokkan menjadi dua, yakni menulis cerita dan menulis
untuk keperluan sehari-han. Model pembelajaran menulis cerita/cerpen di SD meliputi:
menceritakan gambar, melanjutkan cerita lain, menceritakan mimpi, menceritakan pengalaman,
dan menceritakan cita-cita.

Saran
Penulis manusia biasa yang banyak kelemahan dan kekhilafan. Maka dari itu penyusun
menyarankan pada pembaca yang ingin mendalami masalah pembelajaran pembelajaran menulis,
setelah membaca makalah ini membaca sumber lain yang lebih lengkap. Setelah kita mengetahui
tentang berbagai hal tentang menulis diharapakan kita dapat menulis dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Burns, P.C. Roe, B.D., & Ross, E.P. 1996. Teaching Reading in Todays Elementary School,
Boston: Houghton Mifflin.
Rusyana, Yus, 1988. Bahasa dan sastra dalam Gamitan Pendidikan, Bandung: Diponegoro.
Tarigan, Henry Guntur, 1989. Metodologi Pengajaran Bahasa: Suatu Penelitian Kepustakaan.
Jakarta: P2LPTK Depdikbud.
Tarigan, Henry Guntur, 1986. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Penerbit Angkasa.
Tompkins, Gaile E. 1994. Teching Writing: Balancing Process and Product. New York:
Macmilan College Publishing Company.
Thohri,Muhamad,dkk. 2008. Bahasa Indonesia 1. Surabaya : LAPIS PGMI
Supriyadi,Drs,dkk. 1994. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta. Depdikbud.
Diposkan oleh Alimudin S.Pd.I di 23.22 6 komentar:
Beranda

Anda mungkin juga menyukai