Anda di halaman 1dari 4

Aksi Perempuan Agen '007' Cegah Korupsi

08 Januari 2016. Diposting di Opini Dilihat: 500

Oleh: Aghnia Adzkia, CNN Indonesia


(Juara II Lomba Tulis Kategori Jurnalis, Festival Antikorupsi 2015)

Jakarta, CNN Indonesia -- Hania Rahma beserta puluhan perempuan pegiat 'Saya Perempuan
Anti Korupsi' (SPAK) tergerak hatinya untuk mencanangkan program Sekolah Jujur di kota
tempat tinggal mereka, Bogor, Jawa Barat. Gerakan ini mengampanyekan nafas sekolah
antikorupsi dalam setiap kegiatan yang dilakukan.

"Kami melihat masih ada praktik korupsi di sekolah, misalnya penerimaan murid lewat jalur
belakang. Mereka yang nilainya tidak cukup bisa masuk sekolah favorit. Kedua, pengelolaan
anggaran," kata Hania selaku Koordinator SPAK Bogor saat berbincang dengan CNN Indonesia
usai menghadiri acara 'Pencanangan Perluasan Program SPAK Tahun 2016' di Jakarta.

Untuk melancarkan program tersebut, Hania menggandeng Dinas Pendidikan Kota Bogor dan
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto. Rencananya, awal tahun 2016 tiga sekolah bakal menjadi
proyek percontohan, yakni SD Polisi IV, SMP 1 Bogor, dan SMA 1 Bogor.

"Sudah disetujui Dinas Pendidikan di Bogor untuk pilih tiga sekolah jadi pilot project 'Sekolah
Jujur'. Ada indikator misalnya tata kelola sekolah dan transparansi anggaran," kata Hania.

Transparansi anggaran dibutuhkan untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan yang


telah dipungut dari para orang tua. SPAK juga mendesak para pengelola sekolah untuk
melibatkan orang tua murid sebagai bentuk partisipasi transparansi anggaran.

"Kalau kami minta anggaran sekolah seperti apa, tidak dikasih. Itu yang sulit didapatkan. Mulai
dari perencanaan dan pengelolaan, kami minta dilakukan secara transparan dan partisipatif," kata
Hania.
Padahal, menurutnya, UU Informasi dan Keterbukaan Publik mewajibkan semua lembaga yang
pendanaannya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk membuka pengelolaan anggaran ke publik.

Selain Sekolah Jujur, SPAK Bogor juga bakal menggerakkan sejumlah aktivitas seperti seminar,
sosialisasi dan edukasi, bermain game, menonton film, dan lainnya. Kegiatan rencananya akan
digelar di 50 sekolah dari tiga jenjang.

Cegah Korupsi Daerah

Cerita sosialisasi pencegahan korupsi juga datang dari Provinsi Yogyakarta. Adalah Faiqoh yang
menggerakkan sosialisasi ke ibu-ibu di sekitar tempatnya tinggal, Desa Pendowoharjo,
Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.
"Saya menggerakkan kader saya. Saya kasih alat dan materi-materi yang sudah dikasih waktu
ToT (Training of Trainer) untuk disosialisasikan ke masyarakat dan juga ke anak-anak
Pendidikan Usia Dini (PAUD)," kata Faiqoh saat berbincang melalui sambungan telepon dengan
CNN Indonesia.

Faiqoh yang istri lurah itu juga menganggap dirinya mesti berperan penting dalam menyebarkan
semangat antikorupsi, baik di rumah saat mendampingi suami dan saat beraktivitas di luar
rumah.
"Dana desa cukup besar, Rp1 miliar. Sebisa mungkin membuat desa lebih maju, transparan,
pembangunan juga terealisasi. Tahun ini Desa Pendowoharjo jadi sampel untuk realisasi
pembangunan," ujar Faiqoh.

Dana sebesar itu bukanlah hal mudah untuk dikelola. Faiqoh turut mengawasi suaminya
mengatur anggaran untuk pembangunan gedung PAUD, membangun jalan, dan program lainnya
di 16 dukuh. "Ini sudah sudah 80 persen mau jadi realisasi anggarannya," kata dia.
Untuk mendukung program tersebut, Faiqoh dan suaminya, Hilmi Hakimudin, langsung turun ke
lapangan untuk mengangkut aspirasi rakyat. Faiqoh biasa bergerak saat sore hari.

"Saya dan PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) turun ke bawah, nampung aspirasi
masyarakat. Pak Lurah juga bergerak. Timnya Pak Lurah namanya 'Menjalin Asmara', Menjalin
Aspirasi Masyarakat," kata Faiqoh.
Dari serangkaian kegiatan yang digeluti, Faiqoh mengaku mendapatkan perubahan terkait
persepsi korupsi. Dulu ia menilai korupsi hanya dilakukan oleh pejabat negara dengan nilai
korupsi miliaran rupiah.

"Sekarang saya jadi tahu. Seperti antre, pejabat tidak ramah ke masyarakat, itu termasuk korupsi.
Gratifikasi juga. Itu saya baru tahu. Masyarakat juga banyak yang tidak tahu," kata dia.
Perilaku antirasuah juga diterapkan dalam kehidupan keluarga kepada dua anak Faiqoh. Ia
meminta anak-anaknya berbuat jujur dan memberikan peringatan. Faiqoh bercerita, sang suami
kerap mendapat fulus pelicin dari sejumlah orang yang menyambangi rumahnya. Ia juga
menjelaskan kepada sang anak bahwa duit tersebut bukanlah haknya.

"Anak saya bilang 'Kalau Abah sama Ibu enggak mau, Dedek mau'. Nah saya kasih tahu, kalau
Abah tidak jadi lurah tidak mungkin dikasih itu. Nanti kalau sudah dikasih, Abah menolong
orang yang salah. Itu namanya korupsi," ceritanya.

Perempuan sebagai Ujung Tombak

Pelaksana Tugas Wakil Ketua KPK Johan Budi Sapto Pribowo mengatakan perempuan memiliki
peran penting dalam pemberantasan korupsi, terutama di lingkungan keluarga.

"Perempuan sebagai ujung tombak. Ibu menanamkan nilai-nilai kepribadian kepada anak sejak
dari kandungan. Peran ibu sangat penting," kata Johan.

Selain kepada anak, perempuan juga berperan sebagai istri untuk mengingatkan suami agar tak
korupsi. Johan mengatakan, tren korupsi menunjukkan peran pasangan suami-istri.
"Menyikapi perkembangan, ibu sebagai penjaga moral di keluarga seharusnya mengingatkan
suami untuk tidak korupsi, tapi yang terjadi adalah kolaborasi istri dan suami untuk korupsi,"
katanya.

Contoh kasus yang telah diadili yakni eks Wali Kota Palembang Romi Herton dan istrinya,
Masyitoh. Keduanya terbukti menyuap bekas Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar
sejumlah Rp11 miliar dan US$316 ribu untuk memuluskan gugatan sengketa pemilihan kepala
daerah.

Kasus lainnya menjerat Gubernur Sumatra Utara Gatot Pujo Nugroho dan istrinya, Evy Susanti,
yang disangka menyuap hakim dan panitera Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan
sebanyak US$27 ribu dan Sin$5 ribu.

Johan mengapresiasi para agen SPAK yang telah berpartisipasi mencegah korupsi. Mereka telah
bergerak di lapisan bawah masyarakat di sejumlah daerah. Mereka menjadi perpanjangan tangan
KPK.
"Ini seperti agen James Bond 007, tapi ini agennya wanita. Mungkin 10 tahun lagi kita bisa
nikmati hasilnya. Diharapkan mampu memengaruhi dan sebagai teladan berperilaku
antikorupsi," kata Johan.
Seperti data yang dilansir di situs resmi KPK, kpk.go.id, SPAK diluncurkan sejak 22 April 2014
dan dicanangkan sebagai gerakan nasional pada 21 April 2015. Sebanyak 499 agen SPAK
tersebar di 13 provinsi. Mereka berasal dari beragam latar belakang seperti dosen, guru, tokoh
agama, pengusaha, mahasiswa, tokoh masyarakat, dan aktivis.

Dalam rentang satu tahun ke depan, SPAK mencanangkan perluasan program dan menargetkan
menjangkau 1 juta orang dengan bantuan kucuran dana dari Australia Indonesia Partnership for
Justice (AIPJ) sebanyak AU$2 juta.

Link: http://www.cnnindonesia.com/nasional/20151208183747-12-96880/aksi-perempuan-agen-
007-cegah-korupsi/

Baca Juga

 Isu Etika dalam Gratifikasi


 Peran Komunitas Literasi dalam Pemberantasan Korupsi
 Belajar Nilai Integritas Mulai dari Rumah
 Rangkap Jabatan Berpotensi Korupsi
 Taat Beribadah, Tapi Banyak Korupsi
 Peran Arsip dalam Pemberantasan Korupsi
 Masyarakat Melawan Tindak Pidana Korupsi

Ragam

 Fokus
 Integrito
 Jurnal Integritas
 Makalah
 Guntingan Pers
 Riset Publik
 Opini
 Infografis
 Saya Perempuan Antikorupsi
 Jejak Pemberantasan Korupsi
 Lembaga Anti Korupsi
 Pilkada Berintegritas

Anda mungkin juga menyukai