Anda di halaman 1dari 2

Indeks Integritas dan Kejujuran Sekolah

6 Mei, 2015 at 6:57 pm

Oleh Drs Edi Takariyanto


Wakil Kepala SMP Negeri 2 Bawen Kabupaten Semarang, Narasumber Budaya Baca USAID
Prioritas Provinsi Jawa Tengah.

Ujian nasional yang jujur merupakan harapan dari seluruh komponen bangsa. Berbagai upaya
telah ditempuh oleh pemerintah dalam hal ini Badan Standar Nasional Pendidikan(BSNP)
supaya pelaksanaan UN dapat berjalan dengan jujur, mulai dari pengawasan silang, paket soal
yang bervariasi, sampai lembar jawab komputer yang harus ditulisi “Saya mengerjakan ujian
dengan Jujur”.

Fakta di lapangan, upaya tersebut belum membuahkan hasil yang maksimal, ketidakjujuran
masih mewarnai pelaksanaan UN dari tahun ke tahun. Bagi peserta didik, ketidakjujuran itu
dipicu oleh keinginan untuk memperoleh nilai UN dalam rangka memuluskan cita-citanya
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Demikian juga bagi sekolah rata-rata UN
yang tinggi akan meningkatkan kepercayaan sekolah di mata masyarakat maupun Dinas
Pendidikan Kabupaten/ Kota.

Pada pelaksanaan UN tahun 2015 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak hanya
menggunakan hasil UN untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan,
pertimbangan seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, pertimbangan dalam pembinaan dan
pemberian bantuan kepada satuan pendidikan tetapi juga untuk menentukan indeks integritas
sekolah. capaian indeks integritas sekolah akan memperlihatkan seberapa jujur sekolah dalam
melakukan UN.

Sebagai contoh, sekolah dengan indeks integritas 85 maka dapat disimpulkan bahwa di sekolah
tersebut memiliki indikasi sebesar 15 persen telah terjadi kecurangan. Salah satu tekhnik yang
digunakan dalam menentukan indeks integritas sekolah dengan mengamati pola jawaban yang
terdapat di dalam satu ruang UN. Jika pola jawaban yang terdapat dalam satu ruang sama dapat
dipastikan indeks integritasnya rendah dan dapat dipastikan telah terjadi kecurangan.

Dampak Integritas Sekolah


Penerapan indeks integritas untuk mengukur tingkat kejujuran sekolah merupakan komitmen
pemerintah untuk menegakkan kejujuran di dunia pendidikan. Kebijakan ini diambil oleh
kementerian Pendidikan dan Kebudayaa setelah berbagai upaya yang dilakukan selama ini
ternyata belum mebuahkan hasil yang maksimal.

Perubahan penilaian terhadap sekolah yang selama ini mengacu pada hasil UN dan persentase
kelulusan akan ditambah dengan capaian indeks integritas sekolah. Anggapan bahwa sekolah
yang berkwalitas adalah sekolah yang rata-rata ujian nasional dan persentase kelulusan tinggi
mulai tahun ini dianggap belum cukup jika ternyata indeks integritasnya rendah.

Upaya ini diharapakan mampu menghentikan praktik-praktik kecurangan sekaligus memacu


sekolah- sekolah untuk mendapatkan indeks integritas yang tinggi. Indeks integritas yang tinggi
akan memberikan kepercayaan dari publik terhadap sekolah tersebut, sebaliknya jika indeks
integritasnya rendah maka sekolah akan ditinggalkan oleh publik.

Selain itu, sekolah dengan indeks integritas yang rendah tentu akan memberikan gambaran yang
negatip terhadap seluruh pengelolaan di sekolah tersebut. Indeks integritas yang dimiliki oleh
sekolah- sekolah di lingkup kabupaten/ kota akan menentukan capaian indeks integritas
kabupaten/ kota demikian sampai ke tingkat provinsi..

Saat ini, institusi pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi misalnya perguruan tinggi ternyata
sangat mendukung kebijakan baru yang diambil oleh Mendikbud. Bahkan beberapa universitas
di Jawa Tengah akan menggunakan indeks integritas sekolah sebagai pertimbangan dalam
penerimaan mahasiswa baru. Langkah yang diambil oleh beberapa uninversitas tersebut
diharapkan menjadi contoh bagi institusi pendidikan yang lain dalam penerimaan mahasiswa
atau siswa baru.

Harapan Pemerintah
Sudah saatnya sekolah berupaya untuk memperoleh hasil UN yang tinggi disertai dengan indeks
integritas yang tinggi pula. Saat ini, indeks integritas hanya diukur pada saat berlangsungnya UN
tetapi menyiapkan peserta didik yang jujur harus dilakukakan setiap hari. Dinas Pendidikan
Kabupaten dan Kota diharapkan juga memberi dorongan kepada sekolah untuk mengelola
sekolah berlandaskan kejujuran.

Usaha-usaha untuk membentuk karakter jujur pada peserta didik di sekolah saat ini baru sebatas
rancangan. Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) unsur karakter salah satunya jujur
sudah dimaksukkan. Demikian juga pada rancangan penilaian akhlak mulia kejujuran merupakan
salah satu dimensinya. Namun, semua rencana tersebut sangat lemah dalam implementasinya
sehingga belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan.

Upaya penegakan kejujuran di sekolah juga sering dilanggar oleh kebijakan sekolah itu sendiri
terutama yang menyangkut hasil penilaian. Demi meluluskan peserta didiknya sering aspek
kejujuran diabaikan misalnya saat pengolahan Nilai Sekolah(NS). Ketidakjujuran itu akan
nampak dari perbedaan yang terlalu jauh antara nilai ujian sekolah dengan nilai ujian
nasionalnya.

Saat ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberi keleluasaan pada sekolah untuk
menentukan kriteria kelulusan bagi peserta didiknya, saatnya pula sekolah menegakkan
kejujuran dalam segala aspek. (Kontak person : 085740681345. Email: :
editakariyanto@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai